DOSEN KOORDINATOR
Ns. Winarianti, S.Kep.
DISUSUN OLEH :
ATRASINA AZYYATI
NIM. I4051201012
An. D berusia 5 tahun mengalami demam, gigil, myalgia, lemah, batuk, takikardia, takipneu,
retraksi dan crackles di kedua paru setelah menghadiri acara pernikahan. Pasien dibawa ke
rumah sakit Taleghani di kota Chalus, Iran. An. D tidak memiliki riwayat penyakit yang
mendasari gejala tersebut. Bibi dan neneknya terinfeksi COVID-19. Dari hasil pemeriksaan
fisik kardiovaskuler, abdomen, dan neurologis, didapatkan hasil normal. Terdapat peningkatan
protein C-reactive (CRP) dan rasio sedimentasi eritrosit (ESR) pada pasien, dan hasil RT-PCR
Ketika hari pertama masuk rumah sakit, pemeriksaan radiografi dada menunjukkan hasil
abnormal dengan tampak bayangan udara. Dalam pemeriksaan high resolution computed
tomography (HRCT), ditemukan hasil konsolidasi paru di mana paru tampak putih atau
berawan dan terdapat bercak (patch) serta halo sign yang menandakan terdapat nodul di paru.
perlahan menghilang.
A. Komunikasi Efektif
Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi
alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan
karena perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama pasien. Dalam setiap
informasi yang berarti. Hal ini dapat terjadi antara komunikan dengan komunikator
yaitu perawat dengan pasien. Komunikasi memerlukan pengirim, pesan, dan penerima
pesan yang dituju, meskipun terkadang penerima tidak perlu hadir, namun tetap
memahami pesan dari pengirim. Lebih luas lagi praktek komunikasi dalam
dalam kolaborasi yang dilakukan perawat dengan tenaga kesehatan lainnya, dan juga
berpengaruh pada kepuasan klien dan keluarga. Komunikasi memegang peranan yang
cukup penting dalam hubungannya dengan upaya peningkatan kualitas layanan bagi
komunikasi yang efektif, yaitu antara lain: Sensitivitas kepada penerima komunikasi,
kesadaran dan pengertian terhadap makna simbolis, penentuan waktu yang tepat dan
Bayi, anak, dan remaja adalah kelompok usia yang mempunyai karakteristik khusus
dalam berkomunikasi. Bayi atau anak yang kemampuan bicaranya belum berkembang,
melakukan komunikasi dengan orang di sekitarnya dengan cara menangis, mengoceh,
tergambar dalam ekspresi wajah, serta menangis atau menyembunyikan wajah. Pada
verbal maupun nonverbal. Pada remaja, komunikasinya sudah berkembang dengan baik
sehingga diperlukan penjelasan yang logis dan rasional saat berbicara dengan mereka.
Komunikasi interpersonal yang efektif dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna
mengenai suatu pesan yang disampaikan komunikator dan diterima oleh komunikan.
yang dilakukan antara perawat dengan pasien dilakukan dengan saling pengertian.
dengan orang lain. Hubungan terapeutik antara perawat klien adalah hubungan kerja
sama yang ditandai dengan tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman
komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar ketika
perawat dan klien saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah membantu mengatasi masalah klien untuk
mengurangi beban perasaan dan pikiran, membantu mengambil tindakan yang efektif
yaitu:
a) Prainteraksi
Prainteraksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi
dengan pasien. Perawat diharapkan tidak memiliki prasangka buruk kepada pasien,
b) Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh perawat terhadap
pasiennya yang baru memasuki rumah sakit. Pada tahap ini, perawat dan pasien
dan lain-lain.
c) Orientasi
pasien berada di rumah sakit. Tujuan tahap orientasi adalah memeriksa keadaan
pasien, memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan
d) Tahap Kerja
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat dengan pasien yang terkait erat
e) Tahap Terminasi
Terminasi merupakan tahap akhir dalam komunikasi interpersonal dan akhir dari
pertemuan antara perawat dengan pasien. Dalam tahap akhir ini, pasien sudah
dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit, hendaknya perawat tetap
dengan baik.
layanan kesehatan juga termasuk keperawatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi
perangkat lunak saat ini sudah banyak dikembangkan untuk menunjang kegiatan/kerja
di berbagai bidang dalam hal ini sistem informasi kesehatan. Sistem informasi
kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola
I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : An. D
Agama :-
1. Ayah
Nama : Tn. E
Usia : 45 tahun
Agama :-
2. Ibu
Nama : Ny. F
Usia : 40 tahun
Agama :-
2.
3.
Saat dikaji, keluarga mengatakan anaknya mengalami panas kurang lebih 5 hari
Genogram 3 Generasi
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
Kesimpulan :
1. BCG 2 bulan
4. CAMPAK 9 bulan
5. HEPATITIS 0 bulan
1. Berguling : 5 bulan
2. Duduk : 7 bulan
3. Merangkak : 8 bulan
4. Berdiri : 13 bulan
5. Berjalan : 14 bulan
V. RIWAYAT NUTRISI
A. Pemberian Asi
D. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai pada nutrisi saat ini
Tidak terkaji
Tidak terkaji
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat sakit
disukai
makan
B. Cairan
pembuangan
BAK
pembuangan
D. Istirahat Tidur
- Jam Tidur
tidur
olahraga
F. Personal Hygiene
- Mandi
- Cuci Rambut
- Gunting Kuku
- Gosok gigi
hari
harian
bantu aktifitas
pergerakan tubuh
H. Rekreasi
sekolah
rekreasi
keluarga
X. PEMERIKSAAN FISIK
2. Tanda-tanda vital
- Suhu : 39 C
3. Antropometri
4. Sistem Pernafasan
An. D mengalami takipneu, retraksi dan crackles di kedua paru. Hasil radiografi
5. Sistem Kardiovaskuler
6. Sistem Pencernaan
8. Sistem Indra
9. Sistem Syaraf
Tidak terkaji
(HRCT), ditemukan hasil konsolidasi paru di mana paru tampak putih atau
berawan dan terdapat bercak (patch) serta halo sign yang menandakan terdapat
nodul di paru
DATA FOKUS
DS: DO:
COVID-19
ANALISA DATA
mengatakan ia
c. Klien mengatakan ia
terdapat kontak
Hiperventilasi
dengan keluarganya
yang terinfeksi
Retraksi dada
COVID-19
DO:
a. SPO2 : 67%
Ketidakefektifan Pola
b. Retraksi paru, suara Napas
crackles saat
dilakukan
pemeriksaan fisik
c. Suhu: 39 C
permenit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
paru
RENCANA KEPERAWATAN
penunjang
28/10 1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan 3 x Manajemen Jalan Napas Untuk membuka jalan
napas berhubungan 24 jam masalah teratasi dengan Buka jalan napas dengan chin-lift napas pasien
menyedot lendir
Motivasi pasien untuk bernapas
tambahan
dilembabkan
mengoptimalkan keseimbangan
cairan
napas
oksigenasi
Bantuan Ventilasi
dispneu
dengan tepat
bernapas
pada oksigenasi
bagi anak-anak
tambahan
perhari
oksigenasi
gas
Ajarkan teknik pernapasan yang
tepat
tepat
CATATAN TINDAKAN
sebagaimana mestinya
sebagaimana mestinya
batuk
keseimbangan cairan
Bantuan Ventilasi
sesuai
ditentukan
hipoventilasi
CATATAN PERKEMBANGAN
S:
sesak
O:
A:
P:
Lanjutkan intervensi
E. Etik keperawatan
Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan orang
tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan pelayanan
kesehatan dan bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan keluarga terutama dalam
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan
berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk
harus mempunyai suara untuk didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif
paling mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu perawat harus
adalah mampu :
praktek keperawatan.
secara logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri, dan
perawat haruslah bisa menghormati dan menghargai kemandirian ini. Salah satu
Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan ilmu
tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung. Hal tersebut merupakan
adalah suatu kebaikan, namun menjaga resiko serangan jantung adalah prioritas
Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat keperawatan
berlaku. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru
masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka
klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena)
prinsi beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi
nonmaleficince.
Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai
macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan
alasan tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter
harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran
Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan
Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan
pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area
Accountability (Akuntabilitasi)
dapat dinilai dalam kondisi tanpa terkecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesama teman sejawat, karyawan, dan
masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat
digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif,
Bekerjasama merupakan suatu cara mengerjakan suatu pekerjaan dengan orang lain
dengan cara membagi kerja dan saling membantu untuk mencapai target menyelesaikan
suatu pekerjaan dan mencapai tujuan tertentu. Dengan bekerjasama maka sebagian
besar tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan tersebut dapat diselesaikan bersama
bekerjasama dalam tim work akan bervariasi tergantung jenis pekerjaan dan target yang
akan dicapai baik oleh institusi/ kelompok kerja tertentu. Latihan kerjasama ini
dimaksudkan agar mahasiswa mampu menerapkan konsep bekerjasama yang baik dan
saling menguntungkan bagi diri sendiri karena akan menambah kematangan seseorang
dan pengalaman dalam mengatasi kesulitan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan
Patient-centered Care
Prinsip ini lebih mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien. Pasien dan
kebutuhan dari pasien seperti perawat yang berkolaborasi dengan dokter untuk
menentukan terapi apa yang akan diberikan kepada pasien untuk mengobati penyakit
Kepercayaan dan berperilaku sesuai dengan kode etik dan menghargai satu sama
lain. Prinsip ini bertujuan agar selama melaksanakan kolaborasi perawat dan tim
medis lainnya dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik dan dapat
menghargai satu sama lain sehinggah terciptalah kolaborasi yang tepat sehingga
Pemimpin yang baik dalam pengambilan keputusan terutama dalam kasus yang
bersifat darurat. Ketika perawat dihadapkan pada suatu keadaan darurat perawat
harus berkolaborasi dengan tim medis lain khususnya dokter dalam pemecahan
masing. Prinsip ini mendorong agar perawat dan tim medis lain dapat melakukan
tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mempercayai tim medis lainnya
G. Pola kritis
Pada kasus, terdapat data-data seperti hasil pemeriksaan tanda vital pasien yang
dituliskan. Pencatatan atau dokumentasi data umum pasien sangat diperlukan untuk
klien dan respon klien terhadap masalah/dignosis keperawatan yang berpengaruh pada
layanan keperawatan yang diberikan, menyusun informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber kedalam sumber yang bersifat umum sehingga pola kesehatan klien dapat
yang berguna untuk memberikan referensi dalam mengukur perubahan kondisi klien,
mengidentifikasi karakteristik unik dari situasi klien dan responnya yang berpengaruh
pada perencanan keperawatan dan tindakan keperawatan, menyajikan data yang cukup
bagi kebutuhan klien untuk tindakan keperawatan dan menjadi dasar bagi pencatatan
H. Advokasi
perlindungan terhadap pasien, keluarga pasien, dan orang – orang disekitar pasien. Hal
ini didukung dengan hasil penelitian Umasugi bahwa perawat sebagai pelindung,
perawat mampu mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman dan mengambil
tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan dari hasil
pengobatan, contohnya mencegah terjadinya alergi terhadap efek pengobatan dengan
memastikan bahwa pasien tidak memiliki riwayat alergi. Salah satu untuk mencegah
terjadinya hal – hal yang merugikan pasien perawat harus saling berkoordinasi dengan
adanya standar komunikasi yang efektif dan terintegrasi dalam kegiatan timbang terima