Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN RELAKSASI NAFAS DALAM PADA TN.

S
DI RUANG TERATAI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Hari : Rabu
Tanggal : 09 Oktober 2019
Jam : 15.00
A. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pinggang sebelah kiri
B. Diagnosa Medis
Nefrolitiasis
C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
DS:
Klien mengatakan nyeri pada pinggang kiri
P: nyeri bertambah saat bergerak dan semakin sakit saat ditekan punggungnya
Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: Nyeri pada pinggang kiri
S: Skala 5
T: Hilang timbul
DO:
Klien sesekali tampak meringis kesakitan dan memegangi pinggang sebelah
kirinya.
TTV:
TD: 130/80mmHg R: 20x/menit
HR: 75x/menit S: 360C
E. Dasar Pemikiran
Batu saluran kemih merupakan keadaan patologis dimana ada massa
seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat
menyebabkan nyeri, infeksi dan perdarahan. Terbentuknya batu karena air
kemih jenuh dengan garam garam yang dapat membentuk batun atau karena
air kemih kekurangan materi materi yang dapat menghambat bembentukan
batu, kuranggya produksi air kencing dan keadaan keadaan idiopatik. Lokasi
batu saluran kemih di jumpai khas di pelvis dan apabila akan keluar terhenti di
ureter atau kandung kemih (Stoller, 2011)
Menurut Fabiansyah, et al (2012), batu ginjal terbentuk pada tubuli
ginjal di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis
serta seluruh kaliks ginjal. Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks
ginjal memberikan gambaran menyerupai tanduk rusa sehingga disebut batu
staghorn atau batu cetak ginjal.
Penyebab / Etiologi
1. Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria yang disebabkan oleh
hiperparatiroidisme,
2. asidosis tubulus renal, mieloma multiple.
3. Dehidrasi kronik.
4. Imobilitas yang lama.
5. Metabolisme purin ab normal (hiperuri semia dan pirai).
6. Obstruksi kronik oleh benda asing di dalam traktus urinarius dan
kelebihan
7. absorbsi oksalat pada penyakit inflamasi usus atau ileastomi.
Manifestasi Klinis secara umum
1. Kolik renal
2. Nyeri tekan kostovertebral
3. Nyeri pinggang
4. Kulit yang dingin dan basah
5. Gejala frekuensi pada urinasi
6. Gejala urgensi pada urinasi
7. Diaforesis
8. Hipertensi
9. Takikardia
10. Menggigil dan demam
11. Pucat
12. Nausea dan vomitus
13. Sinkop
14. Disuria, hematuria
Manifestasi klinis yang sering ditemukan
1. Kolik renal
2. Nyeri tekan kostovertebra
3. Nyeri pinggang

F. Prinsip tindakan keperawatan


Prinsip bersih
1. Pre interaksi
Persiapan alat
- Melakukanpengkajiandan membaca mengenai status pasien
- Mencuci tangan
2. Fase orientasi
- Memberi salam / menyapa klien
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan tindakan
- Menjelaskan langkah prosedur
- Menanyakan persetujuan / kesiapan klien
3. Fase kerja
- Mencuci tangan
- Menjaga privacy pasien
- Mempersiapkan pasien
- Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan 1 tangan di
abdomen

- Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik napas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup
- Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen( cegah lengkung pada
punggung )
- Meminta pasien menahan nafas sehingga 3 hitungan
- Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan ( lewat mulut
bibir seperti meniup )
- Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dari kontraksi dari otot

- Menjelaskan kepada pasien untuk melakukan latihan ini bila mengalami sesak
nafas
- Mencuci tangan
4. Fase terminasi
- melakukan evaluasi
- Menyampaikan rencana tindak lanjut
- Berpamitan dengan pasien
- Cuci tangan

G. Analisa tindakan
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah
(Brunner& Suddrath , 2010).

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Relaksasi nafas dalam merupakan tindakan keperawatan yang aman
dan tidak memiliki resiko bahaya terhadap kesehatan pasien. Mudah
dilakukan dan tidak memerlukan alat. Relaksasi melibatkan sistem otot dan
respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan
saja atau sewaktu-waktu.

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


-Observasi nyeri
-kolaborasi dengan tim medis pemberian analgetik
J. Hasil yang didapat setelah dilakukan tindakan
S: klien mengatakan nyeri pinggang kiri
P: nyeri saat bergerak dan bertambah saat di tekan pinggang
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri pinggang kiri
S: skala 4
T: hilang timbul
O: klien tampak sesekali meringis menahan nyeri
Ttv: Td: 140/90 mmHg. N: 81 x/menit. S: 360c. RR: 19 x/menit
A:masalah belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
- Kolaborasi pemberian terapi medis analgetik

K. Evaluasi diri
Tindakan ini sudah dilakukan sesuai prosedur, pemberian relaksasi nafas
dalam sudah dilakukan.

L. Daftar Pustaka

Brunner & Suddart. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta : EGC

Fabiansyah, et al. (-). Presentasi kasus bedah urologi: batu staghorn. 12 Juli
2013.

Padila.(2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha


Medika

Stoller, Bolton.(2011). Urinary stone disease In : Tanagho EA, Mc Aninch JW


Smith’s general urology. 15th edition. New York: Mc Graw-HillCompanie.

Thahir, Nuryanti & Nurlaela.(2018). Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam


“Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Gastritis Diruang
Rawat Inap RSUD Haji Makasar”. Journal of nusing science vo. 2 no.
2

Anda mungkin juga menyukai