(Gagal Jantung)
A. Pengertian
sindroma klinis berupa dispneu (sesak nafas), dilatasi vena dan edema yang
diakibatkan oleh adanya kelainan struktur atau fungsi jantung (Sudoyo, 2006).
Price, 1995).
B. Etiologi
a. Miokarditis
b. Infark miokard
c. Aritmia
d. Obat-obatan
a. Insufisiensi aorta
b. Insufisiensi mitral
c. Tranfusi yang berlebihan
d. Hipervolemia sekunder
e. Stenosis aorta
a. Stenosis mitral
b. Stenosis trikuspid
c. Tamponade jantung
d. Perikarditis
a. Anemia
b. Hipertiroidisme
c. Demam
d. Beri-beri
C. Klasifikasi
D. Prevalensi
Eropa, tiap tahun terjadi 1,3 kasus per 1000 penduduk yang berusia 25 tahun.
gagal jantung terjadi 90% sebelum umur 1 tahun, sedangkan sisanya terjadi
Perlu diketahui, bahwa dekompensasi kordis pada bayi dan anak memiliki
1. Sebagian besar penyebab gagal jantung pada bayi dan anak dapat diobati
(potentially curable).
4. Lebih mudah diatasi dan mempunyai prognosis yang lebih baik daripada
Sementara itu, menurut Aulia Sani, penyakit gagal jantung meningkat dari
tahun ke tahun. Diperkirakan hampir lima persen dari pasien yang dirawat di
rumah sakit, 4,7% wanita dan 5,1% laki-laki. Insiden gagal jantung dalam
peningkatan kasus dari penyakit gagal jantung ini pada tahun 1997 adalah 248
kasus, kemudian melaju dengan pesat hingga mencapai puncak pada tahun
2000 dengan 532 kasus (Rokhaeni dkk., 2001). Karena itulah, penanganan
E. Prognosis
Pada sebagian kecil pasien, gagal jantung yang berat terjadi pada
atresia aorta, koarktasio aorta atau anomali total drainase vena pulmonalis
Kegagalan untuk melakukan operasi pada golongan pasien ini hampir selalu
kurang berat, pendekatan awal adalah dengan terapi medis adekuat, bila ini
terlihat menolong maka dapat diteruskan sambil menunggu saat yang bik
untuk koreksi bedah. Pada pasien penyakit jantung rematik yang berat yang
dengan segera. Hal ini disebabkan oleh karena belum terjadi perburukan pada
4. Penyebab primer.
6. Keadaan paru.
pengeluaran katakolamin
Oedem paru
G3 perfusi jaringan
bendungan paru.
Keluhan
Pemeriksaan Fisik
c. Takikardi.
d. Pulsus Alternans.
g. Terdengar ronkhi basah dan seluruh lapangan paru dan tanda efusi
pleura.
Keluhan
f. Sesak biasanya akibat adanya gagal jantung kiri, atau kelainan primer
obstruktif menahun.
Pemeriksaan Fisik
b. Hepatomegali.
c. Asites
d. Edema tungkai.
Thorax Foto
jantung kiri dan kanan. New York Heart Association (NYHA) membuat
yang nyata. Saat istirahat tidak ada keluhan. Aktivitas fisik yang lebih
kelelahan.
d. Kelas 4: Penderita penyakit jantung yang tak mampu melakukan setiap
H. Penatalaksanaan
mendekati normal.
mungkin dilakukan.
Penyakit hipertensi
Pengobatan infeksi.
Mengontrol aritmia.
Digitalis
Beta 1 adrenergik
Beta 2 adrenergik
4. Mengurangi beban jantung.
BB diturunkan.
keadaan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
berdebar.
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
4. Makanan/Cairan
diuretik.
5. Neurosensoris
Tanda: Kelemahan
6. Pernafasan
darah, gelisah.
7. Keamanan
8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: Menanyakan tentang keadaan penyakitnya.
B. Pemeriksaan Penunjang
Irama sinus atau atrium fibrilasi, gel. mitral yaitu gelombang P yang
melebar serta berpuncak dua serta tanda RVH, LVH jika lanjut usia
C. Diagnosa Keperawatan
Rasional:
Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak sanggup untuk berperan sebagai
output.
Rasional:
Rasional:
Pada kondisi normal pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada membran alveoli
membran alveoli kapiler. Pertukaran gas O2 dan CO2 akan terganggu dan
menjdi tidak efektif, yang mana hal tersebut akan mempengaruhi jantung
jantung sendiri.
Rasional:
output yang terjadi baik waktu istirahat atau aktivitas. Tindakan perawatan
darah.
D. Perencanaan
Subyektivitas standart:
Obyektifitas pasien:
Rasionalisasi:
Irama Gallop sering ada (S3 dan S4) sebagai akibat masuknya darah ke
Rasionalisasi:
karena peningkatan SVR. Pada CHF yang berat, badan jantung tidak
bisa bertambah panjang agar untuk bisa kompensasi dan bisa terjadi
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
cepat atau reguler dan mungkin terdapat pulsus alternans (denyut yang
Rasionalisasi:
f. Istirahatkan pasien dengan posisi semi fowler pada tempat tidur atau
Rasionalisasi:
Istirahat harus dijaga selama akut atau CHF yang sukar sembuh untuk
Rasionalisasi:
thrombus/emboli.
h. Colaborative:
Rasionalisasi:
menanggulangi hipoxia/iskemia.
Pemberian diuretik
Rasionalisasi:
Jenis dan dosis diuretik tergantung dari derajat gagal jantung dan
Pemberian digoxin
Rasionalisasi:
cardiac output.
Kriteria standart:
Subyektivitas standart:
Obyektifitas pasien:
a. Monitor pengeluaran urine, catat jumlah, warna, dan berapa kali sehari.
Rasionalisasi:
Urine yang keluar mungkin sedikit dan pekat (terutama selama sakit)
ada.
c. Jaga posisi bed rest dalam posisi semi fowler selama fase akut.
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
secara cepat/berlebihan.
yang mudah terjadi edema dan catat adanya edema yang menyeluruh.
Rasionalisasi:
permkaan kulit jaga agar tetap kering, sediakan alas apabila ada
indikasi.
Rasionalisasi:
yang cermat.
g. Dengarkan suara nafas, catat peningkatan atau adanya suara seperti
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
capilary.
Kriteria standart:
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
hipoxemia jaringan.
f. Colaborasi pemberian:
Deuretik
Rasionalisasi:
pertukaran gas.
Bronchodilator
Rasionalisasi:
yang menyempit.
Kriteria standart:
Rasionalisasi:
b. Observasi TTV
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
kerja jantung.
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
banyak.
Rasionalisasi:
Rasionalisasi:
hipoxia/ischemik.
Ganong. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed. 22, EGC, Jakarta.
Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed. 11, EGC, Jakarta.
Malang.
Smeltzer, S.C & Bare,B.G. 2003. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Sudoyo WA. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed. IV, Pusat Penerbitan