Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI PADA

PASIEN NY. H.I DENGAN MAMMAE DI IRINA A BAWAH


RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

OLEH :

Cindi Rembet

210141040028

CT :

Ns. Adriani Natalia, M.Kep

CI :

Ns. Irena Laleleh, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Nyeri
Menurut IASP (International Association for the Study of Pain),
Nyeri merupakan pengalaman sensoris & emosional yang tidak nyaman,
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau nekrosis yang aktual atau
potensial atau yang dideskripsikan oleh penderita semacam kerusakan
tersebut (Raja, 2020). Nyeri akut adalah pengalaman sensori yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa.
Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional atau yang
berkaitan dengan kerusaakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan (SDKI, 2017). Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Nanda,
2018). Nyeri merupakan perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial (SDKI, 2016).
B. Faktor-Faktor Yng Memengaruhi Respon Nyeri :
Persepsi individu terhadap nyeri di pengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain (Mubarak et al., 2015):
1) Etnik dan nilai budaya
2) Tahap perkembangan
3) Lingkungan dan individu pendukung
4) Pengalaman nyeri sebelumnya
5) Ansietas dan stress
6) Jenis kelamin
7) Perhatian
8) Keletihan
9) Gaya koping
10) Dukungan keluarga dan sosial
C. Medulasi
Sering kali digambarkan sebagai “sistem desendens”, proses keempat ini terjadi saat
neuron di batang otak mengirimkan sinyal menuruni kornu dorsalis medula spinalis.
Serabut desemdens ini melepaskan zat seperti oploid endogen, serotonin, dan
norepinerfin, yang dapat menghambat naiknya impuls berbahaya (menyakitkan) di
kornu dorsalis. Namun neurotransmiter ini diambil oleh tubuh, yang membatasi
kegunaan analgetiknya.
D. Klasifikasi Nyeri
Menurut Perry & Potter (2006) nyeri dapat dijelaskan berdasarkan durasi, lokasi, atau
etiologi.
1) Nyeri berdasarkan durasi:
a. Nyeri akut yaitu nyeri yang hanya dirasakan tiba-tiba atau yang lambat dan
tanpa memperhatikan intensitasnya.
b. Nyeri kronis yaitu nyeri yang berlangsung berkepanjangan,
biasanya nyeri berulang atau menetap sampai enam bulan
atau lebih dan mengganggu fungsi tubuh.
2) Nyeri berdasarkan lokasi:
a. Nyeri kutaneus adalah nyeri yang berasal dari kulit atau
jaringan subkutan
b. Nyeri somatik dalam adalah nyeri yang berasal dari ligamen, tendon, tulang,
pembuluh darah, dan saraf. Nyeri tersebut menyebar dan cenderung dan
berlangsung lebih lama dibanding nyeri kutaneus.
c. Nyeri viseral adalah nyeri yang berasal dari stimulasi reseptor nyeri di rongga
abdomen, kranial, dan torak.
d. Nyeri radiasi (menyebar) adalah nyeri yang dirasakan pada tempat sumber
nyeri dan menyebar ke jaringan sekitarnya.
e. Nyeri alih adalah nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang jauh dari
jaringan yang menyebakan nyeri.
f. Nyeri phantom adalah nyeri yang sangat menyakitkan pada
bagian tubuh yang hilang
E. Gejala Klinis Nyeri
1) Nyeri ringan sampai berat
2) Respons sistem saraf simpatik
3) Peningkatan denyut nadi
4) Peningkatan tekanan darah
5) Diaforesis
6) Dilatasi pupil
7) Berhubungan dengan cedera jaringan: hilang dengan penyembuhan
8) Klien tampak gelisah dan cemas
9) Klien melaporkan rasa nyeri
10) Klien menunjukkan perilaku yang mengindikasikan rasa nyeri; menangis,
menggosok area nyeri, memegang area nyeri
F. Manajemen Nyeri
Tujuan dari penatalaksanaan nyeri adalah menurunkan nyeri sampai tingkat yang
dapat ditoleransi (Poter & Perry, 2006)
1. Intervensi Farmakologi
Dilakukan melalui kolaborasi dengan dokter atau pemberi perawatan utama
lainnya dan pasien.
2. Intervensi Non-farmakologi
Saat nyeri hebat berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari,
mengkombinasikan teknik non-farmakologis dengan obat-obatan mungkin cara
yang efektif untuk menghilangkan nyeri, diantaranya adalah stimulasi dan
massage kutaneus, terapi es dan panas, stimulasi saraf elektris transkutan,
distraksi, teknik relaksasi, imajinasi terbimbing dan hipnosis.
G. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian Nyeri
a. Identitas klien
a) Nama
b) Tempat dan tanggal lahir
c) Pendidikan teerakhir
d) Agama
e) Suku
f) Alamat
b. Keluhan utama
Keluhan Utama yang dirasakan klienklien mengatakan:
P (Paliatif): faktor yang memengaruhi gawat dan nyeri
Q (Quality): dari nyeri, apakah rasanya tajam, tumpul atau tersayat.
R (Region): daerah perjalanan nyeri
S (Severity): keparahan atau intensitas nyeri
T (Time): lama waktu serangan atau frekuensi nyeri.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan
b. Perilaku
c. Ekspresi wajah
3) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penentuan dari masalah keperawatan yang
ditunjukkan oleh klien ( abdellah, 1957 dalam Perry & Potter, 2005 ).
a. Nyeri berhubungan dengan cidera fisik/trauma
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinidng dada
c. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
e. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh
g. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
h. Defisit perawatan diri berhubungan dengankelemahan
i. Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko berhubungan dengan
tindakan invasif
4) Intervensi
Perawat dan klien berdiskusi tindakan untuk mengatasi nyeri atau pemuliahan
nyeri yang diharapkan. Hasil akhir yang diharapkan dan tujuan keperawatan
diseleksi sesuai diagnosa dan kondisi klien. Terapi yang tepat terkait penyebab
nyeri ataupun masalah kesehatan klien ( Perry& Potter, 2006).
5). Rencana Keperawatan

No Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Perencanaan (SIKI)


(SDKI) Hasil (NOC)
1 Nyeri akut - Mampu mengontrol - Lakukan pengkajian
berhubungan nyeri nyeri
dengan cidera fisik/ - Mampu mengenali - Kaji faktor yang
trauma nyeri meningkatkan dan
- Mengatakan nyaman meringankan nyeri
setelah nyeri - Kaji tanda-tanda
berkurang vital ( TD, N, R, S )
- Tanda-tanda vital - Beri informasi
dalam rentan normal tentang nyeri klien
- Libatkan keluarga
dalam perawatan
- Ajarkan teknik non
farmakologi
pendampingan orang
tua
- Kolaborasi dengan
dokter jika ada
keluhan
dan tindakan nyeri
tidak berhasil
2 Gangguan pola - Pain level
tidur berhubungan - Sleep : extent and Dukungan tidur
dengan kurangnya pattern - Identifikasi
kontrol tidur Setelah dilakukan faktor
(D.0055) Ditandai tindakan keperawatan pengganggu
dengan: selama 3x24 jam tidur
DS: diharapkan pola tidur - Monitor
- Pasien pasien efektif kuantitas dan
mengatakan Dengan kriteria hasil : kualitas tidur
sulit tidur - Jumlah jam tidur dalam pasien
- Pasien batas normal 6-8 - Modifikasi
mengatakan jam/hari lingkungan
sering - Perasaaan segar setelah (mis.
terbangun saat bangun tidur kebisingan)
tidur ketika rasa -Pasien mengetahui - Anjurkan
nyeri timbul pentingnya waktu tidur menepati waktu
- Pasien yang cukup tidur
mengatakan - Jelaskan
kurang tidur pentngnya
DO: waktu tidur
- Pasien terlihat
lesu karena
kurang tidur
- TD: 140/80
mmHg Nadi:
90x/m RR:
2
20x.m T: 36,5
℃ Body image
Gangguan citra Setelah dilakukan Promosi citra tubuh dan
tubuh berhubungan tindakan keperawatan koping
dengan perubahan selama 2x24 jam - Identifikasi
struktur/bentuk diharapkan pasien kemampuan
tubuh (D.0083) mampu beradaptasi yang dimiliki
Ditandai dengan: dengan perubahan - Monitor
DS: tubuhnya frekuensi
- Pasien Dengan kriteria hasil : pernyataan
mengatakan - Body image positif kritik terhadap
tidak nyaman Mampu diri sendiri
dengan mengidentifikasi - Anjurkan
perubahan kekuatan personal- keluarga terlibat
kondisi - Mampu menerima untuk
tubuhnya keadaannya memotivasi
apalagi setelah - Koping keluarga pasien
melakukan adekuat - Diskusikan
oprasi perubahan tubuh
- Pasien dan fungsinya
mengatakan
tidak
menyangka
sekarang hanya
memiliki satu
payudara
- Pasien
mengatakan
dirinya telah
cacat
DO:
- Pasien telah
menjalankan
mastektomi
(pengangkatan
payudara
kanan)

6). Implementasi
Terapi nyeri membutuhkan pendekatan individual. Perawat dan klien harus
menjadi patner kerja dalam melakukan upaya mengontrol nyeri. Implementasi atau
tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
direncanakan ( Perry & Potter 2005).
7). Evaluasi
Tujuan dari asuhan keperawatan adalah menyelesaikan masalah kesehatan klien.
Evaluasi terhadap tujuan asyhan keperawatan menentukan apakah tujuan sudah
terlaksana (Perry & Potter 2005).

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. H.I
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : IRT
Status Perkawinan : menikah
Golongan Darah :B
Tanggal MRS : 24 Agustus 2022
Tanggal Pengkajian : 1 September 2022
Diagnosa Medis : Ca Mamamae
Alamat : bitung
2) Identitas Penanggung Jawab (Keluarga)
Nama : Tn. A.T
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : nelayan
Hubungan : Suami
Alamat : Bitung

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Klien mengatakan merasakan lemah badan dan nyeri dibagian payudara Riwayat
Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS setelah sudah 1 minggu merasakan nyeri terus menerus di rumah.
Klien mengalami nyeri pada bagian payudara semakin memberat, dikarenakan klien
mengalami ca mammae. Sehingga klien kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari.

2) Riwayat Penyakit Dahulu :


Klien mengatakan bahwa ia tidak memiliki penyakit sebelumnya
3) Riwayat Penyakit Keluarga :
Berdasarkan informasi dari suami klien, didapatkan bahwa keluarga klien tidak ada
riwayat penyakit apapun. Dan sebagaimana klien demikian juga keluarganya hanya
sakit apabila kelelahan bekerja dan hanya membutuhkan beberapa hari istirahat untuk
kemudian bisa pulih dengan sendirinya tanpa harus mengonsumsi obat-obatan dari
Puskesmas atau RS.
4). Pengkajian Pola Fungsi Gordon
- Persepsi Terhadap Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Menurut suami klien, klien sangat jarang sakit sehingga sangat jarang juga
menggunakan fasilitas kesehatan walau hanya sekedar untuk melakukan
pemeriksaan rutin. klien juga tidak mengonsumsi obat-obatan atau vitamin.
Apabila kelelahan dan jatuh sakit klien hanya beristirahat dirumah. Menurut klien
sakit yang ia derita saat ini sudah lumayan berat dan menyiksa karena klien sudah
tidak dapat bekerja dengan normal.. klien juga mengatakan mungkin sakit yang
diderita saat ini akan lebih cepat sembuh apabila klien di rawat di RS.
- Pola Aktivitas dan Latihan
Klien mengalami nyeri kurang lebih 2 bulan. Awalnya hanya hilang timbul
namun lama kelamaan semakin memberat. Menurut suami klien 2 minggu
pertama klien masih bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan yaitu
mengurus rumah tangga. Dan juga bisa mandi sendiri 2x dalam sehari,
berpakaian sendiri, makan dan minum juga dilakukan sendiri. 3 minggu terakhir
pasien sama sekali sudah tidak bisa melakukan pekerjaan seperti biasa. karena
nyeri yang semakin hari semakin tak tertahankan. Semenjak di rawat di RS Klien
sudah harus dibantu untuk berpakaian, makan dan minum.

- Kemampuan Perawataan Diri


Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Mobilisasi tempat tidur √
Pindah √
Ambulasi √
Makan/minum √
Keterangan
Score 0 : Mandiri
Score 1 : Dibantu sebagian
Score 2 : Perlu dibantu orang lain
Score 3 : Perlu dibantu orang lain dan alat
Score 4 : Tergantung atau tidak mampu

- Pola Istirahat dan Tidur


Sebelum sakit klien tidur kurang lebih 7 jam sehari, mulai dari jam 10 malam dan
bangun jam 5 pagi. Klien tidak tidur siang tapi hanya 1-2 jam. Saat sakit dan belum
MRS klien tidur kurang lebih 8 jam, mulai dari jam 9 malam dan bangun jam 5 pagi.
Namun apabila nyeri muncul, maka klien akan sering terbangun. Selama dirawat di
RS klien lebih sering tidur dari biasanya, namun jam tidur tidak teratur. klien juga
harus tidur dengan posisi miring kiri dan kanan.
- Pola Nutrisi Metabolic
Sebelum sakit klien makan 3x dalam sehari dan habis 1 porsi yang di dalamnya ada
nasi, ikan dan sayur dan buah. Pada saat sakit, klien masih tetap makan 3x dalam
sehari dengan porsi yang sama yaitu nasi, ikan dan sayur namun tidak dihabiskan oleh
klien. Semenjak sakit klien juga sudah tidak mengonsumsi buah-buahan. klien tidak
sedang dan tidak pernah mengonsumsi suplemen penambah nafsu makan. Untuk BB
baik klien maupun suami tidak tau apakah ada penambahan atau pengurangan karena
pasien sebelumnya tidak pernah melakukan pemeriksaan atau pengukuran BB.

- Pola Eliminasi
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Menurut istri pasien, pasien BAB normal 2 atau 3x
sehari dan memang biasanya seperti itu dari sebelum sakit. BAK juga normal tidak
ada nyeri, klien ada kesulitan BAK.

- Pola Kognitif dan Perseptual


Pasien mengatakan ada nyeri dirasakan semakin hari semakin memberat. Berdasarkan
pengkajian juga didapatkan pasien masih bisa melihat dan mendengar dengan normal.
Menurut suami klien, tidak ada keluhan terkait penginderaan. Komunikasi tampak
kesulitan karena sura klien kecil dan tinggi namun masih bisa terdengar jelas apa yang
diucapkan. Suami klien mengatakan 2 minggu sebelum MRS suara klien berubah kecil
dan meninggi.

- Kemampuan Konsep Diri


Klien mengatakan sakit yang diderita saat ini mungkin akan lebih mudah
disembuhkan apabila dikolaborasikan antara pengobatan dari RS.
- Pola Koping
Suami klien mengatakan sedikit mengalami kendala saat hendak membujuk klien untuk
berobat ke RS karena pada dasarnya klien takut ke dokter dan takut dengan peralatan-
peralatan medis seperti jarum suntik. Namun karena dirasakan nyeri semakin memberat
akhirnya klien bersedia untuk berobat ke RS. Klien dan suami menganut Agama Islam,
dan menurut suami klien selama sakit ini semakin memperdalam kedekatan dengan Sang
Pencipta.

- Pola Seksual-Reproduksi
Tidak dikaji.
- Pola Peran Berhubungan
Suami klien mengatakan bahwa klien adalah anggota masyarakat yang cukup aktif dalam
mengikuti kegiatan-kegiatan bermasyarakat di kampungnya. Klien juga juga sering turut
mengambil bagian dalam kedukaan-kedukaan dengan membantu pembuatan tenda duka.
Dalam keluarga, klien merupakan seorang IRT keluarga yang menurut istrinya sangat
disegani oleh anak-anak.

- Pola Nilai dan Kepercayaan


Semenjak sakit klien mengatakan tidak lagi mengambil bagian dalam kegiatan
keagamaan. Biasanya klien sering pergi sholat di Masjid, namun semenjak sakit klien
hanya melakukan sholat dirumah. Dan semenjak MRS klien tidak melakukan sholat
karena kesulitan menahan nyeri yang terus dirasakan.

a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum :
Kesadaran composmentis.
2) Kepala :
Kulit kepala tampak berminyak, rambut berwarna hitam dan rontok dan tampak
berketombe, penyebaran rambut merata, tidak terdapat penonjolan di bagian kepala,
tidak ada luka.
3) Mata :
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak tampak pembengkakan pada kelopak
mata, kantung mata tampak berwarna gelap, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, pupil isokor, pasien dapat melihat dan membaca dengan jelas tanpa bantuan
kacamata.
4) Telinga :
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tampak kotor, daun telinga terlihat berminyak,
fungsi pendengaran baik.
5) Hidung :
Terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada keluhan gangguan penciuman.
6) Mulut :
Tidak ada sianosis, mukosa tampak kering, tidak ada keluhan luka/sariawan, gigi
tampak bersih, tidak ada keluhan mengunyah, fungsi pengecapan tidak ada keluhan.
7) Leher :
Tidak tampak pembesaran tyroid, denut nadi karotis teraba jelas, fungsi menelan tidak
ada keluhan, tidak ada rasa nyeri saat menggerakkan kepala ke kiri dan kanan.
8) Dada
Bentuk dada simetris, frekuensi pernapasan 22x/menit
Abdomen
Terdapat nyeri tekan.
9) Genetalia, anus dan rectum
Tidak dikaji
b. Data Penunjang
Laboratorium (02-09-2022)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Albumin 1.82 3.50 - 5.70
Magnesium 1.36 1.70 - 2.50
Ureum serum 31 10 - 40
Creatinine serum 0.8 0.5 - 1.5
Natrium serum 125 135 - 153
Kalium serum 4.4 3.5 - 5.1
Klorida serum 94 97 - 111
Calcium total 8.15 8.62 - 10.31
Phosphor 3.6 2.5 - 4.5

Thorax Xray : Tumor mammae


Terapi yang diberikan :
1. Oksigenasi adekuat
2. IVFD NaCl 0,9%
3. Ceftriaxone 2x1 gr iv -> ganti levofloxacin 1x750 mg
4. Ranitidine 2x1 mg IV
5. Ketorolac 3x1 IV
6. Drips albumin 25%

A. Analisa Data
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif: Tumor Mammae Nyeri kronis
- Klien menyatakan nyeri di ↓
payudara sebela kanan Pertumbuhan
- Klien mengatakan nyeri saat sel/jaringan tidak
miring kanan dan kiri normal
- Klien mengatakan nyeri ↓
seperti tertusuk-tusuk Benjolan pada
- Klien mengatkan nyeri hilang payudara
timbul ↓
- Skala nyeri 6 Nyeri
- Nyeri hilang timbul
- Nyeri terasa dibagian
payudara sebelah kanan
Data Objektif:
- Klien terlihat meringis
- Terdapat luka di payudara
sebela kanan

Data Subjektif: Tumor Mammae Intoleransi Aktivitas


- klien mengatakan nyeri di ↓
payudara sebelah kanan Memerlukan O2 dan
- klien mengatakan merasa nutrisi untuk
lemas perkembangan tumor
- klien mengatakan susah ↓
miring kanan dan kiri Metabolisme anaerob
- klien sudah tidak bisa ↓
beraktivitas seperti biasa Penurunan produksi
Data Objektif: ATP untuk
- TD 135/90 mmHg, RR menghasilkan energi
23x/menit, N 80 x/menit,
SB 36.5 ↓
- Pasien tampak lemas Intoleransi Aktivitas
- Saat beraktivitas pasien
tampak dibantu oleh
suaminya

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumoIntoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak cukupan energi
C. Intervensi Kperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


SLKI SIKI
1. Nyeri kronis Setelah melakukan tidakan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama 2x6 jam Obsevasi :
infiltrasi tumor diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi intensitas
berkurang dengan kriteri nyeri
hasil: - Identifikasi skala nyeri
- Monitor tekanan darah - Identifikasi faktor yang
- Monitor Nyeri memperingan dan
- Meringis menurun memperberat nyeri
- Gelisa menurun - Berikan Teknik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
- Control lingkungan
- Jelaskan penyebab dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
2. Intoleransi aktivitas meredahkan nyeri
berhubungan dengan Setelah melakukan tidakan
Manajemen energi
keti dak cukupan energi keperawatan selama 2x6 jam
diharapkan tingkat nyeri - Monitor kelelahan fisik
berkurang dengan kriteri - Monitor pola dan jam
hasil: tidur
- Kemudahan dalam - Monitor lokasi dan
melakukan aktivitas ketidaknyamanan
dalam sehari-hari selama melakukan
meningkat aktivitas
- Kekuatan tubuh - Sediakan lingkungan
meningkat yang nyaman
- Keluhan lemas - Lakukan Latihan
menurun rentang gerak pasif/atau
aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap

D. Implementasi dan Evaluasi

Hari/tanggal Diagnose Implementasi Evaluasi


jam keperawatan
Jumat, 2 Nyeri kronis - Mengidentifikasi S:
- Pasien mengatakan
september lokadi, karakteristik,
merasa nyeri di bagian
2022 durasi, frekuensi,
payudara sebela kanan
kualitas, intensitas
- Pasien mengatakan
nyeri
nyeri dirasakan hilang
Hasil : timbul
07:30
- Nyeri yang dirasakan - Pasien mengatakan
di bagian payudara nyeri seperti di tusuk-
08:05 seperti ditusuk-tusuk tusuk dengan skala 5
dan hilang timbul O:
- Pasien tampak
- Mengidentifikasi
meringis
skala nyeri yang
- Pasien tampak
dirasakan klien
mengerutkan dahi
08:47 Hasil : - Pasien dalam posisi

- Klien meringis mentoleransi nyeri

kesakitan dan mencari


A:
posisi yang aman - Masalah belum
- Mengidentifikasi teratasi,
factor memperingan - Tingkat nyeri belum
dan memperberat menurun,
nyeri yang di alami - Keluhan nyeri sedang,
09:10 klien - Meringis sedang

Hasil : P:
- Lanjutkan Intervensi
- Skala Nyeri 5
- Memberikan non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
dengan melakukan
11:17
- Menganjurkan Teknik
relaksasi nafas dalam

Hasil :

- Klien mengerti dan


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Alih bahasa


Resthil Widyaningrum. Jakarta : Salemba Medika.

Doengoes, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC


Mubarok, Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori
dan aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.

2009-2011. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC


Perry, Potter (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, alih bahasa
Yasmin Asih, Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai