Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat masa kini dituntut untuk

menggunakan metode pendekatan

pemecahan masalah (problem solving approach) didalam memberikan Asuhan


Keperawatan kepada pasien.
Dalam kegiatan sehari-hari perawat sebagai anggota masyarakat dan juga
sebagai tenaga kesehatan dapat menemukan berbagai masalah yang dialami pasien
yang harus segera mendapat pertolongan.
Salah satu masalah yang paling mengancam keselamatan jiwa pasien adalah
hipertensi, hipertensi dapat menyerang lakilaki maupun perempuan dewasa.
hipertensi atau penyakit tekanan darah sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai O2 dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terlambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi
lapar yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap timbullah
gejala yang disebut penyakit tekanan darah tinggi.
Hipertensi sering sekali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer) karena
termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala gejala terlebih
dahulu sebagai peningkatan bagi korbannya, kalaupun muncul gejala tersebut sering
kali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan
datangnya penyakit.
Selain pendidikan masyarakat yang sudah tinggi menuntut suatu pelayanan
yang lebih berkualitas termasuk perawatan pasien dengan hipertensi. Berdasarkan
data catatan medis record pasien dengan hipertensi di masyarakat sangat sering
terjadi, walaupun demikian peran perawat sangat dibutuhkan di masyarakat terutama
dalam hal memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien yang menderita
hipertensi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada
pasien hipertensi dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien hipertensi.
Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi.
Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien hipertensi.
Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien hipertensi.
Mampu melaksanakan evaluasi pada pasien hipertensi.
C. Batasan Masalah
Mengingat waktu dan batasan penyusun yang terbatas maka penyusun
membatasi penulisan makalah ini pada Asuhan Keperawatan berhubung dengan
Hipertensi.
D. Sistematika Pustaka
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Teori
3. Tinjauan Kasus
4. Pembahasan
5. Penutup

BAB II
TINJAUAN TEORI
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Hipertensi
1. Definisi
a. Secara Umum
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai O2 dan nutrisi yang dibawa oleh
darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. (Vitahealth
2004).
Hipertensi adalah suatu tingkat tekanan darah tertentu, yaitu diatas tingkat
tekanan darah tersebut dengan memberikan pengobatan akan menghasilkan lebih
banyak manfaat dibandingkan dengan tidak memberikan pengobatan. (WHO
1978).
Batasan tekanan darah yang lebih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah sama dengan / diatas 160/95 dinyatakan sebagai hipertensi.
b. Secara Khusus
Hipertensi esensial/primer/idiopatik adalah hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. (JNC).
Hipertensi renal/sekunder adalah hipertensi yang penyebab spesifiknya
sudah diketahui yaitu gangguan hormonal, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh
darah/berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi sistolik (Hipertensi sistolik terisolasi) adalah peninggian tekanan
sistolik lebih dari dua kali tekanan diastolik dikurangi 15 mmHg, dengan syarat
tekanan diastolik < 90 mmHg.
2. Etiologi
a. Terjadi pada laki laki ataupun perempuan berusia lanjut (45 tahun keatas).
b. Ada riwayat hipertensi dalam keluarga.
c. Menderita penyakit Diabetes Mellitus.
d. Memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi.

e. Obesitas (kegemukan).
f. Pola makan yang salah / menyukai makanan dengan kadar garam tinggi (asin).
g. Gaya hidupnya penuh stres.
h. Merokok.
i. Penderita gangguan jantung (kerusakan organ, payah jantung/pembesaran
jantung)
j. Diastoliknya lebih dari 115 mmHg.
3. Patofisiologi
Sampai sekarang pengetahuan tentang hipertensi terus berkembang karena
belum didapat jawaban yang memuaskan yang dapat menerangkan terjadinya
peningkatan tekanan darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan
tahanan primer. Selain curah jantung dan tahanan primer tekanan darah juga
dipengaruhi oleh tekanan atrium kanan, oleh karena atrium kanan mendekati nol, nilai
tersebut tidak mempunyai banyak pengaruh.
Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meninggi sedangkan tekanan
primer normal. Keadaan ini disebabkan peningkatan aktifitas simpatik. Pada tahap
selanjutnya curah jantung kembali normal sedangkan tekanan primer meningkat yang
disebabkan oleh refleks auto regulasi. Yang dimaksud dengan reflek autoregulasi
adalah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal.
Oleh karena itu curah jantung yang meningkat terjadi kontriksi sfingter pre kapiler
yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan peninggian tekanan perifer.
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi.
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam
yang minimal. Asupan garam kurang dari tiga gram tiap hari menyebabkan prevalensi
hipertensi yang rendah sedangkan jika asupan garam antara 515 gram per hari maka
prevalensi meningkat menjadi 1520 %. Pengaruh asupan garam dengan timbulnya
hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan
darah. Peningkatan asupan garam ini akan diikuti oleh peninggian ekskresi garam
sehingga tercapai kembali keadaan hemodinamik yang normal. Pada pasien hipotensi

primer, mekanisme peningkatan ekskresi garam tersebut terganggu, selain adanya


faktor lain yang ikut berperan.
Selain faktor tersebut, faktor lingkungan seperti stres psiko-sosial, obesitas
dan kurang olah raga juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi primer.
Hubungan antara stres dan hipertensi diduga melalui saraf simpatis yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila stres berlangsung lama dapat
mengakibatkan peninggian tekanan darah yang menetap. Survei hipertensi pada
masyarakat kota menunjukkan angka prevalensi yang lebih tinggi dibanding dengan
masyarakat pedesaan. Hal ini mungkin dikaitkan dengan stres psiko-sosial yang lebih
besar dialami oleh kelompok masyarakat yang tinggal dikota dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan.
Pada berbagai penyelidikan terbukti bahwa makin tinggi tekanan darah dan
makin lama seorang mengidap hipertensi makin meningkat angka morbiditas dan
mortalitas yang disebabkan oleh hipertensi.
4. Penatalaksanaan
A. Terapi umum
a. Istirahat
b. Diet dan olah raga
Diet rendah garam
Penurunan berat badan
Olah raga teratur
Menghindarkan faktor resiko:
rokok

alkohol

hiperlipidemi

stres
c. Medikamentosa
1. Obat pertama :
Diuretik

Tiazid
Hidroklorotizid (HCT) : 1-2 x (25-50) mg/hari
Furosemid : 40 mg/hari
Asam etekrinat : dosis awal 50 mg pagi hari
Spironolakton (Aldakton) : 1-2 x (50-100)/hari
Indapamid : 4 x (2,5-5) mg/hari
Penghambat simpatetik
Metiltopa : (2-3) x 250 mg/hari
Klonidin : 0,1-1,2 mg/hari
Reserpin : 1-2 x (0,1-0,2) mg/hari
Bloker Beta
Larut dalam lemak

Propanol (Inderal) : 3 x (40-160) mg/hari

Asebutonol (Sectral) :3 x(400-1200) mg/hari

Alprenolol

Metronolol (Lopresol)

Oksprenolol (Trasicor)

Pindolol (Visken) : 2 x (5-30) mg/hari

Timolol (Bloncarden) : 2 x (10-30) mg/hari

Larur dalam air

Atenolol (Tenormin) 1 x (25-250) mg/hari

Nadolol (Corgard) 1 x (40-240) mg/hari

Praktolol

Dotalol

Vasodilator
Prazosin : 2,5-7,5 mg/hari
Hidralasin : 10-25 mg/hari
Minoksidil :12,5-25 mg/hari
Diazoksid :awal 300 mg/IV

Sodium niytroprusid : 3ug/kg/menit


Penghambat enzim konversi angiotensin (ACE I)
Kaptopril : 1-2 x 12,5 mg/hari, lalu dinaikkan
Enalapril : 1-2 x (2,5-40) mg/hari
Zilazapril (Inhibace) : 1 x 1 tablet
Lisinopril : 1 x (10-40) mg/hari
Fosinopril : 1 x (10-80) mg/hari
Ramipril : 1-2 x (2,5-20) mg/hari
Penghambat angiotensin II :
Valsartan (diovan) : 1 x1 kapsul
Losartan : 1 x 1 tablet
Candesartan celexetil (Blopress) : 1 x 1 tablet (16mg)
Irbesartan
Antagonis kalsium
Diltiazem : (3-4) x 30 mg/hari
Verapamil : 3 x (120-480) mg/hari
Nifedipin : 3 x I(0-40) mg/hari
Nifedipin : 3 x (30-120) mg/hari
Issadipin : 2 x (2,5-10) mg/hari
Obat alternatif : B. Terapi komplikasi
Hipertensi maligma :
a. Parentral
Klonidin : 6 ampul (0,90 mg) dalam dekstrose 5% kombinasi dengan
furosemid
Diasoksid : 100mg, diulangi 10 sampai 15 menit
Sodium nitroprusid : Harus dengan pengawasan yang baik karena cepat
sekali (30 detik) menurunkan tekanan darah
Hidralazin

Reserpin
b. Per oral
Kaptropil
Klonidin
Minoksidil
Nifedipin sublingual

BAB III
TINJAUAN KASUS

A.

Pengkajian
1. Identitas

a. Identitas Pasien
Nama

: Tn. D

Umur

: 56 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pendidikan

: SMA

Suku/Bangsa

: Indonesia

Pekerjaan

: Dagang

Agama

: Islam

Alamat

: Kota Kudus

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Ny. S

Umur

: 47 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pendidikan

: SMA

Suku/Bangsa

: Indonesia

Pekerjaan

: Swasta

Agama

: Islam

Alamat

: Kota Kudus

Hubungan dengan pasien : Istri

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Tuan D mengatakan pusing, dan mual.
b. Riwayat penyakit dahulu
Tuan D mengatakan bahwa Tuan D pernah mengalami hipertensi sejak umur
30 tahunan.
c. Riwayat penyakit keluarga
Tuan D mengatakan bahwa keluarganya ada yang menderita penyakit yang
sama seperti Tuan D yaitu kakek.
Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Orang yang menderita penyakit yang sama seperti pasien
3. Pola Kebiasaan Pasien Sehari-hari
a. Aspek fisik dan biologis
1.

1. Pola Nutrisi
-

Sebelum sakit

Pasien makan 2 kali sehari dengan menu nasi, sayuran dan lauk.
Minum 6 gelas/hari.
-

Selama sakit
Nafsu makan berkurang. Makan - 1 porsi/hari.

2. Pola Eliminasi
-

Sebelum sakit
Pasien biasa BAB 1-2 kali dalam sehari, dengan konsistensi padat tak
berlendir dan tak berdarah, warna kuning, bau khas feses. Pasien tidak
ada gangguan BAB. Pasien BAK 46 kali dalam sehari dengan urin
kuning jernih, bau khas amoniak. Pasien tidak mengalami gangguan
BAK.

Selama sakit
Pasien mengatakan belum bisa BAB selama 2 hari.

3. Pola Istirahat/tidur
-

Sebelum sakit
Pasien biasa tidur dari jam 22.00 WIB sampai jam 05.00 WIB. Lama
tidur pasien 5 7 jam sehari.

Selama sakit
Pasien mengalami gangguan tidur. Lama tidur pasien 4 jam sehari.

4. Pola Aktivitas
-

Sebelum sakit
Pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

Selama sakit
Pasien mengalami gangguan aktivitas. Dalam aktivitas sehari-hari
pasien tidak dapat beraktivitas dengan baik (sedikit hambatan).

5. Personal Hygiene
-

Sebelum sakit
Kebersihan dirinya baik.

Selama sakit

Kebersihan dirinya buruk.


b. Aspek psiko-sosial dan spiritual
1. Pola Koping
-

Pasien

: Pasien mengeluh tentang penyakitnya.

Keluarga : Apabila ada masalah dalam keluarga diselesaikan dengan


musyawarah.

2. Pola Interaks
Interaks pasien dengan keluarga cukup baik.
3. Konsep Diri
Pasien menerima tentang keadaannya, tapi pasien mempunyai keinginan
untuk cepat sembuh.
4. Kesehatan Spiritual
Pasien dan keluarga selalu berdoa agar lekas sembuh.
5. Pola Emosi
Mudah marah, sedikit empati bila diajak bicara.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
- Kesadaran

: Composmentis

- Vital Sign
Tensi

: 160/100 mmHg

Suhu

: 36,8C

Nadi

: 82 x/menit

Respirasi

: 26 x/menit

2. Pemeriksaan Secara Sistematik


a.

Kepala
Bentuk meshocepal, rambut keriting, tidak ada ketombe, rambut sedikit
rontok, bentuk wajah oval.

b.

Mata

Mata pasien berkunangkunang, sclera : kuning, kornea : keruh,


conjungtiva : tak ada, pupil : isokor, rangsangan terhadap cahaya : kanan +
dan kiri +.
c.

Telinga
Bentuk simetris, kebersihan cukup, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada
pendarahan, fungsi pendengaran baik.

d.

Hidung
Bentuk simetris, lubang hidung tidak terdapat sekret, fungsi pembauan
baik, tidak ada polip.

e.

Mulut dan Tenggorokan


Mulut cukup bersih, tidak ada gangguan fungsi menelan (Disfagia).

f.

Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

g. Dada
1) Inspeksi
Terlihat simetris dan tidak menunjukkan kelainan bentuk dada.
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, dada simetris saat bernafas.
3) Perkusi
Paru : bunyi sonor
Jantung : suara jantung S- murni.
4) Auskultasi
Paru : Suara vesikuler normal pada paru kiri.
Jantung : bising tidak ada, suara tambahan tidak ada.
h. Abdomen
1) Inspeksi
Bentuk simetris tidak ada benjolan.
2) Palpasi
Nyeri tekan di epigastrik.

3) Perkusi
Thympani.
4) Auskultasi
Peristaltik usus ada.
i.

Ekstremitas
a. Atas
Anggota gerak lengkap, pergerakan simetris, kelainan pada jari tangan
tidak ada, tangan, kekuatan otot baik.
b. Bawah
Anggota gerak lengkap, pergerakan simetris, kelainan pada jari kaki
tidak ada, udem tidak ada, ulkus tidak ada, varises tidak ada, kekuatan
otot baik.

j. Genetalia
Tidak ada kelainan.

POLA DAN FUNGSI KESEHATAN


POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
Sebelum sakit

: Dapat

melakukan

pekerjaan

sehari-hari

dan

dapat

berjualan.
Sesudah sakit

: Tidak dapat berjualan lagi dan pekerjaan sehari-hari


menjadi tertunda.

POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR


Sebelum sakit

: malam 8 jam
Siang kadang-kadang

Sesudah sakit

: malam 6-7 jam (sering terbangun)


Siang kadang-kadang

POLA NUTRISI
Sebelum sakit

: makan 3x sehari

minum 5 gelas
Saat sakit

: makan 3x sehari
minum 7-8 gelas

POLA ELIMINASI
Sebelum sakit

: BAB 1x / hari
BAK 3x / hari

Saat sakit

: BAB 1x / hari
BAK 6x / hari (lebih sering dimalam hari)

POLA KOGNITIF
Sebelum sakit

: selalu menyelesaikan masalah sendiri

Saat sakit

: tetap menyelesaikan masalah sendiri

POLA KONSEP DIRI


Sebelum sakit

: percaya diri baik

Saat sakit

: percaya diri baik

POLA KOPING
Sebelum sakit

: masalah diselesaikan sendiri, tidak mau mendengarkan


kata keluarga

Saat sakit

: masalah diselesaikan sendiri dan sering marah-marah

POLA SEXUAL-REPRODUKSI
Pasien sudah menopause.
POLA PERAN-BERHUBUNGAN
Sosialisasi dengan masyarakat di sekitar rumah baik.
POLA NILAI DAN KEPERCAYAAN
Mempercayai adanya Tuhan dan melakukan kegiatan keagamaan yang ada
di lingkungan.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum

Kesadaran (GCS) : sadar penuh


Status gizi

: Berat badan
Tinggi badan

: 66 kg
: 155 cm

Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/100
Suhu

: 37C

Pernapasan

: -

Nadi

: 67 x / menit

ANALISIS DATA
NO
1.

Tgl
5/12/05

Simpton
DO: TD 160/100

Etimologi
Problem
Kenaikan Tekanan Nyeri
dan

DS: pasien mengatakan

Darah

kepala pusing dan

Hemorhage
retina

penglihatan agak
kabur
2.

DO: BB bertambah
2 kg

Masukan

Perubahan

berlebihan

nutrisi

Kelelahan umum

Intoleransi

DS: pasien
mengatakan
mudah lapar
3.

DO: pasien
mengeluarkan

aktivitas

keringat
DS: pasien
mengatakan
sering lelah
4.

DO: pasien terlihat


pucat / tidak
segar dan mata

Ketidaknyamanan

Gangguan pola
tidur

sayu
DS: pasien
mengatakan
sering terbangun

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d kenaikan tekanan darah yang ditandai dengan TD naik menjadi 160/100,
kepala pusing, penglihatan agak kabur.
Perubahan nutrisi b.d masukan berlebih yang ditandai dengan BB bertambah 2kg.
Intoleransi aktivitas b.d kelelahan umum yang ditandai sering lelah.
Gangguan pola tidur b.d ketidaknyamanan yang dibuktikan dengan wajah
dan mata sayu.

pucat

INTERVENSI TINDAKAN
NO
Dx
1.

INTERVENSI TINDAKAN
RASIONAL
TINDAKAN

TUJUAN
Setelah diberikan mempertahankan
askepselama

1x24

jam

nyeri

berkurang

dg

kriteria :

tirah baring

TTD

mempertahankan tirah baring


dapat meminimalkan stimulasi

meminimalkan

atau meningkatkan relaksasi


aktivitas yang meningkatkan

aktivitas
vasokontriksi

yg

vasokontriksi

menyebabkan
pada

pusing berkurang

dapat

sakit

penglihatan

meningkatkan

peningkatan tekanan vaskuler

sakit kepala

serebral

membaik

memberikan

kepala

adanya

makanan lunak meningkatkan

makanan

lunak,

kenyamanan

perawatan

mulut

menimbulkan stagnasi sekresi

teratur

oral

dan

umum
mengeringkan

membran mukosa
2.

Setelah

dilakukan membatasi

Kesalahan kebiasaan makan

askep selam 5x24

masukan lemak &

menunjang terjadinya atero

jam

gula

sclerosis & kegemukan yg

pasien

menunjukkan
perubahan
makan

sesuai

indikasi

merupakan prediposisi untuk

pola menetapkan
dgengan
penurunan BB yg

kriteria:
BB menurun
Kolesterol

misstroke,
gagal

realistik
menghindari
makanan

hipertensi & komplikasinya

dengan

masukan

penyakit

jantung,

ginjal,

kelebihan
garam

memperbanyak volume cairan

menurun

kejenuhan

lemak

intravaskuler

tinggi
kontrol

dpt

merusak

ginjal yg lebih merperburuk


HDL

HT

&

penurunan

LDL

BB

yg

mengindikasi

lambat

kehilangan

lemak melalui kerja otot &


umumnya

dg

mengubah

kebiasaan makan
menghindari makanan tinggi
lemak jenuh & kolesterol
penting

dalam

perkembangan

mencegah
aterogenesis

pembentukan

lesi-lesi

ateromatosa di
dinding arteri
3.

Setelah

diberikan

Memp

Menyebutkan

askep selama 1x24

erhatikan frekuensi

parameter membantu dalam

jam pasien dapat

nadi

dan

mengkaji

melakukan aktivitas

peningkatan

TD

terhadap stress aktivitas dan

dan letih berkurang

yang nyata selama

bila ada merupakan indikator

dengan kriteria:

aktivitas

dari kelebihan kerja yang

Aktivitas

meningkat
TD

&

ntruksikan
nadi

mengi

berkaitan

pasien

aktivitas

respon

dengan

teknik

fisiologi

tingkat

teknik

menurun selama

penghematan

menghemat

energi

aktivitas

energi

mengurangi

penggunaan

memb
erikan

dorongan

untuk

melakukan

aktivitas

secara

energi

juga

membantu

keseimbangan antara suplai


dan kebutuhan O2.

Aktivitas

bertahap
4.

Setelah

bertahap

dilakukan

peningkatan

askep selama 3 x 24
jam tidur menjadi
nyaman

tidur
menjadi nyenyak

jantung

meng
Untuk menambah durasi tidur

atur jam tidur


pertah

Tempat tidur yang rapi dan

ankan kenyamanan

bersih akan meningkatkan pola

tidur

tidur, mungkin ada pasien yang

kerja

tiba-tiba

dengan

kriteria

mencegah

dan tidak sering

tidurnya suka tidak pakai bantal,

terbangun

ada yang semifowler.

bada
n terlihat segar

IMPLEMENTASI
Tgl

No.

diagnosa
5 / 12 1.
05

Tindakan

Respon

- mempetahankan

tirah Pasien merasa


nyerinya

baring

- meminimalkan aktivitas kurang


vasokonstriksi
- memberikan
lunak

dan

makanan
perawatan

mulut teratur
- membatasi
10 / 12 2.
05

masukan

lemak garam dan gula

Pasien merasa

- menetapkan penurunan senang dengan


penurunan
BB yang realistic
- mengindari

makanan berat badannya

TTD

dengan

kejenuhan walaupun

lemak tinggi

dia

harus

- Kontrol HDL dan LDL

mengurangi
konsumsi
makanan
kesukaannya.
Pasien merasa

- mempertahankan
frekuensi

dan lebih

nadi

saat bergerak

peningkatan TD
7 / 12
05

nyaman

- mengintruksikan teknik
3.

penghematan energi
- memberi
untuk

dorongan
melakukan

aktivitas secara bertahap


- mengatur jam tidur
- pertahankan
kenyamanan

tempat

tidur
8 / 12
05

Pasien merasa
4.

nyaman

dan

dapat istirahat
sesuai
kebutuhan

EVALUASI
Tgl

No.

Catatan Perkembangan
diagnosa
1.
S : Saya merasa lebih nyaman dan nyeri
berkurang

TTD

O : Kadang-kadang masih memegang kepala


A : Nyeri berkurang, penglihatan tidak
kabur, tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan perawatan (kaji rasa nyeri)
S:
2.

O : BB menurun 0,5 kg
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan perawatan batasi masukan
kalori
S : Saya telah mampu beraktivitas walaupun

3.

sedikit
O : Wajah terlihat segar
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan perawatan (pantau aktivitas)
S : Tidur merasa lebih nyenyak dari

4.

sebelumnya
O : Tidur nyenyak, badan menjadi segar
A : Tujuan tercapai
P:-

Anda mungkin juga menyukai