Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY M DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN


(NYERI) DI BANGSAL BOUGENVILLE 3D RSUD
KOTA SURAKARTA

1. Antonius Widi Prasetya (18005)


2. Dewi Noviana (18013)
3. Dimas Nur M (18016)

AKADEMI KEPERAWATAN INSAN HUSADA SURAKARTA


2018/2019
A. DEFINISI
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul,
2006). Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson 2009). Sensori yang tidak
menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan.
Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang
dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi
kurang dari 6 bulan (Nanda, 2015).

B. ETIOLOGI
Faktor resiko
1. Nyeri akut
a. Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
b. Menunjukan kerusakan
c. Posisi untuk mengurangi nyeri
d. Gerakan untuk melindungi
e. Tingkah laku berhati-hati
f. Muka dengan ekspresi nyeri
g. Gangguan tidur (mata sayu, tanpak lingkaran hitam di sekitar mata)
h. Fokus pada diri sendiri
i. Tingkah laku distraksi
j. Respon otonom (perubahan tekanan darah, suhu tubuh, nadi)
k. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, mengeluh)
2. Nyeri kronis
a. Perubahan berat badan
b. Perubahan pola tidur
c. Kelelahan
d. Fokus pada diri sendiri
C. KLASIFIKASI NYERI
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri
akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara
mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di
tandai adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk
dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis,
dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi
kedalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar.
Klasifikasi sesuai WHO/ISH
No Klasifikasi Sistolik (mmHg) (Diastolic (mmHg)
1 Normotensi <140 <90
2 Hipertensi ringan 140-180 90-105
3 Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
4 Hipertensi sedang dan berat >180 >105
5 Hipertensi sistolik terisolasi >140 >90
6 Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 <90

D. PATOFISIOLOGI
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang
diterukan ke seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan
darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi
eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan
adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya
vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang
menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada
peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan
menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung. (Price, S, A,
2010)
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
b. Sakit kepala
c. Epistaksis
d. Pusing / migraine
e. Rasa berat ditengkuk
f. Sukar tidur
g. Mata berkunang kunang
h. Lemah dan lelah
i. Muka pucat
j. Suhu tubuh rendah

F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis
a. Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan
BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laborat
c. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
d. seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
e. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
f. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
g. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal danada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti :
Batu ginjal,perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area
katup,pembesaran jantung.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Gejala penyakit
(hipertensi).
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan Kurang kontrol
tidur.
I. INTERVENSI
No Tujuan dan Kriteria Hasil intervensi Rasional
1. Akut 1) Kajian skala nyeri 1) Untuk mengetahui
Setelah dilakukan asuhan 2) Kaji TTV tingkat nyeri pasien
keperawatan 2 x 24 jam 3) Berikan relaksasi 2) Untuk mengetahui
diharapkan nyeri pasien progresive dan keadaan umum
dapat teratasi dengan massage pasien
kriteria hasil : 4) Aajarkan teknik 3) Untuk mengurangi
1) Secara verbal pasien relaksasi massage nyeri pasien
mengatakan nyeri hilang/ 5) Melakukan kolaborasi 4) Teknik
berkurang dengan skala dengan tiem medis non farmakologi
nyeri 3 dapat mengatasi
2) Pasien tidak terlihat nyeri
meringis kesakitan 5) Mempercepat
penyembuhan

2. Kronis 1) Kaji skla nyeri 1) Untuk mengetahui


Setelah dilakukan asuhan 2) Berikan analgetik tingkat nyeri
keperawatan 2 x 12 jam 3) Kaji TTV 2) Untuk mengurangi
diharapkan nyeri pasien 4) Tingkatkan istirahat rasa nyeri
dapat teratasi dengan 5) Melakukan 3) Untuk mengetahui
kriteria hasil : kolaborasi dengan keadaan umum
1) Pasien mampu tiem medis 4) Untuk memperbaiki
mengontrol nyeri pola tidur
2) Nyeri berkurang
3) TTV sign pasien normal
4) Tidak mengalami
gangguan tidur
DAFTAR PUSTAKA

. Aziz Alimul, 2006. Nyeri LP Pada Asuhan Keperawatan: Konsep Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta Selemba Medika
Tamsuri,. (2007). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP).
Jakarta : Salemba Medika.
Judith M. Wilkinson 2009. Nyeri LP Pada Asuhan Keperawatan: Konsep
Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta Selemba Medika
Price, S, A, 2010. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6 Volume 1. Jakarta ; EGC
Nanda, 2015. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2014-2015: definisi
dan klasifikasi. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai