DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 6 :
ISWAN P201701121
KENDARI
2020
LAPORAN PENDAHULUAN HEMOTHORAKS
A. Konsep medis
1. Definisi
2. Etiologi
Terjadinya hematotoraks biasanya merupakan konsekuensi dari trauma
tumpul, tajam dan kemungkinan komplikasi dari beberapa penyakit. Trauma dada
tumpul dapat mengakibatkan hematotoraks oleh karena terjadinya laserasi
pembuluh darah internal. Hematotoraks juga dapat terjadi, ketika adanya trauma
pada dinding dada yang awalnya berakibat terjadinya hematom pada dinding dada
kemudian terjadi ruptur masuk kedalam cavitas pleura, atau ketika terjadinya
laserasi pembuluh darah akibat fraktur costae, yang diakibatkan karena adanya
pergerakan atau pada saat pasien batuk (Mayasari Diana,2017).
Penyebab paling umum dari hematoraks adalah trauma dada. Dapat juga terjadi
pada pasien yang memiliki:
a. Sebuah cacat pembekuan darah
b. Trauma tumpul dada
c. Kematian jaringan paru paru
d. Kanker paru-paru atau pleura
e. Operasi jantung
f. Tuberkolosisi
3. Faktor Resiko
(Niki agustina,2014).
4. Manifestasi Klinik
a. Takipnea
b. Dispnea
c. Nyeri dada, nyeri dirasakan tajam pada sisi yang sakit, terasa berat,tertekan
dan terasa lebih nyeri pada gerak pernafasan
e. Takikardi
h. Hipotensi
i. Pucat, gelisah, kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang
kurang
(Mayasari Diana,2017).
5. Klasifikasi
6. Komplikasi
a. Kehilangan darah
b. Kegagalan pernafasan
c. Atelektasis
d. Hematoma intrathoracic
e. Infeksi luka
f. Pneumonia
g. Septicemia
h. Kematian
(Niki agustina,2014).
7. Patofisiologi
Darah yang masuk ke rongga pleura terkena gerakan diafragma, paru- paru
dan struktur intrathoracic lainya.hal ini menyebabkan beberapa derajat defibrination
darah sehingga pembekuan tidak lengap terjadi. Dalam beberapa jam penghentian
perdarahan, lisis bekuan yang sudah ada dengan enzim pleura dimulai
(Mayasari Diana,2017).
8. Pemeriksaan Diagnostik
b. GDA: variable tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi, gangguan
mekanik pernafasan dan kemampuan mengkompensasi. PaCO2 kadang-
kadang meningkat, PaCO2 mungkin normal atau menurun,
e. Chest X-ray
f. USG
g. CT-scan
(Mayasari Diana,2017).
9. Penatalaksanaaa
b. Disinfeksi daerah yang akan dipasang chest tube dengan menggunakan alkohol
atau povidon iodine pada ICS V atau ICS VI posterior mid axillary line pemilihan
berdasarkan 2 alasan: lokasi ini aman karena berada diatas diafragma, area ini
merupakan dinding dada dengan lapisan otot paling tipis, oleh karena itu pada
lokasi ini dapat dilakukan pemasangan chest tube lebih tepat dan tidak sakit.
(Mayasari Diana,2017).
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktifitas istrahat
b. Sirkulasi
c. Integrasi ego
d. Makana/ cairan
e. Nyeri/ kenyaman
Gejala:
Tajam dan nyeri menusuk yang diperberat oleh nafas dalam, kemungkinan
menyebar keleher,bahu abdomen(efusi pleura)
Tanda:
Tanda:
Pernapasan;peningkatan frekuensi/takipnea
Peningkatan kerja nafas, penggunaan ototaksesoris pernafasan pada dada,
leher, retraksi interkosta,ekpirasi abdominal kuat
Bunyi nafas menurun atau tidak ada(sisi yang terlibat)
Fremitus menurun(sisi yang terlibat)
Perkusi dada:hiperresonandi atas area terisa udara (pneumotoracks), bunyi
pekak diatas area yang terisi cairan (hemothorks).
Observasi dan palpasi dada:gerakan dada tidak sama(paradoksik)bila
trauma atau kemps, penurunanan pengembangan thoracks(araea yang sakit
Kulit: pucat,sianosisi, berkeringat,krepitasi subcutan udara pada jaringan
denganpalpasi)
Mental:ansietas gelisah, bingung, pinsan
Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif/terapi PEEP
g. Keamanan
Gejala:
Adanya trauma dada
Radiasi/kemoterapi untuk keganasan
2. Diagnose keperawatan
a. Ketidakefektifan pola pernafasan b/d penurunan ekspansi paru (akumulasi
udara/cairan, gangguan musculoskeletal, nyeri ansietas, proses inflasi
b. Resiko tinggi (trauma)/penghentian nafas b/dpenyakit saat ini/proses cedera,
system drainase dada, kurang pendidikan keamanan /pencegahan
c. Kurang pengetahuan/kebutuhan belajar tentang kondisi atau aturan
pengobatan) b/d kurang terpajan dengan informasi
d. (Resiko tinggi) gangguan pertukaran gas b/d kemungkinan terjadinya tension
pneumothorak sekunder terhadap sumbatan pada selang dada
e. Perubahan kenyamanan(nyeri) b/d pemasangan selang dada
f. (resiko tinggi) infeksi b/d tindakan invasive.
Pathway Hemathoraks
Trauma tajam
atau tumpul
thoraks
Format Pengkajian
Hari rawat ke :1
Identitas
1. Nama Pasien : Tn. D
2. Umur : 3o tahun
3. Suku/ Bangsa : jawa
4. Agama : islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Sopir Mobil
7. Alamat : Raha
Keluhan utama
1. Keluhan utama:
Pasien datang ke RSUD Dr. M. Yunus kota bengkulu, dengan kecelakaan bermobil,
pasien mengalami penurunan kesadaran dan ada bengkak dan jejas di bagian dada
sebelah kiri.
- Jenis :
- Genogram :
Penggunaan WSD: ya
- Jenis :
- Jumlah cairan :
- Undulasi :
- Tekanan :
i. Tracheostomy: ya tidak
3. Sistem Kardio vaskuler (B2)
Masalah Keperawatan : nyeri
a. Keluhan nyeri dada: √ya tidak
akut
P : nyeri dada
Q : sepeti tertusuk-tusuk
R : ada bengkak dan jejas didada pasien sebelah kiri.
S :7
T :Nyeri terus menerus
b. Irama jantung: reguler √ ireguler
c. Suara jantung: normal (S1/S2 tunggal) √murmur
gallop lain-lain.....
d. Ictus Cordis:
e. CRT :2 detik
f. Akral: hangat kering merah basah pucat
panas √dingin
g. Sikulasi perifer: normal √menurun
h. Peristaltik:.............. x/menit
i. BAB: 2hari sekali
j. Konsistensi: keras √lunak cair lendir/darah
k. Nafsu makan: √baik menurun Frekuensi:.......x/hari
l. Porsi makan: √habis tidak Keterangan:.......................
8. Sistem Endokrin
a. Pembesaran tyroid: ya √ tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening:ya √ tidak
c. Hipoglikemia: ya √ tidak
d. Hiperglikemia: ya √tidak
e. Lain-lain:..................Jelaskan:..................................................
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
f. Persepsi klien terhadap penyakitnya:
Pasien merasa cemas dengan kondisi yang dialaminya saat ini
Keadaan pasien bersih, kulit kepala dan rambut terlihat bersih. Pasien mandi 2x sehari
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering √kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang √tidak pernah
ngorok tracheal/faringeal,peningkatan
produksi secret dan
Terdapat lendir
penurunan kemampuan batuk
dan gumpalan
efektif
darah dimulut
pasien
Frekuensi nafas
35x/menit
Ds : hemothoraks ketidakefektifan pola
Penolong nafas
ekspansi psru
mengatakan
dada korban
gangguan ventilasi
membentur stir
mobil
Penolong
mengatakan
pasien bernafas
cepat (sesak)
Do :
Suara nafas ronci
Pasien bernafas
menggunakan
cuping hidung
dan otot-otot
pernafasan
Frekuensi
nafas35x/menit
Ds : Penolong Hemathoraks Nyeri akut
mengatakan dada korban
Merangsang reseptornyeri
membentur stir mobil
pada pleura viseralis dan
Do : parietalis
- Tampak ada
bengkak dan jejas Diskontinuitas jaringan
di dada pasien
- P : nyeri dada
Q : seperti
tertusuk-tusuk
R:
S:7
T : nyeri terus
menerus
Rencana intervensi
implementasi
No Diagnose Implementasi
1. N Ketidakefektifan - Membuka jalan nafas dengan teknik chin lift atau
bersihan jalan jaw thrust,sebagaimana mestinya
nafas
- Memposisikan pasien untukmemaksimalkan
berhubungan
ventilasi
dengan
- Mengidentifikasi kebutuhan aktual/potensial
peningkatan
pasien untuk memasukkan alat membuka jalan
produksi secret
nafas
- Memasukkan alat nasopharyngeal (NPA) atau
oropharyngeal airway (OPA),sebgaimana
mestinya
- Lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya
- Membuang sekret dengan memotivasi pasien
untuk melakukan batuk atau menyedot lendir
- Memotivasi pasien untuk bernafas
pelan,dalam,berputar dan batuk
- menginstruksikan bagaimana agar bisa
melakukan batuk efektif
Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi
Ketidakefektifan bersihan S : Keluarga mengatakan suara napas
jalan nafas berhubungan pasien sudah tidak ngorok lagi dan sesak
dengan peningkatan sudah berkurang
produksi secret O : Bersihan jalan napas pasien tampak
bersih
A :masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
Ketidakefektifan pola nafas S : keluarga mengatakan pasien sudah
berhubungan dengan tidak sesak lagi
gangguan ventilasi O : RR :20x/menit
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
Nyeri akut berhubungan S : pasien mengatakan tidak nyeri lagi
dengan diskontinuitas O : luka pasien tampak bersih
jaringan A : maslah teratasi
P : intervensi di hentikan
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R. Y. 2015. Buku ajar asuhan keperawatan klien gangguan kardiovaskuler aplikasi
NIC & NOC. EGC, Ed. Jakarta.
Bulechek,M.Gloria,dkk.2016. “Nursing interventions Classification (Nic”),Ed.6,Elsevier :
Singapore
Herdman,T.Heater, Shigemi Kamitsuru.2018.”NANDA-1 Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020,Ed.11” penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Moorhead, Sue,dkk.2016.”Nursing Outcomes Classification (Noc)”,Ed.5.Elsevier : Singapore
Niki agustina, (2014) askep hematoraks. https: //id. cribd. com/ doc/ 243098232/ Askep-
Hemothorax.