Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Profesi


Ners Stase Keperawatan Gerontik”

Oleh:
MARLINA, S. Kep
NIM: 21.300.0195

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PROSES MENUA

Oleh:
MARLINA, S. Kep
NIM: 21.300.0195

Banjarmasin, April 2022


Mengetahui,

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

(Ns. M. Saputra., S.Kep., MM) ( )


LAPORAN PENDAHULUAN
PROSES MENUA

A. Definisi Lansia
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan
akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam
hidup. Sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia
mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi
hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan
memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang
normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap
fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya
(Darmojo, 2012)
Lanjut usia adalah seseoranng yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik
pria maupun wanita. Menjadi tua merupakan proses alami yang berarti
seseorang telah memulai tahap-tahap kehudupannya, yaitu neonates,
toodler,pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa, dan lansia(Padila, 2013).

B. Proses Menua
Proses menua adalah suatu proses alamiyang akan terjadi pada pada
setiap maklukhidup (Fitri & M, 2016).
Menurut Laslet (Sudirman & Siti, 2011)menyatakan bahwa semua
makhluk hidup memilki siklus kehidupan menuju tua yang diawali dengan
proses kelahiran, tumbuh menjadi dewasa, berkembang biak, menjadi tuadan
akhirnya tutup usia. Sedangkan usia lanjutadalah masa yang tidak bisa
dielakan bagiorang yang dikarunia umur panjang.
C. Batasan Lanjut Usia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO (Darmojo, 2012) batasan lanjut
usia meliputi :
1. Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

D. Tanda dan Gejala


Tanda dan Gejala menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 yaitu:
1. Perubahan Organik
a) Jumlah jaringan ikat dan kolagen meningkat.
b) Unsur seluler pada sistem saraf, otot, dan organ vital lainnya
menghilang.
c) Jumlah sel yang berfungsi normal menurun.
d) Jumlah lemak meningkat.
e) Penggunaan oksigen menurun.
f) Selama istirahat, jumlah darah yang dipompakan menurun.
g) Jumlah udara yang diekspirasi paru lebih sedikit.
h) Ekskresi hormon menurun.
i) Aktivitas sensorik dan persepsi menurun.
j) Penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat menurun.
k) Lumen arteri menebal.
2. Sistem Persarafan
Tanda:
a) Penurunan jumlah neuron dan peningkatan ukuran dan jumlah sel
neuroglial.
b) Penurunan syaraf dan serabut syaraf.
c) Atrofi otak dan peningkatan ruang mati dalam kranim
d) Penebalan leptomeninges di medulla spinalis.
Gejala:
a) Peningkatan risiko masalah neurologis; cedera serebrovaskuler,
parkinsonisme.
b) Konduksi serabut saraf melintasi sinaps makin lambat
c) Penurunan ingatan jangka-pendek derajad sedang
d) Gangguan pola gaya berjalan; kaki dilebarkan, langkah pendek, dan
menekukke depan
e) Peningkatan risiko hemoragi sebelum muncul gejala.
3. Sistem Pendengaran.
Tanda :
a) Hilangnya neuron auditorius
b) Kehilangan pendengaran dari frekuensi tinggi ke frekuensi rendah
c) Peningkatan serumen
d) Angiosklerosis telinga
Gejala :
a) Penurunan ketajaman pendengaran dan isolasi social (khususnya,
penurunan kemampuan untuk mendengar konsonan)
b) Sulit mendengar, khususnya bila ada suara latar belakang yang
mengganggu, atau bila percakapan cepat.
c) Impaksi serumen dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
4. Sistem Penglihatan
Tanda :
a) Penurunan fungsi sel batang dan sel kerucut
b) Penumpukan pigmen.
c) Penurunan kecepatan gerakan mata.
d) Atrofi otot silier.
e) Peningkatan ukuran lensa dan penguningan lensa
f) Penurunan sekresi air mata.
Gejala :
a) Penurunan ketajaman penglihatan, lapang penglihatan, dan adaptasi
terhadap terang/gelap
b) Peningkatan kepekaan terhadap cahaya yang menyilaukan
c) Peningkatan insiden glaucoma
d) Gangguan persepsi kedalaman dengan peningkatan kejadian jatuh
e) Kurang dapat membedakan warna biru, hijau dan violet
f) Peningkatan kekeringandan iritasi mata.
5. Sistem Kardiovaskuler
Tanda :
a) Atrofi serat otot yang melapisi endokardium
b) Aterosklerosis pembuluh darah
c) Peningkatan tekanan darah sistolik.
d) Penurunan komplian ventrikel kiri.
e) Penurunan jumlah sel pacemaker
f) Penurunan kepekaan terhadap baroreseptor.
Gejala:
a) Peningkatan tekanan darah
b) Peningkatan penekanan pada kontraksi atrium dengan S4 terdengar
c) Peningkatan aritmia
d) Peningkatan resiko hipotensi pada perubahan posisi
e) Menuver valsava dapat menyebabkan penurunan tekanan darah
f) Penurunan toleransi
6. Sistem Respirasi
Tanda:
a) Penurunan elastisitas jaringan paru.
b) Kalsifikasi dinding dada.
c) Atrofi silia.
d) Penurunan kekuatan otot pernafasan.
e) Penurunan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2).
Gejala:
a) Penurunan efisiensi pertukaran ventilasi
b) Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan atelektasis
c) Peningkatan resiko aspirasi
d) Penurunan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnia
e) Peningkatan kepekaan terhadap narkotik
7. Sistem Gastrointestinal
Tanda:
a) Penurunan ukuran hati.
b) Penurunan tonus otot pada usus.
c) Pengosongan esophagus makin lambat
d) Penurunan sekresi asam lambung.
e) Atrofi lapisan mukosa
Gejala:
a) Perubahan asupan akibat penurunan nafsu makan
b) Ketidaknyamanan setelah makan karena jalannya makanan melambat
c) Penurunan penyerapan kalsium dan besi
d) Peningkatan resiko konstipasi, spasme esophagus, dan penyakit
divertikuler
8. Sistem Reproduksi
Tanda:
a) Atrofi dan fibrosis dinding serviks dan uterus
b) Penurunan elastisitas vagina dan lubrikasi
c) Penurunan hormone dan oosit.
d) Involusi jaringan kelenjar mamae.
e) Poliferasi jaringan stroma dan glandular
Gejala :
a) kekeringan vagina dan rasa terbakar dan nyeri saat koitus
b) penurunan volume cairan semina dan kekuatan ejakulasi
c) penurunan elevasi testis
d) hipertrofi prostat
e) jaringan ikat payudara digantikan dengan jaringan lemak, sehingga
pemeriksaan payudara lebih mudah dilakukan
9. Sistem Perkemihan
Tanda:
a) Penurunan masa ginjal
b) Tidak ada glomerulus
c) Penurunan jumlah nefron yang berfungsi
d) Perubahan dinding pembuluh darah kecil
e) Penurunan tonus otot kandung kemih
Gejala:
a) Penurunan GFR
b) Penurunan kemampuan penghematan natrium
c) Peningkatan BUN
d) Penurunan aliran darah ginjal
e) Penurunan kapasitas kandung kemih dan peningkatan urin residual
f) Peningkatan urgensi
10. Sistem Endokrin
Tanda:
a) Penurunan testosterone, hormone pertumbuhan, insulin, androgen,
aldosteron, hormone tiroid
b) Penurunan termoregulasi
c) Penurunan respons demam
d) Peningkatan nodularitas dan fibrosis pada tiroid
e) Penurunan laju metabolic basal
Gejala:
a) Penurunan kemampuan untuk menoleransi stressor seperti
pembedahan
b) Penurunan berkeringat dan menggigil dan pengaturan suhu
c) Penurunan respons insulin, toleransi glukosa
d) Penurunan kepekaan tubulus ginjal terhadap hormone antidiuretik
e) Penambahan berat badan
f) Peningkatan insiden penyakit tiroid
11. Sistem Kulit Integumen
Tanda:
a) Hilangnya ketebalan dermis dan epidermis
b) Pendataran papilla
c) Atrofi kelenjar keringat
d) Penurunan vaskularisasi
e) Cross-link kolagen
f) Tidak adanya lemak sub kutan
g) Penurunan melanosit
h) Penurunan poliferasi dan fibroblas
Gejala:
a) Penipisan kulit dan rentan sekali robek
b) Kekeringan dan pruritus
c) Penurunan keringat dan kemampuan mengatur panas tubuh
d) Peningkatan kerutan dan kelemahan kulit
e) Tidak adanya bantalan lemak yang melindungi tulang dan
menyebabkan timbulnya nyeri.
f) Penyembuhan luka makin lama.
12. Sistem Muskuloskletal
Tanda:
a) Penurunan massa otot
b) Penurunan aktivitas myosin adenosine tripospat
c) Perburukan dan kekeringan pada kartilago sendi
d) Penurunan massa tulang dan aktivitas osteoblast
Gejala:
a) Penurunan kekuatan otot
b) Penurunan densitas tulang
c) Penurunan tinggi badan
d) Nyeri dan kekakuan pada sendi
e) Peningkatan risiko fraktur
f) Perubahan cara berjalan dan postur
E. Patofisiologi (pathway)

ProsesF.
Menua

Usia 25-35 Usia 35-45 Usia >45 produksi


penurunan hormone penurunan hormone hormone sudah
(testosterone growt berkurang hingga
hormone) akhirnya berhenti

Polusi udara, diet yang tak


sehat dan stress

Penyakit
Peningkatan radikal
degenerative (DM,
osteoporosis,
hipertensi, penyakit
Kerusakan sel-sel jantung koroner
DNA (sel-sel tubuh)

System dalam tubuh mulai terganggu seperti


: penglihatan menurun, rambut beruban,
stamina dan energy berkurang, wanita
(menopause), pria (andopause)

F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin yang
perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan kesehatan
yang sering dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui adanya
gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
1.        Pemerikasaan hematologi rutin
2.        Urin rutin
3.        Glukosa
4.        Profil lipid
5.        Alkalin pospat
6.        Fungsi hati
7.        Fungsi ginjal
8.        Fungsi tiroid
9. Pemeriksaan feses rutin

G. Pengkajian
Perawat mengkaji perubahan pada perkembangan fisiologis, kognitif
dan perilaku sosial pada lansia
1. Perubahan fisiologis
Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :
Sistem Temuan Normal
Integumen Warna kulit Pigmentasi
berbintik/bernoda
diarea yang terpajan
sinar matahari, pucat
meskipun tidak anemia
Kelembaban Kering, kondisi
bersisik
Suhu Ekstremitas lebih
dingin, penurunan
perspirasi
Tekstur Penurunan elastisitas,
kerutan, kondisi
berlipat, kendur
Distribusi lemak Penurunan jumlah
lemak pada
ekstremitas,
peningkatan jumlah
diabdomen
Rambut Penipisan rambut
Kuku Penurunan laju
pertumbuhan
Kepala dan leher Kepala Tulang nasal, wajah
menajam, & angular
Mata Penurunan ketajaman
penglihatan,
akomodasi, adaptasi
dalam gelap, sensivitas
terhadpa cahaya
telinga Penurunan
menbedakan nada,
berkurangnya reflek
ringan, pendengaran
kurang
Mulut, Penurunan pengecapan,
faring aropi papilla ujung
lateral lidah
leher Kelenjar tiroid nodular
Thoraxs & paru- Peningkatan diameter
paru antero-posterior,
peningkatan rigitas
dada, peningkatan RR
dengan penurunan
ekspansi paru,
peningkatan resistensi
jalan nafas
Sistem Jantung & Peningkatan sistolik,
Vascular perubahan DJJ saat
istirahat, nadi perifer
mudah dipalpasi,
ekstremitas bawah
dingin
Payudara Berkurangnnya
jaringan payudara,
kondisi menggantung
dan mengendur
Sistem Pencernaan Penurunan sekresi
keljar saliva, peristatik,
enzim digestif,
konstppasi
Sistem Reproduksi wanita Penurunan estrogen,
ukuran uterus, atropi
vagina
pria Penurunan testosteron,
jumlah sperma, testis
Sistem Penurunan filtrasi
Perkemihan renal, nokturia,
penurunan kapasitas
kandung kemih,
inkontenensia
wanita Inkontenensia urgensi
& stress, penurunan
tonus otot perineal
pria Sering berkemih &
retensi urine.
Sistem Penurunan masa &
muskoloskeletal kekuatan otot,
demineralisasi tulang,
pemendekan fosa
karena penyempitan
rongga intravertebral,
penurunan mobilitas
sendi, rentang gerak
Sistem Neurologi Penurunan laju reflek,
penurunan kemampuan
berespon terhadap
stimulus ganda,
insomia, periode tidur
singkat
Pengkajian status fungsional :
Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan
seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri.
Indeks Katz adalah alat yang secara luas digunakan untuk menentukan hasil
tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis. Format ini
menggambarkan tingkat fungsional klien dan mengukur efek tindakan yang
diharapkan untuk memperbaiki fungsi. Indeks ini merentang kekuatan
pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting, berpindah,
kontinen dan makan.
Tingkat Kemandirian Lansia :
A: kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
mandi,berpakaian dan mandi
B: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
satu dari fungsi tambahan
C: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
D: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F: kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil
G: Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
2. Perubahan Kognitif
Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa
muncul akibat kesalahan konsep karena lansia mengalami kerusakan
kognitif. Akan tetapi perubahan struktur dan fisiologi yang terjadi pada
otak selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan adaptif & fungsi
secara nyata
Pengkajian status kognitif
a) SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)
Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan
intelektual terdiri dari 10 hal yang menilai orientasi, memori dalam
hubungan dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh dan
kemam[uan matematis.
b) MMSE (mini mental state exam)
Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,
perhatian dank kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai
kemungkinan paliong tinggi adalaha 30, dengan nialu 21 atau
kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan leboh lanjut.
c) Inventaris Depresi Bec
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang
behubungan dengan depresi. Setiap hal direntang dengan
menggunakan skala 4 poin untuk menandakan intensitas gejala
3. Perubahan psikososial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang
terjadi pada penuaan. Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi
beberapa perubahan biasa terjadi pada mayoritas lansia.
a) Pengkajian Sosial
Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada
seluruh tingkat kesehatan dan kesejahteraan lansia. Alat skrining
singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi social lansia
adalah APGAR Keluarga. Instrument disesuaikan untuk digunakan
pada klien yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan
teman-temannya atau dengan keluarga. Nilai < 3 menandakan
disfungsi keluarga sangat tinggi, nilai 4 – 6 disfungsi keluarga
sedang.
A : Adaptation
P : Partnership
G :Growth
A :Affection
R : Resolve
d) Keamanan Rumah
Perawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia untuk
menjamin tidak adanya bahaya yang akan menempatkan lansia pada
resiko cidera. Faktor lingkungan yang harus diperhatikan :
1) Penerangan adekuat di tangga, jalan masuk & pada malam hari
2) Jalan bersih
3) Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat
4) Alas kaki stabil dan anti slip
5) Kain anti licin atau keset
6) Pegangan kokoh pada tangga / kamar mandi
H. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah

1.  Melaporkan secara perbal Kelemahan Intoleransi


adanya kelemahan atau Umum Aktivitas.
kelelahan.
 Penurunan kekuatan otot.
 ADL dibantu
2.  Postur tubuh tidak stabil Penurunan Kerusakan
selama melakukan kegiatan. kekuatan otot mobilitas fisik
 Keterbatasan ROM
 Perubahan gaya berjalan
(penurunan kecepatan
berjalan, kesulitan memulai
jalan, langkah sempit, kaki
diseret)
3.  Laporan secara verbal dan Angen injury Nyeri kronis
non verbal. biologis
 Perubahan pola tidur
 Nyeri lebih dari 6 bulan

I. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umun.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
3. Nyeri kronis berhubungan dengan agen injury biologis
J. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi

Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring vital


Mobilitas Fisik keperawatan selama 1x24 jam sign
berhubungan diharapkan mobilitas fisik dalam sebelum/sesudah
latihan dan lihat
dengan penurunan rentan normal.
respon pasien
kekuatan otot. saat latihan.
Kriteria hasil :
2. Ajarkan klien
Indikator IR ER tentang dan
1. Keseimbangan pantau
tubuh penggunaan alat
2. Posisi tubuh bantu mobilitas
3. Gerakan otot 3. Ajarkan dan
4. Gerakan sendi bantu klien dalam
5. Kemampuan proses
berpindah perpindahan
6. Ambulasi: berjalan 4. Dampingi dan
Keterangan : bantu klien saat
mobilisasi dan
1. Tidak mandiri bantu penuhi
2. Dibantu orang dan alat kebutuhan ADLs
3. Dibantu orang
4. Dibantu alat
5. Mandiri penuh
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam penyebab
dengan kelemahan diharapkan resiko injury (fisik) dapat toleransi aktivias.
2. Berikan periode
umum. teratasi.
istirahat selama
Kriteria Hasil : beraktivitas.
3. Jika
Indikator I ER
memungkinkan
R
tingkatkan
1. Langkah berjalan.
aktivitas secara
2. Jarak berjalan.
bertahap.
3. kuat.
4. Monitor dan catat
4. Laporan ADL.
kemampuan
Keterangan: untuk
1.Keluhan ekstrim mentoleransi
2.Keluhan berat aktivitas.
3.Keluhan sedang
4.Keluhan ringan
5.Tidak ada keluhan
Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan PAIN
dengan agen injury keperawatan selama 1x30 menit MANAGEMENT:
biologis diharapkan Nyeri Kronis klien
dapat teratasi. 1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk Lokasi,
Kriteria Hasil : Karakteristik,
Durasi,
Indikator IR ER Frekuensi,
1. Melaporkan adanya Kualitas, dan
nyeri. Faktor
2. Luas bagian tubuh Presipitasi.
yang terpengaruhi. 2. Observasi reaksi
3. Frekuensi nyeri. non verbal dari
4. Pernyataan nyeri. ketidak
5. Perubahan tekanan nyamanan.
darah. 3. Gunakan teknik
6. Posisi tubuh komunikasi
protektif. terapeutik untuk
Keterangan: mengetahui
pengalaman nyeri
1. Kuat
klien.
2. Berat
4. Ajarkan tentang
3. Sedang
teknik non
4. Ringan
farmakologi.
5. Tidak ada
5. Evaluasi
keefektipan
control.
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo. (2012). Pengertian Lansia Lanjut Usia.


http://www.Psychologymania.com/2012/pengertian-lansia-lanjut-
usia.html.
Fitri, U., & M, D. A. (2016). Penerimaan Diri, Dukungan Sosial dan Kebahagiaan
pada lansia. Personal, Jurnal Psikologi Indonsia .
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudirman, & Siti, P. (2011). Pisikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai