Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN

MASALAH KEBUTUHAN DASAR : NYERI PADA TN. S DENGAN DIAGNOSA


MEDIS VERTIGO DI WISMA PRINGGODANI I
RSJS PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

Disusun Oleh :

widyastuti

21.0604.0048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2021
A. Konsep Dasar Nyeri
1. Definisi Nyeri
Kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi Kebutuhan Dasar Manusia,
kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari) kelegaan (kebutuhan terpenuhi) dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah nyeri)(Potter, 2013).
Gangguan kenyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Lynda,
2016).
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang
multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas (ringan,sedang,berat),
kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien, intermiten, persisten), dan
penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah
suatu sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif dan emosional, yang digambarkan
dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan dengan reflex menghindar dari
perubahan output otonom (Bahrudin, 2018)
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat
subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015).
Definisi nyeri dalam kamus medis yaitu perasaan distress, kesakitan,
ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari stimulasi ujung syaraf tertentu. Tujuan nyeri
terutama pada perlindungan, nyeri berperan sebagai suatu sinyal peringatan dari tubuh
terhadap jaringan yang sedang mengalami kerusakan dan meminta individu untuk
meredakan atau menghilangkan nyeri dari sumber (Rosdahl, 2017)
Gangguan rasa nyaman secara umum dibagi menjadi beberapa batasan karakteristik
(Lynda, 2016). Yaitu:
a. Nyeri akut adalah keadaan ketika individu mengalami dan mengeluhkan adanya
rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama
enam bulan atau kurang.
b. Nyeri kronis adalah keadaan ketika individu mengalami nyeri yang menetap atau
intermiten dan berlangsung lebih dari enam bulan.
2. Anatomi Fisiologi Nyeri
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi,
perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksibilitas ektopik, reorganisasi
structural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman
subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri : transduksi, transmisi, modulasi dan
persepsi (Bahrudin, 2018).

a. Transduksi
Transduksi adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen menerjemahkan
stimulus (misalnya tusukan jarum) ke dalam implus nosiseptif. Ada tiga tipe
serabut saraf yang terlibat dalam proses itu, yaitu serabut A-beta, A-delta, dan C.
serabut yang berespon secara maksimal terhadap stimulasi non noksius
dikelompokkan sebagai serabut penghantar nyeri, atau nonsiseptor. Serabut ini
adalah A-delta dan C. silent nociceptor, juga terlibat dalam proses transinduksi,
merupakan serabut saraf aferen yang tidak berespon terhadap stimulasi eksternal
tanpa adanya mediator inflamasi.
b. Transmisi
Transmisi adalah suatu proses dimana implus disalurkan menuju kornu dorsalis
medula spinaslis. Kemudian sepanjang traktus sensorik menuju otak. Neutron
aferen primer merupakan pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan
kimiawi. Aksonnya berahir di kornu dorsalis medulla spinalis dan selanjutnya
berhubungan dengan banyak neuron spinal.
c. Modulasi
Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri (pain related neural
signalis). Proses ini terutama terjadi di kornu dorsalis medulla spinalis, dan
mungkin terjadi di level lainnya. Serangkaian reseptor opioid seperti mu, kappa
dan delta dapat ditemukan di kornu dorsalis. System nosiseptif juga mempunyai
jalur desending berasal dari korteks frontalis, hipotalamus, dan area otak lainnya
ke otak tengah (midbrain) dan medulla oblongata, selanjutnya menuju medulla
spinalis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah pengutan, atau bahkan
penghambatan (blok) sinyal nonsiseptif di kornu dorsalis.
d. Persepsi
Persepsi nyeri adalah kesadaran akan pengalaman nyeri. Persepsi merupakan hasil
dari interaksi protes transduksi, transmisi, modulasi, aspek psikologis, dan
karakteristik individu lainnya. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi
untuk menerima rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor
nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
stimulus kuat yang secara potensial merusak. Resptor nyeri disebut juga
nociseptor. Secara anatomis, reseptor nyeri (nociseptor) ada yang bermiyelin da
nada juga yang tida bermiyelin dari syaraf aferen.

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor
nyeri tersebut tersebar pada kulit dan mukosa dimana reseptor nyeri memberikan
respon jika adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat
kimia seperti histamine, bradikinin, prostagladin dan macam-macam asam yang
terlepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigen.
Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis. Nyeri dapat dirasakan
jika reseptor nyeri tersebut menginduksi serabut saraf perifer aferen yaitu serabut
A-delta dan serabut C. Serabut A-delta memiliki meylin, mengimpluskan nyeri
dengan cepat, sensasi yang tajam, jelas melokalisasi sumber nyeri dan intensitas
nyeri. Serabut C tidak mempunyai myelin, berukuran sangat kecil, menyampaikan
implus yang terlokalisasi buruk, visceral dan terus-menerus. Ketika serabut C dan
A-delta menyampaikan rangsang dari serabut saraf perifer maka akan melepaskan
mediator biokimia yang aktif terhadap respon nyeri seperti : kalium dan
prostaglandin yang keluar jika ada jaringan yang rusak. Transmisi stimulus nyeri
berlanjut di sepanjang serabut saraf aferen sampai berakhir di bagian kornu dorsalis
medula spinalis. Didalam kornu dorsalis, neurotransmitter seperti subtansi P
dilepaskan sehingga menyebabkan suatu transmisi sinapsis dari saraf perifer ke
saraf traktus spinolatamus. Selanjutnya informasi disampaikan dengan cepat ke
pusat thalamus (Bahrudin, 2018)

3. Etiologi nyeri
a. Agen cedera fisik :penyebab nyeri karena trauma fisik
b. Agen cedera biologi :penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau
jaringan tubuh
c. Agen cedera psikologi : penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti
kelainan organik, neurosis traumatik, skizofrenia
d. Agen cedera kimia : penyebab nyeri akibat bahan/zat kimia

4. Manifestasi Klinis Nyeri


1. Tanda dan gejala
a. Gangguan tidur
b. Posisi menghindari nyeri
c. Gerakan menghindari nyeri
d. Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
e. Perubahan nafsu makan
f. Tekanan darah meningkat
g. Depresi
5. Penatalaksanaan medis
a. Farmakologi
1) Analgesik narkotik, berupa berbagai derivate opium (morfin dan kodein)
2) Analgesik nonnarkotik, seperti aspirin, asitaminofen, dan ibuprofen
b. Non farmakologi
1) Distraksi (pengalihan)
6. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas
Identitas pasien nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat,
nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama : keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari
bantuan
 Riwayat kesehatan sekarang : apa yang dirasakan sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Apakah kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah
pernah
 Riwayat kesehatan keluarga
 Penyakit turun temurun atau penyakit tidak menular
 Riwayat nyeri : keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri,
kualitas nyeri, waktu serangan. Pengkajian dilakukan dengan
menggunakan “PQRST”
a). P (pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
nyeri. Hal ini berkaitan erat dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan tahanan nyeri adalah alcohol, obat-obatan,
hipnotis, gesekan atau gasukan, pengalihan perhatian. Kepercayaan yang
kuat, dan sebagainya. Seangkan faktor yang dapat menurunkan tahanan
terhadap nyeri adalah kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang
tak kunjung hilang, sakit dll.
b). Q (Quality), seperti apa kah rasa tajam, tumpul, atau tersayat. Contoh
sensasi yang tajam adalah jarum suntik, luka potong kecil atau laserasi
dll. Sensasi tumpul, seperti ngilu, linu dll. Anjurkan pasien menggunakan
bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala : ada yang membentur.
c). R (Region), daerah perjalanan nyeri, untuk mengetahui nyeri, perawat
meminta untuk menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak nyaman.
Untuk melokalisasi nyeri denganbaik dengan lebih spesifik, perawat
kemudian meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang
paling nyeri. Hal ini sulit dilakukan apabila nyeri bersifat difusi (nyeri
menyebar kesegala arah), meliputi beberapa tempat atau melibatkan
segmen terbesar tubuh.
d). S (Serverity), adalah keparahan atau intensitas nyeri, karakteristik
paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau ntensitas nyeri
tersebut. Klien sering kali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai
yang ringan, sedang atau parah.
e). T (Time), adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.
Perawat mengajukan pertanyaan untuk menentukan durasi dan
rangsangan nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan? Sudah berapa lama nyeri
dirasakan? Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama
setiap hari? Seberapa sering nyeri kembali kambuh?

c. Jenis skala nyeri


1) Skala numerik
Skala ini sudah biasa digunakan dan telah di validasi. Berat ringannya
rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan
pendapat subyektif nyeri. Skala numerik, dari 0 hingga 10. Dibawah ini
dikenal juga sebgai Visual Analog Scale (VAS), nol (0) merupakan
keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh (10), suatu nyeri yang
sangat hebat.

Keterangan :

0 : tidak nyeri

1-3 : nyeri ringan

4-6 : nyeri sedang

7-9 : sangat nyeri, masih bias dikontrol

10 : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol

2) Skala wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda, menampilkan
wajah bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan untuk
“mengekspresikan” rasa nyeri, skala ini dapat digunakan mulai anak usia
3 tahun.
d. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan , minum,
eliminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu,
rasa aman nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
e. Pemeriksaan fisik \
Keadaan umum
 Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna
kulit, turgor kulit dan kebersihan diri.
 Gejala kardinal
Gejala kardinal meliputi : suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
 Keadaan fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstermitas
bawah.
a) Inspeksi : kaji kulit, warna membrane mukosa, penampilan
umum, keadekuatan sirkulasi sistemik, pola pernapasan, gerakan
dinding dada.
b) Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan
jaringan payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer,
temperature kulit, warna, dan pengisian kapiler.
c) Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udra di paru-paru, atau
kerja diafragma.
d) Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta
gesekan, atau suara napas tambahan.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik, biologis, kimia dan psikologis
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik
d. Gangguan nutrisi berhubungan dengan faktor biologis
3. Rencana Asuhan Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
o.
1. Nyeri Setelah kontrol nyeri Managemen nyeri 1. Pengkajian
berhubun dilakukan 1. Menge 1. Kaji secara secara
gan tindakan nali komprebens komprehensif
dengan keperawata faktor if tentang akan
agen n selama penyeb nyeri : memberikan
injury 3x24 jam ab lokasi, ketepatan,
fisik, diharapkan 2. Menge karakteristi kecepatan, dan
biologis, nyeri dapat nali k,durasi, keefektifan
kimia, teratasi gejala- frekuensi dalam
dan gejala kualitas, penanganan
psikologi nyeri intensitas nyeri
s 3. Mencar beratnya 2. Agar dapat
i nyeri, dan selalu
bantuan faktor memberikan
tenaga presipitasi kenyamanan
kesehat 2. Observasi bagi pasien
an isyarat non 3. Nyeri yang
4. Melapo verbal dari diekspresikan
rkan ketidaknya akan membuat
gejala manan, pasien lebih
pada khususnya nyaman
tenaga ketidak 4. Setiap inividu
kesehat mampuan mempunyai
an untuk respon yang
5. Mengg komunikasi berbeda
unakan secara terhadap nyeri
penceg efektif sesuai
ahan 3. Gunakan pengalaman
non komunikasi yang dapat
analgeti terapeutik membentu
k untuk agar pasien proses
mengur dapat penyembuhan
angi mengekspre 5. Teknik non
nyeri sikan nyeri farmakologi
6. Melapo 4. Kaji dapat
rkan pengetahua membantu
nyeri n individu mengatasi nyeri
yang terhadap 6. Memberikan
sudah nyeri penjelasan akan
terkontr 5. Ajarkan menambah
ol penggunaan pengetahuan
Keterangan teknk non klien tentang
penilaian : farmakologi nyeri
1. Tidak untuk 7. Lingkungan
dilakuk mengatasi yang nyaman
an nyeri dapat
sama (relaksasi, mengurangi
sekali distraksi) rasa nyeri
2. Jarang 6. Berikan 8. Keefektifan
dilakuk informasi managemen
an tentang nyeri non
3. Kadang nyeri, farmakologi
dilakuk penyebab, akan
an berapa lama menurunkan
4. Sering terjadi penggunaan
dilakuk 7. kontrol analgesik yang
an faktor berlebihan
5. Selalu lingkungan 9. Analgetik dapat
dilakuk yang membantu
an mempengar menghilangkan
uhi nyeri rasa nyeri
seperti suhu 10. Mengetahui
ruangan, keefektifan
pencahayaa teknik non
n, farmakologis
kebisingan untuk mengatasi
8. evaluasi nyeri
keefektifan 11. Kehadiran
dari keluarga akan
tindakan memberi
mengontrol kenyamanan
nyeri pada pasien
9. berikan
analgetik
sesuai
anjuran
10. monitor
kenyamana
n pasien
terhadap
managem,e
n nyeri non
farmakologi
s
11. libatkan
keluarga
untuk
mengurangi
nyeri
7. Pathway

Agen cedera
(injury)

Fisik (trauma) Biologis Kimia Psikologis

Gangguan sirkulasi dan


kelainan darah

Peradangan

Nyeri Kerusakan pada


bagian tubuh

Nafsu makan dan


minum menurun

Kerusakan Kerusakan Defisit


integritas mobilitas perawatan
Gangguan kulit fisik diri
nutrisi
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : widyastuti


Semester/Tingkat : 1/1
Tempat Praktek : RSJ Prof Dr. Soerojo Magelang
Tanggal Pengkajian : 12 Oktober 2021

DATA KLIEN

A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien : Tn. S
2. Umur : 56 tahun 6 bulan
3. Alamat : Kwayuhan RT:005/RW:008, Gelangan Tengah, Kota. Magelang
4. Agama : Islam
5. Tanggal masuk RS/RB : 12 Oktober 2021
6. Nomor Rekam Medis : 00217403
7. Diagnosa Medis : Vertigo
8. Bangsal : Pringgodani 1

B. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA


1. HEALTH PROMOTION
a. Kesehatan Umum:
- Keluhan Utama :
Klien mengatakan pusing berputar sejak semalam, memberat sejak tadi sehabis
subuh saat berangkat kerja (bekerja sebagai CS di RSJ) dan sempat pingsan, klien
mengatakan mual tetapi tidak muntah.
- Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada tanggal 11 Oktober 2021, tepat malam hari klien mengeluh pusing berputar
sejak semalam, dan semakin berat sejak tadi pagi sehabis subuh saat klien mau
berangkat kerja, dan klien mengatakan mual tetapi tidak muntah, dari pengakuan
keluarganya, klien sempat pingsan. Keluarga bergegas untuk membawanya ke RSI
dan mendapatkan penanganan Injeksi Difenhidramin, Injeksi Dexamethasone,
Injeksi Ketorolac, dan Captopril 25 mg. Setalah itu keluarga membawanya ke RSJ
Prof Dr. Soerojo Magelang. Tepat di IGD jam 06:42, didaptkan pemeriksaan hasil
skrining : TD : 167/101 mmHg, S : 36C, N : 68 x/menit, RR : 20 x/menit, BB : 65
kg, TB : 160 cm, GCS : E4, M6, V5. Diberikan terapi infus RL 20 tpm, injeksi
Ondansetron 1 amp, cek lab HR dan kimia, serta rapid antigen. Klien disarankan
untuk rawat inap, jam 07.00 klien cek laboratorium, setelah itu dipindah ke wisma,
dan tepat jam 09.20 klien dipindah ke Wisma Pringgondani 1. Jam 09.28 tiba di
Wisma Pringgondani 1, Saat dilakukan pengkajian jam 09.30, klien mengeluh
pusing dengan skala nyeri derajat 5 (1-5) Nyeri Sedang, yang dirasakan sejak
semalam, dan semakin memberat sejak subuh saat mau berangkat kerja, klien
mengatakan sulit tidur karena pusing yang semakin berat di kepala, klien
mengatakan tidak puas tidur, dan istirahat yang tidak cukup, klien mengatakan
mual tetapi tidak muntah, dan Hasil pemeriksaan Tanda-tanda Vital: TD : 161/102
mmHg, N : 61 x/menit, S : 36,4C, SPO2: 92%, RR: 24x menit. Klien tampak
lemas, klien tampak gelisah, dan cemas, klien tampak sulit tidur, Kekuatan otot 5,
ROM : Pasif. Dari hasil atau pernyataan diatas bisa disimpulkan bahwa pasien
mengalami Vertigo.
- Alasan masuk rumah sakit:
Pusing berputar.
- Tekanan darah : 161/102 mmHg.
- Nadi : 61 x/menit.
- Suhu : 36,4 0C.
- Respirasi : 24x/menit.

b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan,dll):


Saat pengkajian klien dan keluarga klien mengatakan, punya riwayat penyakit
Hipertensi dan Vertigo.

c. Riwayat pengobatan
No Nama obat/jamu Dosis Keterangan
1. Betahistine 12 mg 3x1 tab Untuk mengatasi
merdekan keluhan
vertigo.

d. Kemampuan mengontrol kesehatan:


- Yang dilakukan bila sakit : Klien mengatakan bila sakit datang ke rumah sakit.
- Pola hidup (konsumsi/alkohol/olah raga, dll).
Klien mengatakan jarang berolahraga. Klien tidak minum alkohol.
e. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asuransi kesehatan, dll):
Klien mengatakan berpenghasilan cukup, dan tidak menggunakan BPJS.
f. Pengobatan sekarang:
No Nama obat Dosis Kandungan Manfaat
1. Folic Acid 1x1 tab Asam folat atau vitamin B9 Untuk
(Asam mencegah dan
Folac). mengobati
kekurangan folat
dan kadar
homosistein
tinggi.

2. NACL 0.9 % 20 tpm 4.5 Natrium Klorida (NaCl) Untuk


Inf Air untuk injeksi ad 500 mL. mengembalikan
Widarta/Otsu keseimbangan
elektrolit.

3. Norages 2 ml 3x1 Zat aktif metamizole sodium Untuk


injeksi. meringankan
rasa sakit atau
mengatasi nyeri
seperti sakit
kepala.

4. Phenytoin 2x100mg Phenytoin Sodium 100mg Untuk


mengurangi dan
mencegah
timbulnya
kejang, dan
terapi epilepsi.

g. Riwayat imunisasi (pada anak)


Klien mengatakan tidak tau.

2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT:
1) BB biasanya: 65 kg.
2) Tinggi Badan : 160 cm.
3) Lingkar perut : 100 cm.
4) Lingkar kepala : 85 cm.
5) Lingkar dada : 110 cm.
6) Lingkar lengan atas : 65 cm.
7) IMT : Berat badan (kg) = 65kg
Tinggi badan(m)2 1,60m x 1,60m
: 65 = 25,3 Overweight.
2,56

b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abnormal:


MCHC : 36,4 g/dl (Normal 32,0-36,0 g/dl).

c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir,


conjungtiva anemis/tidak:
Rambut hitam, turgor kulit elastis dan tampak kering, mukosa bibir pucat,
dan bibir tampak keirng.

d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama di rumah
sakit:
Klien mengatakan nafsu untuk makan, habis dalam 1 porsi, jenis makanan biasa.
Frekuensi 3x makanan utama 1x selingan, 1x buah.

e. E (Enegy) meliputi kemampuan klien dalam beraktivitas selama di rumah sakit:


Klien tampak belum mampu dalam beraktivitas.

f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi: (kemampuan menelan, mengunyah,dll)


Klien mengatakan mampu untuk menelan, dan mampu untuk mengunyah. Tidak ada
masalah nutrisi

g. Penilaian Status Gizi


IMT : 25,3 (Overweight).

h. Pola asupan cairan dan nutrisi


- Klien mengatakan minum air putih ± 3 gelas/hari: 600 ml
- Klien mengatakan makan, 1x : 300 ml

i. Cairan masuk
- Air minum : ±800 ml.
- Makan : ± 300 ml
- Infus Nacl : 500 ml
- Injeksi Norages : 2 ml

j. Cairan keluar
- Klien mengatakan BAK ± 2x : 400 ml
- Klien mengatakan BAB 1x: 200 ml
- IWL : (10 x BB) = 10 x 65= 650 ml.

k. Penilaian Status Cairan (balance cairan)


Carian masuk-cairan keluar : 1.602 ml – 600ml = 1.002 ml.

l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada jejas atau bekas luka, warna kulit sawo matang.
Auskultasi : Bising usus terdengar 12x/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan (-), nyeri lepas (-).
Perkusi : Timpani.

3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (Frekuensi , jumlah, ketidaknyamanan)
Klien mengatakan BAK ±2x (400 ml), ketidaknyamanan (-).
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Klien mengatakan tidak memiliki kelainan kandung kemih.
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Jumlah : 400 ml, warna : bening jernih, kekentalan (-), bau : khas
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Klien mengatakan tidak mengalami distensi kandung kemih.

b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Klien mengatakan hanya BAB 1x sebelum datang kerumah sakit.
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Klien mengatakan BAB lancar dan tidak terjadi konstipsi.
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu)
Integritas kulit baik, tidak ada luka, turgor kulit elastis, tampak
kering, suhu 36,4°c, warna kulit sawo matang.

4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 4 jam
2) Insomnia : Klien mengatakan susah tidur, klien mengalami insomnia.
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : Tidak ada.

b. Aktivitas
1) Pekerjaan : CS RSJ Prof Dr. Soerojo Magelang.
2) Kebiasaan olah raga : Klien mengatakan jarang berolahraga.
3) ADL
a) Makan : Mandiri.
b) Toileting : Mandiri.
c) Kebersihan : Dibantu.
d) Berpakaian : Dibantu.
4) Kekuatan otot :
5 5
5 5

5) ROM : Pasif
6) Resiko untuk cidera : Klien mengatakan pusing terasa berputar dan semakin
berat saat mau berangkat kerja (pasien mengalami resiko untuk cidera).

c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
jantung.
2) Edema esktremitas : Klien tidak mengalami bengkak.
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring : 161/102 mmHg. N:61x/menit.
b) Duduk : 168/110 mmHg. N: 75x/menit.
4) Tekanan vena jugularis: Tidak teraba.
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : Tidak ada bekas luka atau jejas.
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
c) Perkusi : Pekak
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan

d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas : Klien tidak punya penyakit sistem nafas.
2) Penggunaan O2 : Klien tidak menggunakan O2
3) Kemampuan bernafas : Spontan.
4) Gangguan pernafasan : (batuk, suara nafas, sputum, dll).
Klien tidak batuk, suara nafas normal, tidak ada sputum.
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas luka/ jejas.
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
c) Perkusi : Sonor.
d) Auskultasi : Tidak adanya bunyi suara tambahan.

5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SMP
2) Pengetahuan tentang penyakit : Klien tau tentang penyakitnya.
3) Orientasi (waktu, tempat, orang) : Klien dapat berorientasi dengan baik.

b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : Klien tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
2) Sakit kepala : Klien mengalami sakit kepala (pusing).
3) Penggunaan alat bantu : Klien tidak menggunakan alat bantu.
4) Penginderaan : Klien tidak menggunakan alat penginderaan.

c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Klien menggunakan bahasa indonesia, dan bahasa
jawa.
2) Kesulitan berkomunikasi : Klien tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi,
dan klien berkomunikasi dengan baik.

6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : Klien mengatakan cemas, tetapi tidak takut.
2) Perasaan putus asa/kehilangan: Klien tidak ada perasaan putus asa/ kehilangan.
3) Keinginan untuk mencederai : Klien tidak ada keinginan untuk mencederai.
4) Adanya luka/cacat : Klien tidak ada luka atau cacat.

7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : Menikah
2) Orang terdekat : Suami dan anak
3) Perubahan konflik/peran : Tidak ada perubahan konflik/peran.
4) Perubahan gaya hidup : Tidak ada perubahan dalam gaya hidup.
5) Interaksi dengan orang lain : Klien berinteraksi baik dengan orang lain.

8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : Tidak ada masalah/disfungsi seksual.
2) Periode menstruasi : Menopause
3) Metode KB yang digunakan : -

9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : Klien merasa cemas.
2) Kemampan untuk mengatasi : Tidak ada
3) Perilaku yang menampakkan cemas : Saat klien merasakan penyakitnya yang
kambuh.

10. LIFE PRINCIPLES


a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti : Pengajian, sholat 5 waktu.
2) Kemampuan untuk berpartisipasi : Aktif dalam kegiatan pengajian.
3) Kegiatan kebudayaan : Tidak ada.
4) Kemampuan memecahkan masalah : Klien rutin minum obat hipertensi dan obat
untuk mengatasi vertigo.

11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : Tidak ada alergi.
b. Penyakit autoimune : Tidak ada penyakit autoimun.
c. Tanda infeksi : Tidak ada infeksi.
d. Gangguan thermoregulasi : Tidak ada gangguan thermoregulasi.
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler
peripheral, kondisi hipertensi, pendarahan, hipoglikemia, Sindrome disuse, gaya hidup
yang tetap)
Klien memiliki resiko jatuh, terkait dengan penyakitnya.Klien juga
memiliki riwayat hipertensi.

12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : Saat penyakitnya kambuh.
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : Berputar
3) Regio (dimana letaknya) : Kepala
4) Scala (berapa skalanya) : 5/10
5) Time (waktu) : Hilang timbul
b. Rasa tidak nyaman lainnya : Nyeri timbul saat kaki diangkat.
c. Gejala yang menyertai : Klien tampak menahan nyeri saat
mengangkat kedua kakinya.

13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : Klien tumbuh dan berkembang sesuai
usianya.
b. DDST (Form dilampirkan) : Klien berumur 57 tahun.
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan) :-

C. DATA LABORATORIUM

Tanggal & Hasil Harga


Jenis Pemeriksaan Satuan Interpretasi
Jam Pemeriksaan Normal
12/10/2021 Hematologi
07:00:01 Hemoglobin 14.6 12.0-16.0 g/dl
Hematokrit 40 37-47 %
Leokosit 6.8 4.0-10.0 ribu/ul
Trombosit 269 150-450 ribu/ul
Eritrosit 5.13 3.50-5.00 juta/ul
Hitung Jenis
Basofil 0.1 0.0-1.0 %
Eosirofil 0.7 0.5-5.0 %
Netrofil 86.0 50.0-70.0 %
Limfosit 10.6 20.0-40.0 %
Monosit 2.6 3.0-12.0 %
Basofil Absolut 0.01 10^3u/L
Eosinofil Absolut 0.05 10^3u/L
Netrrofil Absolut 5.84 10^3u/L
Limfosit Absolut 0.72 10^3u/L
Monosit Absolut 0.18 10^3u/L
MCV/MCH/MCHC/RDW u3
MCV 78.2 pg
MCH 26.5 80.0-100.0 g/dl
MCHC 36.4 27.0-34.0 %
RDW 13.4 32.0-36.0
SERO IMUNOLOGI 11.5-14.5 -
Rapid ag SARS Cov.2 Negatif Negatif
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT DARAH
Natrium (Darah) 139.8 135.0-148.0 mEq/l
Kalium (Darah) 3.55 3.50-5.50 mEq/l
Klorida (Darah) 105.0 98.0-108.0 mEq/l
FUNGSI GINJAL
Uneum Darah 27 10.50 mg/dl
Creatinin Darah 1.2 0.6-1.1 mg/dl
FUNGSI HATI
SGPT 25.3 0.0-32.0 u/l
SGOT 30.2 00.0-31.0 u/l
ANALISA DATA

Nama Inisial Klien : Tn. S Diagnosa Medis : Vertigo.


No Rekam Medis : 00217403 Bangsal : Pringgodani 1

TANGGAL DATA
N DAN JAM DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
O PENGKAJIA (GEJALA) (TANDA)
N
1. 12/10/2021 a. Klien mengatakan pusing a. TD : 161/102 mmHg.
09.30 berputar, dirasakan sejak N : 61 x/menit.
semalam, dan semakin S : 36,4C.
memberat sejak subuh saat mau Spo2 : 92 %.
berangkat kerja. RR: 24 x/menit.
 Provokes (yang b. Klien tampak lemas
menimbulkan nyeri) : Saat c. Klien tampak gelisah.
penyakit kambuh. d. Klien tampak cemas.
 Quality (bagaimana e. Klien tampak sulit tidur.
kualitasnya): Berputar f. Klien tampak kelelahan.
 Regio (dimana letaknya): g. Terdapat kantung mata.
Kepala f. Klien tampak tidak seimbang saat
 Scala (berapa skalanya) : 5 berjalan.
 Time (waktu) : Hilang g. Klien tampak tidak seimbang saat
Timbul. berdiri.
b. Klien mengatakan mual tetapi
tidak muntah.
c. Klien mengatakan sulit tidur
(hanya 4jam).
d. Klien mengatakan tidak puas
tidur.
e. Klien mengatakan istirahat
tidak cukup.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Inisial Klien : Tn. S Diagnosa Medis : Vertigo.
No Rekam Medis : 00217403 Bangsal : Pringgodani 1

Tanggal &
No Symptom Etiologi Problem Prioritas
Jam
1. 12/10/2021 DS : Agens Cidera Nyeri Akut 1
09.30 a. Klien mengatakan pusing Fisiologis (D: 0077)
berputar, dirasakan sejak (D: 0077)
semalam, dan semakin memberat
sejak subuh saat mau berangkat
kerja.
 Provokes (yang
menimbulkan nyeri) : Saat
penyakit kambuh.
 Quality (bagaimana
kualitasnya): Berputar
 Regio (dimana letaknya):
Kepala
 Scala (berapa skalanya) : 5
 Time (waktu) : Hilang
Timbul.

b. Klien mengatakan mual tetapi


tidak muntah.

DO:
a. Klien tampak gelisah
b. Klien tampak sulit tidur.
c. Klien tampak cemas.

TD : 161/102 mmHg.
N : 61 x/menit.
S : 36,4 C.
Spo2 : 92 %.
RR : 24 x/menit.

Skala nyeri : 5/10.

2. 12/10/2021 DS: Gangguan Resiko 2


09.30 Klien mengatakan pusing berputar, Keseimbangan Jatuh
dirasakan sejak semalam, dan (D.0143) (D.0143)
semakin memberat sejak subuh
saat mau berangkat kerja.
 Provokes (yang
menimbulkan nyeri) : Saat
penyakit kambuh.
 Quality (bagaimana
kualitasnya): Berputar
 Regio (dimana letaknya):
Kepala
 Scala (berapa skalanya) : 5
 Time (waktu) : Hilang
Timbul.

DO :
a. Klien tampak lemas.
b. Klien tampak tidak seimbang
saat berjalan.
c. Klien tampak tidak seimbang
saat berdiri.

3. 12/10/2021 DS : Nyeri Kepala Gangguan 3


09.30 a. Klien mengatakan sulit tidur (D.0055) Pola Tidur
(hanya 4jam). (D.0055)
b. Klien mengatakan tidak puas
tidur.
c. Klien mengatakan istirahat
tidak cukup.

DO :
a. Klien tampak sulit tidur.
b. Klien tampak kelelahan.
c. Terdapat kantung mata.
FORMAT RENCANA KEPERAWATAN

Nama Inisial Klien : Tn. S Diagnosa Medis : Vertigo.


No Rekam Medis : 00217403 Bangsal : Pringgodani 1

Tanggal
SDKI SLKI SIKI
Dan Jam
Nyeri Akut b.d
Agens Cidera
Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Fisiologis
(L.08066) (I. 08238)
(D: 0077)

12/10/2021 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi,


11.00 1x8jam diharapkan Tingkat karakteristik, durasi,
Nyeri dapat teratasi dengan frekuensi, kualitas,
kriteria hasil : intensitas nyeri.
1. Keluhan nyeri 2. Berikan terapi
menurun (3-4). nonfarmakologis untuk
2. Gelisah menurun (3-4). mengurangi rasa nyeri
3. Kesulitan tidur (misal : Terapi relaksasi
menurun (3-4). napas dalam).
4. Mual menurun (3-4). 3. Kolaborasi pemberian
5. Cemas menurun (3-4). analgetik, jika perlu.

Resiko Jatuh b.d Keseimbangan Pencegahan Jatuh.


Gangguan (L.05039). (I.14540)
Keseimbangan
(D.0143)
12/10/2021 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kemampuan
11.10 1x8 jam diharapkan berpindah dari tempat
Keseimbangan dapat teratasi tidur ke kursi atau ke
dengan kriteria hasil : toilet.
1. Keseimbangan saat 2. Atur tempat tidur pada
berdiri meningkat posisi rendah.
(3-4). 3. Anjurkanmenggunakan
2. Keseimbangan saat alas kaki yang tidak licin.
berjalan meningkat
(3-4).
3. Pusing menurun (3-4).
Gangguan Pola Pola Tidur Latihan Relaksasi
Tidur b.d Nyeri (L.05045). (I.09326).
Kepala
(D.0055).
12/10/2021 3 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penurunan
11.20 1x8 jam diharapkan Pola tingkat energi,
Tidur dapat teratasi dengan ketidakmampuan
kriteria hasil : berkonsentrasi, atau gejala
1. Keluhan sulit tidur lain yang mengganggu
menurun (3-2). kemampuan kognitif.
2. Keluhan tidak puas tidur 2. Gunakan nada suara
menurun (3-2). lembut dengan irama
3. Keluhan istirahat tidak lambat dan berirama saat
cukup menurun (3-2). melakukan teknik
relaksasi nafas dalam.
3. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (misal :
nafas dalam).
FORMAT IMPLEMENTASI

Nama Inisial Klien : Tn. S Diagnosa Medis : Vertigo.


No Rekam Medis : 00217403 Bangsal : Pringgodani 1

Tanggal &
No No. Diagnosa Implementasi Respon Paraf
Jam
1. 12/10/2021 Nyeri Akut b.d 1. Identifikasi lokasi, DS :
11.10 Agens Cidera karakteristik, - Klien mengatakan pusing
Fisiologis durasi, frekuensi, berputar, dirasakan sejak
(D: 0077) kualitas, intensitas semalam, dan semakin
nyeri. memberat sejak subuh saat
mau berangkat kerja.
 Provokes (yang
menimbulkan nyeri)
: Saat penyakit
kambuh.
 Quality (bagaimana
kualitasnya):
Berputar
 Regio (dimana
letaknya): Kepala
 Scala (berapa
skalanya) : 5
 Time (waktu) :
Hilang Timbul.

- Klien mengatakan mual


tetapi tidak muntah.

DO:

- Klien tampak gelisah.


- Klien tampak sulit tidur.
- Klien tampak cemas.

TD : 161/102 mmHg.
N : 61 x/menit.
S : 36,4 C.
Spo2 : 92 %.
RR : 24 x/menit.
Skala nyeri : 5/10.
2. Berikan terapi DS :
nonfarmakologis - Klien mengatakan
untuk mengurangi pusing berputar,
rasa nyeri (misal : dirasakan sejak
Terapi relaksasi semalam, dan semakin
napas dalam, ). memberat sejak subuh
saat mau berangkat
kerja.
 Provokes (yang
menimbulkan nyeri)
: Saat penyakit
kambuh.
 Quality (bagaimana
kualitasnya):
Berputar
 Regio (dimana
letaknya): Kepala
 Scala (berapa
skalanya) : 5
 Time (waktu) :
Hilang Timbul.

DO:
- Klien tampak gelisah.
- Klien tampak sulit
tidur.
- Klien tampak cemas.

TD : 161/102 mmHg.
N : 61 x/menit.
S : 36,4 C.
Spo2 : 92 %.
RR : 24 x/menit.

Skala nyeri : 5/10.

- Latihan terapi relaksasi


nafas dalam , selama 5-
10 menit.

3. Kolaborasi DS :
pemberian - Klien mengatakan
analgetik, jika pusing berputar,
perlu dirasakan sejak
semalam, dan semakin
memberat sejak subuh
saat mau berangkat
kerja.
 Provokes (yang
menimbulkan nyeri)
: Saat penyakit
kambuh.
 Quality (bagaimana
kualitasnya):
Berputar
 Regio (dimana
letaknya): Kepala
 Scala (berapa
skalanya) : 5
 Time (waktu) :
Hilang Timbul.

DO:
- Terapi obat masuk.
 Injeksi Norages 2
ml.

2. 12/10/2021 Resiko Jatuh b.d 1. Monitor DS:


11.25 Gangguan kemampuan - Klien mengatakan
Keseimbangan berpindah dari pusing berputar,
(D.0143) tempat tidur ke dirasakan sejak
kursi atau ke toilet. semalam, dan semakin
memberat sejak subuh
saat mau berangkat
kerja.
 Provokes (yang
menimbulkan nyeri)
: Saat penyakit
kambuh.
 Quality (bagaimana
kualitasnya):
Berputar
 Regio (dimana
letaknya): Kepala
 Scala (berapa
skalanya) : 5
 Time (waktu) :
Hilang Timbul.

DO :
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berjalan.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berdiri.

2. Atur tempat tidur DS :


pada posisi rendah. - Klien mengatakan
pusing berputar,
dirasakan sejak
semalam, dan semakin
memberat sejak subuh
saat mau berangkat
kerja.

DO :
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berjalan.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berdiri.

3. Anjurkan DS :
menggunakan alas - Klien mengatakan
kaki yang tidak pusing berputar,
licin. dirasakan sejak
semalam, dan semakin
memberat sejak subuh
saat mau berangkat
kerja.

DO :
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berjalan.
- Klien tampak tidak
seimbang saat berdiri.
3. 12/10/2021 Gangguan Pola 1. Identifikasi DS :
11.35 Tidur b.d Nyeri penurunan tingkat
Kepala energi, - Klien mengatakan sulit
(D.0055). ketidakmampuan tidur (hanya 4jam).
berkonsentrasi, - Klien mengatakan tidak
atau gejala lain puas tidur.
yang mengganggu - Klien mengatakan
kemampuan istirahat tidak cukup.
kognitif.
DO :
- Klien tampak sulit tidur.
- Klien tampak kelelahan.
- Terdapat kantung mata.

2. Gunakan nada DS :
suara lembut - Klien mengatakan sulit
dengan irama tidur (hanya 4jam).
lambat dan - Klien mengatakan tidak
berirama saat puas tidur.
melakukan teknik - Klien mengatakan
relaksasi nafas istirahat tidak cukup.
dalam.
DO :
- Klien tampak sulit tidur.
- Klien tampak kelelahan.
- Terdapat kantung mata.

3. Demonstrasikan DS :
dan latih teknik - Klien mengatakan sulit
relaksasi (misal : tidur (hanya 4jam).
nafas dalam). - Klien mengatakan tidak
puas tidur.
- Klien mengatakan
istirahat tidak cukup.

DO :
- Klien tampak sulit tidur.
- Klien tampak kelelahan.
- Terdapat kantung mata.

FORMAT EVALUASI
Nama Inisial Klien : Tn. S Diagnosa Medis : Vertigo.
No Rekam Medis : 00217403 Bangsal : Pringgodani 1

Evaluasi
Tanggal Dan Diagnosa
No (Subjective, Objective, Assessment/Analysis, Paraf
Jam Keperawatan
Plan)
1. 12/10/2021 S:
11.10 - Klien mengatakan pusing berputar,
dirasakan sejak semalam, dan semakin
memberat sejak subuh saat mau berangkat
kerja.
 Provokes (yang menimbulkan nyeri) :
Saat penyakit kambuh.
 Quality (bagaimana kualitasnya):
Berputar
 Regio (dimana letaknya): Kepala
 Scala (berapa skalanya) : 5
 Time (waktu) : Hilang Timbul.

- Klien mengatakan mual tetapi tidak muntah.


Nyeri Akut b.d
Agens Cidera O:
Fisiologis
(D: 0077) - Klien tampak gelisah.
- Klien tampak sulit tidur.
- Klien tampak cemas.

TD : 161/102 mmHg.
N : 61 x/menit.
S : 36,4 C.
Spo2 : 92 %.
RR : 24 x/menit.
Skala nyeri : 5/10.

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.

2. 12/10/2021 DS:
11.25 - Klien mengatakan pusing berputar,
dirasakan sejak semalam, dan semakin
memberat sejak subuh saat mau
berangkat kerja.
 Provokes (yang menimbulkan nyeri) :
Saat penyakit kambuh.
 Quality (bagaimana kualitasnya):
Resiko Jatuh b.d Berputar
Gangguan  Regio (dimana letaknya): Kepala
Keseimbangan  Scala (berapa skalanya) : 5
(D.0143)  Time (waktu) : Hilang Timbul.

O:
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak tidak seimbang saat berjalan.
- Klien tampak tidak seimbang saat berdiri.

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.

3. 12/10/2021 S:
11.35 - Klien mengatakan sulit tidur (hanya
4jam).
- Klien mengatakan tidak puas tidur.
- Klien mengatakan istirahat tidak cukup.

Gangguan Pola DO :
Tidur b.d Nyeri - Klien tampak sulit tidur.
Kepala - Klien tampak kelelahan.
(D.0055). - Terdapat kantung mata

A : Masalah belum teratasi

P : - Intervensi keperawatan dilanjutkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, M. (2018). Patofisiologi Nyeri (Pain). Saintika Medika, 13(1), 7.


https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5449
Lynda, C. J. & M. (2016). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC.
Potter, P. &. (2013). Fundamental of Nursing : Caring Throughout the Life Span. 9th edn.
Edited by W. R. Ostendorf. USA. Elsevier.
Rosdahl, C. B. . & K. M. T. (2017). Buku Ajar Keperawatan Dasar. EGC.
https://doi.org/10.22435/kespro.v9i1.892.69-78
Tetty, S. (2015). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. EGC.

Anda mungkin juga menyukai