Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN PROSEDUR SPIRITUAL PADA PASIEN DENGAN RESIKO


PERILAKU KEKERASAN DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
PROVINSI MALUKU

Diajukan oleh

Sterland Wilberth Tuhumena


NIM. P07120118092

KEMENTRERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON
2021
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN PROSEDUR SPIRITUAL PADA PASIEN DENGAN RESIKO


PERILAKU KEKERASAN DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
PROVINSI MALUKU

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Keperawatan
Program Studi Keperawatan Ambon
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Sterland Wilberth Tuhumena


NIM. P07120118092

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON
2021

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sterland Wilberth Tuhumena

NIM : P07120118092

Program Studi : Keperawatan Ambon

Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal yang saya tulis ini adalah

benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan pangambilan tulisan atau

pikiran orang lain, kecuali yang telah saya sertakan pada daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan proposal karya

tulis ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan

tersebut.

Ambon, Maret 2021

Mengetahui
Pembimbing Pembuat Pernyataan

Ns. Cut Mutia Tatisina, S.Kep.,M.Kep Sterland Wilberth Tuhumena


NIP. 197606032002122003 NIM. P07120118092

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal oleh Sterland Wilberth Tuhumena, NIM. P07120118092 dengan judul

“Penerapan Prosedur Spiritual Pada Pasien Perilaku Kekerasan Di Rumah Sakit

Khusus Daerah Ambon Provinsi Maluku” telah diperiksa dan disetujui untuk

diujiankan.

Ambon, Maret 2021

Pembimbing

Ns. Cut Mutia Tatisina, S.Kep.,M.Kep

NIP. 198105142006041010

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kasih karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ”Penerapan Prosedur Spritual pada Pasien Perilaku

Kekerasan Di Rumah Sakit Khusus Daerah Ambon Provinsi Maluku”. Proposal

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam upaya memenuhi salah satu syarat

menyelesaiakan program pendidikan diploma III kesehatan pada jurusan

keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.

Ucapan Terima kasih dan penuh rasa hormat peneliti sampaikan kepada

Ns. Cut Mutia Tatisina, S.Kep.,M.Kep, selaku pembimbing yang telah

mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu serta membimbing

penulis dalam berbagai aspek hingga proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat

selesai.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada :

1. Hairudin Rasako, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Maluku yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti

mengikuti pendidikan pada Jurusan Keperawatan Ambon Politeknik

Kesehatan Kemenkes Maluku.

2. Rony A. Latumenasse, S.Pd.,M.Kes., selaku Ketua Prodi Keperawatan

Ambon yang telah memberikan motivasi dan arahan selama mengikuti

pendidikan.

v
3. Grenny Z. Rahakbauw, S.ST.,M.Kes selaku koordinator tingkat yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan selama mengikuti pendidikan di Prodi

Keperawatan Ambon Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.

4. Ns. A. Horhoruw, S.Kep.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan arahan, nasehat, dan motivasi selama penulis mengikuti

pendidikan.

5. Seluruh dosen pada Jurusan Keperawatan Ambon, yang telah memberikan

ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.

6. Teristimewa untuk keluarga tercinta yang telah memberi kepercayaan, kasih

sayang yang tidak pernah putus, kesabaran, banyak nasihat dan dukungan

dalam segala bentuk serta atas doanya selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Dispo’B Rana, Ian, Ebeth, Safina, Jube, Tegar, Reza, Mela, Sandri, Eras,

Ari, yang bersama-sama saling mendukung selama mengikuti pendidikan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.

Semoga Proposal Karya Tulis IImiah ini bermanfaat bagi pembaca dan

semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita

semua, akhir kata peneliti ucapkan terima kasih.

Ambon, Maret 2021

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH...................................................................i


PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH..................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus...........................................................................................4
D. Manfaat Studi Kasus.........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
A. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Perilaku Kekerasan......................6
1. Pengkajian.................................................................................................6
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................11
3. Intervesni Keperawatan...........................................................................11
4. Implementasi Keperawatan.....................................................................21
5. Evaluasi...................................................................................................21
B. Prosedur Penerapan Spiritual Pada Pasien Dengan Perilaku Kekerasan........23
1. Defenisi Prosedur Spiritual.....................................................................23
BAB III..................................................................................................................27
METODE PENELITIAN.......................................................................................27
A. Jenis Penelitian...............................................................................................27
B. Subjektif Studi Kasus.....................................................................................27

viii
C. Fokus Studi Kasus..........................................................................................28
D. Defenisi Operasional......................................................................................28
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................29
F. Waktu dan Lokasi Penelitian..........................................................................29
G. Penyajian Data................................................................................................30
H. Bahan atau Instrumen Penelitian....................................................................30
I. Jalannya Penelitian.........................................................................................30
J. Pengolahan dan Analisa Data.........................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penderita Gangguan Jiwa dengan masalah utama Perilaku

Kekerasan di RSKD Provinsi Maluku…………………………………3

Tabel 2. Rencana Tindakan Keperawatan……………………………………….12

x
xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa bagi manusia diartikan sebagai keharmonisan

fungsi jiwa dan sanggup menghadapi problem, merasa bahagia dan

mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

masyarakat, dan lingkungan. Jika seseorang merasa tidak mampu

menyesuaikan kehidupannya dengan diri sendiri, orang lain dan

lingkungan sekitarnya maka orang tersebut beresiko mengalami gangguan

jiwa (Aziza, L Zainurim, 2016).

Masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah

menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan, paling tidak ada

satu dari empat orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. Menurut

data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta

orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta orang

terkena dimensiasi. Data Riskesdas 2018 menunjukan prevalensi gangguan

jiwa mental emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan

kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 6, 1% dari jumlah

penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti

Skizofrenia mencai sekitar 400000 orang atau sebanyak 1,7 per1000

penduduk (Indra Maulana s.A. 2019).

1
2

Pasien dengan gangguan jiwa berat biasanya menunjukan gejala

distorsi gangguan kognitif, emosi, persepsi, pemikiran, serta perubahan

perilaku. Salah satu perubahan perilaku yang sering kali ditemukan pada

pasien gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan salah

satu respon marah yang diekspresikan dengan melakukan ancaman,

mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan. Perasaan terancam

ini dapat berasal dari stresor eksternal (penyerangan fisik, kehilangan

orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan internal (perasaan gagal di

tempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dn ketakutan

penyakit fisik) (Pardede, 2020).

Arumasari (2017) menjelaskan, dampak dari perilaku kekerasan

bisa muncul antara lain, perilaku menyerang dengan ditandai dengan

ketegangan otot, rangang terkatung, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku

dan disertai refleks cepat.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit

Khusus Daerah Provinsi Maluku pada 3 tahun terakhir adalah sebagai

berikut: Pada tahun 2018 didapatkan jumlah pasien Perilaku Kekerasan

sebanyak 189 orang dengan persentasi (49,3%). Pada tahun 2019, jumlah

pasien Perilaku Kekerasan sebanyak 82 orang dengan persentasi (21,4%).

Sedangkan pada tahun 2020 jumlah pasien Perilaku Kekerasan sebanyak

112 orang dengan persentasi (29,2%). Dengan demikian jumlah pasien

Perilaku Kekerasan tiga tahun terakhir pada Rumah Sakit Khusus Daerah
3

Provinsi Maluku mengalami turun naik atau sering di sebut dengan istilah

fluktuasi.

Untuk tidak terjadi fluktuasi maka perlu adanya upayah yang

dilakukan untuk mengatasi pasien perilaku kekerasan salah satunya

dengan melatih pasien mengontrol perilaku kekerasannya secara spiritual.

Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannnya dengan Maha Kuasa dan

Penciptanya sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Tuhan sebagai

Pencipta atau sebagai Maha Kuasa (Ika, 2020). Spiritual sangatlah penting

bagi keberadaan seseorang, spiritual sebagai komponen manusia yang

dapat memberikan makna dalam kehidupan, sebagai ketenangan dan

menjadi mekanisme koping dalam menghadapi masalah gangguan mental.

Hasil penelitian Hardianto,Muhammad (2020) menunjukkan

bahwa untuk mengurangi resiko kemarahan, banyak intervensi

keperawatan yang digunakan. Salah satunya adalah terapi spiritual yang

dapat dilakukan dengan memeberikan intervensi kepada pasien skizofrenia

seperti memenuhi kebutuhan spiritual dengan doa, sholat, dzikir, membaca

al-quran, terapi murrotal, ruqiyah dan perhatian terhadap terapi dengan

pendekatan spiritual. Kemudian hasil penilitian (Ika, 2020) yaitu setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari klien mampu mengontrol

perilaku kekerasan dan pasien menjadi lebih tenang.

Dari uraian di atas mendasari keterkaitan penulis untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Prosedur spiritual pada

pasien perilaku kekerasan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ambon Provinsi


4

Maluku”. Dan harapannya dengan terapi spiritual pasien dapat mengontrol

emosi dan dapat berfungsi kembali secara wajar di lingkungan masyarakat

serta dapat dilakukan di seluruh instasi pelayanan terkait agar dapat

membantu pasien dalam mengatasi marah yang lebih kontruktif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan prosedur

spiritual pada pasien dengana masalah perilaku kekerasan di RSKD

Povinsi maluku?”.

C. Tujuan Studi Kasus

Memberikan gambaran pengalam dalam melakukan asuhan

keperawatan pada pasien perilaku kekerasan dengan Penerapan Prosedur

Spiritual.

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:

1. Masyarakat:

Merupakan sumber referensi bagi masyarakat dengan keluarga

yang memilkiki anggota keluarga dengan masalah perilaku kekerasan

dengan mencegah dengan cara memberikan Prosedur Penerapan

Spiritual.

2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan:


5

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan jiwa dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien

perilaku kekerasan dengan Penerapan Prosedur Spritual.

3. Penulis:

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan jiwa pada pasien perilaku kekerasan dengan Penerapan

Prosedur Spiritual.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Perilaku Kekerasan

1. Pengkajian
Muhit, 2016 mengemukakan bahwa Pengkajian merupakan tahap

awal dan dasar utama dari proses keperawatan dan merupakan suatu

proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber

untuk megevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien.

Sebagai seorang perawat harus berjaga-jaga terhadap adanya

peningkatan agitasi pada pasien, perilaku agresif dan kekerasan.

Disamping itu, perawat harus mengkaji pula efek pasien yang

berhubungan dengan perilaku agresif.

Untuk menyaring data diperlukan format pengkajian yang

didalamnya berisi identitas pasien, alasan masuk rumah sakit, faktor

predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, status mental, kepaktuhan

persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial, lingkungan

pengetahuan, maupun aspek medic.

a. Indentitas pasien

Yang perlu di kaji yaitu : nama, umur, jenis kelamin, agama,

suku, status, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.

6
7

b. Keluhan utama

(Muhit, 2016) Secara konsep keluhan utama yang ditemukan

pada pasien dengan perilaku kekerasan didapatkan melalui :

1) Wawancara : di arahkan penyebab marah, perasaan marah,

tanda-tanda. Marah yang dirasakan oleh pasien.

2) Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada

suara tinggi, berdebat dari sering pula tampak pasien memaksa

kehendak, merampas makanan, memukul jika tidak senang.

c. Faktot Predisposisi

Berbagai pengalaman yang dialami setiap orang merupakan

faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak

terjadi perilaku kekerasan adalah factor berikut dialami oleh

individ, faktor-faktor yang mendukung terjadinya masalah perilaku

kekerasan adalah factor biologis, psikologis, social pakdaya dan

perilaku (Muhith, 2015)

d. Faktor Predispitasi/Prasipitasi

Faktor predispitasi bersumber dari pasien, lingkungan atau

interaksi dengan orang lain. Kondisi pasien seperti kelemahan fisik

(penyakit fisik), keputusasaan, ketidak berdayaan, percayadiri

yang kurang dapat menyebabkan perilasku kekerasan

e. Aspekfisik /Biologis
8

Hasil pengukuran tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Nadi,

Suhu, Pernapasan, TinggiBadan, BeratBadan) dan keluhanf isik

yang dialami oleh pasien.

f. Aspek Psikososial

Kepribadian mudah merasa marah dan jengkel pada orang

lain dan lingkungan. Adanya gangguan atau hambatan dalam

melakukan hupakngan social dengan orang lain terdekat akibat

perilaku kekerasan dalam kehidupan pasien.

g. Status Mental

Pasien memiliki perasaan yang mudah tersinggung, status

mental berubah tiba-tiba, dan pasien mudah marah terhadap orang

lain dan lingkungan sekitar.

h. Kepaktuhan Persiapan Pulang

1) Pasien dapat menyiapkan dan membersihkan membersihkan

peralatan makanan dan minuman

2) Pasien dapat BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan

kamar mandi, membersihkan kamar mandi, membersihkan dan

merapikan tempat tidur.

3) Hasil observasi cara berpakaian pasien terlihat rapih dan bersih

4) Pasien dapat melakukan istirahat dan tidur, dan beraktivitas di

dalam dan di luar rumah.

5) Pasien dapat menjalankan program pegobatan sesuai prosedur.


9

i. Mekanisme Koping

Pasien apabila mendapat masalah tidak menyelesaikan

masalah, tidak melakukan tindakan kekerasan pada orang lain dan

lingkungan sekitar.

a. Aspek Medik

Terapi yang diterima pasien bias berupa terapi farmakologi

ECT (Electro Cardiac Therapy),Psikomotor, therapy okopasional,

TAK ( Terapi Aktivitas Kelompok) dan rehabilitas.

b. Tanda dan gejala

1) Fisik : mata meloto, pandangan tajam,tangan mengepal rahang

mengatup, wajah memerah, postur tubuh kaku.

2) Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor,

suara keras, bicara kasar, ketus.

3) Perilaku : menyerang orang, melukai diri sendiri/orang lain,

merusak lingkungan, amuk/agresif.

4) Rentang respon

a) Asertif

Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan

orang lain dan memberikan ketenangan.

b) frustasi

Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan

tidak dapat menemukan alternatif.


10

c) Pasif

Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.

d) Agresif

Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk

menuntut tetapi masih terkontrol.

e) Kekerasan

Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta

hilangnya kontrol.

c. Pohon Masalah

Pohon masalahah pasien perilaku kekerasan menurut Nita Fitria,

2014 adalah sebagai berikut :

Resiko Perilaku Mencederai Diri Sendiri Dan Orang Lain dan


Lingkungan (akibat)

Perilaku Kekerasan :Amuk ( masalah utama)

Gangguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah (sebab)

Gambar 1 (Sumber : Nita Fitria, 2014)

Pohon Masalah Keperawatan


11

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan

berdasarkan (Nita Fitria, 2014) sesuai bagan diatas adalah sebagai

berikut:

a. Perilaku Kekerasan

b. Harga diri rendah rendah

c. Resiko Perilaku Kekerasan

3. Intervesni Keperawatan

Rencana keperawatan disesuaikan dengan diagnose keperawatan

yang muncul setelah melakukan pengkajian dan rencana intervensi

keperawatan dilihat pada tujuan (Muhit, 2016)

Rencana tindakan keperawatan mempunyai tujuan umum dan tujuan

khusus diantaranya yaitu :

a. Tujuan Khusus

1) Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasan

2) Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala perilaku

kekerasan yang dirasakan

3) Klien mampu menyebutkan cara yang selama ini digunakan

untuk melampiasakn perasaan marah

4) Klien mampu menyebutkan akibat yang ditimpaklkan dari

perilaku kekerasan yang dilakukan

5) Klien mampu menyebutkan cara mengatasi perilaku kekerasan


12

Tabel

Rencana Tindakan Keperawatan

Nama : Ruangan :

No. MR : Diagnosa Medis :

Diagnosa Perencanaan
Tgl NoDx Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi
1. Perilaku Pasien mampu Setelah 1x interaksi, a. Bina hubungan saling Hubungan saling percaya merupakan
kekerasan mengontrol perilaku diharapkan pasien dapat percaya dengan landasan utama untuk hupakngan
kekerasan menunjukkan tanda-tanda menggunakan prinsip interaksi pasien selanjutnya.
percaya kepada perawat komunikasi terapeutik
dengan kriteria: dengan cara :
1) Ekspresi wajah a. Sapa pasien dengan
bersahabat ramah,baik verbal maupun
2) Menunjukkan rasa non verbal.
senang b. Perkenalkan diri dengan
3) Mau berjabat tangan spontan
4) Mau menyepaktkan c. Tanyakan nama lengkap
nama pasien dan nama panggilan
5) Mau menjawab salam yang disukai.
6) Mau duduk d. Jelaskan tujuan pertemuan.
berdampingan e. Tunjukkan sikap empati
dengan perawat dan menerimapasien apa
13

7) Mau mengutarakan adanya


masalah yang f. Berikan perhatian kepada
dihadapi pasien dan kepaktuhan
dasar

SP 1 : Setelah .... x interaksi, Pasien Identifikasi penyebab perilaku Menentukan mekanisme koping yang
Pasien dapat dapatmengidentifikasikan kekerasan dimiliki pasien dapat menghadapi
mengidentifikasikan penyebabperilaku masalah serta sebagai langkah awal
penyebab dalam menyusun strategi berikut
perilaku

Pasien dapat Setelah .... x interaksi, Identifikasi tanda dan gejala Deteksi dini dapat mencegah
mengidentifikasi Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan tindakan yang dapat membahayakan
perilaku kekerasan perilaku kekerasan yang di pasien dan lingkungan sekitar
yang di lakukan lakukan

Mengidentifikasi Setelah .... x interaksi, pasien Identifikasi perilaku kekerasan Melihat mekanisme koping pasien
perilaku kekerasan dapat mengungkap yang dilakukan pasien dalam menyelesaikan masalah yang
yang dilakukan kan perilaku kekerasan dihadapi
yangdilakukan

Mengidentifikasi Setelah .... x interaksi,Pasien identifikasi akibat perilaku Membantu pasien melihat dampak
akibat perilaku dapat mengidentifikasi akibat kekerasan yang telah dilakukan yang ditimpaklkan akibat perilaku
kekerasan perilaku kekerasan pasien kekerasan yang dilakukan pasien
14

Pasien dapat Setelah .... x interaksi, Pasien Dorong pasien untuk Menurunkan perilaku destruktif yang
menyepaktkan cara dapat menyepaktkan cara menyepaktkan cara mengontrol akan mencederai pasien
mengontrol perilaku mengontrol perilaku perilaku kekerasan dan lingkungan sekitar
kekerasan kekerasan

. Pasien dapat Setelah .... x interaksi,Pasien Dorong pasien untuk mempraktikan Tarik nafas dalam mengurangi
mempraktikan cara dapat mempraktikan cara cara mengontrol perilaku kekerasan keinginan pasien untuk melakukan
mengontrol perilaku mengontroperilaku kekerasan dengan cara fisik I tarik nafas perilaku kekerasan
kekerasan dengan cara dengancara fisik I tarik tarik dalam
fisik I tarik nafas dalam nafas dalam

Pasien dapat Setelah .... x Anjurkan pasien untuk memasukan .memasukan kegiatan untuk
memasukan latihan interaksi,Pasiendapat latihan cara fisik 1 kedalam jadwal mengontrol perilaku kekerasan dalam
cara fisik 1 kedalam memasukan latihan cara fisik kegiatan harian jadwal kegiatan harian merupakan
jadwal kegiatan harian 1 kedalam jadwal kegiatan upaya untuk membiasakan diri
kegiatan harian harian melatih dan mengaplikasikan cara
fisik 1 saat pasien marah
15

SP 2 : Setelah .... x interaksi, Pasien Evaluasi jadwal kegiatan harian Evaluasi sangat penting untuk
Pasien dapat dapatmemasukan latiahan cara mempakat rencana selanjutnya
Mengevaluasi jadwal fisik I ke dalam jadwal
kegiatan harian kegiatan harian

Pasien dapat Setelah .... x interaksi, Latih pasien untuk Mengontrol Memukul benda yang empuk berupa
Mengontrol perilaku Pasien dapat Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara banntal atau guling dapat mengurangi
kekerasan dengan cara perilaku kekerasan dengan fisik II (memukul kasur/bantal) keinginan pasien untuk melakukan
fisik II (memukul cara fisik II (memukul perilaku kekerasan
kasur/bantal) kasur/bantal)

Pasien dapat Setelah .... x interaksi, Pasien Dorong pasien untuk memasukkan Memasukan kegiatan harian untuk
memasukkan latihan dapat memasukkan latihan latihan perilaku kekerasan cara fisik mengontrol perilaku kekerasan ke
perilaku kekerasan cara perilaku kekerasan cara fisik II ke dalam jadwal kegiatan harian dalam jadwal kegiatan harian
fisik II ke dalam jadwal II ke dalam jadwal kegiatan merupakan upaya untuk mebiasakan
kegiatan harian harian diri melatih mengaplikasikan cara
fisik II saat pasien marah
16

SP 3 : Setelah .... x Dorong pasien utuk mengevaluasi Evaluasi sangat penting untuk
Pasien dapat interaksi,.Pasiendapat latihan mengontrol perilaku mempakat rencana selanjutnya
mengevaluasi latihan mengevaluasi latihan kekerasan cara fisik II ke dalam
mengontrol perilaku mengontrol perilaku jadwal kegiatan hariannya
kekerasan cara fisik II kekerasan cara fisik II ke
ke dalam jadwal dalam jadwal kegiatan
kegiatan hariannya hariannya

Pasien dapat Setelah .... x interaksi, pasien Latih pasien untuk mengontrol Cara verbal (mengngkapkan/menolak
mengontrol perilaku dapat mengontrol perilaku perilaku kekerasan dengan cara dengan cara yang baik) dapat
kekerasan dengan cara kekerasan dengan cara verbal verbal mengurangi keinginan pasien untuk
verbal melakukan perilaku kekerasan

Pasien dapat Setelah .... x interaksi,. Pasien Dorong pasien untuk memasukkan memasukkan kegiatan untuk
memasukkan latihan dapat memasukkan latihan latihan mengontrol perilaku mengontrol perilaku kekerasan ke
mengontrol perilaku mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal ke dalam jadwal kegiatan harian
kekerasan dengan cara kekerasan dengan cara verbal dalam jadwal kegiatan harian merupakan upaya untuk
verbal ke dalam jadwal ke dalam jadwal kegiatan membiasakan diri melatih
kegiatan harian harian mengaplikasikan cara verbal saat
pasien marah
17

SP 4: Setelah .... x interaksi, Pasien Dorong Pasien dapat mengevaluasi Evaluasi sangat penting untuk
Pasien dapat dapat mengevaluasi latihan latihan mengontrol perilaku mempakat rencana selanjutnya
mengevaluasi latihan mengontrol perilaku kekerasan cara verbal ke dalam
mengontrol perilaku kekerasan cara verbal ke jadwal kegiatan hariannya
kekerasan cara verbal dalam jadwal kegiatan
ke dalam jadwal hariannya
kegiatan hariannya

Pasien dapat Setelah .... x interaksi, Pasien Latih pasien mengontrol perilaku Cara spiritual (berwudhu/sholat)
mengontrol perilaku dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual dapat mengurangi keinginan pasien
kekerasan dengan cara kekerasan dengan cara untuk melakukan perilaku kekerasan
spritual

Pasien dapat Setelah .... x interaksi,. Pasien Dorong Pasien untuk mengevaluasi Memasukkan kegiatan harian untuk
mengevaluasi latihan dapat mengevaluasi latihan latihan mengontrol perilaku mengontrol perilaku kekerasan ke
mengontrol perilaku mengontrol perilaku kekerasan kekerasan dengan cara spiritual ke dalam jadwal kegiatan harian
kekerasan dengan cara dengan cara spiritual ke dalam dalam jadwal kegiatan hariannya merupakan upaya untuk membiasakan
spiritual ke dalam jadwal kegiatan hariannya diri melatih mengaplikasikan cara
jadwal kegiatan spiritual saat pasien marah
hariannya
18

SP 5 : Setelah .... x interaksi, Pasien Dorong Pasien dapat mengvaluasi Evaluasi sangat penting untuk
Pasien dapat dapat mengvaluasi latihan latihan mengontrol perilaku mempakat rencana selanjutnya
mengvaluasi latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara kedalam jadwal kegiatan harian
kekerasan dengan cara spiritual kedalam jadwal pasien
spiritual kedalam kegiatan harian pasien
jadwal kegiatan harian
pasien
Pasien dapat Setelah .... x interaksi, Pasien Dorong Pasien dapat mengontrol Minum obat dapat mengurangi
mengontrol perilaku dapat mengontrol perilaku perilaku kekerasan dengan cara keinginan pasien untuk melakukan
kekerasan dengan cara kekerasan dengan cara minum minum obat perilaku kekerasan
minum obat obat

Pasien dapat Setelah .... x interaksi, Pasien Dorong Pasien dapat memasukkan Memasukkan kegiatan untuk
memasukkan latihan dapat memasukkan latihan latihan mengontrol perilaku mengontrol perilaku kekerasan ke
mengontrol perilaku mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat dalam jadwal kegiatan harian
kekerasan dengan cara kekerasan dengan cara minum ke dalam jadwal kegiatan harian merupakan upaya untuk
minum obat kedalam obat ke dalam jadwal kegiatan membiasakan diri melatih
jadwal kegiatan harian harian mengaplikasikan minum obat saat
pasien marah

Sumber (Fitria, 2014)


19

Tabel

Intervensi Strategi Pelaksanaan Keluarga Pasien Perilaku Kekerasan

No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Keluarga mampu: merawat Setelah pertemuan, keluarga mampu: SP.Ik
pasien di rumah a. Menjelaskan penyebab, tanda/gejala, a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
akibat serta mampu memperagakan dalam merawat pasien
cara merawat b. Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala
serta proses terjadinya PK
c. Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK
Setelah pertemuan keluarga mampu: SP.IIk
a. Menyebutkan kegiatan yang sudah di a. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat
lakukan pasien pasien dengan PK
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat
langsung kepada pasien PK

Setelah pertemuan, keluarga mampu: SP.IIIk


a. Keluarga mampu melakukan a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di
perawatan mandiri terhadap pasien rumah termasuk minum obat (discharge planning)
PK b. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
20

4. Implementasi Keperawatan
Sebelum tindakan keperawatan di implementasikan, perawat perlu

memvalidasi diri sendiri apakah rencana tindakan yang ditetapkan

masih sesuai dengan kondisi pasien saat ini (here and now). Perawat

juga perlu mengevaluasi diri sendiri apakah mempunyai kemampuan

interpersonal, intelektual, dan teknikal, sesuai dengan tindakan yang

akan dilaksanakan. Setelah tidak ada hambatan lagi maka tindakan

keperawatan bisa di implementasikan.

Saat memulai implementasi tindakan keperawatan, perawat harus

menyepakati kontrak dengan pasien dengan menjelaskan apa yang

akan dikerjakan dan peran pasien yang diharapkan.

(Yususf A., 2015)

5. Evaluasi

Evaluasi kemampuan pasien mengatasi risiko perilaku kekerasan

berhasil pabila pasien dapat :

a. Menyebutkan penyebab, tanda, dan gejala perilaku kekerasan dan

akibat dari perilaku kekerasan

b. Mengontrol perilaku kekerasan :

1) Fisik : Tarik nasaf dalam , memukul bantal/kasur

2) Sosial/verbal : meminta, menolak, mengungkapkan perasaan

secara sopan dan baik

3) Spritual : Dzikir/berdoa, meditasi berdasarkan agama yang

dianut
21

4) Psikofarmaka : rutin mengkonsumsi obat, tidak putus obat,

mampu mengenal obat sendiri dan warna, bentuk, nama, dosis,

dll.

c. Evaluasi kemapuan keluarga (pelaku rawat) risiko perilaku

kekerasan berhasil apabila keluarga dapat :

1) Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat pasien

(pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya resiko

perilaku kekerasan)

2) Mencegah terjadinya perilaku kekerasan

3) Menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai pasien

4) Memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perasaan

marah

5) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang

mendukung pasien mengontrol perasaan marah

6) Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam mencegah

perilaku kekerasan pasien


22

B. Penerapan Prosedur Spiritual Pada Pasien Dengan Perilaku


Kekerasan

1. Defenisi Prosedur Spiritual


Dukungan berupa dukungan agama salah satunya dengan berdoa

dapat menghilangkan kesedihan,kegunduhan,depresi dan dapat

mendatangkan ketenangan,kebahagian dan kelapangan hidup. Karna

berdoa mengandung psikoteraupetik yang mengandung kekuatan

spiritual atau kerohanian yang dapat membangkitkan rasa percaya diri

dan rasa optimism yang kuat dalam diri orang.

1. Prosedur Kerja

a. Fase Orientasi

1) Salam teraupetik

2) Evaluasi / validasi kondisi pasien

3) Kontrak : topic,waktu / tempat

b. Fase Kerja

1) Persiapan alat

2) Persiapan pasien

a) Mengkaji pasien tehadap tindakan yang akan dilakukan

b) Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai

prosedur yang akan dilakukan

3) Cara Kerja

Langkah-langkah respon rileksasi menurut Sutejo (2017)

antara lain :

a) Duduk atau tidur


23

b) Tutup mata

c) Kendorkan otot-otot

d) Bernapaslah secara alami dan mulai mengucapkan

kalimat spiritual yang dibaca secara berulang-ulang

(berdoa)

e) Bila ada pikiran yang mengganggu,kembalilah

fokuskan pikiran

f) Lakukan selama 10 menit

g) Jika sudah selesai, jangan langsung berdiri duduklah

dulu dan beristirahat, buka pikiran kembali barulah

berdiri dan melakukan kegiatan kembali

4) Kriteria Evaluasi

a) Mengkaji proses dan hasil dari terapi spiritual

menggunakan catatan aktifitas terapi yang telah

dilakukan.

b) Mengalisis hasil dan catatn terapi sehingga perawat

dapat mengetahui progress teknik yang dilakukan

pasien dalam mengembangkan sesi.


24

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan

Pertemuan :

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Pasien

Pasien tampak mondar-mandir, berbicara sambil mengepalkan tinju,

pandangan mata tajam , wajah merah dan tegang, serta sesekali tampak

memukul-memukul dinding.

2. Diagnosa Keperawatan

Perilaku kekerasan

3. TUK/Strategi Pelaksanaan (SP 4)

a. Mengajarkan/membantu pasien mengontrol Perilaku Kekerasan

dengan cara Spritual

b. Membantu pasien mempraktikkan kembali cara mengontrol

perilaku kekerasan dengan cara spiritual

c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi

1. Orientasi :

Selamat pagi pak … perkenalkan nama saya… nama bapak siapa ??

Bagaimana kondisi bapak hari ini?? Hari ini saya akan mengajarkan

bapak cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual, waktu

yang butuhkan sekitar 15 menit tempatnya di sini saja, apakah bapak

bersedia????
25

2. Kerja

Bapak kalau boleh saya jika bapak marah apa yang bapak lakukan untuk

mengatasi marah tersebut..? bagaiman pa apakah berhasil?? Baik pak

saya akan mengajarkan cara mengontrol marah dengan spiritual… saya

akan memberikan contoh setelah itu bapak dapat mempraktikkan

kembali cara yang pertama.silahkan duduk atau tidur kemudian

pejamkan mata, kendorkan otot-otot kemudian bernapaslah secara alami,

tenang, kemudian mengucapkan kalimat spiritual yang dibaca secara

berulang-ulang (berdoa) sesuaikan dengan agama.. lakukan selama 10

menit. Jika sudah selesai jangan langsung berdiri, beristirahat sebentar

pikirkan kembali barulah melaksanakan kegiatan yang lain.

“ apakah bapak sudah paham?? Sekarang coba bapak mengulangi

kembali apa yang sudah saya ajarkan… bagus.sekali

3. Terminasi

Bagaimana perasaan bapak setelah kita belajar cara mengontrol perilaku

kekerasan secara spiritual?? Coba bapak ulangi sekali lagi.. ? nanti bisa

di praktikkan kembali jika bapak lagi marah, kesal atau jengkel. Bapak

besok kita bertemu lagi untuk mengevaluasi kegiatan hari ini dan kita

akan berbicara lagi mengenai cara mengontrol perilaku kekerasan

dengan cara lain ( minum obat).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

deskriptif yang berupa studi kasus yaitu penerapan asuhan keperawatan

dengan pendekatan proses asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada pasien perilaku

kekerasan

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang

akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang di teliti. Penelitian deskriptif

berguna untuk mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu

masalah.

B. Subjektif Studi Kasus


Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pasien yang

mengalami gangguan konsep diri : Perilaku Kekerasan dan sementara

menjalani rawat inap di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Maluku. Pada

penelitian ini penulis mengambil dua orang sebagai subjek penelitian dengan

ini penulis mengambil 1 orang sebagai subjek penelitian dengan

memperhatikahn kriteria insklusi dan kriteria ekslusi.

1. Pasien jiwa dengan kasus Perilaku Kekerasan yang sedang dirawat di

rumah sakit jiwa

26
27

2. Pasien jiwa dengan kasus Perilaku Kekerasan yang belum pernah

dianjurkan Prosedur Spiritual dalam mengurangi resiko perilaku

kekerasan

C. Fokus Studi Kasus


Focus studi kasus atau kajian utama dalam penelitian ini adalah pasien

Perilaku Kekerasan yang dirawat RSKD Provinsi Maluku

D. Defenisi Operasional
Defenisi Operasional

Berdasarkan variabel penelitian asuhan keperawatan adalah suatu

bentuk pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat yang

professional berdasarkan profesi yang dimilikinya.untuk hal itu diukur

dengan cara melihat kepada :

a. Pengkajian merupakan tahap dimana penulis melakukan pengumpulan

data tentang pasien yang diperoleh dari perawat, Dokter serta penulis

melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk

mengetahui perubahan persepsi sensori perilaku kekerasan.

b. Diagnosa Keperawatan merupakan pernyataan yang menjelaskan

status atau masalah aktual dan potensial yang dialami pasien dengan

perilaku kekerasan.

c. Perencanaan tahap dimana penulis memprioritaskan masalah pada

perubahan persepsi sensori perilaku kekerasan selanjutnya ditentukan

tujuan dan kriteria hasil serta intervensi yang akan dilakukan secara

ilmiah.
28

d. Pelaksanaan tahap dimana penulis melakukan tindakan berdasarkan

perencanaan yang telah disusun dan disesuaikan dengan situasi dan

kondisi Rumah Sakit atau lahan penelitian.

e. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai

keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat atau mengamati

secara langsung pada pasien dengan menggunakan panca indera kemudian

diinterprestasikan dari hasil observasi dapat diperoleh gambaran tentang

perkembangan pasien.

2. Wawancara

Suatu bentuk komunikasi verbal atau semacam percakapan yang

digunakan untuk mengumpulkan data-data dari pasien, perawat, yang

berhubungan dengan pasien maupun perkembangan kesehatannya.

3. Studi Dokumentasi

Suatu cara mengumpulkan data melalui catatan medis, status

pasien maupun data statistik

F. Waktu dan Lokasi Penelitian


1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga hari mulai pada bulan April 2021
29

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Ruangan Akut Akut Pria Rumah Sakit

Khusus Daerah Provinsi Maluku.

G. Penyajian Data
Penyajian penelitian Karya Tulis Ilmiah ini disajikan dalam bentuk

tekstur dan tabular yaitu dengan menggunakan kata – kata secara narasi dan

dalam bentuk tabel melalui penerapan asuhan keperawatan pada pasien

dengan halusinasi pendengaran.

H. Bahan atau Instrumen Penelitian


Bahan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah

format pengkajian asuhan keperawatan jiwa dengan alat bantu stetoscop,

Tensimeter, thermometer, arloji serta alat tulis menulis untuk mencatat hasil

pengkajian.

I. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan

Dimulai dari penyiapan format pengkajian selanjutnya melaporkan

diri kepada pembimbing ruangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini penulis mendapatkan kasus halusinasi pendengaran.

Mengawali asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. “X”, penulis

menggunakan pendekatan keperawatan yang dimulai dengan tahap

pengkajian. Dalam tahap pengkajian ini penulis melakukan pengumpulan

data, selanjutnya data dikelompokan dianalisa dan dirumuskan diagnosa

keperawatan. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap perencanaan, dalam


30

tahap ini ditentukan prioritas diagnosa keperawatan, selanjutnya

menetapkan intervensi berdasarkan masalah yang penulis dapatkan sesuai

tujuan dan kriteria disertai rasionalisasi tindakan tersebut.

Dalam tahap pelaksanaan rencana tindakan yang telah disusun

tidak semuanya dilatih secara keseluruhan, karena keterlambatan waktu

dan kondisi yang ada pada pasien maupun pada rumah sakit. Setiap

pelaksanaan suatu tindakan, harus mendokumentasikan hari, tanggal dan

jam pelaksanaan setelah itu lakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan

tindakan yang telah diberikan sesuai dengan tujuan dan kriteria standar

yang telah disusun.

J. Pengolahan dan Analisa Data


Pengolahan data dilaksanakan setelah pengumpulan data berdasarkan

format pengkajian dan dituangkan dalam bentuk tekstur, setelah itu data

dianalisis dan didapatkan masalah-masalah keperawatan yang timbul.

Selanjutnya dilakukan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang

telah ditetapkan dan dilakukan evaluasi. Setiap kegiatan yang dilakukan

selalu didokumentasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Arumasari, C. (2017). Strategi Konseling Latihan Asertif untuk Mereduksi


Perilaku Bullying. Journal Of Innovative Counseling : Theory, Practice &
Research , 31-39.

Azizah, L., Zainuri, I., & Akbar, A (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Hardianto, M. R. B, et al. “ Spiritual Care Dalam Mengurangi Tingkat


Kemarahan Pasien Skizofrenia “

Ika Kusuma. (2020), Efektifitas Terapi Spiritual Wuduh Untuk Mengontrol Emosi
Pada Pasien Resiko Kekerasan. Tens: Trends Of Nursing Science 1.1
2020: 78-84.

Indra Maulana, s. A. (2019). Penyuluhan Kesehatan jiwa Untuk Meningkatkan


Pengetahuan Masyarakat Tentang Masalah Kesehatan Jiwa. Volume 2
No 2.

Muhit, A. (2016). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta : CV Andi Offset.

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Nihayati, dkk. (2016), Pengalaman Keluarga Merawat Klien Dengan Gangguan


Jiwa Pasca Pasung.

Fitria, N. (2014). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan laporan Pendahuluan dan
Straregi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.

Pardede, J. A. (2020). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah


Risiko Perilaku Kekerasan.

Sutejo. (2017). keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Yususf A., f. R. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa . Jakarta:


Penerbit Salemba Medika.

31
32

Anda mungkin juga menyukai