Disusun Oleh :
2019
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat, karunianya dan kekuatan kepada penulis sehingga Laporan Kasus
yang berjudul
Laporan ini disusun bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa dalam belajar sebuah pemahaman tentang Asuhan Keperawatan.
Dengan demikian, semoga dengan mempelajari Laporan ini, mahasiswa akan mampu
menghadapi masalah atau kesulitan yang timbul dalam belajar tentang Asuhan
Keperawatan.
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin akibat defek dalam sekresi dan kerja
insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin relatif atau absolut dimana
tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin atau insulin yang dikeluarkan resisten
sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
komplikasi kronik pada sistem tubuh.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis defisiensi atau resistensi insulin absolute
atau relative yang ditandai dengan gangguan metabolism karbohidrat,protein,lemak
(Billota,2012). Sedangkan menurut Arisman dan soegondo Diabetes mellitus adalah
suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang di sebabkan adanya
peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun
relative (Arisman dan soegondo,2012).
Diabetic foot (kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus, merupakan suatu penyakit pada
penderita diabetes bagian kaki. Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti
penderitadiabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya
kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa
sakit pun berkurang. (Misnadiarly 2010).
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan banyaknya kasus dan pentingnya penanganan penyakit diabetes mellitus,
rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan
diabetes mellitus dan diabetic foot
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
a) Mengetahui pengkajian pada pasien dengan diabetes mellitus dan diabetic foot
beserta keluarganya.
b) Mampu menganalisa data pada pasien dengan diabetes mellitus dan diabetic foot
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
1. Diabetes Miletus
Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin akibat defek dalam sekresi
dan kerja insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin relatif atau
absolut dimana tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin atau insulin yang
dikeluarkan resisten sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada sistem tubuh.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis defisiensi atau resistensi
insulin absolute atau relative yang ditandai dengan gangguan metabolism
karbohidrat,protein,lemak (Billota,2012). Sedangkan menurut Arisman dan
soegondo Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang di sebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolute maupun relative (Arisman dan soegondo,2012).
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang memerlukan perawatan
medis berkelanjutan dan pendidikan pengelolaan diri pasien secara terus-menerus
serta dukungan untuk mencegah komplikasi akut dan untuk mengurangi risiko
komplikasi jangka panjang (ADA, 2013).
2. Diabetik Foot
Kaki diabetik adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat
dalam yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada
tungkai bawah, selain itu ada juga yang mendefinisikan sebagai kelainan tungkai
kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali dengan baik yang
disebabkan oleh gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan infeksi.
Diabetic foot (kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus, merupakan suatu penyakit pada
penderita diabetes bagian kaki. Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti
penderitadiabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya
kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa
sakit pun berkurang. (Misnadiarly 2010).
3
Kaki diabetik merupakan gambaran secara umum dari kelainan tungkai
bawahsecara menyeluruh pada penderita diabetes melitus yang diawali dengan
adanya lesi hinggaterbentuknya ulkus berupa luka terbuka pada permukaan kulit
yang dapat disertai adanyakematian jaringan setempat yang sering disebut
dengan ulkus diabetik karena adanyakomplikasi makroangiopati sehingga terjadi
vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebihlanjut terdapat luka pada penderita
yang sering tidak dirasakan dan dapat berkembangmenjadi infeksi disebabkan
oleh bakteri aerob maupun anaerob yang pada tahapselanjutnya dapat
dikategorikan dalam gangren yang pada penderita diabetes melitusdisebut dengan
gangren diabetik.(Wagner, 2013).
Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam
Diabetic foot (kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakankomplikasi kronik diabetes mellitus, merupakan suatu penyakit pada
penderita diabetes bagian kaki.Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti
penderitadiabetes adalah kaki diabetik.Komplikasi ini terjadi karena terjadinya
kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa
sakit pun berkurang.(Misnadiarly 2012).
4
dikategorikan dalam gangren yang pada penderita diabetes melitusdisebut dengan
gangren diabetik.(Wagner, 2009)
Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam
A. ETIOLOGI
Penyebab utama tejadinya Diabetik Foot (DF) adalah angiopati, neuropati, dan
infeksi. Neuropati merupakan faktor penting terjadinya DF. Adanya neuropati perifer
akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan
sensorik akan menyebabkan hilang hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki,
sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan ulkus pada kaki.
Gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi kaki, sehingga merubah
titik tumpu yang menyebabkan ulserasi pada kaki pasien. Angiopati akan
menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada
pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit tungkainya
sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.
Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa: ujung kaki
terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila
dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan
asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit
sembuh. Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai DF akibat
berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi
berpengaruh terhadap penyembuhan atau pengobatan dari pasien Diabetic Foot.
5
3. Nyeri saat istirahat
4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus)
5. Adanya kalus di telapak kaki
6. Kulit kaki kering dan pecah-pecah
2. Pohon Masalah
3.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan.
6
D. PATOFISIOLOGI
Terjadinya masalah pada kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM
yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Diabetes
seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang menghambat sirkulasi darah. Dalam
kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar arteri yang sering menyebabkan penurunan
sirkulasi yang signifikan di bagian bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut
berperan terhadap timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi
yang disuplai ke kulit maupun jaringan lain, akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari
tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi
nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan tindakan amputasi.
Angiopati diabetes disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, metabolik dan
faktor risiko yang lain. Kadar glukosa yang tinggi (hiperglikemia) ternyata mempunyai
dampak negatif yang luas bukan hanya terhadap metabolisme karbohidrat, tetapi juga
terhadap metabolisme protein dan lemak yang dapat menimbulkan pengapuran dan
penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), akibatnya terjadi gaangguan peredaran
pembuluh darah besar dan kecil., yang mengakibatkan sirkulasi darah yang kurang baik,
pemberian makanan dan oksigenasi kurang dan mudah terjadi penyumbatan aliran darah
terutama derah kaki.
Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan
untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat
berkembang menjadi luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat
adanya insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi
komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi.
Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita diabetes
lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah putih ‘memakan’ dan
membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Karena
kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob.
Hal ini karena plasma darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik mempunyai
kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya,
nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman
anaerob berkembang biak
7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Usia : 39 tahun
Alamat : Jl. Bukit Raya IV Palangka Raya
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No.RM : 09.77.XX
Tgl. Masuk : 22 November 2018
Tgl. Pengkajian : 26 November 2018
8
2. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama : Nyeri pada kaki sebelah kiri (luka post operasi)
b. Lama keluhan : ± 1 minggu
c. Kualitas keluhan : Seperti tertusuk-tusuk
d. Faktor Pencetus : Terinjak arang api
e. Faktor Pemberat : Luka post operasi
f. Upaya yang telah dilakukan : Tindakan operasi (Debridement)
g. Diagnosis Medis : Diabetic Foot
b. Saat Pengkajian
Klien mengatakan nyeri post operasi (P), Nyeri seperti tertusuk-tusuk
(Q), Nyeri pada kaki sebelah kiri (R), Skala nyeri 6 (S), Nyeri hilang
timbul/sewaktu-waktu (T).
9
b. Alergi (obat, makanan, dll)
Tipe Reaksi Tindakan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
c. Imunisasi
( √ ) BCG ( √ ) Hepatitis ( √ ) Campak
( √ ) Polio ( √ ) DPT ( √ ) ………...
d. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok Tidak ada Tidak ada Tidak ada
5. Riwayat Keluarga
Genogram
10
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
: Hubungan Keluarga
6. Riwayat Lingkungan
Kebersihan Bersih -
Makan / minum 0 0
Berpakaian/ dandan 0 0
Toileting 0 0
11
Mobilitas di TT 0 0
Berpindah 0 0
Berjalan 0 0
Naik Tangga 0 -
Pemberian skor :
0 = Mandiri
4 = Tidak mampu
8. Pola Eliminasi
Jenis Di Rumah Di RS
Upaya Mengatasi - -
Konsistensi - -
12
Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada
Upaya Mengatasi - -
Jenis Di Rumah Di RS
Jenis Di Rumah Di RS
13
Penggunaan Sampo Secukupnya Secukupnya
Perawatan di RS / Penyakit
(biaya dll)
14
Perawatan di RS () Hubungan dengan anak
Perawtan di RS
Orang lain
( )Kos/Asrama
Penghasilan keluarga :
15
13. Pola Seksualitas
Masalah dalam hubungan seksual selama sakit ( ) Tidak ada () Ada
( ) Sentuhan
( ) lain-lain, seperti…………….
( ) Tidak ada
a. Keadaan Umum
16
Kepala Bentuk Simetris masa Tidak Ada
Jantung
- Perkusi -
- Auskultasi -
Paru
- Perkusi -
- Auskultasi -
17. Abdomen
18. Genetalia
Perempuan
- Kontrasepsi -
17
- Kehamilan Tidak ada
19. Ektermitas
Kekuatan otot 5 5
5 5
Kulit Kuku
21. Punggung
22. Mata
18
Bentuk Simetris, tidak ada peradangan Konjungtiva Anemis
( ) Miosis
23. Hidung
19
Perdarahan Gusi Tidak Ada
25. Telinga
Bentuk Simetris
26. Leher
Bentuk Simetris
27. Dada
20
28. Hasil Pemeriksaan Penunjang
1 23 November 2018
< 200 mg/dL
Glukosa-Sewaktu 364 mg/dL
2 24 November 2018
Glukosa –puasa 196 mg/dL 65-100 mg/dL
Glukosa Sewaktu 367mg/dL (06.10 WIB) < 200 mg/dL
Glukosa Sewaktu 194 g/dL < 200 mg/dL
Glukosa Sewaktu 97 mg/dL (22.10 WIB) < 200 mg/dL
3 25 November 2018
Glukosa Sewaktu 377 mg/dL (15.30 WIB) < 200 mg/dL
4 26 November 2018
Glukosa Sewaktu 283 mg/dL (07.00 WIB) < 200 mg/dL
29. Pengobatan
Tgl Terapi Pengobatan & Dosis Implikasi Keperawatan
Infus NaCl 20 tpm Sebagai pemasukan cairan tubuh
21
Injeksi Ranitidine Untuk mengatasi nyeri dalam
sementara
22
B. ANALISA DATA
DO :
- Tampak luka di
kaki sebelah kiri
- Skala Nyeri 6
- TTV
TD :100/70mmHg
N : 81x/m
S : 36,4C
R : 21x/m
23
Data Fokus Masalah Kemungkinan
(Subjektif dan Objektif) Penyebab
DS : klien mengatakan
sulit untuk tidur dan
sering terbangun
Klien mengatakan tidur
di siang hari hanya 1
jam saja Gangguan Pola Tidur Hambatan
Klien mengatakan tidur Lingkungan
di malam hari kurang
lebih hanya 5 jam saja
DO :
- Konjungtiva
anemis
- TTV
TD : 100/70mmHg
N : 81x/m
S : 36,4C
R : 21x/m
24
C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS
25
D. RENCANA KEPERAWATAN
26
RENCANA KEPERAWATAN
27
E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( IMPLEMENTASI )
28
5. Menganjurkan klien sering terbangun di
untuk mempertahankan malam hari
aktivitas sebelum tidur 3. Klien mengatakan
(membaca/mendengar merasa nyaman
musik pengantar tidur) dengan
kondisi/lingkungan
yang tenang
4. Klien mengatakan
lebih nyaman tidur di
malam hari tanpa
lampu yang terang
5. Klien mengatakan
mendengar musik
sebelum membuat
cepat tertidur
29
F. CATATAN PERKEMBANGAN
30
DAFTAR PUSTAKA
Price, A.S (2010). Patofisologi: konsep klinis proses-proses penyakit. (edisi 4), Jakarta:
EGC
Brunner dan Suddarth. (2012). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta:
EGC
Doenges, M.E.et all. (2014). Rencana Asuhan Keperawatan. (edisi 3). Jakarta: EGC
Syaifuddin (2014). Anatomi Fisiologi; untuk mahasiswa keperawatan (edisi 3), Jakarta:
EGC
31