Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A DENGAN
PENYAKIT HERNIA
DI RUANG PERAWATAN VIP
RSUD KOTA MAKASSAR

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


Stase Keperawatan Medikal Bedah II

OLEH:
ANDI DEA SHAFIRA, S.Kep
14420202066

CI LAHAN CI INSTITUSI

(……………………………..) (……………………….……)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FKM UMI

Nama Mahasiswa yang mengkaji: Andi Dea Shafira NIM: 14420202066

No. RM : 288403
Tanggal : 17 Mei 2021
Tempat : Ruang Perawatan VIP
Dokter PJ : dr. Arwi, Sp.B

I. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A Umur : 25 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : Tana Toraja, 03-03-1996 Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Kristen
Pendidikan Terakhir : S1 Suku : Toraja
Pekerjaan : Mahasiswa Lama Bekerja : -
Alamat : NTI Blok D4/ 6
Nomor Telepon : 08237799xxxx
Tanggal Masuk RS : 16 Mei 2021 Ruangan : Perawatan Bedah
Golongan Darah :O Sumber Info : Keluarga Pasien

2. Penanggung jawab/pengantar
Nama : Tn. Y Umur : 40
Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dgn Pasien : Om
Alamat : Jl. Perintis
Nomor Telepon : 0853xxxxxx

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan utama : Nyeri pada daerah post op
2. Riwayat keluhan
P : Hernia (post op)
Q : Nyeri yang dirasakan pasien seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri berpusat pada area operasi (bagian bawah perut, sekitar scrotum)
S : Nyeri pasien berada pada skala 5/ sedang
T : Nyeri yang dirasakan pasien hilang timbul, biasanya nyeri berlangsung ± 5
menit dan nyeri berkurang jika pasien istirahat
3. Alasan masuk RS : Pasien datang ke RS dengan keluhan benjolan pada
scrotum kanan yang dirasakan sejak ± 6 bulan yang lalu, awalnya dapat dimasukkan
kembali namun 1 hari terakhir benjolan tidak dapat dimasukkan. Pasien mengeluh nyeri
perut, disertai mual muntah frekuensi 2 kali.
4. Data Medik
a. Dikirim oleh : UGD
b. Diagnosa Medik
1) Saat masuk : Hernia inguinalis dextra
2) Saat pengkajian : Hernia inguinalis dextra

III. RIWAYAT HOSPITALISASI


1. Riwayat Hospitaliasi
Pasien tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.
2. Riwayat Operasi
Tidak ada riwayat operasi
3. Riwayat Alergi
Tidak ada
4. Riwayat Imunisasi
Lengkap

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

? ? ? ? ? ? ?

? ?

? ?
25 ? ?

Keterangan :
G.I : Kakek dan nenek dari pasien telah meninggal dunia karena faktor usia
G.II : Ayah dan ibu pasien masih hidup dan tidak memiliki penyakit yang
berarti
G.III : Pasien anak ke 2 dari 5 bersaudara dan sementara menjalani perawatan
akibat penyakit hernia inguinalis dextra

V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping : Pasien mengatasi masalahnya dengan berdiskusi
dengan keluarganya.
2. Harapan pasien thd penyakitnya : Pasien berharap agar cepat membaik dan dapat
kembali beraktivitas seperti biasanya.
3. Faktor Stressor : Pasien merasa cemas dengan sakit yang dirasakan
4. Konsep diri : Pasien berusaha mematuhi anjuran perawat dan
dokter terhadap perawatan dan pengobatannya
5. Pengetahuan pasien ttg penyakitnya : Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya
6. Adaptasi : Pasien beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya
7. Hubungan dgn anggota keluarga : Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan
keluarganya
8. Hubungan dgn masyarakat : Pasien mempunyai hubungan baik dengan anggota
masyarakat
9. Perhatian thd org lain : Pasien merespon dengan baik orang yang berada
disekitarnya
10. Aktivitas sosial : Pasien aktif dalam kegiatan kemahasiswaan
11. Bahasa yang sering digunakan : Pasien berkomunikasi menggunakan bahasa
bahasa Indonesia
12. Keadaan lingkungan : Keadaan lingkungan pasien bersih
13. Kegiatan keagamaan : Pasien rutin melakukan ibadah di gereja
14. Keyakinan tentang kesehatan : Tuhan yang akan menyembuhkan segala penyakit

VI. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Makan
Sebelum MRS : makan 3 kali sehari, terdiri dari nasi dan lauk pauk, nafsu makan
baik, tidak ada makanan pantangan, banyak minum 1500-2000 CC, jenis makanan yang
tidak disukai tidak ada.
Setelah MRS : tidak ada perubahan nafsu makan, pasien makan 3 kali sehari.
2. Minum
Sebelum MRS : pasien biasanya minum 6-8 gelas perhari dengan jenis air putih
Setelah MRS : tidak ada perubahan, pasien tetap minum air putih 6-8 gelas
perhari
3. Tidur
Sebelum MRS : pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan tidur, pola tidur
pasien baik, lama tidur pasien 7-8 jam perhari
Setelah MRS : Pasien mengatakan tidak mengalami perubahan pola tidur setelah
masuk RS, pasien tetap tidur 7-8 jam perhari
4. Eleminasi fekal/BAB
Sebelum MRS : pasien mengatakan bab lancar 1-2 kali sehari, konsistensi lunak
Setelah MRS : pasien mengatakan bab 1 kali perhari, konsistensi lunak
5. Eleminasi Urine
Sebelum MRS : pasien mengatakan BAK 6-8 kali/ hari, berwarna kuning jernih,
pasien mengatakan tidak ada keluhan selama BAK
Setelah MRS : pasien menggunakan kateter, output urine pasien ±720 ml/ hari
6. Aktifitas dan latihan
Sebelum MRS : Dapat melakukan aktivitas secara mandiri
Setelah MRS : pasien bedrest, sehingga aktivitas dibantu oleh keluarga
7. Personal Hygiene
Sebelum MRS : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, cuci rambut 2-3 kali
dalam seminggu
Setelah MRS : Selama sakit pasien dibantu keluarga untuk membersihkan diri

VII.PEMERIKSAAN FISIK
Hari
1. Keaadaan umum
BB : 55 Kg
TB : 165 CM
IMT : 20,2 kg/m2 (18,5-24,9 sehat)
Kehilangan BB : Tidak mengalami penurunan BB
Vital sign : N: 84 x/i RR: 20 x/i T: 36,5˚C TD: 110/70 mmHg
Tingat Kesadaran : Composmentis (GCS: 15) E4 V5 M6
Ciri-ciri tubuh : Kulit sawo matang, rambut lurus, mempunyai tahi lalat di bagian
pelipis sebelah kanan
2. Head to toe
a. Kulit/Integumen
Inspeksi : Kulit pasien berwarna sawo matang, lesi tidak ada
Palpasi : Turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan
b. Kepala & rambut
Inspeksi : Kepala pasien berbentuk bulat, simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
lesi, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe, rambut nampak bersih
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan, tidak ada fraktur
c. Kuku
Inspeksi : Bentuk kuku cembung dan pendek, kuku pasien tampak bersih
Palpasi : Capilary refill time kurang dari 2 detik

d. Mata/penglihatan
Inspeksi : Mata pasien simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak ada
dropping dan ptosis, konjungtiva tidak anemis, sklera mata putih,
tidak ada peningkatan tekanan pada bola mata, tidak menggunakan
alat bantu penglihatan
Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan
e. Hidung/penghidung
Inspeksi : Hidung pasien tampak normal, septum normal, tidak ada sekret
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f. Telinga/pendengaran
Inspeksi : Telinga pasien tampak simestris kiri dan kanan, tidak ada luka,
daun telinga tampak bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen, pasien mendengar
dengan baik, tidak ada luka
Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan
g. Mulut & gigi
Inspeksi : Bibir pasien tampak pucat, tidak ada luka, tidak ada karies gigi,
mulut tampak bersih
h. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, tidak ada distensi
vena jugularis
Palpasi : Tidak teraba adanya pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
nyeri tekan
i. Dada
Inspeksi : Bentuk dada normal chest (perbandingan antara anterior,
posterior dan transversal 1:2), pengembangan dada kiri dan kanan simetris, frekuensi
pernapasan normal 20x/i
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris
Perkusi : Suara pekusi sonor
Auskultasi : Suara napas normal
j. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada pelebaran pembuluh darah, tidak ada
pembengkakan pada abdomen, umbilicus tidak menonjol, terdapat luka bekas operasi
±5 cm pada region 7
Auskultasi : Peristaltik usus 6 x/i
Perkusi : terdengar bunyi timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
k. Perineum & genetalia : tidak dilakukan pengkajian (scrotum dibalut kasa)
l. Ekstremitas atas dan bawah: tidak ada kelainan

5 5

5 5
No. Nilai Kekuatan Otot Keterangan
1. 0 (0%) Paralisis, tidak ada kontraksi otot sama sekali
2. 1 (10%) Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot
tetapi tidak ada gerak sama sekali
3. 2 (25%) Dapat menggerakkan anggota gerak tanpa
gravitasi
4. 3 (50%) Dapat menggerakkan anggota gerak untuk
menahan berat (gravitasi)
5. 4 (75%) Dapat menggerakkan sendi dengan aktif dan
melawan-lawan
6. 5 (100%) Kekuatan normal

3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Hematologi

Tes hematologi Hasil Unit Nilai Rujukan


Lengkap
Darah Rutin

Jumlah Leukosit H 13.7 10^3/ µI 4.0-10.0

Jumlah Eritrosit 5.44 10^6/ µL 4.50-6.20

Hemoglobin 16.0 g/ dL 13.0-17.0

Hematokrit 46.3 % 40.0-51.0

MCV 85.1 fL 79.0-92.2

MCH 29.4 Pg 25.6-32.2

MCHC 34.6 g/L 32.2-36.5

Jumlah Trombosit 267 10^3/ µI 150-400

RDW-SD 39.3 fL 37-54

RDW-CV 12.9 fL 10.0-15.0


PDW 10.6 % 10.0-18.0

MPV 9.8 % 9.0-13.0

P-LCR 23.7 % 13.0-43.0

PCT 0.26 % 0.2-0.4

Hitung Jenis

Neutrofil H 87.1 % 50-70

Limfosit L 6.3 % 20-40

Monosit 5.2 % 2-8

Eosinofil 1.3 % 0-4

Basofil 0.1 % 0-1

4. Terapi Medikasi
a. Perawatan
1) Bedrest
2) Menggunakan infus RL 28 tpm
b. Pengobatan
1) Ringer Laktat 28 tpm/ IV (Cairan obat ini diberikan untuk penderita dehidrasi
yang mengalami gangguan elektrolit di dalam tubuh. Ringer Lakat bekerja
sebagai sumber air dan elektrolit tubuh serta untuk meningkatkan diuresis
(penambah cairan kencing). Obat ini juga memiliki efek alkalis, dimana
ion laktat dimetabolisasi menjadi karbondioksida dan air yang menggunakan
hidrogen kation sehingga menyebabkan turunnya keasaman).
2) Ceftriaxone 2 gr/ drips/ IV (untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri yang terjadi
pada tubuh. Antibiotik ini bekerja dengan cara membunuh bakteri (bakteriosid).
Mekanisme kerja ceftriaxone yaitu menginhibisi sintesis dinding sel bakteri).
3) Ranitidine 25 mg/ 8 jam/ IV (Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk
menangani gejala atau penyakit yang berkaitan dengan produksi asam berlebih di
dalam lambung. Ranitidin bekerja dengan cara mengurangi produksi asam
lambung. Sehingga, asam lambung yang dilepaskan ke dalam sistem pencernaan
Anda menjadi berkurang).
4) Ketorolac 1 amp/ 8 jam/ IV (Ketorolac adalah obat untuk meredakan nyeri dan
peradangan. Ketorolac bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa kimia
yang bisa menyebabkan peradangan dan rasa nyeri).
5. Pengkajian Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
a. Pasien mengatakan nyeri pada a. Ekspresi wajah meringis

area operasi seperti tertusuk- b. Terdapat luka atau insisi bedah

tusuk pada bagian bawah perut, pada daerah post op bagian

sekitar scrotum kuadran kanan bawah

b. Pasien mengatakan tidak c. Pasien keliru terhadap

mengetahui tentang penyakitnya penyakitnya


PROSES KEPERAWATAN

I. ANALISA DATA
Nama : Tn. A No. RM : 288403
Umur :25 Tahun Dx Medis : Hernia
Ruang Rawat : Perawatan VIP
Alamat Pasien : NTI Blok D4/ 6

No DATA FOKUS PROBLEM


1. DS: Nyeri Akut

 Pasien mengeluh nyeri pada area operasi


seperti tertusuk-tusuk pada bagian bawah
perut, sekitar scrotum

 Terdapat luka atau insisi bedah pada


daerah post op bagian kuadran kanan
bawah
DO:

 Ekspresi wajah meringis

2. DS: Defisit Pengetahuan

 Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang


penyakitnya

DO:

 Pasien keliru terhadap penyakitnya

3. Faktor Risiko: Risiko Infeksi

Efek Prosedur Invasif


PRIORITAS DIAGNOSIS

1. Nyeri Akut
2. Defisit Pengetahuan
3. Risiko Infeksi
II. INTERVENSI
Nama : Tn. A No. RM : 288403
Umur : 25 Tahun Dx Medis : Hernia Scrotalis
Ruang Rawat : Perawatan VIP
Alamat Pasien : NTI

No. Diagnosis Keperawatan Outcome Intervensi

(Tim Pokja PPNI, 2017) (Tim Pokja PPNI, 2019) (Tim Pokja PPNI, 2018)

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri

DS: tindakan keperawatan Observasi:


selama 3 X 24 jam, nyeri  Identifikasi lokasi,
 Pasien mengeluh nyeri
teratasi dengan kriteria: karakteristik, durasi,
pada area operasi
seperti tertusuk-tusuk 1. Pasien tidak mengeluh frekuensi, kualitas,
pada bagian bawah nyeri intensitas nyeri
perut, sekitar scrotum
2. Ekspresi wajah tidak  Identifikasi skala nyeri
DO: meringis  Identifikasi faktor
 Ekspresi wajah yang memperberat dan
meringis memperingan nyeri
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik:

 Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi nafas
dalam (Ibrahim,
Fransisca, & Sari,
2020)
Edukasi

 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kontrol lingkungan
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
analgetik

2. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan

DS: tindakan keperawtaan 3 x Observasi


24 jam, diharapkan  Identifikasi kesiapan
 Pasien mengatakan
tingkat pengetahuan dan kemampuan
tidak mengetahui
tentang penyakitnya membaik dengan kriteria menerima informasi
hasil: Teraupetik
DO:
1. Pasien mengetahui  Berikan kesempatan
 Pasien keliru terhadap
penyakitya untuk bertanya
penyakitnya
2. Pasien tidak salah Edukasi
persepsi terhadap  Jelaskan faktor resiko
masalah yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3. Resiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi

Faktor resiko: perawatan selama 2 x 24 Observasi:


jam, infeksi tidak terjadi
Efek prosedur invasif  Monitor tanda gejala
dan faktor risiko hilang infeksi lokal dan
dengan kriteria hasil: sistemik
Terapeutik
1. Tidak tampak luka
pada telapak kaki kiri  Berikan perawatan
kulit pada daerah
2. WBC normal: 4.0- edema
10.0  Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
3. PCT normal: 0.2-0.4 dengan pasien dan
4. suhu normal 36. ℃ lingkungan pasien
Edukasi

 Jelaskan tanda dan


gejala infeksi
 Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
antibiotik
III. IMPLEMENTASI
Diagnosa Keperawatan 1: Nyeri Akut

Catatan Implementasi

Hari 1 Hari 2 Hari 3

Selasa, 4 Mei 2021 Rabu, 5 Mei 2021 Kamis, 6 Mei 2021

1. Mengidentifikasi lokasi, 1. Mengidentifikasi skala 1. Mengidentifikasi skala


karakteristik, durasi, nyeri nyeri
frekuensi, kualitas, Hasil: skala nyeri 4 Hasil: skala nyeri 3
intensitas nyeri 2. Identifikasi faktor yang 2. Identifikasi faktor yang
Hasil: memperberat dan memperberat dan
Lokasi: abdomen region memperingan nyeri memperingan nyeri
7 Hasil: jika aktivitas Hasil: jika aktivitas
Karakteristik: seperi Peringan: jika bed rest Peringan: jika bed rest
tertusuk-tusuk 3. Monitor efek samping 3. Monitor efek samping
Durasi: ±5 meni penggunaan analgetik penggunaan analgetik
2. Mendentifikasi skala Hasil: tidak ada keluhan Hasil: tidak ada keluhan
nyeri 4. Memberikan teknik 4. Memberikan teknik
Hasil: skala nyeri 5 nonfarmakologi untuk nonfarmakologi untuk
3. Identifikasi faktor yang mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri
memperberat dan (teknik relaksasi nafas (teknik relaksasi nafas
memperingan nyeri dalam (Ibrahim et al., dalam (Ibrahim et al.,
Hasil: jika aktivitas 2020) 2020)
Peringan: jika bed rest 5. Mengontrol lingkungan 5. Mengontrol lingkungan
4. Monitor efek samping 6. Memberikan obat 6. Memberikan obat
penggunaan analgetik ketorolac dan ranitidine ketorolac dan ranitidine
Hasil: tidak ada keluhan (untuk pencegahan efek (untuk pencegahan efek
5. Memberikan teknik samping analgesik) samping analgesik)
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi nafas
dalam (Ibrahim et al.,
2020)
6. Mengontrol lingkungan
7. Memberikan obat
ketorolac (analgesik) dan
ranitidine (untuk
pencegahan efek samping
analgesik)

Diagnosa Keperawatan 2: Risiko Infeksi

Catatan Implementasi

Hari 1 Hari 2 Hari 3

Selasa, 20 April 2021 Rabu, 21 April 2021 Kamis, 22 April 2021

1. Memonitor tanda gejala 1. Memonitor tanda gejala 1. Memonitor tanda


infeksi lokal dan sistemik infeksi lokal dan gejala infeksi lokal dan
Hasil: sistemik sistemik
Infeksi lokal: kulit Hasil: Hasil:
disekitar luka kemerahan, Infeksi lokal: kulit Infeksi lokal: kulit
luka terasa nyeri setelah disekitar luka disekitar luka
beberapa hari, bagian kemerahan, luka terasa kemerahan, luka terasa
yang terluka membengkak nyeri setelah beberapa nyeri setelah beberapa
setelah beberapa hari. hari, bagian yang hari, bagian yang
Sistemik: pasien merasa terluka membengkak terluka membengkak
badan tidak enak, tidak setelah beberapa hari. setelah beberapa hari.
ada demam, mual muntah Sistemik: pasien Sistemik: pasien
tidak ada, suhu tubuh merasa badan tidak merasa badan tidak
pasien 36,5°C. enak, tidak ada demam, enak, tidak ada
2. Memberikan perawatan mual muntah tidak ada, demam , mual muntah
kulit pada daerah edema suhu tubuh pasien tidak ada, suhu tubuh
3. Mencuci tangan sebelum 36,6°C. pasien 36,3°C.
dan sesudah kontak 2. Memberikan perawatan 2. Memberikan perawatan
dengan pasien dan kulit pada daerah kulit pada daerah
lingkungan pasien edema edema
4. Menjelaskan tanda dan 3. Mencuci tangan 3. Mencuci tangan
gejala infeksi sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah
5. Menganjurkan kontak dengan pasien kontak dengan pasien
meningkatkan asupan dan lingkungan pasien dan lingkungan pasien
cairan 4. Menjelaskan tanda dan 4. Menjelaskan tanda dan
6. Memberikan antibiotik gejala infeksi gejala infeksi
(ceftriaxon) 5. Menganjurkan 5. Menganjurkan
meningkatkan asupan meningkatkan asupan
cairan cairan
6. Memberikan antibiotik Memberikan antibiotik
(ceftriaxon) (ceftriaxon)

IV. EVALUASI

EVALUASI
Nyeri Akut

Hari 1 Hari 2 Hari 3

Selasa, 4 Mei 2021 Rabu, 5 Mei2021 Kamis, 6 Mei 2021

S: S: S:
 Pasien mengatakan  Pasien mengatakan nyeri  Pasien mengatakan nyeri
masih terasa nyeri mulai berkurang mulai berkurang
pada bekas operasi O: O:
O:  Ekspresi wajah tidak  Ekspresi wajah tidak
 Ekspresi wajah terlalu meringis meringis
tampak meringis  Skala nyeri 4  Skala nyeri 3
 Skala nyeri 5  TTV: 110/70 mmHg  TTV
 TTV N: 72 x/i TD: 100/70 mmHg
TD: 110/ 70 mmHG A: Masalah belum teratasi N: 74 x/i
N: 80x/i P: Lanjurkan intervensi (1- A: Masalah belum teratasi
A: Masalah belum teratasi 6) P: Lanjurkan intervensi (1-
P: Lanjurkan intervensi 6)
(2, 4, 5, 6, 7)

EVALUASI
Risiko Infeksi

Hari 1 Hari 2 Hari 3


Selasa, 4 april 2021 Rabu, 5 april 2021 Kamis, 6 april 2021

S: S: S:
O: O: O:
 Tampak luka pada  Tampak luka pada  Tampak luka pada
abdomen region 7 abdomen region 7 abdomen region 7
ukuran ±5cm ukuran ±5cm ukuran ±5cm
 WBC: 13.7  WBC: 13.7  WBC: 13.7
 Nampak tidak ada pus/  Nampak tidak ada pus/  Nampak tidak ada pus/
nanah nanah nanah
 Tanda-tanda vital  Tanda-tanda vital  Tanda-tanda vital
S: 36,5 S: 36,6 S: 36,3℃
A: A:
A: Masalah belum teratasi
Masalah belum teratasi Masalah belum teratasi P:
P: P: Lanjutkan intervensi (1-5)
Lanjutkan intervensi (2, 3, Lanjutkan intervensi (1-5)
4, 5, 6)

EVALUASI
Risiko Infeksi

Hari 1 Hari 2 Hari 3

Selasa, 4 april 2021 Rabu, 5 april 2021 Kamis, 6 april 2021

S: S: S:
O: O: O:
 Tampak luka pada  Tampak luka pada  Tampak luka pada
abdomen region 7 abdomen region 7 abdomen region 7
ukuran ±5cm ukuran ±5cm ukuran ±5cm
 WBC: 13.7  WBC: 13.7  WBC: 13.7
 Nampak tidak ada pus/  Nampak tidak ada pus/  Nampak tidak ada pus/
nanah nanah nanah
 Tanda-tanda vital  Tanda-tanda vital  Tanda-tanda vital
S: 36,5 S: 36,6 S: 36,3℃
A: A:
Masalah belum teratasi A: Masalah belum teratasi
Masalah belum teratasi P:
P: P: Lanjutkan intervensi (1-5)
Lanjutkan intervensi (2, 3, Lanjutkan intervensi (1-5)
4, 5, 6)

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Fransisca, D., & Sari, N. F. (2020). Perbandingan Teknik Distraksi dan Relaksasi
Terhadap Intensitas Nyeri Perawatan Luka Operasi Di Ruang Bedah. Jurnal Kesehatan
Medika Saintika, 11(2), 290–299. Retrieved from
http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/medika/article/view/777
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta Selatan:
DPP PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta Selatan:
DPP PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (2nd ed.). Jakarta Selatan:
DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai