Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. B


DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABDOMINAL PAIN RUANG PARIKESIT RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Disusun oleh :
Ubaidillah
M22040014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan diagnosa
Bronchopneumonia di ruang Nakula Sadewa RSUD Panembahan Senopati Bantul, telah
diperiksa oleh Pembimbing Klinik (Clinical Instructure) yang di sahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Lapangan/ CI Mahasiswa

Ratri Kusuma Wardani, S.Kep., Ns Ubaidillah


ABDOMINAL PAIN

A. DEFINISI
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan yang terasa
disetiap regio abdomen (Pierce A. Grace &Neil R.Borley, 2006). Nyeri abdomen ada dua
yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region inguinalis. Nyeri
perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari suatu penyakit. Nyeri akut
abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-
tiba serta membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley
mendefinisikan sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung
minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan
mengganggu aktivitas sehari-hari.

B. KLASIFIKASI
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan
lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas kasus
bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan umur
penderita, yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat
dikelompokkan menjadi penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal
Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2 golongan: organik
(fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya harus dicari dulu penyebab organik,
bila tidak ditemukan bisa dipikirkan kemungkinan penyebab psikogenik. Cara pendekatan
seperti ini tentu akan banyak memakan waktu dan biaya. Untuk memastikan diagnosis
kelompok nyeri psikogenik maka ada tiga kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Ada bukti yang cukup kuat untuk menghilangkan penyebab kelainan organik.
2. Bukti positif bahwa ada gangguan emosional dan ada kaitan waktu antara timbulnya sakit
perut dengan periode meningkatnya stress yang dialami anak.
3. Sakit perut ini akan bereaksi langsung dengan hilangnya ketegangan emosional .
C. ETIOLOGI
1. Faktor Resiko

a. Nyeri akut
1) Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
2) Menunjukan kerusakan
3) Posisi untuk mengurangi nyeri
4) Gerakan untuk melindungi
5) Tingkah laku berhati-hati
6) Muka dengan ekspresi nyeri
7) Gangguan tidur (mata sayu, tampak lingkaran hitam, menyeringai)
8) Fokus pada diri sendiri
9) Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, tempat, dan orang, proses berpilur)
10) Tingkah laku distraksi
11) Respon otonom (perubahan tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dilatasi pupil)
12) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
13) Perubahan nafsu makan

b. Nyeri kronis
1) Perubahan berat badan
2) Melaporkan secara verbal dan nonverbal
3) Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
4) Perubahan pola tidur
5) Kelelahan
6) Atrofi yang melibatkan beberapa otot
7) Takut cedera
8) Interaksi dengan orang lain menurun
2. Faktor Predisposisi

a. Trauma
1) Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya
akibat benturan, gesekan, luka
2) Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas,
dingin, misalnya api atau air panas
3) Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
4) Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa
nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar
b. Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
c. Peradangan
d. Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
e. Trauma psikologi

D. PATOFISIOLOGI
a. Teori pemisahan (Specificity theory)
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis (spinal card) melalui karnu dorsalis yang
bersinapsis dari daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang dari garis
median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir dari korteks sensoris tempat rangsangan nyeri
tersebut diteruskan.
b. Teori pola (Pathern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan
merangsang sel T. Hal ini mengakibatkan suatu reson yang merangsang ke bagian yang lebih
tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi
sehingga menimbulkan nyeri.
c. Teori pengendalian gerbang (Gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar
ganglion dorsalis. Rangsangan pada serabut saraf besar akan mengakibatkan aktivitas
substansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T
terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan akut terhambat. Rangsangan saraf besar
dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan dalam medula
spinalis melaui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat
kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme,
sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
d. Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf, sehingga
transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls saraf. Pada serabut-serabut besar
yang memblok impuls-impuls lamban dan endogen opials system supresif.
E. KOMPLIKASI
1. Gangguan pola istirahat tidur
2. Syok neurogenik
F. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Data Subjektif
Pasien mengeluh nyeri, tidak bisa tidur karena nyeri, sering mengubah posisi dan
menghindari tekanan nyeri.
b. Data Objektif
Pasien terlihat meringis, pasien tampak memegangi area yang nyeri, suhu meningkat.
2. Perencanaan
a. Prioritas
Diagnosa keperawatan atau masalah
keperawatan : Nyeri akut/ kronis berhubungan
dengan:
-Gangguan sirkulasi ditandai dengan sianosis, kulit pucat
-Iritasi pada daerah ginjal ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah.
-Eliminasi urin ditandai dengan sakit/ nyeri saat pengeluaran urin.
b. Rencana keperawatan
1) Tujuan
Rasa nyeri berkurang atau dapat menghilang.
2) Kriteria hasil
-Pasien menunjukan penurunan skala nyeri
-Pasien menggambarkan rasa nyaman dan rileks.

Intervensi Rasional
Kaji faktor penyebab, kualitas, lokasi, Menentukan sejauhmana nyeri yang
frekuensi, dan skala nyeri dirasakan dan untuk memudahkan member
intervensi selanjutnya.
Monitor tanda-tanda vital, perhatikan Dapat mengidentifikasi rasa sakit dan
takikardia, hipertensi, dan peningkatan ketidaknyamanan
pernafasan.
Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi Membantu pasien menjadi rileks,
menurunkan rasa nyeri, serta mampu
mengalihkan perhatian pasien dari nyeri
yang dirasakan
Beri posisi yang nyaman untuk pasien
Mengurangi rasa sakit, meningkatkan
sirkulasi, posisi semifowler dapat
Beri Health Education (HE) tentang mengurangi tekanan dorsal.
nyeri
Pasien mengerti tentang nyeri yang
Kolaborasi dalam pemberian terapi dirasakan dan menghindari hal-hal yang
analgesik seperti dapat memperparah nyeri.
Menekan susunan saraf pusat pada
thalamus dan korteks serebri sehigga dapat
mengurangi rasa sakit/ nyeri
3) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tindakan yang
telah dibuat, dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi
(Tarwoto dan Wartonah, 2003).

4) Evaluasi
a) Penurunan skala nyeri, contohnya skala nyeri menurun dari 8 menjadi 5 dari 10 skala
yang diberikan.
b) Merasa nyaman dan dapat istirahat
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai