Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEPATITIS


Dosen Pengampuh : Yunita Kristina, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 2
Mince Endema(202108102400
Riska J. Tungkoye(2021081024005)
Martha Valentia Ambarura Suarubun(202108102400
Fiorella Claudia I. Manibor(2021081024009)
Apia Ester Oropa(2021081024019)
Ekaristi Wayom S. Yumte
Gladys Gabriella Bembe (2019081024052)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami diberi
kesehatan dan kekuatan sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Hepatitis” ini dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan ATM, kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu dan
kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang …………………………………………………………………
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………...
3. Tujuan ………………………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Definisi …………………………………………………………………………
2. Etiologi …………………………………………………………………………
3. Manifestasi Klinis ………………………………………………………………
4. Patofisiologi …………………………………………………………………….
5. Klasifikasi ………………………………………………………………………
6. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………………...
7. Komplikasi ……………………………………………………………………..
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian ………………………………………………………………………
2. Diagnosa ………………………………………………………………………...
3. Intervensi ………………………………………………………………………..
4. Implementasi ……………………………………………………………………
5. Evaluasi …………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan …………………………………………………………………….
2. Saran ……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas
dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5
kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu virus hepatitis A (HAV), virus
hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HVC), virus hepatitis D (HDV), virus hepatitis E
(HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi
semuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan
sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B).
kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan
hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non
parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitits A atau B
melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH)
dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis
hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally
Transmitted) atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral
(Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease
Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan
ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat
timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di
Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara
semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah
penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-
negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease
Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit
ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus ini
rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan kerugian
ekonomi yang besar.

2. Rumusan Masalah
1.) Apa pengertian dari penyakit Hepatitis?
2.) Apa etiologi dari penyakit Hepatitis?
3.) Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Hepatitis?
4.) Bagaimana patofisiologi dari penyakit Hepatitis?
5.) Bagaimana klasifikasi dari penyakit Hepatitis?
6.) Apa saja pemeriksaan penunjang dari penyakit Hepatitis?
7.) Apa saja komplikasi dari penyakit Hepatitis?
8.) Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hepatitis?

3. Tujuan
1.) Mengetahui pengertian penyakit Hepatitis
2.) Mengetahui etiologi dari penyakit Hepatitis
3.) Mempelajari manifestasi klinis dari penyakit Hepatitis
4.) Mempelajari patofisiologi dari penyakit Hepatitis
5.) Mengetahui klasifikasi dari penyakit Hepatitis
6.) Mempelajari pemeriksaan penunjang dari penyakit Hepatitis
7.) Mengetahui komplikasi dari penyakit Hepatitis
8.) Mempelajari bagaimana cara memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Hepatitis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa berkembang menjadi fibrosis (jaringan parut),
sirosis atau kanker hati. Hepatitis disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi virus, zat
beracun (misalnya alkohol, obat-obatan tertentu), dan penyakit autoimun (Kemenkes, 2017).
Peradangan hati ditandai dengan meningkatnya kadar enzim hati. Peningkatan ini disebabkan
adanya gangguan atau kerusakan membran hati.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999).

2. Etiologi
1.) Adanya infeksi virus atau bakteri
2.) Pola hidup yang tidak sehat, tubuh dipaksa untuk bekerja keras sampai tidak
memperhatikan asupan gizi
3.) Pekerja malam atau yang sering bergadang, rentan mengidap penyakit hati,
disebabkan secara biologis fungsi hati dipicu untuk bekerja lebih cepat sehingga
detoksifikasi lebih tinggi. Akibatnya kondisi tubuh mulai melemah.
4.) Efek samping obat-obatan tertentu yang merupakan racun bagi hati
5.) Kecanduan alkohol

3. Manifestasi Klinis
Terdapat tiga stadium :
1.) Stadium pre ikterik
Berlangsung selama 4-7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia,
mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.
2.) Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat
pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien
masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning
muda, hati membesar dan nyeri tekan.
3.) Stadium paska ikterik (rekonvalensensi)
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada
anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena
penyebab yang biasa berbeda.

4. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai
darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal
pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel
hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman
pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual
dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi
karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi
kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi
kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan
melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan
regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek),
maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus
yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan,
konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu
tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka
bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan
kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal
pada ikterus.
Pathway
Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin → Inflamasi pada heppar
↓ ↓

Gangguan suplasi darah normal Hipertermi Peregangan kaspula


pd sel-sel heppar hati
↓ ↓

Kerusakan sel parenkim, Perasaan tidak nyaman Hepatomegali


Sel hati dan duktuli empedu intrahepatik dikuadran kanan atas

Nyeri akut Anoreksia

Ketidakseimbangan
nutrsi kurang dari
kbutuhan
↓ ↓ ↓
Gangguan metabolisme Ostruksi keruskan konjngsi
karbohidrat lemak ↓ ↓
dan protein Gangguan ekresi Bilirubin tidak
empedu semprna
dikeluarkan
melalui duktus
Glikogenesis menurun Retensi bilirubin ↓
↓ Bilirubin direk
meningkat
Glukoneogenesis menurun Regrugitasi pd duktuli
empedu intra hepatik ↓
Glokogen dalam hepar ↓ Iketerus
berkurang Bilirubin direk meningkat
Glikogenoelisis menurun ↓ ↓
Peningkatan garam empdu Larut dalam air
dalam darah
Resiko ktdkstblan kadar ↓
kadar glukosa darah Pruritus

Perubahan kenyamanan → Ekresi kedalam kemih

Cepat lelah

Intoleransi aktivitas Resiko gangguan fungsi Bilirubin dan kemih
hati berwarna
5. Klasifikasi
Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic Acid) dan
DNA (Deoksi Nucleic Acid).

1.) Hepatitis A/Hepatitis infeksius


Sering kali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala,
sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam,
diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini
ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk
atau makanan yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu.
Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda
dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak
dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang
prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu
setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan
vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk
homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.

2.) Hepatitis B/Hepatitis serum


Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane.
Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah
diketahui secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan
lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 – 7 bulan dengan awitan
rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit hepatitis B akan
mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari
6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan,
mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat
melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan
manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang
mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun
yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika,
orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.

3.) Hepatitis C
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989. Cara penularan virus RNA tersebut
sama dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah
dikalangan penduduk amerika serikat sebelum ada penapisan. Virus ini dapat
dijumpai dalam semen dan sekresi vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual
cukup lama dari pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas
hepatitis C berkisar dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena
gejalanya cenderung lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari
mereka mengidap infeksi serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan.
Antibody terhadap virus hepatitis C dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam
darah, sehingga penapisan donor darah efektif. Adanya antibody terhadap virus
hepatitis C tidak berarti stadium kronis tidak terjadi saat ini belum tersedia vaksin
hepatitis C.

4.) Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak
lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan
melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit
hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau
amat progresif. agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis
Fulminan, kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan
menghindari virus hepatitis B.

5.) Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air
yang tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu
makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai
bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan.
Penularan melalui air yang terkontaminasi feses.

6. Pemeriksaan Penunjang
1.) Pemeriksaan laboratorium
a. Urobilirubin direk
b. Bilirubun serum total
c. Bilirubin urine
d. Urobilinogen urine
e. Urobilinogen feses

2.) Radiologi

a. Foto rontgen abdomen


b. Kolestogram dan kalangiogram
c. Ateriografi pembuluh darah seliaka
d. Biopsi hati

7. Komplikasi

Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan


penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai
hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami
kekambuhan setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau
aktivitas fisik yang berlebihan setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien akan
mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti
digerogoti (picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup
bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.
Penyakit hepatitis kadang-kadang dapat timbul sebagai komplikasi leptospirosis,
sifilis, tuberculosis, toksoplasmosis, dan amebiasis, yang kesemuanya peka terhadap
pengobatan khusus. Penyebab noninfeksiosa meliputi penyumbatan empedu, sirosis
empedu primer, keracunan obat, dan reaksi hipersensitivitas obat. Komplikasi akibat
hepatitis A hampir tidak ada, keculai pada para lansia atau seseorang yang memang
sudah mengidap penyakit kronis hati atau sirosis.
Ensefalopati hepatik terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati
hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis
hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
1.) Identitas
a.) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa
medis.
b.) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,
pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
c.) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
dan hubungan dengan klien.

2.) Keluhan utama


Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk,
sakit perut kanan atas, demam dan kuning.
3.) Riwayat kesehatan
a.) Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam,
nyeri perut kanan atas
b.) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur
operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding
dengan saudara-saudaranya.
c.) Riwayat Kesehatan Keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
4.) Data Pengkajian pada Pasien dengan Penyakit Hepatitis
a) Aktifitas
1) Kelemahan
2) Kelelahan
3) Malaise
b) Sirkulasi
1) Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
2) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

c) Eliminasi
1) Urine gelap
2) Diare feses warna tanah liat

d) Makanan dan Cairan


1) Anoreksia
2) Berat badan menurun
3) Mual dan muntah
4) Peningkatan oedema
5) Asites

e) Neurosensori
1) Peka terhadap rangsang
2) Cenderung tidur
3) Letargi
4) Asteriksis

f) Nyeri / Kenyamanan
1) Kram abdomen
2) Nyeri tekan pada kuadran kanan
3) Mialgia
4) Atralgia
5) Sakit kepala
6) Gatal ( pruritus )
g) Keamanan
1) Demam
2) Urtikaria
3) Lesi makulopopuler
4) Eritema
5) Splenomegali
6) Pembesaran nodus servikal posterior

2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik
karena anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen,
asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi secret
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari
agent virus.
3. Intervensi
1.) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik
karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien
terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan
nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
No Intervensi Rasional
1. Ajarkan dan bantu klien untuk Keletihan berlanjut menurunkan
istirahat sebelum makan keinginan untuk makan
2. Awasi pemasukan diet/jumlah adanya pembesaran hepar dapat
kalori, tawarkan makan sedikit menekan saluran gastro intestinal
tapi sering dan tawarkan pagi dan menurunkan kapasitasnya.
paling sering
3. Pertahankan hygiene mulut yang akumulasi partikel makanan di
baik sebelum makan dan sesudah mulut dapat menambah baru dan
makan rasa tak sedap yang menurunkan
nafsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi menurunkan rasa penuh pada
duduk tegak abdomen dan dapat meningkatkan
pemasukan
5. Berikan diit tinggi kalori, rendah glukosa dalam karbohidrat cukup
lemak efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga
akan membebani hepar.

2.) Gangguan rasa rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar
yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien
berkurang atau teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri
(tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
No. Intervensi Rasional
1. Kolaborasi dengan individu untuk nyeri yang berhubungan dengan
menentukan metode yang dapat hepatitis sangat tidak nyaman, oleh
digunakan untuk intensitas nyeri karena terdapat peregangan secara
kapsula hati, melalui pendekatan
kepada individu yang mengalami
perubahan kenyamanan nyeri
diharapkan lebih efektif
mengurangi nyeri.
2. Tunjukkan pada klien penerimaan klienlah yang harus mencoba
tentang respon klien terhadap nyeri meyakinkan pemberi pelayanan
kesehatan bahwa ia mengalami
nyeri
3. Berikan informasi akurat dan klien yang disiapkan untuk
jelaskan penyebab nyeri, mengalami nyeri melalui penjelasan
tunjukkan berapa lama nyeri akan nyeri yang sesungguhnya akan
berakhir, bila diketahui dirasakan (cenderung lebih tenang
dibanding klien yang penjelasan
kurang/tidak terdapat penjelasan)
4. Bahas dengan dokter penggunaan kemungkinan nyeri sudah tak bisa
analgetik yang tak mengandung dibatasi dengan teknik untuk
efek hepatotoksi mengurangi nyeri.

3.) Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien
normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu
No. Intervensi Rasional
1. Monitor tanda vital : suhu badan sebagai indikator untuk mengetahui
status hypertermi
2. Ajarkan klien pentingnya dalam kondisi demam terjadi
mempertahankan cairan yang peningkatan evaporasi yang
adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) memicu timbulnya dehidrasi
untuk mencegah dehidrasi,
misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
3. Berikan kompres hangat pada menghambat pusat simpatis di
lipatan ketiak dan femur hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat untuk
mengurangi panas tubuh melalui
penguapan
4. Anjurkan klien untuk memakai kondisi kulit yang mengalami
pakaian yang menyerap keringat lembab memicu timbulnya
pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien,
mencegah timbulnya ruam kulit.

4. Implementasi
1.) Diagnosa I
a. Mengajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan Memberikan
snack atau makanan yang mengundang selera pasien
b. Mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering
dan tawarkan pagi paling sering
c. Mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah
makan
d. Menganjurkan makan pada posisi duduk tegak
e. Memberikan diet tinggi kalori, rendah lemak

2.) Diagnosa II
a. Menunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
b. Memberikan informasi dari penyebab nyeri
c. Membahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek
hepatotoksi
d. Berkolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat
digunakan untuk intensitas nyeri

3.) Diagnosa III


a. Memonitor tanda vital : suhu badan
b. Mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3
liter/hari.
c. Memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
d. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
5. Evaluasi
1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
3. Tidak terjadi peningkatan suhu
4. Tidak terjadi keletihan
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat
7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan
peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol
dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar
disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-
anak kurang memperhatikan akan kebersihan sehingga memudahkan virus untuk
masuk ke dalam tubuh.

2. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan
makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena
virus yag dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan
imunisasi secara tepat waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA

Andri Sanityoso, Sulaiman, Dkk, (2010), Pendekatan Teknik hepatitis B dan C dalam
Praktis Jakarta.
Ali Sulaiman, Fariz Nurwadya, Maharani, Dkk, (2007), “Buku Ajar Ilmuh Penyakit
Dalam” Jakarta.
Muttaqin,Arif, (2011),“Gangguan Gastrointestinal :Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah”, Jakarta.
Profil Kesehatan Jawa Timur. 2010. http://dinkes.jatim.go.id.Diaksestangggal 2 Mei
2012 pukul 21.57.
RekamMedik RS Bhakti Rahayu Surabaya. Hepatitis B di Ruang Agung RS Bhakti
Rahayu Surabaya:RekamMedik RS Bhakti Rahayu Surabaya.
Sudoyo, Aru W, Dkk, (2009), “Pusat Penerbitan Ilmuh Penyakit Dalam”, Jakarta Pusat 10430.
Sholeh S. Naga, (2012), “Buku Panduan Lengkap Ilmuh Penyakit Dalam”, DIVA
Press, Jogjakarta.
Isselbacher dkk. 2012. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Alih bahasa
Asdie Ahmad H., Edisi 13, Jakarta: EGC
McPhee & Ganong. 2011 Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran
Klinis, Edisi 5, Jakarta: EGC
Pamela dkk. 2011. Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit, Jakarta : Indeks
Silalahi L., http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/ 2004/03/26
Smeltzer, suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner
dan Suddart. Alih bahasa Kuncara, Edisi 8, Jakarta: EGC
Sulaiman Ali. 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati, Edisi 1, Jakarta: CV Sagung Seto
Williams & Wilkins. 2012. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan,
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai