PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat masa kini dituntut untuk
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada
pasien hipertensi dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien hipertensi.
Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi.
Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien hipertensi.
Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien hipertensi.
Mampu melaksanakan evaluasi pada pasien hipertensi.
C. Batasan Masalah
Mengingat waktu dan batasan penyusun yang terbatas maka penyusun
membatasi penulisan makalah ini pada Asuhan Keperawatan berhubung dengan
Hipertensi.
D. Sistematika Pustaka
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Teori
3. Tinjauan Kasus
4. Pembahasan
5. Penutup
BAB II
TINJAUAN TEORI
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Hipertensi
1. Definisi
a. Secara Umum
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai O2 dan nutrisi yang dibawa oleh
darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. (Vitahealth
2004).
Hipertensi adalah suatu tingkat tekanan darah tertentu, yaitu diatas tingkat
tekanan darah tersebut dengan memberikan pengobatan akan menghasilkan lebih
banyak manfaat dibandingkan dengan tidak memberikan pengobatan. (WHO
1978).
Batasan tekanan darah yang lebih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah sama dengan / diatas 160/95 dinyatakan sebagai hipertensi.
b. Secara Khusus
Hipertensi esensial/primer/idiopatik adalah hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. (JNC).
Hipertensi renal/sekunder adalah hipertensi yang penyebab spesifiknya
sudah diketahui yaitu gangguan hormonal, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh
darah/berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi sistolik (Hipertensi sistolik terisolasi) adalah peninggian tekanan
sistolik lebih dari dua kali tekanan diastolik dikurangi 15 mmHg, dengan syarat
tekanan diastolik < 90 mmHg.
2. Etiologi
a. Terjadi pada laki laki ataupun perempuan berusia lanjut (45 tahun keatas).
b. Ada riwayat hipertensi dalam keluarga.
c. Menderita penyakit Diabetes Mellitus.
d. Memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi.
e. Obesitas (kegemukan).
f. Pola makan yang salah / menyukai makanan dengan kadar garam tinggi (asin).
g. Gaya hidupnya penuh stres.
h. Merokok.
i. Penderita gangguan jantung (kerusakan organ, payah jantung/pembesaran
jantung)
j. Diastoliknya lebih dari 115 mmHg.
3. Patofisiologi
Sampai sekarang pengetahuan tentang hipertensi terus berkembang karena
belum didapat jawaban yang memuaskan yang dapat menerangkan terjadinya
peningkatan tekanan darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan
tahanan primer. Selain curah jantung dan tahanan primer tekanan darah juga
dipengaruhi oleh tekanan atrium kanan, oleh karena atrium kanan mendekati nol, nilai
tersebut tidak mempunyai banyak pengaruh.
Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meninggi sedangkan tekanan
primer normal. Keadaan ini disebabkan peningkatan aktifitas simpatik. Pada tahap
selanjutnya curah jantung kembali normal sedangkan tekanan primer meningkat yang
disebabkan oleh refleks auto regulasi. Yang dimaksud dengan reflek autoregulasi
adalah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal.
Oleh karena itu curah jantung yang meningkat terjadi kontriksi sfingter pre kapiler
yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan peninggian tekanan perifer.
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi.
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam
yang minimal. Asupan garam kurang dari tiga gram tiap hari menyebabkan prevalensi
hipertensi yang rendah sedangkan jika asupan garam antara 515 gram per hari maka
prevalensi meningkat menjadi 1520 %. Pengaruh asupan garam dengan timbulnya
hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan
darah. Peningkatan asupan garam ini akan diikuti oleh peninggian ekskresi garam
sehingga tercapai kembali keadaan hemodinamik yang normal. Pada pasien hipotensi
alkohol
hiperlipidemi
stres
c. Medikamentosa
1. Obat pertama :
Diuretik
Tiazid
Hidroklorotizid (HCT) : 1-2 x (25-50) mg/hari
Furosemid : 40 mg/hari
Asam etekrinat : dosis awal 50 mg pagi hari
Spironolakton (Aldakton) : 1-2 x (50-100)/hari
Indapamid : 4 x (2,5-5) mg/hari
Penghambat simpatetik
Metiltopa : (2-3) x 250 mg/hari
Klonidin : 0,1-1,2 mg/hari
Reserpin : 1-2 x (0,1-0,2) mg/hari
Bloker Beta
Larut dalam lemak
Alprenolol
Metronolol (Lopresol)
Oksprenolol (Trasicor)
Praktolol
Dotalol
Vasodilator
Prazosin : 2,5-7,5 mg/hari
Hidralasin : 10-25 mg/hari
Minoksidil :12,5-25 mg/hari
Diazoksid :awal 300 mg/IV
Reserpin
b. Per oral
Kaptropil
Klonidin
Minoksidil
Nifedipin sublingual
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.
Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama
: Tn. D
Umur
: 56 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMA
Suku/Bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Dagang
Agama
: Islam
Alamat
: Kota Kudus
: Ny. S
Umur
: 47 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SMA
Suku/Bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: Islam
Alamat
: Kota Kudus
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Tuan D mengatakan pusing, dan mual.
b. Riwayat penyakit dahulu
Tuan D mengatakan bahwa Tuan D pernah mengalami hipertensi sejak umur
30 tahunan.
c. Riwayat penyakit keluarga
Tuan D mengatakan bahwa keluarganya ada yang menderita penyakit yang
sama seperti Tuan D yaitu kakek.
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Orang yang menderita penyakit yang sama seperti pasien
3. Pola Kebiasaan Pasien Sehari-hari
a. Aspek fisik dan biologis
1.
1. Pola Nutrisi
-
Sebelum sakit
Pasien makan 2 kali sehari dengan menu nasi, sayuran dan lauk.
Minum 6 gelas/hari.
-
Selama sakit
Nafsu makan berkurang. Makan - 1 porsi/hari.
2. Pola Eliminasi
-
Sebelum sakit
Pasien biasa BAB 1-2 kali dalam sehari, dengan konsistensi padat tak
berlendir dan tak berdarah, warna kuning, bau khas feses. Pasien tidak
ada gangguan BAB. Pasien BAK 46 kali dalam sehari dengan urin
kuning jernih, bau khas amoniak. Pasien tidak mengalami gangguan
BAK.
Selama sakit
Pasien mengatakan belum bisa BAB selama 2 hari.
3. Pola Istirahat/tidur
-
Sebelum sakit
Pasien biasa tidur dari jam 22.00 WIB sampai jam 05.00 WIB. Lama
tidur pasien 5 7 jam sehari.
Selama sakit
Pasien mengalami gangguan tidur. Lama tidur pasien 4 jam sehari.
4. Pola Aktivitas
-
Sebelum sakit
Pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Selama sakit
Pasien mengalami gangguan aktivitas. Dalam aktivitas sehari-hari
pasien tidak dapat beraktivitas dengan baik (sedikit hambatan).
5. Personal Hygiene
-
Sebelum sakit
Kebersihan dirinya baik.
Selama sakit
Pasien
2. Pola Interaks
Interaks pasien dengan keluarga cukup baik.
3. Konsep Diri
Pasien menerima tentang keadaannya, tapi pasien mempunyai keinginan
untuk cepat sembuh.
4. Kesehatan Spiritual
Pasien dan keluarga selalu berdoa agar lekas sembuh.
5. Pola Emosi
Mudah marah, sedikit empati bila diajak bicara.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
- Kesadaran
: Composmentis
- Vital Sign
Tensi
: 160/100 mmHg
Suhu
: 36,8C
Nadi
: 82 x/menit
Respirasi
: 26 x/menit
Kepala
Bentuk meshocepal, rambut keriting, tidak ada ketombe, rambut sedikit
rontok, bentuk wajah oval.
b.
Mata
Telinga
Bentuk simetris, kebersihan cukup, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada
pendarahan, fungsi pendengaran baik.
d.
Hidung
Bentuk simetris, lubang hidung tidak terdapat sekret, fungsi pembauan
baik, tidak ada polip.
e.
f.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
g. Dada
1) Inspeksi
Terlihat simetris dan tidak menunjukkan kelainan bentuk dada.
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, dada simetris saat bernafas.
3) Perkusi
Paru : bunyi sonor
Jantung : suara jantung S- murni.
4) Auskultasi
Paru : Suara vesikuler normal pada paru kiri.
Jantung : bising tidak ada, suara tambahan tidak ada.
h. Abdomen
1) Inspeksi
Bentuk simetris tidak ada benjolan.
2) Palpasi
Nyeri tekan di epigastrik.
3) Perkusi
Thympani.
4) Auskultasi
Peristaltik usus ada.
i.
Ekstremitas
a. Atas
Anggota gerak lengkap, pergerakan simetris, kelainan pada jari tangan
tidak ada, tangan, kekuatan otot baik.
b. Bawah
Anggota gerak lengkap, pergerakan simetris, kelainan pada jari kaki
tidak ada, udem tidak ada, ulkus tidak ada, varises tidak ada, kekuatan
otot baik.
j. Genetalia
Tidak ada kelainan.
: Dapat
melakukan
pekerjaan
sehari-hari
dan
dapat
berjualan.
Sesudah sakit
: malam 8 jam
Siang kadang-kadang
Sesudah sakit
POLA NUTRISI
Sebelum sakit
: makan 3x sehari
minum 5 gelas
Saat sakit
: makan 3x sehari
minum 7-8 gelas
POLA ELIMINASI
Sebelum sakit
: BAB 1x / hari
BAK 3x / hari
Saat sakit
: BAB 1x / hari
BAK 6x / hari (lebih sering dimalam hari)
POLA KOGNITIF
Sebelum sakit
Saat sakit
Saat sakit
POLA KOPING
Sebelum sakit
Saat sakit
POLA SEXUAL-REPRODUKSI
Pasien sudah menopause.
POLA PERAN-BERHUBUNGAN
Sosialisasi dengan masyarakat di sekitar rumah baik.
POLA NILAI DAN KEPERCAYAAN
Mempercayai adanya Tuhan dan melakukan kegiatan keagamaan yang ada
di lingkungan.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Berat badan
Tinggi badan
: 66 kg
: 155 cm
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/100
Suhu
: 37C
Pernapasan
: -
Nadi
: 67 x / menit
ANALISIS DATA
NO
1.
Tgl
5/12/05
Simpton
DO: TD 160/100
Etimologi
Problem
Kenaikan Tekanan Nyeri
dan
Darah
Hemorhage
retina
penglihatan agak
kabur
2.
DO: BB bertambah
2 kg
Masukan
Perubahan
berlebihan
nutrisi
Kelelahan umum
Intoleransi
DS: pasien
mengatakan
mudah lapar
3.
DO: pasien
mengeluarkan
aktivitas
keringat
DS: pasien
mengatakan
sering lelah
4.
Ketidaknyamanan
Gangguan pola
tidur
sayu
DS: pasien
mengatakan
sering terbangun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d kenaikan tekanan darah yang ditandai dengan TD naik menjadi 160/100,
kepala pusing, penglihatan agak kabur.
Perubahan nutrisi b.d masukan berlebih yang ditandai dengan BB bertambah 2kg.
Intoleransi aktivitas b.d kelelahan umum yang ditandai sering lelah.
Gangguan pola tidur b.d ketidaknyamanan yang dibuktikan dengan wajah
dan mata sayu.
pucat
INTERVENSI TINDAKAN
NO
Dx
1.
INTERVENSI TINDAKAN
RASIONAL
TINDAKAN
TUJUAN
Setelah diberikan mempertahankan
askepselama
1x24
jam
nyeri
berkurang
dg
kriteria :
tirah baring
TTD
meminimalkan
aktivitas
vasokontriksi
yg
vasokontriksi
menyebabkan
pada
pusing berkurang
dapat
sakit
penglihatan
meningkatkan
sakit kepala
serebral
membaik
memberikan
kepala
adanya
makanan
lunak,
kenyamanan
perawatan
mulut
teratur
oral
dan
umum
mengeringkan
membran mukosa
2.
Setelah
dilakukan membatasi
jam
gula
pasien
menunjukkan
perubahan
makan
sesuai
indikasi
pola menetapkan
dgengan
penurunan BB yg
kriteria:
BB menurun
Kolesterol
misstroke,
gagal
realistik
menghindari
makanan
dengan
masukan
penyakit
jantung,
ginjal,
kelebihan
garam
menurun
kejenuhan
lemak
intravaskuler
tinggi
kontrol
dpt
merusak
HT
&
penurunan
LDL
BB
yg
mengindikasi
lambat
kehilangan
dg
mengubah
kebiasaan makan
menghindari makanan tinggi
lemak jenuh & kolesterol
penting
dalam
perkembangan
mencegah
aterogenesis
pembentukan
lesi-lesi
ateromatosa di
dinding arteri
3.
Setelah
diberikan
Memp
Menyebutkan
erhatikan frekuensi
nadi
dan
mengkaji
melakukan aktivitas
peningkatan
TD
dengan kriteria:
aktivitas
Aktivitas
meningkat
TD
&
ntruksikan
nadi
mengi
berkaitan
pasien
aktivitas
respon
dengan
teknik
fisiologi
tingkat
teknik
menurun selama
penghematan
menghemat
energi
aktivitas
energi
mengurangi
penggunaan
memb
erikan
dorongan
untuk
melakukan
aktivitas
secara
energi
juga
membantu
Aktivitas
bertahap
4.
Setelah
bertahap
dilakukan
peningkatan
askep selama 3 x 24
jam tidur menjadi
nyaman
tidur
menjadi nyenyak
jantung
meng
Untuk menambah durasi tidur
ankan kenyamanan
tidur
kerja
tiba-tiba
dengan
kriteria
mencegah
terbangun
bada
n terlihat segar
IMPLEMENTASI
Tgl
No.
diagnosa
5 / 12 1.
05
Tindakan
Respon
- mempetahankan
baring
dan
makanan
perawatan
mulut teratur
- membatasi
10 / 12 2.
05
masukan
Pasien merasa
TTD
dengan
kejenuhan walaupun
lemak tinggi
dia
harus
mengurangi
konsumsi
makanan
kesukaannya.
Pasien merasa
- mempertahankan
frekuensi
dan lebih
nadi
saat bergerak
peningkatan TD
7 / 12
05
nyaman
- mengintruksikan teknik
3.
penghematan energi
- memberi
untuk
dorongan
melakukan
tempat
tidur
8 / 12
05
Pasien merasa
4.
nyaman
dan
dapat istirahat
sesuai
kebutuhan
EVALUASI
Tgl
No.
Catatan Perkembangan
diagnosa
1.
S : Saya merasa lebih nyaman dan nyeri
berkurang
TTD
O : BB menurun 0,5 kg
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan perawatan batasi masukan
kalori
S : Saya telah mampu beraktivitas walaupun
3.
sedikit
O : Wajah terlihat segar
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan perawatan (pantau aktivitas)
S : Tidur merasa lebih nyenyak dari
4.
sebelumnya
O : Tidur nyenyak, badan menjadi segar
A : Tujuan tercapai
P:-