Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA

“Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Kecemasan”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Keperawatan
Jiwa yang diampu oleh :

Slamet Rohaedi, S.Kep., MPH.

Disusun oleh :

Arsherin Dwi Ayunda Putri 1808046


Dea Mahendra 1800769
Fahninda Anggri Rahmaniar 1801346
Firda Amelia Putri 1807687
In-In Shintya 1800820
Putri Ananda Dini 1808088

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT. yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok ini yang membahas tentang “Strategi
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Kecemasan” disusunnya
makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.

Kami ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberi tugas ini,
sehingga kami mendapat wawasan yang lebih luas tentang Keperawatan Jiwa
khususnya mengenai “Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien
Kecemasan”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, dan untuk para pembaca kedepannya kami harap
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 18 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan .........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

2.1 Definisi Ansietas .........................................................................................3


2.2 Tanda-Tanda ansietas..................................................................................3
2.3 Tingkatan Ansietas......................................................................................4
2.4 Faktor Predisposisi ......................................................................................7
2.5 Faktor-Faktor yang Memperberat Ansietas ................................................8
2.6 Perbedaan Pada Tingkatan Usia..................................................................9
2.7 RolePlay Ansietas .......................................................................................9
2.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Ansietas ..........19
BAB III PENUTUP ...............................................................................................21
3.1 Kesimpulan ................................................................................................21
3.2 Saran ...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai
berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer,
1999).
Kecemasan (ansietas) adalah respon psikologik terhadap stres yang
mengandung komponen fisiologik dan psikologik. Reaksi fisiologis terhadap
ansietas merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf otonom,
meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan darah
dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan
lembab.
Tingkatan ansietas dibagi menjadi empat yaitu : ansietas ringan, ansietas
sedang, ansietas berat dan panic. Jika panic berlangsung lama dan terus
menerus dapat menimbulkan kelelahan yang sangat dan bahkan kematian.
Ansietas dapat disebabkan oleh berbagai factor antara lain : konflik
emosional, perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal, keluarga dan biologis.
Mekanisme koping yang dapat dilakukan untuk mengatasi ansietas antara
lain : reaksi yang berorientasi pada tugas, dan mekanisme pertahanan ego.
Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan harus memiliki kemampuan
dalam mengatasi ansietas agar tidak menjadi terus menerus yang dapat
berdampak pada psikologis maupun fisiologis.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan mengenai konsep ansietas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi ansietas

1
2. Menjelaskan tanda-tanda ansietas
3. Menjelaskan tingkatan ansietas
4. Menjelaskan factor predisposisi ansietas
5. Menjelaskan factor yang memperberat ansietas
6. Menjelaskan perbedaan pada tingkat usia
7. Menjelaskan mekanisme koping menghadapi ansietas
8. Menjelaskan penatalaksanaan ansietas
9. Menjelaskan asuhan keperawatan dengan ansietas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ansietas


Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi (Videbeck, 2008).
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai
berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer,
1999).
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara
subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal terhadap
sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian
tersebut.(Stuart, 1998).
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut yaitu
adanya obyek dan dapat diidentifikasi serta dapat dijelaskan oleh individu.
Kecemasan adalah respon emosi tanpa obyek yang spesifik dialami, di
komunikasi secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan,
kekhawatiran yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan di
hubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Kaplan dan
sadock, 1997).

2.2 Tanda-tanda Ansietas (Kecemasan)


Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas
(Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

3
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.

2.3 Tingkatan Ansietas


1. Ansietas ringan
berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatifitas.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai
berikut
a. Respons fisik Ketegangan otot ringan Sadar akan lingkungan Rileks
atau sedikit gelisah Penuh perhatian Rajin
b. Respon kognitif Lapang persepsi luas Terlihat tenang, percaya diri
Perasaan gagal sedikit Waspada dan memperhatikan banyak hal
Mempertimbangkan informasi Tingkat pembelajaran optimal
c. Respons emosional Perilaku otomatis Sedikit tidak sadar Aktivitas
menyendiri Terstimulasi Tenang
2. Ansietas sedang
memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian
yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai
berikut a. Respon fisik :
Ketegangan otot sedang Tanda-tanda vital meningkat Pupil
dilatasi, mulai berkeringat Sering mondar-mandir, memukul tangan Suara
berubah : bergetar, nada suara tinggi Kewaspadaan dan ketegangan
menigkat Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri
punggung

4
b. Respons kognitif
Lapang persepsi menurun Tidak perhatian secara selektif Fokus
terhadap stimulus meningkat Rentang perhatian menurun Penyelesaian
masalah menurun Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
d. Respons emosional Tidak nyaman Mudah tersinggung Kepercayaan
diri goyah Tidak sabar Gembira
3. Ansietas berat
sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai
berikut :
a. Respons fisik
 Ketegangan otot berat
 Hiperventilasi
 Kontak mata buruk
 Pengeluaran keringat meningkat
 Bicara cepat, nada suara tinggi
 Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
 Rahang menegang, mengertakan gigi
 Mondar-mandir, berteriak
 Meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif
 Lapang persepsi terbatas
 Proses berpikir terpecah-pecah
 Sulit berpikir
 Penyelesaian masalah buruk
 Tidak mampu mempertimbangkan informasi
 Hanya memerhatikan ancaman
 Preokupasi dengan pikiran sendiri

5
 Egosentris
c. Respons emosional
 Sangat cemas
 Agitasi
 Takut
 Bingung
 Merasa tidak adekuat
 Menarik diri
 Penyangkalan
 Ingin bebas
4. Tingkat panic dari ansietas
berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Rincian terpecah
dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, orang yang
mengalami panic tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panic,
terjadi peningkatan aktiviitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan
kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas in tidak sejalan
dengan kehidupan, dan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama,
dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
 Flight, fight, atau freeze
 Ketegangan otot sangat berat
 Agitasi motorik kasar
 Pupil dilatasi
 Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
 Tidak dapat tidur
 Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
 Wajah menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif

6
 Persepsi sangat sempit
 Pikiran tidak logis, terganggu
 Kepribadian kacau
 Tidak dapat menyelesaikan masalah
 Fokus pada pikiran sendiri
 Tidak rasional
 Sulit memahami stimulus eksternal
 Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c. Respon emosional
 Merasa terbebani
 Merasa tidak mampu, tidak berdaya
 Lepas kendali
 Mengamuk, putus asa
 Marah, sangat takut
 Mengharapkan hasil yang buruk
 Kaget, takut
 Lelah

2.4 Faktor Predisposisi


1. Dalam pandangan psikoanalitik
ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian-id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitive seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego
atau Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang
bertentangan, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada
bahaya.
2. Menurut pandangan interpersonal
ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan
penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang

7
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3. Menurut pandangan perilaku
ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.
5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas. Penghambat asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA)
juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorphin.
Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai
akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas (Stuart, 1998).

2.5 Faktor – faktor yang memperberat ansietas


1. Ancaman terhadap integritas fisik.
Ketegangan yang mengancam integritas fisik yang meliputi :
a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya :
hamil).
b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
a. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai
ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri
b. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

8
2.6 Perbedaan pada tingkat usia
a. Bayi/anak
 Berhubungan dengan perpisahan
 Berhubungan dengan lingkungan atau orang asing
 Berhubungan dengan perubahan hubungan sebaya
b. Remaja
 Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
 Perkembangan seksual
 Perubahan hubungan dengan teman sebaya
c. Dewasa
 Berhubungan dengan konsep diri :
 Kehamilan
 Menjadi orang tua
 Perubahan karir
 Efek penuaan
d. Lansia
 Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
 Kehilangan sensori
 Kehilangan motoric
 Masalah finansial
 Perubahan pension

2.7 ROLEPLAY ANSIETAS (KECEMASAN)

Dea Mahendra sebagai Klien


Arsherin Dwi A sebagai Keluarga Klien
In-In Shintya sebagai Perawat 1
Fahninda Anggri R sebagai Perawat 2
Firda Amelia P sebagai Perawat 3
Putri Ananda sebagai Perawat 4

9
Ada seorang klien bernama Dea beragama Islam mengalami kecelakaan
lalu lintas,dibagian kaki kanan terdapat fraktur tulang patela (lutut). Oleh dokter
di diagnosa dengan fraktur patela sinistra dan tidak dapat dilakukan lagi
penanganan medis oleh karena itu klien tiga hari yang akan datang akan dilakukan
amputasi. Pada saat pengkajian, tampak klien mengalami kecemasan yang sedang
dimana terdapat tanda-tanda seperti gelisah, klien hanya fokus pada kakinya yang
akan diamputasi,sulit konsentrasi,tapi masih dapat melakukan sesuatu dengan
arahan orang lain.

Sekarang klien mengalami kecemasan yang dikarenakan klien merasa


terancam dengan kakinya yang akan diamputasi tersebut. Tampak keluarga juga
sedang mendampingi klien. Saat ini klien dirawat diruang ortopedi RS Melati.

Komunikasi Terapeutik

1. Praorientasi
Perawat mempersiapkan diri untuk berkomunikasi dan memikirkan
hal-hal yang perlu ditanyakan dan dilakukan kepada klien serta bertanya
tentang kondisi klien kepada teman sejawat yang jaga malam.

2. Orientasi
Perawat 1 : Assalamualaikum, pak Dea.

Klien : Waalaikumsalam sus.

Perawat 1 : Perkenalkan pak saya perawat In-in, bapak bisa memanggil


saya perawat In-in, saya perawat yang bertugas pada pagi hari ini. Tujuan saya
kesini adalah untuk memeriksa tekanan darah bapak.

(kemudian perawat memeriksa tekanan darah pasien)

Perawat 1 : Wahh tekanan darah bapak cukup tinggi yaitu 140/80 mmhg.
Kalau boleh tahu bagaimana perasaan bapak saat ini?

Pasien : Saya takut suster

10
Perawat 1 : Takut kenapa pak?

Klien : Saya takut dan cemas karena besok sore kaki saya akan di
amputasi.

Perawat 1 : Ohh jadi begitu. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang


sebentar mengenai kecemasan yang sedang bapak alami, kira-kira 20 menit,
tempatnya disini saja, bagaimana bapak, apakah bapak bersedia?

Klien : Baiklah saya bersedia, suster.

Perawat 1 : Oke, bapak, kita mulai pembicaraannya ya.. nah, pertama saya
mau nanya dulu pa, apa yang menyebabkan bapak tampak cemas?

Klien : Begini suster, kata Dokter kaki saya harus diamputasi karena
sudah tidak dapat lagi diobati, saya terus memikirkan bagaimana saya akan
hidup tanpa kaki saya sebelah, saya khawatir tidak bisa bekerja lagi.

Perawat 1 : Ohh, begitu ya pak, lalu biasanya kapan saja bapak terpikirkan
mengenai hal itu?

Klien : Biasanya saya terpikirkan hal itu pada saat waktu-waktu luang,
misalnya pada saat keluarga saya nebus obat atau pergi atau saat mereka tertidur.

Perawat 1 : Oh, begitu pak, itu saat suasana lingkungan sepi ya pa?

Klien : Iya suster

Perawat 1 : Nah, bapak, saya mau nanya lagi, bapak ingat tidak perilaku atau
sikap bapak saat bapak merasa cemas, misalnya seperti apa pak?

Klien : Saya akan berperilaku gelisah, berbaring tidak tenang atau


bolak balik kanan kiri, dan terus menatap kaki saya.

Perawat 1 : Hmm.. seperti itu ya pak, lalu setelah itu apa yang
bapak lakukan untuk mengatasi kecemasan bapak?

Klien : Saya tidak tahu sus.

Perawat 1 : Nah jadi ada beberapa teknik untuk mengatasi kecemasan yang
bapak rasakan, yang pertama yaitu cara pengalihan situasi, jadi kalau misalnya

11
bapak sedang mengalami kecemasan bapak bisa melakukan hal yang bapak sukai,
misalnya tidur, menonton tv atau membaca buku. Bagaimana bapak apakah
sudah jelas?

Klien : Iyaa suster, sangat jelas.

Perawat 1 : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang


tadi?

Klien : Saya sudah mengerti bagaimana cara mengatasi kecemasan


seperti yang suster katakan tadi yaitu dengan cara mengalihkan situasi.

Perawa t 1 : Coba bapak bisa sebutkan tadi bagaimana cara mengatasinya


kecemasan ?

Klien : Suster bilang tadi bisa dengan mengalihkan situasi dengan


melakukan kegiatan seperti tidur, menonton tv, membaca buku atau yang lainnya.

Perawat 1 : Wahh hebat. Bapak dapat mengingatnya dengan baik, nanti


apabila bapak kembali merasa cemas bapak bisa mempraktekkan cara yang telah
kita bicarakan tadi. Bagaimana bapak, apakah sudah jelas?

Klien : Iya sangat jelas sekali, suster.

Perawat 1 : Baiklah bapak, nanti siang sekitar jam 14.00 temen saya akan
kesini lagi melihat keadaan bapak, dan apabila bapak masih merasa cemas teman
saya akan mengajarkan kepada bapak cara mengatasinya dengan teknik yang
kedua yaitu teknik nafas dalam. Bagaimana bapak, apakah bapak bersedia?

Klien : Baiklah, saya bersedia.

Perawat 1 : Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, Assalamualaikum.

Klien : Waalaikumsalam

SP 2

Perawat 2 : Assalamualaiukum bapak Dea. Perkenalkan saya Perawat


Fahninda

12
Klien : Waalaikumsalam.

Perawat 2 : Bagaimana perasaan bapak siang ini?

Klien : Saya masih merasa cemas, sus.

Perawat 2 : Apakah bapak sudah melakukan cara mengatasi kecemasan


seperti yang diajarkan Perawat In-in sebelumnya pak?

Klien : Sudah sus, saya menonton tv, tapi tetap saja saya merasa
cemas.

Perawat 2 : Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau sekarang saya ajarkan cara
mengatasi kecemasan yang kedua, yaitu dengan cara teknik nafas dalam, kita
melakukannya disini saja pak, kurang lebih 10 menit, bagaimana apakah bapak
bersedia ?

Klien : Baiklah saya bersedia, suster.

Perawat 2 : Baiklah pak jadi seperti ini caranya, saya praktikan dulu nanti kita
akan praktikan bersama-sama cara nya adalah, tarik nafas dalam-dalam tahan
selama 10 detik lalu hembuskan melalui mulut perlahan lahan. Bagaimana bapak
apakah kita bisa melakukannya sekarang ?

Klien : Iya bisa.

Perawat 2 : Tarik napas bapak yang dalam tahan, saya hitung sampai 10 ya
bapak tahan 1,2,3.... sudah kita ulang tiga kali ya pak. Wahh bagus bapak dapat
mempraktekkannya dengan sangat bagus. Bagaimana perasaan bapak setelah
kita melakukan teknik napas dalam tadi ?

Klien : Saya merasa sedikit lebih tenang sekarang sus.

Perawat 2 : Coba bapak ulangi bagaimana caranya tadi mengatasi


kecemasan dengan cara teknik nafas dalam.

(Klien mempraktekkan bagaimana cara melakukan teknik nafas dalam)

Perawat 2 : Wahh bagus bapak bisa mempraktekkannya dengan sangat


bagus sekali. Nanti apabila bapak kembali merasa cemas bapak bisa

13
mempraktekkan cara yang telah saya ajarkan tadi. Bagaimana bapak, apakah
sudah jelas?

Klien : Iya sangat jelas sekali, suster.

Perawat 2 : Baiklah bapak, nanti sore sekitar jam 17.00 teman saya akan
kesini lagi melihat keadaan bapak, dan apabila bapak masih merasa cemas teman
saya akan mengajarkan kepada bapak cara mengatasinya dengan teknik yang
ketiga yaitu teknik spiritual. Bagaimana bapak, apakah bapak bersedia?

Klien : Baiklah, saya bersedia sus.

Perawat 2 : Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, Assalamuaalaikum.

Klien : Walaikumsalam

SP 3

Perawat 3 : Assalamualaiukum bapak Dea. Perkenalkan saya Perawat Firda.

Klien : Waalaikumsalam sus.

Perawat 3 : Bagaimana perasaan bapak sore ini?

Klien : Saya merasa kecemasan saya sudah berkurang setelah saya


praktekkan apa yang telah suster-suster hari ini ajarkan tadi.

Perawat 3 : Nahh berarti bapak sudah mempraktekkannya yaa. Bagus


sekali. Baiklah, kalau begitu sesuai sekarang saya akan mengajarkan bagaimana
cara mengatasi kecemasan yang terakhir, yaitu dengan teknik pendekatan
spiritual, kita melakukannya disini saja pak, kurang lebih 10 menit, bagaimana
apakah bapak bersedia?

Klien : Baiklah saya bersedia, suster.

Perawat 3 : Nah bapak, tadikan bapak mengatakan masih ada kecemasan. Oh


iya bapak bagaimana dengan ibadah bapak?

Klien : Alhamdulillah saya kerjakan suster.

14
Perawat 3 : Apakah bapak fokus atau dapat khusyuk saat beribadah ?

Klien : Nah itu dia suster masalahnya, saat saya beribadah kadang saya
sering terpikirkan masalah tersebut, jadi ketika saya beribadah kadang tidak
khusyuk.

Perawat 3 : Nah, pak ketika bapak beribadah, akan lebih baik jika
bapak khusyuk menjalaninya, karena ketenangan akan didapat jika bapak bisa
khusyuk, bapak bisa menyerahkan segala kecemasan bapak,
memohon pada Tuhann Yang Maha Kuasa, bukankah tidak ada yang tidak
mungkin untuk Tuhan, dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, ketenangan
akan didapat bapak akan memiliki pemikiran yang lebih tenang dan terbuka dalam
melihat permasalahan yang ada dan menemukan solusi terbaik dengan tenang.
Bapak bisa perbanyak berdzikir, membaca Al-Qur’an, berserah sepenuhnya
pada Tuhan dan berdo’a meminta pertolongan2ya, agar masalah ini segera
menemukan titik terang yang baik untuk semuanya.

Klien : Iya suster, saya memang merasa agak jauh akhir-akhir ini, saya
teralu memikirkannya lupa bahwa pertolongan terbaik adalah dari Tuhan. Saya
akan berusaha untuk khusyuk dan banyak beribadah sus. Saya yakin Allah
mendengar doa saya, Allah melindungi saya. Terima kasih atas pencerahan
dari suster,

saya merasa senang sekali bisa dirawat oleh suster-suster yang baik dan sangat
perhatian sama Saya.

Perawat 3 : Bagaimana perasaan bapak setelah kita melakukan pendekatan


spiritual?

Klien : Saya sudah mulai tenang sekarang, sus. Pemikiran saya sudah
mulai terbuka. Saya pasti bisa menghadapi ini. Saya harus bersabar.

Perawat 3 : Nah bapak jika nanti bapak cemas bapak bisa menambah dzikir,
membaca Al-Quran lebih dari biasanya, berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan
lebih dekat lagi agar lebih tenang

15
Klien : Terimakasih suster. Saya akan ingat perkataan suster. Terima
kasih suster.

Perawat 3 : Iya sama-sama pak. Baiklah bapak besok saya akan kembali lagi
untuk melihat perkembangan bapak sekitar jam 07.30. Bagaimana pak

Klien : Baiklah sus.

Perawat 3 : Baiklah kalau begitu saya permisi dulu pak, bapak segera
tidur yaa. Selamat malam.

Klien : Selamat malam sus.

Hari Ke-3

Keluarganya menemani Klien Dea di ruangan ortopedi RS Melati, saat itu


perawat Putri yang telah diberitahu juga oleh perawat sebelumnya
untuk melakukan pemberian informasi mengenai klien serta cara membantu
pasien keluar dari kecemasannya, keluarga tampak menuju ke nurse station sambil
bertanya

Perawat 4 : Bu, kita bisa bicara sebentar mengenai kondisi Pak Dea.

Keluarga : Iya bisa sus.

Perawat 4 : Begini bu, kita perlu membicarakan perawatan keluarga


ketika klien mengalami kecemasan akibat akan diamputasi kakinya ini. nah begini
bu, ansietas atau kecemasan ini adalah rasa tidak aman dan kekhawatiran yang
timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan sumbernya
berasal dari dalam. Tanda-tandanya individu hanya fokus pada pikiran yg menjadi
perhatiannya, lapang persepsi menyempit (menurun/berkurang), hanya mampu
memperhatikan hal-hal yg tidak detail, tetapi dapat melakukan/memperhatikan
hal- hal yang bersifat detail apabila disuruh, masih dapat melakukan sesuatu
dengan arahan orang lain. Untuk menghilangkan rasa kecemasannya itu bapak
bisa melakukan tehnik mengalihkan perhatian seperti nonton tv bersama, atau
membaca buku, bila klien masih cemas coba lakukan tehnik nafas dalam

16
kepadanya dangan cara tarik napas dalam tahan 10 detik keluarkan lewat mulut
secara perlahan, kalau misalkan tetap cemas kita lakukan tehnik 5 jari. Disitu
langkah pertama untuk di awal dan di akhir lakukan tehnik napas dalam untuk 5
jari, jari telunjuk suruh membayangkan dengan hobi yang disenangi, untuk jari
tengah bayangkan dengan orang yang disayangi, untuk jari manis bayangkan
pujian yang pernah di dapat dan terakhir untuk jari kelingking bayangkan ke
tempat yang jauh yang sangat berkesan bagi pasien. Nah kalau masih tetap cemas
juga bapak bisa bawa ke puskesmas untuk di periksa serta diberikan obat anti
cemas.

Keluarga : Oh jadi seperti itu ya sus.

Perawat 4 : Mohon maaf bu, ibu bisa mengulang penjelasan saya tadi?

Keluarga : Bisa. Ini saya ulang.

(Klien mengulangi apa yang telah diajarkan perawat tadi)

Perawat 4 : Nah ibu terus selama di rumah bapak beserta keluarga bisa
membimbing dan mengawasi bapak Dea.

Keluarga : Iya, saya akan selalu membimbing dan mengawasi


bapak Dea sus.

Perawat 4 : Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku


yang ditampilkan oleh bapak selama di rumah. Kalau misalnya bapak menolak
minum obat atau memperlihatkan perilaku yang terlihat cemas. Bila hal ini terjadi
segera hubungi Suster Mila di Puskesmas Mawar, puskesmas terdekat dari rumah
ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya (065-0000). Jika tidak teratasi
Suster Mila saya akan merujuknya ya bu. Dan ingat ya yang tadi bu, sebelum
habis obat, 2 hari sebelumnya diharapkan Ibu Arin sudah kontrol dan
untuk mendapatkan obat lagi setelah berkonsultasi dengan dokter di puskesmas ya
bu.

Keluarga : Baiklah. saya akan mengingatnya.

17
Perawat 4 : Nah setelah kita berbincang-bincang tadi tentang kecemasan
yang bapak Dea alami dan juga cara merawat bapak, sekarang
bagaimana perasaan ibu?

Keluarga : Saya seneng jadi tahu gimana jaga dan bantuin bapak saya
supaya tidak mengalami cemas lagi

Perawat 4 : Bagus bu. Jadi apa saja yang harus dilakukan saat dirumah tadi ?

Keluarga : Membimbing serta mengawasi bapak Dea selama di rumah


termasuk minum obat secara teratur, dua hari sebelum obat habis sudah kontrol
dan untuk mendapatkan obat lagi setelah berkonsultasi dengan dokter di
puskesmas dekat rumah yaitu Mawar. Kemudian perhatikan sikap yang
ditampilkan bapak, jika terdapat masalah seperti menolak minum obat atau
mengalami kecemasan yang berlebih segera hubungi Puskesmas Mawar yang
dekat rumah dan perawat Mila yang disana ya sus.

Perawat 4 : Iya betul sekali ibu. Nah sekarang ada yang ingin ibu tanyakan ?

Keluarga : Tidak ada sus, saya dapat memahaminya

Perawat 4 : Untuk selanjutnya saat dirumah, bapak dan keluarga yaa yang
mengawasi dan mengingatkan Bapak Dea seperti mengalihkan situasi, teknik
nafas dalam serta teknik lima jari ya bu.

Keluarga : Baik suster. Terimakasih.

18
2.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Ansietas
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan. Klien selalu
memikirkan kaki kanannya yang terdapat fraktur patela dan akan di
amputasi oleh dokter.
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas
3. Tujuan
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenal ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi
untuk mengatasi ansietas
4. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
percaya adalah :
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan,
asal institusi)
d. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
e. Menjelaskan tujuan interaksi
f. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali
bertemu pasien
2. Bantu pasien mengenal ansietas
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
b. Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas

19
c. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d. Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas

3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa


percaya diri
a. Pengalihan situasi
b. Latihan relaksasi

1) Tarik nafas dalam

2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot

c. Teknik 5 jari

4. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas


muncul

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai
berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).

Kecemasan (ansietas) adalah respon psikologik terhadap stres yang


mengandung komponen fisiologik dan psikologik. Reaksi fisiologis terhadap
ansietas merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf otonom,
meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan darah dan
suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembab.

3.2 Saran

harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, dan untuk para pembaca kedepannya kami harap
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8157922/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_JIWA_DE
NGAN_KECEMASAN

https://www.academia.edu/34817514/LP_KECEMASAN

https://www.academia.edu/31863016/ASUHAN_KEPERAWATAN_JIWA_DENGAN_ANSIE
TAS

iii

Anda mungkin juga menyukai