Fistha L. Tallamma
12114201150046
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa
memberikan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal dengan judul
“Perbedaan penggunaan tepid sponging dan plester kompres terhadap
penurunan suhu tubuh pada pasien hipertermi di Ruangan Anak RSUD. Dr.
M. Haulussy Ambon”
Proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk pembuatan skripsi pada
program strata-1 di Jurusan Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen
Indonesia Maluku. Untuk itu penulis menyadari dalam penulisan proposal ini
tidak akan selesai tanpa bantuan Ns.Dene.F.Sumah,S.Kep,M.Kep selaku
pembimbing 1 dan Ns.Mevi Lilipory, S.Kep,M.Kep selaku pembimbing 2, yang
tulus dan penuh perhatian senantiasa meluangkan waktu yang amat berharga
untuk memberikan bimbingan dalam menyusun proposal ini.
Dalam kesempatan ini juga penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
iii
6. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Fakultas Kesehatan program studi
keperawatan Universitas Kristen Indonesia Maluku atas pembekalan ilmu
pengetahuan semasa perkuliahan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul......................................................................................................i
Halaman Judul.........................................................................................................ii
Halaman Persetujuan…..........................................................................................iii
Motto.......................................................................................................................v
Abstrak....................................................................................................................vi
Kata Pengantar......................................................................................................viii
Daftar Isi….............................................................................................................xi
Daftar Tabel..........................................................................................................xiv
Daftar Lampiran...................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
1. Tujuan Umum........................................................................................6
2. Tujuan Khusus…...................................................................................6
v
D. Manfaat Penelitian......................................................................................7
1. Pengertian Hipertermi............................................................................9
2. Etiologi Hipertermi..............................................................................12
4. Penatalaksanaan Hipertermi.................................................................14
5. Dampak Hipertermi…..........................................................................15
6. Patofisiologi Hipertermi.......................................................................16
Tepid Sponge.......................................................................................20
2. Mekanisme Kerja.................................................................................23
3. Prosedur Kerja.....................................................................................23
vi
D. Kerangka Konsep.......................................................................................24
E. Hipotesis Penelitian....................................................................................25
A. Rancangan Penelitian................................................................................26
1. Lokasi Penelitian….............................................................................26
2. Waktu Penelitian….............................................................................26
1. Populasi…............................................................................................27
2. Sampel…..............................................................................................27
D. Variabel Penelitian.....................................................................................29
E. Definisi Operasional..................................................................................29
F. Instrumen Penelitian...................................................................................30
G. Pengumpulan Data.....................................................................................31
H. Pengolahan Data.........................................................................................33
I. Analisa Data...............................................................................................35
J. Etika Penelitian.........................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1
tahun), usia bermain toodler (1-3 tahun), pra sekolah (3-5 tahun), usia sekolah
(5-11 tahun ), sehingga remaja (11-18 tahun). Dari hasil penelitian 80% orang
tua merasa takut saat anak mulai demam (Ekawati dkk, 2016). Demam dapat
membahayakan keselamatan anak jika tidak di tangani dengan cepat dan tepat
dan mikroba. Mikroba serta produknya berasal dari luar tubuh adalah bersifat
pirogen eksogen yang merangsang sel magrofag, leukosit dan sel lain untuk
disiang hari, suhu tubuh biasanya lebih tinggi pada sore hari dari pada dini
hari. Bila anak sangat aktif maka suhu tubuh akan meningkat lebih dari
1
membantu tubuh melawan infeksi.Seseorang mengalami demam bila suhu
tubuhnya diatas 37,80C (pada suhu oral, aksila, dan rekral). Pengukuran suhu
tubuh pada anak dilakukan saat : 1). Kulit terasa hangat pada sentuhan, 2).
Bila anak tidak berperilaku seperti biasa, 3). Sebelum memanggil tenaga
kebanyakan orang tua merasa takut dan panik saat anak mengalami
ketidakmampuan dalam menangani anak yang demam. Maka dari itu orang
tua perlu mengetahui cara penangana demam yang bisa di lakukan sebelum
danlebih dari 216 ribu diantaranya meninggal. Selain itu di Kuwait dari 400
anak berusia 1 bulan sampai 13 tahun yang mengalami demam sekitar 77%.
Amerika Selatan dan Eropa Barat. Namun di Asia, angka kejadian demam
lebih tinggi, seperti di Jepang angka kejadian demam 6-9%, di India 5-10%
Prevalensi kejadian demam sekitar 2-5% pada anak balita. Umumnya terjadi
2
pada anak umur 6 b ulan sampai 5 tahun. Diantara semua usia bayi yang
paling rentan terkena demam. Risiko tertinggi usia di bawah 2 tahun, yaitu
Penyebab dari Hipertermi antara lain (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksis yang
disebut pirogen.Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein dan zat
lain, teruma toksin polisakarida, yang di lepaskan oleh bakteri. Pirogen yang
dilepaskan oleh bakteri toksis atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasi
2012).
Hipertermia terdiri dari gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda
minor. Adapun gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda minor, yaitu :
Suhu tubuh di atas nilai normal yaitu > 37,80C per oral atau 38,80C per
rektal.
3
2. Gejala dan Tanda Minor
• Kulit merah
• Kejang
tinggi.
• Takikardia
• Takipnea
4
• Kulit terasa hangat
darah sehingga kulit menjadi hangat (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
2017).
Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
tepid sponging. Water tepid sponge adalah kompres yang menggunakan teknik
panas tubuh melalui evaporasi dan konduksi, yang biasanya dilakukan pada
pasien yang mengalami demam tinggi. Tujuan dilakukan tindakan water tepid
sponge yaitu untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien yang mengalami
pada pasien hipertermi dalam waktu 30 menit, namun tepid sponge memiliki
5
kekurangan di mana selama tepid sponge, terjadi penurunan suhu tubuh yang
terhadap penurrunan suhu tubuh pada anak 1-10 tahun dengan hipertermia
menggunakan uji wilcoxon didapatkan p-value sebesar 0,001 < 0,05 dengan
penurunan rata-rata1,40C.
panas dari tubuh dan mentrasfer panas tersebut ke molekul air, kemudian
menurunkan suhu tubuh. Penurunan suhu tubuh dapat terjadi karena air
memiliki kapasitas panas penguapan yang cukup besar yaitu 0,6 kilokalori
(kkal) per gram (Darwis, 2010). Plester kompres sangat membantu, karena
selalu siap pakai. Jadi, para ibu tidak perlu khawatir dengan air yang akan
kelemahan diantaranya adalah plester kompres ini tidak dapat melekat pada
6
kulit dengan baik. Karenanya proses penyerapan panas tubuh menjadi tidak
maksimal. Oleh karena itu harus dipakai dari segi daya lengketnya. Plester
kompres ini juga mudah rapuh, sehingga perlu dilakukan pada fleksibilitas
tepid sponge sebesar 39,310C dan setelah dilakukan kompres sebesar 38,980C.
Sedangkan secara klinis dapat dilihat dari perubahan respon anak terhadap
penurunan suhu pada anak kelompok plester kompres tidak ada perubahan
signifikan anak tetap rewel. Sedangkan pada kelompok tepid sponge anak
merasa nyaman dan segar setelah diberi kompres diseluruh tubuh dan rewel
bulan juli 2019 jumlah pasien anak dengan hipertermi 55 orang, bulan agustus
yang anak demam, 3 ibu mengatakan sering melakukan kompres air hangat
Sedangkan intervensi tepid sponge tidak pernah dilakukan oleh perawat dalam
7
Dengan demikian, peneliti tertarik untuk meneliti tentang perbedaan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat tujuan umum dan tujuan khusus sebagai
berikut:
1. Tujuan Umum
Haulussy Ambon.
2. Tujuan Khusus
kompres tepid sponge dan plester kompres di ruang anak RSUD Dr.
M. Haulussy Ambon
Ambon.
8
c. Mengetahui perbedaan menggunakan tepid sponging dan plester kompres
D. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat Teoritis
sponging dan plester kompres terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien
hipertermi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Keluarga
ibu agar dapat menolong saat anak terserang demam di rumah sebelum
9
perawat atau tenaga kesehatan masa depan agar dapat lebih terampil
melakukan penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hipertermi
rentang normal tubuh. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipertermi
kenaikan suhu tubuh >37,80C per oral atau 38,80C per rektal yang sifatnya
Potter, 2010).
Masa tumbuh kembang diusia ini merupakan masa yang berlangsung cepat
dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau
masa keemasan sehingga sangat penting untuk dijaga agar anak tidak
11
berfungsi mengatasi infeksi dimana salah satu tanda gejala yang tersering
berdasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang berbeda dalam satu
hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut (Potter &
tersendiri yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini
tekanan darah menurun. Hal ini berakibat pusing atau bahkan pingsan.
12
mengalami kejang. Pada akhirnya organ tubuh dapat gagal sehingga
bahwa sistem imunitas anak berfungsi dengan baik. Demam juga bisa saja
317) pengukuran suhu tubuh diberbagai tubuh memiliki batasan nilai atau
derajat demam yaitu aksila/ketiak >37,20 C, suhu oral / mulut > 37,80 C,
suhu rektal/anus >380 C, suhu dahi dan suhu dimembran telinga di atas 380
C sedangkan demam tinggi bila suhu tubuh >39,50 C dan hipereksia bila
suhu 41,10 C. pengukuran suhu pada oral dan rektal lebih menunjukan
suhu tubuh sebenarnya namun hal ini bila direkomendasikan kecuali benar
Mayoritas penyebab demam pada anak adalah infeksi, baik karena bakteri
maupun virus. Selain karena infeksi demam juga dapat disebabkan oleh
seperti lupus. Penyebab lain dari demam yaitu aktifitas fisik yang
berlebihan, selain itu berada dilingkungan yang terlalu panas dan lama
13
2. Etiologi Hipertermi
Penyebab dari Hipertermi antara lain (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) :
• Penyaki
t/trauma
• Peningkatan metabolisme
• Pengaruh medikasi
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksis yang
protein dan zat lain, teruma toksin polisakarida, yang di lepaskan oleh
14
kejang demam adalah kejang demam sederhana. Kejang demam
Hipertermia terdiri dari gejala dan tanda mayor, dan gejala dan
tanda minor. Adapun gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda minor,
yaitu :
Suhu tubuh di atas nilai normal yaitu > 37,8 0C per oral atau 38,80C
per rektal.
• Kulit merah
• Kejang
• Takikardia
denyut jantung yang lebih cepat dari pada denyut jantung normal.
• Takipnea
15
• Kulit terasa hangat
4. Penatalaksanaan Hipertermi
demam dapat dibagi menjadi dua garis besar yaitu: non-farmakologi dan
oleh dokter apabila penderita dengan umur < 3 bulan dengan suhu rectal
>38°C, penderita dengan umur 3-12 bulan dengan suhu >39°C, penderita
dengan suhu >40,5°C, dan demam dengan suhu yang tidak turun dalam
16
• Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres
• Terapi farmakologi
5. Dampak Hipertermi
17
6. Patofisiologi Hipertermi
tubuh melebihi titikset yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau
keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi
difusi dari ion kalium dan natrium dari membrane listrik, ini demikian
besarnya sehingga meluas dengan seluruh sel dan membrane sel sekitarnya
Anak dengan ambang kejang yang rendah terjadi pada suhu 38 0C dan anak
dapat diakibatkan dari inefeksi, bakteri, virus, tumor, trauma, dan sindrom
makrofag, lekosit dan sel lain untuk membentuk pirogen endogen. Pirogen
18
bakteri dan virus tersebut masuk kedalam tubuh, pirogen bekerja sebagai
mediator dari respon demam, dan berefek pada neuron hipotalamus dalam
demam oleh sebab apapun maka tubuh membentuk respon berupa pirogen
(Widagdo, 2012).
Oleh karena itu, sel darah putih diproduksi lebih banyak lagi untuk
mencapai setpoin baru dari suhu tubuh. Salaam periode ini, orang tesebut
Rasa menggigil berakhir ketika setpoin baru yaitu suhu yang lebih
kering. Jika setpoin baru telah “ melampaui batas”, atau pirogen telah
19
menimbulakn respon pengeluaran panas. Kulit menjadi hangat dan
32oC sampai 37OC, yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh yang di
evaporasi panas dari kulit ke lingkungan sekitar akan lebih cepat (Dewi,
2018).
dilakukan tidakan water tepid sponge yaitu menurunkan suhu tubuh pada
hangat kemerahan dan nyeri kepala. Pemilihan tepid sponge sebagai terapi
20
Menurut (Widyawati & Cahyanti, 2010) terapi tepid sponge memiliki
Manfaat tepid sponge menurut Poter dan Perry dalam Wardiyah (2016)
adalah :
• Memberi rasa
nyaman
Menurut (Widyawati & Cahyanti, 2010) anak yang di berikan terapi tepid
21
5. Kontraindikasi Tepid Sponging
adalah:
Tepid Sponge
2014).
Meurut (Hamid MA, 2011) teknik yang digunakan dalam tepid sponging
meliputi:
22
• handuk/sapu tangan
• Selimut
• perlak
• handschoen
• termometer aksila
• termometer rectal
d. mencuci tangan,
air hangat,
23
Langkah selanjutnya adalah:
keringat,
24
dalam struktur hydrogel dapat dimanfaatkan unruk menurunkan demam
suhu tubuh terjadi karena air memiliki kapasitas panas penguapan yang
2. Mekanisme Kerja
ketiak, dan lipatan paha. Kompres plester juga dapat membantu untuk
3. Prosedur Kerja
25
4. Proses Penurunan Suhu Tubuh Menggunakan Plester Kompres
darah bagian tepi pada kulit melebar, kemudian hal tersebut akan membuat
menempelkan plester kompres ini adalah bagian dahi, ketiak, dan lipatan
2014).
I. Kerangka Konsep
bawah ini:
Plester Kompres
26
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Pengaruh
J. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu asumsi tentang hubungan dua atau lebih variabel
sponge
kompres
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dengan pendekatan Two group pre-test and post-test with control group design,
dengan cara melakukan pre test (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum
Q1XQ2 2 Group
Keterangan :
X :Eksperimen (perlakuan)
1. Lokasi Penelitian
Ambon
2. Waktu Penelitian
28
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau sebjek
Populasi dalam penelitian ini adalah anak dengan hipertermi atau demam di
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
a. Kriteria Inklusi :
29
b. Kriteria Eksklusi :
n= ……………..
1 + N (d) 2
Ket :
N: Besar populasi
n: Besar sampel
0,005) n : N
1+ N (d) 2
n: 48
1+ 48 (0,005)2
n: 48
1+ 48(0,0025)
n: 48
1+ 0,12
= 48
1,12
30
= 42 sampel
D. Variabel Penelitian
Plester Kompres
E. Defenisi Operasional
31
kali dilakukan
kompres dengan air
suhu hangat atau
pergantian waslap.
2 Plester Kompres dapat Lembar Ya = 1 Nominal
Kompres menurunkan suhu Tidak = 0
tubuh pada anak observasi
demam atau panas
dan sangat praktis
digunakan sebagai
pertolongan
pertama yang harus
dilakukan selama
20-30 menit dengan
ditempelkan pada
beberapa titik yaitu:
leher, kedua aksila
dan kedua lipatan
paha. Dalam jangka
1 jam dengan
empat kali
dilakukan.
Variabel Dependen
3 Penurunan Penurunan nilai Thermometer 1. Suhu Ordinal
Suhu panas tubuh yang digital dan normal
Tubuh diukur dengan lembar 36,5oC-
melihat angka pada observasi 37,5oC
thermometer yang
diukur pada daerah 2. Demam,
aksila selama 1 suhu >
menit 38oC
F. Instrumen Penelitian
thermometer.
32
1. SOP tepid sponge
Haulussy Ambon meliputi prosedur pengukuran suhu air, suhu tubuh dan
Haulussy Ambon meliputi prosedur pengukuran suhu air, suh dan plester
kompres.
3. Thermometer
bahasa latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk
4. Lembar observasi
G. Pengumpulan Data
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Menurut Zaenal Arifin dan Dwi Basuki Sulist (2010)
33
prosedur penelitian meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
a. Tahap persiapan
Haulussy ambon.
perawat di ruang Anak RSUD dr. M. Haulussy Ambon dan ibu yang
M. Haulussy Ambon.
Haulussy Ambon dan para ibu yang anaknya dirawat di ruang Anak
34
b. Tahap pelaksanaan
1) Peneliti meminta kesediaan perawat dan ibu yang anaknya dirawat untuk
informed consent.
sponging dan plester kompres pada anak dan mengajari ibu untuk
c. Tahap evaluasi
tersebut.
H. Pengolahan Data
meliputi tahapan:
35
1. Pemeriksaan data (editing)
masih kurang atau kurang lengkap. Editing dapat di lakukan pada tahap
5. Tabulating
pengukuran.
36
I. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Haulussy Ambon.
2. Analisa Bivariat
tepid sponging dan plester kompres terhadap penurunan suhu tubuh pada
berdistibusi normal maka dilakukan uji paired test dan jika data
J. Etika Penelitian
meliputi :
37
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
tertentu sebagai hasil riset. Segala informasi yang diperoleh dari responden,
4. Keadilan (Justice)
kebutuhan subjek.
38
5. Memperhitungkan Manfaat (Beneficience)
39
DAFTAR PUSTAKA
Hangat dan Plester Kompres pada Anak dengn Demam di ruang Khantil
Purwokerto.
Hamid, MA. Keegektifan Kompres Tepid Sponge yang dilakukan Ibu dalam
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/02/penatalaksaan
40
Maling, B. 2012. Penguruh Kompres Tepid Sponge Terrhadap Penurunan Suhu
Telogorejo Semarang.
Potter, DA. & Perry, AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep
Potter, DA. & Perry, AG. 2010. Fundamental Keerawatan, Edisi 7 Buku 2.
Belajar.
Yunita. 2014. Perbandingan Efektivitas tepid sponge dan plester kompres dalam
41
LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
: Nama :
Umur :
segala yang akan dilakukan untuk penelitian. Dengan ini saya menyatakan setuju
persetujuan ini saya buat dalam keadaan baik tanpa paksaan dari pihak manapun.
Responden
42
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk pengisian:
A. Data Demografi
2. Umur Anak....................................................................tahun
43
B. Lembar Observasi Pengukuran Suhu Pada Pasien Hipertermi
44
STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN (SOP)
TEPID SPONGING
45
c. Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya jika kurang jelas
2. Menanyakan keluahan pasien
3. Menjaga privasi pasien
4. Mengatur posisi pasien agar rileks
5. Dekatkan alat pada pasien
6. Cuci tangan masukkan waslap/kain
kedalam kom berisi air hangat lalu peras
sampai lembab
7. Letakkan waslap/kain pada daerah yang
akan di kompres yaitu dahi, axila, lipatan
paha, dan di usapkan keseluruh tubuh
selama 5-10 menit.
8. Ganti waslap/kain dengan waslap/kain
yang sudah terendam dalam kom yang
berisi air hangat
9. Lakukan selama 4 kali dalam waktu 1 jam
.
d. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan.
e. Evaluasi
1. Respon:
Respon Verbal : orang tua pasien
mengatakan anakny deman sudah
turun.
Respon Nonverbal : pasien tidak
46
rewel, ekspresi wajah segar dan suhu dalam batas normal
Beri inforcement positif
2.
3.
Lakukankontak untuk kegiatan
selanjutnya
https://www.scribd.com/document/416387490/Sop-Tepid-Water-Spo
47
STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN
PLESTER KOMPRES
48
13. Mengatur posisi pasien agar rileks
14. Dekatkan alat pada pasien
15. Cuci tangan buka plester kompres dari
bungkusnya
16. Tempelkan plester kompres pada pasien,
pada beberapa titik tubuh pasien yaitu
leher, kedua aksila, dan kedua lipatan
paha selama 5-10 menit dan dilakukan
selama 4 kali dalam waktu 1 jam.
17. Menganjurkan kepada keluarga pasien
agar melakukan pada pasien apabila suhu
tubuh pasien tinggi.
j. Tahap Terminasi
5. Melakukan evaluasi tindakan
6. Berpamitan dengan pasien
7. Membereskan alat
8. Mencuci tangan.
k. Evaluasi
5. Respon:
Respon Verbal : orang tua pasien
mengatakan anakny deman sudah
turun.
Respon Nonverbal : pasien tidak
rewel, ekspresi wajah segar dan
suhu dalam batas normal
6. Beri inforcement positif
7. Lakukan kontak untuk kegiatan
selanjutnya
8. Mengakhiri kegiatan dengan baik.
l. Dokumentasi
49
Catat waktu pelaksanaan tindakan
Catat hasil pemeriksaan suhu tubuh
Catat respon pasien
18. Paraf dan nama perawat jaga
Sumber :
50
51
52
53