Anda di halaman 1dari 7

ANALISA JURNAL

‘’Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan


Tingkat Nyeri Pada Asuhan Keperawatan
Gastritis’’

KELOMPOK 2
Hardi Usia
Heybi Waani
Rosita Dolo
Section /
No Checklist Item
Topik
TITLE
Title / Judul 1 Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Pada Asuhan Keperawatn Gastrits
 
ABSTRACT
Structured 2 Latar Belakang : Gastritis adalah iritasi dan peradangan yang dapat mengikis lapisan lambung
Summary yang menyebabkan nyeri. Nyeri tersebut diakibatkan iritasi pada mukosa lambung yang
  merangsang nosiseptor nyeri pada otot lambung. Relaksasi Otot Progresif merupakan terapi
Ringkasan
nonfarmakologi untuk menurunkan tingkat nyeri.
Terstruktur
Tujuan : Tujuan dari studi kasus ini adalah Untuk menganalisis Relaksasi Otot Progresif dalam
Menurunkan Tingkat Nyeri pada Asuhan Keperawatan Gastritis.
Metode : Desain yang digunakan adalah studi kasus deskritif dengan satu subyek studi kasus.
Instrumen yang digunakan Format asuhan keperawatan medikal bedah, lembar indikator
keberhasilan tindakan, dan SOP Relaksasi Otot..
Hasil : Hasil pengkajian didapatkan data nyeri, provocative nyeri perut, quality tertusuk-
tusuk, region perut bagian kiri, scale 6, time hilang timbul. Diagnosa keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah relaksasi
otot progresif. Hasil evaluasi menunjukkan adanya perubahan tingkat nyeri dari skala 6 menjadi
2.
Kesimpulan : Relaksasi Otot Progresif dapat menurunkan tingkat nyeri pada asuhan keperawatan
gastritis.
 
Rationale / Alasan 3 Pendapat Prio (2009), Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri
dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua orang
dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi. Periode relaksasi
yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang
terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri. Sedangkan setelah
diberikan relaksasi otot progresif pada pasien gastritis mengalami penurunan skala
nyeri karena pasien sudah tidak terfokus lagi pada rasa sakitnya itu. Sehingga
hipotalamus tidak mengaktifkan mediator nyeri Berdasarkan uraian latar belakang
diatas maka penulis tertarik mengambil judul penelitian " Relaksasi Otot Progresif
dalam Menurunkan Tingkat Nyeri pada Asuhan Keperawatan Gastritis ".
 
 

Objectives / Tujuan 4 Subjek studi kasus ini adalah pasien yang dirawat di Ruang Flamboyan 8 sejumlah 1
orang , dengan kriteria: bersedia menjadi partisipan, pasien mengeluhkan nyeri

METHODS & RESULTS / METODE & HASIL


Protocol & Registration 5 Metode pengumpulan data yang dipakai yaitu meliputi: observasi dan pemeriksaan,
Protokol & Registrasi wawancara, metode pengukuran, metode dokumentasi sedangkan instrumen yang
digunakan dalam studi kasus yaitu meliputi: lembar asuhan keperawatan KMB, lembar
observasi dan SOP (standar operasional prosedur).
Eligibility Criteria / 6  
Kriteria Kelayakan
Information Sources / 7 Septy Nur Aini1. Suyadi2. Arum Dwi Harjayanti3 Akademi Keperawatan YAPPI Sragen Email :
Sumber Informasi arumdwiharjayanti@gmail.com. Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Pada
Asuhan Keperawatn Gastrits, Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)
 

Search / Cari 8 Relaksasi Otot Progresif, Nyeri, Gastritis


Study Selection / 9 Keperawata Medikal Bedah
Seleksi Studi
Data Collection Proccess / 10 Data yang dikumpulkan yaitu, tindakan keperawatan dan respon pasien
Proses Pengumpulan Data
Data Items / Item Data 11 Sebelum dibeirikan Intervensi
Hasil pengkajian didapatkan: pasien menggatakan 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien
merasakan mual tapi tidak muntah, sulit tidur dan nyeri pada perut bagian kiri. Seperti tertusuk-
tusuk, nyeri muncul hilang timbul bertambah ketika beraktivitas, skala 6.Dari hasil observasi,
Pasien tampak menahan sakit, pasien tampak memegangi areaperut saat merasa nyeri.
Setelah diberikan Intervensi
didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan tindakan relaksasi otot progresif pada Ny. S terdapat
perubahan nyeri, yaitu pasien mengatakan nyeri berkurang dan skala nyeri berkurang skala 6
menjadi 5. Secara obyektif ekrepresi wajah pasien tamapak rileks, hasil pemeriksaam tanda-tanda
vital yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi rate 20 x/menit suhu
36,8°C.sehingga dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot
progresif dapat membantu menurunkan tingkat nyeri pada asuhan keperawatan gastritis.
Hasil Penelitian 12 Hasil pengkajian didapatkan data nyeri, provocative nyeri perut, quality
tertusuk-tusuk, region perut bagian kiri, scale 6, time hilang timbul. Diagnosa
keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. Tindakan
keperawatan yang dilakukan adalah relaksasi otot progresif. Hasil evaluasi
menunjukkan adanya perubahan tingkat nyeri dari skala 6 menjadi 2. Pada
hari pertama, turun dari skala 6 menjadi skala 5. Namun, pada hari pertama
terdapat beberapa faktor perancu yaitu (1) farmakologi, diimana pasien
diberikan relaksasi otot progresif 2 jam lebih 30 menit post pemberian
analgesik. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Lemone (2015), respon
nyeri dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, sosial budaya, layanan antar
disiplin, pengaruh psikologis dan farmakologi. Hal ini dilakukan karena pasien
mengeluh nyeri terus menerus, sehingga peneliti memberikan relaksasi otot
progresif pada jam tersebut.
Kesimpulan 13 P (Problem)
(PICO) Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang
nyeri. Hampir semua orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi. Periode relaksasi
yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan
yang meningkatkan nyeri. Sedangkan setelah diberikan relaksasi otot progresif pada pasien gastritis mengalami
penurunan skala nyeri karena pasien sudah tidak terfokus lagi pada rasa sakitnya itu.
I (Intervention)
Pemberian relaksasi otot progresif dengan keluhan nyeri pada pasien dengan asuhan keperawatan gastritis.
C (Comparation)
Gastritis adalah suatu proses peradangan pada lambung. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi
terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama
dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori (Muttaqin, 2011). Data yang
didapatkan pada Ny. S mengatakan nyeri perut bagian kiri dan mual muntah tidak bisa tidur selama 2 hari,dengan
nyeri seperti tertusuk-tusuk tidak menyebar hilang timbul. Tanda dan gejala tersebut sesuai dengan tanda dan
gejala gastritis yaitu adanya nyeri ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, perut kembung
beserta rasa panas dan nyeri perut (Mardena, 2018). Dari gejala dan teori tersebut ada gejala yang tidak muncul
di pasien seperti napsu makan menurun dan rasa panas. Secara umum, perut terasa panas merupakan gejala
gangguan pencernaan yang dipicu oleh banyak faktor. Faktor penyebab yang paling sering terjadi adalah refluks
asam lambung atau naiknya asam lambung ke kerongkongan. Refluks juga dapat menyebabkan iritasi pada
kerongkongan, sehingga terasa seperti ada yang mengganjal di dada. Refluks juga dapat menyebabkan keluarnya
cairan dan isi lambung dari mulut, dan mual muntah yang menyebabkan pengurangan (nyeri) tanpa analgesik,
mengenal apa yang terkait dengan gejala nyeri dan melaporkan nyeri terkontrol.
O (Outcome)
Evaluasi pada Ny. S nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis yang telah dilakukan tindakan
keperawatan dengan pemberian relaksasi otot progresif yang hasilnya terbukti efektif untuk menurunkan tingkat
nyeri dari skala 6 turun menjadi skala 2. Penurunan tingkat nyeri terjadi setelah dilakukannya relaksasi otot
progresif.
Analisis SWOT 14 S (Strength)
- Relaksasi otot progrsiv mampu dilakukan secara mandiri oleh pasien
- Dapat dilakukan dengan mudah dan lebih efektif
W (Weakness)
- Pada jurnal responden yang diuji hanya 1 responden, hal ini tidak bisa
dijadikan acuan atau perbandingan apabila responden yang dimiliki lebih
dari 1 responden
O (Opportunity)
- Tidak hanya mengurangi skala nyeri namun dapa t juga mengurangi stress
dan kecemasan
T (Threats)
- Nyeri tidak dapat langsung hilang dalam sekejap dan membutuhkan proses
yang lebih lama
- Perbedaan pendapat antara tenaga perawat dalam meberikan terapi
 

Anda mungkin juga menyukai