DISUSUN OLEH:
ALAN WIDIA MAULANA
1490123117
2. Etiologi
a. Trauma jaringan tubuh kerusakan jaringan, iritasi langsung pada reseptor nyeri,
peradangan.
b. Perubahan dalam jaringan misal : Pemekaan pada reseptor nyeri bradikinin
merangsang reseptor nyeri.
c. Sumbatan pada saluran tubuh distensi lumen saluran.
d. Kejang otot rangsangan pada reseptor nyeri.
e. Tumor penekanan pada reseptor nyeri iritasi pada ujung – ujung saraf.
a. Gejala penyakit
d. Kurangnya privasi
3. Fisiologi
Terdapat 3 komponen fisiologis dalam nyeri yaitu resepsi, presepsi, dan
relaksasi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer.
Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan melew dan melewati salah satu rute saraf
hingga sampai gga sampai di medula spinalis. Terdapat stimulus nyeri dapat
berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri tidak mencapai
otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak menginterpretasi
kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman
dan pengetahuan pengetahuan yang dimiliki dimiliki serta asosiasi asosiasi
kebudayaan kebudayaan dalam upaya mempersiapkan mempersiapkan nyeri (Wahyudi
& Abd.Wahid, 2016).
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri Akut
a) Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
b) Menunjukan kerusakan
c) Gangguan tidur
d) Muka dengan ekspresi nyeri
e) Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
f) Posisi untuk mengurangi nyeri
g) Penurunan Tanda-tanda vital
b. Nyeri Kronis
a) Perubahan berat badan
b) Melaporkan secara verbal dan non verbal
c) Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
d) Kelelahan
e) Perubahan pola tidur
f) Takut cedera
g) Interaksi dengan orang lain menurun
5. Patofisiologi
a. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tubuh yg
cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory neurotransmitters), (histamine
dan bradykinin) sebagai vasodilator yg kuat edema, kemerahan dan nyeri dan
menstimulasi pelepasan prostaglandins.
b. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik,
proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai nociceptor
dihantarkan melalui serabutsaraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia
gelatinosa di dorsal horn dari spinal cord ke otak melalui spinothalamic tracts
thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation, limbic
system, dan somatosensory cortex.
c. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses informasi dr
pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri individu mulai
menyadari nyeri.
d. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan
neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin,
norepinephrine & gamma aminobutyric acid menghalangi /menghambat
transmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik, & berefek
menghilangkan nyeri.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan dengan skala nyeri
a) Ringan
Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan
baik
b) Sedang
Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri,
masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
c) Berat
Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisamerespon, namun terkadang
klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan
d) Nyeri sangat berat
Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien
merespon dengan cara memukul.
b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di abdomen
c. Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal
d. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya
e. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak
f. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
7. Komplikasi
a. Syok Neurogenik.
b. Gangguan pola istirahat tidur.
c. Edema pulmonal
d. Masalah mobilisasi
e. Hipertensi
f. Hipertermi
8. Penatalaksanaan
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
a. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
b. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut Menurunkan kemungkinan
berubahnya nyeri akut menjadi nyeri kronik i nyeri kronik yang persisten
c. Mengurangi penderitaan → Meningkat ningkatkan kua kan kualitas hidup pasien
dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-
hari
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, meliputi
tindakan non farmakologis dan tindakan farmakologis.
a. Farmakologi
a) Analgesik narkotik : Analgesik narkotik seperti morfin dan kodein. Narkotik
dapat memberikan efek penurunan nyeri dan kegembiraan karena obat ini
mengaktifkan penekan nyeri endogen pada susunan saraf pusat. Namun
penggunaan obat ini menimbulkan efek menekan pusat pernapasan di medulla
batang otak sehingga perlu pengkajian secara teratur terhadap perubahan
dalam status pernapasan jika menggunakan analgesik jenis ini (Wahyudi &
Abd.Wahid, 2016)
b) Analgesik Analgesik non narkotik non narkotik seperti seperti aspirin, aspirin,
asetaminofen, asetaminofen, dan ibuprofen ibuprofen selain memiliki
memiliki efek anti nyeri juga memiliki efek anti inflamasi dan antipiretik.
Obat golongan ini menyebabkan penurunan nyeri penurunan nyeri dengan
menghambat dengan menghambat produksi prostalglandin produksi
prostalglandin dari jar dari jaringan yang ingan yang mengalami mengalami
atau inflamasi. Efek samping yang paling umum terjadi adalah gangguan
pencernaan seperti adanya ulkus gaster dan adanya ulkus gaster dan
perdarahan gaster (Wahyudi perdarahan gaster (Wahyudi & Abd.Wahid,
2016). & Abd.Wahid, 2016).
b. Non Farmakologi
a) Distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian pasien ke hal-hal di luar
nyeri. Dengan demikian, diharapkan pasien tidak terfokus pada nyeri lagi dan
dapat menurunkan kewaspadaan pasien terhadap nyeri bahkan meningkatkan
toleransi terhadap nyeri. Beberapa teknik distraksi antara lain: bernafas secara
pelan-pelan, massage sambil bernafas pelan-pelan, mendengarkan lagu sambil
menepuk- nepukkan jari atau kaki, membayangkan hal-hal indah sambil indah
sambil menutup mata (Sukarmin, 2012)
b) Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan suatu tindakan untuk
membebaskan mental dan fisik dan mental dan fisik dari ketegangan dan ari
ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi
lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan
perlahan dan nyaman
c) Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu
cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu.
Tindakan ini membutuhkan konsentrasi yang cukup. Upayakan kondisi
lingkungan klien mendukung untuk tindakan ini. Kegaduhan, kebisingan, bau
menyengat, atau cahaya yang sangat terang perlu dipertimbangkan agar tidak
mengganggu klien untuk berkonsentrasi. Beberapa klien lebih rileks dengan
cara rileks dengan cara menutup matanya (Andarmoyo, 2017 menutup
matanya (Andarmoyo, 2017).
9. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996,
dalam Setiadi, 2012). Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan
pasien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Dermawan, 2012).
Tujuan pengkajian menurut Dermawan (2012) adalah sebagai berikut : Untuk
memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien; Untuk menentukan masalah
keperawatan dan kesehatan pasien; Untuk menilai keadaan kesehatan pasien; Untuk
membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.
a. Biodata
a) Identitas Klien
Nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, No Medrec, Diagnosa
medis.
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama penanggung jawab, hubungan dengan klien, alamat.
a) Keluhan Utama
Keluhan saat dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan klien sejak timbulnya gejala (sebelum masuk RS) dan
penanganan yang dilakukan dirumah dan di RS sampai dengan menjadi kasus
kelolaan.
c) Riwayat Penyakit Masa Lalu
Penyakit apa saja yang pernah diderita, terutama yang berhubungan dengan
penyakit sekarang.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Catat riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan penyakit yang diderita
saat ini. Apakah ada predisposisi genetik terhadap penyakit yang diderita saat ini
atau perilaku yang didapat (memiliki kepribadian tipe A, gaya hidup yang penuh
stress).
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Nyeri Akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I08238)
keperawatan nyeri Observasi
klien berkurang setelah Identifikasi lokasi,
dilakukan tindakan asuhan karakteristik, durasi,
keperawat an selama frekuensi, kualitas dan
3x24 jam. intensitas nyeri
Kriteria hasil : (L.08066) Identifikasi skala nyeri
Keluhan nyeri menurun, Identifikasi respon nyeri
dalam rentang skala 1-3 non verbal
Sikap protektif menurun Edukasi
Kemampuan Ajarkan teknik non
menggenali penyebab farmakologis untuk
nyeri meningkat mengurangi rasa nyeri
Kemampuan mengontrol Jelaskan tujuan dan
nyeri meningkat manfaat Teknik nafas
Kemampuan Jelaskan prosedur
menggunakan teknik non teknik napas
farmakologis meningkat Ajarkan melakukan
Gelisah menurun inspirasi dengan
Keluhan sulit tidur menghirup udara
menurun melalui hidung
(Tim Pokja SLKI DPP PPNI, secara perlahan
2018) Ajarkan melakukan
ekspirasi dengan
menghembuskan udara
Demonstrasi kan
menarik napas selama
4 detik menahan napas
selama 2 detik dan
menghembu skan
selama 8 detik
Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik relaksasi yang
dipilih
Anjurkan pasien untuk
mengambi l posisi
nyaman (semi fowler)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgesic
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018)
12. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan yaitu suatu proses yang digunakan
untuk mengukur dan memonitor kondisi klien dengan membandingkan hasil tindakan
yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan (Debora, 2017).
Hasil yang harus dicapai setelah dilakukan Tindakan keperawatan adalah sebagai
berikut :
Keluhan nyeri menurun (rentang skala 1-3)
Sikap protektif (melindungi di ungi diri) menurun
Kemampuan menggali penyebab nyer ab nyeri meningkat
Kemampuan mengontrol nyeri meningkat
Kemampuan menggun menggunakan teknik nonfarmakologis meningka eningkat
Nafsu makan meningkat
Gelisah menurun
Kesulitan tidur menurun
(Tim Pokja SLKI PPNI, 2018)
Daftar Pustaka
Bickley, Lynn S. 2015. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates