S DENGAN DIAGNOSIS
DM TIPE 2 DI RUANG MARWA
RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH YOGYAKARTA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Studi
Profesi Ners Pada STIKes YPIB Majalengka
PAISAL SALIKO
NIM. 20149012051
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi
Profesi Ners Pada STIKes YPIB Majalengka
PAISAL SALIKO
NIM. 20149012051
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Ka. Prodi Profesi Ners
HENI, S.Kep.,Ners.,M.Kep
NIK. 17.02.03.05.047
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 20149012051
Penguji I Penguji II
Darmasta Maulana, S.Kep., Ns., M.Kes. Ivana Eko Rusdiatin, S.Kep., Ns., M.Sc.
NIK. 17.02.01.09.084
NIK. 04.281080.09.001
Mengetahui,
Ka. Prodi Profesi Ners
STIKes YPIB Majalengka
iii
KATA PENGANTAR
Akhir kata, saya berharap semoga Allah Subhanahu Wa Ta’alla berkenan membalas
segala kebaikan dan bantuan semua pihak yang telah membantu. Saya menyadari bahwa
penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan laporan ini.
Penulis
iv
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. S DENGAN DIAGNOSA
MEDIS DM TIPE 2 DI RUANG MARWA RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH
YOGYAKARTA
ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan kadar gula adarah (hiperglikemi)
akibat kurangnya insulin, menurunnya efek indulin atau bisa keduannya. Setiap tahun prevalensi
diabetes mellitus mengalami peningkatan, seperti yang dicatat IDF pada tahun 2015 tercatat 366
juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2030 akan mengalami peningkatan menjadi 552 juta jiwa
jika tidak ada tindakan pencegahan. data sample registration survey menunjukan bahwa diabetes
merupakan penyebab kematian terbesar nomor tiga di Indonesia dengan presentase (6,7%),
setelah stroke (21,1%) dan penyakit jantung coroner (12,9%). Yogyakarta merupakan salah satu
provinsi di Indonesia yang prevalensi diabetes tercatat diurutan ke dua (3,1%) setelah DKI
Jakarta (3,4%). Diabetes mellitus tipe 2 akan menimbulkan dampak secara langsung pada
penderita diantaranya pengetahuan, sikap, persepsi, motivasi, niat, dan sosial budaya. Jika
penderita tidak mampu mengontrol kadar gula dalam darah, akibatnya kadar gula dalam darah
akan selalu tinggi. Peran tenaga medis sangat penting dalam menangani masalah ini, salah
satunya perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah diabetes
melitus secara professional yang diberikan melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri
dari pengkajian, penetapan diagnosa, pembuatan intervensi, impelementasi keperawatan, dan
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan..
Tujuan dari karya tulis ilmiah untuk mengetahui bagaimanakah asuhan keperawatan pada
pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 dan mampu melakukan asuhan keperawatan dengan
tepat. Teknik mengumpulkan data dengan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
serta rekam medis pasien. Diagnosa utama sebelum operasi pada pasien Ny.S adalah
ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah b.d resistensi insulin. Untuk intervensi dari masalah
keperawatan ini adalah dengan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat atau insulin.
Diagnosa yang muncul setelah operasi adalah nyeri akut berhubungan dengan luka ulkus DM.
intervensi yang dilakukan yaitu manajemen nyeri dan perawatan luka.
Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe 2, asuhan keperawatan pada pasien dengan DM Tipe 2
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN ........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep ............................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian ...................................................................................3
2.1.2 Etiologi ........................................................................................3
2.1.3 Klasifikasi ...................................................................................4
2.1.4 Manifestasi Klinik ......................................................................5
2.1.5 Patofisiologi ................................................................................6
2.1.6 Penatalaksanaan .........................................................................6
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang.............................................................9
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan DM Tipe 2 .... 10
2.2.1 Pengkajian .................................................................................10
2.2.2 Pemeriksaan Fisik.....................................................................12
2.2.3 Pemeriksaan Penunjang...........................................................13
2.2.4 Diagnosa Keperawatan ............................................................14
vi
2.2.5 Intervensi Keperawatan ...........................................................14
2.2.6 Implementasi ............................................................................18
2.2.7 Evaluasi .....................................................................................18
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Kasus ............................................................................................ 19
3.2 Pembahasan .................................................................................. 37
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan....................................................................................... 39
4.2 Saran ............................................................................................. 39
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
sering muncul pada pasien yang menderita diabetes mellitus tipe 2 antara lain defisit
nutrisi berhubungan dengan penurunan metabolisme akibat defisiensi insulin, intake
yang tidak adekuat akibat adanya mual mutah, resiko defisit volume cairan dan
elektrolit berhubungan dengan diuresis osmotik dan poliuria, penurunan aktivitas
atau mobilisasi, gangguan citra tubuh berhubungan dengan ekstremitas gangrene,
resiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan, resiko infeksi
berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan akibat penurunan produksi energi, gangguan integritas kulit berhubungan
dengan penurunan sensasi sensori, gangguan sirkulasi, penurunan fungsi leukosit,
penurunan anabolisme protein, defisit pengetahuan tentang proses penyakit, diet,
perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi
(NANDA, 2015).
Peran tenaga medis sangat penting dalam menangani masalah ini, salah satunya
perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
diabetes melitus secara professional yang diberikan melalui pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa, pembuatan
intervensi, impelementasi keperawatan, dan mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari karya tulis ilmiah ini untuk mengetahui bagaimanakah asuhan
keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 mulai dari pengkajian,
diagnosa,intervensi dan evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
2.1.1 Pengertian
Diabetes melitus adalah kondisi dimana terjadi ketika ada peningkatan
kadar glukosa dalam darah yang disebabkan oleh tubuh tidak bisa atau
kurangnya hormon insulin atau menggunakan insulin secara efektif (IDF, 2017).
Sejalan dengan pengertian menurut PERKENI (2015) diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
bisa kedua-duanya.
Diabetes Melitus Tipe II adalah gangguan metabolik yang ditandai
dengan menaiknya kadar gula dalam darah/glukosa darah (hiperglikemi) yang
bisanya diakibatkan karena menurunnya efek insulin atau kurangnya hormon
insulin. (kowalak, dkk. 2016 )..
Hiperglikemi disebabkan oleh berbagaihal, namun paling sering
disebabkan oleh diabetes melitus. Pada diabetes melitus terjadi penumpikan gula
dalam darah sehingga gagal masuk kedalam sel. Kegagalan tersebut terjadi
akibat kurangnya jumlah insulin atau cacat fungsi (WHO 2016). Insulin, yaitu
suatu hormon yang diproduksi oleh pangkreas dan tugas utama insulin yaitu
mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan
penyimpanannya (Brunner & Suddarth, 2002).
2.1.2 Etiologi
Secara umum mekanisme yang dapat menyebabkan resistensi insuline
dan gangguan sekresi insuline pada diabetis tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetic (keurunan) diperkirakan memegang peran dalam proses
terjadinya resistensi insulin, Selain itu terdapat juga faktor-faktor risiko tertentu
yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II antara lain:
1. Obesitas
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target
diseluruh tubuh sehingga insulin yang tersedia menjadi kurang efektif dalam
meningkatkan efek metabolik.
3
4
2. Usia
Resistensi unsilen cendrung Cenderung meningkat pada usia atas 65
tahun
3. diabetes melitus gaestasional
diabetes mellitus dengan kehamilan (diabetes melitus gaestasional
(DMG) adalah kehamilan normal yang di sertai dengan peningkatan insulin
resistensi (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia). Pada golongan
ini, kondisi diabetes dialami selama masa kehamilan yang bersifat
sementara. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali di
dapat selama kehamilan yang biasanya pada trimester kedua atau ketiga (
Brunner & suddarth, 2015 )
2.1.3 Klasifikasi
1. Diabetes mellitus tipe 1
DM tipe 1 ditandai oleh destruksi sel beta pankreas, terbagi
dalam dua sub tipe yaitu tipe 1A dan tipe 1B. Diabetes tipe 1A yaitu
diabetes yang diakibatkan proses immunologi (immune mediated
diabetes) sedangkan tipe 1B yaitu diabetes idiopatik yang tidak diketahui
penyebabnya. Diabetes tipe 1 merupakan gangguan katabolisme yang
ditandai oleh kekurangan insulin absolut, peningkatan glukosa darah, dan
pemecahan lemak dan protein tubuh (Damayanti, 2015) .
2. Diabetes mellitus tipe 2
DM tipe 2 atau juga dikenal sebagai Non-Insulin Dependent
Diabetes (NIDDM) karena penderita DM tipe 2 memiliki jumlah insulin
yang diproduksi oleh pankreas biasanya cukup untuk mencegah
ketoasidosis tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh total.
Jumlahnya mencapai 90-95% dari seluruh pasien dengan diabetes, dan
banyak dialami oleh orang dewasa tua lebih dari 40 tahun serta lebih
sering terjadi pada individu obesitas. Pada umumnya kasus DM tipe 2
mempunyai latar belakang kelainan yang diawali dengan terjadinya
resistensi insulin. Resistensi insulin terjadi karena adanya kerusakan
genetik dan bisa juga dari faktor lingkungan (Damayanti, 2015).
3. Diabetes pada kehamilan (Gestasional Diabetes)
5
2.1.5 Patofisiologi
DM Tipe II terjadi karena adanya dua masalah utama yaitu
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
berkaitan pada reseptor khusus yang meskipun kadar insulin tinggi dalam
darah tetap saja glukosa tidak dapat masuk kedalam sel sehingga sel akan
kekurangan glukosa. Mekanisme inilah yang dikatakan sebagai resistensi
insulin. Untuk mengatasi resistensi insulin maka harus terdapat peningkatan
jumlah insulin yang disekresikan. Namun dengan demikian jika sel-sel beta
tidak mampu mengimbanginya, maka kadar glukosa akan meningkat dan
terjadilah DM tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin, namun
masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah
pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. karena itu,
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetis mellitus tipe II. (Brruner &
suddarth 2015)
2.1.6 Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes adalah menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik.
Berikut adalah komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
7
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
Yang perlu dikaji pada identitas pasien anatara lain; nama, umur, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, alamat, status, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis.
b. Identitas penanggung jawab
Yang perlu dikaji pada penanggung jawab pasien antara lain; nama, umur,
pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien.
c. Riwayat kesehatan pasien
1. Keluhan/ Alasan masuk Rumah Sakit
Bisanya pada penderita DM tipe 2 didapatkan keluhan seperti
cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas pasien
mungkin berbau aseton, pernapasan kussmaul, gangguan pada pola
tidur, poliuri, polidipsi, penglihatan yang kabur, kelemahan, dan sakit
kepala.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit, penyebab terjadinya
penyakit serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penderita
memiliki riwayat penyakit diabetes melitus atau penyakit-penyakit lain
11
d. Pemeriksaan dada
1) Pernafasan : sesak nafas, batuk tanpa sputum purulent dan tergantung
ada/tidaknya infeksi, panastesia/paralise otot pernafasan (jika kadar kalium
menurun tajam), RR > 24 kali/menit, nafas berbau aseton.
2) Kardiovaskuler : takikardia/nadi kurang dari 60 kali/ menit, perubahan
TD postural, hipertensi.
13
e. Pemeriksaan abdomen
Terdapat nyeri tekan pada bagian pangkreas, distensi abdomen dab bising
usus meningkat.
f. Pemeriksaan reproduksi
Keputihan pada wanita, sulit orgasme pada wanita dan impotensi pada pria.
g. Pemeriksaan intergumen
Pemeriksaan ini biasanya terdapat lesi atau luka pada kulit yang lama
sembuh, kulit kering, adanya ulkus di kulit, luka yang tidak kunjung
sembuh. Adanya akral dingin, capillarry refill kurang dari 3 detik, adanya
pitting edema.
h. Pemeriksaan Ekstremitas
Pada penderita diabetes biasanya kekuatan otot dan tonus melemah, adanya
luka pada kaki yang sulit sembuh
i. Pemeriksaan Status Mental
Biasanya penderita penderita diabetes akan mengalami stres, menolak
kenyataan, dan keputus asaan.
2.2.6 Implementasi
Implementasi merupakan tahap dimana semua perencanaan
asuhan keperawata dilakukan oleh perawat dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu pasien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
2.2.7 Evaluasi
Evaluasi dalam asuhan keperawatan adalah tahap akhir dari
proses keperawatan yang merupakan perbandingan dari tujuan atau
kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan.
Evaluasi Formatif merupakan hasil observasi yang dilakukan
secara langsung atau bisa disebut sebagai analisa perawat terhadap
respon pasien segera pada saat setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
Evaluasi Sumatif SOAP merupakan rekapitulasi atau kesimpulan
dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan.
Ditulis pada catatan perkembangan yang merupakan rekapan akhir
secara paripurna, catatan naratif, penderita boleh pulang atau terapi
lanjut.
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Kasus
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
PASIEN PENANGGUNG JAWAB PASIEN
Nama : Ny. S Nama : Tn. K
Umur : 62 tahun Umur : 65 tahun
Agama : Islam Agama : islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Perkerjaan : ibu rumah tangga Perkerjaan : Petani
Status Pernikahan :Menikah Status Pernikahan : menikah
Alamat : Karanggayam RT Alamat : Karanggayam RT
05 Sitimulyo 05 Sitimulyo
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan Utama : Pasien mengatakan terdapat luka ditelapak kaki
sebelah kanan sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu, pasien mengatakan
19
20
b. Kronologis Keluhan
1) Faktor pencetus : luka ditelapak kaki
2) Timbulnya keluhan : ( bertahap )
3) Lamanya serangan : kurang lebih 2 minggu yang lalu
4) Upaya untuk mengatasi : beli obat diwarung
c. Pengkajian nyari:
P = nyeri dirasakan karena luka
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = ditelapak kaki sebelah kanan
S = skala 7
T = pasien terlihat menahan sakit
b. Pola Eliminasi
1) BAK
- Frekuensi : 8x/hari
- Warna : kuning
- Keluhan : tidak ada keluhan
2) BAB
- Frekuensi : 1x/hari
- Warna : kuning
- Bau : seperti bau feses biasa
- Konsistensi : lembek
- Keluhan : tidak ada keluhan
C. PENGKAJIAN FISIK
Tanda-tanda vital
- Tensi : 160/100 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Respirasi : 22x/menit
- Suhu : 36,6‘C
Kesadaran : GCS : 15
Keadaan Umum : baik, telapak kaki terdapat luka
1. Bentuk tubuh : normal tidak ada kelainan
2. Tinggi Badan : tidak terkaji
3. Berat Badan : tidak terkaji
4. Bentuk Muka : berbentuk opal
5. Mata : simetris tidak ada kemerahan disekitaran mata
6. Telinga : simetris dan pasien memiliki gangguan pendengaran
7. Hidung : simetris tidak ada nyeri tekan
8. Rambut : hitam campur putih lurus sedikit bergelombang
9. Mulut : mukosa bibir lembab
10. Dada : dada antara kiri dan kanan simetris tidak ada kemeraha
dan nyeri tekan
11. Abdomen : perit simetris tidak ada masalah
12. Ekstremitas : akstremitas kaki sebelah kanan terganggu karena
terdapat luka
13. Genetalia : tidak terkaji
D. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium :
Leukosit : 11.02
Neotrofil : 75.4%
Limfosit : 16.3%
Eritrosit : 3.555 10/ul
Hemoglobin : 10.47 g/dl
PLT : 394 10/ul
GDS : 591
23
E. TERAPI / PENATALAKSANAAN
1. Infus RL 20 tpm/IV
2. Insulin 12 unit/IM
3. Ketorolac 1 mg/ 8 jam IV
4. Ceftriaxone 1 mg/ 8 jam IV
V. IMPLEMENTASI
Tanggal : 21 Desember 2020
TINDAKAN
NO JAM TTD
KEPERAWATAN RESPON
VI. EVALUASI
DIAGNOSA CACATAN
NO TGL TTD
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN
1 21/12/2020 Ketidakstabilan kadar S : keluarga pasien
glukosa dalam darah b.d mengatakan sudah 4
resistensi insulin tahun yang lalu pasien
menderita DM cuman
tidak dikontrol
Pasien dan keluarga
mengerti akan diabetes
melitus
O : TD : 144/86 mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,6‘C
GDS = 113
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
dan lanjutkan dengan
melakukan kolaborasi
denganan dokter untuk
melakukan tindakan
pembedahan
27
I. ANALISA DATA
Tanggal : 22 Desember 2020
DATA ETIOLOGI MASALAH
S : pasien mengatakan Luka Ulkus DM Nyeri akut
nyeri pada kaki sebelah
kanan
IV. IMPLEMENTASI
Tanggal : 22 Desember 2020
TINDAKAN
NO JAM TTD
KEPERAWATAN RESPON
1 07.28 Melakukan pemeriksaan TD O : TD = 134/87 mmHg
TINDAKAN
NO JAM TTD
KEPERAWATAN RESPON
TINDAKAN
NO JAM TTD
KEPERAWATAN RESPON
V. EVALUASI
DIAGNOSA CACATAN
NO TGL TTD
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN
1 22/12/2020 Nyeri akut berhubungan S : pasien mengatakan
dengan luka ulkus DM nyeri berkurang
O : P = nyeri
dirasakan karena luka
Q = nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R = ditelapak kaki
sebelah kanan
S = skala 3
T = saat bergerak dan
tiba-tiba
TD = 134/87 mmHg
GDS = 154
A : masalh teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
A : masalah teratasi
P : pertahankan
intervensi sampai dokter
mengaakan pasien boleh
pulang
34
I. IMPLEMENTASI
Tanggal : 23 Desember 2020
TINDAKAN
NO JAM TTD
KEPERAWATAN RESPON
1 07.28 Melakukan pemeriksaan TD O : TD 126/79 mmHg
TINDAKAN
NO JAM TTD
KEPERAWATAN RESPON
2 07.35 Observasi keadaan pasien S : pasien mengatakan
keadaannya mulai membaik
TINDAKAN
NO JAM TTD
KEPERAWATAN RESPON
II. EVALUASI
DIAGNOSA CACATAN
NO TGL TTD
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN
1 23/12/2020 Nyeri akut berhubungan S : pasien mengatakan
dengan luka ulkus DM nyeri berkurang
O : P = nyeri
dirasakan karena luka
Q = nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R = ditelapak kaki
sebelah kanan
S = skala 1
T = saat bergerak dan
tiba-tiba
TD = 126/79 mmHg
GDS = 154
A : masalah teratasi
P : hentikan intevensi
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengkajian
Pada saat pengkajian Ny S ditemukan data-data yang telah sesuai
dengan apa yang dijelaskan dalam tinjauan teori sehingga memudahkan
penulis memberikan asuhan keperawataan secara menyeluruh. Manifestasi
klinis yang muncul dari hasil pengkajian yang dijelaskan pada asuhan
keperawatan beberapa hamper sama dengan tinjaun teori.
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, maka penulis
mengambil simpulan diantaranya
1. Pengkajian fokus pada Ny. S meliputi pemeriksaan fisik didapatkan hasil
pada pemeriksaan fokus pasien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan
dan memiliki riwatyat diabetes sejak 4 tahun yang lalu
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S sebelum dilakukan
tindakan pembedahan adalah Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah
b.d resistensi insulin
3. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan ketidakstabilan
kadar glukosa dalam darah yaitu melakukan pemeriksaan GDS/ jam dan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat atau insulin.
4. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S setelah dilakukan tindakan
pembedahan adalah nyeri akut b/d luka ulkus DM
5. Intervensi utama yang dilakukan pada diagnosa keperawatan nyeri akut
b/d luka ulkus DM adalah melakukan pengkajian skala nyeri dan
melakukan perawatan luka agar luka tetap terjaga kebersiahannya
6. Implementasi tindakan dikerjakan secara kolaboratif. Dalam implementsai
penulis menemukan tentang pentingnya peran perawat untuk memberikan
pendidikan kesehatan dan motivasi klien.
7. Evaluasi dari setiap tahap untuk semua diagnosa keperawatan teratasi dan
perawatan selanjutnya dilakukan secara mandiri oleh keluarga di rumah.
4.2 Saran
1. Bagi keluarga
Keluarga lebih baik menemani klien dalam memberikan motivasi
karena sangat membantu klien dalam mengatasi masalah keperawatannya.
39
40
2. Bagi perawat
Perawat hendaknya melakukan pengkajian lebih teliti kepada setiap
pasien. Monitoring dan melakukan dokumentasi yang tepat sangatlah
diperlukan.
3. Bagi Instansi Rumah Sakit
Diharapkan instalasi rumah sakit dapat menciptakan kondisi kerja
yang kondusif bagi klien. Diharapkan dengan adanya pendidikan kesehatan
pada klien dapat meningkatkan pegetahuan klien.
4. Bagi Instansi pendidikan
Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan referensi serta
acuan untuk dikembangkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Diabetes Melitus Tipe 2.
DAFTAR PUSTAKA