DAMIARIS PEMBUAIN
12114201180020
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Kami menyatakan menerima dan menyetujui Proposal ini yang disusun oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis Panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus,
karena atas kasih dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini
dengan judul “Hubungan Beban Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan Perilaku
merupakan syarat dalam penyelesaian tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana
Maluku.
kepada:
Maluku.
terselesaikan.
iii
5. Ns. O. Talahatu, S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing II yang telah banyak
Indonesia Maluku.
dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna
perbaikan lebih lanjut sehingga proposal ini dapat berguna serta bermanfaat bagi
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Caring Perawat...............10
B. Tinjauan Umum Tentang Spiritual Care................................21
C. Tinjauan Umum Tentang Beban Kerja...................................26
D. Tinjauan Umum Tentang Motivasi Kerja...............................32
E. Kerangka Konsep……………………………………………41
F. Hipotesis Penelitian................................................................41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian..............................................................43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................43
C. Populasi dan Sampel...............................................................43
D. Variabel Penelitian..................................................................44
E. Defenisi Operasional..............................................................44
F. Instrumen Penelitian...............................................................44
G. Pengumpulan Data..................................................................47
H. Pengolahan Data.....................................................................48
I. Analissa Data..........................................................................49
v
J. Etika Penelitian.......................................................................50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mencakup sumber daya dan pengetahuan yang sesuai dengan intervensi yang
akut hingga kompleks (WHO, 2018). Komponen penting dari sistem perawatan
kesehatan rumah sakit adalah untuk peningkatan status kesehatan pasien dan
sakit dan karena hal tersebut maka kinerja perawat merupakan salah satu unsur
1
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan memandang
tidak hanya memperhatikan aspek biologis tetapi juga aspek-aspek yang lain.
(Albaar, 2018).
pandangan spiritual pasien seperti lebih banyak berdoa atau bagaimana pasien
2
bersalah (spiritual guilt), marah (spiritual anger), kehilangan (spiritual loss)
pasien dengan anggota tim kesehatan lainnya, dengan keluarga pasien ataupun
perawat membuat diagnosa distress spiritual, perawat dan pemuka agama dapat
spiritual care yaitu perawat meluangkan waktu untuk hadir ketika pasien
rohaniawan rumah sakit, karena tujuan akhir dari proses keperawatan adalah
kepada pasien serta memperhatikan asuhan fisik yang harus dilakukan sebagai
3
bentuk kebaikan dan kepedulian perawat untuk meningkatkan rasa aman dan
konsep yang luas yang menjadi inti dari keperawatan professional dan sebagai
bagian dasar yang dilakukan dalam praktik keperawatan, yaitu suatu tindakan
pasien sehingga kondisi pasien menjadi semakin lebih baik. Hal ini dilakukan
oleh banyak faktor dan ini mungkin termasuk diagnosis pasien, jenis institusi,
usia dan pengalaman perawat, harga diri, keyakinan, dan keadaan tempat kerja
2019). Beban kerja adalah jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh suatu entitas
dalam periode waktu tertentu, atau jumlah rata-rata pekerjaan yang ditangani
oleh suatu entitas pada saat waktu tertentu. Salah satu masalah terpenting
dalam keperawatan adalah beban kerja yang tinggi (Shalaby et al., 2018).
beban kerja perawat di rumah sakit. Beban kerja yang tinggi dapat
4
menimbulkan stres dan penurunan kualitas asuhan keperawatan sehingga tidak
Hal ini sejalan dengan penelitian Herman (2021) yang hasil penelitian
menerapkan perilaku caring kepada pasien. Hasil uji statistik didapatkan nilai p
dengan target yang jelas, memiliki tujuan yang jelas dan menantang, memiliki
rasa senang dalam bekerja, selalu mengungguli orang lain, di utamakan prestasi
teman dan atasan (Gusti, 2017). Perawat membutuhkan motivasi kerja yang
jika seorang perawat memiliki motivasi kerja yang kurang, maka hal tersebut
5
keperawatan, terutama pasien yang membutuhkan perilaku caring perawat
(Kamaludin, 2018).
Hal ini sejalan dengan penelitian Eva (2020) yang hasil penelitian
motivasi kerja cukup dan untuk 16 responden (39.0%) memiliki motivasi kerja
perilaku caring cukup. Hasil uji spearmen rank diperoleh hasil signifikansi
sebesar 0,037 (p < 0,05) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
spiritual care pada pasien, dikatakan bahwa spiritual care yang diberikan
perawat adalah mengingatkan pasien untuk selalu berdoa. Spiritual care yang
6
mendokumentasikan asuhan keperawatan spiritual karena perhatian pertama
perawat bekerja secara shift yaitu pagi, siang dan malam. Perawat bekerja
setiap hari 8 jam. Sekali shift, perawat yang jaga 4 orang namun terkadang 3
orang dengan banyaknya pasien 6 sampai 9 orang. Ketika pasien full dengan
jumlah perawat yang terbatas, maka disitulah beban kerja perawat bertambah
dikatakan bahwa perawat memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja seperti
menganggap bekerja sebagai pelayanan yang baik dan harus dilakukan dengan
semakin baik.
perawat dalam memenuhi spiritual care pada pasien di Rumah Sakit Umum
7
B. Rumusan Masalah
perilaku caring perawat dalam memenuhi spiritual care pada pasien di Rumah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
spiritual care pada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy
Ambon.
2. Tujuan Khusus
memenuhi spiritual care pada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
M. Haulussy Ambon.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
asuhan keperawatan.
2. Manfaat Praktis
caring perawat.
b. Bagi Perawat
melakukan penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kepada orang lain, menghormati orang lain, dan empati terhadap orang lain
(Puteri, 2016).
merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien. Sikap
motivasi kepada perawat untuk peduli dan membantu klien. Perilaku caring
10
orang lain. Untuk membangun perilaku caring perawat dibutuhkan
11
psikomotor. Aktivitas perawat yang mencerminkan perilaku caring
yang lain, sehingga seseorang akan bisa merasakan komitmen dan tanggung
jawab terhadap dirinya sendiri. Dalam teori ini, caring perawat bertujuan
2019).
12
oleh kualitas pelayanan yang nantinya akan mampu meningkatkan kepuasan
klien dan mutu pelayanan. Caring yang dilakukan secara efektif bisa
Perilaku caring staf kesehatan memiliki nilai ekonomi bagi rumah sakit
karena perilaku ini berdampak bagi kepuasan klien. Dengan begitu tampak
a. Faktor Individu
13
Kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan tingkat pendidikan adalah
penampilan kerja yang lebih baik dari pada perawat dengan pendidikan
SPK. Perilaku caring yang ditunjukan oleh perawat saat merawat pasien
oleh pendidikan dan pengalaman yang dijalani oleh perawat selama ini.
b. Faktor Psikologi
c. Faktor Organisasi
pekerjaan.
14
5. Perilaku Caring Dalam Praktik Keperawatan
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada perasaan empati pada orang
terhadap klien. Caring juga menekankan harga diri individu artinya dalam
menjadi tujuh komponen atau disebut sebagai komponen caring 7'C. Berikut
a. Compassion
seorang perawat harus memiliki rasa empati kepada masalah yang sedang
dukanya.
b. Communication
15
Seorang perawat harus pandai dalam melakukan komunikasi yang efektif
c. Consideration
d. Comfort
yang dilakukan antara perawat dan klien. Karena jika seorang mampu
e. Carefullness
16
f. Consistency
g. Closure
akan mampu memahami dirinya sendiri ataupun orang lain dan mampu
ataupun kliennya.
a. Kehadiran (Presence)
b. Sentuhan (Contact)
17
Sentuhan yang biasa dapat dilakukan ialah saat melakukan tindakan
keperawatan pasien.
c. Mendengarkan (Listen)
segala keluhan kliennya dengan baik maka akan dianggap oleh klien
d. Memahami klien
dihadapi oleh klien dan mampu memberikan solusi agar masalah yang
18
b. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
klien yang efektif, perawat memiliki perasaan optimis, harapan, dan rasa
percaya diri.
sensitivitasterhadap diri pribadi dan orang lain serta bersikap lebih baik.
19
h. Menyediakan lingkungan yang suportif, protektif, atau memperbaiki
tingkat selanjutnya
pasien dan keluarganya untuk selalu bersrah diri kepada Tuhan YME,
berduka.
20
B. Tinjauan Umum Tentang Spiritual Care
terlibat dan emberikan makna dan tujuan hidup serta keterkaitkan dengan
yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta (Arwin & Khotimah, 2018).
mampu mengembangkan rasa syukur, sabar, serta ikhlas (Agus dkk, 2019).
Maha Pencipta. Sebagai contoh seorang yang percaya terhadap yang Maha
Kuasa dan Pencipta. Aspek spiritual sebagai berikut (Arwin & Khotimah,
2018):
dalam kehidupan.
21
d. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang
Maha Tinggi.
vertical terkait dengan tingkat sistem yang menjadi objek spiritual individu,
kelompok, dan organisasi. Pada horizontal, ada aturan, jalan atau metode,
penyatuan berbagai unsur kehidupan yang terpisah selama ini, yaitu unsur
22
5. Kebutuhan Spiritual Care
pada saat pasien akan dioperasi, pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan
melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga
adalah ibadah.
sekitarnya.
23
d. Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan
melemah.
e. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. Rasa bersalah dan
berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi
pertama secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah,
dan berdosa terhadap Tuhan. Kedua secara horizontal yaitu bebas dari
f. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri (self acceptance dan self
lingkungannya.
masa depan. Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka
ingin agar derajatnya lebih tinggi di hadapan Tuhan maka dia senantiasa
24
i. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama
manusia. Manusia hidup saling tergantung satu sama lain. Oleh karena
orang tersebut.
a. Lingkungan
proses spiritual.
b. Perilaku
pasien merasakan gangguan atau mimpi buruk atau hal buruk sebagai
c. Verbalisasi
25
Apakah pasien menyebutkan Tuhan atau yang lebih tinggi dalam berdoa
atau dalam suatu hal. Apakah pasien menanyakan tentang ulama. Apakah
atau sibuk.
e. Hubungan Interpersonal
f. Beban Kerja
Beban kerja adalah suatu pekerjaan yang memiliki beban, baik beban
fisik, mental ataupun beban sosial yang harus di tanggung oleh tenaga
g. Motivasi Kerja
mencapai tujuan.
26
C. Tinjauan Umum Tentang Beban Kerja
Beban kerja adalah suatu pekerjaan yang memiliki beban, baik beban
fisik, mental ataupun beban sosial yang harus di tanggung oleh tenaga
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat
terhadap sejumlah tugas yang diberikan, maka hal tersebut tidak menjadi
suatu beban kerja. Namun, jika pekerja tidak berhasil maka tugas dan
dari suatu pekerjaan atau suatu kelompok jabatan yang dilakukan dalam
27
Beban kerja yang terlalu banyak menyebabkan karyawan terlalu lelah
secara keseluruhan
Beban kerja yang berlebihan dan terlalu berat serta tidak sesuai
pengawasan diri
c. Keluhan pelanggan
Hasil kerja yang tidak memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan
unit pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat (nurse work load) dapat
dan lain sebagainya. Beban kerja perawat secara umum menjadi upaya
28
merinci komponen dan target volume pekerjaan dalam satuan waktu dan
terhadap tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan
terutama bagi pasien yang akan melaksanakan perasi atau dalam kondisi
Beban kerja yang berlebihan pada perawat dapat memicu timbulnya stress
29
b. Terlalu banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan dan
keselamatan pasien.
keselamatan pasien.
pasien di ruangan.
kondisi terminal.
secara intensif).
30
d. Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan
pendidikan kesehatan.
kesehatan
kerja, yaitu:
a. Faktor Eksternal
yang meliputi:
1) Tugas (task)
Bersifat fisik seperti, sikap, beban yang diangkat, alat dan sarana
2) Organisasi Kerja
3) Lingkungan Kerja
31
kerja psikologis, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari pekerja itu sendiri
kesehatan tubuh.
kepercayaan.
bangkit dengan keinginan untuk bisa bekerja lebih keras dan antusias dalam
32
2. Tujuan Motivasi Kerja
daya manusia itu kearah tujuan yang diinginkan. Adapun tujuan pemberian
hakikatnya adalah:
33
g. Meningkatakan produktivitas dan efisiensi.
(Hasibuan, 2017).
a. Motivasi Positif
b. Motivasi Negatif
dan berbuat membuat cara-cara tententu yang akan membawa ke arah yang
yang lebih, maka karyawan secara langsung akan rajin berupaya untuk
34
dengan baik dan tidak diberikan insentif maka karyawan juga tidak akan
a. Prinsip Partisivasi
pemimpin.
b. Prinsip Komunikasi
35
menjadi temotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
pemimpin.
seperti:
36
yang berhasil mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Dengan harapan
e. Manajemen pemberdayaan
manajemen organisasi.
a. Faktor Internal
apa saja, apakah pekerjaan itu baik atau jelek, apakah halal atau haram
dan sebagainya.
37
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang
untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak yang kita alami
dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh status sosial yang lebih
pun ia harus bekerja keras. Jadi, harga diri, nama baik, kehormatan
38
cara tidak terpuji, namun cara-cara yang dilakukannya itu masih
b. Faktor Eksternal
apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan
39
Mereka bekerja bukan untuk hari ini saja, tetapi mereka berharap akan
bekerja sampai tua cukup dalam satu perusahaan saja, tidak usah
kompensasi semata, tetapi pada satu masa mereka juga berharap akan
kegiatan-kegiatan.
adalah:
a. Dimensi Internal
Indikator:
1) Tanggung jawab
2) Tujuan
3) Umpan balik
6) Prestasi
b. Dimensi Eksternal
40
Indikator:
1) Kebutuhan
2) Pujian
3) Insentif
4) Perhatian
E. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Hubungan
F. Hipotesis Penelitian
asumsi tentang hubungan dan atau lebih variabel yang diharapkan bias
sebagai berikut:
41
1. Ha: Ada hubungan antara beban kerja dengan perilaku caring perawat
Ho: Tidak ada hubungan antara beban kerja dengan perilaku caring
2. Ha: Ada hubungan antara motivasi kerja dengan perilaku caring perawat
Ho: Tidak ada hubungan antara motivasi kerja dengan perilaku caring
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen
dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut (Nursalam,
2015).
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Dengan demikian populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bertugas
43
di ruangan interen laki-laki dan interen wanita Rumah Sakit Umum Daerah
2. Sampel
dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Total sampling adalah teknik
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
44
keperawatan ringan jika
kepada pasien skor <
di ruang rawat 66,7%
inap
Motivasi Dorongan dari Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
Kerja perawat RSUD skor ≥ 50%
dr M. Haulussy 2. Kurang
Ambon (baik baik jika
dari dalam skor < 50%
maupun luar
diri responden)
yang
digunakan
responden
untuk
mengarahkan
perilaku dalam
mencapai
tujuan yang
telah
ditetapkan di
RSUD dr M.
Haulussy
Ambon
Perilaku Tindakan Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
Caring caring yang skor ≥
Perawat dilakukan 66,7%
dalam perawat di 2. Kurang
memenuhi RSUD dr. M. baik jika
Spiritual Haulussy skor <
Care Pasien Ambon sebagai 66,7%
suatu cerminan
untuk
meningkatkan,
memenuhi
kualitas
spiritual pasien
F. Instrumen Penelitian
peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari data identitas responden
(data demografi) yang terdiri dari identitas perawat meliputi nama perawat,
45
umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan kuesioner beban kerja, kuesioner
jawaban yang menggunakan skala Likert yaitu sering, jarang dan tidak pernah.
Kuesioner diisi dengan cara memberikan chek list (√) pada masing-masing
kolom jawaban. Jika responden menjawab sering maka peneliti memberi nilai
3, jarang 2, dan tidak pernah 1. Kuesioner beban kerja di adopsi peneliti dari
kuesioner yang telah dipakai sebelumnya oleh Astuti (2019) yang telah diuji
validitas dan reliabilitas dengan nilai r = 0,660. Adapun cara menghitung hasil
Skor tertinggi = Skoring tertinggi x jumlah pertanyaan x100% =3x10 x100% = 100%
Skor tertinggi 30
Skor terendah = Skoring terendah x jumlah pertanyaan x100%=1x10 x100% = 33,3%
Skor tertinggi 30
Range = Skor Tertinggi – Skor Terendah = 100% - 33,3% = 66,7%
Interval = Range ÷ Kategori = 66,7% ÷ 2 = 33,3%
Jadi, hasil ukur atau nilai objektif = Skor tertinggi – Interval
= 100% - 33,3%
= 66,7%
Dengan demikian, Beban kerja berat jika jumlah skor ≥ 66,7%
Beban kerja ringan jika jumlah skor < 66,7%
jawaban yang menggunakan skala Guttman yaitu setuju dan tidak tidak setuju.
Kuesioner diisi dengan cara memberikan chek list (√) pada masing-masing
kolom jawaban. Jika responden menjawab setuju maka peneliti memberi skor
46
1. Jika responden menjawab tidak setuju maka peneliti memberi skor 0.
Kuesioner motivasi kerja di adopsi peneliti dari kuesioner yang telah dipakai
sebelumnya oleh Inayatul Hidayat (2017) yang telah diuji validitas dan
reliabilitas dengan nilai r = 0,556. Adapun cara menghitung hasil ukur atau
Skor tertinggi = Skoring tertinggi x jumlah pertanyaan x100% =1x6 x100% = 100%
Skor tertinggi 6
Skor terendah = Skoring terendah x jumlah pertanyaan x100%=0x6 x100% = 0%
Skor tertinggi 6
Range = Skor Tertinggi – Skor Terendah = 100% - 0% = 100%
Interval = Range ÷ Kategori = 100% ÷ 2 = 50%
Jadi, hasil ukur atau nilai objektif = Skor tertinggi – Interval
= 100% - 50%
= 50%
Dengan demikian, Baik jika jumlah skor ≥ 50%
Kurang baik jika jumlah skor < 50%
likert yaitu sering, jarang dan tidak pernah. Kuesioner diisi dengan cara
memberikan chek list (√) pada masing-masing kolom jawaban. Jika responden
menjawab sering maka peneliti memberi nilai 3, jarang 2, dan tidak pernah 1.
Kuesioner perilaku caring perawat di adopsi peneliti dari kuesioner yang telah
dipakai sebelumnya oleh Selly Puspita Sary (2018) yang telah diuji validitas
dan reliabilitas dengan nilai r = 0,741. Adapun cara menghitung hasil ukur atau
47
Skor tertinggi = Skoring tertinggi x jumlah pertanyaan x100% =3x16 x100% = 100%
Skor tertinggi 48
Skor terendah = Skoring terendah x jumlah pertanyaan x100%=1x16 x100% = 33,3%
Skor tertinggi 48
Range = Skor Tertinggi – Skor Terendah = 100% - 33,3% = 66,7%
Interval = Range ÷ Kategori = 66,7% ÷ 2 = 33,3%
Jadi, hasil ukur atau nilai objektif = Skor tertinggi – Interval
= 100% - 33,3%
= 66,7%
Dengan demikian, Beban kerja berat jika jumlah skor ≥ 66,7%
Beban kerja ringan jika jumlah skor < 66,7%
G. Pengumpulan Data
atas prosedur admistratif dan dan teknis. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
melakukan penelitian.
48
8. Peneliti mengumpulkan lembar-lembar kuesioner yang telah selesai
H. Pengolahan Data
meliputi tahapan:
masih kurang atau kurang lengkap. Editing dapat di lakukan pada tahap
5. Tabulating
49
Pada tahap ini dilakukan pemberian skor pada perbandingan hasil
pengukuran.
I. Analisa Data
1. Analisa Univariat
kelamin dan Pendidikan terakhir), beban kerja, motivasi kerja dan perilaku
caring perawat.
2. Analisa Bivariat
Sedangkan jika distribusi data ditemukan terdistribusi tidak normal maka uji
alternatif yang digunakan adalah uji fisher exact test. Dasar pengambilan
50
J. Etika Penelitian
membawa rekomendasi dari institusi untuk pihak lain dengan cara mengajukan
kode.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
51
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, P., 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia; Teori, Konsep dan
Indikator, edisi 1. Pekanbaru: Zanafa
Austin, P. 2017. Spiritual Care Training Is Needed for Clinical and Non-Clinical
Staff to Manage Patients Spiritual Needs. Journal for the Study of
Spirituality. Taylor & Francis, Vol. 7.
Eva, V., Y. 2020. Hubungan Motivasi Kerja Dengan Perilaku Caring Perawat
Pada Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun.
Febriana. 2017. Faktor faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja. Jurnal Ecopsy.
Vol 1 (1).
Herman. 2021. Hubungan Antara Beban Kerja Dan Perilaku Caring Perawat.
Jurnal Penelitian Keperawatan Kontemporer Vol.1 No.1.
52
Ikafah. 2017. Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat
Inap Private Care Centre RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Journal Keperawatan. 8(2), 138-146.
Juhana, D., Manik, E., Febrinella, C., & Sidharta, I. 2017. Empirical Study on
Patient Satisfaction and Patient Loyalty on Public Hospital in Bandung,
Indonesia. International Journal of Applied Business and Economic
Research, 13(6): 4305–4326.
Madadzadeh, M., Barati, H., & Ahmadi Asour, A. 2018. The Association Between
Workload and Job Stress Among Nurses in Vasei Hospital, Sabzevar City,
Iran. Journal of Occupational Health and Epidemiology, 7(2), 83–89.
Monika, S. 2018. Beban Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada
PT. Galamedia. Bandung: Perkasa.
Needleman, J., & Hassmiller, S. 2019. The Role of Nurses in Improving Hospital
Quality and Efficiency: Real-World Results. Health Affairs. 28(4): 625–
633.
53
Rinami. 2017. Hubungan Caring Perawat Pelaksana dengan Kepuasan Pasien di
Ruang Rawat Inap SMC Rumah Sakit Telogorejo.
Riningrum, Hanif. 2016. Pengaruh Sikap Kerja, Usia, dan Masa Kerja Terhadap
Keluhan Subyektif Low Back Pain pada Pekerja Bagian Sewing Garmen
PT. APAC Inti Corpora Kabupaten Semarang.
Vanchapo, A. R. 2020. Beban Kerja Dan Stres Kerja. Jawa Timur: CV. Penerbit
Qiara media
54
Lampiran 1
55
Lampiran 2
56
Lampiran 3
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
mengenai segala yang akan dilakukan untuk penelitian. Dengan ini saya
Demikianlah surat persetujuan ini saya buat dalam keadaan baik tanpa paksaan
Responden
57
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk pengisian:
A. Data Demografi
Sarjana Keperawatan
Ners
58
B. Kuesioner Beban Kerja
Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada pada masing-masing pertanyaan
59
produktif dalam bekerja
2 Tambahan di luar gaji (lembur) menjadi pendorong
bagi saya untuk lebih giat dalam bekerja
3 Rekan kerja memberikan dukungan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
4 Saya mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap pekerjaan karena berkaitan dengan
kemanusiaan
5 Rumah Sakit memberikan pengakuan bagi setiap
perawat yang menghasilkan prestasi kerja di atas
rata-rata
6 Setiap perawat dituntut untuk menghasilkan prestasi
kerja atau kinerja yang lebih baik
Sumber: (Inayatul Hidayat, 2017)
Pasien
60
8 Mendokumentasikan asuhan keperawatan
spiritual yang diberikan dalam data pasien
9 Mendiskusikan kebutuhan spiritual pasien
dengan rekan sejawat (misalnya saat
laporan shift)
10 Menawarkan kepada pasien supaya
rohaniwan mengunjungi pasien
11 Mendiskusikan makna hidup bagi pasien
dalam menghadapi permasalahannya
(misalnya: terkait penyakit, psikososial)
12 Mendorong pasien untuk berbicara tentang
tantangan spiritual yang dihadapi dalam
hidup dengan suatu penyakit (misalnya:
kesulitan beribadah dan terganggunya
psikososial)
13 Menawarkan pada pasien untuk berdoa
bersama keluargaatau perawat (dengan
keyakinan yang sama)
14 Menawarkan rohaniwan pada pasien untuk
membacakan kutipan atau bacaan yang
bermakna secara spiritual (misalnya kitab
suci pasien)
15 Menjelaskan kepada pasien tentang
sumbersumber kekuatan spiritual pasien
16 Setelah menyelesaikan suatu
tindakan/tugas, tetap hadir disisi pasien
untuk menunjukkan kepedulian
Sumber: (Sely Puspita Sari, 2018)
61