Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN CHRONIC KIDNEY


DISEASE DI RUANG PERAWATAN INTERNA

OLEH :
EMRITHA DELLA
14420212124

CI INSTITUSI CI LAHAN

(…………………………….) (…………………………….)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
KASUS II

No. RM : 273452
Tanggal : 26-07-2021
Tempat : Perawatan Interna

I. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S Umur : 31 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : 28-09-1989 Jenis Kelamin : L
Pendidikan terakhir : SMA Agama : Islam
Pekerjaan : Satpol PP Suku : Makassar
Alamat : Jl. Toa Daeng IV Lama bekerja : 5 tahun
Tanggal MRS : 26-07-2021 Ruangan : Perawatan Interna
Golongan Darah : AB Sumber Info : Saudara kandung
2. Penanggung jawab/pengantar
Nama : Ny. S Umur: 35 tahun
Pendidikan terakhir: Saudara Kandung Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan Pasien: Saudara Kandung
Alamat : Jl. Toa Daeng IV
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Utama : Sesak
2. Alasan masuk rumah sakit : Pasien mengatakan sesak apabila berbaring, TTV, TD:
180/100 suhu:36,7 nadi: 84 p:24
3. Riwayat penyakit : Hipertensi
4. Data Medik
Dikirim oleh : UGD
Diagnosa medik saat masuk : CKD
Diagnosa medik saat pengkajian : CKD
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami : Tidak ada
2. Riwayat alergi : Tidak ada
3. Riwayat imunisasi : Ada
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

G1

G2

G3

Keterangan:
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Pasien
G1 = -Kakek dan nenek pasien dari ayah pasien telah meninggal dunia
karena lanjut usia
-Kakek dan nenek pasien dari ibu pasien telah meninggal karena lanjut
usia
G2 = -Ayah pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti pasien, ibu
pasien meninggal karena stroke
G3 = -Di dalam rumah tidak ada yang mengalami riwayat penyakit yang seperti pasien.

V. RIWAYAT PSIKO-SOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Pola koping : pasien mengatakan bisa menerima keadaan penyakitnya dan
menyerahkanya kepada allah
2. Harapan pasien: pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti
semula.
3. Factor stressor : tampak kecemasan dari keluarga dan pasien.
4. Konsep diri penyakitnya : pasien mengatakan masih sangat bersyukur dan dapat
meneri\ma
5. Adaptasi : pasien mampu beradaptasi dengan lingkugan rumah sakit
6. Aktiftas social : selama mengalami perawatan pasien tidak dapat mengikuti aktifitasnya
7. Hubungan dengan keluarga: pasien nampak sangat akrab dengan anggota keluarganya
8. Bahasa yang digunakan : pasien menggunakan bahasa Indonesia
9. Kegiatan keagamaan : pasien mengatakan sering ke masjid untuk sholat sebelum sakit.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum pasien
a. Tanda-tanda distrus
1) pasien tampak lemah, gelisah, Compos Mentis
2) Ekspresi wajah : pasien tampak meringis, pasien berbicara pelan, dan pasien
tampak tidak mood.
3) BB : 76 kg.
b. Tanda-tanda vital :
TD: 180/100
mmHg N: 84x/I

S: 36,7◦C
P: 24 x/I
c. Sistem pernafasan
1) Hidung : bentuk hidung simetris, terdapat sekret, tidak ada polip, terdapat
epitaksis.
2) Leher : tidak terdapat benjolan atau pembesaran kelenjar thyroid di leher.
3) Dada : bentuk dada kanan dan kiri simetris.
4) Sesak, dan tampak menggunakan otot bantu pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler
1) Conjungtiva tampak anemis, bibir tampak pucat.
2) Kardiomegali
3) Irama jantung tidak normal.
4) Suara jantung S1 dan S2 dan suara tambahan
e. Sistem pencernaan
1) Sclera tidak terdapat ikterus, bibir tampak kering dan pucat.
2) Mulut : tidak terdapat stomatitis, tidak platoskizis, kemampuan menelan baik.
f. Sistem indera
1) Mata : lapang pandang normal.
2) Hidung : penciuman baik.
3) Telinga : keadaan daun telinga bersih, fungsi pendengaran masih normal.
g. Sistem muskuloskletal
1) Kepala : bentuk kepala normal, tidak terdapat benjolan.
2) Vertebrae : tidak sklerosis, tidak lordosis, tidak kifosis, dan gerakan normal.
3) Pelvis : gaya jalan normal.
4) Lutut : tidak ada bengkak, tidak kaku dan gerakan normal.
5) Tampak udema ektermitas atas dan bawah, pitting edema, mata cekung,
Kadar Hb/Ht turun.
h. Sistem integument
1) Rambut : warna kitam.
2) Kulit : warna sawo matang, turgor kulit buruk.
3) Kuku : warna kuku normal, dan kuku bersih.
4) Pasien tampak lemah
i. Sistem perkemihan
1) Pasien memakai kateter
2) Tidak ada nyeri tekan
3) Nyeri tekan daerah pinggang belakang tidak ada
4) BAK 3-4 kali sehari
5) Bak terkontrol
6) Jumlah urin 1100cc/24 jam
7) Warna kuning pekat
j. Sistem imun
Tidak ada alergi dan tidak ada penyakit yang berhubungan dengan cuaca.
k. Aktivitas sehari-hari
Akivitas sehari-
No. Sebelum sakit Saat sakit
hari
1. Nutrisi Selera makan: baik Selera makan: kurang.
Menu makan: nasi, Menu makan: bubur.
sayur, lauk pauk Frekuensi makan: 3x sehari
Frekuensi makan: 3x Porsi tidak di habiskan.
sehari.
Porsi dihabiskan
2. Cairan Jenis minuman yang Jenis minuman yang
dikonsumsi: air putih dikonsumsi: air putih.
dan teh. Frekuensi minum: intake:
Frekuensi minum: 8 2.290 cc/hari, output: 2.920
gelas/hari. cc/hari.
Kebutuhan cairan: 2000- Kebutuhan cairan:
2.500 cc/hari. ±500cc/hari.
3. Eliminasi BAB Tempat pembuangan: Tempat pembuangan: WC
WC. Frekuensi : belum BAB
Frekuensi: 1-2x/hari. Konsistensi : keras.
Konsistensi : lembek.
4. Eliminasi BAK Tempat pembuangan: Tempat pembuangan : WC
WC. Frekuensi : 3-4x/hari.
Frekuensi: 3-4x/hari. Warna : kuning.
Warna: jernih.
5. Istirahat tidur Jam tidur siang : 12.00- Jam tidur siang : tidak
16.00 menentu.
Jam tidur malam: Jam tidur malam : sulit tidur,
22.00-05.00 sering terjaga dari tidur dan
istirahat tidak cukup.
6. Olahraga Lari, skiping, dll. Tidak ada olahraga.
7. Personal hygiene Mandi : 2x sehari Mandi : tidak pernah.
Gunting kuku:1x Gunting kuku : 1x seminggu.
seminggu. Cuci rambut: tidak pernah
Cuci rambut : 1x sehari. cuci rambut
l. Test Diagnostik
1) Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap (03/07/2021)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Jumlah Leukosit H 19,6 10^3/Ul 4,00-10,00
Jumlah Eritrosit L 1,59 10^6/uL 4,50-6,20
Hemoglobin LL 4,5 g/dL 13,0-17,0
Hematokrit LL 13,1 % 40,1-51,0
MCV 82,4 fL 79,0-92,2
Jumlah Trombosit L 284 Fl 150-400
10^3/Ul
Neutropil H 93,9 % 50-70
Limfosit L 1,5 % 20–40
2) Hasil Pemeriksaan Ureum dan Creatiniin (03/07/2021)
Kimia Urine Hasil Nilai Normal
Ureum 83 10-50 mg/dl
Creatinin 2,20 L. 0,6-2.0 mg/dl

3) Penatalaksanaan Medis/Terapi
(a) IVFD RL 24 TPM
(b) Omeprazole 1 ampul/12 jam/ IV
(c) Ondasetron 1 ampul/12 jam/ IV
(d) Drips neurosanbe 1 ampul
(e) Furosemide 2 ampul/12/IV
(f) Anplodipine 10 mg 1x1
(g) Tranfusi 2 Bag PRC gol darah B(+)
(h) IVFD Nacl 0,9% 12 TPM
VII. PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN

Hipertensi

Peningkatan volume darah ke ginjal

Ginjal tidak mampu menyaring darah yang terlalu banyak

Kerusakan ginjal

Penurunan GFR

Gangguan fungsi ginjal berlangsung kronik

GAGAL GINJAL KRONIK

Penurunan fungsi Kerusakan Renin meningkat


eritroprotein glomerulus

Angiotensin 1
Eritrosit menurun Peningkatan meningkat
permeabilitas
Anemia kapiler
Angiotensin II
meningkat
Suplai O2 dan Proteinuria
nutrisi ke jaringan
menurun Kadar protein Vasokontriksi
dalam darah pembuluh darah
menurun
Penurunan fungsi
eritroprotein
Peningkatan
Penurunan tekanan tekanan darah
osmotik
Mekanisme
kompensasi tubuh,
merangsang pusat Cairan keluar ke Penurunan curah
pernapasan ekstravaskuler jantung

Peningkatan RR Edema

Hiperventilasi Kelebihan
Gangguan
volume
pola tidur
cairan
Pola Napas Tidak
Efektif
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Hiperventilasi Ketidakefektifan Pola
- Klien mengatakan Napas
sesak apabila
berbaring
DO:
- Tampak sesak dan
menggunakan otot
bantu pernapasan
- Tampak lemah dan
gelisah
- Tampak meringis
dan berbicara pelan
- Pernapasan
24x/menit
DS: Perubahan irama jantung Penurunan Curah Jantung
- Pasien mengatakan
ada riwayat
hipertensi
DO:
- Kardiomegali
- Irama jantung tidak
normal
- Suara jantung
tambahan
- Tampak edema
ekstermitas atas dan
bawah
- Pitting edema
- Turgor kulit buruk
- Pasien tampak
lemah dan gelisah
- Conjungtiva tampak
anemis
- Bibir tampak kering
dan pucat
- TD : 180/100
mmHg
DS: - Gangguan mekanisme regulasi Kelebihan Volume Cairan
DO:
- Suara jantung
tambahan
- Tampak edema
ekstermitas atas dan
bawah
- Pitting edema
- Mata cekung
- Kadar Hb dan Ht
menurun
- Kadar ureum tinggi
- Klien tampak
gelisah
DS: Perubahan status fisiologi Gangguan Pola Tidur
- Klien mengatakan
sulit tidur
- Klien mengatakan
sering terjaga
- Klien mengatakan
istirahat tidak cukup
DO:
- Pola tidur berubah

Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhuungan dengan hiperventilasi
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan status fisiologi
INTERVENSI
No. Diagnosis Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
1 Ketidakefektifan Setelah diberikan Manajemen jalan Manajemen jalan
asuhan napas napas
Pola Napas
keperawatan 1. Posisikan pasien 1. Posisi semi
berhubungan selam 3x24 jam untuk fowler dapat
diharapkan status memaksimalkan mengurangi
dengan
pernapasan ventilasi tekanan dinding
hiperventilasi membaik dengan 2. Motivasi pasien toraks pada paru-
kriteria hasil: untuk bernapas paru sehingga
- Frekuensi pelan, dalam, ekspansi
pernapasan berputar, dan maksimal
membaik batuk 2. Untuk menarik
- Penggunaan 3. Auskultasi suara lebih banyak
otot bantu napas, catat area oksigen keparu-
napas yang ventilasinya paru
menurun menurun atau 3. Bunyi napas
- Dispnea tidak ada dan dapat menurun,
menurun adanya suara tidak sama, atau
tambahan tidak ada pada
4. Posisikan untuk area yang sakit
meringankan 4. Posisi semi
sesak napas fowler dapat
5. Monitor status mengurangi
pernapasan dan tekanan pada
oksigenasi, paru-paru dan
sebagaimana meringankan
mestinya sesak
Terapi oksigen 5. Mengidentifikasi
6. Pertahankan adanya tanda-
kepatenan jalan tanda distress
napas pernapasan
7. Berikan oksigen Terapi oksigen
tambahan seperti 6. Membebaskan
yang jalan napas
diperintahkan pasien
8. Monitor 7. Membantu upaya
peralatan oksigen napas
untuk 8. Agar tidak
memastikan menghambat
bahwa alat upaya napas
tersebut tidak pasien dengan
mengganggu peralatan
upaya pasien oksigen
untuk bernapas Manajeman asam
Manajeman asam basa: asidosis
basa: asidosis metabolic
metabolic 9. Mengetahui pola
9. Monitor pola napas pasien
napas 10. Asidosis
10. Gunakan sesuatu metabolic adalah
yang dapat Suatu kondisi
membantu saat terlalu
mengingat hal- banyak asam
hal penyebab menumpuk di
asidosis dalam tubuh
metabolik (mis. 11. Untuk
uremia) mengetahui
11. Persiapkan elektrolit sebagai
dialysis bagi indikator
pasien ginjal keadaan status
(yaitu cairan.
pemasangan 12. Menentukan
kateter untuk perkembangan
dialysis) sesuai peningkatan
kebutuhan kekuatan otot
12. Pertahankan tirah
baring sesuai
indikasi
2 Penurunan curah Setelah diberikan Perawatan jantung Perawatan jantung
asuhan 1. Monitor tanda- 1. Memonitor
jantung
keperawatan tanda vital secara tanda-tanda vital
berhubungan selam 3x24 jam rutin penting untuk
diharapkan 2. Monitor status mengetahui
dengan
keefektifan pernapasan terkait keadaan umum
perubahan irama pompa jantung dengan adanya dan status
meningkat, gejala gagal kesehatan pasien
jantung
dengan kriteria jantung 2. Mengidentifikasi
hasil: 3. Evaluasi adanya tanda-
- Tekanan darah perubahan tanda distress
tekanan darah pernapasan
membaik
4. Lakukan penilaian 3. Tekanan darah
- Ukuran jantung komprehensif ini sangat
pada sirkulasi berkaitan dengan
membaik
perifer (mis. cek jam biologis
- Suara jantung nadi perifer, tubuh
edema, warna dan 4. Penurunan atau
abnormal
suhu ekstremitas) tidak adanya
menurun 5. Batasi merokok nadi dapat
6. Monitor sesak menggambarkan
- Edema perifer
napas, kelelahan, cedera vaskuler
menurun takipnea, dan dan perlunya
ortopnea evaluasi medik
- Pucat menurun
7. Monitor disritmia segera terhadap
- Kelelahan jantung, termasuk status sirkulasi
gangguan ritme 5. Merokok adalah
menurun
dan konduksi faktor yang
jantung memperberat
hipertensi
6. Mengidentifikasi
adanya
perubahan
sirkulasi
7. Mengidentifikasi
gangguan irama
jantung

3 Kelebihan Setelah diberikan Manajemen cairan Manajemen cairan


asuhan 1. Monitor status 1. Membran
volume cairan
keperawatan hidrasi (mis. mukosa lembab,
berhubungan selam 3x24 jam membran mukosa denyut nadi
diharapkan lembab, denyut adekuat, dan
dengan
keseimbangan nadi adekuat, dan tekanan darah
gangguan cairan tekanan darah ortostatik dapat
meningkat, ortostatik) menggambarkan
mekanisme
dengan embrane 2. Timbang berat berat ringannya
regulasi hasil: badan setiap hari hidrasi
- Turgor kulit dan monitor status 2. Memantau
pasien perubahan berat
membaik
3. Jaga intake akurat badan secara
- Kelembaban dan output tiba-tiba
4. Monitor hasil 3. Menjaga asupan
membran
laboratorium yang cairan yang
mukosa relevan dengan dibutuhkan oleh
retensi cairan tubuh
membaik
(mis. BUN, 4. Hasil
- Mata cekung penurunan laboratorium
hematocrit, dapat
membaik
peningkatan kadar menunjukkan
- Edemaperifer osmolalitas urin) adanya kelainan
5. Kaji lokasi dan dalam tubuh
menurun
luasnya edema 5. Evaluasi
- Berat jenis urin 6. Konsultasikan seberapa besar
dengan dokter efek kelebihan
menurun
jika tanda-tanda cairan yang
- Hematokrit dan gejala terjadi sehingga
kelebihan volume bisa dilakukan
membaik
cairan menetap penanganan yang
atau memburuk tepat
Monitor cairan 6. Memberikan
7. Tentukan jumlah penanganan lebih
dan jenis intake lanjut
cairan serta Monitor cairan
kebiasaan 7. Mencegah
eliminasi kelebihan cairan
8. Monitor tekanan tubuh
darah, denyut 8. Memantau
jantung, dan kondisi sirkulasi
status pernapasan pasien
9. Monitor 9. Memantau
membrane adanya tanda-
mukosa, turgor tanda kelebihan
kulit, dan respon atau kekurangan
haus cairan
10. Monitor warna, 10. Memantau
kuantitas, dan haluaran
berat jenis urin 11. Mencegah
11. Cek kembali terjadinya tanda-
intake dan output tanda kelebihan
pada pasien atau kekurangan
dengan terapi cairan
kateter urin dan
kondisi medis
yang
mempengaruhi
4 Gangguan pola Setelah diberikan Peningkatan tidur Peningkatan tidur
asuhan 1. Perkirakan 1. Mengukur
tidur
keperawatan tidur/siklus kebutuhan tidur
berhubungan selam 3x24 jam bangun pasien pasien
diharapkan pola didalam 2. Memantau
dengan
tidur membaik, perawatan pemenuhan tidur
perubahan status dengan kriteria 2. Monitor/catat pola 3. Kenyamanan
hasil: tidur pasien dan atau tanpa
fisiologi
- Jam tidur jumlah jam tidur gangguan
3. Monitor pola tidur kondisi fisik
membaik
pasien, dan catat akan membuat
- Pola tidur kondisi fisik (mis. seseoang tidur
apnea saat tidur, dengan nyaman
membaik
sumbatan jalan 4. Lingkungan yang
- Kualitas tidur napas) nyaman dapat
4. Sesuaikan membuat pasien
meningkat
lingkungan (mis. mudah tertidur
- Kesulitan cahaya, 5. Menstimulus
kebisingan, suhu, otak ketika
memulai tidur
kasur, dan tempat mendapat
menurun tidur) untuk kebiasaan yang
meningkatkan sering dilakukan
- Perasaan segar
tidur sebelum tidur
setelah tidur 5. Dorong pasien
untuk menetapkan
meningkat
rutinitas tidur
untuk
mamfasilitasi
perpindahan dari
terjaga menuju
tidur

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Puku Diagnosa Implementasi Evaluasi
l Keperawatan
Ketidakefektifan 1. Memposisikan pasien untuk S : Pasien
memaksimalkan ventilasi mengatakan
Pola Napas
2. Memotivasi pasien untuk bernapas masih sesak
berhubungan pelan, dalam, berputar, dan batuk apabila berbaring
3. Mengauskultasi suara napas, catat O:
dengan
area yang ventilasinya menurun atau - Pasien tampak
hiperventilasi tidak ada dan adanya suara masih
tambahan menggunakan
4. Memposisikan untuk meringankan otot bantu
sesak napas pernapasan
5. Memonitor status pernapasan dan - Tampak lemah
oksigenasi, sebagaimana mestinya dan gelisah
6. Mempertahankan kepatenan jalan A : Masalah belum
napas teratasi
7. Memberikan oksigen tambahan P : Lanjutkan
seperti yang diperintahkan
intervensi
8. Memonitor peralatan oksigen untuk
memastikan bahwa alat tersebut
tidak mengganggu upaya pasien
untuk bernapas
9. Memonitor pola napas
10. Mengunakan sesuatu yang dapat
membantu mengingat hal-hal
penyebab asidosis metabolik (mis.
uremia)
11. Mempersiapkan dialysis bagi pasien
ginjal (yaitu pemasangan kateter
untuk dialysis) sesuai kebutuhan
12. Pertahankan tirah baring sesuai
indikasi
Penurunan 8. Memonitor tanda-tanda vital secara S:-
rutin O:
curah jantung
9. Memonitor status pernapasan terkait - Kardiomegali
berhubungan dengan adanya gejala gagal jantung - Irama jantung
10. Mengevaluasi perubahan tekanan masih tidak
dengan
darah normal
perubahan irama 11. Melakukan penilaian komprehensif - Masih terdengar
pada sirkulasi perifer (mis. cek nadi suara jantung
jantung
perifer, edema, warna dan suhu tambahan
ekstremitas) - Tampak masih
12. Membatasi merokok edema pada
13. Memonitor sesak napas, kelelahan, ekstremitas atas
takipnea, dan ortopnea dan bawah
14. Memonitor disritmia jantung, - TD = 170/100
termasuk gangguan ritme dan mmHg
konduksi jantung A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi
Kelebihan 1. Memonitor status hidrasi (mis. S:-
membran mukosa lembab, denyut O:
volume cairan
nadi adekuat, dan tekanan darah - Tampak masih
berhubungan ortostatik) edema pada
2. Menimbang berat badan setiap hari ekstremitas atas
dengan
dan monitor status pasien dan bawah
gangguan 3. Menjaga intake akurat dan output - Mata masih
4. Memonitor hasil laboratorium yang tampak cekung
mekanisme
relevan dengan retensi cairan (mis. - Kadar Hb dan Ht
regulasi BUN, penurunan hematocrit, masih dibawah
peningkatan kadar osmolalitas urin) normal
5. Mengkaji lokasi dan luasnya edema - Kadar ureum
6. Berkonsultasi dengan dokter jika masih tinggi
tanda-tanda dan gejala kelebihan A : Masalah belum
volume cairan menetap atau teratasi
memburuk P : Lanjutkan
7. Menentukan jumlah dan jenis intake Intervensi
cairan serta kebiasaan eliminasi
8. Memonitor tekanan darah, denyut
jantung, dan status pernapasan
9. Memonitor membrane mukosa,
turgor kulit, dan respon haus
10. Memonitor warna, kuantitas, dan
berat jenis urin
11. Mengecek kembali intake dan
output pada pasien dengan terapi
kateter urin dan kondisi medis yang
mempengaruhi
Gangguan pola 1. Memperkirakan tidur/siklus bangun S : Pasien
pasien didalam perawatan mengatakan
tidur
2. Memonitor/mencatat pola tidur istirahatnya
berhubungan pasien dan jumlah jam tidur masih belum
3. Memonitor pola tidur pasien, dan cukup
dengan
catat kondisi fisik (mis. apnea saat O : Pasien nampak
perubahan status tidur, sumbatan jalan napas) masih susah tidur
4. Menyesuaikan lingkungan (mis. dan sering terjaga
fisiologi
cahaya, kebisingan, suhu, kasur, dan A : Masalah belum
tempat tidur) untuk meningkatkan teratasi
tidur P : Lanjutkan
5. Mendorong pasien untuk menetapkan intervensi
rutinitas tidur untuk mamfasilitasi
perpindahan dari terjaga menuju tidur

Anda mungkin juga menyukai