1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan pada
anak dengan malaria.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan oleh penulis pada anak dengan malaria adalah sebagai
berikut :
1. Untuk masyarakat : sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan
kesehatan
2. Untuk Mahasiswa : di harapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan
pembanding tugas serupa.
3. Untuk Insatansi : agar tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
4. Untuk tenaga kesehatan : makalh ini bisa di jadikan bahan acuan untuk
melakuakan tindakan asuhan keperawatan pada kasus yang serupa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
g. Sosial ekonomi
Faktor social ekonomi sangat berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
mencukupi kebutuhan dasarnya seperti : sandang, pangan dan papan. Semakin
tinggi sosisla ekonomi seseorang semakin mudah pula seseorang mencukupi
segala kebutuhan hidupnya termasuk di dalamnya kebutuhan akan pelayanan
kesehatan, makanan yang bergizi serta tempat tinggal yang layak dan lain-lain .
Menurut Biro Pusat Statistik, semakain tinggi status social ekonomi seseorang
maka pengeluaran cenderung bergeser dari bahan makanan ke bahan non
makanan. Jadi faktor social ekonomi seperti kemiskinan, harga barang yang tinggi,
pendapatan keluarga rendah, dan produksi makanan rendah merupakan resiko
untuk terjangkitnya malaria (Wirjatmadi B., 1985).
h. Immunitas
Immunitas ini merupakan suatu pertahanan tubuh. Masyarakat yang tinggal di
daerah endemis malaria biasanya mempunyai imunitas yang alami sehingga
mempunyai pertahanan alam terhadap infeksi malaria.
7. Patofisiologi
Pasien malaria biasanya memperoleh infeksi di daerah endemik melalui
gigitan nyamuk. Vektor, spesies nyamuk Anopheles, melewati plasmodia, yang
terkandung dalam air liur masuk ke dalam tubuh manusia saat nyamuk tersebut
menghisap darah
Hasil infeksi tergantung pada imunitas host. Individu dengan kekebalan dapat
secara spontan menghapus parasit. Pada mereka yang tidak memiliki kekebalan,
parasit, memperluas infeksi. Sejumlah kecil parasit menjadi gametocytes, yang
mengalami reproduks, seksual ketika diisap oleh nyamuk. Hal ini dapat berkembang
menjadi infeksi sporozoites. yang terus berkembang menjadi siklus transmisi baru
setelah menggigit ke dalam host baru. Secara garis besar semua jenis plasmodium
memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia dan
sebagian di tubuh nyamuk.
Kondisi masuknya sporozit ke dalam tubuh manusia, maka akan terjadi siklus
malaria yang terdiri atas siklus eksoeritrosit, siklus eritrosit, dan siklus sporogonik
(CDC, 2009).
a. Siklus eksoeritrosit.
Siklus ini terjadi di dalam tubuh manusia dan terjadi di dalam hati. Penularan
terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan
ludahnya memasukkan sporozoit ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya
bermukim pada sel hepatosit di parenkim hati. Parasit tumbuh dan mengalami
pembelahan. Setelah 6-9 hari skizon menjadi dewasa dan pecah dengan melepaskan
beribu-ribu merozoit. Sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan
berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain,
antara lain limpa atau diam di hati. Dalam waktu 48-72 jam, sel-sel darah merah
pecah dan merozoit yang dilepaskan dapat memasuki siklus dimulai kembali.
b. Siklus eritrosit.
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit
membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizonmerozoit. Setelah 2-3
generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa
antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa
prapaten, sedangkan masa tunas dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan
hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.
c. Siklus sporogonik.
Siklus ini terjadi di dalam tubuh nyamuk (sporogoni). Setelah beberapa siklus,
sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk-bentuk
seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak akan berkembang lalu mati bila tidak
diisap oleh Anopheles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari
gametosit jantan dan betina menjadi zigot, yang kemudian melakukan penetrasi pada
dinding lambung dan berkembang menjadi okista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit
kecil akan memasuki kelenjar ludah nyamuk.
Di dalam vaskular, protozoa bereplikasi di dalam sel dan menginduksi sitolisis
sel darah merah menyebabkan pelepasan produk metabolik toksik ke dalam aliran
darah dan memberikan gejala, seperti menggigil, sakit kepala, mialgia, dan malaise.
Kondisi ini terjadi dalam siklus eritrosit. Parasit juga dapat menyebabkan ikterus dan
anemia. Plasmodium. falciparum merupakan jenis yang paling berbahaya dari lima
spesies plasmodium karena dapat menyebabkan gagal ginjal, koma, dan kematian.
Kematian akibat malaria dapat dicegah. jika perawatan yang tepat dicari dan
diimplementasikan.
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat menghasilkan bentuk yang
tidak aktif tetapi masih tetap ada dalam hati orang yang terinfeksi dan muncul di lain
waktu.
Parasit memperoleh energi mereka semata-mata dari glukosa dan mereka
mencernanya 70 kali lebih cepat dari sel darah merah yang mereka tempati sehingga
menyebabkan insufisiensi insulin (Gambar 2.2) yang akan memberikan manifestasi
penurunan intake glukosa jaringan. Kondisi ini akan memberikan dampak terhadap
hipoglikemia intrasel dan ekstrasel.
4. Implementasi
Sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
Hasil yang di harapkan pada asuhan keperawatan pada anak dengan malaria
meliputi :
a) Penurunan suhu tubuh
b) Terpenuhinya perfusi jaringan
c) Tidak terjadi gangguan elektrolit
d) Terpenuhinya kebutuhan nutrisi
e) Tidak terjadi infeksi
f) Tidak mengeluh nyeri dan peningkatan perasaan nyaman
g) Kecemasan berkurang atau teradaptasi
h) Terpenuhinya kebutuhan pengetahuan individu.
A. Kesimpulan
Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang menginvasi sistem hematologi
melalui vektor nyamuk yang terinfeksi protozoa plasmodium. (Arif Muttaqin, dkk,
2011)
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan
splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh
suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur
nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
Terdapat lima spesies paling umum yang memberikan pengaruh cedera
terhadap manusia (fernandez, 2009), yaitu sebagai berikut.
1. Plasmodium Falcifarum
2. Plasmodium Vivax
3. Plasmodium Ovale
4. Plasmodium Malariae
5. Plasmodium Knowlesi
Plasmodium Knowlesi, baru-baru ini di identifikasi di Asia tenggara sebagai patogen
bermakna secara klinis pada amanusia (Cox-Singh, 2008) (Arif Muttaqin, dkk, 2011).
Sesuai dengan penyebab malaria di bedakan berdasarkan jenis
plasmodiumnya. (Arif Muttaqin, dkk, 2011)
Pasien malaria biasanya memperoleh infeksi di daerah endemik melalui
gigitan nyamuk. Vektor, spesies nyamuk Anopheles, melewati plasmodia, yang
terkandung dalam air liur masuk ke dalam tubuh manusia saat nyamuk tersebut
menghisap darah.
Hasil infeksi tergantung pada imunitas host. Individu dengan kekebalan dapat
secara spontan menghapus parasit. Pada mereka yang tidak memiliki kekebalan,
parasit, memperluas infeksi. Sejumlah kecil parasit menjadi gametocytes, yang
mengalami reproduks, seksual ketika diisap oleh nyamuk. Hal ini dapat berkembang
menjadi infeksi sporozoites. yang terus berkembang menjadi siklus transmisi baru
setelah menggigit ke dalam host baru. Secara garis besar semua jenis plasmodium
memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia dan sebagian
di tubuh nyamuk.
B. Saran
Diharapkan oleh penulis adalah penulis lebih memahami prosester jadinya
penyakit malaria pada anak, penyebab, klasifikasi, tanda dan gejala sampai
pengobatan yang tepat sesuai dengan keadaan penyakit klien dan rasional sesuai
dengan fakta yang ada. Selain itu diharapkan dengan adanya makalah ini dapat
membantu teman-teman dalam mengenal dan memahami penyakit malaria secara
menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA