Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Trombositopenia adalah kondisi dimana seseorang mempunyai sedikit
trombosit yang bersirkulasi di-darah atau adanya penurunan jumlah trombosit
dalam darah perifer . Hal ini disebabkan karena trombosit tidak / kurang
diproduksi sum-sum tulang atau karena kerusakan trombosit pada sirkulasi
darah. Trombositopenia merupakan keadaan dimana trombosit kurang dari
normal, di bawah 100.000 mm3. Keadaan trombositopenia menyebabkan
perdarahan spontan jika jumlah trombosit kurang dari 20.000 mm3.

B. Faktor Resiko
C. ETIOLOGI
Penyebab trombositopenia dapat dibagi menjadi tiga kategori:
1. Gangguan Produksi
Penyebab trombositopenia antara lain bisa disebabkan karena
sumsum tulang menghasilkan sedikit trombosit. Hal ini biasa terjadi pada
penderita leukemia,anemia aplastik, pemakaian alkohol yang berlebihan,dan
kelainan sumsum tulang. Beberapa infeksi virus dapat menyebabkan jumlah
trombosit yang rendah dengan mempengaruhi sumsum tulang, misalnya
parvovirus, rubella, gondok, varicella, hepatitis C, dan HIV. Penyebab lainnya
trombositopenia akibat gangguan produksi trombosit sumsum tulang meliputi:
toksisitas alkohol jangka panjang dari penyalahgunaan alkohol; leukemia dan
limfoma, kanker yang menyerang sumsum tulang, dan kekurangan vitamin
B12.
2. Peningkatan penghancuran trombosit
Perusakan plateletyang meningkat dapat menyebabkan
trombositopenia oleh mekanisme imunologi dan non-imunologi. Penyebab
imunologi trombositopenia dapat disebabkan oleh:
3. Obat tertentu (antibiotik sulfonamide, carbamazepine, digoxin, kina,
quinidine, reaksi transfusi, dan gangguan rheumatologic (lupus eritematosus
sistemik).
4. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) adalah trombositopenia imunologi
di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang trombosit yang
beredar (autoimun). ITP biasanya kronis (lama) pada orang dewasa dan akut
pada anak-anak.
5. Heparin-induced trombositopenia (HIT) adalah penghancuran imunologis
trombosit oleh penggunaan heparin dan obat-obatan terkait.
Proses trombositopeni non-imunologi konsumtif meliputi infeksi berat
atau sepsis, irregularitas permukaan pembuluh darah (vasculitis, katup
jantung buatan), atau, jarang terjadi, koagulasi intravaskular diseminata atau
DIC (komplikasi serius dari infeksi biasa, trauma, luka bakar, atau
kehamilan).
6. Absorbsi Limpa
Absorbsi limpa terjadi ketika limpa membesar (misalnya, karena
sirosis hati atau beberapa jenis leukemia) dan menangkap trombosit dari
sirkulasi lebih dari biasanya. Hal ini bisa mengakibatkan trombositopenia.

TANDA DAN GEJALA

 Banyak pasien yang menderita Trombositopenia tanpa gejala


 Adanya petekhie pada ekstermitas dan tubuh
 Menstruasi yang banyak
 Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
 Muntah darah dan batuk darah
 Perdarahan Gastro Intestinal
 Adanya darah dalam urin dan fesesPerdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP.
A. Manifestasi Klinis

a. <100.000/μL
b. Diatesis hemoragik yang merupakan akibat yang timbul karena kelainan faal
hemostasis yaitu kelainan patologik pada dinding pembuluh darah mengakibatkan:
- Simple easy bruising (mudah memar)
- Purpura senilis, karena atrofi jaringan penyangga pembuluh darah kulit terlihat
terutama pada aspek dorsal lengan bawah atau tangan.
- Purpura steroid, karena terpai steroid yang mengakibatkan atrofi jaringan ikat
penyangga kapiler bawah kulit sehingga pembuluh darah mudah pecah.
- Scurvy, yaitu terjadi pada defisiensi vitamin C, zat intersel yang tidak sempurna
dapat menyebabkan petechie perifolikular, memar, dan perdarahan mukosa
c. Ditemukan adanya petechie, yaitu perdarahan yang halus terjadi di bawah kulit yang
akan manifes dengan gesekan yang lemah. Petechie timbul sebab jumlah trombosit
yang ada tidak mencukupi untuk membuat sumbat trombosit dan karena penurunan
resistensi kapiler darah.
- Mudah atau memar yang berlebihan
- Pendarahan dari luka yang berkepanjangan
- Pendarahan spontan dari gusi atau hidung
- Ada darah dalam air seni atau kotoran
- Menstruasi berat
- Adanya darah dalam urin dan feses
- Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP.
Komplikasi
- Syock hipovolemik
- Penurunan curah jantung
- Purpura, ekimosis, dan petekie
PATOFISIOLOGI

Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8 – 10 hari. Oleh karena
faktor tertentu seperti Autoimun (suatu kelainan  pada sistem imun yang disebabkan
oleh produksi antibody yang menyerang trombisit, sehingga jumlah trombosit
menjadi sangat rendah, selain itu trombosit yang dihasilkan mudah sekali pecah
atau lisis), maka akan terjadi kerusakan trombosit. Sehingga masa hidupnya
berkurang menjadi 1 – 3 hari atau kurang. Keadaan ini yang kemudian menimbulkan
berkurangnya trombosit dalam sirkulasi darah(TROMBOSITOPENIA)

PATHWAY

Gangguan Produksi dan Peningkatan penghancuran


trombosit

TROMBOSITOPENIA

Menstruasi yang banyak Adanya purpura a. jumlah


atau perdarahan trombosit ↓
kulit pada b. fungsi organ
Perdarahan pada
ekstermitas dan c. inflamasi organ
mukosa, mulut, hidung,
tubuh
dan gusi

Kerusakan integritas Nyeri


kulit
Resiko tinggi
perdarahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

TES DIAGNOSTIC
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah yaitu : 
a) Darah rutin(Hematologi Rutin) seperti:
 Eritrosit (RBC) : mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi dalam
transport oksigen ke tubuh. Normal : (male : 4.5-6,5 x 10^12/L dan female : 3.9 - 5.6
x 10^12/L)
 Hemoglobin -Hb- (HGB) : menentukan konsentrasi Hb (protein dalam eritrosit yang
berfungsi membawa oksigen ke tubuh) pada kompoenn darah. Normal (male
: 12.5-16.5 x 10^9 /L dan female: 11.5-15.5 x 10^9 /L)
 Leukosit(WBC) : mengetahui kelainan sel darah putih. Normal ( adults: 4000-
10000 /UL dan children : 5000-15000 /UL)
 Trombosit (PLT) : melihat bagaimana kondisi keping-keping darah apakah
mengalami gangguan pembekuan darah atau idak, pemantauan dan evaluasi
perdarahan. Normal (150.000-450.000/UL)
 Hematrokit (HCT) : berguna menentukan keadaan anemia, kehilangan darah.
Normal (male : 40-54%, female : 36-47% dan children : 32-42%)
 Laju Endap Darah (LED) : mengukur laju pengendapan (dalam mm/jam) dari eritrosit
pada suatu kolom darah yang diberi antikoagulan. LED meningkat yaitu
menunjukkan meningkatnya kadar imunogloblin atau protein akut dan merupakan
penanda nonspesifik dari adanya radang atau infeksi.
 Bleedding time memanjang dengan waktu pembekuan normal
b) BMP
Biopsi Bone Marrow (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah dilakukan sampai
pemberian obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek kebaikan pada
pasien, jadi untuk mengetahui penyakit di dalam tubuhnya yaitu memeriksa bone
marrow (pengambilan cairan sumsum tulang belakang) karena dicurigai ada
penyakit lain selain ITP.

PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan trombositopenia biasanya adalah mengobati penyakit yang


mendasarinya. Apabila terjadi gangguan produksi trombosit, maka transfusi
trombosit dapat menaikan angka trombosit dan menghentikan perdarahan atau
mencegah perdarahan intracranial. Apabila terjadi penghancuran trombosit yang
eksesif, trombosit yang ditransfusikan juga akan dihancurkandan tidak akan
menaikan angka trombosit

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Skenario
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun, tubuhnya muncul bintik – bintik
kemerahan ditangan dan di kaki, lebam dibadannya tanpa ada trauma pukulan,
mimisan, lemas, dan pusing. Kemudian anak A dibawa ke RS Tugurejo, TD : 116/90
mmHg, suhu 37,1oc, RR 20x/menit, nadi 98x/menit. Apa yang harus dilakukan
perawat untuk menangani kasus tersebut?

F.019/SOP/018-023/AKD

FORM PENGKAJIAN
(AREA PRAKTIK RUMAH SAKIT)

Unit : Tanggal Pengkajian : 10


Januari 2019
Ruang/Kamar: Waktu Pengkajian :
14.30 WIB
Tgl. Masuk : 10 Januari 2019 Auto Anamnese dan Allo
Anamnese
Jam : 08.00 WIB

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama : An. A
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan :-
Agama/Suku :Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Alamat Rumah :Semarang
Dx. Medik : ITP
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. Y
Alamat : Semarang
Hubungan dgn pasien : Ayah

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : An.A mengatakan badannya lemas dan kepala pusing
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluarga An.A mengatakan awalnya An.A tidak mengeluh apapun. An. A melakukan
kegiatan seperti biasa tiba-tiba 2 hari sebelum masuk rumah sakit badan An.A
muncul bintik-bintik kemerahan di tangan dan kaki muncul lebam di badannya tanpa
ada trauma pukulan, sempat mimisan ketika dirumah. An.A merasa lemas dan
pusing. Kemudian An. A pada tanggal 10 Januari 2019 dibawa ke RS Tugurejo
untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Di IGD An.A diberi infus RL 25tpm,
ranitidine 1 amp.
3. Riwayat Kesehatan Lalu :
Keluarga An. A mengatakan sudah pernah masuk RS 1x sebelumnya
karena demam,tidak ada alergi obat, imunisasi lengkap
Riwayat kehamilan dan kelahiran
- prenatal : baik, gizinya terpenuhi
- intranatal : persalinan normal, tanpa ada komplikasi saat melahirkan
- postnatal : kondisi baik, tidak ikterik
4. Riwayat Kesehatan Keluarga: Keluarga pasien mengatakan dikeluarga tidak ada
penyakit munurun ataupun menular.
GENOGRAM (Tiga generasi)

Keterangan :
: Laki – Laki

: Perempuan
: Tinggal Satu Rumah

: Pasien

: Meninggal

II. PEMERIKSAAN FISIK


A. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran : Compos Mentis, GCS total : 15
2. Tekanan Darah : 116/ 90 mmHg
3. Suhu : 37, 1 ˚C
4. Pernapasan : 20x/menit
5. Nadi :98 kali per menit

B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas : 23.5 cm
2. Tinggi Badan :145 cm Berat Badan : 43,4 kg
3. I.M.T (Indeks Massa Tubuh) : 20,6 kg/m2
4. Z Score:
Kesimpulan

C. PEMERIKSAAN FISIK(head to toe)


1. Kepala : mesocephal, rambut bersih, warna hitam
2. Mata :konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mata
tidak cekung
3. Hidung : bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada
pernafasan cuping hidung
4. Telinga : telinga simetris, tidak ada serumen
5. Mulut : rongga mulut bersih, gigi lengkap, gusi tidak ada
perdarahan
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Thorax (Paru-paru) :
- Inspeksi : pengembangan dada kanan kiri sama,
terdapat memar
- Palpasi : vocal fremitus sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
8. Jantung:
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba di ics 5 mid
klavikula sinistra
- Perkusi : tidak ada pembesaran lapang jantung
- Auskultasi : terdapat BJ1 dan BJ2, tidak ada bunyi
jantung tambahan
9. Abdomen:
- Inspeksi : terdapat luka seperti memar di daerah
abdomen
- Auskultasi : bising usus 12x/menit
- Palpasi : ada nyeri tekan, tidak teraba massa, ti
dak teraba pembasaran pada setiap kuadra
n
- Perkusi : bunyi timpani di setiap kuadran
10. Ekstremitas : tidak ada lesi, terdapat bintik-bintik
merah di kaki dan tangan, turgor kulit lembab, capilary refil < 3 detik, kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pasien jika sakit hanya demam, batuk, pilek, tidak mengalami gangguan
tumbuh kembang, jika sakit pasien periksa di klinik. Saat dilakukan tindakan
keperawatan pasien kooperatif dan lebih banyak diam.

B. POLA NUTRISI METABOLIK


Di rumah : pasien mengatakan jika dirumah makan teratur 3x sehari, tidak ada
pantangan/alergi makanan
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan di RS makan sedikit, kadang
tidak mau makan, makan hanya 2 sendok
A : TB=145 cm BB=43.4 kg IMT = 20,6 kg/m2
B : HB= 14,60 g/dL
Ht= 42,80 %
Lekosit= 0,95 10^g/L
Trombosit= L 6 10^g/L
C : turgor kulit lembab, terdapat hematom di dada dan abdomen
D : nasi tim

C. POLA ELIMINASI
Di rumah : keluarga pasien mengatakan pasien BAB 2 hari 1x dengan
konsistensi lunak, warna kuning, bau khas, BAK 5-6x/hari
Di Rumah Sakit : belum bisa BAB, BAK 5-6x/hari

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


Di rumah : pasien mengatakan aktivitas selama sekolah, bermain bola dengan
teman- temannya
Di Rumah Sakit: pasien mengatakan selama di rumah sakit dibantu oleh
keluarganya dalam melakukan berbagai aktivitas.
Tingkat Ketergantungan Pasien
Aktivitas Tingkat Ketergantungan
Makan/minum 3
Eliminasi 3
Mandi 3
Mobilitas 2
Berpakaian 3
Aktivitas harian 2

IV. POLA ITE. POL E

A. ISTIRAHAT TIDUR
Di rumah : keluarga pasien mengatakan tidur 6-7 jam, tidur malam mulai pukul
20.00 WIB
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan pasien tidak mengalami gangguan
tidur

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF


Di rumah : keluarga pasien mengatakan pasien tidak menggunakan kaca mata,
tidak menggunakan alat bantu dengar
Di Rumah Sakit : pasien mengatakan perutnya sakit
P : ketika sedang tidak melakukan aktivitas
Q : seperti tertekan
R: perut
S:4
T : hilang timbul
Pasien menahan sakit, terdapat nyeri tekan di abdomen kuadran I
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
Di rumah : keluarga pasien mengatakan pasien anak perempuan yang baik dan
penurur
Di Rumah Sakit: pasien mengatakan sedih ketika dirumah sakit karena tidak
bisa bermain dengan teman-temannya

H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN


Di rumah : ibu pasien mengatakan pasien merupakan anak kandungnya yang
pertama, dan pasien menyayangi adiknya
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan pasien berhubungan baik
dengan keluarga, perawat, dokter dan temannya yang menjenguk

I. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
Di rumah : tidak ada masalah pada organ reproduksi
Di Rumah Sakit : organ reproduksi normal

J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


Di rumah : keluarga pasien mengatakan jika pasien ada masalah di sekolah
maupun dengan teman, selalu bercerita dengan ibu atau ayahnya
Di Rumah Sakit : pasien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


Di rumah : pasien mengatakan beragama islam dan melaksanakan sholat
Di Rumah Sakit : pasien selalu berdoa untuk kesembuhannya

DATA PENUNJANG
a. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium tanggal: 10 Januari 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Lekosit L 0,95 10^g/L 6,0-17,5
Eritrosit 5,39 10^g/L 4,0-6,0
Hemoglobin 14,60 g/dL 10,5-13,5
Hematokrit 42,80 % 32,0-44,0
Trombosit L 6 10^g/L 150,0-400,0

b. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2019
Pemeriksaan USG- abdomen
Kesan : sonografi abdomen dalam batas normal, tidak ditemukan efusi maupun
asites

c. PEMERIKSAAN EKG
-

d. TERAPI
No Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi
1. RL 25tpm IV Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
2. NaCl 0,9% 20tpm IV Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
3. Dexametason 3x1/2 mg IV Kortikosteroid
4. Ranitidin 3x1/2mg IV Menurunkan produksi asam
lambung
5. Ulsafat 3x1/2mg IV Menyembuhkan tukak
lambung

ANALISA DATA
NO HARI, TGL DATA ETIOLOGI MASALAH TTD,
NAMA
1. Kamis, 10 DS: pasien mengatakan Koagulopati Risiko tinggi
Januari badan lemas, badan inheren pendarahan
2019 muncul bintik-bintik (Trombositop
merah, sempat mimmisan eni)
ketika dirumah

DO: bintik merah ada di


kaki dan tangan
Trombosit= L 6 10^g/L
Lekosit= 0,95 10^g/L
HB= 14,60 g/dL
Ht= 42,80 %

2. Kamis, 10 DS : pasien mengatakan Agen cedera Nyeri akut


Januari perut sakit biologis
2019 P : ketika sedang tidak
melakukan aktivitas
Q : seperti tertekan
R: perut kuadran I
S:4
T : hilang timbul

DO : pasien tampak
menahan nyeri

3. Kamis, 10 DS : keluarga pasien Kondisi Kerusakan


Januari mengatakan di bagian gangguan integritas kulit
2019 dada dan perut terdapat metabolik
memar berwarna merah
gelap

DO : warna kulit merah


gelap di daerah dada dan
perut, turgor kulit lembab,
TD : 116/ 90 mmHg
S : 37, 1 ˚C
N :98 x/mnt

DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas Masalah)

NO DK DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi pendarahan berhubungan dengan koagulopati inheren
(Trombositopeni)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan metabolik
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUUAN INTERVENSI TTD,
NAMA
1. Risiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. catat nilai HB, HT, dan
pendarahan keperawatan 3x24 jam trombosit
diharapkan masalah risiko 2. Lindungi pasien dari
tinggi pendarahan dapat trauma yang dapat
teratasi dengan menyebabkan
KH : pendarahan
- tidak ada bintik merah 3. Kolaborasi dalam
- trombosit pada jumlah bentuk plasma darah
normal
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. observasi nyeri
keperawatan 1x24 jam 2. Monitor ttv
diharapkan masalah nyeri 3. Ajarkan teknik relaksasi
akut dapat teratasi dengan nafas dalam / kompres air
KH : hangat
- skala nyeri berkurang dari 4. Kolaborasi pemberian
4 menjadi 1 analgetik
- pasien mampu mengontrol
nyeri
3. Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. monitor kulit adanya
kulit keperawatan 3x24 jam kemerahan
diharapkan masalah 2. Monitor status nutrisi
kerusakan integritas kulit 3. Anjurkan pasien
dapat teratasi dengan menggunakan pakaian
KH : yang longgar
- memar menghilang 4. Kolaborasi dengan tim
- integritas kulit yang baik medis pemberian obat.
bisa dipertahankan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Trombositpenia adalah kondisi dimana seseorang mempunyai sedikit trombosit
yangbersirkulasi di-darah atau adanya penurunan jumlah trombosit dalam darah
perifer. Trombositopenia merupakan keadaan dimana trombosit kurang dari normal,
di bawah 100.000 mm3.

B. Saran
Dengan dibuatnya Makalah tentang Trombositpenia teman-teman mahasiswa
Tingkat II keperawatan dapat memahami apa itu Trombositpenia dan dapat
menjelaskan kepada orang lain yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

A.V Hovbrand. 2009. Haematologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC Edisi 4: Jakarta.

Brunner dan Sudart. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.

Prie Sylvia dan Wilson lorraine. 2012. Pathofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC
: Jakarta.

Taylor M Chyntia dan Ralph Sheila. 2010. Diagnosa Keperawatan Dengan Rencana
Asuhan.Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Waterbury Larry. 2010. Haematologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC edisi 3 :


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai