Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR AMAN NYAMAN

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS REFLUKS

GASTREOFAGUS DISEASE (GERD) DI RUANG AS SYIFA

PADA PASIEN NY.E DI RSI BANJARNEGARA

LP MINGGU KE 1

DISUSUN OLEH: LULU AINUN NISA

NIM : 210102042

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN 1

PRODU KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


1.DEFINISI KASUS

kebutuhan aman dan nyaman Potter & Perry, 2006 mengungkapkan


kenyamanan/rasa nyaman adalahsuatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitukebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkanpenampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan
adalah keadaan ketika individumengalami sensasi yang tidak menyenangkan
dalam berespon terhadapsuatu ransangan.Aman adalah keadaan bebas dari
cedera fisik dan psikologis. Pemenuhankebutuhan keamanan dilakukan
untuk menjaga tubuh bebas darikecelakaan baik pasien, perawat atau
petugas lainnya yang bekerja untukpemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi,
2008).Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu
mengalamisensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu
rangsanganyang berbahaya (Carpenito, 2006

2.ETIOLOGI

1. factor resiko

a.nyeri akut

-melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal

-gangguan tidur

-posisi untuk mengurangi nyeri

-muka dengan ekspresi nyeri

b.nausea

-gangguan biokimiawi( mis.uremia,ketoasidosis diabetic)

-distensi lambung

-gangguan pancreas

3. TANDA DAN GEJALA

-gangguan tidur

-posisi menghindari nyeri

-perubahan nafsu makan

-gerakan menghindari nyeri


4. PATOFISIOLOGI

Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia
sepertiBradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang danmerusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut
akan dihantarkan kehypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di
korteks nyeri akan dipersiapkansehingga individu mengalami nyeri. Selain
dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapatmenurunkan stimulasi terhadap reseptor
mekanin sensitif pada termosensitif sehinggadapat juga menyebabkan atau
mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007

5.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui

apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang

dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :

a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi

b. Menggunakan skala nyeri

1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih

dapat berkomunikasi dengan baik

2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat

menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti

instruksi yang diberikan

3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa

merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang

diberikan.

4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu

berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.


6.PENATA PELAKSANAAN UMUM

a. Relaksasi

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan

stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi

rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam

imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,

berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien

dapat mengurangi rasa nyeriny

b. Teknik imajinasi

Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan

memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya

tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri

melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.

Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk

meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah

stimulus nyeri.

c. Teknik Distraksi

Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri

ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual

(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran

(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan

( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).

d. Terapi dengan pemberian analgesic


Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri

seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang

bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan

inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat

meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman

walaupun terdapat nyeri

7.PATHAWAY

AGEN PENCEGAHAN FISIOLOGIS

IMPULS NYERI

RESEPTOR NYERI

8. PENGKAJIAN \ DATA FOKUS

-pengkajian identitas

1. Identitas klien : ny.E


2. Umur: 65
3. Jenis kelamin: perempuan
4. Agama: islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat :karang tengah
8. Tanggal masuk : 14 agustus 2022
9. Tanggal pengkajian : 15 agustus 2022

-riwayat kesehatan
1.keluhan utama

Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati

2.riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke RSI pada tanggal 14 agustus 2022 dengan keluhan nyeri pada ulu hati,perut terasa
panas,, dan mual mual saat pengkajian di ruang as syifa pada tanggal 15 agustus 2022 didapatkan hasil
pasien mengatakan nyeri pada lambung dengan skala 3.

3.riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit

4.riwayat penyakit keluarga

Pasien dan keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan

10.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan


Nyeri akut agen pencedera Selama dilakukan OBSERVASI
fisiologis(mis tindakan keperawatan -identifikasi
inframasi,lakemia,neoplasma) selama 2x24 jam lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,
Data subjektif pasien diharapkan, tingkat Kualitas,intesitas nyeri
mengeluh nyeri perut nyeri menurun dengan -identifikasi skala nyeri
Data objektif dengan skala kriteria hasil : TERAPEUTIK
nyeri 3 1.keluhan nyeri -berikan tehnik nonfarmakologis
mual, dan p : nyeri, Q : untuk mengurangi rasa nyeri
seperti sesak, R : di ulu hati, (mis.TENS,hiposis,akupresur,terapi
S : skala nyeri 3, T : hilang music,biofeedback,terapi
timbul. Data objektif mukosa pijat,aromaterapi,tehnik imajinasi
terlihat kering, dan tampak terbimbing,,kompres
meringis nyeri, TD : 163/71, N hangat/dingin,terapi bermain
: 72, S : 36,2, SPO2 : 99% -fasilitasi istirahat dan tidur
EDUKASI
-jelaskan penyebab,periode,dsn
pemicu nyeri
-jelaskan strategi meredakan nyeri
-anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
KOLABORASI
-pemberian analgetik ,jika perlu

2.NAUSEA
Nupsea peningkatan tekanan intra Selama dilakukan OBSERVASI
abdominal, data subjektif pasien Tindakan keperawatan -identifikasi karakteristik
mengeluh P: mual Q: berputar R; selama 2x24 jam muntah(mis.warna,konsistensi,adanya
kepala S: skala nyeri 2 T: secara tiba- diharapkan tingkat darah,waktu,frekuensi dan durasi)
tiba. Data objektif pasien terihat mual dengan kriteria -periksa volume muntah
pucat . TD: 147/70, N: 74, S: 36,1 RR: hasil: TERAPEUTIK
20, Spo2: 97 -kontrol factor lingkungan penyebab
muntah
-berikan dkungan fisik saat muntah
EDUKASI
-anjurkan membawa kabtobg plastic
-anjurkan untuk memperbanyak
istirahat
Kolaborasi pemberian antiemetic, jika
perlu

12.JUMLAH LITERATUR

1. Kolcaba, 1992 dalam Potter & Perry ,2006) .

2. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta DPP PPNI

3. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
1. Jakarta DPP PPNI

4. Ruminem,S.Kp,M.Kes, 2021, Konsep Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman

Anda mungkin juga menyukai