OLEH
NAMA : IRENE F. MATULESSY
NPM : 12114201190110
Kami menyatakan menerima dan menyetujui proposal ini yang disusun oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan
Ns. M. Lilipory,M.Kep
NIDN : 1203068702
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
penyertaan dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
proposal yang berjudul “Hubungan Motivasi diri, Pengetahuan dan dukungan
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien Tuberculosis.” Penulisan
proposal ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep)
di Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada :
ii
membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam penyusunan
proposal ini.
7. Seluruh dosen, program studi ilmu keperawatan yang sudah memberikan
ilmunya selama proses perkuliahan hingga tahap proposal.
8. Kepala Puskesmas Passo dan petugas kesehatan pemegang program
Tuberculosis yang telah membantu dan memberikan ilmu selama proses
penyusunan proposal.
9. Terspecial penulis sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta, mama
Femy Matulessy, Oma Ecing dan semua keluarga yang sudah membantu
penulis dalam dukungan doa, moril maupun material yang diberikan bagi
penulis dalam menyelesaikan studi.
10. Terkhusus kepada keluarga drg. Bernadeth Marlessy yang telah menopang
dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini.
11. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua sahabat yang telah
memberikan semangat, saran dan masukan dalam penyusunan proposal ini.
12. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2019 keperawatan, yang tidak
dapat penulis sebutkan, terima kasih semuanya atas bantuan dan kebersamaan
kalian selama ini
13. Angkia Ihalauw sebagai patner, yang selalu memberikan semangat dan
dorongan dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan
dalam penulisan ini. Oleh karena itu, diharapkan kritikan dan saran untuk
kesempurnaan penulisan ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................ix
DAFTAR TABEL......................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................9
C. Tujuan Penulisan........................................................................................9
D. Manfaat Penelitian......................................................................................10
1. Manfaat Teoritis..................................................................................10
2. Manfaat praktis....................................................................................10
iv
9. Komplikasi Tuberculosis.....................................................................31
10. Penanggulangan Tuberculosis.............................................................31
11. Peanggulangan dan Pengobatan Tuberculosis.....................................33
v
D. Kerangka Konsep........................................................................................69
E. Hipotesis Penelitian....................................................................................70
A. Jenis Penelitian...........................................................................................71
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................71
1. Lokasi..................................................................................................71
2. Waktu Penelitian..................................................................................71
C. Populasi Dan Sampel..................................................................................71
1. Populasi...............................................................................................71
2. Sampel.................................................................................................72
D. Variabel Penelitian......................................................................................74
1. Variabel Independen............................................................................74
2. Varaibel Dependen..............................................................................74
E. Defenisi Operasional..................................................................................75
F. Instrumen Penelitian...................................................................................77
G. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data...................................................79
H. Pengolahan dan Analisa Data.....................................................................82
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................86
Lampiran
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3. Paduan obat standar pasien TB kasus baru (dengan asumsi atau diketahui
peka OAT)………………………………………………………………………..…40
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menginfeksi semua kalangan mulai dari bayi, anak-anak, remaja sampai lansia dan
menimbulkan kesakitan dan kematian lebih dari 1 juta orang setiap tahun. Penyakit
diwilayah WHO di Asia Tenggara (44%), Afrika (25%) dan pasifik barat (18%)
dengan presentase yang lebih kecil di Mediterania Timur (8,2%), Amerika (2,9%),
dan Eropa (2,5%). Delapan negara dihitung untuk dua pertiga dari total global:
Nigeria (4,4%), Bangladesh (3,6%), dan 22 negara lainnya dalam daftar 30 Negara
WHO dengan beban Tuberculosis tinggi menyumbang 21% dari global total.
Secara global, angka kejadian Tuberculosis menurun tetapi tidak cukup cepat
untuk mencapai tonggak tahun 2021 yaitu pengurangan 20% antara 2015 dan 2021
1
Prevalensi tuberkulosis paru tahun 2020 diperkirakan 10 juta orang
jatuh sakit tuberkulosis (TB) di seluruh dunia 5,6 juta pria, 3,3 juta wanita dan
1,1 juta anak-anak. Terdapat 1,5 juta orang meninggal karena Tuberkulosis pada
tahun 2020 di seluruh dunia. Tuberkulosis adalah penyebab kematian ke-13 dan
pembunuh menular nomor dua setelah COVID-19. Pada tahun 2020, Tuberculosis
hadir di semua negara dan kelompok umur dengan ditemukan 30 negara beban
menyumbang dua pertiga dari total, dengan India memimpin penghitungan, diikuti
oleh China, Indonesia, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Afrika Selatan
(WHO,2021)
843.000 kasus dengan jumlah kematian lebih dari 98.000 jiwa atau setara
dengan 11 kematian per jam. Ditinjau dari tingkat persebaran kasusnya, tercatat
bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah kasus Tuberkulosis
tertinggi yakni sebesar 123.021 kasus, disusul oleh Provinsi Jawa Timur sebesar
65.448 kasus dan Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah kasus tercatat
dan Provinsi Jawa Tengah tersebut mendominansi sebesar 46% dari jumlah
kasus total terkait Tuberkulosis yang terjadi di Indonesia (KEMENKES RI, 2021).
2
Penularan Tuberculosis paru, didapati melalui pemeriksaan sputum BTA,
(Riskesdas, 2018).
(Data Dinkes Provinsi Maluku, 2021) Pada tahun 2018 di Provinsi Maluku
5.476 kasus,tahun 2021 sejak bulan januari-juni tercatat jumlah kasus sebesar 691
kasus. Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2018 angka penderita
Tuberculosis mencapai 770 kasus, tahun 2021 sejak bulan januari-juni tercatat
oleh pengobatan jangka panjang , efek samping obat dan kurangnya kesadaran
pengobatan tuberkulosis harus dilakukan secara rutin dan tuntas dengan kepatuhan
minum obat. Kepatuhan minum obat yaitu tingkat pasien dalam melakukan
program pengobatan (Dewi, 2021). Kepatuhan minum obat jika berhasil akan
3
membuat penderitanya sembuh, terhindar dari kematian, mencegah kekambuhan
dalam minum obat anti tuberkulosis adalah tingkat pengetahuan pasien tentang
untuk sembuh, jarak, biaya berobat, efek samping obat, dukungan keluarga,
dalam diri dan kesadaran diri untuk mematuhi aturan pengobatannya. Motivasi
dalam kontrol penyakitnya. Adanya motivasi perilaku minum obat secara teratur,
dengan kepatuhan minum obat pada pasien Tuberculosis paru, dalam hal ini
4
maka semakin patuh untuk berobat. Pengetahuan yang baik tentang Tuberculosis
paru didapatkan responden melalui informasi dari orang sekitar seperti penyuluhan
yang disampaikan oleh tenaga kesehatan ataupun iklan iklan tentang Tuberculosis
paru yang disampaikan melalui media cetak ataupun media elektronik. Dukungan
keluarga merupakan bagian dari dukungan sosial yang meliputi dukungan dari
pasangan, orang tua, anak dan keluarga (Rumimpunu et al., 2018). Dukungan
pengobatan sehingga tidak sembuh (Yusi, Widagdo, & Cahyo, 2018). Dukungan
(Hasibuan, 2017). Pada pasien Tuberculosis Paru, tujuan yang ingin dicapai adalah
2018).
Hasil Penelitian Dini Nopianti dkk (2022) untuk variabel motivasi diri
dengan hasil uji statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p-value 0.000
5
yang berarti < 0,05, maka ada hubungan motivasi dengan kepatuhan minum
obat pada pasien Tuberkulosis . hasil penelitian Robbiatul Istiqomah dkk, (2023)
uji statistik pada uji Chi Square didapatkan nilai p=0,004 karena nilai
a=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p<a maka ada hubungan antara
didapat nilai OR (Odds Ratio) yaitu 9,333 yang artinya responden yang
Istiqomah dkk, (2023) untuk variabel dukungan keluarga berdasarkan uji statistik
pada uji Chi Square didapatkan nilai p=0,002 karena nilai a=0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai p<a yang berarti ada hubungan antara dukungan
mempunyai risiko 12,750 lebih besar terhadap kepatuhan minum obat rendah.
Data yang diperoleh dari puskesmas passo 3 tahun terakhir, pada tahun
2020 jumlah kasus Tuberculosis 43, laki laki 28 orang dan perempuan 15 orang.
Tahun 2021 jumlah kasus Tuberculosis 41 dengan jumlah laki laki 26 orang dan
6
sama dengan lintas program promosi kesehatan memberikan penyuluhan bagi
masyarakat dan terlebih khusus bagi penderita tuberculosis. Selain itu petugas
rumah pasien tuberculosis untuk memberikan obat dan melakukan upaya dengan
kebanyakan pasien tuberculosis mempunyai motivasi diri yang rendah seperti lupa
dan malas minum obat disebabkan kurang semangat dalam diri untuk sembuh.
keteraturan minum obat, namun pasien beranggapan bahwa hal tersebut tidak
pasien saat minum obat serta tidak mendampingi dan memberikan semangat
mengatakan merasa bosan dan malas untuk minum obat, hal ini menunjukkan
rendahnya motivasi pasien, 1 pasien mengatakan sering lupa minum obat namun
7
merasa biasa - biasa saja, hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan pasien
obat serta tidak memberikan simpati dan kepedulian terhadap pasien. Hal ini
Puskesmas Passo”
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Passo.
9
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak diantaranya
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penderita Tuberculosis.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Puskesmas
b) Bagi Institusi
c) Bagi Masyarakat
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Tuberculosis
menimbulkan infeksi pada organ paru – paru dan dapat menyebar melalui
bagian tubuh yang lain, seperti tulang, sendi, selaput otak, kelenjar getah
11
2. Etiologi Tuberculosis
terinfeksi dengan bakteri ini. Akan tetapi, orang yang terinfeksi menjadi
2020).
3. Klasifikasi Tuberculosis
12
A. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis,
13
c. Setelah pemberian antibiotika non Obat Anti Tuberkulosis
14
selama lebih dari 2 bulan berturut-turut dan dinyatakan loss
di atas.
saja.
15
bersamaan, 14 diikuti atau tidak diikuti resisten obat anti
Kapreomisin).
menerima ART
16
a. Hasil tes HIV sebelumnya negatif
(Puspita,2019).
Tuberculosis,2018).
a. Batuk
17
jaringan paru setelah berminggu – minggu atau berulan – bulan
peradagan bermula
b. Deman
c. Sesak nafas
d. Nyeri
e. Kelelahan
berat badan makin kurus, sakit kepala , nyeri otot, dan keringat
malam. Gejala malaise ini makin lama makin berat terjadi hilang
18
5. Patogenesis Tuberculosis
1. Tuberculosis Primer
19
Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam
2. Tuberculosis Sekunder
20
tidak ke nodus hiler paru. Sarang dini mula – mula terbentuk sarang
6. Patofisiologi Tuberculosis
paru dengan melewati kelenjar limfe basil sehingga bisa sampai pada
21
pertumbuhan bakteri intraseluler. Bakteri dapat bertahan hidup,tanpa
kuman dapat dihentikan oleh respon imun tubuh, tetapi sebagaian kecil
7. Diagnosa Tuberculosis
22
klinis menggunakan hasil pemeriksaan klinis dan penunjang
lainnya.
dari contoh uji yang diambil dari organ tubuh yang terkena
23
8. Pemeriksaan Penunjang
24
c) Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan, pada saat
25
diagnosa pada terduga Tuberculosis hasil BTA negatif (Kemenkes
RI, 2017).
d. Pemeriksaan Biakan
26
pengambilan keputusan paduan pengobatan pasien dengan resistan
produktivitas pasien .
3. Mencegah kekambuhan TB
27
bertujuan untuk menjamin kepatuhan pasien dalam menelan
obat.
28
Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan
2. Tahap Lanjutan
(Kemenkes RI No HK 01,07,2019)
29
Pasien berusia diatas 50 tahun tidak dapat mentoleransi
Pasien kasus baru seperti ini cenderung memiliki pola resistensi obat
3. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan uji kepekaan obat sejak awal
Tabel 2.3. Paduan obat standar pasien TB kasus baru (dengan asumsi atau
(Kemenkes RI No HK 01,07,2019)
30
Berdasarkan hasil penelitian meta analisis WHO merekomendasikan
paduan standar untuk TB paru kasus baru adalah 2RHZE/4RH. Jika tidak
syarat harus disertai pengawasan yang lebih ketat secara langsung untuk
1. Izoniazid (H)
dua pengaruh toksik utama yaitu neuritis perifer dan hepatoksik. Tanda
dari neuritis perifer yaitu mati rasa dan gatal pada tangan dan kaki.
satu kali sehari dan anak – anak 10 mg satu kali sehari per berat badan.
2. Rifampisin (R)
31
dewasa 600mg satu kali sehari dan untuk anak anak 7,5-15 mg/kg berat
badan. Efek samping pada obat ini yaitu terjadi perubahan warna orange
3. Etambul (E)
Dosis yang diberikan pada orang dewasa dan anak – ana berumur diatas
13 tahun dengan dosis 15-25 mg/kg berat badan, satu kali sehari. Efek
4. Pirazinamid (P)
pada orang dewasa dan anak – anak 15-30 mg/kg berat badan, satu kali
sehari. Efek samping pada obat ini adalah rasa mual yang disertai nyeri
5. Streptomisin
gram setiap hari dan untuk anak – anak 20-40 mg/kg berat badan
maksimum gram satu kali sehari. Efek samping dari obat Streptomisin
yaitu rasa kesemutan didaerah mulut dan muka setelah obat disuntikan.
32
f. Panduan OAT yang digunakan di Indonesia
Berat Badan Tahap Intensif tiap hari selama Tahap lanjutan 3 kali
minggu RH (50/150)
Keterangan :
H = Izoniazid Z = Pirasinamid
33
b. Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Obat ini diberikan pada pasien BTA positif yang pernah diobat
sebelumnya.
(150/150)+E (400)
34
c. Obat sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT merupakan paduan paket tahap intensif atau kategori 1
RHZE (150/75/400/275)
71 kg 5 tablet 4KDT
g. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
1. Fisioterapi Dada
35
telapak tangan dengan menepuk ringan pada dinding dada
paru yang akan dialirkan (Smeltzer & Bare, 2017). Vibrasi dada
2017).
batuk yang benar adalah menutup hidung dan mulut dengan tisu
atau lengan baju agar bakeri tidak menyebar ke udara dan tidak
3. Pengisapan lendir
36
B. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan Minum Obat Pasien Tuberculosis
Paru
kepatuhan pasien untuk meminum obat yang lengkap sampai selesai, untuk
program pengobatan adalah hal yang penting dan harus dipatuhi pasien, obat
atau yang disebut dengan Multi Drugs Resistence (MDR) (Tristiyana, TS.
2020).
kenapa pasien tidak rutin minum obat adalah, sering lupa minum obat, tidak
tersedianya obat di layanan kesehatan, tidak tahan efek samping dari obat
rutin berobat dan alasan yang terakhir pasien merasa sudah sembuh walau
37
belum menyelesaikan pengobatan dengan tuntas (Dapertemn Kesehatan RI,
2019).
1. Faktor Pendukung
kesehatan
2. Faktor Predisposisi
3. Faktor Pendorong
dalam proses kepatuhan minum obat dalam hal ini dukunga keluarga.
38
C. Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian
harapan atau pencapaian tujuan. Tujuan yaitu hal yang ingin dicapai oleh
a. Motivasi Intrinsic
39
Motivasi Intrisic merupaka motivasi yang berasal dari dalam diri
b. Motivasi Ekstrinsik
individu, misalnya dukunga verbal dan non verbal yang diberikan oleh
c. Motivasi Terdesak
sekali (Lestari,2017).
1. Faktor fisik
jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. Faktor fisik
2. Faktor Herediter
40
3. Faktor instrinsik seseorang
Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak
yang kuat memiliki harapan yang tinggi serta keyakinan yang tinggi
41
(Niven, 2017). Hasil penelitian Siska Sakti Angraini dkk (2022),
5. Pengukuran Motivasi
1. Pengertian Pengetahuan
a. Tahu (know)
42
(recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan
b. Memahami (comprehension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atas materi yang
c. Aplikasi (application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini,
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
43
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan menyusun
f. Evaluasi (evaluation)
pertanyaan tertulis dengan menyatakan isi materi yang ingin diukur dari
Tuberculosis
Eksternal.
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
44
Pendidikan diartikan sebagai bimbingan yang diberikan seseorang
2). Pekerjaan
3). Umur
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan
45
Lingkungan adalah segala aktifitas yang berlangsung disekitar
Hal ini terjadi ketika adanya timbal balik karena interaksi, yang akan
46
mempengharui seseorang untuk melakukan sesuatu karena seseorang
hasil uji statistik pada uji Chi Square didapatkan nilai p=0,004
47
pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
(Notoatmodjo, 2017).
seluruh pertanyaan
seluruh pernyataan.
seluruh pernyataan.
2018).
48
Dukungan keluarga merupakan system pendorong bagi anggota
a. Dukungan Informasional
keluarga.
b. Dukungan Instrumental
49
bantuan langsung seperti seseorang memberi atau meminjamkan uang,
c. Dukungan Emosional
d. Dukungan Penilaian
50
gagasan, ide, atau perasaan seseorang. Melalui dukungan ini, pasien
apapun.
dkk, 2018).
51
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
a. Tahap Perkembangan
Dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia, dalam hal ini adalah
berbeda-beda.
52
c. Emosi
penyakit mungkin akan menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan
d. Spiritual
e. Praktik Di Keluarga
53
melakukan pencegahan terhadap penyakitnya jika keluarga juga melakukan
gaya hidup, dan lingkungan kerja. Biasanya akan mencari dukungan dan
pada kesehatan.
keluarga menjadi salah satu strategi koping keluarga yang sangat penting
54
masalahnya. Dukungan keluarga maka seseorang akan merasakan
menunjukan hasil uji statistik pada uji Chi Square didapatkan nilai
obat rendah
dari teori Friedman (1998) dalam Astari (2015) yaitu dukungan emosional,
b. Kurang (0 – 20)
55
D. Kerangka Konsep
Keluarga). Dibawah ini adalah skema kerangka konsep dari penelitian ini :
Motivasi Diri
Pengetahuan Kepatuhan
Minum obat
Tuberculosis 56
Dukungan
keluarga
Keterangan :
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu asumsi tentang hubungan dua tau lebih variable
hipotesisnya adalah :
57
Ho : Tidak ada Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
deskritif analitik dan desain penelitian cross sectional yaitu pengambilan data
variable bebas dan terikat yang dilakukan pada satu waktu atau bersamaan
58
lembaran koesioner dan pegukuran terhadap variabel independent, yaitu
1. Lokasi
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien
59
2. Sampel
n=
1 + Nd2
Dimana :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
60
77
n=
1 + 77 (0,1)2
77
n=
1 + 0,77
77
n=
1,77
n = 43,50
n = 44 Sampel
1. Kriteria Inklusi
61
c. Tidak menderita penyakit komplikasi lain.
2. Kriteria Eksklusi
D. Variable Penelitian
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
ini, yaitu:
2. Variabel Dependen
62
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
Tuberculosis.
E. Defenisi Operasional
alat ukur, hasil ukur dan skala ukur yang digunakan seperti nominal,
2019). Defenisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada (tabel 3.1)
berikut :
63
2-3-4 dibagi menjadi tiga
tingkatan yaitu :
1. Baik : jika hasil
presentase benar
76%-100%
2. Cukup : presentase
56-75%
3. Kurang baik : jika
hasil presentase 0-
55%
Pengetahuan Tingkat kognitif pasien Kuesioner Skor 0 apabila jawaban salah Ordinal
dalam memperoleh dan skor 1 apabila jawaban
pemahaman tenang benar. Skoring dibagi
penyakit Tuberculosis menjadi tiga tingkatan :
meliputi pengertian 1. Baik : jika hasil
Tuberculosis, penyebab, presentase benar
tanda dan gejala, dan 76%-100%
penatalaksanaannya (jawaban benar 10-
15 pertanyaan).
2. Cukup : presentase
56-75% ( jawaban
benar 7-10
pertanyaan
3. Kurang baik : jika
hasil presentase 0-
55% (jawaban
benar < 3).
Dukungan Dukungan keluarga Kuesioner 1. Dukungan keluarga Ordinal
keluarga adalah upaya yang baik jika skor ≥ 50%
diberikan kepada anggota 2. Dukungan keluarga
keluarga baik moril kurang jika ≤ 50%
maupun materil.
Dukungan yang
diberikan pada pasien
meliputi dukungan
emosional, informasi,
instrumental dan
penilaian.
Variabel dependen
Kepatuhan Ketaatan pasien berupa Koesioner Skor untuk yang menjawab : Ordinal
Minum obat peran aktif pasien dan
kesedian pasien dalam IYA : 0
Tuberculosis melakukan pengobatan TIDAK :1
seperti rutin
dalammengkonsumsi Kepatuhan tinggi skor
obat Tuberculosis sesuai responden : 8
dengan kesepakatan
yang telah dibuat anatra Kepatuhan sedang skor
64
pasien dengan dokter Responden : 6-7
atau tenaga kesehatan
lainnya. Kepatuhan rendah skor
responden : 0-5
F. Instrumen Penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga koesioner.
1. Karakteristik Responden
65
“Sangat Tidak Setuju”. Skoring dalam pertanyaan ini dinilai dengan
dinilai cukup apabila hasil rentang 56-75%, dan motivasi dinilai kurang
3. Koesioner Pengetahuan
skala Guttam, yaitu skala yang memiliki sifat tegas dan konsisten dengan
ganda. Skoring dalam skala ini dinilai jika jawaban benar maka akan
diberikan 1 dan jika salah maka diberi skor 0, kemudian dilakukan skoring
berada pada rentang 76-100% jika pegetahuan cukup maka skor responden
66
koesioner ini menggunakan plihan jawaban “Ya” dan “Tidak”, jenis
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
a. Data Primer
b. Data sekunder
data instansi yang terkait daan sumber tertulis seperti sumber buku,
Passo.
67
2. Prosedur Pengumpulan Data
a. Tahap Persiapan
6). Setelah surat ijin pengeambilan data awal dari Dinas Kesehatan
ke Puskesmas Passo
7). Memasukan surat ijin pengambilan data awal dari Dinas Kesehatan
68
8). Setelah mendapat ijin dari Kepala Puskesmas Passo, peneliti
Tuberculosis
b. Tahap Pelaksanaan
69
2). Penelitian dilaksanakan oleh peneliti dengan mengikuti arahan
4). Setiap koesioner dibaca oleh peneliti dan di jawab oleh responden
c. Tahap Evaluasi
1. Pengolahan data
a. Editing
70
yang perlu di perhatikan dalam editing yaitu kelengkapan data,
b. Codding
c. Tabulating
Pada data ini data yang telah di peroleh dalam bentuk kategori dan
71
d. Cleaning Cleaning adalah pengecekan kembali data–data yang
konsistensi data.
I. Analisa Data
tingkat kemandirian lansia (Hidayat & Hayati, 2019). Analisis data yang
akan digunakan dalam peneltian terdiri dari analisis data Univariat dan
analisis Bivariat.
72
Minum Obat Tubeculosis maupun independen yaitu Motivasi Diri,
Nilai Chi Square ini pun juga akan bergantung pada ukuran sampel.
Semakin besar jumlah sampel, nilai Chi Square akan semakin kecil.
dan dependen maka dilakukan Uji Phi dengan melihat nilai kekuatan
penelitian diterima.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ahsan, F., Rahmawati, N. Y., & Alditia, F. N. (2020). Lawan Virus Corona: Studi
Nutrisi Untuk Kekebalan Tubuh (B. Santoso (ed.)). Airlangga University
Press. https://books.google.co.id/books?
id=m7fpDwAAQBAJ&pg=PA5&dq=ta
nda+gejala+covid&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjn_5Tb27juAhVQ7nM
BHVBTDAIQ6AEwAnoECAMQAg#v=onepage&q=tanda gejala
covid&f=false
Ahyar, Hardani, and Dkk. 2020. Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu.
Arischa, Suci. 2019 Analisis Beban Kerja Bidang Pengelolaan Sampah Dinas
Lingkungan Hidup Dan Kebersihan Kota Pekanbaru. JOM FISIP Vol. 6: Edisi
I Januari – Juni 2019.
74
Obat dan Merasa Sehat Terhadap Ketidakpatuhan Pengobatan Penderita
Tuberkulosis Paru. JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health
Journal), 6(2), 134–139.
Buryanti, S. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB
MDR di Kota Semarang. Journal Health & Science: Gorontalo
Journal Health and Science Community, 5(1), 146–154
Dinkes Provinsi Maluku. Profil Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2021. Ambon:
Dinkes Provinsi Maluku; 2021.
Fitriani, et al. 2020. Buku Ajar TBC, Askep dan Pengawasan Minum Obat dengan
Media Telepon. Tangerang Selatan: STIkes Widya Dharma Husada
Tangerang.
75
Gunawan, A. R. S., Simbolon, R. L., & Fauzia, D. (2017). Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kepatuhan pengobatan pasien terhadap pengobatan
tuberkulosis paru Di Lima Puskesmas Se-Kota Pekanbaru. Jom Fk, 4(2), 1–
20.
Hasanah, dkk. 2018. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas
XI Jurusan Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Jurnal Khusus Di SMK Negeri
1 Jember Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Pedidikan
Ekonomi : Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial ,
Vol. 12, No. 2, 277-282
Hidayat, R., & Hayati, H. (2019). Pengaruh Pelaksanaan Sop Perawat Pelaksana
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Di Rawat Inap Rsud Bangkinang. Jurnal
Ners, 53(9), 1689–1699.
Inderiati, D., Aryadnyani, P., & Sari, E. A. (2021). The Effects of the Phases of Anti-
Tuberculosis Drug (OAT) Consumption on AST and ALT Enzyme Level of
Patients With Pulmonary Tuberculosis. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan
Farmasi, 21(1), 70–77.
76
Indonesia. Jakarta; 2020.
Kurniawan F, Widjaja NT, Maturbongs GH, Karundeng SF, Rapa FB. Kepatuhan
Berobat Penderita Tuberculosis Paru Di Puskesmas, Kota Jayapura, Provinsi
Papua. Jurnal Media. 2011;10(2):56-62.
ojs.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/257/210. Diakses tanggal
24 Januari 2018.
Puspasari, SH. (2019) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Yogyakarta: pustaka baru press; 2019. 352 p.
Rizqiya, Riris Nur, 2021. Pengaruh Stigma Masyarakat dengan Kepatuhan Minum
Obat Pasien TB Paru Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas PUH JARAK
Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, Skripsi Sarjana, Fakultas
Keperawatan Universitas Jember, Jawa Timur
Rozaqi, M. F., Andarmoyo, S., & Dwirahayu, Y. (2019). Kepatuhan Minum Obat
Pada Pasien TB Paru. Octobe
77
Berobat Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Likupang Kabupaten
Minahasa Utara. Jurnal KESMAS, 7(4).
Ruiz-Grosso, P., Cachay, R., De La Flor, A., Schwalb, A., & Ugarte-Gil, C. (2020).
Association between tuberculosis and depression on negative outcomes of
tuberculosis treatment: A systematic review and meta-analysis. PLoS ONE,
15(1). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0227472
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D.O. (2018). Psikologi Sosial Edisi Kedua
Belas. Depok: Prenadamedia Group
Smeltzer, S. C. (2017). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarrth (12th ed.).
EGC.
Ulfah, Windiyaningsih, C., Abidin, Z., & Murtiani, F. (2018). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan berobat pada penderita tuberkulosis paru. The
Indonesian Journal of Infectious Diseases, 4(1).
(WHO). Global Tuberculosis Report 2021. France: World Health Organization; 2021.
WHO. (2021). Tuberculosis. Retrieved November 23, 2021, from World Health
Organization(WHO) website: https://www.who.in
78
Perak Timur Surabaya. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya. Surabaya
Yusi, Nafiah, Widagdo, Laksmono, & Cahyo, Kusyogo. (2018). Analisis hubungan
antara dukungan psikososial dengan perilaku keberhasilan pengobatan pasien
TB di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 6(5), 768.779.
79
Lampiran 1 : Informed Consent
(INFORMED CONCENT)
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Umur :
Kristen Indonesia Maluku yang bernama Irene Fiorella Matulessy dengan judul “
80
Hubungan Motivasi Diri, Pengetahuan, dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Penelitian ini tidak akan merugikan responden dalam segi apapun dan
dibuat secara sukarela serta tidak ada unsur paksaan dari manapun. Demikian
Ambon, 2023
Responden
Lampiran 2 :
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN MOTIVASI DIRI, PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA
PENDERITA TUBERCULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PASSO
Nama :
Umur :
81
Pendidikan : SD SMP
SMA Diploma
Pekerjaan :
Alamat :
Petunjuk : Beri tanda silang (X) dalam salah satu opsi jawaban pada tabel
1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. TS : Tidak Setuju
NO Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
82
obat
disembuhkan
83
10. Penyakit TB harus dihilangkan dari tubuh
setiap hari
dengan rutin
Kesehatan
saya sembuh
84
proses penyembuhan saya
Petunjuk : Beri tanda silang (X) jawaban pada tabel dibawah ini.
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
memperparah penyakit TB
85
kuman penyakit TB
penyakit TB
disembuhkan
ludah, dll.
86
12. Penyakit TB hanya berkembang pada
yang bergizi
Petunjuk :
Berilah respon terhadap pernyataan di bawah ini, beri tanda checklist (√) pada
SL : Selalu
KD : Kadang – Kadang
TP : Tidak Pernah
NO PERTANYAAN SL KD TP
Dukungan Emosional
87
cukup.
kebutuhan saya
88
12. Keluarga selalu melibatkan saya mengenai pengobatan
Dukungan Penghargaan
pengobatan.
lengkap.
sembuh.
pengobatan saya.
Dukungan Informasi
89
20. Keluarga memberitahu saya bahaya yang akan terjadi
meminum obat.
minum obat.
tenaga kesehatan.
Dukungan Instrumental
90
29. Ketika saya sakit keluarga selalu menyediakan susu
untuk saya.
seadanya.
saya berobat
91
92
93