Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TEKNIK LATIHAN ROM PADA PASIEN HEMIPARASE DI BANGSAL
PRINGGODANI RS RAJAWALI CITRA BANTUL

Disusun oleh:

Andi Setiawan : 213203001


Anisa Choiru Rohmah : 213203003
Kevin Arova : 213203020

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVII


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL
ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TEKNIK LATIHAN ROM PADA PASIEN HEMIPARASE DI BANGSAL
PRINGGODANI RS RAJAWALI CITRA BANTUL

di sahkan pada:
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik,

( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TEKNIK LATIHAN ROM PADA PASIEN HEMIPARASE

MATA AJAR : Hemiparase


POKOK BAHASAN : Teknik Latihan ROM
WAKTU : 20 menit
HARI/TANGGAL : 20 November 2021
TEMPAT : Bangsal Pringgodani
SASARAN : Keluarga dan pasien
PENYULUH : Andi Setiawan
Anisa Choiru Rohmah
Kevin Arova
A. TOPIK PENKES
Pendidikan kesehatan membahas topik terkait dengan teknik latihan rom
B. LATAR BELAKANG
Hemiparesis merupakan sindrom klinis yang terjadi secara mendadak dan cepat
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non- traumatic, berupa defisit
neurologis fokal yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulk a n
kematian. Hemiparesis merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada 70-80%
pasien stroke. Stroke merupakan gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul
secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) yang
menyebabkan gangguan fungsi saraf dengan tanda atau gejala sesuai daerah yang
terganggu sebagai hasil dari infark cerebri (stroke iskemik), perdarahan intraserebra l
atau perdarahan subarachnoid (Halim, 2016).
World Health Organization (WHO, 2010), tanda-tanda klinis stroke berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal disertai dengan gejala selama 24 jam atau
lebih, yang dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.
Stroke juga merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting bagi masyarakat
karena terdapat angka kesakitan, kematian, dan biaya yang tinggi. Stroke juga menjadi
salah satu penyakit penyebab kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker
pada banyak negara-negara di dunia (Halim, 2016).
WHO (2016) secara global, 70% kasus stroke terjadi di negara- negara dengan
berpenghasilan rendah dan menengah, sedangkan pada negara-negara berpenghasila n
tinggi sebanyak 42%. Dari data South East Asian Medical Information centre
(SEAMIC, 2013), Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan tingkat kematian
karena stroke terbanyak lalu diikuti oleh Filipina, Singapura, Brunnei, Malaysia, dan
Thailand. Hasil (RISKESDAS, 2018) prevalensi stroke 10,9 per mil, dengan daerah
tertinggi pada Kalimantan Timur (14,7 per mil) dan terendah di Provinsi Papua (4,1 per
mil). Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2018 kasus stroke tertinggi terdapat
pada Kota Semarang yaitu 12% dibanding jumlah keseluruhan kasus di kota lain. Di
RSUP Dr. Kariadi Semarang 56% kliennya merupakan klien stroke (Wurtinings ih,
2012).
Hemiparesis atau kelemahan merupakan disfungsi motorik yang paling umum
karena terdapat lesi pada sisi otak yang berlawanan dan merupakan gejala lain dari
disfungsi motorik. Salah satu komplikasi yang dialami oleh penderita stroke adalah
hemiparesis, yang menyebabkan klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri dan
memerlukan latihan agar dapat mengurangi gejala stroke, salah satunya latihan ROM
merupakan latihan yang efektif dilakukan pada klien stroke (Halim, 2016).
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga dan pasien dengan
hemiparase dapat memahami tekik latihan ROM.
2. Tujuankhus us
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan keluarga
dan pasien:
a) Menjelaskan pengertian
b) Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan
c) Mempraktekan teknik latihan rom yan diajarkan
D. WAKTU PELAKSANAAN
Penkes dilaksanakan pada :
1. Hari : Sabtu
2. Tanggal : 20 November 2021
3. Pukul : 13:00 s/d selesai
E. TEMPAT
Bangsal Pringgodani, Rumah Sakit Rajawali Citra
F. SASARAN
Pasien dan keluarga
G. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab
H. MEDIA
Leaflet
I. SETTING TEMPAT

: Pembimbing

: Fasilisator

: Audience/ pasien dan keluarga

: Permateri

: Moderator
J. KEGIATAN PENKES
KEGIATAN KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU
PENYULUH AUDIENS
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan saat
c. Menjelaskan tujuan perawat menjelaskan
d. Kontrak waktu dan tujuan dilakukannya
1 Pendahuluan 2 menit
tempat di penkes.
lakukannnya
penyuluhan

2 a. Menjelaskan a. Memperhatikan
pengertian penyakit pemateri
hemiparase b. Mendengarkan
b. Menjelaskan gejala pemateri
hemiparase 15 menit
c. Menyebutkan Hal-
Hal yang harus
Tahap
2 diperhatian jika
Kerja
melakukan tekik
latihan rom
d. Mempraktekan
teknik latihan rom
1. a. Melakukan evaluasi a. Menjawab
secara keseluruhan : pertanyaan
1) Struktur b. Menjawab salam
3 Menit
3 Penutup 2) Proses
3) Hasil
b. Salam penutup
K. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian

Kata “hemi” berarti satu sisi dan “paresis” berarti kelemahan. Sekitar 80% dari orang
yang mengalami stroke memiliki beberapa tingkat kesulitan bergerak satu sisi, atau
menderita kelemahan pada satu sisi tubuh mereka. Kondisi ini disebut hemiparesis, yang
disebabkan oleh stroke dan cerebral palsy. Namun, hemiparesis juga dapat disebabkan oleh
tumor otak, multiple sclerosis, dan penyakit lain dari otak atau sistem saraf. Orang dengan
hemiparesis mengalami kesulitan untuk menggerakkan tangan atau kaki, kesulitan berjalan
dan kehilangan keseimbangan. Aktivitas sehari-hari yang sederhana bisa menjadi sulit
untuk seseorang dengan hemiparesis. Seperti, meraih benda, berpakaian, makan, dan
mandi. Hilangnya kemampuan pada penderita stroke tergantung pada area otak yang rusak
(Halim,2016)

2. GEJALA HEMIPARASE
Gejala hemiparesis antara lain:
a) kelumpuhan satu sisi seluruh tubuh yang melibatkan wajah, lengan dan kaki.
b) kesulitan berbicara dan pemahaman.
c) kesulitan makan dan menelan.
d) kesulitan berjalan atau berdiri.
e) kesulitan mempertahankan posisi tegak saat duduk.
f) kesulitan mengatur keseimbangan saat mata tertutup.
g) serta kesulitan dalam mempertahankan kontrol kandung kemih. Tidak semua
gejala yang disebutkan di atas muncul secara bersamaan pada semua pasien
dengan hemiparesis. Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan
hemiparesis adalah pembekuan darah di kaki, atropi otot, luka dekubitus dan
kontraktur sendi (Vega, 2015).
3. PENYEBAB HEMIPARASE

h) Sisi kanan hemiparese : melibatkan cidera pada otak sisi kiri. Sisi otak kiri
memiliki fungsi untuk mengontrol berbicara dan berbahasa. Orang dengann
hemiparesis ini juga dapat mengalami kesulitan berbicara dan memaha mi
perkataan orang lain, serta sulit untuk menentukan perbedaan sisi tubuh kiri atau
kanan (Warlow, 2014).
Sisi kiri hemiparese : melibatkan cidera pada sisi otak kanan. Yang memilik i
fungsi untuk mengontrol proses belajar, jenis perilaku tertentu, dan komunikas i
nonverbal. Cedera pada area ini akan mengakibatkan seseorang berbicara
berlebihan, memiliki rentang perhatian pendek, serta mengalami ganggua n
memori (Warlow, 2014).
i) Ataxia : Cedera pada bagian bawah otak seseorang dapat mempenga r uhi
kemampuan tubuh untuk mengkoordinasikan gerakan. Hal ini disebut “ataksia”,
dan dapat menyebabkan kesulitan berjalan, keseimbangan, dan menegakkan
postur tubuh (Warlow, 2014).
j) Motor hemiparese murni : motor hemiparesis murni adalah yang paling umum
pada hemiparese. Pasien yang mengalami hemipareses jenis ini memilik i
kelemahan pada kaki, lengan dan wajah. Kondisi ini dapat mempengaruhi bagian
tubuh yang sama, atau mungkin mempengaruhi satu bagian tubuh lebih berat dari
yang lain (Warlow, 2014).
k) Ataxic hemipareses syndrome : sindrome ini melibatkan kelemahan atau
kejanggalan pada satu sisi tubuh seseorang. Kaki seseorang sering lebih
dipengaruhi daripada lengan mereka. Gejala yang terjadi selama periode beberapa
jam dalam sehari (Warlow, 2014).
4. Teknik Latihan ROM
1. Pengertian ROM
Range of motion (ROM) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan (suratun, 2017). Latihan ROM adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggeraka n
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan masa otot dan tonus otot (Potter
& Perry, 2005)
2. Jenis-jenis ROM
ROM dibedakan menjadi 2 jenis:
a. ROM aktif
ROM aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seorang (pasien) dengan
menggunakan energy sendiri. Perawat memberikan motivasi dan membimb ing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang
gerak normal dengan kekuatan otot 75%. Hal ini untuk melatih kelenturan dan
kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi
yang digerakan ROM aktif adalah sendi diseluruh tubuh dari kepala sampai ujung
jari kaki oleh klien sendiri secara aktif.
b. ROM pasif
ROM pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
rentang gerak yang normal kekuatan 50%. Indikasi latihan pasif adalah pasien semi
koma dan tidak sadar, pasien yang mengalami keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien
tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstremitas total. (suratun, 2017)
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakan kaki pasien, sendi yang digerakan pada ROM pasif
adalah seluruh tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dank lien tidak
mampu melaksanakannya dengan mandiri.
3. Tujuan ROM
a. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Merangsang sirkulasi darah
d. Mencegah kelainan bentuk
4. Manfaat ROM
a. Memperbaiki tonus otot
b. Meningkatkan mobilisasi sendi
c. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
d. Meningkatkan massa otot
e. Mengurangi kehilangan tulang
5. Gerakan ROM Pasif
1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
Cara :
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk
dengan lengan.
b. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang
pergelangan tangan pasien.
c. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.
2. Fleksi dan Ekstensi Siku
Cara :
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuhnya.
b. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekati bahu.
c. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

3. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah


Cara :
a. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk.
b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
c. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.
d. Kembalikan ke posisi semula.
e. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke arahnya.
f. Kembalikan ke posisi semula
4. Pronasi Fleksi Bahu
Cara :
a. Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.
b. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
c. Angkat lengan pasien pada posisi semula.

5. Abduksi dan Adduksi Bahu


Cara :
a. Atur posisi lengan pasien di samping badannya.
b. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
c. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat (Abduksi).
d. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)
e. Kembalikan ke posisi semula.
6. Rotasi Bahu
Cara :
a. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
b. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang
tangan pasien dengan tangan yang lain.
c. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan menghadap ke bawah.
d. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.
e. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan menghadap ke atas.
f. Kembalikan lengan ke posisi semula.

1. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari


Cara :
a. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain
memegang kaki.
b. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
c. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
d. Kembalikan ke posisi semula.
2. Infersi dan efersi kaki
Cara :
a. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan satunya.
b. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.
c. Kembalikan ke posisi semula
d. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.
e. Kembalikan ke posisi semula.

3. Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki


Cara :
a. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang
lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.
b. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
c. Kembalikan ke posisi semula.
d. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

1. Fleksi dan Ekstensi lutut.


Cara :
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan
tangan yang lain.
b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
c. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin
d. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.
e. Kembali ke posisi semula.

1. Rotasi pangkal paha


Cara :
a. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain
di atas lutut.
b. Putar kaki menjauhi perawat.
c. Putar kaki ke arah perawat.
d. Kembalikan ke posisi semula.

2. Abduksi dan Adduksi pangkal paha.


Cara :
a. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada
tumit.
b. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur,
gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
c. Gerakkan kaki mendekati badan pasien.
d. Kembalikan ke posisi semula.

L. Evaluasi :
1. Evaluasi struktur : Penyusunan SAP, persiapan klien, tempat, alokasi waktu dan materi.
2. Evaluasi proses : Pengetahuan pasien dan keluarga yang telah mendapatkan penyuluhan
3. Waktu pelaksanaan evaluasi
M. Instrumen evaluasi :
Daftar pertanyaan
1. Jelaskan pengertian penyakit Hemiparase?
2. Sebutkan tujuan rom?
3. Praktekan beberapa teknik latihan rom?
DAFTAR PUSTAKA

Halim R, Gessal J, Sengkey LS (2016). Gambaran pemberian terapi pada pasien stroke
dengan hemiparesis dekstra atau sinistra di instalasi rehabilitasi medik RSUP Prof.
R. D. Kondou Manado periode Januari- Maret tahun 2016. Jurnal e-Clinic, 4(2)
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembanga n
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20
18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Agustus 2018.
Suratun, Heryati, Manurung, S.,Raenah. 2017. Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.Jakarta: EGC
Vega J. (2015). Hemiparesis. April 21. 2016.
Http://Stroke.About.Com/Od/GlosSary/G/Hemiparesis.Htm diperoleh 30 Novemer
2016
Warlow, C.P., Dennis, M.S., Gijn, V.J., Hankey, G,J., Sandercock, P.A., & Bamford,
J.M . (2014). Stroke : Practical Management. 5th Ed. Blackwell Publishing, Inc. 350
Main Street, Malden, Massachusetts 02148-5020, Usa.
Who, (2010) New Who Pocket-Chart Will Save Lives By Predicting Heart Attack And
Stroke Melalui. Http://Www.Who.Int/Mediacentre/News/Release/ diperoleh
tanggal 26 November 2016.
Wurtiningsih. B, (2012). Dukungan Keluarga pada Pasien Stroke di Ruang Saraf RSUP
Dr. Kariadi Semarang.
http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/index.php/mh/article/view/42/34 Di akses
tanggal 29 Oktober 2015.
.

Anda mungkin juga menyukai