Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIABETIK FOOT


DI RUANGAN DAHLIA RSUD DR.DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

Disusun Oleh :

Kristanti Monika Sari PO.62.20.1.16.150


Elia Suci Mayasari PO.62.20.1.16.135
Selestia Rahmah PO.62.20.1.16.160
Ratih Emasia Putri PO.62.20.1.16.156
Eko Apriyanto PO.62.20.1.16.134
Bertha Silvia Juniasi PO.62.20.1.16.124
Tria Wulandari PO.62.20.1.16.164
Evi Salawati PO.62.20.1.16.139

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

2019

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat, karunianya dan kekuatan kepada penulis sehingga Laporan Kasus
yang berjudul

”Asuhan Keperawatan Diabetik Foot di Ruangan Dahlia RSUD Dr.Doris Sylvanus


Palangka Raya“ .

Laporan ini disusun bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa dalam belajar sebuah pemahaman tentang Asuhan Keperawatan.

Dalam penulisan Laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baikpada teknis penulisan maupun materi. Dengan demikian kritik dan saran dari semua
pihak sangat membantu penulis yang di harapkan demi penyempurnaan pembuatan
Laporan ini.

Dengan demikian, semoga dengan mempelajari Laporan ini, mahasiswa akan mampu
menghadapi masalah atau kesulitan yang timbul dalam belajar tentang Asuhan
Keperawatan.

Palangka raya, 09 Januari 2019

Penulis (Kelompok VI)

iv
DAFTAR ISI

Halaman Depan ................................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................................ ii
Kata Pengantar .................................................................................................. iii
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN ............................................................. 1
1. DEFINISI ............................................................................................... 1
2. ETIOLOGI ............................................................................................. 1
3. TANDA DAN GEJALA ........................................................................ 2
4. DAFTAR MASALAH, POHON MASALAH, DIAGNOSA
KEPERAWATAN ................................................................................. 2
5. PATOFISIOLOGI .................................................................................. 4
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................... 5
1. PENGKAJIAN ....................................................................................... 5
2. ANALISA DATA .................................................................................. 22
3. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN .......................................... 23
4. RENCANA KEPERAWATAN ............................................................. 24
5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN ................................................... 26
6. CATATAN PERKEMBANGAN .......................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin akibat defek dalam sekresi dan kerja
insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin relatif atau absolut dimana
tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin atau insulin yang dikeluarkan resisten
sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
komplikasi kronik pada sistem tubuh.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis defisiensi atau resistensi insulin absolute
atau relative yang ditandai dengan gangguan metabolism karbohidrat,protein,lemak
(Billota,2012). Sedangkan menurut Arisman dan soegondo Diabetes mellitus adalah
suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang di sebabkan adanya
peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun
relative (Arisman dan soegondo,2012).

Diabetic foot (kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus, merupakan suatu penyakit pada
penderita diabetes bagian kaki. Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti
penderitadiabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya
kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa
sakit pun berkurang. (Misnadiarly 2010).

Kaki diabetik merupakan gambaran secara umum dari kelainan tungkai


bawahsecara menyeluruh pada penderita diabetes melitus yang diawali dengan
adanya lesi hinggaterbentuknya ulkus berupa luka terbuka pada permukaan kulit
yang dapat disertai adanyakematian jaringan setempat yang sering disebut
dengan ulkus diabetik karena adanyakomplikasi makroangiopati sehingga terjadi
vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebihlanjut terdapat luka pada penderita
yang sering tidak dirasakan dan dapat berkembangmenjadi infeksi disebabkan
oleh bakteri aerob maupun anaerob yang pada tahapselanjutnya dapat
dikategorikan dalam gangren yang pada penderita diabetes melitusdisebut dengan
gangren diabetik.(Wagner, 2013).

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan banyaknya kasus dan pentingnya penanganan penyakit diabetes mellitus,
rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan
diabetes mellitus dan diabetic foot
C. Tujuan

1) Tujuan Umum

Mampu mengetahui dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan


diabetes mellitus sesuai standar keperawatan.
2) Tujuan Khusus

a) Mengetahui pengkajian pada pasien dengan diabetes mellitus dan diabetic foot
beserta keluarganya.

b) Mampu menganalisa data pada pasien dengan diabetes mellitus dan diabetic foot

c) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada pasien diabetes mellitus dan


diabetic foot .

d) Mampu mengetahui penyusunan perencanaan keperawatan pada pasien diabetes


mellitus dan diabetic foot.

e) Mampu melaksanakan implementasi pada pasien dengan diabetes mellitus dan


dia Mengetahui evaluasi pada pasien dengan diabetes mellitus dan diabetic foot.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
1. Diabetes Miletus
Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin akibat defek dalam sekresi
dan kerja insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin relatif atau
absolut dimana tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin atau insulin yang
dikeluarkan resisten sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada sistem tubuh.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis defisiensi atau resistensi
insulin absolute atau relative yang ditandai dengan gangguan metabolism
karbohidrat,protein,lemak (Billota,2012). Sedangkan menurut Arisman dan
soegondo Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang di sebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolute maupun relative (Arisman dan soegondo,2012).
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang memerlukan perawatan
medis berkelanjutan dan pendidikan pengelolaan diri pasien secara terus-menerus
serta dukungan untuk mencegah komplikasi akut dan untuk mengurangi risiko
komplikasi jangka panjang (ADA, 2013).

2. Diabetik Foot
Kaki diabetik adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat
dalam yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada
tungkai bawah, selain itu ada juga yang mendefinisikan sebagai kelainan tungkai
kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali dengan baik yang
disebabkan oleh gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan infeksi.

Diabetic foot (kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus, merupakan suatu penyakit pada
penderita diabetes bagian kaki. Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti
penderitadiabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya
kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa
sakit pun berkurang. (Misnadiarly 2010).

3
Kaki diabetik merupakan gambaran secara umum dari kelainan tungkai
bawahsecara menyeluruh pada penderita diabetes melitus yang diawali dengan
adanya lesi hinggaterbentuknya ulkus berupa luka terbuka pada permukaan kulit
yang dapat disertai adanyakematian jaringan setempat yang sering disebut
dengan ulkus diabetik karena adanyakomplikasi makroangiopati sehingga terjadi
vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebihlanjut terdapat luka pada penderita
yang sering tidak dirasakan dan dapat berkembangmenjadi infeksi disebabkan
oleh bakteri aerob maupun anaerob yang pada tahapselanjutnya dapat
dikategorikan dalam gangren yang pada penderita diabetes melitusdisebut dengan
gangren diabetik.(Wagner, 2013).

Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam

yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada

tungkai bawah (Decroli E, 2012). Tiga faktor penyebab utama masalah

diabetic foot adalah neuropati, buruknya sirkulasi dan menurunnya

resistensi terhadap infeksi (Maryunani, 2013).

Diabetic foot (kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakankomplikasi kronik diabetes mellitus, merupakan suatu penyakit pada
penderita diabetes bagian kaki.Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti
penderitadiabetes adalah kaki diabetik.Komplikasi ini terjadi karena terjadinya
kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa
sakit pun berkurang.(Misnadiarly 2012).

Kaki diabetik merupakan gambaran secara umum dari kelainan tungkai


bawahsecara menyeluruh pada penderita diabetes melitus yang diawali dengan
adanya lesi hinggaterbentuknya ulkus berupa luka terbuka pada permukaan kulit
yang dapat disertai adanyakematian jaringan setempat yang sering disebut
dengan ulkus diabetik karena adanyakomplikasi makroangiopati sehingga terjadi
vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebihlanjut terdapat luka pada penderita
yang sering tidak dirasakan dan dapat berkembangmenjadi infeksi disebabkan
oleh bakteri aerob maupun anaerob yang pada tahapselanjutnya dapat

4
dikategorikan dalam gangren yang pada penderita diabetes melitusdisebut dengan
gangren diabetik.(Wagner, 2009)

Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam

yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada

tungkai bawah (Decroli E, 2008). Tiga faktor penyebab utama masalah

diabetic foot adalah neuropati, buruknya sirkulasi dan menurunnya

resistensi terhadap infeksi (Maryunani, 2013).

A. ETIOLOGI
Penyebab utama tejadinya Diabetik Foot (DF) adalah angiopati, neuropati, dan
infeksi. Neuropati merupakan faktor penting terjadinya DF. Adanya neuropati perifer
akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan
sensorik akan menyebabkan hilang hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki,
sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan ulkus pada kaki.
Gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi kaki, sehingga merubah
titik tumpu yang menyebabkan ulserasi pada kaki pasien. Angiopati akan
menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada
pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit tungkainya
sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.
Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa: ujung kaki
terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila
dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan
asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit
sembuh. Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai DF akibat
berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi
berpengaruh terhadap penyembuhan atau pengobatan dari pasien Diabetic Foot.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Sering kesemutan/gringgingan (asimptomatis)
2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil)

5
3. Nyeri saat istirahat
4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus)
5. Adanya kalus di telapak kaki
6. Kulit kaki kering dan pecah-pecah

C. DAFTAR MASALAH, POHON MASALAH, DAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN
1. Daftar Masalah
a. Nyeri Akut
b. Gangguan Pola Tidur

2. Pohon Masalah

3.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan.

6
D. PATOFISIOLOGI
Terjadinya masalah pada kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM
yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Diabetes
seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang menghambat sirkulasi darah. Dalam
kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar arteri yang sering menyebabkan penurunan
sirkulasi yang signifikan di bagian bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut
berperan terhadap timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi
yang disuplai ke kulit maupun jaringan lain, akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari
tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi
nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan tindakan amputasi.
Angiopati diabetes disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, metabolik dan
faktor risiko yang lain. Kadar glukosa yang tinggi (hiperglikemia) ternyata mempunyai
dampak negatif yang luas bukan hanya terhadap metabolisme karbohidrat, tetapi juga
terhadap metabolisme protein dan lemak yang dapat menimbulkan pengapuran dan
penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), akibatnya terjadi gaangguan peredaran
pembuluh darah besar dan kecil., yang mengakibatkan sirkulasi darah yang kurang baik,
pemberian makanan dan oksigenasi kurang dan mudah terjadi penyumbatan aliran darah
terutama derah kaki.
Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan
untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat
berkembang menjadi luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat
adanya insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi
komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi.
Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita diabetes
lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah putih ‘memakan’ dan
membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Karena
kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob.
Hal ini karena plasma darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik mempunyai
kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya,
nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman
anaerob berkembang biak

7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA Ny. R DENGAN DIAGNOSA DIABETIK FOOT
DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Usia : 39 tahun
Alamat : Jl. Bukit Raya IV Palangka Raya
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No.RM : 09.77.XX
Tgl. Masuk : 22 November 2018
Tgl. Pengkajian : 26 November 2018

b. Identitas Penanggung Jawab Klien


Nama : Ny. K
Status : Adik Kandung
Alamat : Jln. Rajawali II, Palangka Raya
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT

Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga

8
2. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama : Nyeri pada kaki sebelah kiri (luka post operasi)
b. Lama keluhan : ± 1 minggu
c. Kualitas keluhan : Seperti tertusuk-tusuk
d. Faktor Pencetus : Terinjak arang api
e. Faktor Pemberat : Luka post operasi
f. Upaya yang telah dilakukan : Tindakan operasi (Debridement)
g. Diagnosis Medis : Diabetic Foot

3. Riwayat Kesehatan Saat ini


a. Saat MRS
Klien mengatakan sebelumnya berobat ke RS Bhayangkara, karena
terdapat luka di kaki sebelah kiri akibat terinjak bara/arang api. Dari RS
Bhayangkara klien dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus, klien berobat ke RSUD
Dr. Doris Sylvanus melalui poli bedah dan dari poli bedah klien disarankan
rawat inap dan dianjurkan untuk melakukan tindakan operasi pada kaki
sebelah kiri. Jenis tindakan operasi (Debridement.

b. Saat Pengkajian
Klien mengatakan nyeri post operasi (P), Nyeri seperti tertusuk-tusuk
(Q), Nyeri pada kaki sebelah kiri (R), Skala nyeri 6 (S), Nyeri hilang
timbul/sewaktu-waktu (T).

4. Riwayat Kesehatan Terdahulu


a. Penyakit yang pernah dialami
1) Kecelakaan (jenis & waktu)
Tidak ada
2) Operasi (jenis & waktu)
Akhir November tahun 2017 (Debridement)
3) Penyakit
- Kronis : DM (± 6 tahun)
- Akut : Tidak ada
4) Terakhir masuk RS : November tahun 2017

9
b. Alergi (obat, makanan, dll)
Tipe Reaksi Tindakan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada

c. Imunisasi
( √ ) BCG ( √ ) Hepatitis ( √ ) Campak
( √ ) Polio ( √ ) DPT ( √ ) ………...

d. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Kopi Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Alcohol Tidak ada Tidak ada Tidak ada

e. Obat-Obat Yang Digunakan

Jenis Lamanya Dosis

Tidak ada Tidak ada Tidak ada

5. Riwayat Keluarga
Genogram

10
Keterangan :

: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Hubungan Keluarga

6. Riwayat Lingkungan

Jenis Rumah Pekerjaan

Kebersihan Bersih -

Bahaya Kecelakaan Tidak Ada -

Polusi Tidak Ada -

Ventilasi Rumah Berventilasi -

Pencahayaan Cukup Pencahayaan -

7. Pola Aktivitas Latihan

Di Rumah (skor) Di RS (skor)

Makan / minum 0 0

Mandi 0 0 (Mandiri menyeka di TT)

Berpakaian/ dandan 0 0

Toileting 0 0

11
Mobilitas di TT 0 0

Berpindah 0 0

Berjalan 0 0

Naik Tangga 0 -

Pemberian skor :

0 = Mandiri

1 = Alat bantu (tongkat/splint/brace/kursi roda/walker/pispot/lain-lain….

2 = Dibantu orang lain

3 = Dibantu orang lain

4 = Tidak mampu

8. Pola Eliminasi

Jenis Di Rumah Di RS

BAB Frekuensi / pola 1 X Sehari 1X sehari

Konsistensi Padat Lembek

Warna dan Bau Kecoklatan/ Khas Feses Kecoklatan

Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada

Upaya Mengatasi - -

BAK Frekuensi / pola + 6 kali/hari +6 kali/ hari

Konsistensi - -

Warna dan Bau Kekuningan/Khas Amoniak Kekuningan

12
Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada

Upaya Mengatasi - -

9. Pola Istirahat – Tidur

Jenis Di Rumah Di RS

Tidur Lamanya jam …sd… +2 jam + 1 jam

Siang Kenyamanan setelah tidur Merasa nyaman

Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak Ada

Upaya yang dilakukan - -

Tidur Lamanya jam …sd… + 8 jam + 5 jam

Malam Kenyamanan setelah tidur Merasa nyaman

Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada

Upaya yang dilakukan -

10. Pola Kebersihan Diri

Jenis Di Rumah Di RS

Mandi Frekuensi 3x sehari 2X sehari ( diseka)

Penggunaan Sabun Secukupnya Secukupnya

Kesulitan Kesuliatan karena terdapat luka dikaki

Upaya yang Dilakukan Tidak Ada Tidak Ada

Keramas Frekuensi 1x sehari Tidak ada keramas

13
Penggunaan Sampo Secukupnya Secukupnya

Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada

Upaya yang Dilakukan Tidak Ada Tidak Ada

Sikat Frekuensi 3x sehari 2x sehari

Gigi Penggunaan pasta gigi Secukupnya Secukupnya

Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada

Upaya yang Dilakukan Tidak Ada Tidak Ada

11. Pola Toleransi – Koping Stres

- Pengambila keputusan : Klien dan Suami Klien

- Masalah Utama Terkait : Tidak Ada

Perawatan di RS / Penyakit

(biaya dll)

- Upaya yang dilakukan : -

- Harapan setelah perubahan : Klien berharap agar cepat sembuh

Yang dirasa setelah sakit

Pola Peran – Hubungan

Peran dalam Keluarga : Sebagai Istri dan Seorang Ibu

Sistem Pendukung : Suami dan anak

Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada

Masalah tentang peran/ : () Hubungan dengan orang tua

Hubungan dengan : ()Hubungan dengan sanak saudara

Keluarga selama () Hubungan dengan pasangan

14
Perawatan di RS () Hubungan dengan anak

() Lain-lain sebutkan…

Masalah hubungan : Tidak ada masalah dengan keluarga

Dengan keluarga selama

Perawtan di RS

Upaya yang dilakukan : Tidak ada

12. Pola Komunikasi

Bicara ( ) Normal ( ) Bahasa Utama

( ) Tidak jelas ( ) Bahasa Daerah

( ) Bicara berputar putar ( )Rentang Perhatian

( ) Mampu mengerti pembicaraan ( ) Afek

Orang lain

Tempat Tinggal ( ) Sendiri

( )Kos/Asrama

( )Bersama orang lain,yaitu…………………….

Kehidupan Keluarga Adat istiadat yang dianut

Pantangan adat dan agama yang dianut………….

Penghasilan keluarga :

( ) <Rp.250.000 ( ) Rp.1 Juta-1.5 Juta

( ) < Rp250.000-500.000 () Rp1,5 Juta- 2juta

( ) Rp.500.000- 1 Juta ( ) Rp 2 Juta

15
13. Pola Seksualitas

Masalah dalam hubungan seksual selama sakit ( ) Tidak ada () Ada

Upaya yang dilakukan pasangan () Perhatian

( ) Sentuhan

( ) lain-lain, seperti…………….

14. Pola Nilai dan Kepercayaan

a. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda ? () Ya

( ) Tidak ada

b. Kegiatan agama / kepercyaan yang dilakukan dirumah (jenis dan


frekuensi)

c. Kegaiatan agama/kepercayaan yang tidak dapat dilakukan saat di rawat di


RS ? Klien mengatakan selama di rawat dirumah sakit klien tidak dapat
melakukan sholat karena sakit

d. Harapan klien terhadap perawatan untuk melaksanakan ibadahnya ?

Klien mengatakan mengharapkan kesembuhannya agar klien dapat berkumpul


kembali bersama keluarganya dan dapat beraktivitas serta beribadah
seperti biasanya.

15. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Kesadaran Compos Mentis

Tanda tanda vital Tekanan Darah 100/70 mmHg Nadi 81 x/menit

Pernafasan 21x x/mnt Suhu 36,4 ºC

b. Kepala dan Leher

16
Kepala Bentuk Simetris masa Tidak Ada

Distribusi Rambut Hitam warna kulit kepala Putih

Keluhan: Pusing/sakit kepala/ migren/ lainnya, sebutkan….

Jantung

- Perkusi -

- Auskultasi -

Paru

- Perkusi -

- Auskultasi -

16. Payudara dan Ketiak

Benjolan Tidak ada benjolan Nyeri Tidak ada nyeri

Palpasi Tidak ada nyeri tekan Kesimetrisan Simetris

17. Abdomen

Inspeksi Tidak ada benjolan/peradangan Perkusi -

Palpasi Tidak ada nyeri tekan Auskultasi -

18. Genetalia

Inspeksi Tidak ada Palpasi Tidk ada

Perempuan

- Siklus menstruasi Normal

- Kontrasepsi -

17
- Kehamilan Tidak ada

- Keluhan Tidak ada

19. Ektermitas

Kekuatan otot 5 5

5 5

Kontraktur Tidak ada Pergerakan Baik

Deformitas Tidak ada Pembengkakan Tidak ada

Edama Tidak ada edema Nyeri pada kaki sebelah kiri

Pus/Luka pada kaki sebelah kiri

20. Kulit dan Kuku

Kulit Kuku

Warna Sawo matang - Warna Kekuningan

Jaringan parut Ada - Lesi Tidak ada

Lesi Ada - Bentuk Simetris

Suhu 36,4 ºC - CRT <2 Detik

Luka Terdapat luka dikaki sebelah kiri (post operasi)

21. Punggung

Inspeksi Tidak ada benjolan, pembengkakan, tidak ada lesi

Palpasi Tidak ada nyeri tekan

22. Mata

18
Bentuk Simetris, tidak ada peradangan Konjungtiva Anemis

Pupil : () Reaksi terhadap cahaya ( ) Isokor

( ) Pin Point ( ) Midriasis

( ) Miosis

Tanda Radang : Tidak Ada

Funsi Penglihatan () Baik ( ) Kabur

Penggunaan alat bantu ( ) Ya () Tidak

23. Hidung

Bentuk Simetris R. Alergi Tidak Ada

Warna - Cara Mengatasi -

Pembengkakan Tidak Ada Penyakit yang pernah terjadi -

Nyeri Tekan Tidak Ada Frekuensi -

Perdarahan Tidak Ada Cara Mengatasi -

Sinus Tidak Ada

24. Mulut dan Tenggorokan

Warna Bibir Merah muda Karies Tidak Ada

Mukosa Kering Kesulitan Menelan Tidak Ada

Ulkus Tidak Ada Gigi Geligi Tidak Ada

Lesi Tidak Ada Sakit Tenggorokan Tidak Ada

Massa Tidak ada Gangguan Bicara Tidak Ada

Warna Lidah Merah Muda Pemeriksaan Gigi Terakhir Tidak Ada

19
Perdarahan Gusi Tidak Ada

25. Telinga

Bentuk Simetris

Warna Normal. Berwarna cokelat.

Lesi Tidak Ada

Massa Tidak Ada

Nyeri Tidak Ada

26. Leher

Bentuk Simetris

Lesi Tidak Ada Tiroid Normal

Massa Tidak Ada Limfe Normal

Nyeri Tidak Ada Trachea Normal

Keluhan Tidak Ada

27. Dada

Bentuk Simetris Pergerakan Dada Normal

Pola Nafas Normal Massa Tidak Ada

Nyeri/ nyeri tekan Tidak Ada Peradangan Tidak Ada

20
28. Hasil Pemeriksaan Penunjang

No Hasil Pemeriksaan Nilai normal

1 23 November 2018
< 200 mg/dL
Glukosa-Sewaktu 364 mg/dL
2 24 November 2018
Glukosa –puasa 196 mg/dL 65-100 mg/dL
Glukosa Sewaktu 367mg/dL (06.10 WIB) < 200 mg/dL
Glukosa Sewaktu 194 g/dL < 200 mg/dL
Glukosa Sewaktu 97 mg/dL (22.10 WIB) < 200 mg/dL

3 25 November 2018
Glukosa Sewaktu 377 mg/dL (15.30 WIB) < 200 mg/dL
4 26 November 2018
Glukosa Sewaktu 283 mg/dL (07.00 WIB) < 200 mg/dL

29. Pengobatan
Tgl Terapi Pengobatan & Dosis Implikasi Keperawatan
Infus NaCl 20 tpm Sebagai pemasukan cairan tubuh

Injeksi Novorapid 3x16 Ui Menekan tingkat gula darah


berlebih didalam tubuh

Injeksi lavemir 18 Ui Untuk membantu mengontrol kadar


gula darah pada pasien diabetes
Injeksi Ceftriaxone 2x1 Untuk mengatasi infeksi yang
26/11/18 disebabkan oleh bakteri
Injeksi Ketorolac 2x3 Menangani gejala/penyakit yang
berkaitan dengan produksi asam
berlebihan di dalam lambung

21
Injeksi Ranitidine Untuk mengatasi nyeri dalam
sementara

22
B. ANALISA DATA

Data Fokus Masalah Kemungkinan Penyebab


(Subjektif dan Objektif)
 DS : Klien
mengatakan merasa
nyeri pada kaki
sebelah kiri.
Pengkajian
menggunakan PQRST
:Klien mengatakan
nyeri post operasi (P),
Nyeri seperti tertusuk-
tusuk (Q), Nyeri pada
kaki sebelah kiri (R),
Skala nyeri 6 (nyeri Nyeri Akut Agen Pencedera Fisik
sedang) (S), Nyeri (prosedur operasi)
hilang timbul/sewaktu
waktu (T).

 DO :

- Tampak luka di
kaki sebelah kiri
- Skala Nyeri 6
- TTV
TD :100/70mmHg
N : 81x/m
S : 36,4C
R : 21x/m

23
Data Fokus Masalah Kemungkinan
(Subjektif dan Objektif) Penyebab
 DS : klien mengatakan
sulit untuk tidur dan
sering terbangun
 Klien mengatakan tidur
di siang hari hanya 1
jam saja Gangguan Pola Tidur Hambatan
 Klien mengatakan tidur Lingkungan
di malam hari kurang
lebih hanya 5 jam saja

 DO :

- Konjungtiva
anemis
- TTV
TD : 100/70mmHg
N : 81x/m
S : 36,4C
R : 21x/m

24
C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pecendera Fisik (prosedur operasi)


2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Hambatan Lingkungan

25
D. RENCANA KEPERAWATAN

No Tanggal Nomor Tujuan Kriteria Rencana Rasional


Diagnosa Hasil Keperawatan
Keperawa
tan
1 26 Nyeri Akut Setelah 1. Observasi 1. Untuk
Nove berhubun dilakukan TTV mengetahui
mber gan tindakan 2. Kaji skala keadaan
2018 dengan keperawata nyeri klien terkini klien
Agen n dalam 3. Berikan posisi 2. Untuk
pencedera waktu 2x7 senyaman mengetahui
fisik jam mungkin skala nyeri
(prosedur diharapkan 4. Ajarkan teknik yang
operasi) nyeri klien relaksasi nafas dirasakan
berkurang dalam klien
dengan 5. Kolaborasi 3. Posisi yang
kriteri hasil dengan dokter nyaman dapat
: dalam mengurangi
1. Klien analgetik rasa nyeri
mampu 4. Teknik
mengontrol relaksaai
nyeri nafas dalam
2. Nyeri dapat
berkurang mengalihkan/
(klien tidak Mengurangi rasa
mengeluh nyeri
nyeri lagi) . 5. Pemberian
Skala nyeri analgetik
0-3. dapat
3. Klien mengurangi
tampak rasa nyeri
rileks

26
RENCANA KEPERAWATAN

No Tanggal Nomor Tujuan Kriteria Rencana Rasional


Diagnosa Hasil Keperawatan
Keperaw
atan
26 Gangguan Setelah 1. Observasi 1. Untuk
2 Nove pola dilakukan TTV mengetahui
mber tidur tindakan 2. Kaji pola keadaan terkini
2018 berhubun keperawatan tidur klien klien
gan dalam 3. Ciptakan 2. Untuk
dengan waktu 2x7 lingkungan mengetahui pola
hambata jam yang nyaman tidur klien
n diharapkan bagi klien 3. Lingkungan yang
lingkung teratasi 4. Hindari suara nyaman dapat
an dengan keras dan meningkatkankua
kriteria penggunaan litas tidur klien
hasil: lampu saat 4. Untuk
1. Jumlah tidur tidur malam mengurangi klien
klien dalam 5. Anjurkan terbangun saat
batas klien untuk tidur dan untuk
normal mempertahan meningkatkan
2. Perasaan kan aktivitas Kualitas tidur klien
segar sebelum tidur 5. Aktivitas sebelum
sesudah ( membaca / tidur dapat
tidur/istirah mendengarka merangsang
at n musik rasakantuk
pengantar
tidur)

27
E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( IMPLEMENTASI )

No Tanggal/Jam Pelaksanaan Tindakan Evaluasi


Keperawatan Tindakan/Respons
klien

1 26/11/2018 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil Pemeriksaan


10:30 WIB 2. Mengkaji skala nyeri TTV:
3. Memberikan posisi - TD: 100/60
senyaman mungkin mmHg
4. Mengajarkan teknik - N : 90
relaksasi nafas dalam Kali/menit
5. Berkolaborasi dengan - S : 36, 5 C
dokter dalam pemberian - RR : 20
analgetik kali/menit
2. Skala nyeri klien 6
dari ( 0-10)
3. Klien mengatakan
merasa nyaman
dengan posisi yang
diberikan
( semifowler)
4. Klien kooperatif saat
di ajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
5. Klien kooperatif
2 26/11/2018 1. Mengobservasi TTV 1. Hasil Pemeriksaan
11:00 WIB 2. Mengkaji pola tidur TTV:
klien - TD: 100/60mmHg
3. Menciptakan lingkungan - N : 90
yang tenang bagi klien Kali/menit
4. Menghindarkan suara - S : 36, 5 C
keras dan penggunaan - RR : 20 kali/menit
lampu saat tidur malam 2. Klien mengatakan

28
5. Menganjurkan klien sering terbangun di
untuk mempertahankan malam hari
aktivitas sebelum tidur 3. Klien mengatakan
(membaca/mendengar merasa nyaman
musik pengantar tidur) dengan
kondisi/lingkungan
yang tenang
4. Klien mengatakan
lebih nyaman tidur di
malam hari tanpa
lampu yang terang
5. Klien mengatakan
mendengar musik
sebelum membuat
cepat tertidur

29
F. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal/Jam No Diagnosa Catatan Perkembangan ( S.O.A.P.I.E.R )


Keperawatan
28/11/2018 Nyeri Akut - S : Klien mengatakan masih merasa
10:00 WIB nyeri dengan skala nyeri 3
- O:
Klien tampak lebih tenang
Tampak terdapat luka di kaki sebelah kiri
Skala nyeri 3
- A : Masalah nyeri akut teratasi
- P : Lanjutkan Intervensi Keperawatan
28/11/2018 Gangguan Pola Tidur - S : Klien mengatakan tidur malam
10:30 WIB optimal
- O:
Konjungtiva tidak anemis
Hasil Pemeriksaan TTV :
TD : 110/70
N : 84 kali/menit
S : 36,2 C
RR : 20 kali/menit
- A : Masalah gangguan pola tidur belum
teratasi
- P : Lanjutkan Intervensi Keperawatan

30
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

Price, A.S (2010). Patofisologi: konsep klinis proses-proses penyakit. (edisi 4), Jakarta:
EGC

Brunner dan Suddarth. (2012). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta:
EGC

Doenges, M.E.et all. (2014). Rencana Asuhan Keperawatan. (edisi 3). Jakarta: EGC

Evelyn C. Pearce (2015). Anatomi Fisiologi; untuk paramedis , Jakarta: PT Gramedia

Syaifuddin (2014). Anatomi Fisiologi; untuk mahasiswa keperawatan (edisi 3), Jakarta:
EGC

31

Anda mungkin juga menyukai