Disusun Oleh :
widyastuti
21.0604.0048
2021
A. Konsep Dasar Nyeri
1. Definisi Nyeri
Kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi Kebutuhan Dasar Manusia,
kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari) kelegaan (kebutuhan terpenuhi) dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah nyeri)(Potter, 2013).
Gangguan kenyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Lynda,
2016).
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang
multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas (ringan,sedang,berat),
kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien, intermiten, persisten), dan
penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah
suatu sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif dan emosional, yang digambarkan
dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan dengan reflex menghindar dari
perubahan output otonom (Bahrudin, 2018)
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat
subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015).
Definisi nyeri dalam kamus medis yaitu perasaan distress, kesakitan,
ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari stimulasi ujung syaraf tertentu. Tujuan nyeri
terutama pada perlindungan, nyeri berperan sebagai suatu sinyal peringatan dari tubuh
terhadap jaringan yang sedang mengalami kerusakan dan meminta individu untuk
meredakan atau menghilangkan nyeri dari sumber (Rosdahl, 2017)
Gangguan rasa nyaman secara umum dibagi menjadi beberapa batasan karakteristik
(Lynda, 2016). Yaitu:
a. Nyeri akut adalah keadaan ketika individu mengalami dan mengeluhkan adanya
rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama
enam bulan atau kurang.
b. Nyeri kronis adalah keadaan ketika individu mengalami nyeri yang menetap atau
intermiten dan berlangsung lebih dari enam bulan.
2. Anatomi Fisiologi Nyeri
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi,
perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksibilitas ektopik, reorganisasi
structural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman
subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri : transduksi, transmisi, modulasi dan
persepsi (Bahrudin, 2018).
a. Transduksi
Transduksi adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen menerjemahkan
stimulus (misalnya tusukan jarum) ke dalam implus nosiseptif. Ada tiga tipe
serabut saraf yang terlibat dalam proses itu, yaitu serabut A-beta, A-delta, dan C.
serabut yang berespon secara maksimal terhadap stimulasi non noksius
dikelompokkan sebagai serabut penghantar nyeri, atau nonsiseptor. Serabut ini
adalah A-delta dan C. silent nociceptor, juga terlibat dalam proses transinduksi,
merupakan serabut saraf aferen yang tidak berespon terhadap stimulasi eksternal
tanpa adanya mediator inflamasi.
b. Transmisi
Transmisi adalah suatu proses dimana implus disalurkan menuju kornu dorsalis
medula spinaslis. Kemudian sepanjang traktus sensorik menuju otak. Neutron
aferen primer merupakan pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan
kimiawi. Aksonnya berahir di kornu dorsalis medulla spinalis dan selanjutnya
berhubungan dengan banyak neuron spinal.
c. Modulasi
Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri (pain related neural
signalis). Proses ini terutama terjadi di kornu dorsalis medulla spinalis, dan
mungkin terjadi di level lainnya. Serangkaian reseptor opioid seperti mu, kappa
dan delta dapat ditemukan di kornu dorsalis. System nosiseptif juga mempunyai
jalur desending berasal dari korteks frontalis, hipotalamus, dan area otak lainnya
ke otak tengah (midbrain) dan medulla oblongata, selanjutnya menuju medulla
spinalis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah pengutan, atau bahkan
penghambatan (blok) sinyal nonsiseptif di kornu dorsalis.
d. Persepsi
Persepsi nyeri adalah kesadaran akan pengalaman nyeri. Persepsi merupakan hasil
dari interaksi protes transduksi, transmisi, modulasi, aspek psikologis, dan
karakteristik individu lainnya. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi
untuk menerima rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor
nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
stimulus kuat yang secara potensial merusak. Resptor nyeri disebut juga
nociseptor. Secara anatomis, reseptor nyeri (nociseptor) ada yang bermiyelin da
nada juga yang tida bermiyelin dari syaraf aferen.
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor
nyeri tersebut tersebar pada kulit dan mukosa dimana reseptor nyeri memberikan
respon jika adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat
kimia seperti histamine, bradikinin, prostagladin dan macam-macam asam yang
terlepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigen.
Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis. Nyeri dapat dirasakan
jika reseptor nyeri tersebut menginduksi serabut saraf perifer aferen yaitu serabut
A-delta dan serabut C. Serabut A-delta memiliki meylin, mengimpluskan nyeri
dengan cepat, sensasi yang tajam, jelas melokalisasi sumber nyeri dan intensitas
nyeri. Serabut C tidak mempunyai myelin, berukuran sangat kecil, menyampaikan
implus yang terlokalisasi buruk, visceral dan terus-menerus. Ketika serabut C dan
A-delta menyampaikan rangsang dari serabut saraf perifer maka akan melepaskan
mediator biokimia yang aktif terhadap respon nyeri seperti : kalium dan
prostaglandin yang keluar jika ada jaringan yang rusak. Transmisi stimulus nyeri
berlanjut di sepanjang serabut saraf aferen sampai berakhir di bagian kornu dorsalis
medula spinalis. Didalam kornu dorsalis, neurotransmitter seperti subtansi P
dilepaskan sehingga menyebabkan suatu transmisi sinapsis dari saraf perifer ke
saraf traktus spinolatamus. Selanjutnya informasi disampaikan dengan cepat ke
pusat thalamus (Bahrudin, 2018)
3. Etiologi nyeri
a. Agen cedera fisik :penyebab nyeri karena trauma fisik
b. Agen cedera biologi :penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau
jaringan tubuh
c. Agen cedera psikologi : penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti
kelainan organik, neurosis traumatik, skizofrenia
d. Agen cedera kimia : penyebab nyeri akibat bahan/zat kimia
Keterangan :
0 : tidak nyeri
2) Skala wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda, menampilkan
wajah bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan untuk
“mengekspresikan” rasa nyeri, skala ini dapat digunakan mulai anak usia
3 tahun.
d. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan , minum,
eliminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu,
rasa aman nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
e. Pemeriksaan fisik \
Keadaan umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna
kulit, turgor kulit dan kebersihan diri.
Gejala kardinal
Gejala kardinal meliputi : suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
Keadaan fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstermitas
bawah.
a) Inspeksi : kaji kulit, warna membrane mukosa, penampilan
umum, keadekuatan sirkulasi sistemik, pola pernapasan, gerakan
dinding dada.
b) Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan
jaringan payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer,
temperature kulit, warna, dan pengisian kapiler.
c) Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udra di paru-paru, atau
kerja diafragma.
d) Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta
gesekan, atau suara napas tambahan.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik, biologis, kimia dan psikologis
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik
d. Gangguan nutrisi berhubungan dengan faktor biologis
3. Rencana Asuhan Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
o.
1. Nyeri Setelah kontrol nyeri Managemen nyeri 1. Pengkajian
berhubun dilakukan 1. Menge 1. Kaji secara secara
gan tindakan nali komprebens komprehensif
dengan keperawata faktor if tentang akan
agen n selama penyeb nyeri : memberikan
injury 3x24 jam ab lokasi, ketepatan,
fisik, diharapkan 2. Menge karakteristi kecepatan, dan
biologis, nyeri dapat nali k,durasi, keefektifan
kimia, teratasi gejala- frekuensi dalam
dan gejala kualitas, penanganan
psikologi nyeri intensitas nyeri
s 3. Mencar beratnya 2. Agar dapat
i nyeri, dan selalu
bantuan faktor memberikan
tenaga presipitasi kenyamanan
kesehat 2. Observasi bagi pasien
an isyarat non 3. Nyeri yang
4. Melapo verbal dari diekspresikan
rkan ketidaknya akan membuat
gejala manan, pasien lebih
pada khususnya nyaman
tenaga ketidak 4. Setiap inividu
kesehat mampuan mempunyai
an untuk respon yang
5. Mengg komunikasi berbeda
unakan secara terhadap nyeri
penceg efektif sesuai
ahan 3. Gunakan pengalaman
non komunikasi yang dapat
analgeti terapeutik membentu
k untuk agar pasien proses
mengur dapat penyembuhan
angi mengekspre 5. Teknik non
nyeri sikan nyeri farmakologi
6. Melapo 4. Kaji dapat
rkan pengetahua membantu
nyeri n individu mengatasi nyeri
yang terhadap 6. Memberikan
sudah nyeri penjelasan akan
terkontr 5. Ajarkan menambah
ol penggunaan pengetahuan
Keterangan teknk non klien tentang
penilaian : farmakologi nyeri
1. Tidak untuk 7. Lingkungan
dilakuk mengatasi yang nyaman
an nyeri dapat
sama (relaksasi, mengurangi
sekali distraksi) rasa nyeri
2. Jarang 6. Berikan 8. Keefektifan
dilakuk informasi managemen
an tentang nyeri non
3. Kadang nyeri, farmakologi
dilakuk penyebab, akan
an berapa lama menurunkan
4. Sering terjadi penggunaan
dilakuk 7. kontrol analgesik yang
an faktor berlebihan
5. Selalu lingkungan 9. Analgetik dapat
dilakuk yang membantu
an mempengar menghilangkan
uhi nyeri rasa nyeri
seperti suhu 10. Mengetahui
ruangan, keefektifan
pencahayaa teknik non
n, farmakologis
kebisingan untuk mengatasi
8. evaluasi nyeri
keefektifan 11. Kehadiran
dari keluarga akan
tindakan memberi
mengontrol kenyamanan
nyeri pada pasien
9. berikan
analgetik
sesuai
anjuran
10. monitor
kenyamana
n pasien
terhadap
managem,e
n nyeri non
farmakologi
s
11. libatkan
keluarga
untuk
mengurangi
nyeri
7. Pathway
Agen cedera
(injury)
Peradangan
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien : Tn. S
2. Umur : 56 tahun 6 bulan
3. Alamat : Kwayuhan RT:005/RW:008, Gelangan Tengah, Kota. Magelang
4. Agama : Islam
5. Tanggal masuk RS/RB : 12 Oktober 2021
6. Nomor Rekam Medis : 00217403
7. Diagnosa Medis : Vertigo
8. Bangsal : Pringgodani 1
c. Riwayat pengobatan
No Nama obat/jamu Dosis Keterangan
1. Betahistine 12 mg 3x1 tab Untuk mengatasi
merdekan keluhan
vertigo.
2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT:
1) BB biasanya: 65 kg.
2) Tinggi Badan : 160 cm.
3) Lingkar perut : 100 cm.
4) Lingkar kepala : 85 cm.
5) Lingkar dada : 110 cm.
6) Lingkar lengan atas : 65 cm.
7) IMT : Berat badan (kg) = 65kg
Tinggi badan(m)2 1,60m x 1,60m
: 65 = 25,3 Overweight.
2,56
d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama di rumah
sakit:
Klien mengatakan nafsu untuk makan, habis dalam 1 porsi, jenis makanan biasa.
Frekuensi 3x makanan utama 1x selingan, 1x buah.
i. Cairan masuk
- Air minum : ±800 ml.
- Makan : ± 300 ml
- Infus Nacl : 500 ml
- Injeksi Norages : 2 ml
j. Cairan keluar
- Klien mengatakan BAK ± 2x : 400 ml
- Klien mengatakan BAB 1x: 200 ml
- IWL : (10 x BB) = 10 x 65= 650 ml.
l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada jejas atau bekas luka, warna kulit sawo matang.
Auskultasi : Bising usus terdengar 12x/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan (-), nyeri lepas (-).
Perkusi : Timpani.
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (Frekuensi , jumlah, ketidaknyamanan)
Klien mengatakan BAK ±2x (400 ml), ketidaknyamanan (-).
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Klien mengatakan tidak memiliki kelainan kandung kemih.
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Jumlah : 400 ml, warna : bening jernih, kekentalan (-), bau : khas
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Klien mengatakan tidak mengalami distensi kandung kemih.
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Klien mengatakan hanya BAB 1x sebelum datang kerumah sakit.
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Klien mengatakan BAB lancar dan tidak terjadi konstipsi.
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu)
Integritas kulit baik, tidak ada luka, turgor kulit elastis, tampak
kering, suhu 36,4°c, warna kulit sawo matang.
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 4 jam
2) Insomnia : Klien mengatakan susah tidur, klien mengalami insomnia.
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : Tidak ada.
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : CS RSJ Prof Dr. Soerojo Magelang.
2) Kebiasaan olah raga : Klien mengatakan jarang berolahraga.
3) ADL
a) Makan : Mandiri.
b) Toileting : Mandiri.
c) Kebersihan : Dibantu.
d) Berpakaian : Dibantu.
4) Kekuatan otot :
5 5
5 5
5) ROM : Pasif
6) Resiko untuk cidera : Klien mengatakan pusing terasa berputar dan semakin
berat saat mau berangkat kerja (pasien mengalami resiko untuk cidera).
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
jantung.
2) Edema esktremitas : Klien tidak mengalami bengkak.
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring : 161/102 mmHg. N:61x/menit.
b) Duduk : 168/110 mmHg. N: 75x/menit.
4) Tekanan vena jugularis: Tidak teraba.
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : Tidak ada bekas luka atau jejas.
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
c) Perkusi : Pekak
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas : Klien tidak punya penyakit sistem nafas.
2) Penggunaan O2 : Klien tidak menggunakan O2
3) Kemampuan bernafas : Spontan.
4) Gangguan pernafasan : (batuk, suara nafas, sputum, dll).
Klien tidak batuk, suara nafas normal, tidak ada sputum.
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas luka/ jejas.
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
c) Perkusi : Sonor.
d) Auskultasi : Tidak adanya bunyi suara tambahan.
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SMP
2) Pengetahuan tentang penyakit : Klien tau tentang penyakitnya.
3) Orientasi (waktu, tempat, orang) : Klien dapat berorientasi dengan baik.
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : Klien tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
2) Sakit kepala : Klien mengalami sakit kepala (pusing).
3) Penggunaan alat bantu : Klien tidak menggunakan alat bantu.
4) Penginderaan : Klien tidak menggunakan alat penginderaan.
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Klien menggunakan bahasa indonesia, dan bahasa
jawa.
2) Kesulitan berkomunikasi : Klien tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi,
dan klien berkomunikasi dengan baik.
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : Klien mengatakan cemas, tetapi tidak takut.
2) Perasaan putus asa/kehilangan: Klien tidak ada perasaan putus asa/ kehilangan.
3) Keinginan untuk mencederai : Klien tidak ada keinginan untuk mencederai.
4) Adanya luka/cacat : Klien tidak ada luka atau cacat.
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : Menikah
2) Orang terdekat : Suami dan anak
3) Perubahan konflik/peran : Tidak ada perubahan konflik/peran.
4) Perubahan gaya hidup : Tidak ada perubahan dalam gaya hidup.
5) Interaksi dengan orang lain : Klien berinteraksi baik dengan orang lain.
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : Tidak ada masalah/disfungsi seksual.
2) Periode menstruasi : Menopause
3) Metode KB yang digunakan : -
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : Klien merasa cemas.
2) Kemampan untuk mengatasi : Tidak ada
3) Perilaku yang menampakkan cemas : Saat klien merasakan penyakitnya yang
kambuh.
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : Tidak ada alergi.
b. Penyakit autoimune : Tidak ada penyakit autoimun.
c. Tanda infeksi : Tidak ada infeksi.
d. Gangguan thermoregulasi : Tidak ada gangguan thermoregulasi.
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler
peripheral, kondisi hipertensi, pendarahan, hipoglikemia, Sindrome disuse, gaya hidup
yang tetap)
Klien memiliki resiko jatuh, terkait dengan penyakitnya.Klien juga
memiliki riwayat hipertensi.
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : Saat penyakitnya kambuh.
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : Berputar
3) Regio (dimana letaknya) : Kepala
4) Scala (berapa skalanya) : 5/10
5) Time (waktu) : Hilang timbul
b. Rasa tidak nyaman lainnya : Nyeri timbul saat kaki diangkat.
c. Gejala yang menyertai : Klien tampak menahan nyeri saat
mengangkat kedua kakinya.
13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : Klien tumbuh dan berkembang sesuai
usianya.
b. DDST (Form dilampirkan) : Klien berumur 57 tahun.
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan) :-
C. DATA LABORATORIUM
TANGGAL DATA
N DAN JAM DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
O PENGKAJIA (GEJALA) (TANDA)
N
1. 12/10/2021 a. Klien mengatakan pusing a. TD : 161/102 mmHg.
09.30 berputar, dirasakan sejak N : 61 x/menit.
semalam, dan semakin S : 36,4C.
memberat sejak subuh saat mau Spo2 : 92 %.
berangkat kerja. RR: 24 x/menit.
Provokes (yang b. Klien tampak lemas
menimbulkan nyeri) : Saat c. Klien tampak gelisah.
penyakit kambuh. d. Klien tampak cemas.
Quality (bagaimana e. Klien tampak sulit tidur.
kualitasnya): Berputar f. Klien tampak kelelahan.
Regio (dimana letaknya): g. Terdapat kantung mata.
Kepala f. Klien tampak tidak seimbang saat
Scala (berapa skalanya) : 5 berjalan.
Time (waktu) : Hilang g. Klien tampak tidak seimbang saat
Timbul. berdiri.
b. Klien mengatakan mual tetapi
tidak muntah.
c. Klien mengatakan sulit tidur
(hanya 4jam).
d. Klien mengatakan tidak puas
tidur.
e. Klien mengatakan istirahat
tidak cukup.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Inisial Klien : Tn. S Diagnosa Medis : Vertigo.
No Rekam Medis : 00217403 Bangsal : Pringgodani 1
Tanggal &
No Symptom Etiologi Problem Prioritas
Jam
1. 12/10/2021 DS : Agens Cidera Nyeri Akut 1
09.30 a. Klien mengatakan pusing Fisiologis (D: 0077)
berputar, dirasakan sejak (D: 0077)
semalam, dan semakin memberat
sejak subuh saat mau berangkat
kerja.
Provokes (yang
menimbulkan nyeri) : Saat
penyakit kambuh.
Quality (bagaimana
kualitasnya): Berputar
Regio (dimana letaknya):
Kepala
Scala (berapa skalanya) : 5
Time (waktu) : Hilang
Timbul.
DO:
a. Klien tampak gelisah
b. Klien tampak sulit tidur.
c. Klien tampak cemas.
TD : 161/102 mmHg.
N : 61 x/menit.
S : 36,4 C.
Spo2 : 92 %.
RR : 24 x/menit.
DO :
a. Klien tampak lemas.
b. Klien tampak tidak seimbang
saat berjalan.
c. Klien tampak tidak seimbang
saat berdiri.
DO :
a. Klien tampak sulit tidur.
b. Klien tampak kelelahan.
c. Terdapat kantung mata.
FORMAT RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal
SDKI SLKI SIKI
Dan Jam
Nyeri Akut b.d
Agens Cidera
Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Fisiologis
(L.08066) (I. 08238)
(D: 0077)
Tanggal &
No No. Diagnosa Implementasi Respon Paraf
Jam
1. 12/10/2021 Nyeri Akut b.d 1. Identifikasi lokasi, DS :
11.10 Agens Cidera karakteristik, - Klien mengatakan pusing
Fisiologis durasi, frekuensi, berputar, dirasakan sejak
(D: 0077) kualitas, intensitas semalam, dan semakin
nyeri. memberat sejak subuh saat
mau berangkat kerja.
Provokes (yang
menimbulkan nyeri)
: Saat penyakit
kambuh.
Quality (bagaimana
kualitasnya):
Berputar
Regio (dimana
letaknya): Kepala
Scala (berapa
skalanya) : 5
Time (waktu) :
Hilang Timbul.
DO:
TD : 161/102 mmHg.
N : 61 x/menit.
S : 36,4 C.
Spo2 : 92 %.
RR : 24 x/menit.
Skala nyeri : 5/10.
2. Berikan terapi DS :
nonfarmakologis - Klien mengatakan
untuk mengurangi pusing berputar,
rasa nyeri (misal : dirasakan sejak
Terapi relaksasi semalam, dan semakin
napas dalam, ). memberat sejak subuh
saat mau berangkat
kerja.
Provokes (yang
menimbulkan nyeri)
: Saat penyakit
kambuh.
Quality (bagaimana
kualitasnya):
Berputar
Regio (dimana
letaknya): Kepala
Scala (berapa
skalanya) : 5
Time (waktu) :
Hilang Timbul.
DO:
- Klien tampak gelisah.
- Klien tampak sulit
tidur.
- Klien tampak cemas.
TD : 161/102 mmHg.
N : 61 x/menit.
S : 36,4 C.
Spo2 : 92 %.
RR : 24 x/menit.
3. Kolaborasi DS :
pemberian - Klien mengatakan
analgetik, jika pusing berputar,
perlu dirasakan sejak
semalam, dan semakin
memberat sejak subuh
saat mau berangkat
kerja.
Provokes (yang
menimbulkan nyeri)
: Saat penyakit
kambuh.
Quality (bagaimana
kualitasnya):
Berputar
Regio (dimana
letaknya): Kepala
Scala (berapa
skalanya) : 5
Time (waktu) :
Hilang Timbul.
DO:
- Terapi obat masuk.
Injeksi Norages 2
ml.
DO :
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berjalan.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berdiri.
DO :
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berjalan.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berdiri.
3. Anjurkan DS :
menggunakan alas - Klien mengatakan
kaki yang tidak pusing berputar,
licin. dirasakan sejak
semalam, dan semakin
memberat sejak subuh
saat mau berangkat
kerja.
DO :
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berjalan.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berdiri.
3. 12/10/2021 Gangguan Pola 1. Identifikasi DS :
11.35 Tidur b.d Nyeri penurunan tingkat
Kepala energi, - Klien mengatakan sulit
(D.0055). ketidakmampuan tidur (hanya 4jam).
berkonsentrasi, - Klien mengatakan tidak
atau gejala lain puas tidur.
yang mengganggu - Klien mengatakan
kemampuan istirahat tidak cukup.
kognitif.
DO :
- Klien tampak sulit tidur.
- Klien tampak kelelahan.
- Terdapat kantung mata.
2. Gunakan nada DS :
suara lembut - Klien mengatakan sulit
dengan irama tidur (hanya 4jam).
lambat dan - Klien mengatakan tidak
berirama saat puas tidur.
melakukan teknik - Klien mengatakan
relaksasi nafas istirahat tidak cukup.
dalam.
DO :
- Klien tampak sulit tidur.
- Klien tampak kelelahan.
- Terdapat kantung mata.
3. Demonstrasikan DS :
dan latih teknik - Klien mengatakan sulit
relaksasi (misal : tidur (hanya 4jam).
nafas dalam). - Klien mengatakan tidak
puas tidur.
- Klien mengatakan
istirahat tidak cukup.
DO :
- Klien tampak sulit tidur.
- Klien tampak kelelahan.
- Terdapat kantung mata.
FORMAT EVALUASI
Nama Inisial Klien : Tn. S Diagnosa Medis : Vertigo.
No Rekam Medis : 00217403 Bangsal : Pringgodani 1
Evaluasi
Tanggal Dan Diagnosa
No (Subjective, Objective, Assessment/Analysis, Paraf
Jam Keperawatan
Plan)
1. 12/10/2021 S:
11.10 - Klien mengatakan pusing berputar,
dirasakan sejak semalam, dan semakin
memberat sejak subuh saat mau berangkat
kerja.
Provokes (yang menimbulkan nyeri) :
Saat penyakit kambuh.
Quality (bagaimana kualitasnya):
Berputar
Regio (dimana letaknya): Kepala
Scala (berapa skalanya) : 5
Time (waktu) : Hilang Timbul.
TD : 161/102 mmHg.
N : 61 x/menit.
S : 36,4 C.
Spo2 : 92 %.
RR : 24 x/menit.
Skala nyeri : 5/10.
2. 12/10/2021 DS:
11.25 - Klien mengatakan pusing berputar,
dirasakan sejak semalam, dan semakin
memberat sejak subuh saat mau
berangkat kerja.
Provokes (yang menimbulkan nyeri) :
Saat penyakit kambuh.
Quality (bagaimana kualitasnya):
Resiko Jatuh b.d Berputar
Gangguan Regio (dimana letaknya): Kepala
Keseimbangan Scala (berapa skalanya) : 5
(D.0143) Time (waktu) : Hilang Timbul.
O:
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak tidak seimbang saat berjalan.
- Klien tampak tidak seimbang saat berdiri.
3. 12/10/2021 S:
11.35 - Klien mengatakan sulit tidur (hanya
4jam).
- Klien mengatakan tidak puas tidur.
- Klien mengatakan istirahat tidak cukup.
Gangguan Pola DO :
Tidur b.d Nyeri - Klien tampak sulit tidur.
Kepala - Klien tampak kelelahan.
(D.0055). - Terdapat kantung mata
DAFTAR PUSTAKA