OLEH :
Cindi Rembet
210141040028
CT :
CI :
A. Definisi Nyeri
Menurut IASP (International Association for the Study of Pain),
Nyeri merupakan pengalaman sensoris & emosional yang tidak nyaman,
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau nekrosis yang aktual atau
potensial atau yang dideskripsikan oleh penderita semacam kerusakan
tersebut (Raja, 2020). Nyeri akut adalah pengalaman sensori yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa.
Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional atau yang
berkaitan dengan kerusaakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan (SDKI, 2017). Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Nanda,
2018). Nyeri merupakan perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial (SDKI, 2016).
B. Faktor-Faktor Yng Memengaruhi Respon Nyeri :
Persepsi individu terhadap nyeri di pengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain (Mubarak et al., 2015):
1) Etnik dan nilai budaya
2) Tahap perkembangan
3) Lingkungan dan individu pendukung
4) Pengalaman nyeri sebelumnya
5) Ansietas dan stress
6) Jenis kelamin
7) Perhatian
8) Keletihan
9) Gaya koping
10) Dukungan keluarga dan sosial
C. Medulasi
Sering kali digambarkan sebagai “sistem desendens”, proses keempat ini terjadi saat
neuron di batang otak mengirimkan sinyal menuruni kornu dorsalis medula spinalis.
Serabut desemdens ini melepaskan zat seperti oploid endogen, serotonin, dan
norepinerfin, yang dapat menghambat naiknya impuls berbahaya (menyakitkan) di
kornu dorsalis. Namun neurotransmiter ini diambil oleh tubuh, yang membatasi
kegunaan analgetiknya.
D. Klasifikasi Nyeri
Menurut Perry & Potter (2006) nyeri dapat dijelaskan berdasarkan durasi, lokasi, atau
etiologi.
1) Nyeri berdasarkan durasi:
a. Nyeri akut yaitu nyeri yang hanya dirasakan tiba-tiba atau yang lambat dan
tanpa memperhatikan intensitasnya.
b. Nyeri kronis yaitu nyeri yang berlangsung berkepanjangan,
biasanya nyeri berulang atau menetap sampai enam bulan
atau lebih dan mengganggu fungsi tubuh.
2) Nyeri berdasarkan lokasi:
a. Nyeri kutaneus adalah nyeri yang berasal dari kulit atau
jaringan subkutan
b. Nyeri somatik dalam adalah nyeri yang berasal dari ligamen, tendon, tulang,
pembuluh darah, dan saraf. Nyeri tersebut menyebar dan cenderung dan
berlangsung lebih lama dibanding nyeri kutaneus.
c. Nyeri viseral adalah nyeri yang berasal dari stimulasi reseptor nyeri di rongga
abdomen, kranial, dan torak.
d. Nyeri radiasi (menyebar) adalah nyeri yang dirasakan pada tempat sumber
nyeri dan menyebar ke jaringan sekitarnya.
e. Nyeri alih adalah nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang jauh dari
jaringan yang menyebakan nyeri.
f. Nyeri phantom adalah nyeri yang sangat menyakitkan pada
bagian tubuh yang hilang
E. Gejala Klinis Nyeri
1) Nyeri ringan sampai berat
2) Respons sistem saraf simpatik
3) Peningkatan denyut nadi
4) Peningkatan tekanan darah
5) Diaforesis
6) Dilatasi pupil
7) Berhubungan dengan cedera jaringan: hilang dengan penyembuhan
8) Klien tampak gelisah dan cemas
9) Klien melaporkan rasa nyeri
10) Klien menunjukkan perilaku yang mengindikasikan rasa nyeri; menangis,
menggosok area nyeri, memegang area nyeri
F. Manajemen Nyeri
Tujuan dari penatalaksanaan nyeri adalah menurunkan nyeri sampai tingkat yang
dapat ditoleransi (Poter & Perry, 2006)
1. Intervensi Farmakologi
Dilakukan melalui kolaborasi dengan dokter atau pemberi perawatan utama
lainnya dan pasien.
2. Intervensi Non-farmakologi
Saat nyeri hebat berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari,
mengkombinasikan teknik non-farmakologis dengan obat-obatan mungkin cara
yang efektif untuk menghilangkan nyeri, diantaranya adalah stimulasi dan
massage kutaneus, terapi es dan panas, stimulasi saraf elektris transkutan,
distraksi, teknik relaksasi, imajinasi terbimbing dan hipnosis.
G. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian Nyeri
a. Identitas klien
a) Nama
b) Tempat dan tanggal lahir
c) Pendidikan teerakhir
d) Agama
e) Suku
f) Alamat
b. Keluhan utama
Keluhan Utama yang dirasakan klienklien mengatakan:
P (Paliatif): faktor yang memengaruhi gawat dan nyeri
Q (Quality): dari nyeri, apakah rasanya tajam, tumpul atau tersayat.
R (Region): daerah perjalanan nyeri
S (Severity): keparahan atau intensitas nyeri
T (Time): lama waktu serangan atau frekuensi nyeri.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan
b. Perilaku
c. Ekspresi wajah
3) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penentuan dari masalah keperawatan yang
ditunjukkan oleh klien ( abdellah, 1957 dalam Perry & Potter, 2005 ).
a. Nyeri berhubungan dengan cidera fisik/trauma
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinidng dada
c. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
e. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh
g. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
h. Defisit perawatan diri berhubungan dengankelemahan
i. Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko berhubungan dengan
tindakan invasif
4) Intervensi
Perawat dan klien berdiskusi tindakan untuk mengatasi nyeri atau pemuliahan
nyeri yang diharapkan. Hasil akhir yang diharapkan dan tujuan keperawatan
diseleksi sesuai diagnosa dan kondisi klien. Terapi yang tepat terkait penyebab
nyeri ataupun masalah kesehatan klien ( Perry& Potter, 2006).
5). Rencana Keperawatan
6). Implementasi
Terapi nyeri membutuhkan pendekatan individual. Perawat dan klien harus
menjadi patner kerja dalam melakukan upaya mengontrol nyeri. Implementasi atau
tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
direncanakan ( Perry & Potter 2005).
7). Evaluasi
Tujuan dari asuhan keperawatan adalah menyelesaikan masalah kesehatan klien.
Evaluasi terhadap tujuan asyhan keperawatan menentukan apakah tujuan sudah
terlaksana (Perry & Potter 2005).
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. H.I
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : IRT
Status Perkawinan : menikah
Golongan Darah :B
Tanggal MRS : 24 Agustus 2022
Tanggal Pengkajian : 1 September 2022
Diagnosa Medis : Ca Mamamae
Alamat : bitung
2) Identitas Penanggung Jawab (Keluarga)
Nama : Tn. A.T
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : nelayan
Hubungan : Suami
Alamat : Bitung
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Klien mengatakan merasakan lemah badan dan nyeri dibagian payudara Riwayat
Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS setelah sudah 1 minggu merasakan nyeri terus menerus di rumah.
Klien mengalami nyeri pada bagian payudara semakin memberat, dikarenakan klien
mengalami ca mammae. Sehingga klien kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari.
- Pola Eliminasi
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Menurut istri pasien, pasien BAB normal 2 atau 3x
sehari dan memang biasanya seperti itu dari sebelum sakit. BAK juga normal tidak
ada nyeri, klien ada kesulitan BAK.
- Pola Seksual-Reproduksi
Tidak dikaji.
- Pola Peran Berhubungan
Suami klien mengatakan bahwa klien adalah anggota masyarakat yang cukup aktif dalam
mengikuti kegiatan-kegiatan bermasyarakat di kampungnya. Klien juga juga sering turut
mengambil bagian dalam kedukaan-kedukaan dengan membantu pembuatan tenda duka.
Dalam keluarga, klien merupakan seorang IRT keluarga yang menurut istrinya sangat
disegani oleh anak-anak.
a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum :
Kesadaran composmentis.
2) Kepala :
Kulit kepala tampak berminyak, rambut berwarna hitam dan rontok dan tampak
berketombe, penyebaran rambut merata, tidak terdapat penonjolan di bagian kepala,
tidak ada luka.
3) Mata :
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak tampak pembengkakan pada kelopak
mata, kantung mata tampak berwarna gelap, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, pupil isokor, pasien dapat melihat dan membaca dengan jelas tanpa bantuan
kacamata.
4) Telinga :
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tampak kotor, daun telinga terlihat berminyak,
fungsi pendengaran baik.
5) Hidung :
Terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada keluhan gangguan penciuman.
6) Mulut :
Tidak ada sianosis, mukosa tampak kering, tidak ada keluhan luka/sariawan, gigi
tampak bersih, tidak ada keluhan mengunyah, fungsi pengecapan tidak ada keluhan.
7) Leher :
Tidak tampak pembesaran tyroid, denut nadi karotis teraba jelas, fungsi menelan tidak
ada keluhan, tidak ada rasa nyeri saat menggerakkan kepala ke kiri dan kanan.
8) Dada
Bentuk dada simetris, frekuensi pernapasan 22x/menit
Abdomen
Terdapat nyeri tekan.
9) Genetalia, anus dan rectum
Tidak dikaji
b. Data Penunjang
Laboratorium (02-09-2022)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Albumin 1.82 3.50 - 5.70
Magnesium 1.36 1.70 - 2.50
Ureum serum 31 10 - 40
Creatinine serum 0.8 0.5 - 1.5
Natrium serum 125 135 - 153
Kalium serum 4.4 3.5 - 5.1
Klorida serum 94 97 - 111
Calcium total 8.15 8.62 - 10.31
Phosphor 3.6 2.5 - 4.5
A. Analisa Data
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif: Tumor Mammae Nyeri kronis
- Klien menyatakan nyeri di ↓
payudara sebela kanan Pertumbuhan
- Klien mengatakan nyeri saat sel/jaringan tidak
miring kanan dan kiri normal
- Klien mengatakan nyeri ↓
seperti tertusuk-tusuk Benjolan pada
- Klien mengatkan nyeri hilang payudara
timbul ↓
- Skala nyeri 6 Nyeri
- Nyeri hilang timbul
- Nyeri terasa dibagian
payudara sebelah kanan
Data Objektif:
- Klien terlihat meringis
- Terdapat luka di payudara
sebela kanan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumoIntoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak cukupan energi
C. Intervensi Kperawatan
Hasil : P:
- Lanjutkan Intervensi
- Skala Nyeri 5
- Memberikan non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
dengan melakukan
11:17
- Menganjurkan Teknik
relaksasi nafas dalam
Hasil :
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika