Disusun oleh :
WIDYASTUTI (21.0406.0048)
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE/
GAGAL JANTUNG KONGESTIF)
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan
oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna
menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot
jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai
akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan
bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya
sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2019).
B. Etiologi
Di negara – negara berkembang, penyebab tersering adalah penyakit arteri koroner yang
menimbulkan infark miokard dan tidak berfungsinya miokardium (kardiomiopati iskemik).
Penyebab paling sering adalah kardiomiopati alkoholik, miokarditis viral (termasuk infeksi
HIV) dan kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab pasti (kardiomiopati idiopatik). Hipertensi tetap
merupakan penyebab gagal jantung kongestif yang penting. Selain itu penyakit katup jantung
juga merupakan penyebab gagal jantung, namun saat ini agak jarang penyakit katup jantung
menyebabkan gagal jantung. Stenosis aorta masih tetap merupakan penyebab yang sering dan
dapat diperbaiki.
Menurut Wajan Juni Udjianti (2019) etiologi gagal jantung kongestif (CHF)
dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
1. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia kronis/ berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung)
a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect
(ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d. Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut
C. Manifestasi Klinik
Menurut Nurarif & Kusuma (2019), klasifikasi gagal jantung menurut letaknya yaitu:
1. Gagal jantung kiri
Kongestif paru menonjol pada gagal ventrikel kirikarena vetrikel kiri tidak mampu
memompa darah yang datang dari paru, sehingga peningkatan tekanan dalam sirkulasi
paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru.
Manifestasi klinis yang terjadi pada gagal jantung kiri yaitu :
a. Dispnea
b. Batuk
c. Mudah lelah
d. Insomnia
e. Kegelisahan dan kecemasan
2. Gagal jantung kanan
Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena sisi kananjantung tidak
mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat
mengakomondasikan semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.
Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
D. Patofisiologi
Menurut Safery (2020) Respon kompensasi terhadap Cardiac Output yang tidak adekuat
memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan perfusi organ-
organ tubuh yang vital.
Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua pengaruh utama :
2. Vasokontriksi perifer
Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang kurang vital,
seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih vital, seperti otak. Kontriksi vena
meningkatkan arus balik dari vena ke jantung. Peningkatan peregangan serabut otot
myocardium memungkinkan kontraktilitas.
Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out put, namun
selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium, meregangkan serabut- serabut
myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada dalam status
kekurangan cairan untuk memulai peningkatan volume ventrikel dapat memperberat preload
dan kegagalan komponen- komponen. Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktivkan
sistem renin angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload maupun afterload
pada waktu jangka panjang dan seterusnya. Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya
perubahan struktur micardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocrdium akan
menebal atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak
peningkatan kebutuhan oksigen untuk miocardium.
Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen guna
memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :
2. Dispnea
Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan ventrikel.
Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam alveoli. Hal ini bisa
menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki tangga, berjalan mendaki dll.
Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan peningkatan oksigen.
3. Orthopnea
Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus tidur pakai
sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila orang tidur terlentang
ventilasi kurang kurang dan volume darah pada pembuluh- pembuluh paru- paru
meningkat.
Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu memompa melawan
tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru. Kegagalan ventrikel kanan dalam
memompakan darah akan mengakibatkan oedema pada ekstrimitas. Pada hati juga
mengalami pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler, tekanan di dalam sistem
portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong melalui pembuluh darah masuk
ke rongga perut (acites) akibatnya akan mendesak diafragma yang akhirnya akan susah
untuk bernafas.
Pathway CHF
Preload Afterload
Arterosklerosis Kontraktilitas
Retensi cairan • Stenosis
• Hipertensi sistemik dan pulmonal
Congenital defect Aliran darah ke otot Peradangan dan
jantung ↓ penyakit myokardium
(Left to right shut)
Hipertropi miocard
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pengkajian RPD yang mendukung di kaji dengan menanyakan apakah sebelumya klien pernah
menderita nyeri dada, hipertensi, iskemia miokardium. infark miokardium, diabetes mellitus dan
hiperlipidemia.
Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa di minum oleh klien pada masa yang lalu dan masih
relevan dengan kondisi saat ini obat-obatan ini meliputi obat diuretic, nitrat,penghambat
beta,serta antihipertensi.catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu,alergi obat dan
reaksi alergi yang timbul. Sering kali klien menafsirkan suatu alergi sebagai efek samping obat.
d. Riwayat keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga. Bila ada anggota
keluarga yang meninggal, maka penyebab kematian juga perlu ditanyakan. Peyakit jantung
iskemik pada orang tua yang timbul pada usia muda merupakan faktor resiko utama untuk
penyakit jantung iskemik bagi keturunanya.
b. Breathing
Fungsi pernafasan : jenis pernafasan, frekwensi pernafasan, retraksi otot bantu nafas, kelainan
dinding thoraks (simetris, perlukaan, jejas trauma), bunyi nafas, hembusan nafas, kongesti
vaskuler pulmonal
1) B2 ( Blood )
• Inspeksi: Inspeksi tentang adanya parut pada dada, keluhan kelemahan fisik dan adanya
edema ekstremitas
• Palpasi :Denyut nadi periver melemah. Thrill biasanya di temukan.
• Auskultasi : Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup.bunyi
jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya di temukan apabila penyebab gagal
jantung adalah kelainan katup.
• Perkusi : Batas jantung mengalami pergeseran yang menunjukkan adanya hipertrofi (
kardiomegali )
2) Penuranan curah jantung
3) Bunyi jantung dan crackle
4) Disritmia
5) Ditensi vena jugularis
6) Kulit dingin
7) Perubahan nadi
Pemeriksaan denyut arteri selama gagal jantung akan menunjukkan denyut yang cepat dan lemah
• Denyut jantung yang cepat atau takikardia, mencerminkan respons terhadap perangsangan
saraf simpatik.
• Penurunan yang bermakna dari volume sekuncup dan adanya vasokontriksi perifer akan
mengurangi tekanan nadi (perbedaan antara tekanan sistolik dan diasolik) dan menghasilkan
denyut yang lemah atau thread pulse.
• Hipotensi sistolik di temukan pada gagal jantung yang lebih berat.
• Selain itu, pada gagal jantung kiri yang berat dapat timbul pulsus altenans atau gangguan
pulsasi, suatu perubahan dari kekuatan denyt arteri. Pulsus alternans menunjukkan gangguan
fungus mekanis yang berat dengan berulangnya variasi denyut ke denyut pada volume
sekuncup.
d. Disability
Pemeriksaan Neurologis: GCS, reflex fisiologis, reflex patologis, kekuatan otot.
4. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
a. Kepala : Kulit kepala, Mata, Telinga, Hidung, Mulut dan gigi, Wajah
b. Leher
c. Tanda : pembesaran tiroid
d. Dada/ thoraks : Keadaan paru-paru dan jantung (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
e. Abdomen (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) dan Pola Makan
f. Pelvis (inspeksi dan palpasi)
g. Perineum dan rektum
h. Genitalia
i. Ekstremitas : Status sirkulasi dan Keadaan injury
j. Neurologis : Fungsi sensorik dan motoric
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung, perubahan frekuensi
jantung, perubahan kontraktilitas, perubhan preload atau perubahan afterload.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan
perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
4. Hipervolemia berhubungan dengan berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan natrium oleh
ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal
(SIKI)
1. Penurunan Curah Jantung Setelah dilakukan asuhan keperawatan Identifikasi tanda/gejala primer
selama…..X … jam diharapkan curah penurunan curah jantung
Definisi :
jantung meningkat dengan Kriteria Hasil (dyspnea,
ketidakadekuatan jantung : kelelahan,edema,ortopnea, CVP)
memmpa darah untuk Identifikasi tanda/gejala sekunder
Kekuatan nadi perifer meingkat
memenuhi kbutuhan penurunan curah jantung
Dyspnea menurun
metabolism tubuh (peningkatan BB, hepatomegaly,
Bradikardia menurun
distensi vena
Penyebab : Takikardia menurun
jugularis,palpitasi,ronchi basah,
Batuk menurun
Perubahan irama jantung oliguria, batuk)
Murmur jantung menurun
Prubahan frekuensi jantung Monitor tekanan darah
Tekanan darah membaik
Perubahan kontraktilitas Monitor intake dan output cairan
CRT membaik
Perubhan preload Monitor satuarsi oksigen
Edema menurun
Perubahan afterload Monitor keluhan nyeri dada
Lelah menurun
Monitor EKG 12 sadapan
Suara jantung S3 menurun
Monitor aritmia
Gejala dan tanda Suara jantung S4 Menurun
Monitor nilai laboratorium jantung
Austaryani Putri. 2020. Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Congestif Heart Failure (CHF)
Vascular Care Unit (ICVCU) di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Karya Tulis
Ilmiah.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Black & Hawks. 2019. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan. Edisi 8.Sounders: Elsevier Philadelphia
Mansjoer, A dkk. 2020. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Potter, Perry.2018. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
: DPP PPNI
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2019. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien : Ny. N
2. Umur : 59 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Wates Rt 01/Rw 07 Kel. Banyubiru Kec Dukun
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan :Ibu rumah tangga
7. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
8. Agama : Islam
9. Tanggal masuk RS/RB/ICU : 15 feb 2022/21 Februari 2022
10. Nomor Rekam Medis : 358xxx
11. Diagnosa medis : Congestif Heart Failur (CHF)
12. Bangsal : ICU RSUD MUNTILAN
f. Pengobatan sekarang:
No Nama obat Dosis Kandungan Manfaat
1. Amlodipin murni 10,5 Amlodipine Untuk
mg besylate 6,9 mg menurunkan
hipertensi
2. Furosemide 10 10 mg furosemida Untuk
mg mengobati
inj hipertensi
3. Omeprazol 40 40 mg omeprazole Obat untuk
mg vial 40 mg+1 menangani
inj ampul pelarut 10 asam
ml lambung
4. Ceftriaxone 1gr Ceftriaxone 1 gr Mengatasi
inj infeksi
bakteri
dalam tubuh
5. Methylprednisolone 32,5 Methylprednisolone Mengatasi
inj 4 mg penyakit
peradangan
6. ISDN 5mg Isosorbide dinitrate Untuk
oral 5 mg mengatasi
nyeri dada
7. Opilac syr 52 Per 5 ml Mengatasi
ml mengandung 3,335 konstipasi
g lactulose
8. Spirolactone 25mg Spirolactone 25 mg Menurunkan
oral tekanan
darah
9. Amlodipine 10gr Amlodipine Menurunkan
oral besylate 13,8 tekanan
darah
10. Candesartan 16gr Candesartan Menurunkan
oral ciexetil 16 mg tekanan
darah
11. Nebul combivent 1 Ipratropium Meredakan
unit bromide, sesak nafas
dose salbutamol sulfat
vial
2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, IMT:
1) BB biasanya: 100 kg BB sekarang: 100 kg
2) TB : 158 cm
3) IMT : 41,7%
b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abormal:
No. Jenis Hasil Harga
Satuan Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
1. Leukosit 11,79 4,79-11,34 Ribu/uL H
2. Eritrosit 5,58 4,11-5,55 10^6/uL H
3. Hemoglobin 15,9 10,85-14,9 Gr/dl H
4. Hematokrit 52,7 34-45,1 % H
5. Trombosit 198 216-541 Ribu/uL L
6. MPV 7,17 7,2-11,1 fL
7. RDW-CV 15,3 11,3-14,6 % H
8. MCV 94,5 71,8-92 fL H
9. MCHC 30,3 32-36 g/dl L
10. Neutrofil 93,9 42,5-71 % H
11. Limfosit 2,2 20,4-44,5 % L
12. Monosit 3,4 3,6-9,9 % L
13. Eosinofil 0,0 0,7-5,4 % L
14. D-Dimer 5392 <500 ng/mL H
(1.58 m)2
:
: 41,7 %
h. Pola asupan cairan
Pasien masuk susu 180ml dan air putih 30ml/4 jam
i. Cairan masuk
Air putih : 30 cc/8 jam
Infus : 80 cc/8 jam
Injeksi : 23 ml/8 jam
Susu diabetasol :360 cc/8 jam
j. Cairan keluar
Urine : 800 cc/8 jam
IWL : (10 x BB/24 jam) = 10 x 100/24 jam = 41,7 cc/24 jam
k. Penilaian Status Cairan (balance cairan)
Cairan masuk – Cairan keluar
493 – 841,7 = -348,7 cc/8 jam
l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tidak terdapat luka atau bekas operasi, perut membesar
Auskultasi : Terdengar bising usus 10x/menit
Palpasi : Tidak Terdapat nyeri tekan
Perkusi : Terdengar thympani
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (Frekuensi , jumlah, ketidaknyamanan)
Jumlah 800ml/8 jam, tidak ada gangguan dalam berkemih
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Tidak terdapat riwayat kandung kemih
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Jumlah urine keluar 800ml/8 jam, berwarna kuning pekat, bau khas urine
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Tidak terjadi gangguan kandung kemih/retensi urine
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Pasien belum BAB selama masuk ke ruang ICU
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Kurangnya mengkonsumsi diit makanan karena diit pasien hanya susu diabetasol
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu)
Resiko infeksi pada kulit punggung karena pasien berada di tempat tidur, kulit
lembab, dan pasien mempunyai penyakit gula, terdapat luka dekubitus grade 2 di
paha bagian belakang turgor kembali >2 detik, warna kulit hitam, suhu 36,5oC
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 20:00
2) Insomnia : pasien tampak tidur dengan mudah
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : tidak ada gangguan tidur
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2) Kebiasaan olah raga : Tidak pernah olahraga
3) ADL
a) Makan : Dibantu perawat
b) Toileting : Dibantu perawat
c) Kebersihan : Dibantu perawat
d) Berpakaian : Dibantu perawat
2 2
4) Kekuatan otot :
1 1
5) ROM : fleksi lengan 30o, ektensi lengan 30o, fleksi lutut 0o,
ekstensi lutut 0o
Resiko untuk cidera : Resiko jatuh dari tempat tidur
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : Tidak mempunyai riwayat penyakit jantung
2) Edema esktremitas : terjadi edema ekstermitas dan seluruh badan
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring : 145/90 mmHg
b) Duduk : - mmHg
4) Tekanan vena jugularis : Teraba, titik vena jugularis 4 cm
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : ictus kordis terlihat di sela iga 5 di sebelah medial linea
midklavikularis sinistra, peningkatan respirasi
b) Palpasi : ictus kordis teraba pada line mid clafikula intracosta 5,
c) Perkusi : terdengar redup
d) Auskultasi : S1 S2 menurun dan S3 meningkat, terdengar suara
murmur jantung
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas : Terdapat gangguan pernafasan
2) Penggunaan O2 : Menggunakan ventilator NIV
3) Kemampuan bernafas : Kemampuan bernafas tidak normal RR: 22x/menit, Spo2:
90%
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll)
Terdapat ganguguan pada nafas, terdapat penumpukan lendir di jalan nafas
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : terlihat ekspansi, dada simetris, tidak ada jejas,
tidak ada bekas luka
b) Palpasi : vocal premitus, kanan kiri sama, tidak ada
benjolan
c) Perkusi : sonor
d) Auskultasi : vesikuler
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SMA
2) Pengetahuan tentang penyakit: pasien dan keluarga pasien kurang pengetahuan
tentang penyakitnya
3) Orientasi (waktu, tempat, orang) : 22 Februari 2022 12:00
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : pasien tidak mempunyai riwayat jantung
2) Sakit kepala : pasien tidak merasa sakit kepala
3) Penggunaan alat bantu : pasien tidak menggunakan alat bantu
4) Penginderaan : penginderaan pasien normal
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : bahasa indonesia & jawa
2) Kesulitan berkomunikasi : pasien mengalami kesulitan dalam
komunikasi karena menggunakan ventilator
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : pasien mempunyai perasaan takut dan cemas
karena sesak nafas terus menerus
2) Perasaan putus asa/kehilangan : pasien tidak merasa putus asa, maupun
kehilangan
3) Keinginan untuk mencederai : pasien tidak ada keinginan untuk menciderai
4) Adanya luka/cacat : Terdapat luka dekubitus grade 2 di paha
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : Ibu
2) Orang terdekat : Anak
3) Perubahan konflik/peran : Terdapat perubahan peran
4) Perubahan gaya hidup : saat ini pasien tidak bisa mengurus rumah
dan beraktivitas sehari-hari
5) Interaksi dengan orang lain : Pasien terhambat dalam berintraksi dengan orang
lain
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : Tidak terkaji
2) Periode menstruasi : Tidak terkaji
3) Metode KB yang digunakan : Tidak terkaji
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : pasien mempunyai perasaan takut dan cemas
ketika sesak nafas
2) Kemampan untuk mengatasi : pasien tidak mengerti untuk mengatasi
kecemasannya
3) Perilaku yang menampakkan cemas: pasien terus terusan menangis dan Spo2
menurun
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : pasien tidak mempunyai alergi
b. Penyakit autoimune : pasien tidak mempunyai penyakit autoimune
c. Tanda infeksi : pasien tidak ada tanda infeksi
d. Gangguan thermoregulasi : pasien tidak mengalami gangguan thermogulasi
e. Gangguan/resiko : pasien beresiko luka dekubitus dan resiko jatuh
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : Tidak terdapat nyeri
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : Tidak terdapat nyeri
3) Regio (dimana letaknya) : Tidak terdapat nyeri
4) Scala (berapa skalanya) : Tidak terdapat nyeri
5) Time (waktu) : Tidak terdapat nyeri
b. Rasa tidak nyaman lainnya : Paien merasa sesak nafas
c. Gejala yang menyertai : Sesak nafas secara terus menerus
13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : pasien dewasa
b. DDST (Form dilampirkan) : pasien dewasa
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan) : pasien dewasa
CATATAN PERKEMBANGAN
Keadaan Umum
JAM
07:00 08:00 09:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00
TD 120/80 142/84 134/86 146/92 124/86 110/89 130/78
110/95m mmhg mmhg mmhg mmhg mmhg mmhg mmhg
mhg
NADI 120x/me 110x/m 100x/m 125x/m 100x/m 98x/me 123x/m 124x/m
TTV nit enit enit enit enit nit enit enit
RR 28x/meni 22x/me 24x/me 30x/me 31x/me 25x/me 26x/me 28x/me
t nit nit nit nit nit nit nit
SUHU 36,5 oC 36,7 oC 36,4 oC 36,3 oC 36,5 oC 36,6 oC 36,8 oC
37oC
Spo2 93% 89% 92% 92% 93% 96% 96% 92%
GCS E 4 4 4 4 4 4 4 4
M 4 4 4 4 4 4 4 4
V 2 2 2 2 2 2 2 2
ANALISA DATA
Tanggal &
No Symptom Etiologi Problem
Jam
1. Selasa, 22 S: Perubahan irama
Februari - Sulit dikaji Penurunan curah
jantung
2022 O: jantung (D.0008)
12:00 - Seluruh badan bengkak
- Akral teraba hangat
- Pasien tampak sesak nafas
- GCS E4M4V2
- Kesadaran Apatis
- CRT >2 detik
- TD: 120/100
- Spo2: 90%
- N: 105 x/menit
- RR: 21 x/menit
- S:
- Terpasang ventilator NIV
- EKG : Ventrikel Ekstra Sistol
(VES)
1 1
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
No. Dan Rasional
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
Jam
Penurunan setelah dilakukan
- Untuk
curah jantung tindakan keperawatan Perawatan jantung
mengidentifikasi
berhubungan selama 3x8 jam (1.02075)
tanda/gejala
dengan diharapkan masalah Observasi
penurunan curah
perubahan pasien teratasi dengan - Identifikasi
jantung
kontraktilitas kriteria hasil: tanda/gejala primer
- Untuk memonitor
jantung Curah jantung (L.02008) penurunan curah
oksigen pasien
- Kekuatan nadi perifer jantung (dispnea,
- Untuk
meningkat kelelahan, edema)
meningkatkan
- Edema menurun - Identifikasi
saturasi pasien
- Dispnea menurun tanda/gejala sekunder
- CRT membaik penurunan curah
jantung (peningkatan
berat badan,
hepatomegali)
- Monitor tekanan darah
Selasa, - Monitor saturasi
22 Feb oksigen
2022 - Monitor intake dan
1. 12:00 output cairan
Terapeutik
- Posisikan pasien semi
fowler atau fowler
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
- Pertahankan tirah
baring
Edukasi
- Ajarkan keluarga
untuk mengukur
intake output cairan
harian
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiritmia jika perlu
FORMAT IMPLEMENTASI
Tangg
N Diagnosa Respon
al & Implementasi Paraf
o Keperawatan (Data Subyektif Dan Obyektif)
Jam
Selasa, S:-
1. Penurunan curah - Mengidentifikasi edema,
22 feb O:
jantung dispnea, dan berat badan
2022 - Edema diseluruh badan,
berhubungan pasien
07:30 - Spo2: 90%
dengan perubahan
08:00 - Berat badan pasien 100 kg
kontraktilitas - Pemberian nebul
jantung combivent S:-
09:00 O:
- Pemberian
makan melalui sonde - Pemberian nebul combivent
S:-
09:00 O:
- Memberikan obat oral
a. amlodipine 10 gr - Susu diabetasol 180+30
10:00
- Pemberian obat melalui
iv S:-
a. furosemide 10 mg O:
b. omeprazole 40 mg - Pemberian obat oral
11:00 amlodipine melalui sonde
- Memonitor TTV pasien
11:50 S:-
- Mengidentifikasi input
output pasien O:
11:50 - Obat masuk melalui injeksi
- Pemberian makan
melalui sonde S:-
11:50 O:
- Pemberian obat oral
ISDN 5mg - TD: 120/100
12:00 - N: 105 x/menit
- Pemberian obat melalui
iv - Spo2: 90%
- N: 105 x/menit
a. MP 32,5 mg
- RR: 21 x/menit
- S: 36,4oc
S:-
O:
- Input : susu diabetasol
180+30
- Output : urine 800 ml
- Bc: -348,7ml/8 jam
S:-
O:
- Pemberian makan siang
melalui sonde susu
diabetasol 180+30
S:-
O:
- Obat oral masuk melalui
sonde
S:-
O:
- Pemberian obat masuk
melalui injeksi iv
Rabu, S:-
23 feb O:
- Mengidentifikasi edema,
2022 - Edema diseluruh badan,
dispnea, dan berat badan
07:30 - Spo2: 92%
pasien
- Berat badan pasien 100 kg
08:00 S:-
- Pemberian nebul
combivent O:
09:00 - Pemberian nebul combivent
- Pemberian S:-
makan melalui sonde O:
- Susu diabetasol 180+30
- Memberikan obat oral
09:00 S:-
a. amlodipine 10 gr
- Pemberian obat melalui O:
10:00 - Pemberian obat oral
iv
a. furosemide 10 mg amlodipine melalui sonde
b. omeprazole 40 mg S:-
- Memonitor TTV pasien O:
11:00 - Obat masuk melalui injeksi
- Mengidentifikasi input
11:50 S:-
output pasien
- Pemberian makan O:
11:50 - TD: 111/95
melalui sonde
- Pemberian obat oral - N: 110 x/menit
11:50 - Spo2: 92%
ISDN 5mg
- RR: 21 x/menit
- Pemberian obat melalui - S: 36,5oc
12:00
iv S:-
- a. MP 32,5 mg O:
- Input : susu diabetasol
180+30
- Output : urine 500 ml
- Bc: -317 ml/8 jam
S:-
O:
- Pemberian makan siang
melalui sonde susu
diabetasol 180+30
S:-
O:
- Obat oral masuk melalui
sonde
S:-
O:
- Pemberian obat masuk
melalui injeksi iv
S:-
- Membantu personal O:
higiene pasien - Pasien di personal higiene
- Memonitor keadaan dengan dilap menggunakan
Rabu,
pasien saat personal tissu one glove
23 feb
higiene S:-
2022
- Melakukan tirah baring O:
- Memberikan diit melalui - Perawatan luka dekubitus
sonde grade 2
S:-
O:
- TD: 111/95
- N: 110 x/menit
- Spo2: 92%
- RR: 21 x/menit
- S: 36,5oc
S:-
O:
- Melakukan tirah baring
pasien miring ke kanan dan
kekiri
S:-
O:
- Memberikan susu diabetasol
180+30
S:-
O:
- Melakukan tirah baring
pasien miring ke kanan dan
kekiri
S:-
O:
- Memberikan susu diabetasol
150+30
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Kampus II Jln. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang 56172
FORMAT EVALUASI
Rabu, 23 S:
feb 2022 - Sulit dikaji
14:00
O:
- Ku lemah
- Akral hangat
- Perdarahan digusi
- TD : mmHg
- N : 100-110 x/menit
- S : 36,4oC-36,5 oC
- RR :20-22 x/menit
- SPO2 : 89%-96%
- GCS : E4M4V2
- Diit susu diabetasol melalui NGT 180+30
- Urine: 500
- Bc:-317 ml/8 jam
A: CHF, Dsypneu belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Target saturasi 92%
- Monitor NGT
- Lanjutkan terapi farmakologi
• Amlodipin lanjut 0,5 mg syring pump
• Furosemide 10mg/8 jam inj
• Candesartan 1x16mg oral
• Amlodipin 1x10 gr oral
• Ceftriaxone 1 gr/12 jam inj
• MP 32,5 g/8 jam inj
• ISDN 3x3mg oral
• Spirolactone 1x25gr oral
• Opilac syr 1x52 gr oral
Kamis, 24 S:
feb 2022 - Sulit dikaji
14:00 O:
- Pemasangan intubasi
- Akral hangat
- Hipersaliva
- Area mulut kering
- Perdarahan mulut
- TD : 120/80-162/75 mmHg
- N : 120-117 x/menit
- S : 36,5oC-37,4 oC
- RR :20-22 x/menit
- SPO2 : 58%-98%
- GCS : E4M4V2
- Diit susu diabetasol melalui NGT 150+30
- Urine: 250
- Residu: 90 cc
- Bc:-297 ml/8 jam
A: CHF, Dsypneu belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Target BC -120 cc
- Pantau residu NGT
- Uji air putih 50 cc pada NGT jika baik maka
diie diabetasol 150/4 jam
- Lanjutkan terapi farmakologi
• Amlodipin lanjut 0,5 mg syring pump
• Furosemide 10mg/8 jam inj
• Candesartan 1x16mg oral
• Amlodipin 1x10 gr oral
• Ceftriaxone 1 gr/12 jam inj
• MP 32,5 g/8 jam inj
• ISDN 3x3mg oral
• Spirolactone 1x25gr oral
• Opilac syr 1x52 gr oral
2. Selasa, 22 Intoleransi S:
feb 2022 aktivitas - Sulit dikaji
14:00 berhubungan O:
dengan - Tirah baring miring kanan kiri
ketidakseimbangan - Personal hygiene dan oral hygiene
antara suplai dan - Perawatan luka dekubitus grade 2
kebutuhan oksigen - TD : 120/80-145/100 mmHg
- N : 100-105 x/menit
- S : 36,4oC-36,5 oC
- RR :20-22 x/menit
- SPO2 : 90%-92%
- GCS : E4M4V2
- Diit susu diabetasol melalui NGT 180+30
A: CHF, Dsypneu intoleransi aktivitas belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Resiko jatuh
- Tirah baring miring kanan kiri
- Personal hygiene pagi sore
- Diit susu diabetasol 180+30/4 jam
Rabu, 23 S:
feb 2022 - Sulit dikaji
14:00 O:
- Tirah baring miring kanan kiri
- Personal hygienen dan sikat gigi
- Perawatan luka dekubitus grade 2
- TD : 110/80 mmhg-145/92 mmhg
- N : 100-110 x/menit
- S : 36,4oC-36,5 oC
- RR :20-22 x/menit
- SPO2 : 89%-96%
- GCS : E4M4V2
- Diit susu diabetasol melalui NGT 180+30
A: CHF, Dsypneu intoleransi aktivitas belum teratasi
P: Lanjtkan intervensi
- Resiko jatuh
- Tirah baring miring kanan kiri
- Personal hygiene pagi sore
- Diit susu diabetasol 180+30/4 jam
Kamis, 24 S:
feb 2022 - Sulit dikaji
14:00 O:
- Tirah baring miring kanan kiri
- Personal hygienan dan sikat gigi
- Perawatan luka dekubitus grade 2
- TD : 120/80-162/75 mmHg
- N : 120-117 x/menit
- S : 36,5oC-37,4 oC
- RR :20-22 x/menit
- SPO2 : 58%-98%
- GCS : E4M4V2
- Diit susu diabetasol melalui NGT 150+30
- Residu: 90 cc
A: CHF, Dsypneu intoleransi aktivitas belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Resiko jatuh
- Tirah baring miring kanan kiri
- Personal hygiene pagi sore
- Pantau residu NGT
- Uji air putih 50 cc jika NGT baik dan jika baik
maka diit susu diabetasol 150/4 jam