Anda di halaman 1dari 60

i

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP


NYERI PADA PASIEN SINDROM DISPEPSIA
DI RSUD. CICALENGKA

USULAN PENELITIAN

Oleh:

EMAN SULAEMAN
NIM 312020049

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

EMAN SULAEMAN
NIM 312020049

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP


NYERI PADA PASIEN SINDROM DISPEPSIA
DI RSUD. CICALENGKA

Usulan Penelitian ini Telah Disetujui dan


Dipertanggungjawabkan Dihadapan Sidang Penguji Program
Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Bandung

Oleh:

Pembimbing Utama

Dr. Sitti Syabariah, S.Kp.,MS.,Biomed


NIP : 197007311995032001

Pembimbing Pendamping

Anggriyan Tri Widianti,


S.Kep.Ners.,M.Kep NPP : 2017190190061

ii
KATA PENGANTARA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala kasih sayang dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Usulan Proposal

Penelitian dengan judul “pengaruh kompres hangat terhadap nyeri pada pasien

sindrom dispepsi di RSUD. Cicalengka”.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya Usulan Penelitian ini tidak lepas dari

adanya kesempatan, dorongan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu

perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Ibu Tia Setiawati, S.Kep.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.an selaku Rektor Universitas

‘Aisyiyah Bandung yang memberikan motivasi selama masa perkuliahan ini.

2. Ibu Dr.Sitty Syabariyah, S.Kep.ms.Biomed selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas ‘Aisyiyah Bandung sekaligus sebagai pembimbing 1 yang selalu

memberikan arahan, masukan dan motivasi yang tinggi dalam penyusunan

usulan penelitian ini sehingga penulis mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

3. Bapak Angga Wilandika, S.Kep.,Ners.M.Kep selaku kepala program studi

sarjana keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung,

yang memberikan motivasi selama masa perkuliahan ini.

4. Ibu Anggriyan Tri Widianti, S.Kep.Ners.,M.Kep selaku pembimbing 2 yang

juga selalu memberikan arahan, masukan dan motivasi yang tinggi dalam

penyusunan skripsi ini sehingga penulis mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

iii
5. Bapak Nandang Jamiat Nugraha, S.Kep.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom selaku

Pembimbing Akademik yang selalu mendorong penulis sehingga

bersemangat dalam penyusunan usulan penelitian ini.

6. Ibu Ariani Fatmawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku Koordinator

skripsi yang selalu memberikan semangat selama proses penyusunan usulan

penelitian ini.

7. Seluruh dosen dan staf secretariat Program Studi Sarjana Keperawatan

Universitas ‘Aisyiyah Bandung atas dukungan, bantuan dan kerjasamanya

selama ini.

8. Orang tua dan Mertua tercinta serta istri dan anak-anak yang tiada hentinya

selalu mendukung dan mendo’akan penulis hingga sampai pada tahap

penyusunan penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan usulan penelitian ini

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Usulan Penelitian ini masih

banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan usulan penelitian ini sehingga dapat diterima dan

bermanfaat.

Bandung, Januari 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 7

A. Landasan Teori ..................................................................................... 7

B. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 25

C. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 27

D. Hipotesis ............................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 31

A. Metode Penelitian ................................................................................. 31

B. Variabel Penelitian ............................................................................... 32

C. Definisi Operasional ............................................................................. 33

D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34

E. Pengumpulan Data ............................................................................... 36

v
F. Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 37

G. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 37

H. Prosedur Penelitian ............................................................................... 39

I. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 43

J. Etika Penelitian ..................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati, perasaan

tidak enak pada saluran pencernaan bagian atas, yang menetap atau episodic

disertai dengan rasa panas di dada dan perut, rasa lekas kenyang, anoreksia,

kembung, regurgitasi, dan banyak mengeluarkan gas asam dari mulut

(Muflih & Najamuddin, 2020).

Kasus dispepsia di dunia mencapai 13-40% dari total populasi dalam

setiap Negara. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa di Eropa, Amerika

Serikat dan Oseania, prevalensi dispepsia sangat bervariasi antara 5-43 %.

Apabila tidak ditangani dengan serius maka pada Tahun 2020 proporsi angka

kematian akibat penyakit tidak menular seperti dispepsia akan terus

meningkat menjadi 73% dan proporsi kesakitan menjadi 60% di dunia.

Sedangkan untuk negara SEARO (South East Asian Regional Office) pada

Tahun 2020 diprediksi bahwa, angka kematian dan kesakitan karena penyakit

tidak menular akan meningkat menjadi 42%-50% (Zakiyah dkk, 2021).

Kasus dispepsia di kota-kota besar di Indonesia cukup tinggi. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Nento dkk. 2019, angka kejadian dispepsia

tertinggi di kota Jakarta sebanyak 50% di ikuti oleh kota Bandung sebanyak

1
2

32,5%. Gambaran klinis penderita dyspepsia yang datang ke rumah sakit

yaitu cepat kenyang, sendawa, mual dan kembung (Nento dkk, 2019).

Dyspepsia menyebabkan ketidakteraturan makan seperti kebiasaan

makan yang buruk, tergesa -gesa, dan jadwal yang tidak teratur. Penelitian

Arsyad, dkk yang lebih tinggi mengalami dyspepsia yaitu berjenis kelamin

perempuan sebanyak 51 responden (63 %) sedangkan responden berjenis

kelamin laki-laki yang mengalami dyspepsia fungsional sebanyak 30

responden (37 %) (Arsyad dkk, 2018).

Rasa nyeri merupakan sensasi rumit, unik, universal, sehingga tidak

ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian

nyeri sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada individu,

secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang

mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya suara

menangis atau merintih, ekpresi wajah (meringis, mengigit bibir), pergerakan

tubuh / verbal (gelisah, tegang pada otot, mondar mandir), interaksi sosial

(menghindari percakapan, disorientasi waktu) (Judha & Fauziah, 2012).

Perawat memiliki peran penting dalam menangani kejadian

dyspepsia, sehingga perawat memiliki tugas profesional untuk mengenali dan

mencegah hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya gejala dyspepsia

tersebut. Terapi farmakologi yang digunakan dalam menurunkan tingkat nyeri

biasanya menggunakan analgetik yang memiliki beberapa efek samping

(Kurniyawan, 2016).
3

Peran perawat dalam pemberi asuhan keperawatan adalah melakukan

intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi. Salah satunya adalah tindakan

yang dilakukan untuk penatalaksanaan nyeri pada pasien sindrom dispepsi

menggunakan metode komplementer dengan kompres hangat. Faktor-faktor

penyebab dispepsia adalah faktor psikologi, pola makan, kebiasaan merokok,

alkohol, penggunaan obat-obat NSAID, infeksi Helicobakter pylori, dan

faktor sosial. Gejala dyspepsia banyak dipicu oleh konsumsi makanan, maka

penggolongan dyspepsia ada yaitu sindrom nyeri epigastrium dan sindrom

distress postprandial (Lee dkk, 2019).

Berdasarkan bukti-bukti ilmiah mengenai penanganan nyeri dengan

menggunakan kompres hangat yang dilakukan oleh tenaga medis khususnya

perawat maka peneliti melakukan langkah awal meminta data dyspepsia dari

periode Januari-Desember 2021 sebanyak 3.245 dan melakukan studi

pendahuluan di Ruang IGD sebanyak 5 pasien dan di ruang dalam sebanyak 5

pasien total 10 pasien, 6 pasien mengatakan bahwa rasa nyeri dibagian ulu

hati berkurang seketika setelah meminum obat yang diberikan perawat, 2

pasien mengatakan setelah minum obat tidak terasa pengurangan rasa nyeri

dibagian ulu hati dan 2 pasien mengatakan dilakukan kompres air hangat

yang di anjurkan perawat cukup mengurangi rasa sakit di bagian ulu hati.

Fenomena diatas memacu peneliti untuk melakukan penelitian

tentang pengaruh kompres hangat terhadap nyeri pada pasien dispepsi di

RSUD. Cicalengka.
4

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh kompres hangat terhadap nyeri pada pasien

sindrom dispepsia di RSUD. Cicalengka?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres

hangat terhadap nyeri pada pasien sindrom dispepsia di RSUD. Cicalengka

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini antara lain untuk:

a. Menganalisis sebelum terapi kompres hangat terhadap nyeri pada

pasien sindrom dispepsia di RSUD. Cicalengka.

b. Menganalisis setelah terapi kompres hangat terhadap nyeri pada pasien

sindrom dispepsia di RSUD. Cicalengka.

c. Menganalisis perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah terapi

kompres hangat terhadap nyeri pada pasien sindrom dispepsia di

RSUD. Cicalengka.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik, yaitu:

1. Aspek Teoritis
5

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga

kesehatan khususnya perawat guna memberikan asuhan keperawatan

dalam mengurangi skala nyeri pada pasien sindrom dispepsia.

2. Aspek Praktis

a. Bagi Tenaga Kesehatan khususnya perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai

salah satu upaya penanganan jenis komplementer dalam mengatasi

skala nyeri pada pasien sindrom dispepsia.

b. Bagi Instansi Kesehatan khususnya Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan

khususnya di wilayah kerja RSUD. Cicalengka dalam mengatasi skala

nyeri pada pasien sindrom dispepsia bisa dengan menggunakan terapi

komplementer yaitu kompres hangat.

c. Bagi peneliti

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dijadikan

rujukan serta intervensi dalam penambahan pengetahuan dalam

mengatasi nyeri pada pasien sindrom dyspepsia.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian yang berjudul “pengaruh kompres

hangat terhadap nyeri pada pasien sindrom dispepsia di RSUD. Cicalengka”

yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
6

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian baik secara

umum maupun khusus, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi landasan teoritis, kerangka pemikiran, hasil penelitian yang relevan

dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi

dan sampel,pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, prosedur

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, serta etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi gambaran umum RSUD. Cicalengka, analisis dan pembahasan,

keterbatasan peneliti.

BAB V KESIMPULAN

Berisi kesimpulan dan saran.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Dispepsia

a. Pengertian

Dispepsia adalah perasaan tidak nyaman atau nyeri pada

abdomen bagian atas atau dada bagian bawah. Salah cerna

(indigestion) mungkin digunakan oleh pasien untuk

menggambarkan dispepsia, gejala regurgitasi atau flatus.

Dispepsia merupakan suatu gejala yang di tandai dengan nyeri

ulu hati, rasa mual dan kembung. Gejala ini bisa berhubungan

atau tidak ada hubungan dengan makanan (Taufan, 2011).

Dispepsia sebagai suatu gejala atau sindrom ataupun

kumpulan gejala atau sindrom hal itu disebabkan oleh berbagai

penyakit, baik yang bersifat organik maupun fungsional. Begitu

bervariasinya bentuk dan beratnya gejala, sehingga istilah

dispepsia banyak di interpretasikan berbeda oleh dokter,

sebagian ahli mengatakan harus berhubungan dengan makanan,

yang lain berpendapat bahwa harus berhubungan dengan

saluran cerna bagian atas (Wibawani dkk., 2021).

b. Etiologi

Berikut sejumlah faktor yang mendorong terjadinya dispepsia

7
8

(Wijayanti & Saputro, 2016) yaitu:

1) Infeksi bakteri

Orang yang terinfeksi bakteri Helicobacter pylori dapat

mengalami gastritis. Penemuan bakteri ini dilakukan oleh Barry

Marshall dan Robin Warre, dua dokter peraih Nobel dari Australia.

Saat ini telah terbukti bahwa infeksi yang disebabkan oleh

Helicobacter pylori pada lambung biasa menyebabkan peradangan

mukosa lambung yang disebut dengan gastritis.

2) Obat penghilang nyeri

Konsumsi obat penghilang nyeri seperti, Nonsteroidal

antiinflamatory drugs (NSAIDs) misalnya aspirin, ibuproven

(Advil, Motrin, dan lain-lain), juga naproxen (Aleve) yang terlalu

sering dapat menyebabkan penyakit maag baik akut maupun kronis

3) Alkohol

Mengkonsumsi alkohol dapat mengiritasi atau merangsang dan

mengikis permukaan lambung sehingga asam lambung dengan

mudah akan mengikis permukaan lambung.

4) Stres

Keadaan stres yang disebabkan karena pembedahan luka atau

trauma, terbakar, ataupun infeksi penyakit tertentu dapat

menyebabkan gastritis akut


9

5) Asam Empedu

Asam empedu adalah cairan yang membantu pencernaan lemak.

Cairan ini diproduksi oleh hati dan di alirkan ke kantong empedu.

Ketika keluar kantong empedu, asam empedu akan di alirkan ke

usus kecil atau duodenum. Secara normal, cincin pylorus atau pada

bagian bawah lambung akan mencegah aliran asam empedu ke

dalam lambung setelah dilepaskan ke duodenum. Namun apabila

cincin tersebut rusak dan tidak bias menjalankan fungsinya dengan

baik karena pembedahan maka asam empedu dapat mengalir ke

lambung sehingga megakibatkan peradangan dan gastritis kronik.

6) Serangan tarhadap lambung

Sel yang dihasilkan oleh tubuh dapat menyerang lambung.

Kejadian ini memang jarang terjadi tetapi biasa terjadi.

Autoimmune gastritis sering terjadi pada orang yang terserang

penyakit Hashimoto’s disease, Addison’s disease, dan diabetes tipe

c. Manifestasi klinik

Manifestasi klinik yang biasa muncul (Utami & Kartika, 2018)

yaitu:

1) Gastritis akut erosive, gejala yang sangat mencolok adalah:

a) Hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat

hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.


10

b) Mual-mual dan muntah.

c) Perdarahan saluran cerna.

2) Gastritis kronis non erosive

a) Gejalanya bervariasi antara satu orang dengan yang lain dan

kadang tidak jelas.

b) Perasaan cepat penuh, anoreksia.

Diakibatkan sekresi yang berlebihan pada lambung ketika

ada makanan yang masuk.

c) Distress epigastrik yang tidak nyata.

Distress epigastrik yang tidak nyata sering berkaitan dengan

perasaan gaster seperti penuh padahal kalau dilakukan

pengecekan secara detail lambung tidak mengalami

peningkatan intralumennya.

d) Cepat kenyang.

Seperti lambung terasa cepat penuh.

3) Gastritis atropi

a) Nyeri apigastrik.
11

Timbulnya nyeri pada gastritis atropi akibat peningkatan sekresi

gastrin, tetapi justru mengalami penurunan getah lambung

akibat atropi parietal.

b) Anemia pernisiosa.

Penurunan ikatan terhadap kobalamin pada intestinum dapat

mengakibatkan anemia pernisiosa sebagai dampak penurunan

faktor intrinsic dari lambung.

c) Mual dan muntah

4) Gastritis reaktif

a) Muntah yang berlebihan.

b) Nyeri epigastria.

c) Rusaknya mukosa oleh enzim atau garam empedu dapat

menurunkan ambang nyeri. Penderita menjadi sensitive

terhadap nyeri.

d) Lemah

Dapat diakibatkan oleh penurunan cairan dan nutrisi oleh

muntah yang berlebihan.


12

d. Patofisiologi Dispepsia

Mukosa lambung mengalami pengikisan akibat konsumsi

alkohol, obat-obatan antiinflamasi nonsteroid, infeksi helicobacter

pylori. pengikisan ini dapat menimbulkan reaksi peradangan.

Inflamasi pada lambung juga dapat dipicu oleh peningkatan sekresi

asam lambung. Ion H+ yang merupakan susunan utama asam lambung

diproduksi oleh sel parietal lambung dengan bantuan enzim Na+ atau K+

ATPase. Peningkatan sekresi lambung dapat dipicu oleh peningkatan

rangsangan persarafan, misalnya dalam kondisi cemas, stres, marah

melalui serabut parasimpatik vagus akan terjadi peningkatan transmitter

asetilkolin, histamine, gastrin releasing peptide yang dapat

meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan ion H+ yang tidak diikuti

peningkatan penawarnya seperti prostagladin, HCO3+, mukus akan

menjadikan lapisan mukosa lambung tergerus terjadi reaksi inflamasi.

Peningkatan sekresi lambung dapat memicu rangsangan serabut

aferen nervus vagus yang menuju medulla oblongata melalui

kemoreseptor yang banyak mengandung neurotransmitter epinefrin,

serotonin, GABA sehingga lambung teraktivasi oleh rasa mual dan

muntah.

Mual dan muntah mengakibatkan berkurangnya asupan nutrisi.

Sedangkan muntah selain mengakibatkan penurunan cairan tubuh dan

cairan dalam darah atau hipovolemia. Kekurangan cairan merangsang


13

pusat muntah untuk meningkatkan sekresi antidiuretik hormon atau ADH

sehingga terjadi retensi cairan, kehilangan NaCl dan NaHCO3 berlebihan

ditambahkan dengan kehilangan natrium lewat muntah, maka penderita

dapat jatuh hipontremia. Muntah juga mengakibatkan penderita

kehilangan K+ atau hipokalemia. Muntah yang tidak terkontrol juga dapat

mengancam saluran pernafasan melalui aspirasi muntahan.

Perbaikan sel epitel dapat dicapai apabila penyebab yang

menggerus dihilangkan. Penutupan celah yang luka dilakukan melalui

migrasu sel epitel dan pembelahan sel yang dirangsang oleh insulin

like growth factore dan gastrin (Utami & Kartika, 2018).

e. Penatalaksanaan

Intervensi medis yang dilakukan apabila keluhan tetap tidak

hilang dengan menghindari agen penyebab adalah dengan terapi

farmakologis, meliputi terapi cairan dan terapi obat (Nguru, 2019) yaitu:

a. Terapi cairan, hal ini diberikan pada fase akut untuk hidrasi pasca

muntah yang berlebihan.

b. Terapi obat

Prinsip pemberian terapi adalah sebagai berikut:

1) Tidak ada obat spesifik untuk menyembuhkan kecuali pada

infeksi H. Pylori.
14

2) Pemberian terapi sesuai dengan faktor penyebab yang diketahui,

yang disesuaikan dengan protokol pemberian dari Depkes RI.

3) Pemberian obat farmakologis antara lain:

a) Antasida, untuk menetralkan asam lambung.

b) Penghambat H2, penhambat reseptor histamin dan menekan

pengeluaran asam lambung.

c) Penghambat pompa poton, menghambat produksi asam

dengan durasi panjang, jenis obat diantaranya Omeprazole.

d) Antibiotik, digunakan ada gastritis dengan infeksi bakteri

seperti H. Pylori.

2. Nyeri

a. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan bagi tubuh yang timbul

bila mana jaringan sedang dirusak yang menyebabkan individu

tersebut bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri (Guyton,

A. C., Hall, 2014).

Menurut (Andarmoyo, 2013) nyeri adalah ketidaknyamanan yang

dapat disebabkan oleh efek dari penyakit-penyakit tertentu atau akibat

cedera.
15

b. Etiologi

Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma, mekanik,

thermos, elektrik, neoplasma (jinak dan ganas), peradangan

(inflamasi), gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah

serta yang terakhir adalah trauma psikologis (Handayani, 2015).

c. Klasifikasi

Klasifikasi nyeri berdasarkan beberapa hal adalah sebagai berikut :

1) Nyeri berdasarkan tempatnya

Menurut (Subandi, 2017) dibagi menjadi :

a) Pheriperal Pain

Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh.

Nyeri ini termasuk nyeri pada kulit dan permukaan kulit.

Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri dikulit

dapat berupa rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau

listrik. Apabila hanya kulit yang terlibat, nyeri sering

dirasakan sebagai menyengat, tajam, meringis, atau seperti

terbakar.
16

b) Deep pain

Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh

yang lebih dalam (nyeri somatik) atau pada organ tubuh

visceral. Nyeri somatis mengacu pada nyeri yang berasal

dari otot, tendon, ligament, tulang, sendi dan arteri.

Struktur-struktur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri

sehingga lokalisasi sering tidal jelas.

c) Reffered pain

Merupakan nyeri dalam yang disebabkan karena

penyakit organ/ struktur dalam tubuh yang ditransmisikan

ke bagian tubuh di daerah yang berbeda bukan dari daerah

asalnya misalnya, nyeri pada lengan kiri atau rahang

berkaitan dengan iskemia jantung atau serangan jantung.

d) Central pain

Merupakan nyeri yang didahului atau disebabkan oleh

lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat seperti

spinal cord, batang otak, thalamus, dan lain-lain.

d. Nyeri berdasarkan ringan beratnya

Nyeri ini dibagi ke dalam tiga bagian (Subandi, 2017) sebagai berikut :
17

1) Nyeri ringan

Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas ringan.

Nyeri ringan biasanya pasien secara obyektif dapat

berkomunikasi dengan baik.

2) Nyeri sedang

Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas yang

sedang. Nyeri sedang secara obyektif pasien mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dan

mendiskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

3) Nyeri berat

Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas berat.

Nyeri berat secara obyektif pasien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikannya,

tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang.

e. Pengukuran Nyeri

1) Numeric Rating Scale (NRS)

Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah

divalidasi. Berat dan ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat

menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat subyektif


18

nyeri. Skala numeric dari 0 (nol) hingga 10 (sepuluh)

(Mubarak, 2015).

Skala 0 : Tanpa nyeri

Skala 1-3 : Nyeri ringan

Skala 4-6 : Nyeri sedang

Skala 7-9 : Nyeri berat

Skala 10 : Nyeri sangat berat

Gambar 2.1 Numeric Rating Scale (NRS)


Sumber : (Mubarak, 2015).

2) Visual Analog Scale (VAS)

Skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka.

Bisa bebas mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak

sakit, arah kanan sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira

nyeri sedang (Mubarak, 2015).


19

Gambar 2.2 Visual Analog Scale (VAS)


Sumber : (Mubarak, 2015).

3) Verbal Rating Scale (VRS)

Skala ini untuk menggambarkan rasa nyeri, efektif

untuk menilai nyeri akut, dianggap sederhana dan mudah

dimengerti, ranking nyerinya dimulai dari tidak nyeri sampai

nyeri yang tidak tertahankan (Khoirunnisa & Novitasari,

2015).

Gambar 2.3 Verbal Rating Scale (VRS)


Sumber : (Mubarak, 2015)

4) Skala Wajah dan Barker

Skala nyeri enam wajah dengan eskpresi yang berbeda,

menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih. Pengukuran

menggunakan pendekatan objekstif belum dapat memberikan


20

gambaran mengenai nyeri. Dibawah ini terdapat cara untuk

mengukur skala nyeri yaitu dengan menggunakan skala nyeri

McGill (McGill Scale) antara lain: 0 (tidak nyeri), 2 (nyeri

ringan), 4 (nyeri sedang/agak mengganggu), 6 ( nyeri berat/

mengganggu aktivitas), 8 (nyeri sangat berat/sangat

mengganggu) dan 10 (nyeri hebat/tak tertahankan).

Gambar 2.4 Skala Wajah dan Barker


Sumber : (Mubarak, 2015)
3. Terapi Kompres Hangat

Kompres hangat merupakan tindakan keperawatan dengan

memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan

kantung yang berisi air hangat sehingga menimbulkan rasa hangat

pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres hangat dapat

menghilangkan nyeri dan meningkatkan proses penyembuhan dan

mengurangi rasa nyeri (Andarmoyo, 2013).

a. Tujuan Kompres Hangat

1) Memperbaiki sirkulasi dalam tubuh pasien

2) Menghilangkan edema pada pasien


21

3) Meningkatkan drainase pus pada pasien

4) Mengurangi rasa nyeri

Dalam tubuh pasien Dalam (Jacob, 2014) tujuan pemberian

kompres hangat sebagai berikut:

1) Merangsang sirkulasi dengan mendilatasi pembuluh-pembuluh

darah

2) Meredakan nyeri dan bendungan dengan memperlancar aliran

darah

3) Memberikan kehangatan dan kenyamanan

4) Merangsang penyembuhan

5) Meringankan retensi urine

6) Meringankan spasme otot

7) Mengurangi pembengkakan jaringan

8) Untuk mengatasi penurunan suhu yang mendadak selama

kompres dingin

9) Menaikkan suhu tubuh pada kasus hipotermia

b. Indikasi Kompres Hangat

Menurut (Udiyani, 2018) indikasi kompres hangat adalah sebagai

berikut:
22

1) Klien yang kedinginan

2) Klien dengan perut kembung

3) Klien yang mempunyai penyakit peradangan

4) Spasme otot

5) Adanya abses, hematoma

c. Kontra Indikasi Kompres Hangat

Menurut (Jacob, 2014) menyebutkan beberapa kontra indikasi

kompres hangat antara lain yaitu:

1) Inflamasi akut, misalnya: abses gigi

2) Pasien yang masih muda atau terlalu tua

3) Pasien yang tidak sadar atau tiak waras

4) Pasien dengan defisit sensorineural, misalnya: diabetes melitus

5) Pasien dengan suhu tubuh tinggi

d. Prosedur Kompres Hangat Warm Water Zack / buli-buli (panas

kering)

1) Siapkan Warm Water Zack atau buli-buli

2) Suhu air 52ºC untuk orang dewasa normal


23

3) Suhu air 40.5ºC-46ºC untuk yang lemah dan atau pasien yang

tidak sadar dan anak-anak < 2 tahun

4) Isi 2/3 buli-buli dengan air panas

5) Keluarkan udara yang tersisa dan tutup rapat-rapat ujungnya

6) Keringkan kantong dan pegang kantong secara terbalik untuk

memeriksa kebocoran

7) Bungkus buli-buli dalam handuk atau penutup dan tempatkan

pada daerah sekitar luka operasi

8) Angkat setelah 15 menit

9) Catat respons pasien selama tindakan, juga kondisi area-area

yang dikompres

10) Cuci tangan setelah seluruh prosedur dilaksanakan.

e. Mekanisme Kerja Panas

Tabel 2.1 Suhu yang direkomendasikan untuk kompres panas dan

dingin

Deskripsi Suhu Aplikasi

Sangat dingin Dibawah 15˚C Kantong es

Dingin 15-18 ˚C Kemasan


24

pendingin

Sejuk 18-27 ˚C Kompres dingin

Hangat Kuku 27-37 ˚C Mandi spons-

alkohol

Hangat 37-40 ˚C Mandi dengan air

hangat, bantalan

aquatermia

Panas 40-46 ˚C Berendam dalam

air panas, irigasi,

kompres panas

Sangat Panas Diatas 46 ˚C Kantong air panas

untuk orang

dewasa

Sumber Menurut (Jacob, 2014).

f. Mekanisme Kompres Hangat

Menurut (Ikbal & Hidayat, 2018) prinsip kerja kompres hangat

dengan buli-buli hangat yang dibungkus dengan kain yaitu secara

konduksi dimana terjadi pemindahan hangat dari buli-buli

kedalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelepasan pembuluh


25

darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri

yang dirasakan akan berkurang atau hilang.

Teori gate control mengatakan bahwa stimulus kulit

mengaktifkan transmisi sarabut saraf sensori A-beta yang lebih

besar dan cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui

serabut C dan A berdiameter kecil, gerbang sinap menutup

transmisi implus nyeri. Kompres menggunakan air hangat akan

meningkatkan aliran darah, dan meredakan nyeri dengan

menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikini,

histamin, dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal. Panas

akan merangsang serat saraf yang menutup gerbang sehingga

transmisi implus nyeri ke medula spinalis dan ke otak dihambat

(Andarmoyo S, 2013).

Penggunaan dari kompres hangat dapat membuat sirkulasi

darah lancar, vaskularisasi lancar dan terjadi vasodilatasi yang

membuat relaksasi pada otot karena otot mendapat nutrisi yang

dibawa oleh darah sehingga kontraksi otot menurun (Hakiki &

Kushartanti, 2018) juga berpendapat bahwa kompres hangat

digunakan untuk meningkatkan aliran darah yang dapat

meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga

meningkatkan elastisitas otot sehingga mengurangi kekakuan otot.


26

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati, perasaan

tidak enak pada saluran pencernaan bagian atas, yang menetap atau episodic

disertai dengan rasa panas di dada dan perut, rasa lekas kenyang, anoreksia,

kembung, regurgitasi, dan banyak mengeluarkan gas asam dari mulut.

Rasa nyeri merupakan sensasi rumit, unik, universal, sehingga tidak ada

dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian

nyeri sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada individu,

secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami

nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya suara menangis atau

merintih, ekpresi wajah (meringis, mengigit bibir), pergerakan tubuh / verbal

(gelisah, tegang pada otot, mondar mandir), interaksi sosial (menghindari

percakapan, disorientasi waktu) (Judha & Fauziah, 2012).

Faktor yang mendorong terjadinya dyspepsia adalah Infeksi bakteri,

obat penghilang nyeri, alcohol, stress, Asam Empedu dan Serangan

terhadap lambung. Penatalaksanaannya bisa dengan cara farmakologi yaitu

dengan terapi obat dan non farmakologi yaitu salah satu contohnya

dengan kompres hangat.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan sebelum dan sesudah

dilakukan terapi kompres hangat pada pasien dyspepsia. Kemudian

peneliti melihat apakah ada pengaruh atau tidak terapi kompres hangat

terhadap penurunan nyeri pada dispepsi.


27

Dari uraian di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran pada bagan 2.1

di bawah ini.

Dispepsia Nyeri

Faktor yang mendorong


terjadinya dyspepsia: Farmakologi

a. Infeksi bakteri (Terapi Obat )


b. Obat penghilang nyeri
c. Alkohol
d. Stres
e. Asam Empedu
f. Serangan terhadap Non Farmakologi
lambung
(Sebelum Terapi Kompres
Hangat dan sesudah
Terapi Kompres Hangat)
Penatalaksanaan

Adanya pengaruh, Jika Tidak adanya pengaruh,


ada penurunan rasa Jika tidak ada
nyeri pada dispepsia penurunan rasa nyeri
pada dispepsia
Keterangan :
: Input : Output

: Proses

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran


28

C. Hasil Penelitian yang Relevan

JUDUL HASIL
NO VARIABEL METODOLOGI
PENELITIAN PENELITIAN

Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa terdapat
hubungan
antara usia
dengan
kejadian
dispepsia (p
Faktor-faktor value=0,021
yang OR=1,798),
berhubungan Desain penelitian terdapat
dengan ini hubungan
kejadian menggunakan antara jenis
dyspepsia pada cross sectional. kelamin
pasien rawat Populasi yaitu dengan
jalan poli seluruh pasien kejadian
Variabel
penyakit dalam rawat jalan dispepsia (p
yang diteliti
di RSUD. Koja sebanyak value=0,024
:
1 Evalina Ayu 26.884 pasien. OR=1,685),
Usia, Jenis
Wibawan, Sampel yang terdapat
kelamin,
Yuldan diambil sebanyak hubungan
Pola makan,
Faturahman, 378 pasien. antara
Stres
Anto Purwanto Analisis data pola makan
Jurnal menggunakan uji dengan
Kesehatan chi-square kejadian
Komunitas dengan nilai dispepsia (p
Indonesia Vol. kemaknaan p value=0,000
7, No. 1, Hal: value=0,05. OR=74,206),
257-266 Tahun dan terdapat
2020 hubungan
antara stres
dengan
kejadian
dispepsia (p
value=0,000
OR=0,091)
pada pasien
rawat jalan
Poli Penyakit
29

Dalam di
RSUD Koja.
Hasil
penelitian
Metoda yang
menunjukkan
digunakan adalah
bahwa
metode penelitian
distribusi
deskriptif pada
gambaran
95 responden
klinis penderita
penderita
dispepsia di
Dispepsia yang
RSU
berobat di Bagian
Anutapura
Penyakit Dalam
tahun 2018
RSU Anutapura
adalah sebagai
Palu tahun 2018,
berikut (1)
untuk
Paling sering
Gambaran mengetahui
Variabel : muncul
klinis penderita distribusi
Gambaran kombinasi 3
dyspepsia yang gambaran klinis
klinis mual, gejala yaitu 35
berobat penderita.
muntah, responden
dibagian Pengumpulan
2 cepat (36,84%); (2)
penyakit dalam data melalui
kenyang, kombinasi 4
RSU observasi berupa
sendawadan gejala yaitu 25
Anutapura mual, muntah,
perut responden
Palu Tahun cepat kenyang,
kembung (26,31%); (3)
2018 sering
kombinasi 5
bersendawa, dan
gejala yaitu 17
perut kembung
responden
dengan cara
(17,89%); (4)
wawancara.
kombinasi 2
Pengolahan
gejala yaitu 13
data
responden
menggunakan
(13,70%); (5)
SPSS 21 untuk
dan yang
menghitung
paling sedikit
distribusi
kombinasi 1
frekuensi
gejala yaitu 5
masing-masing
responden
variabel.
(5,26%).
Variabel: Jenis penelitian Hasil analisis
a. Umur, ini adalah hasil analisis
Hubungan pola
Jenis deskriptif data
makan dengan
3 Kelamin korelasional dengan
kejadian
Dan dengan menggunakan
dispepsia
Pekerjaan menggunakan uji chi-square
b. Pola pendekatan (x²)
cross
30

makan, sectional. pada


kejadian kemaknaan
dyspepsia 95% (α 0,05)
dengan
bantuan SPSS,
maka diperoleh
nilai
Pearson Chi-
Square adalah
sebesar
0.008.
Berdasarkan
hasil Pengujian
dapat
dilihat bahwa
nilai p (0,008)
yang
diperoleh lebih
kecil dari α
(0,05).

D. Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil hipotesis penelitian sebagai

berikut:

Hipotesis :

Ho:µ1=µ2: Tidak terdapat pengaruh terapi kompres hangat terhadap nyeri pada

pasien sindrom dyspepsia.

Kriteria uji:

a. Tolak Ho jika p-value < 0,05

b. Terima Ho jika p-value > 0,05


31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy eksperimen design

dengan rancangan penelitian pre test dan post test design. Rancangan ini

untuk menunjukkan sebab akibat dengan cara melakukan sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi yaitu kompres air hangat terhadap nyeri pada

pasien dispepsia (Nursalam, 2013).

Dengan menggunakan rancangan penelitian pre test dan post test

design dapat mengungkapkan hubungan sebab akibat yang diobservasi

sebelum dan sesudah diberikan intervensi (Nursalam, 2013).

Peneliti memilih jenis penelitian ini karena ingin melakukan

penelitian sekaligus memberikan intervensi dan membandingkan apakah

ada pengaruh terapi kompres hangat pada pasien sebelum dan sesudah

diberikan terapi kompres hangat.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh terapi

kompres hangat terhadap nyeri pada pasien dispepsi di RSUD. Cicalengka.

Subjek dalam penelitian ini adalah pasien dispepsi yang dirawat di RSUD.

Cicalengka dan memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria

eksklusi, serta bersedia menjadi responden setelah mengisi lembar

persetujuan (informed consent).

31
32

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu terdiri dari:

1. Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang menjadi sebab

perubahannya atau mempengaruhi atau yang menimbulkan variabel

dependen (terikat) (Jakni, 2016) Dalam penelitian ini, variable

independennya adalah terapi kompres hangat.

2. Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel independen (Jakni, 2016) Dalam

penelitian ini, variabel dependennya adalah penurunan rasa nyeri pada

pasien dispepsi.

Rancangan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Subjek Pre Test Intervensi Post Test

K O1 X O2

Keterangan:

K : Pasien dispepsi sebelum dan sesudah diberikan intervensi

O1 : Pre Test (sebelum diberikan terapi kompres hangat)

X : Terapi kompres hangat

O2 : Post Test (setelah diberikan Terapi kompres hangat)


33

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut dan dirumuskan untuk

kepentingan akurasi, komunikasi dan replikasi (Nursalam, 2013) Definisi

operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
34

Definisi
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional

Variabel Kegiatan Melakukan Warm water - -


bebas: memberikan kompres zak atau
kompres hangat hangat 1x buli-buli
Terapi pada pasien dalam sehari hangat
kompres dispepsi dengan selama 7 hari dengan
hangat nyeri dispepsi durasi 20 melihat
yang dilakukan menit suhu
2 kali dalam menggunak
sehari dengan an
durasi 20 menit thermomete
r dan
melihat jam
/ stopwatch
Variabel Suatu keadaan Melakukan Numeric Skala 0: Tanpa Rasio
terikat: tidak nyaman pengukuran Rating nyeri
yang dirasakan nyeri dengan Scale
Nyeri pada pasien berupa Numeric (NRS) Skala 1-3: nyeri
pasien nyeri di daerah Rating Scale ringan
dispepsi abdomen (NRS) Skala 4-6: nyeri
dilakukan sedang
sebelum dan
sesudah Skala 7-9: nyeri
diberikan berat
kompres
hangat Skala 10: nyeri
sangat berat

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

a. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dispepsia

di RSUD. Cicalengka periode Desember 2021 sebanyak 288 orang.

b. Populasi terjangkau adalah pasien dyspepsia di RSUD. Cicalengka

periode Januari- Februari 2022.


35

2. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pasien dispepsia

yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel penelitian

ini menggunakan multistage sampling, yaitu tahap pertama melakukan

seleksi pasien dengan diagnose dispepsia. Setelah itu dipilih

menggunakan teknik simple random sampling. Peneliti menentukan

sampel dengan cara mengundi dengan jumlah sesuai sampel yang

dibutuhkan. Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus besaran sampel yaitu rumus Lemseshow, sebagai

berikut:

n = N.Z2 1-α/2.p.q

d2(N-1)+Z21-α/2.p.q

Keterangan :

n = Jumlah sampel

p = perkiraan populasi (0,2)

q = 1-p

d = Presisi absolut (10%)

Z21-α/2 = Sgtatistik Z (Z=1,95 untuk α =0,05)

N = besar populasi

n= 288 (1,96)2.0,2(1-0,2)
(0,1)2(288-1)+(1,96)2.0,2(1-0,2)

n= 288x3,8x0,16
2,87+0,6
36

n= 175,109
3,47

n= 50,4 dibulatkan 50 orang

Karakteristik sampel yang digunakan berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi, yaitu:

Kriteria inklusi

a. Pasien dispepsia di RSUD. Cicalengka

b. Bersedia menjadi responden

c. Bermasalah dengan rasa nyeri disebabkan oleh dyspepsia

Kriteria Eksklusi:

a. Pasien dispepsi yang tidak dirawat di RSUD. Cicalengka

b. Pasien dispepsi di RSUD. Cicalengka namun kondisi kesadaran somnolen

c. Pasien dispepsi di RSUD. Cicalengka namun ibu kondisi pulang paksa

d. Pasien dispepsi yang dipertengahan jalan penelitian mengundurkan diri

E. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik

komunikasi langsung dengan meminta izin untuk dijadikan responden dan

dilakukan terapi kompres hangat selanjutnya melakukan pengukuran skala

nyeri sebelum diberikan kompres hangat selanjutnya di ukur kembali

setelah di terapi kompres hangat apakah ada pengaruh atau tidak.


37

2. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan lembar observasi.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya yang harus dilakukan

adalah pengolahan data yang bertujuan untuk menghasilkan informasi

yang benar dalam analisis penelitian. Menurut Riyanto (2013), langkah-

langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Pengeditan (Editing)

Editing merupakan cara yang digunakan untuk memeriksa kembali

lembar observasi yang telah diisi oleh responden. Pengecekan ini

diantaranya kelengkapan dan kejelasan data responden. Data yang belum

lengkap dilengkapi.

b. Entry dan pemprosesan (Processing)

Entry data adalah kegiatan memasukan data-data yang sudah

dikumpulkan kedalam bagan atau data base didalam komputer.

c. Pembersihan data (Cleaning)

Cleaning merupakanproses pengecekan kembali data-data yang telah

dimasukan dengan data yang telah dikumpulkan untuk memastikan tidak

ada lagi kesalahan dalam data. Terutama kesalahan dalam pengkodean


38

data yang sudah dilakukan, apabila terjadi kesalahan, maka akan segera

diperbaiki sesuai data yang dikumpulkan.

d. Tabulating

Table yang akan ditabulasi adalah table yang berisikan data yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara komputerisasi

meliputi analisis univariabel dan bivariabel.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis deskriptif skor dari pengaruh

kompres hangat terhadap nyeri pada pasien dispepsia di RSUD.

Cicalengka. Data dengan menyajikan ukuran statistik rata-rata dan

simpang baku, sedangkan untuk data kategori dengan menyajikan jumlah

persentase.

b. Analisis Bivariat

Untuk menguji hipotesis pengaruh terapi kompres hangat terhadap

nyeri pada pasien dyspepsia, analisis dilakukan berdasar atas nilai awal.

Sebelum dianalisis data yang diolah dilakukan uji homogenitas dan uji

normalitas terlebih dahulu dengan Kolmogrov-Smirrov ketentuan jumlah

subjek ≤50. Jika data berdistribusi normal maka menggunakan uji-t


39

berpasangan (Paired Sampel T-Test) dan jika data terdistribusi tidak

normal menggunkan uji Wilcoxon.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD. Cicalengka dan prosedur

penelitian yang dilaksanakan terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan adalah:

a. Menentukan topik penelitian. Dalam menentukan topik penelitian,

peneliti mengumpulkan beberapa topik yang diambil sesuai dengan

fenomena yang ada. Dari beberapa topik tersebut peneliti memilih topik

pengaruh terapi kompres hangat terhadap nyeri pada pasien dyspepsia di

RSUD. Cicalengka.

b. Merumuskan masalah. Sesuai dengan topik penelitian selanjutnya

peneliti merumuskan masalah terkait dengan topik yang sudah ditentukan,

perumusan permasalahan ini dapat memperkuat latar belakang dan

menjadikan alasan peneliti melakukan penelitian tersebut.

c. Memilih tempat penelitian. Dalam memilih tempat penelitian yang

dijadikan sebagai lahan penelitian, peneliti melakukan pencarian data awal

dengan memohon izin pengambilan data dengan mengurus surat izin

penelitian dari Universitas ‘Aisyiyah Bandung untuk dilanjutkan ke

RSUD. Cicalengka.
40

d. Melakukan studi pendahuluan. Peneliti melakukan studi pendahuluan

di ruang IGD RSUD. Cicalengka berdasarkan surat rekomendasi yang

sudah dipersiapkan sebelumnya. Pengambilan data pada studi pendahuluan

ini sebagai langkah awal dalam memperkuat latar belakang dan alasan

dilakukannya penelitian di RSUD. Cicalengka.

e. Pengumpulan studi pustaka. Peneliti mencari berbagai sumber

referensi dengan mengunjungi perpustakaan dan mencari jurnal penelitian

yang berkaitan dengan materi yang akan digunakan dalam penyusunan

proposal penelitian.

f. Menyusun proposal penelitan. Merupakan tahap dimana peneliti

dalam menyusun proposal yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka,

dan metodelogi penelitian, proposal ini menentukan langkah selanjutnya

dalam mendapatkan interpretasi variabel yang akan diteliti dengan

memenuhi syarat dan penyusunan yang tepat.

g. Mengikuti bimbingan proposal penelitian

h. Melaksanakan seminar / ujian proposal.

i. Melaksanakan perbaikan hasil seminar / ujian proposal.

j. Mengajukan izin etik penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah:

a. Peneliti mengurus surat izin penelitian dari Universitas ‘Aisyiyah

Bandung kemudian diserahkan ke RSUD. Cicalengka.


41

b. Peneliti melakukan uji coba pada terapi kompres hangat dari latar

belakang demografis yang sama yaitu pasien dispepsia di RSUD.

Cicalengka dan melakukan uji validitas dan reliabilitas alat

pengumpul data.

c. Peneliti menentukan sampel berjumlah 50 orang sesuai dengan kriteria

inklusi yang ditentukan.

d. Peneliti memperkenalkan diri kepada calon responden, menyampaikan

informasi penelitian, menjelaskan tujuan penelitian, prosedur

penelitian dan meminta kesediaan calon responden untuk

berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian dengan mengisi

lembar persetujuan penelitian.

e. Kegiatan dilakukan sesuai kesepakatan dengan responden.

f. Pre test dilakukan kepada responden yang bersedia berpartisipasi

dengan diminta untuk dilihat berapa skala nyeri pada pasien

dyspepsia. Kegiatan pre test dilakukan sebelum dilakukan terapi

kompres hangat sebanyak 50 orang menjadi objek penelitian.

g. Intervensi. Melakukan kompres hangat dilakukan selama durasi ± 20

menit lalu dilanjutkan dengan mengevaluasi pengukuran kembali

skala nyeri.

h. Setelah terapi kompres hangat selesai, dinilai skala nyerinya setiap

hari dilakukan pengukuran dan di catat di lembar observasi.

i. Data yang didapat kemudian diolah dan dianalisis.


42

3. Tahap akhir laporan hasil penelitian

Pengumpulan data yang sudah dilakukan pada pada pasien dyspepsia

yang telah diberikan intervensi terapi kompres air hangat, selanjutnya diolah

dan dianalisis, tahap selanjutnya dilakukan pembahasan interpretasi dari

hasil penelitian, disertai kesimpulan dan rekomendasi dari hasil temuan

yang diperoleh dalam penelitian. Dalam proses pengolahan dan penyajian

hasil analisis data, peneliti melakukan proses bimbingan dengan

pembimbing yang sudah ditentukan oleh koordinator pelaksanaan skripsi.

a. Bimbingan hasil penelitian oleh dosen pembimbing 1 dan dosen

pembimbing 2.

b. Sidang dan pertanggung jawaban hasil penelitian.

c. Perbaikan hasil penelitian.

d. Pendokumentasian hasil penelitian dalam bentuk laporan skripsi.

H. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD. Cicalengka.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan menjadi 3 tahap yaitu:

a. Tahap persiapan proposal penelitian dilakukan pada bulan Desember

2021.
43

b. Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Januari 2022

c. Tahap akhir laporan hasil penelitian dilakukan pada bulan Februari

2022.

I. Etika Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek

penelitian yaitu pasien dispepsi. sebelum penelitian terlebih dahulu

peneliti meminta persetujuan dari responden dengan menggunakan

informed concent setelah peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan

petunjuk pengisian kuesioner. Subjek dalam penelitian ini termasuk

kategori vulnerable subject (subjek yang rentan) maka penjelasan tentang

informasi pada penelitian ini dilakukan kepada subjek penelitian dengan

harapan responden secara sukarela berperan aktif dalam penelitian. Dalam

penelitian ini diterapkan 5 prinsip dasar etik penelitian yaitu:

1. Right to self determination

Responden memiliki hak otonomi untuk berpartisipasi atau tidak

dalam penelitian. Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, responden

kemudian diberikan kesempatan untuk memberikan persetujuan atau

penolakan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti tidak

memaksakan, jika calon responden menolak maka peneliti menerima dan

berterima kasih, sedangkan untuk calon responden yang menerima maka

peneliti memberikan lembar persetujuan untuk ditandatangani. Peneliti


44

juga menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari

penelitian tanpa konsekuensi apapun.

2. Right to privacy and dignity

Peneliti melindungi privasi dan martabat responden. Selama

penelitian, kerahasiaan dijaga dengan cara menempatkan responden di

ruang yang telah disiapkan.

3. Right to anonymity and confidentially

Responden tidak mencantumkan identitas namanya tetapi dengan

mencantumkan inisial yang selanjutnya diikuti oleh no urut responden.

Data yang diperoleh hanya diketahui oleh peneliti dan responden. Selama

pengolahan data, analisis dan publikasi dari hasil penelitian, peneliti tidak

mencantumkan identitas responden.

4. Right to pretection from discomfort and harm

Kenyamanan responden dan risiko dariperlakuan yang diberikan

selama penelitian tetap dipertimbangkan dalampenelitian ini. Kenyamanan

responden dipertahankan dengan memberikan pilihan suasana tempat,

waktu pelaksanaan terapi kompres hangat.

5. Right to fair treatment

Semua responden mendapatkan intervensi yang sama, tetapi waktu

pelaksanaanya berbeda disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien.


45

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta. Ar-


Ruzz.
Arsyad, R. P., Irmaini, I., & Hidayaturrami, H. (2018). Hubungan Sindroma
Dispepsia dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas XI SMAN 4 Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis, 3(1).
Zakiyah dkk. (2021). Definisi, Penyebab, Klasifikasi dan Terapi Sindrom
Dispepsi. Jurnal Health Sains, 2(7), 978–985.
Guyton, A. C., Hall, J. E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 12.
Jakarta. EGC.
Hakiki, Q. S., & Kushartanti, B. M. W. (2018). Pengaruh Kompres Es dan
Kompres Hangat terhadap Penyembuhan Cedera Ankle Pasca Manipulasi
Topurak pada Pemain Futsal. Medikora, 17(2), 136–144.
Ikbal, R. N., & Hidayat, R. (2018). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat
Terhadap Nyeri Pada Pasien Fraktur Post Operasi di RST. Dr.
Reksodiwiryo Padang Tahun 2017. JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan), 2(1), 101–
106.
Jacob, D. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures. Tangerang. Binarupa
Aksara.
Jakni. (2016). Metode Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung.
Alfabeta.
Judha, M., & Fauziah, A. (2012). Teori pengukuran nyeri & nyeri
persalinan.Yogyakarta. Nuha Medika.
Kurniyawan, H. E. (2016). Terapi Komplementer Alternatif Akupresur Dalam
Menurunkan Tingkat Nyeri. NurseLine Journal, 1(2), 246–256.
Lee, Y. J., Adusumilli, G., Kyakulaga, F., Muwereza, P., Kazungu, R., Blackwell,
T. S., Saenz, J., & Schubert, M. C. (2019). Survey on the Prevalence of
Dyspepsia and Practices of Dyspepsia Management in Rural Eastern
Uganda. Heliyon, Elsevier, 5(6), e01644.

Mubarak, wahit iqba. (2015). Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta. Salemba


Medika.
Muflih, M., & Najamuddin, N. (2020). Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres
dengan Kejadian Dispepsia di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun
46

2019. Indonesian Trust Health Journal, 3(2), 326–336.


Nento, D. H., Ramlan Ramli, R., & Da Lima, M. R. (2019). Gambaran Klinis
Penderita Dispepsia Yang Berobat Di Bagian Penyakit Dalam Rsu
Anutapura Palu Tahun 2018. Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian
Kedokteran Dan Kesehatan, 1(2), 57–63.
Nguru, E. P. V. (2019). Asuhan Keperawatan pada Klien Gastroenteritis dengan
Masalah Resiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
STIKES Panti Waluya Malang.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Jakarta. Salemba Medika.
Subandi, E. (2017). Pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien
post operasi sectio caesarea di ruang melati rsud gunung jati kota cirebon
tahun 2017. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(5), 58–74.
Taufan, N. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak Bedah Penyakit.
Yogyakarta. Nuha Medika.
Udiyani, R. (2018). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat terhadap Penurunan
Nyeri Rematik pada Lansia. Jurnal Kesehatan STIKES Darul Azhar
Batulicin, 5(1).
Utami, A. D., & Kartika, I. R. (2018). Terapi Komplementer terhadap Penurunan
Nyeri pada Pasien Gastritis. Real in Nursing Journal, 1(3), 123–132.
Wibawani, E. A., Faturahman, Y., & Purwanto, A. (2021). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Dispepsia pada Pasien Rawat Jalan Poli
Penyakit Dalam di RSUD Koja Tahun 2020. Jurnal Kesehatan Komunitas
Indonesia, 17(1).
Wijayanti, A., & Saputro, Y. W. (2016). Pola Peresepan Obat Dispepsia dan
Kombinasinya Pada Pasien Dewasa Rawat Inap di Rumah Sakit Islam
Yogyakarta Persaudaraan Djamaah Haji Indonesia (PDHI) 2012. CERATA
Jurnal Ilmu Farmasi, 5(1).
47

Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pengaruh Terapi Kompres Hangat terhadap Nyeri

pada Pasien Sindrom Dispepsia di RSUD. Cicalengka

Peneliti : Eman Sulaeman

NPM 312020049

Alamat : Kp. Lame Rt/Rw 01/01, Desa. Mekarsari

Kecamatan. Selaawi, Kabupaten. Garut


Saya mahasiswa Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas

Aisyiyah Bandung, bermaksud melakukan penelitian mengenai Pengaruh terapi

kompres hangat terhadap nyeri pada pasien sindrom dispepsia di RSUD.

Cicalengka.

Untuk itu saya mohon kesedian saudara untuk mengisi daftar pernyataan

terlampir. Penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi siapapun dan data

yang diperoleh selalu dijaga kerahasiaanya. Hasil penelitian dimanfaatkan sebagai

peningkatan pelayanan khususnya di wilayah kerja RSUD. Cicalengka dalam

mengatasi skala nyeri pada pasien sindrom dispepsia bisa dengan menggunakan

terapi komplementer yaitu kompres hangat. Peneliti akan tetap menghargai

keinginan saudara untuk tidak ikut serta atau menyebutkan keikutsertaan dalam

penelitian ini tanpa ada hukuman atau kehilangan hak.


48

Demikian penjelasan ini, saya sangat mengharapkan partisipasi dari saudara

sebagai responden, terima kasih

Hormat Saya,

Erman Sulaeman
49

Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)
UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONCENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari,


mengerti, dan memahai tentang tujuan, manfaat, dan resiko yang mungkin timbul
dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab
dengan memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut
sertaan, maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang berjudul:
“Pengaruh terapi kompres hangat terhadap nyeri pada pasien sindrom dispepsia di

RSUD. Cicalengka.”

Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
tekanan/paksaan siapapu. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan
formulir persetujuan yang telah saya tandatangai untuk arsip saya.

Saya Setuju:
Ya/Tidak*)

Tgl : Tanda Tangan (bila tidak


bisa, dapat menggunakan
cap jempol)
Nama Peserta:

Usia:

Alamat:

Nama Peneliti:

Nama Saksi:

*) Coret yang tidak perlu


50

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI SKALA NYERI

SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI KOMPRES HANGAT

No Nama Inisial Waktu Skala Nyeri Skala Nyeri Keterangan


Sebelum Setelah
Intervensi Intervensi

dst
51

Lampiran 4

SKALA NYERI SETELAH INTERVENSI DILAKUKAN

Petunjuk : Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah responden menunjukkan angka

berapa nyeri yang dirasakan dengan menggunakan skala nyeri Numerik Rating

Scale (0- 10) yaitu:

1. 0 : Tidak nyeri

2. 1-3 : Nyeri ringan

3. 4-6 : Nyeri sedang

4. 7-9 : Nyeri berat

5. 10 : Nyeri sangat berat

Tanyakan kepada responden pada angka berapa nyeri yang dirasakannya dengan

menunjukkan posisi garis yang sesuai untuk menggambarkan nyeri yang

dirasakan oleh responden sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda

( X ) pada skala yang telah disediakan.

Setelah dilakukan tindakan (intervensi)

Gambar Numeric Rating Scale (NRS)


Sumber : (Mubarak, 2015)
52

Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas
Nama : Erman Sulaeman
Tempat/Tanggal Lahir : Paseh, 04
Desember 1983 Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp. Lame Rt/Rw 01/01, Desa.
Mekarsari Kecamatan. Selaawi,
Kabupaten. Garut
II. Riwayat Pendidikan

Jenjang Pendidikan Sekolah Tahun Selesai


SD SDN Tanjungmekar 1996
SMP SMPN 1 Ibun 1999
SMU SMU 1 BL. Limbangan 2002
DIII Akper Bhakti Kencana 2007
Bandung

III. Riwayat Pekerjaan

1. BPSTW Pakutandang Ciparay 2007-2010

2. Rsud Cicalengka - Bandung 2010 sampai dengan sekarang.


53

KEGIATAN BIMBINGAN LAPORAN SKRIPSI


PROGRAM STUDI KELAS ALIH JENJANG KEPERAWATAN

Nama Pembingbing 1 : Ibu Dr. Sitti Syabariah, S.Kp.,MS.,Biomed

Hari /
No Materi Bimbingan Rekomendasi Paraf Pembimbing
Tanggal
1 Pengajuan Outline Topik sesuaikan dengan basic
Kamis, 30 Skripsi dan tempat kerja
September
2021

2 Selasa, 12 Judul penelitian a. terapi kompres hangat


Oktober lanjut pembuatan bab 1
2021 b. besaran masalah
berdasarkan fakta
c. masukan 3-5 jurnal terkait
penelitian tersebut
d. latar belakang kurang dari
9 paragraf
3 Selasa, 02 Bab 1, 2 dan 3 a. sistematematika penulisan
November b. referensi jurnal 5 tahun
2021 kebelakang
c. referensi teks book 10
tahun ke belakang
d. penulisan kalimat di awali
dengan SPOK
e. sertakan jurnal-jurnal
4 Kamis, 16 Bab 1, 2 dan 3 a. tujuan dan hipotesis
Desember selaraskan
2021 b. hipotesis dan metode
penelitian di selaraskan
c. sesuaikan pengambilan
sampel, prosedur penelitian,
analisis data mau
membandingkan 2 kelompok
yang berbeda atau seperti apa
5 Selasa, 4 Bab 1, 2 dan 3 a. lengkapi lampiran
Januari b. lembar konsultasi
2022 c. daftar sidang proposal

6 Senin, 10 Bab 3 a. rumus besaran sampel


Januari sesuaikan
2022 b. uji normalitas dengan
menggunakan uji T
berpasangan (Paried T-Test)
54

KEGIATAN BIMBINGAN LAPORAN SKRIPSI PROGRAM STUDI


KELAS ALIH JENJANG KEPERAWATAN

Nama Pembimbing 2: Ibu Anggriyan Tri Widianti, S.Kep.Ners.,M.Kep

Hari /
No Materi Bimbingan Rekomendasi Paraf Pembimbing
Tanggal
1 Pengajuan judul a. Sesuaikan dengan
Selasa, 2 penelitian fenomena yang terjadi di
November tempat kerja dan angka
2021 kejadiannya tinggi baik di
nasional maupun di Jawa
Barat
b. tolak ukur penelitian
c. jurnal yang mendukung
2 Kamis, Bab 1, 2 dan 3 a. sistematika penulisan
16 b. referensi terbaru di
Desember tinjauan pustaka masih ada
2021 referensi tahun 2004
c. lampiran

3 Selasa, Bab 1, 2 dan 3 a. lembar konsultasi


4 Januari b. siapkan pendaftaran sidang
2022 proposal

4 Kamis, Bab 1,2 dan 3 a. Suhu yang digunakan


6 Januari berapa derajat Celsius
2022 b. Berapa frekuensi intervensi
c. masukan kedalam definisi
operasional

Anda mungkin juga menyukai