KEPERAWATAN JIWA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Keperawatan
Jiwa yang diampu oleh :
Disusun oleh :
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah SWT. yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok ini yang membahas tentang “Strategi
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Kecemasan” disusunnya
makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberi tugas ini,
sehingga kami mendapat wawasan yang lebih luas tentang Keperawatan Jiwa
khususnya mengenai “Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien
Kecemasan”.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, dan untuk para pembaca kedepannya kami harap
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan mengenai konsep ansietas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi ansietas
1
2. Menjelaskan tanda-tanda ansietas
3. Menjelaskan tingkatan ansietas
4. Menjelaskan factor predisposisi ansietas
5. Menjelaskan factor yang memperberat ansietas
6. Menjelaskan perbedaan pada tingkat usia
7. Menjelaskan mekanisme koping menghadapi ansietas
8. Menjelaskan penatalaksanaan ansietas
9. Menjelaskan asuhan keperawatan dengan ansietas
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
4
b. Respons kognitif
Lapang persepsi menurun Tidak perhatian secara selektif Fokus
terhadap stimulus meningkat Rentang perhatian menurun Penyelesaian
masalah menurun Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
d. Respons emosional Tidak nyaman Mudah tersinggung Kepercayaan
diri goyah Tidak sabar Gembira
3. Ansietas berat
sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai
berikut :
a. Respons fisik
Ketegangan otot berat
Hiperventilasi
Kontak mata buruk
Pengeluaran keringat meningkat
Bicara cepat, nada suara tinggi
Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
Rahang menegang, mengertakan gigi
Mondar-mandir, berteriak
Meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif
Lapang persepsi terbatas
Proses berpikir terpecah-pecah
Sulit berpikir
Penyelesaian masalah buruk
Tidak mampu mempertimbangkan informasi
Hanya memerhatikan ancaman
Preokupasi dengan pikiran sendiri
5
Egosentris
c. Respons emosional
Sangat cemas
Agitasi
Takut
Bingung
Merasa tidak adekuat
Menarik diri
Penyangkalan
Ingin bebas
4. Tingkat panic dari ansietas
berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Rincian terpecah
dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, orang yang
mengalami panic tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panic,
terjadi peningkatan aktiviitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan
kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas in tidak sejalan
dengan kehidupan, dan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama,
dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
Flight, fight, atau freeze
Ketegangan otot sangat berat
Agitasi motorik kasar
Pupil dilatasi
Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
Tidak dapat tidur
Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
Wajah menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif
6
Persepsi sangat sempit
Pikiran tidak logis, terganggu
Kepribadian kacau
Tidak dapat menyelesaikan masalah
Fokus pada pikiran sendiri
Tidak rasional
Sulit memahami stimulus eksternal
Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c. Respon emosional
Merasa terbebani
Merasa tidak mampu, tidak berdaya
Lepas kendali
Mengamuk, putus asa
Marah, sangat takut
Mengharapkan hasil yang buruk
Kaget, takut
Lelah
7
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3. Menurut pandangan perilaku
ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.
5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas. Penghambat asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA)
juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorphin.
Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai
akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas (Stuart, 1998).
8
2.6 Perbedaan pada tingkat usia
a. Bayi/anak
Berhubungan dengan perpisahan
Berhubungan dengan lingkungan atau orang asing
Berhubungan dengan perubahan hubungan sebaya
b. Remaja
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
Perkembangan seksual
Perubahan hubungan dengan teman sebaya
c. Dewasa
Berhubungan dengan konsep diri :
Kehamilan
Menjadi orang tua
Perubahan karir
Efek penuaan
d. Lansia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
Kehilangan sensori
Kehilangan motoric
Masalah finansial
Perubahan pension
9
Ada seorang klien bernama Dea beragama Islam mengalami kecelakaan
lalu lintas,dibagian kaki kanan terdapat fraktur tulang patela (lutut). Oleh dokter
di diagnosa dengan fraktur patela sinistra dan tidak dapat dilakukan lagi
penanganan medis oleh karena itu klien tiga hari yang akan datang akan dilakukan
amputasi. Pada saat pengkajian, tampak klien mengalami kecemasan yang sedang
dimana terdapat tanda-tanda seperti gelisah, klien hanya fokus pada kakinya yang
akan diamputasi,sulit konsentrasi,tapi masih dapat melakukan sesuatu dengan
arahan orang lain.
Komunikasi Terapeutik
1. Praorientasi
Perawat mempersiapkan diri untuk berkomunikasi dan memikirkan
hal-hal yang perlu ditanyakan dan dilakukan kepada klien serta bertanya
tentang kondisi klien kepada teman sejawat yang jaga malam.
2. Orientasi
Perawat 1 : Assalamualaikum, pak Dea.
Perawat 1 : Wahh tekanan darah bapak cukup tinggi yaitu 140/80 mmhg.
Kalau boleh tahu bagaimana perasaan bapak saat ini?
10
Perawat 1 : Takut kenapa pak?
Klien : Saya takut dan cemas karena besok sore kaki saya akan di
amputasi.
Perawat 1 : Oke, bapak, kita mulai pembicaraannya ya.. nah, pertama saya
mau nanya dulu pa, apa yang menyebabkan bapak tampak cemas?
Klien : Begini suster, kata Dokter kaki saya harus diamputasi karena
sudah tidak dapat lagi diobati, saya terus memikirkan bagaimana saya akan
hidup tanpa kaki saya sebelah, saya khawatir tidak bisa bekerja lagi.
Perawat 1 : Ohh, begitu ya pak, lalu biasanya kapan saja bapak terpikirkan
mengenai hal itu?
Klien : Biasanya saya terpikirkan hal itu pada saat waktu-waktu luang,
misalnya pada saat keluarga saya nebus obat atau pergi atau saat mereka tertidur.
Perawat 1 : Oh, begitu pak, itu saat suasana lingkungan sepi ya pa?
Perawat 1 : Nah, bapak, saya mau nanya lagi, bapak ingat tidak perilaku atau
sikap bapak saat bapak merasa cemas, misalnya seperti apa pak?
Perawat 1 : Hmm.. seperti itu ya pak, lalu setelah itu apa yang
bapak lakukan untuk mengatasi kecemasan bapak?
Perawat 1 : Nah jadi ada beberapa teknik untuk mengatasi kecemasan yang
bapak rasakan, yang pertama yaitu cara pengalihan situasi, jadi kalau misalnya
11
bapak sedang mengalami kecemasan bapak bisa melakukan hal yang bapak sukai,
misalnya tidur, menonton tv atau membaca buku. Bagaimana bapak apakah
sudah jelas?
Perawat 1 : Baiklah bapak, nanti siang sekitar jam 14.00 temen saya akan
kesini lagi melihat keadaan bapak, dan apabila bapak masih merasa cemas teman
saya akan mengajarkan kepada bapak cara mengatasinya dengan teknik yang
kedua yaitu teknik nafas dalam. Bagaimana bapak, apakah bapak bersedia?
Klien : Waalaikumsalam
SP 2
12
Klien : Waalaikumsalam.
Klien : Sudah sus, saya menonton tv, tapi tetap saja saya merasa
cemas.
Perawat 2 : Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau sekarang saya ajarkan cara
mengatasi kecemasan yang kedua, yaitu dengan cara teknik nafas dalam, kita
melakukannya disini saja pak, kurang lebih 10 menit, bagaimana apakah bapak
bersedia ?
Perawat 2 : Baiklah pak jadi seperti ini caranya, saya praktikan dulu nanti kita
akan praktikan bersama-sama cara nya adalah, tarik nafas dalam-dalam tahan
selama 10 detik lalu hembuskan melalui mulut perlahan lahan. Bagaimana bapak
apakah kita bisa melakukannya sekarang ?
Perawat 2 : Tarik napas bapak yang dalam tahan, saya hitung sampai 10 ya
bapak tahan 1,2,3.... sudah kita ulang tiga kali ya pak. Wahh bagus bapak dapat
mempraktekkannya dengan sangat bagus. Bagaimana perasaan bapak setelah
kita melakukan teknik napas dalam tadi ?
13
mempraktekkan cara yang telah saya ajarkan tadi. Bagaimana bapak, apakah
sudah jelas?
Perawat 2 : Baiklah bapak, nanti sore sekitar jam 17.00 teman saya akan
kesini lagi melihat keadaan bapak, dan apabila bapak masih merasa cemas teman
saya akan mengajarkan kepada bapak cara mengatasinya dengan teknik yang
ketiga yaitu teknik spiritual. Bagaimana bapak, apakah bapak bersedia?
Klien : Walaikumsalam
SP 3
14
Perawat 3 : Apakah bapak fokus atau dapat khusyuk saat beribadah ?
Klien : Nah itu dia suster masalahnya, saat saya beribadah kadang saya
sering terpikirkan masalah tersebut, jadi ketika saya beribadah kadang tidak
khusyuk.
Perawat 3 : Nah, pak ketika bapak beribadah, akan lebih baik jika
bapak khusyuk menjalaninya, karena ketenangan akan didapat jika bapak bisa
khusyuk, bapak bisa menyerahkan segala kecemasan bapak,
memohon pada Tuhann Yang Maha Kuasa, bukankah tidak ada yang tidak
mungkin untuk Tuhan, dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, ketenangan
akan didapat bapak akan memiliki pemikiran yang lebih tenang dan terbuka dalam
melihat permasalahan yang ada dan menemukan solusi terbaik dengan tenang.
Bapak bisa perbanyak berdzikir, membaca Al-Qur’an, berserah sepenuhnya
pada Tuhan dan berdo’a meminta pertolongan2ya, agar masalah ini segera
menemukan titik terang yang baik untuk semuanya.
Klien : Iya suster, saya memang merasa agak jauh akhir-akhir ini, saya
teralu memikirkannya lupa bahwa pertolongan terbaik adalah dari Tuhan. Saya
akan berusaha untuk khusyuk dan banyak beribadah sus. Saya yakin Allah
mendengar doa saya, Allah melindungi saya. Terima kasih atas pencerahan
dari suster,
saya merasa senang sekali bisa dirawat oleh suster-suster yang baik dan sangat
perhatian sama Saya.
Klien : Saya sudah mulai tenang sekarang, sus. Pemikiran saya sudah
mulai terbuka. Saya pasti bisa menghadapi ini. Saya harus bersabar.
Perawat 3 : Nah bapak jika nanti bapak cemas bapak bisa menambah dzikir,
membaca Al-Quran lebih dari biasanya, berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan
lebih dekat lagi agar lebih tenang
15
Klien : Terimakasih suster. Saya akan ingat perkataan suster. Terima
kasih suster.
Perawat 3 : Iya sama-sama pak. Baiklah bapak besok saya akan kembali lagi
untuk melihat perkembangan bapak sekitar jam 07.30. Bagaimana pak
Perawat 3 : Baiklah kalau begitu saya permisi dulu pak, bapak segera
tidur yaa. Selamat malam.
Hari Ke-3
Perawat 4 : Bu, kita bisa bicara sebentar mengenai kondisi Pak Dea.
16
kepadanya dangan cara tarik napas dalam tahan 10 detik keluarkan lewat mulut
secara perlahan, kalau misalkan tetap cemas kita lakukan tehnik 5 jari. Disitu
langkah pertama untuk di awal dan di akhir lakukan tehnik napas dalam untuk 5
jari, jari telunjuk suruh membayangkan dengan hobi yang disenangi, untuk jari
tengah bayangkan dengan orang yang disayangi, untuk jari manis bayangkan
pujian yang pernah di dapat dan terakhir untuk jari kelingking bayangkan ke
tempat yang jauh yang sangat berkesan bagi pasien. Nah kalau masih tetap cemas
juga bapak bisa bawa ke puskesmas untuk di periksa serta diberikan obat anti
cemas.
Perawat 4 : Mohon maaf bu, ibu bisa mengulang penjelasan saya tadi?
Perawat 4 : Nah ibu terus selama di rumah bapak beserta keluarga bisa
membimbing dan mengawasi bapak Dea.
17
Perawat 4 : Nah setelah kita berbincang-bincang tadi tentang kecemasan
yang bapak Dea alami dan juga cara merawat bapak, sekarang
bagaimana perasaan ibu?
Keluarga : Saya seneng jadi tahu gimana jaga dan bantuin bapak saya
supaya tidak mengalami cemas lagi
Perawat 4 : Bagus bu. Jadi apa saja yang harus dilakukan saat dirumah tadi ?
Perawat 4 : Iya betul sekali ibu. Nah sekarang ada yang ingin ibu tanyakan ?
Perawat 4 : Untuk selanjutnya saat dirumah, bapak dan keluarga yaa yang
mengawasi dan mengingatkan Bapak Dea seperti mengalihkan situasi, teknik
nafas dalam serta teknik lima jari ya bu.
18
2.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Ansietas
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan. Klien selalu
memikirkan kaki kanannya yang terdapat fraktur patela dan akan di
amputasi oleh dokter.
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas
3. Tujuan
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenal ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi
untuk mengatasi ansietas
4. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
percaya adalah :
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan,
asal institusi)
d. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
e. Menjelaskan tujuan interaksi
f. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali
bertemu pasien
2. Bantu pasien mengenal ansietas
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
b. Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
19
c. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d. Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Teknik 5 jari
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai
berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).
3.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8157922/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_JIWA_DE
NGAN_KECEMASAN
https://www.academia.edu/34817514/LP_KECEMASAN
https://www.academia.edu/31863016/ASUHAN_KEPERAWATAN_JIWA_DENGAN_ANSIE
TAS
iii