A DENGAN
PENYAKIT HERNIA
DI RUANG PERAWATAN VIP
RSUD KOTA MAKASSAR
OLEH:
ANDI DEA SHAFIRA, S.Kep
14420202066
CI LAHAN CI INSTITUSI
(……………………………..) (……………………….……)
No. RM : 288403
Tanggal : 17 Mei 2021
Tempat : Ruang Perawatan VIP
Dokter PJ : dr. Arwi, Sp.B
I. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A Umur : 25 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : Tana Toraja, 03-03-1996 Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Kristen
Pendidikan Terakhir : S1 Suku : Toraja
Pekerjaan : Mahasiswa Lama Bekerja : -
Alamat : NTI Blok D4/ 6
Nomor Telepon : 08237799xxxx
Tanggal Masuk RS : 16 Mei 2021 Ruangan : Perawatan Bedah
Golongan Darah :O Sumber Info : Keluarga Pasien
2. Penanggung jawab/pengantar
Nama : Tn. Y Umur : 40
Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dgn Pasien : Om
Alamat : Jl. Perintis
Nomor Telepon : 0853xxxxxx
? ? ? ? ? ? ?
? ?
? ?
25 ? ?
Keterangan :
G.I : Kakek dan nenek dari pasien telah meninggal dunia karena faktor usia
G.II : Ayah dan ibu pasien masih hidup dan tidak memiliki penyakit yang
berarti
G.III : Pasien anak ke 2 dari 5 bersaudara dan sementara menjalani perawatan
akibat penyakit hernia inguinalis dextra
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping : Pasien mengatasi masalahnya dengan berdiskusi
dengan keluarganya.
2. Harapan pasien thd penyakitnya : Pasien berharap agar cepat membaik dan dapat
kembali beraktivitas seperti biasanya.
3. Faktor Stressor : Pasien merasa cemas dengan sakit yang dirasakan
4. Konsep diri : Pasien berusaha mematuhi anjuran perawat dan
dokter terhadap perawatan dan pengobatannya
5. Pengetahuan pasien ttg penyakitnya : Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya
6. Adaptasi : Pasien beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya
7. Hubungan dgn anggota keluarga : Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan
keluarganya
8. Hubungan dgn masyarakat : Pasien mempunyai hubungan baik dengan anggota
masyarakat
9. Perhatian thd org lain : Pasien merespon dengan baik orang yang berada
disekitarnya
10. Aktivitas sosial : Pasien aktif dalam kegiatan kemahasiswaan
11. Bahasa yang sering digunakan : Pasien berkomunikasi menggunakan bahasa
bahasa Indonesia
12. Keadaan lingkungan : Keadaan lingkungan pasien bersih
13. Kegiatan keagamaan : Pasien rutin melakukan ibadah di gereja
14. Keyakinan tentang kesehatan : Tuhan yang akan menyembuhkan segala penyakit
VII.PEMERIKSAAN FISIK
Hari
1. Keaadaan umum
BB : 55 Kg
TB : 165 CM
IMT : 20,2 kg/m2 (18,5-24,9 sehat)
Kehilangan BB : Tidak mengalami penurunan BB
Vital sign : N: 84 x/i RR: 20 x/i T: 36,5˚C TD: 110/70 mmHg
Tingat Kesadaran : Composmentis (GCS: 15) E4 V5 M6
Ciri-ciri tubuh : Kulit sawo matang, rambut lurus, mempunyai tahi lalat di bagian
pelipis sebelah kanan
2. Head to toe
a. Kulit/Integumen
Inspeksi : Kulit pasien berwarna sawo matang, lesi tidak ada
Palpasi : Turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan
b. Kepala & rambut
Inspeksi : Kepala pasien berbentuk bulat, simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
lesi, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe, rambut nampak bersih
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan, tidak ada fraktur
c. Kuku
Inspeksi : Bentuk kuku cembung dan pendek, kuku pasien tampak bersih
Palpasi : Capilary refill time kurang dari 2 detik
d. Mata/penglihatan
Inspeksi : Mata pasien simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak ada
dropping dan ptosis, konjungtiva tidak anemis, sklera mata putih,
tidak ada peningkatan tekanan pada bola mata, tidak menggunakan
alat bantu penglihatan
Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan
e. Hidung/penghidung
Inspeksi : Hidung pasien tampak normal, septum normal, tidak ada sekret
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f. Telinga/pendengaran
Inspeksi : Telinga pasien tampak simestris kiri dan kanan, tidak ada luka,
daun telinga tampak bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen, pasien mendengar
dengan baik, tidak ada luka
Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan
g. Mulut & gigi
Inspeksi : Bibir pasien tampak pucat, tidak ada luka, tidak ada karies gigi,
mulut tampak bersih
h. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, tidak ada distensi
vena jugularis
Palpasi : Tidak teraba adanya pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
nyeri tekan
i. Dada
Inspeksi : Bentuk dada normal chest (perbandingan antara anterior,
posterior dan transversal 1:2), pengembangan dada kiri dan kanan simetris, frekuensi
pernapasan normal 20x/i
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris
Perkusi : Suara pekusi sonor
Auskultasi : Suara napas normal
j. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada pelebaran pembuluh darah, tidak ada
pembengkakan pada abdomen, umbilicus tidak menonjol, terdapat luka bekas operasi
±5 cm pada region 7
Auskultasi : Peristaltik usus 6 x/i
Perkusi : terdengar bunyi timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
k. Perineum & genetalia : tidak dilakukan pengkajian (scrotum dibalut kasa)
l. Ekstremitas atas dan bawah: tidak ada kelainan
5 5
5 5
No. Nilai Kekuatan Otot Keterangan
1. 0 (0%) Paralisis, tidak ada kontraksi otot sama sekali
2. 1 (10%) Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot
tetapi tidak ada gerak sama sekali
3. 2 (25%) Dapat menggerakkan anggota gerak tanpa
gravitasi
4. 3 (50%) Dapat menggerakkan anggota gerak untuk
menahan berat (gravitasi)
5. 4 (75%) Dapat menggerakkan sendi dengan aktif dan
melawan-lawan
6. 5 (100%) Kekuatan normal
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Hematologi
Hitung Jenis
4. Terapi Medikasi
a. Perawatan
1) Bedrest
2) Menggunakan infus RL 28 tpm
b. Pengobatan
1) Ringer Laktat 28 tpm/ IV (Cairan obat ini diberikan untuk penderita dehidrasi
yang mengalami gangguan elektrolit di dalam tubuh. Ringer Lakat bekerja
sebagai sumber air dan elektrolit tubuh serta untuk meningkatkan diuresis
(penambah cairan kencing). Obat ini juga memiliki efek alkalis, dimana
ion laktat dimetabolisasi menjadi karbondioksida dan air yang menggunakan
hidrogen kation sehingga menyebabkan turunnya keasaman).
2) Ceftriaxone 2 gr/ drips/ IV (untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri yang terjadi
pada tubuh. Antibiotik ini bekerja dengan cara membunuh bakteri (bakteriosid).
Mekanisme kerja ceftriaxone yaitu menginhibisi sintesis dinding sel bakteri).
3) Ranitidine 25 mg/ 8 jam/ IV (Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk
menangani gejala atau penyakit yang berkaitan dengan produksi asam berlebih di
dalam lambung. Ranitidin bekerja dengan cara mengurangi produksi asam
lambung. Sehingga, asam lambung yang dilepaskan ke dalam sistem pencernaan
Anda menjadi berkurang).
4) Ketorolac 1 amp/ 8 jam/ IV (Ketorolac adalah obat untuk meredakan nyeri dan
peradangan. Ketorolac bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa kimia
yang bisa menyebabkan peradangan dan rasa nyeri).
5. Pengkajian Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
a. Pasien mengatakan nyeri pada a. Ekspresi wajah meringis
I. ANALISA DATA
Nama : Tn. A No. RM : 288403
Umur :25 Tahun Dx Medis : Hernia
Ruang Rawat : Perawatan VIP
Alamat Pasien : NTI Blok D4/ 6
DO:
1. Nyeri Akut
2. Defisit Pengetahuan
3. Risiko Infeksi
II. INTERVENSI
Nama : Tn. A No. RM : 288403
Umur : 25 Tahun Dx Medis : Hernia Scrotalis
Ruang Rawat : Perawatan VIP
Alamat Pasien : NTI
(Tim Pokja PPNI, 2017) (Tim Pokja PPNI, 2019) (Tim Pokja PPNI, 2018)
Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi nafas
dalam (Ibrahim,
Fransisca, & Sari,
2020)
Edukasi
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
Kolaborasi pemberian
antibiotik
III. IMPLEMENTASI
Diagnosa Keperawatan 1: Nyeri Akut
Catatan Implementasi
Catatan Implementasi
IV. EVALUASI
EVALUASI
Nyeri Akut
S: S: S:
Pasien mengatakan Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan nyeri
masih terasa nyeri mulai berkurang mulai berkurang
pada bekas operasi O: O:
O: Ekspresi wajah tidak Ekspresi wajah tidak
Ekspresi wajah terlalu meringis meringis
tampak meringis Skala nyeri 4 Skala nyeri 3
Skala nyeri 5 TTV: 110/70 mmHg TTV
TTV N: 72 x/i TD: 100/70 mmHg
TD: 110/ 70 mmHG A: Masalah belum teratasi N: 74 x/i
N: 80x/i P: Lanjurkan intervensi (1- A: Masalah belum teratasi
A: Masalah belum teratasi 6) P: Lanjurkan intervensi (1-
P: Lanjurkan intervensi 6)
(2, 4, 5, 6, 7)
EVALUASI
Risiko Infeksi
S: S: S:
O: O: O:
Tampak luka pada Tampak luka pada Tampak luka pada
abdomen region 7 abdomen region 7 abdomen region 7
ukuran ±5cm ukuran ±5cm ukuran ±5cm
WBC: 13.7 WBC: 13.7 WBC: 13.7
Nampak tidak ada pus/ Nampak tidak ada pus/ Nampak tidak ada pus/
nanah nanah nanah
Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital
S: 36,5 S: 36,6 S: 36,3℃
A: A:
A: Masalah belum teratasi
Masalah belum teratasi Masalah belum teratasi P:
P: P: Lanjutkan intervensi (1-5)
Lanjutkan intervensi (2, 3, Lanjutkan intervensi (1-5)
4, 5, 6)
EVALUASI
Risiko Infeksi
S: S: S:
O: O: O:
Tampak luka pada Tampak luka pada Tampak luka pada
abdomen region 7 abdomen region 7 abdomen region 7
ukuran ±5cm ukuran ±5cm ukuran ±5cm
WBC: 13.7 WBC: 13.7 WBC: 13.7
Nampak tidak ada pus/ Nampak tidak ada pus/ Nampak tidak ada pus/
nanah nanah nanah
Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital
S: 36,5 S: 36,6 S: 36,3℃
A: A:
Masalah belum teratasi A: Masalah belum teratasi
Masalah belum teratasi P:
P: P: Lanjutkan intervensi (1-5)
Lanjutkan intervensi (2, 3, Lanjutkan intervensi (1-5)
4, 5, 6)
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Fransisca, D., & Sari, N. F. (2020). Perbandingan Teknik Distraksi dan Relaksasi
Terhadap Intensitas Nyeri Perawatan Luka Operasi Di Ruang Bedah. Jurnal Kesehatan
Medika Saintika, 11(2), 290–299. Retrieved from
http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/medika/article/view/777
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta Selatan:
DPP PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta Selatan:
DPP PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (2nd ed.). Jakarta Selatan:
DPP PPNI.