Anda di halaman 1dari 16

TEORI EKSISTENSIAL

MENURUT ELLIS&ROGER

Disusun Oleh :
Kelompok 4 Kelas IV C
A. NURAMELIA DATUELA 1701092
B. DESI LINASARI 1701029
C. VIRA BAMBELA 1701058

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO


T.A 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis berbentuk makalah yang berjudul TEORI
EKSISTENSIAL MENURUT ELLIS DAN ROGER.
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi kita semua. Kami
menyadari dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Kami sangat berterima kasih apabila ada
pihak–pihak yang berkenan memberikan kritik dan saran pada makalah ini.

MANADO, Mei 2019

Penyusun
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa adalah salah satu ilmu yang membahas bagaimana cara memberikan
keperawatan pada orang sehat, masalah psikososial maupun orang yang telah mengalami
gangguan jiwa.
Terdapat beberapa model keperawatan jiwa yang dapat diterapkan untuk menangani
masalah yang dihadapi klien sesuai kondisi klien tersebut. Salah satu model keperawatan jiwa
yaitu model keperawatan jiwa eksistensial. Model keperawatan jiwa ini berfokus pada
pengalaman individu pada saat ini model ini merupakan perilaku atau gangguan jiwa yang terjadi
bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya.
Pada saat ini banyak sekali masalah-masalah model eksistensial terjadi dalam hidup ini.
Disinlah peran perawat dalam mengatasi permasalahan pada individu yang mengalami gangguan
prilaku atau gangguan jiwa yang terjadi pada individu tersebut.
Perawat merupakan bagian dari tim kesehatan yang memiliki lebih banyak kesempatan
untuk melakukan intervensi kepada pasien, sehingga fungsi dan peran perawat dapat
dimaksimalkan dalam memberikan asuhan keperwatan terhadap klien
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat materi model keperawatan jiwa
eksistensial dalam penulisan makalah ilmiah.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian konseptual model keperawatan jiwa
eksistensial
b. .Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami proses terapi pada konseptual model keperawatan
jiwa eksistensial
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konseptual Model Keperawatan Jiwa


1. Pengertian
Model adalah cara mengorganisasi pokok pengetahuan yang kompleks. Model konseptual
merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang
serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian terhadap
suatu ilmu dan perkembangannya.
Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam situasi lingkungan
atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaktif
dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan jiwa
mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui
mekanisme koping yang positif unutk mengatasi stresor ini.
2. Peran Perawat Dalam Keperawatan Jiwa
Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun
1950 an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan jiwa dengan perawatan umumnya yaitu
adanya terapi. Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan
mempertahankan prilaku yang akan menyokong integritas fungsi. Yang dimaksud klien meliputi
individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat. Menurut American Nurses
Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa, mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa
sebagai area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu prilaku manusia dan
diri sendiri secara terpeutik unutk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa
klien dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada.
3. Macam-macam Konsep Model Keperawatan jiwa
a. Model Psikoanalisa
Merupakan model yang pertama dikemukakan oleh Sigmund Freud.
bModel Interpersonal
Model ini dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan. Pandangan interpersonal terhadap
penyimpangan prilaku, teori interpersonal meyakini bahwa prilaku berkembang dari hubungan
interpersonal.
cModel Sosial
Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman
hidupnya. Kaplan meyakini bahwa situasi sosial dapan mencetuskan gangguan jiwa.
d.Model Eksistensi
Teori ini berfokus pada pengalaman individu pada saat ini dan disini.
e.Model Komunikasi
Komunikasi membedakan manusia dengan organisme lain. Mengerti arti prilaku tergantung dari
kejelasan komunikasi antara pengirim dan penerima.
f. Model Prilaku
Dikembangkan oleh H.J. Eysenck J. Wilpe dan B.F Skinner.
g. Model Medikal
Berfokus pada diagnose penyakit, sehingga pengobatan didasarkan pada diagnose itu. Medikal
model terus bereksplorasi penyebab gangguan jiwa secara ilmiah.

Model-model keperawatan jiwa

MODEL VIEW OF THERAPEUTIC ROLES OF PATIENT &


BEHAVIORAL PROCES THERAPIST
DEVIATION
Psychoanalitycal  Ego tidak mampu Asosiasi bebas  Pasien: mengungkapkan
(Freud, Erickson) mengontrol ansietas, & analisis mimpi semua pikiran dan mimpi
konflik tidak sesuat  Transferen  Terapist: menginterpretasi
untuk memperbaiki pikiran dan mimpi pasien
traumatik masa lalu
Interpersonal  Ansietas timbul & Building feeling Pasien: share anxieties
(Sullivan, Peplau) dialami secara security  Terapist: use empathy &
interpersonal, basic  Trusting relationship
fear is fear of relationship &
rejection interpersonal
satisfaction
Social  Social &  Environmental  Pasien: menyampaikan
(Caplan, Szasz) environmental manipulation & masalah menggunkan sumber
factors create stress, social support yang ada di masyarakat
which cause anxiety  Terapist: menggali system
& symptom social klien
Existensial  Individu gagal  Experience in  Pasien: berperan serta dalam
(Ellis, Rogers) menemukan & relationship, pengalaman yang berarti untuk
menerima diri sendiri conduction in group mempelajari diri
 Encouraged to  Terapist: memperluas
accep self & kesadaran diri klien
control behavior
Supportive Therapy  Faktor  Menguatkan  Pasien: terlibat dalam
(Wermon, Rockland) biopsikososial & respon koping identifikasi coping
respon maladaptif adaptif  Terapist: hubungan yang
saat ini hangat dan empatik
Medical  
Combination from Pemeriksaan  Pasien: menjalani prosedur
(Meyer, Kraeplin) physiological, diagnostic, terapi diagnostic & terapi jangka
genetic, somatic, panjang
environmental & farmakologik &  Terapist: therapy, repport
social tehnik interpersonal effects, diagnose illness,
therapeutic approach

1. Psychoanalitycal (Freud, Erickson)

Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego (akal)
tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang
dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama (super
ego/das uber ich), maka mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of behavioral)
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik interpsikis terutama
pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan
air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan
kekerasan untuk memasukan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan
menyebabkan traumatik yang membekas pada masa dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi,
transferen untuk memperbaiki traumatik masa lalu. Misalnya klien dinbuat dalam keadaan
ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman bawah sadarnya digali dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatik masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode
hypnotik yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus
Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya,
sedangkan terapist berusaha untuk menginterprestasi pikiran dan mimpi pasien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian melalui keadaan-keadaan
traumatik atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya (pernah disiksaorang
tua, pernah disodomi, diperlakukan secara kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan,
diperkosa pada masa anak-anak), dengan menggunakan pendekatan komunitasi terapeutik
setelah terjalin trust (saling percaya).

2. Interpersonal (Sullivan, Peplau)

Menurut model konsep ini, kelainan jiwa sesorang bisa muncul akibat adanya ancaman.
Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (anxiety). Ansietas timbul dan dialami seseorang
akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal).
Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak
diterima oleh orang disekitarnya. Sebagai contoh dalam kasus seorang anak yang tidak
dikehendaki (unwanted child. Dimana seorang anak yang dilahirkan dari hasil hubungan gelap,
ibunya pernah berupaya untuk membunuhnya karena merasa malu dan melanggar norma,
lingkungannya tidak menerima dengan hangat karena dianggap anak yang harap, teman-
temannya mengejek, ayahnya tidak pernah memberikan kasih sayang, maka ia akan tumbuh
menjadi anak yang tidak diterima oleh orang lain.
Proses terapi menurut konsep ini adalah build feeling security (berupaya membangun rasa
aman bagi klien), trustingrelationship and interpersonal satisfaction (menjalin hubungan yang
saling percaya) dan membina kepuasan dalam berrgaul dengan orang lain dehingga klien merasa
berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakuan sharing mengenai
apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan
orang lain), therapist use empathy and relationship (perawat berupaya bersikap empati dan turut
merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberikan respon verbal yang
mendorong rasa aman klien dalam berhunbungan dengan orang lain seperti: ”saya senang
berbicara dengan anda, saya siap membantu anda, anda sangat menyenangkan bagi saya”.

3. Social (Caplan, Szasz)

Menurut konsep ini, seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku
apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada
seseorang (social and environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom).
Akumulasi stressor yang ada pada lingkungan seperti: bising, macet, tuntutan persaingan
pekerjaan, harga barang yang mahal, persaingan kemewahan, iklim yang sangat panas atau
dingin, ancaman penyakit, polusi, sampah akan mencetus stress pada individu.
Sterssor dari lingkungan diperparah oleh stressor dalam hubungan sosial seperti atasan yang
galak, istri yang cerewet, anak yang naka, tetangga yang buruk, guru yang mengancam atau
teman sebaya yang jahat akan memunculkan berbagai sterssor dan membangkitkan kecemasan.
Prinsif proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environmen
manipulation and social support (pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan
sosial). Sebagai contoh dirumah harus bersih, teratur, harum, tidak bising, ventilasi cukup,
panataan alat dan perabotan yang teratur. Lingkungan kantor yang asri, bersahabat, ada tanaman,
tata lampu yang indah, hubungan kerja yang harmonis, hubungan suami istri yang memuaskan.
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah paien harus
menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman
sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan terapist berupaya: menggali sistem sosial
klien seperti suasana di rumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
4. Existensial (Ellis, Rogers)

Menurut teori model eksistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu
gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggaan akan
dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body image-nya.
Pertanyaan yang tidak bisa dijawab adalah: Siapa saya? Bagaimana seharusnya saya bersikap
agar orang lain menyukai saya? Apa peganggan jalan hidp saya? Norma mana yang saya anut?
Seringkali individu merasa asing dan bingung dengan dirinya sendiri, sehingga pencarian makna
kehidupannya (eksistensinya) menjadi kabur.
Prinsip dalam proses terapinya adalah: mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul
dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat
dianggap sebagai panutan (experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara
intropeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conduction in
group), mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri dan menerima kritik atau feed back
tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah: klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh
pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain,
misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist beruapaya untuk memperluas kesadaran diri
klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment

5. Supportive Therapy (Wermon, Rockland)

Penyebab gangguan jiwa dalam konsep model ini adalah: faktor biopsikososial dan respon
maladaptif saat ini. Aspek biologisnya menjadi maslah seperti: sering sakit maag, migrain,
batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti :mudah cemas, kurang
percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti:
susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan
dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena
tersebut muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul
saat ini da tidak ada kaitannya dengan masa lalu. Stressor pada saat ini misalnya berupa PHK
atau ujian yang dianggap penting sekali seperti ujian PNS, ujian saringan masuk PTN, tes masuk
pekerjaan. Ketidakmampuan beradaptasi dan menerima apapun hasilnya setelah berupaya
maksimal, menyebabkan individu menjdi stress.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon coping adaptif, individu diupayakan
mengenal terlebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang
dapat dipakai alternatif pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan
yang biasa yang digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan
empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.

6. Medical (Meyer, Kraeplin)

Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang komplek
meliputi: aspek fisik, genetik, lingkungan dan faktor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya
harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi somatik, farmakologik dan teknik
interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan
prosedur diaognostik dan terapi jangka panjang, terapist berperan dalam pemberian terapi,
laporan mengenai dampak terapi, menetukan diagnosa, dan menentukan jenis pendekatan tarapi
yang digunakan. (therapy, repport effects, diagnose illness, therapeutic approach)

B. Konsep Model Eksistensi


Martin heidegger (1889/1976) dianggap sebagai bapak pemikiran eksistensial sekarang ini.
Konsepnya “ada-di-dunia” (teing-in-the-word) mencakup polaritas yang tidak dapat dipisahkan
dari manusia dan dunia dalam “situasi kini-dan-di-sini” (here-and-now-situation). “ada-di-situ”
menimbulkan keperihatinan tentang konsep yang mencakup kecemasan dan kasih sayang.
Komponen kecemasan itu berasal dari ketakutan terhadap tidak-ada. Khusus ketakutan terhadap
kematian dilihat oleh heidegger sebagai “keaslian ada-di-situ” (authenticity of being-there)
dalam penyelesaian umtuk menerima nasibnya, menerima kematian sebagai suatu kemungkinan
yang selalu saja ada. Paul tillich (1886/1965) menerangkan keaslian sebagai “keberanian untuk
ada” (courage to be), meskipun terhadap ancaman kemungkinan tag-ada (not to be). Tokoh:
Perls, Glasser, Ellis, Rogers, Frankl.
Psikiatri eksistensial (eksistensial psychiatry atau Daseinanalysis) beranggapan bahwa
pasien berada dalam dunianya sendiri yang tidak dapat didiami sepenuhnya bersama orang lain
yang berorientasi pada patokan dan nilai pikiran sehat.
Edmund husserl (1859/1938), seorang fenomenolog pernah menganjurkan agar semua
sarjana pada waktunya melepaskan dirinya dari semua anggapannya, mengesampingkan segala
ide yang terbentuk sebelumnya untuk mendapatkan perspektif baru tentang fenomena yang
sedang diamatinya.
Seorang psikiater akan mendesakkan suatu pandangan hidup kepada pasiennya melalui
khotbah atau persuasi halus, akan tetapi secara pasti akan memancarkan pandangan hidupnya
yang dipraktikannya sendiri. Terapis akan berusaha agar kecemasan dan rasa salah yang
tersembunyi pada pasien yang dihadapinya secara nyata. Pasien itu akan merasakan kembali
kesedihan yang mendalam mengenai permusuhan dalam suatu pemberontakan terhadap
nasibnya.dengan perlahan-lahan ia akan menjadi yakin bahwa ia dapat bertahan terhadap
kegagalan (prustasi) yang dahulu sewaktu dia masih kanak-kanak dirasakan terlalu besar.
Melalui keinsyafan tentang keadaan yang lalu dan yang sekarang dia dibebaskan kecemasan
sehingga ia dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab serta dapat menghadapi masa
depannya.
1. Pengertian
Teori ini berfokus pada pengalaman individu pada saat ini dan disini. Pandangan model
eksistensi terhadap penyimpangan perilaku, penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus
hubungan dengan dirinya dan lingkungan. Keasingan akan dirinya dan lingkungan dapat terjadi
karena hambatan atau larangan pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang
kesadaran akan dirinya dan penerimaan diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada
hubungan dengan orang lain.
Menurut pandangan eksistensialis, regresi ke cara invantil, bukan saja merupakan gejala
gangguan, tetapi sekaligus juga merupakan usaha mencari suatu permulaan baru. Bila
kemampuan tidak cukup dan harapan anak tidak terpenuhi dalam proses pematangannya melalui
saling berhubungan dengan orang lain, maka kecemasan ekstensial dan rasa salah akan
menyertainya sampai dewasa, dan mengurungnya dalam suatu “tempurung autistik” (autistic
shell) yang dikelilingi oleh kengerian tak-ada. Akan tetapi, pada setiap perkembangan manusia,
daya penyembuh unsur kasih sayang yang ada pada dirinya akan dapat mengatasi kecemasan
egosentrisitas yang defensif itu.
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu
gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan
dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya.
Menurut teori model eksistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu
gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan
dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya.
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh
pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain,
misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri
klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
. Proses Terapi
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul
dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat
dianggap sebagai panutan(experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara
introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in
group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback
tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior).
Proses terapi: Orang dibantu untuk mengalami hubungan yang murni. Terapi seringkali
dilakukan dalam kelompok. Pasien didorong untuk menerima diri dan mengambil kendali
perilaku. Terapis berusaha menunjukkan klien kesulitan yang dihadapi sangat berhubungan
dengan keyakinan irrasional dan menunjukkan bagaimana klien harus bersikap rasional dan
mampu memisahkan keyakinan irasional dengan rasional, setelah klien menyadari gangguan
emosi yang bersumber dari pemikiran irasional, maka terapis menunjukkan pemikiran klien yang
irasional, serta klien berusaha mengubah kepada keyakinan menjadi rasional, terapis berusaha
agar klien menghindarkan diri dari ide-ide irrasionalnya, dan konselor berusaha menghubungkan
antara ide tersebut dengan proses penyalahan dan perusakkan diri, proses terakhir terapis adalah
terapis berusaha menantang klien untuk mengembangkan filosofis kehidupannya yang rasional,
dan menolak kehidupan yang irrasional dan fiktif.
Psikoterapi memperkuat proses pembelajaran seseorang untuk sepenuhnya menjadi dirinya
sendiri. Rogers yakin bahwa penyakit jiwa terjadi akibat kegagalan mengembangkan diri sendiri
sepenuhnya sebagai manusia. Ahli terapi harus tulus dan tanpa ada yang ditutup-tutupi ketika
berhubungan dengan klien. Ahli terapis harus bersikap aktif dan mengekspresikan perasaan serta
emosinya sendiri secara langsung dan jujur. Perilaku klien berubah kea rah fungsi diri yang
positif bila ahli terapinya mau menerima, menghargai dan secara tulus berempati terhadap klien.
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh
pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain,
misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri
klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
a. Rasional Emotif Therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien didorong
untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang akan dilakukan.
Rasional Emotif Therapy Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap
perilakunya. Klien didorong untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang
akan dilakukan. Konsep dasar RET yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah sebagai berikut:
1) Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional. Reaksi emosional yang
sehat maupun yang tidak, bersumber dari pemikiran itu.
Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional. Dengan pemikiran rasional dan
inteleknya manusia dapat terbebas dari gangguan emosional.
Pemikiran irrasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh
budaya.
Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.
Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-simbol bahasa.
Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization. Yaitu mengatakan sesuatu terus-menerus kepada
dirinya.
Pemikiran tak logis-irrasional dapat dikembalikan pada pemikiran logis dengan reorganisasi persepsi.
Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan diri melalui emosionalnya. Ide-ide irasional
bahkan dapat menimbulkan neurosis dan psikosis. Sebuah contoh ide irasional adalah “seorang
yang hidup dalam masyarakat harus mempersiapkan diri secara kompeten dan adekuat, agar ia
dapat mencapai kehidupan yang layak dan berguna bagi masyarakat”. Pemikiran lain adalah
“sifat jahat, kejam, dan lain-lain harus dipersalahkan dan dihukum”.
RET bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir keyakinan
serta pandangan klien yang irasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan diri
dan mencapai realisasi diri yang optimal. Menghilangkan gangguan emosional yang dapat
merusak diri seperti: benci, takut, rasa bersalah, was-was, marah sebagai akibat berpikir yang
irasional, dan melatih serta mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara
rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai dan kemampuan diri.

Merupakan terapi orientasi masa depan (future orientated therapy). Individu meneliti arti
dari kehidupan, karena tanpa arti berarti tidak eksis. Tujuan: agar individu sadar akan tanggung
jawabnya. Atau klien akan dapat menemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta.
Dengan penemuan itu klien akan dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut.
Terapi logo masih menginduk kepada aliran psikoanalisis, akan tetapi menganut paham
eksistensialisme. Mengenai teknik terapinya digunakan semua teknik yang kiranya sesuai dengan
kasus yang dihadapi. Tampaknya kemampuan menggali hal-hal yang bermakna dari klien, amat
penting.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya menolong orang tersebut
mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif unutk mengatasi stresor
ini. Macam-macam Konsep Model Keperawatan jiwa yaitu Model Psikoanalisa, Model
Interpersonal, Model Sosial, Model Eksistensi, Model Komunikasi, Model Prilaku, Model
Medikal.
Psikiatri eksistensial (eksistensial psychiatry atau Daseinanalysis) beranggapan bahwa
pasien berada dalam dunianya sendiri yang tidak dapat didiami sepenuhnya bersama orang lain
yang berorientasi pada patokan dan nilai pikiran sehat.
Model keperawatan jiwa eksistensial yaitu teori berfokus pada pengalaman individu pada
saat ini dan disini. Pandangan model eksistensi terhadap penyimpangan perilaku, penyimpangan
perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan. Terdapat dua
proses pada model keperawatan jiwa eksistensial yaitu Rasional Emotif Therapy dan terapi logo.

DAFTAR PUSTAKA
Maramis, Willy F.2009.Ilmu Kedokteran Jiwa.Surabaya:Airlangga
Yosep, Iyus.2010.Keperawatan Jiwa.Bandung:Refika Aditma.
27 Juli 2012 http://swerkudara.blogspot.com/2010/07/konseptual-model-keperawatan-jiwa.html

Isnin 14 Maret 2011 http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2011/03/konseptual-model-


keperawatan-kesehatan.html

Keperawatan Jiwa 1 Dian Husada

Laman
Model-model keperaw atan jiw a

Anda mungkin juga menyukai