Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN

DOSEN : LODES HADJU, SKM.,M.Kes


MAKALAH
“INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI PERENCANAAN KESEHATAN”

KELOMPOK 4 :

NAMA NIM

RISA ANDRIANA K202001038

RIFKA K202001039

NUR HAYA K202001040

SARFINA K202001041

SRI WAHYUNI K202001042

WA ODE MUNAWAR KALO K202001043


KALO

NYAI MULYATI K202001044

NUR KHOERIYAH K202001045

NILAWATI K202001046

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI

2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Mari
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah “Intervensi dan Implementasi
Perencanaan Kesehatan“.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai bidang
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Dan juga kepada Bapak Lodes Hadju,
SKM., M.Kes selaku dosen mata Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah selanjutnya. Akhir kata
berharap semoga makalah “Intervensi dan Implementasi Perencanaan Kesehatan“ ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................5
C. Tujuan ............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6

A. Implementasi Kebijakan ................................................................................................6


B. Kebijakan .......................................................................................................................6
C. Merencanakan Kebijakan Kesehatan .............................................................................7
D. Dasar-Asar Membuat Kebijakan Kesehatan...................................................................8
E. Kebijakan Kesehatan Diindonesia ................................................................................10
F. Proses Perencanaan ........................................................................................................10

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................15

A. Kesimpulan ....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

3
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik. Biasanya
implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan dirumuskan dengan tujuan yang
jelas. Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan
kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil
sebagaimana yang diharapkan. Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara
agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan kurang.

Dalam manajemen, tahap perencanaan memegang peranan penting, karena


perencanaan merupakan langkah awal untuk memiliki sebuah pedoman kerja yang
terarah dan jelas, sehingga aktifitas organisasi dapat diarahkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan yang baik memberikan kontribusi besar terhadap keberhasilan mencapai
tujuan, tetapi sebuah rencana tidak berarti apa-apa tanpa adanya pelaksanaan atau
implementasi. Hal lain yang perlu juga dikemukakan, bahwa rencana yang baik dapat
dijadikan pedoman pelaksanaan sekaligus dapat digunakan sebagai pedoman evaluasi,
karena dalam prakteknya evaluasi adalah membandingkan antara target yang ditetapkan
dalam rencana dan realisasi sebagai hasil implementasi (Buku “Perencanaan,
Implementasi, dan Evaluasi Kebijakan (Fungsi-Fungsi Manajemen)”). Perencanaan
kesehatan merupakan suatu proses yang dinamis, berkesinambungan, meliputi proses
merumuskan masalah (analisis situasi, menentukan prioritas, perencanaan strategi,
perencanaan operasional) dan proses melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan
dilanjutkan dengan melakukan evaluasi. Perencanaan kesehatan bermaksud merumuskan
dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pada masa mendatang untuk meningkatkan derajat
kesehatan.

Keberhasilan perencanaan kesehatan sangat dipengaruhi oleh banyak hal, karena


tinggi rendahnya derajat kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
faktor pelayanan kesehatan yang tersedia, faktor lingkungan, dan perilaku penduduk.
Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman tentang implementasi dan kebijakan
perencanaan kesehatan.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari implementasi kebijkan ?
2. Apa yang dimaksud dengan kebijakan ?

4
3. Apa rencana dari kebijakan kesehatan ?
4. Apa dasar-dasar membuat kebijakan kesehatan ?
5. Apa kebijakan kesehatan diindonesia ?
6. Apa proses perencanaan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari implementasi kebijkan
2. Untuk mengetahui kebijakan
3. Untuk mengetahui rencana dari kebijakan kesehatan
4. Untuk mengetahui dasar-dasar membuat kebijakan kesehatan
5. Untuk mengetahui kebijakan kesehatan diindonesia
6. Untuk mengetahui proses perencanaan

BAB II

PEMBAHASAN
A. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan bila diartikan secara terpisah yaitu, Implementasi adalah
Pelaksanaan, penerapan implemen. Implemen adalah alat, peralatan. Jika ditambah kata
studi maka studi implementasi adalah studi perubahan, bagaimana kemungkinan
perubahan bisa dimunculkan. Studi implementasi juga merupakan studi tentang
mikrostruktur dari kehidupan politik, bagaimana organisasi di luar dan di dalam sistem
politik menjalankan urusa mereka dan berinteraksi satu sama lain, apa motivasi- motivasi

5
mereka bertindak seperti itu, dan apa motivasi lain yang mungkin membuat mereka
bertindak secara berbeda. Terdapat dua hal pokok dalam membicarakan implementasi
kebijakan, yakni mengenai konsep implementasi dan model-model implementasi
kebijakan.
Kebijakan adalah salah satu konsep dalam ilmu politik. Kebijakan (policy) adalah
suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik,
dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Pada prinsipnya,
pihak yang membuat kebijakan- kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk
melaksanakannya (Nugroho, Riant, 2011).
B. Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak (tentag organisasi,
atau pemerintah); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran tertentu. Contoh: kebijakan
kebudayaan, adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar rencana atau
aktifitas suatu negara untuk mengembangkan kebudayaan bangsanya. Kebijakan
Kependudukan, adalah konsep dan garis besar rencana suatu pemerintah untuk mengatur
atau mengawasi pertumbuhan penduduk dan dinamika penduduk dalam negaranya.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah
kebijakan, adalah:

1. Interdepensi (saling tergantung)


yaitu kebijakan suatu bidang (energi) seringkali mempengaruhi masalah kebijakan
lainnya (pelayanan kesehatan). Kondisi ini menunjukkan adanya sistem masalah.
Sistem masalah ini membutuhkan pendekatan Holistik, satu masalah dengan yang
lain tidak dapat di piahkan dan diukur sendirian.
2. Subjektif
yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah diindentifikasi, diklasifikasi
dan dievaluasi secara selektif. Contoh: Populasi udara secara objektif dapat diukur
(data). Data ini menimbulkan penafsiran yang beragam (gangguan kesehatan,
lingkungan, iklim, dan lain-lain), muncul situasi problematis, bukan problem itu
6
sendiri.
3. Artifisial
yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis, sehingga dapat
menimbulkan masalah kebijakan.
4. Dinamis
yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasana perubahan yang terus
menerus. Pemecahan masalah justru dapat memunculkan masalah baru, yang
membutuhkan pemecahan masalah lanjutan.
5. Tidak terduga
yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan dan sistem masalah
kebijakan.
C. Merencanakan Kebijakan Kesehatan
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan.
Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut
1. Bagian dari sistem administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan
perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan.
Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu dari fungsi
administrasi yang amat penting. Pekerjaan administrasi yang tidak didukung oleh
perencanaan, bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.
2. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukanlah
perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang berkelanjutan antara perencanaan
dengan berbagai fungsi administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan
penting untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi
dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak
mengenal titik akhir.
3. Berorientasi pada masa depan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan.

7
Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan,
akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada
masa yang akan datang.
4. Mampu menyelesaikan masalah
Suatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu menyelesaikan berbagai
masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian masalah dan
ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus disesuaikan dengan
kemampuan. Dalam arti penyelesaian masalah dan ataupun tantangan tersebut
dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada pentahapan perencanaan yang
akan dilakukan.
5. Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang dicantumkan
secara jelas. Tujuan yang dimaksudkandi sini biasanya dibedakan atas dua macam,
yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar, serta tujuan khusus yang
berisikan uraian lebih spesifik.
6. Bersifat mampu kelola
Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola, dalam arti
bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah disesuaikan
dengan sumber daya. Perencanaan yang disusun tidak logis serta tidak runtun, apalagi
yang tidak sesuai dengan sumber daya bukanlah perencanaan yang baik.
D. Dasar-Dasar Membuat Kebijakan Kesehatan
Memahami dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan upaya
mewujudkan nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir dan
bertindak dalam pembangunan kesehatan. Nilai tersebut merupakan landasan dalam
menghayati isu strategis, melaksanakan visi, dan misi sebagai petunjuk pokok
pelaksanaan pembangunan kesehatan secara nasional sebagaimana tercantum dalam
Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat, yang meliputi:
perikemanusiaan, adil dan merata, pemberdayaan dan kemandirian, pengutamaan dan
manfaat.
1. Isu Strategis Pembangunan Kesehatan

8
Banyak masalah kesehatan dapat dideteksi dan diatasi secara dini di tingkat
paling bawah. Jumlah dan mutu tenaga kesehatan belum memenuhi kebutuhan.
Pemanfaatan pembiayaan kesehatan belum terfokus dan sinkron. Hasil sarana
kesehatan bisa dijadikan pendapatan daerah. Masyarakat miskin belum sepenuhnya
terjangkau dalam pelayanan kesehatan. Beban ganda penyakit dapat
menimbulkan masalah lainnya secara fisik, mental dan sosial.
2. Visi Strategis Pembangunan Kesehatan
Dengan memperhatikan isu strategis pembangunan kesehatan tersebut dan juga
dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah, serta berbagai
kecenderungan pembangunan kesehatan ke depan maka ditetapkan visi
pembangunan kesehatan oleh Departemen Kesehatan yaitu Masyarakat Yang Mandiri
Untuk Hidup Sehat.
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di mana
masyarakat Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah dan
mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari
gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan
kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak
mendukung untuk hidup sehat.
3. Misi Strategis Pembangunan Kesehatan
Visi pembangunan kesehatan tersebut kemudian diejawantahkan melalui misi
pembangunan kesehatan, yakni Membuat Rakyat Sehat. Misi kesehatan ini
kemudian dijalankan dengan mengembangkan nilai-nilai dasar dalam pelayanan
kesehatan yaitu berpihak pada rakyat, bertindak cepat dan tepat, kerjasama tim,
integritas yang tinggi, transparansi dan akuntabilitas.
E. Kebijakan Kesehatan Di Indonesia
1. Isu strategis
a. Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum
optimal
b. Sistem perencanaan dan penganggaran departemen kesehatan belum optimal
c. Standar dan pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatan masih kurang memadai

9
d. Dukungan departemen kesehatan untuk melaksanakan pembangunan
kesehatan masih terbatas.
2. Strategi kesehatan di Indonesia
a. Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan
b. Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
c. Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
e. Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan (Indah Qodrunisa,
Makalah Kebijakan Nasional).
F. Proses Perencanaan
Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi
masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi
(pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul
masalah-masalah baru kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas masalah
dan selanjutnya kembali ke siklus semula.
Di bidang kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan
pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Secara terinci, langkah-langkah
perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Perencanaan pada hakekatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah.
Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi
masalah- masalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai
cara antara lain :
a. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada.
b. Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.
c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan
kesehatan.
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya
2. Menetapkan Prioritas Masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang

10
menunggu untuk ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga
dan teknologi maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus
(direncanakan pemecahannya). Untuk itu harus dipilih masalah mana yang "feasible"
untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan
prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni :

1. Teknik Skoring

Yakni memberikan nilai (scor) terhadap masalah tersebut dengan


menggunakan ukuran (parameter) antara lain :

a. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah.

b. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).

c. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate increase).

d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of


unmeet need).

e. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit).

f. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasiblity).

g. Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi


masalah (resources availability), termasuk tenaga kesehatan.

Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila


masalahnya besar diberi 5 paling tinggi dan bila sangat kecil diberi nilai 1.
Kemudian nilai- nilai tersebut dijumlahkan. Masalah yang memperoleh nilai
tertinggi (terbesar) adalah yang diprioritaskan, masalah yang memperoleh nilai
terbesar kedua memperoleh prioritas kedua dan selanjutnya.

2. Teknik Non Skoring

Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi


kelompok, oleh sebab itu juga disebut "nominal group tecnique (NGT)". Ada 2
NGT yakni :

a. Delphi Technique

Yaitu masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang


mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan

11
menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama.

b. Delbeq Technique

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah juga melalui


diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak
sama keahliannya maka sebelumnya dijelaskan dulu sehingga mereka
mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah-masalah yang akan
dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati
bersama.

3. Menetapkan Tujuan

Menetapkan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-


ketetapan tertentu yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut. Penetapan
tujuan yang baik apabila dirumuskan secara konkret dan dapat diukur. Pada
umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Adalah suatu tujuan masih bersifat umum dan masih dapat dijabarkan
ke dalam tujuan-tujuan khusus dan pada umumnya masih abstrak. Contoh :
Meningkatnya status gizi anak balita di kecamatan Cibadak
2. Tujuan Khusus
Adalah tujuan-tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus
merupakan jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan umum yang
ditetapkan akan tercapai apabila tujuan-tujuan khususnya tercapai. Contoh :
Apabila tujuan umum seperti contoh tersebut di atas dijabarkan ke dalam
tujuan khusus menjadi sebagai berikut :
a. Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikkan makanan bergizi kepada
anak balita.
b. Meningkatnya jumlah anak balita yang dittimbang di Posyandu.
c. Meningkatnya jumlah anak yang berat badannya naik, dan sebagainya.

4. Menetapkan Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan


untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya kegiatan

12
mencakup 3 tahap pokok, yakni :

a. Kegiatan pada tahap persiapan, yakni keggiatan-kegiatan yang dilakukan


sebelum kegiatan pokok dilaksanakan, misalnya rapat-rapat koordinasi,
perizinan dan sebagainya.

b. Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni keegiatan pokok program yang


bersangkutan.

c. Kegiatan pada tahap penilaian, yakni keggiatan untuk mengevaluasi seluruh


kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut.
5. Menetapkan Sasaran (Target Group)
Sasaran (target group) adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap
oleh program yang direncanakan tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya
dibagi dua, yakni :
1. Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenai oleh program tersebut.
Misalnya kalau tujuan umumnya : Meningkatkan status gizi anak balita
seperti tersebut di atas maka sasaran langsungnya adalah anak balita.
2. Sasaran tidak langsung adalah kelompok yang menjadi sasaran antara
program tersebut namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.
Misalnya : seperti contoh tersebut di atas, anak balita sebagai sasaran langsung
sedangkan ibu anak balita sebagai sasaran tidak langsung. Ibu anak balita,
khususnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak
sangat menentukan status gizi anak balita tersebut.
6. Waktu
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan
jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam
rangka mencapai tujuan. Oleh sebab itu, waktu dan kegiatan sebenarnya dapat
dijadikan satu dan disajikan dalam bentuk matriks, yang disebut gant chart.
7. Organisasi dan Staf
Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organisasi sekaligus staf atau
personel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau program tersebut.
Disamping itu juga diuraikan tugas (job description) masing-masing staf pelaksana

13
tersebut. Hal ini penting karena masing-masing orang yang terlibat dalam program
tersebut mengetahui dan melaksanakan kewajiban.
8. Rencana Anggaran
Adalah uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan,
mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini
dikelompokkan menjadi :
a. Biaya personalia
b. Biaya operasional
c. Biaya sarana dan fasilitas
d. Biaya penilaian
9. Rencana Evaluasi
Rencana evaluasi sering dilupakan oleh para perencana padahal hal ini sangat
penting. Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan
dilakukan

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan


kesehatan khususnya pada tahap perencanaan kebijakan kesehatan perlu dilakukan
perumusan masalah kebijakan itu sendiri, kemudian merencanakan kebijakan kesehatan
dan menganalisis dasar- dasar dalam membuat kebijakan kesehatan demi terwujudnya
perencanaan kesehatan masyarakat Indonesia yang maksimal.

15
DAFTAR PUSTAKA

A.Yunus (2004). Perencanaan, Implementasi, Dan Evaluasi Kebijakan

(Fungsi-Fungsi Manajemen. Unit Penerbitan Uuniversitas Majalengka.

http://ikma11.weebly.com/uploads/1/2/0/7/12071055/1._analisis_situasi_makal ah.pdf

https://www.academia.edu/35309013/Makalah_Kebijakan_Kesehatan

Nugroho, Riant, 2004. Public Policy, Dinamika Kebijakan -Analisis Kebijakan

–Manajemen Kebijakan. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo - Kelompok


GramediaHlm : 158 -160

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.


ke-2. Jakarta : Rineka Cipta.

Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Hasibuan Malayu SP. 2005. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi
revisi, cetakan 4. Jakarta : Bumi Aksara.

Handayaningrat Soewarno. 1996. Pengantar Study Ilmu Administrasi dan


Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.

16

Anda mungkin juga menyukai