Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS PENGELOLAAN PROGRAM IMS PADA

IBU HAMIL DI PUSKESMAS IMBI DISTRIK


JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA

PROPOSAL

Diajukan sebagai syarat untuk melakukan penelitian

OLEH

SHERINA PERANGIN ANGIN

NIM. 2019071014255

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
JURUSAN/PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui untuk diajukan pada seminar proposal penelitian
fakultas kesehatan masyarakat universitas cendrawasi

Disetujui :

Hari /tanggal :

Tempat/ruang :

Tim Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Dolfinus Yufu Bouway SKM.,M.Kes (Epid) Natalia Paskawati Adimuntja, SKM., M.Kes
NIP. 19770607 2005501 1 002 NIP. 19820626 200801 2 018

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Dr. Novita Medyanti, S.KM., M.Kes.


NIP. 197611262001122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan

perkenanannya penulis dapat menyelesaikan proposal Penelitian dengan judul

“Analisis Pengelolaan Program IMS Pada Ibu Hamil di Puskesmas Imbi Distrik

Jayapura Selatan Kota Jayapura” sebagai syarat mengerjakan skripsi Strata 1 (S1)

pada Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Cendrawasih Jayapura.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

maka penyusunan Skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik. Penulis telah

banyak menerima masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

1. Dr. Oscar Oswald O. Wambrauw, S.E., M.Sc. Agr. Rektor Universitas

Cendrawasih.

2. Dr. Samuel Piter Irab, SKM., MPH., Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat.

3. Dr. Novita Medyati, SKM., M.Kes., Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.

4. Yane Tambing, SKM., MPH., Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat.

5. Dr. Dolfinus Yufu Bouway, S.KM.,M.Kes (Epid) Selaku dosen

pembimbing I dalam penulisan proposal ini.

6. Natalia P Adimundja,S.KM.,M.Kes selaku dosen pembimbing II dalam

penulisan propsal ini.

iii
7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Cendrawasih yang banyak memberikan ilmu pengetahuan serta kelengkapan

surat-surat bagi penulis maupun persyaratan lainnya.

8. Kepada kedua orang tua terkasih yang telah memberikan semangat,

membatu dan mendoakan selama proses penyususunan proposal ini.

9. Suami tercinta yang selalu mendukung dan membantu selama proses

penyususnan proposal ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa yang sudah memberikan dukungan dan semangat

pada penulis.

Akhir kata dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan, dan literature

menyebabkan skripsi ini masih terdapat kekurangan atau kelemahan. Untuk itu

penulis akan sangat menghargai apapun pendapat,kritik, dan saran yang bersifat

membangun untuk memperbaiki skripsi ini menjadi lebih baik, semoga skripsi ini

bermaanfaat bagi kita semua.

Jayapura, 1 November 2023

Hormat saya

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
E. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 5
A. Tinjauan Teori .............................................................................................. 5
B. Kerangka Teori........................................................................................... 17
C. Kerangka Konsep ....................................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 19
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 19
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 19
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 19
D. Definis Operasional Variabel ..................................................................... 20
1. Data Primer ................................................................................................ 21
2. Data Sekunder ............................................................................................ 21
F. Alat dan Cara Penelitian............................................................................. 21
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... viii

v
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman


1 Keaslian Penelitian ........................................................................ 4
2 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 20

vi
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman


1 Kerangka Teori ............................................................................. 17
2 Kerangka Konsep .......................................................................... 18

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi Menular Seksual yang selanjutnya disingkat IMS adalah infeksi

yang ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal/lewat anus, dan

oral/dengan mulut. Penanggulangan IMS merupakan segala upaya yang meliputi

pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ditujukan untuk:

menurunkan angka kesakitan, kecacatan, atau kematian, membatasi penularan

IMS agar tidak meluas; dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya

(Kementerian Kesehatan RI, 2022).

Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan IMS dari ibu ke anak

dibentuklah sebuah layanan yang disebut PPIA dan pencengahan IMS dengan

layanan kesehatan ibu dan Anak/KIA. Hal ini dilakukan melalui pelayanan

antenatal terpadu baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun rujukan.

Pada beberapa tahun terakhir telah tercatat kemajuan dari pelaksanaan

program pengendalian IMS di Indonesia. Berbagai layanan IMS telah

berkembang dan jumlah orang yang memanfaatkannya juga telah bertambah

pesat. Dalam rangka memperluas akses layanan bagi penderita IMS, kementerian

kesehatan menetapkan Layanan Komperhensif Berkesinambungan/ LKB. LKB

merupakan suatu model layanan kesehatan primer, sekunder, hingga tersier dan

layanan dari sektor lain yang terkait.

Ibu hamil merupakan kelompok berisiko tinggi penularan IMS. Hal ini

cukup menjadi perhatian khusus dalam dunia kesehatan agar tidak terjadi

1
penularan IMS dari ibu kepada bayi yang dikandug sehingga pemeriksaan IMS

pada masa kehamilan sangat diwajibkan. Bahaya IMS pada masa kehamila bukan

saja terkait penularan antar ibu dan bayi tetapi juga dapat menyebabkan

kecacatan bayi bahkan kematian ibu dan atau bayi pada saat persalinan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

Analisis Pengelolaan Program IMS pada Ibu Hamil di Puskesmas Imbi Distrik

Jayapura Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “bagaimana Pengelolaan Program IMS Pada Ibu Hamil di

Puskesmas Imbi Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menanalisis Pengelolaan Program IMS Pada Ibu Hamil di

Puskesmas Imbi Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis tren Kejadian Kasus IMS pada Ibu Hamil di Puskesmas

Imbi Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.

b. Menganalisis indikator program IMS pada Ibu Hamil di Puskesmas

Imbi Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.

2
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan

acuan pada pengambilan keputusan terkait program IMS pada Ibu hamil di

Puskesmas Imbi Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.

2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jayapura

Di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan

terkait pembuatan kebijakan pemerintah dalam penanganan masalah IMS pada

ibu hamil di kota Jayapura.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Di harapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai reversi dalam

kegiatan pendidikan di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Cenderawasih.

4. Bagi Masyarakat

Di harapkan melalui penelitian ini akan mmberikan dampak positif

kepada masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Imbi secara khusus dan di Masyarakat kota Jayapura

secara umum.

3
E. Keaslian Penelitian

Table 1.1. Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian/Lokasi/Nama peneliti Tahun Metode Hasil


Manajemen program sifilis penting dalam pencegahan
tersebut ,mencakup dari Pengelolaan program PPIA yang
Manajemen Program Pencegahan Sifilis Studi meliputi proses , perencanaan, pelaksanaan,
1 dari ibu ke anak/ Sumatera Utara/ 2023 kepustakaan pengorganisasian ,pemantauan dan evaluasi serta pencatatan
Susilawati dan Adinda Gustui Irwana dan pelaporan program. Semua proses tersebut dilakukan
pada semua tingkatan sesuai dengan kewenangan di setiap
tingkatan.
Analisis dan perancangan Sistem Informasi The result of this research itself is the creation of an
Program Kesehatan Ibu dan Anak di application to facilitate data processing into a required
2 Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu / 2022 descriptive MCH report and overcome problems that arise due to the
Bengkulu / Niska Rahmadani, dkk research Maternal and Child Health Program Information system
manually.
3 Aplikasi Fungsi Manajemen Pengelola The implementation function of training activities has
Layanan Komprehensif Berkesinambungan 2020 descriptive already been given, but there is still some training that has
HIV-IMS Puskesmas di Kota Semarang research not been given in accordance with that stated in the manual
Tahun 2019 implementation of LKB-HIV-STI.
4 Analisis Pengelolaan Proram IMS pada Ibu
Hamil di Puskesmas Imbi Distrik Jayapura 2023 Penelitian
Selatan Kota Jayapura/ Kota Jayapura Kualitatif
Provinsi Papua/ Sherina Perangin Angin.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. IMS

1) Pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS)

Menurut Kementerian Kesehatan RI, Infeksi Menular Seksual

(IMS) adalah infeksi yang ditularkan terutama melalui hubungan seksual.

Sedangkan menurut Marmi (2015), IMS adalah suatu gangguan atau

penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur

yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau

hubungan seksual.

2) Gejala-gejala IMS

Berikut ini adalah gejala umum dari IMS :

1) Keluarnya cairan dari vagina, penis atau dubur berbeda dari biasanya.

Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi

lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan. Keputihan

bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.

2) Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing, atau menjadi sering

kencing.

3) Adanya luka terbuka, luka basah di sekitar kemaluan atau sekitar

mulut (nyeri ataupun tidak).

4) Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin,

benjolan kecil-kecil, atau lecet di sekitar alat kelamin.

5
5) Gatal-gatal di sekitar alat kelamin.

6) Terjadi pembengkakan kelenjar limfa yang terdapat pada lipatan paha.

7) Pada wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi tidak

ada hubungannya dengan haid), vagina bengkak dan kemerahan,

perdarahan di luar siklus haid.

8) Sakit saat berhubungan seks.

9) Mengeluarkan darah setelah berhubungan seks.

10) Secara umum merasa tidak enak badan, lemah, kulit menguning,

nyeri sekujur tubuh, atau demam.

3) Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual

1) Trikomoniasis

2) Vaginosis bacterial (BV)

3) Kandidiasis vulvovaginitis (Jamur)

4) Gonore (kencing nanah)

5) Klamidia/Limfogranuloma venerum

6) Sifilis (raja singa)

7) Ulkus Mole/Chancroid

8) Herpes Genital

9) Genital warts (HPV)/Kondiloma akuminata

10) HIV/AIDS

2. Program Pelayanan Kesehatan

6
Program merupakan sederetan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan

negara. Sebuah kelompok organisasi, lembaga ataupun negara pastilah

mempunyai suatu program. Program adalah sederetan rencana kegiatan yang

akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan kegiatan tertentu.Macam atau

jenis program dapat bermacam-macam wujud dan dapat dilihat dari berbagai

aspek. Salah satunya, program dapat ditinjau dari :

a. Tujuan

Ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

b. Jenis

Ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan sebagainya.

Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.

c. Jangka Waktu

Ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

d. Keluasan

Ada program sempit dan ada program luas. Program sempit hanya

menyangkut program yang terbatas, sedangkan program luas

menyangkut banyak variabel.

e. Pelaksanaannya

Ada program kecil dan ada program besar. Program kecil hanya

dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan

oleh banyak orang.

f. Sifatnya

7
Ada program penting dan ada program yang kurang penting. Program

penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal

yang vital, sedangkan kurang penting adalah sebaliknya.

Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai

dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan Tujuan program

merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan perhatian oleh evaluator.

Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat, maka

program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena tujuan menentukan apa

yang akan diraih.

a. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa

pengertian Kesehatan adalah “keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Kesehatan merupakan tingkat efisiensi fungsional dari makhluk

hidup. Pada manusia, kesehatan merupakan kondisi umum dari pikiran dan

tubuh seseorang, yang berarti bebas dari segala gangguan penyakit dan

kelainan. Sehingga makna kesehatan sendiri yaitu sebuah kondisi dimana

seseorang mengalami keadaan yang normal dan sesuai dengan apa yang

seharusnya. Jadi, kesehatan itu sebenarnya adalah sebuah tolak ukur dari

suatu keadaan dimana keadaan tersebut normal atau tidaknya.

Kesehatan sebagai keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi

faktor genetik, lingkungan dan pola hidup seharihari, seperti makan, minum,

seks, kerja, istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional.Sehat adalah

8
nikmat karunia Allah yang menjadi dasar dari segala nikmat dan segala

kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur serta kemampuan bergerak

akan berkurang atau bahkan hilang jika kesehatan kita terganggu. Pelayanan

kesehatan menurut Depkes RI adalah upaya untuk menyelenggarakan

perorangan atau bersama-sama dalam organisasi untuk mencegah dan

meningkatkan kesehatan, memelihara serta menyembuhkan penyakit dan juga

memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga dan ataupun publik

masyarakat. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan

yang sangat penting dikalangan masyarakat.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri atau secara bersama-sama dalam satu organisasi untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit dan penyembuhan serta

pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.

Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) adalah

merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah

pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan)

dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa

pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif

(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pelayanan kesehatan adalah upaya untuk menyelenggarakan sendiri ataupun

secara bersama-sama dalam suatu organisasi kesehatan untuk mencegah dan

meningkatkan kesehatan, memelihara, dan menyembuhkan penyakit dari

seseorang, kelompok, keluarga, ataupun masyarakat.

9
b. Aspek Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh

pemerintah maupun swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan antara

lain :

1) Penanggung Jawab

Suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus ada penanggung

jawab oleh pemerintah maupun oleh swasta. Namun demikian di Indonesia,

pemerintah (dalam hal ini Departemen Kesehatan) merupakan penanggung

jawab yang paling tinggi. Artinya pengawasan, standar pelayanan dan

sebagainya bagi pelayanan kesehatan masyarakat baik pemerintah

(puskesmas) maupun swasta (balkesmas) adalah di bawah koordinasi

Departemen Kesehatan.

2) Standar Pelayanan.

Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun

swasta harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia, standar

ini telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dengan adanya buku

Pedoman Puskesmas.

3) Hubungan Kerja.

10
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai

pembagian kerja yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya

fasilitas kesehatan tersebut harus mempunyai struktur organisasi yang jelas

dan menggambarkan hubungan kerja, baik horizontal maupun vertikal.

4) Pengorganisasian Potensi Masyarakat.

Ciri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah

keikutsertaan masyarakat atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini

penting (terutama di Indonesia) karena adanya keterbatasan sumber-sumber

daya dari penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat, perlu keikutsertaan

masyarakat ini Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat

menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah

dalam pelayanan kesehatan masyarakat umumnya adalah besar. Hanya saja

karena masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah masalah

masyarakat sendiri, maka dalam menyediakan serta menyelenggarakan

pelayanan kesehatan masyarakat, potensi masyarakat sering diikut-sertakan.

c. Jenis Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan segala upaya yang dilakukan oleh

suatu organisasi baik secara sendiri atau bersama-sama untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan perseorangan, kelompok dan ataupun masyarakat. Bentuk dan

jenis pelayanan kesehatan tersebut terbagi menjadi dua yaitu :

1) Pelayanan Kedokteran

11
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan

kedokteran (medical service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang

dapat berdiri sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu

organisasi (institution). Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan

memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan

keluarga.

2) Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan

kesehatan masyarakat (publik health service) ditandai dengan cara

pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi.

Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit dan sasaran utamanya adalah untuk kelompok dan

masyarakat.

Sekalipun pelayanan kedokteran berbeda dengan pelayanan

kesehatan masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai pelayanan

kesehatan yang baik, keduanya harus memenuhi beberapa persyaratan pokok

sebagai berikut :

1) Tersedia dan berkesinambungan Pelayanan tersebut harus tersedia di

masyarakat (available) dan bersifat berkesinambungan (continous)

artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh

masyarakat tidak sulit ditemukan,serta keberadaannya dalam masyarakat

ada pada setiap saat yang dibutuhkan.

12
2) Dapat diterima dan wajar (acceptable & appropriate) Pelayanan tersebut

tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan

kepercayaan masyarakat serta bersifat wajar.

3) Mudah dicapai (accessible) Pengertian tercapai disini terutama dari sudut

lokasi. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka

pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.

Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja

dan tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan

yang baik.

4) Mudah dijangkau (affordable) Pengertian keterjangkauan ini terutama

dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan seperti ini harus

dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan

kemampuan ekonomi masyarakat.

5) Bermutu (quality) Pengertian bermutu disini adalah yang menunjukkan

pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan di

pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta

standar yang telah ditetapkan

Proses Dalam Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan berarti

melayani sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat di bidang kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan

masyarakat yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

yang ada di masyarakat.Terdapat standar alur proses tahapan dalam

pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

13
1) Mendaftarkan diri Pengunjung atau masyarakat harus mendaftarkan diri

di loket atau petugas agar tercatat dalam kartu kunjungan pasien dengan

menunjukkan kartu identitas diri seperti KTP yang masih berlaku.

2) Menuggu gilirian Pasien menunggu giliran mendapatkan panggilan

dalam pelayanan kesehatan dengan tertib dan teratur.

3) Menuju ruang pemeriksaan Setelah mendapatkan giliran di panggil oleh

petugas, pasien pelayan kesehatan di arahkan langsung menuju tempat

pemeriksaan yang telah disediakan.

4) Menunggu obat Pengunjung yang mendapatkan resep obat, setelah di

periksa di mohon menunggu dengan sabar terhadap pembeian pelayanan

obat terhadap pasien.

5) Meninggalkan fasilitas pelayanan kesehatan Para pengunjung mengecek

kembali perlengkapan yang di bawah dan di wajibkan selalu

berpartisipasi aktif menjaga kebersihan dan keasrian ruangan pelayanan

dan halaman fasilitas pelayanan kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa alur proses

tahapan dalam fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan secara teratur yang

berguna agar pengunjung atau pasien dapat tertib dalam memeriksa

kesehatannya.

14
3. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara

kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam

kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir, hamil adalah

hasil dari konsepsi pertemuan antara ovum matang dan sperma.

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu kehamilan trimester

pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai 14- 28

minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu. Menurut

Departemen Kesehatan RI 2017, kehamilan adalah masa dimulai saat

konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40

minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai

dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan ke-4 sampai 6

bulan, trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9.

b. Penyebab Kehamilan

Hal yang menyebabkan kehamilan saat berhubungan, sebagai

berikut:

1) Tidak menggunakan alat kontrasepsi

Apabila melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi apapun,

seperti pil KB, kondom, spiral atau lainnya. Maka peluang terjadinya

kehamilan sangat besar.

15
2) Ejakulasi di dalam

Beberapa orang melakukan ejakulasi di luar vagina sebagai upaya

mencegah kehamilan, agar tidak ada sperma yang masuk dan

membuahi sel telur. Akan tetapi, bila suami melakukan ejakulasi di

dalam tubuh istri tanpa alat kontrasepsi, maka kemungkinan hamil

juga besar.

3) Berhubungan saat masa subur

Hal utama yang menyebabkan kehamilan saat berhubungan ialah masa

subur seorang wanita. Apabila melakukan hubungan seksual tanpa

kontrasepsi di masa subur, kemungkinan besar hamil bisa terjadi.

16
B. Kerangka Teori

Planning/perencanaan,
-pemilihan dan penentuan
tujuan organisasi,
-penyusunan strategi

Organizing/pengorganisasian,

-penentuan sumberdaya, kegiatan


yang di butuhkan,dan menyusun
kelompok
kerja,penugasan,tanggung
jawab,dan koordinasi.
Fungsi Program/ Manajemen

Actuating/pergerakan ,

-Motivasi,
-komunikasi,
-pelaksanaan

Controlling/pengawasan,

-penetapan standar,

-pengukuran pelaksanaan

-pengambilan tindakan
korektif,jika terjadi
penyimpangan meliputi,
supervisi, monitoring dan
evaluasi.

Gambar 2.1 Dalam buku prinsip-prinsip manajemen, G.R. Terry tahun 2009

17
C. Kerangka Konsep

Kejadian IMS Pada Ibu


Hamil di Puskesmas Imbi
Distrik Jayapura Selatan Pengelolaan Program IMS Pada
Kota Jayapura Ibu Hamil di Puskesmas Imbi
Distrik Jayapura Selatan Kota
Indikator Program IMS pada Jayapura
Ibu Hamil di Puskesmas Imbi
Distrik Jayapura Selatan
Kota Jayapura

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan

Variabel Tunggal

18
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan

kualitatif yang artinya penelitian ini berfokus pada analisis Pengelolaan Program

IMS Pada Ibu Hamil di Puskesmas Imbi Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan di lakukan dalam waktu satu bulan,

terhitung sejak rekomendasi penelitian di keluarkan oleh pihak akademik

Fakultas.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Puskesmas Imbi Distrik Jayapura Selatan

Kota Jayapura.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan IMS di Puskesmas Imbi Distrik Jayapua Selatan

sejak tahun 2020-2022 dengan jumlah 23 orang reaktif IMS dan 9

diantaranya positif IMS.

2. Sampel Penelitian

19
Sampel dalam Penelitian ini dipilih dengan teknik probability

sampling, artinya sampel dipilih berdasarkan kriteria penelitian yaitu

a. Responden merupakan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan IMS di

Puskesmas Imbi Distrik Jayapura Selatan.

b. Status hasil pemeriksaan IMS responden adalah Reaktif dan atau Positif

IMS.

D. Definis Operasional Variabel

Table 2.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Kriteria Skala

Pengelolaan Merupakan kegiatan 1. Berhasil Nominal


Program IMS mengidentifikasi jalannya 2. Tidak Berhasil
Pada Ibu program IMS pada Ibu
Hamil di
Hamil dengan tujuan untuk
Puskesmas
Imbi Distrik mengidentifikasi
Jayapura keberhasilan program.
Selatan Kota
Jayapura
Kejadian IMS Merupakan catatan medis 1. Tinggi Nominal
Pada Ibu tentang kejadian IMS pada 2. Rendah
Hamil di Ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas
Puskesmas Imbi yang
Imbi Distrik
Jayapura terkait dengan jalannya
Selatan Kota program IMS pada Ibu
Jayapura hamil.
Indikator Merupakan standar capaian 1. Sesuai Indikatir Nominal
Program IMS pelayanan program IMS 2. Tidak Sesuai
pada Ibu pada Ibu hamil di
Hamil di Indikator
Puskesmas Imbi Distrik
Puskesmas
Imbi Distrik Jayapura Selatan Kota
Jayapura Jayapura, yang digunakan
Selatan Kota sebagai acuan pelayanan.
Jayapura

20
E. Sumber data Penelitian

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dileroleh langsung dari nara

sumber/ responden penelitian yang didapatkan melalui wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari

nara sumbernya melainkan di dapatkan dari hasil riset ataupun penelitian

terdahulu terkait informasi yang dibutuhkan.

F. Alat dan Cara Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara petugas

penanggung jawab program IMS dan wawancara dengan pasien IMS ibu Hamil

yang berobat di Puskesmas Imbi menggunakan lembar pedoman wawancara dan

kuesioner.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data selesai.

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Kegiatan ini meliputi pemeriksaan kembali data untuk memastikan data

yang telah diperoleh dapat diproses lebih lanjut.

b. Coding (Pengkodean Data)

21
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan kode pada setiap

variabel untuk memudahkan melakukan analisis terhadap data yang

diperoleh.

c. Tabulating (Tabulasi Data)

Mengelompokkan data sejenis untuk lebih mudah dalam menganalisis

data yang telah diambil dan dimasukkan kedalam tabel.

d. Cleaning (Pembersihan Data)

Sebelum melakukan analisa data, data terlebih dahulu dilakukan

pengecekkan atau pemeriksaan kembali untuk memastikan semua data

sudah benar dan siap dianalisis.

e. Entri data (Memasukkan Data)

Data kemudian diuji statuistik secara komputerisasi. Proses pengolahan

data agar data dapat dianalisis.

2. Teknik Analisis Data

Proses selanjutnya setelah proses pengolahan data adalah analisis

data. Dalam penelitian ini menggunakan analisis Univariat yaitu melakukan

analisis pada kedua variabel penelitian guna mengetahui Pengelolaan

program IMS pada Ibu hamil di Puskesmas Imbi Distrik Jayapura Selatan,

Kota Jayapura.

22
DAFTAR PUSTAKA

Palinda, P. (2022) „Fungsi Manajemen Dalampengelolaan Program Layanan


Kesehatan Dan Pencegahan Covid 19 Di Yatim Mandiri Kedaton Bandar
Lampung‟, (8.5.2017), pp. 2003–2005. Available at:
http://repository.radenintan.ac.id/18446/1/SKRIPSI 1-2.pdf.

Mulyasa, E. (2022) „Manajemen Berbasis Sekolah‟, pp. 15–34. Available at:


https://repository.uin-suska.ac.id/12434/7/7. BAB II_2018161PAI.pdf.

Cornella, V.S. (2021) „Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Terhadap


Pencegahan Infeksi Menular Seksual (Ims) Pada Wanita Usia Subur
(Wus) Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Dewa Kota Bengkulu Tahun
2021‟, pp. 1–65. Available at:
http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/586/1/Skripsi Vonny Safa
Cornelia.pdf.

Hargono, A., Tjipto, B.W. and Roosihermiati, B. (2012) „Kajian Kebijakan


Penggunaan Data Pap-Smear Ibu Rumah Tangga Dalam Surveilans
Infeksi Menular Seksual Pada Kelompok Risiko Rendah ( Policy Study
Use of Housewive Pap-Smear Data on the Sexually Transmitted Disease
Surveillance at Low Risk Groups )‟, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
15(4), pp. 381–389.

Ramadani, N. et al. (2022) „Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Program


Kesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu
Tahun 2021‟, Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda
(JIPIKI), 7(1), pp. 35–47. Available at:
https://doi.org/10.52943/jipiki.v7i1.698.

Kementerian Kesehatan RI (2020) Program Pengendalian HIVAIDS danPIMS


Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta.

Susilawati and Irawan, A.G. (2023) „Manajemen Program Pencegahan Sifilis Dari
Ibu Ke Anak‟, Zahra: Journal of Health and Medical Research, 3(3), pp.
190–200.

23
Utami, I., Sriatmi, A. and Wigati, P. (2015) „Aplikasi Fungsi Manajemen
Pengelola Layanan Komprehensif Berkesinambungan HIV-IMS
Puskesmas Di Kota Semarang Tahun 2014‟, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro, 3(1), p. 18470.

CHAERUNNISA, N. (2019) „Gambaran Pengelolaan Pelayanan


Kesehatan Berdasarkan Fungsi Manajemen Pada Program Pengendalian
Penyakit Menular (P2M) Di Puskesmas Tamangapa Makassar‟.

MANURUNG, E.P. (2021) Literature Review : Pengaruh Senam Hamil Terhadap


Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil. Politeknik Kesehatan Kemenkes RI
Medan.

24

Anda mungkin juga menyukai