Anda di halaman 1dari 71

PENGARUH PELATIHAN PASIENT SAFETY DENGAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG


PASIENT SAFETY DIPUSKESMAS BRATI GROBOGAN

PROPOSAL

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
pada Universitas Karya Husada Semarang

Oleh :

AMELIA DEVIN KRISNAWATI

NIM : 1903009

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS KARAYA HUSADA
SEMARANG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Proposal Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelaihan Pasien Safety Dengan

Pengetahuan Perawat Tentang Pasien Safety Di Puskesmas Brati Grobogan”

sebagai salah satu tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Universitas Karya Husada Semarang. Pada kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep, Sp.Kom selaku Rektor Universitas

Karya Husada Semarang.

2. Hermeksi Rahayu S.Kp M. Kes selaku Wakil Rektor Universitas Karya

Husada Semarang

3. Ns. Witri Hastuti, M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan

Kesehatan Universitas Karya Husada Semarang.

4. Ns. Sonhaji, M.Kep selaku kepala program Studi Sarjana Keperawatan

Universitas Karya Husada Semarang.

5. Bapak Dr. Tri Ismu Pujiyanto, M.Kes. M.K selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan pada penyusunan

proposal skripsi penelitian ini.

6. Ibu Ns. Amrih Widiati, M.Kep selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan pada penyusunan

proposal skripsi penelitian ini.

ii
7. Ibu Ns. Susi Nurhayati, M.Kep selaku Wali Dosen S1 Keperawatan A yang telah

memberikan semangat dan dukungan dalam menyusun proposal skripsi ini.

8. Seluruh dosen, staff karyawan, dan staff perpustakaan Program Studi S1

Keperawatan dan Kesehatan Universitas Karya Husada yang telahmemberikan

bantuan dan dukungan dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

9. Orang tua penulis Bapak Suparjan dan Ibu Sri Maryatiana dan adik saya

Muhammad Raihan serta keluarga besar terimakasih atas doa, dukungan, kasih

sayang dan motivasinya dalam penyelesaian proposal skripsi

10. Tim KAP ( Ni’am, Fatim, Fitri ) Novita sebagai sahabat terimakasih atas

dukungannya dan terimakasih juga kepada seluruh teman S1 Keperawatan kelas

A Angkatan 2019 yang sudah membantu.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan proposal skripsi penelitian ini masih

memiliki kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat peneliti harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Demikian semoga

proposal penelitian ini bisa bermanfaat dengan menambah wawasan bagi

peneliti dan para pembacanya. Sekian dan terima kasih.

Semarang, Oktober 2022

Penulis

DAFTAR ISI

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL ........................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... v
DAFTAR BAGAN ................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vii
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
E. Originalitas Penelitian ................................................................................. 8
BAB II ..................................................................................................................... 11
TINJAUAN TEORI ............................................................................................... 11
A. Tinjauan Teori ............................................................................................ 11
B. Kerangka Teori .......................................................................................... 26
C. Kerangka Konsep ....................................................................................... 27
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 27
E. Hipotesa Penelitian ..................................................................................... 28
BAB III .................................................................................................................... 29
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 29
A. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 29
C. Definisi Operasional ................................................................................... 29
D. Populasi, Sample dan Teknik sampling.................................................... 31
E. Instrument Penelitian (Alat Penelitian).................................................... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34
G. Cara Pengolahan Data ............................................................................... 37
H. Analisa Data ................................................................................................ 39
I. Etika Penelitian .......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 43

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 1Originalitas penelitian .......................................................................................... 8

Tabel 3 1definisi operasional ............................................................................................ 30

v
DAFTAR BAGAN
Bagan 2 1Kerangka Teori ................................................................................................. 26

Bagan 2 2 Kerangka Konsep............................................................................................. 27

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Surat Permohonan Survey Awal Dinas Kesehatan Kabupaten

Grobogan

Lampiran 4 : Surat Balasan Survey Awal Dinas Kesehatan Kabupaten

Grobogan

Lampiran 5 : Surat Survey Awal Puskesmas Brati Grobogan

Lempiran 6 : Lembar Kuesioner

Lampiran 7 : Lembar Observasi Pengetahuan Pree test- post test

Lampiran 8 : Term Of Reference

Lampiran 9 : Lembar Modul Pasient Safety

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang

bertanggung jawab untuk menyelenggarakan upaya kesehatan secara

promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif di suatu wilayah kerja.

Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, baik secara

sosial maupun ekonomi.(Ulumiyah, 2018)

Berdasarkan Permenkes No. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi

Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, menyatakan

bahwa agar puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal maka

perlu dikelola dengan baik, mulai dari kinerja pelayanan, proses pelayanan,

sampai dengan sumber daya yang dipergunakan. Maka dari itu,perlu adanya

upaya dalam peningkatan mutu, manajemen risiko, dan keselamatan pasien

yang diterapkan pada pengelolaan Puskesmas sehingga dapat memberikan

pelayanan yang komprehensif kepada masyarakat.(Moeloek, 2019) Adapun

juga keselamatan pasien tersebut merupakan salah satu penilaian dalam

akreditasi puskesmas sehingga dalam pemberian pelayanan puskesmas

dituntut untuk selalu menjaga mutu dan keselamatan pasien.(Astriyani et al.,

2021) Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

1
2

mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang

berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Program keselamatan pasien

bertujuan untuk menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang

sering terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga sangat

merugikan baik pasien sendiri dan pihak layanan kesehatan.(Ayudhita et al.,

2018)

Keselamatan Pasien (patient safety) merupakan isu global dan

nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan,

prinsip dasar dari pelayanan pasien dan komponen kritis dari manajemen

mutu (WHO, 2014). Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan

(safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan

peralatan di rumah sakit, keselamatan lingkungan (green productivity) dan

keselamatan bisnis rumah sakit. Ke lima aspek keselamatan tersebut

sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumahsakit ataupun pelayanan

kesehatan rawat inap lainnya.(Muhammad, 2017) keselamatan pasien

menjadi prioritas utama yang harus dilakukan karena berkaitan dengan mutu

dan citra pelayanan kesehatan. Penelitian tentang keselamatan pasien

menyebabkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di 26 negara

berpenghasilan menengah dan rendah, frekuensi KTD berkisar 8% dengan

83% KTD tersebut dapat dicegah, dandengan angka kematian sebesar 30%.

Angka estimasi hospitalisasi setiap tahun di dunia adalah sebesar 421 juta

dengan sekitar 42,7 juta pasien mengalami KTD.


3

WHO (World Health Organization) melaporkan bahwa perlu perhatian

khusus dalam menangani keselamatan pasien di rumah sakit. Hal ini didukung

oleh Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2020 melaporkan bahwa Amerika

Serikat mengalami 98.000 kasus kematian akibat kesalahan medis yang dapat

dicegah. Beberapa hasil penelitian di rumah sakit terakreditasi Joint Commision

International (JCI) menjelaskan bahwa ditemukan 52 insiden pada 11 rumah sakit

di 5 negara. Kasus tertinggi di Hongkong dengan total 31% kasus, disusul

Australia 25% kasus, India 23% kasus, Amerika 12% kasus, dan Kanada 10%

kasus. Insiden keselamatan pasien di Indonesia diketahui bahwa terdapat 7.465

kasus pada tahun 2019, yang terdiri dari 171 kematian, 80 cedera berat, 372 cedera

sedang, 1183 cedera ringan, dan 5659 tidak ada cedera. Di Indonesia terdapat

2.877 rumah sakit yang telah terakreditasi, namun hanya 12% insiden keselamatan

pasien dengan jumlah laporan sebanyak 7.465. jumlah tersebut terdiri dari 38%

kejadian nyaris cedera (KNC), 31% kejadian tidak cedera (KTC), dan 31%

kejadian tidak diharapkan (KTD)(Toyo et al., 2022).

Pelayanan keperawatan diberikan dengan berorientasi pada tujuan

pelayanan keperawatan yang akan dicapai. Pencapaian tujuan pelayanan

keperawatan di rumah sakit dipengaruhi oleh aktifitas pelayanan keperawatan

yang diberikan kepada klien melalui penerapan asuhan keperawatan untuk

pencapaian tujuan layanan kesehatan sesuai tugas, wewenang dan tanggung jawab

serta mengacu pada standar profesi (Undang-undang No. 36 tahun 2009 pasal 24).

Pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman membutuhkan peran optimal dari
4

setiap tenaga kesehatan termasuk perawat sebagai tenaga terdepan dalam sistem

pelayanan. Peran optimal perawat dalam pengembangan mutu pelayanan

keperawatan telah berkembang dan mengarah pada tuntutan akan kompetensi

yang adekuat untuk mendukung gerakan keselamatan pasien. Menurut Mitchell

dalam Hughes (2008), perawat merupakan kunci dalam pengembangan mutu

melalui keselamatan pasien. The Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2000

mengemukakan dua peran perawat dalam keselamatan pasien yaitu memelihara

keselamatan melalui transformasi lingkungan keperawatan yang lebihmendukung

keselamatan pasien dan peran perawat dalam keselamatan pasien melalui

penerapan standar keperawatan yang terkini.(Ayudhita et al., 2018)

Pengetahuan atau kognitif sangat penting untuk membentuk tindakan

seseorang tindakan yang didasari oleh pengetahuan tentang pasient safety akan

jauh lebih baik dibandingkan tindakan yang tidak didasari oleh pengetahuan

tetang pasient safety. Perawat harus memiliki kesadaran untuk mengenali sesuatu

yang sedang terjadi dan perawat tidak boleh mengabaikan informasi klinis yang

penting. Jika terjadi suatu kejadian yang mengancam keselamatan

pasien.(Ayudhita et al., 2018)

Pelatihan didefinisikan sebagai metode yang terorganisir untuk

memastikan bahwa individu memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu dan

individu memperoleh pengetahuan yang baik mengenai kewajiban dalam

pekerjaannya. (Yulia et al., 2012) Pengetahuan dapat meningkatkan kemampuan

afektif, motor dan kognitif sehingga akan diperoleh suatu peningkatan

produktifitas atau hasil yangbaik.(Ningsih & Endang Marlina, 2020)


5

Hasil studi pendahuluan secara wawancara dan observasi yang dilakukan

di Puskesmas Brati pada tanggal 31 mei 2023 memiliki 58 petugas kesehatan

terbagi dokter 4, perawat IGD 6, perawat rawat inap 17, perawat gigi 3, bidan 14,

fisioterapi 2, apoteker 2, rekam medis 2, laboratorium 4 dengan didapatkan bahwa

pelaksanaan pasient safety di puskesmas tersebut terbilang masih belum optimal

dikarenakan terdapat kelalaian atau ketidakpatuhan melakukan kajian pasien

resiko jatuh dengan tidak tersedianya fall risk di dalam pelayanan rawat inap

adanya kejadian tersebu sudah seharusnya diberlakukannya proses pasient safety.

Peran perawat pada pelayanan rawat inap sebagian belum terlaksana dengan baik

karena adanya perbedaan sifat dan pemahanan setiap individu serta kurangnya

motivasi. Sebagian perawat telah mengikuti beberapa sosialisasi atau seminar

tentangpasient safety, secara keseluruhan penerapan pasient safety telah berjalan

namun nilai kesadaran dan pemahaman dalam membangun budaya keselamatan

pasien untuk mencapai mutu kesehatan yang lebih baik masih kurang.

Berdasarkan data pada studi pendahuluan yang diperoleh dari Instalasi

Penjamin Mutu diperoleh kejadian infeksi nosocomial pada rawat inap mencapai

3,42 % pada tahun 2022. Dengan adanya kejadian tersebut maka bisa dikatakan

bahwa kejadian infeksi nosocomial terbilang cukup tinggi, mengingat pada

standar yang telah ditetapkan Kepmenkes No. 129 Tahun 2008 untuk kejadian

infeksi nosocomial yang bisa ditolerir adalah kurang dari 1,5 %, selain data

kejadian infeksi nosocomial didapatkan bahwa tindakan keperawatan belum

semuanya sesuai dengan standar prosedur operasional yang ada. Sebagai contoh

masih terdapat beberapa tenaga kesehatan pada saat pergantian jaga belum
6

menerapkan sistem komunikasi SBAR (Situation, Background, Assesment,

Recommendation)meskipun dari pihak Puskesmas Brati telah menerapkan sistem

komunikasi SBAR namum beberapa perawat masih mementingkan dirinya

sendiri, dalam melakukan tindakan mencuci tangan dilakukan setelah kontak

dengan pasien saja meskipun sudah ada SOP di setiap ruangan. apabila kesadaran

dalam melakukan pengembangan ke arah perbaikan masih kurang dan tidak ada

upaya untuk meningkatkan kesadaran maka berdampak pada pelaksanaan

keselamatan pasien dan akan terus berulang untuk insiden yang sama karena

tidak ada upaya pembelajaran, inisiatif, kepedulian, serta keterpanggilan untuk

melaksanakan pelayanan yang lebih baik dan mengutamakan keselamatan pasien

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh pelatihan pasient safety dengan pengetahuan perawat tentang

pasient safety di puskesmas Brati”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Pengaruh pelatihan pasient safety dengan pengetahuan

perawat tentang pasient safety di puskesmas Brati?”


7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pelatihan pasient

safetydengan pengetahuan perawat tentang pasient safety di puskesmas

Brati.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik dan sikap perawat tentang pasient safety

b. Mengetahui pengetahuan perawat tentang pasient safety sebelum

pelatihanpasient safety

c. Mengetahui pengetahuan perawat tentang pasient safety setelah

pelatihan pasient safety

d. Menganalisis pengaruh pelatihan pasient safety dengan pengetahuan

perawat tentang pasien safety.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian sangat berguna dalam memberikan informasi kepada

parapasien dalam pemberian pelayanan Safety

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

mengembangkan sumber daya manusia dan evaluasi yang dianggap penting

sebagai penentu kebijakan terkait pelaksanaan kualitas pelayanan kesehatan

serta menjadi bahan masukan dalam meningkatkan mutu dan kinerja

pelayanan kesehatan di rumah sakit


8

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti

dalam memberikan pelayanan tentang Pasient Safety.

4. Bagi Institusi Keperawatan

Menambah literatur sebagai bahan pustaka bagi Universitas Karya

HusadaSemarang, khususnya program studi Sarjana Keperawatan tentang

pengaruh pelatihan pasient safety dengan pengetahuan perawat tentang

Pasient Safety

E. Originalitas Penelitian

Tabel 1 1Originalitas penelitian

Peneliti dan judul Hasil perbedaan


tahun Penelitian

Zainuddin,2018 Hubungan hasil Variablel penelitian


pengetahuan penelitian dari sebelumnya tentang
dan sikap 57 responden sikap dan penerapan
perawat dengan sikap pasient safety
terhadap positif
penerapan (83,9%). Jenis penelitian
pasient Berdasarkan kuantitatif dengan
safety di hasil uji desain quasi experiment
ruang rawat fisher’ s exact Populasi pada penelitian
inap diperoleh nilai sebelumnya semua
rsud h.m ρ = 0,000 < α perawat yang bekerja di
anwar = 0,05. Dari ruang rawat inap
makkatutu analisis sebanyak 66 orang
banteng tersebut maka Teknik pengumpulan
dapat data dengan pengisian
diartikan Ha kuesioner.
diterima atau
ada hubungan Sedangkan pada
antara sikap penalitian sekarang
perawa tentang pelatihan pasien
dalam safety dan pengetahuan
penerapan perawat tentang pasien
pasien safety safety
di jenis penelitian
Ruang Rawat sekarang menggunakan
9

Inap RSUD kuantitatif dengan


H.M Anwar desain quasi experiment
Makkatutu one grup design
Bantaeng.t populasi seluruh tenaga
Kesehatan dengan
sampel 20 orang
perawat
Teknik pengumpulan
data dengan pengisian
kuesioner pretest
posttest.

Bernadeta Dece pengetahuan Hasil yang Variable pada penelitian


H, Ani perawat diperoleh dari sebelumnya yaitu
Sutriningsih,2015 tentang responden pengetahuan perawat
keselamatan (81,7%) dengan pelaksanaan
pasien dengan prosedur keselamatan
dengan pengethuan pasien di ruma sakit
pelaksanaan cukup dan Jenis penelitian atau
prosedur nilai korelasi desain penelitian
keselamatan sebesar 0.420 menggunakan deskriptif
pasien dengan korelasional dengan
rumah sakit signifikansi populasi 200 perawat di
(kprs) di sebesar 0.001 rumah sakit Panti
rumah sakit (p<0.05) Waluyo dengan
panti maka Ho pengambilan sampel
waluya ditolak yang sebanyak 60 orang
sawahan atinya menggunakan simple
malang terdapat random sampling
hubungan Sedangkan pada
yang penalitian sekarang
signifikan tentang pelatihan pasien
(bermakna) safety dan pengetahuan
antara perawat tentang pasien
pengetahuan safety
perawat jenis penelitian
dengan sekarang menggunakan
pelaksanaan kuantitatif dengan
KPRS desain quasi experiment
one grup design
populasi seluruh tenaga
Kesehatan dengan
sampel 20 orang
Teknik pengumpulan
data dengan pengisian
kuesioner pretest
posttest.
Riris Andriati Hubungan Berdasarkan Variable pada penelitian
et.al,2022 tingkat hasil uji terdahulu yaitu tingkat
10

pengetahuan Spearman’rho pengetahuan dan


dengan dengan nilai pelaksanaan identifikasi
pelaksanaan r= 0,613 dan pasien safety
identifikasi p-value 0,000 Jenis penelitian
pasien = <0,05 maka menggunakan
safety dapat pendekatan cross
pad disimpulkan sectional dengan desain
a perawat di bahwa Ha observasional analitik
ruang rawat diterima yang Populasi pada penelitian
inap rumah artinya ada ini adalah perawat di
sakit MP hubungan ruang rawat inap RSMP
tingkat 66 orang dengan sampel
pengetahuan sebanyak 53 orang
dengan Teknik pengumpulan
pelaksanaan data menggunakan
identifikasi kuesioner 20 pertanyaan
pasient safety menggunakan analisis
sintetik dengan rumus
spearman rho
Sedangkan pada
penalitian sekarang
tentang pelatihan pasien
safety dan pengetahuan
perawat tentang pasien
safety
jenis penelitian
sekarang menggunakan
kuantitatif dengan
desain quasi experiment
one grup design
populasi seluruh tenaga
Kesehatan dengan
sampel 20 orang
Teknik pengumpulan
data dengan pengisian
kuesioner pretest
posttest.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Pasient Safety

a. Pengertian Pasient Safety

Pasient safety adalah prinsip dasar dari perawatan kesehatan (WHO).

Keselamatan pasien menurut Sunaryo (2009) adalah ada tidak adaya

kesalahan atau bebas dari cidera karena kecelakaan. Pasient safaty

adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada

pasien akibat perawatan medis, infeksi nosokomial, dan kesalahan

pengobatan yang idak seharusnya terjadi. Keselamatan pasient

(patient safety) merupakan prioritas utama dalam pemberian

pelayanan kesehatandan pelayanan di Rumah Sakit.(Ningsih &

Endang Marlina, 2020)

Keselamatan yaitu sistem yang membuat asuhan pasien lebih

aman, meliputi asasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko

pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden

dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan

timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan

oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya.(Tristantia, 2018) Salah satu

prinsip pelayanan kesehatan adalah menyelamatkan pasien dengan

prosedur dantindakan yang aman dan tidak membahayakan pasien.

11
12

pemberi pelayanan kesehatan.(Ulumiyah, 2018) Setiap fasilitas

layanan kesehatan harus senantiasa menjaga keamanan proses

pelayanan kesehatannya guna menghindari terjadinya kesalahan

medis yang bisa berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan.

Keselamatan pasien/ klien adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman.(Kemenkes & RI, 2015) Sistem

tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal

yang berhubungan dengan pasien koma, pelaporan dan analisis

accident, kemampuan belajar dari accident dan tindaklanjutnya serta

implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko (Dep Kes

RI, 2006).(Depkes RI, n.d.) Keselamatan pasien (patient safety)

merupakan tanggung jawab dari tenaga kesehatan termaksud perawat

dalam rangka mengurangi fenomena medicalerror.(Kementerian,

2015)

b. Standar Pasient Safety(Adventus et al., 2019) di Puskesmas yaitu


terdiri dari :

1) Hak pasien

2) Memdidik pasien dan keluarga

3) Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

5) Mendidik staf tentang keselamatan pasien

6) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai

keselamatan pasien
13

c. Tujuan Pasient Safety(Adventus et al., 2019)

1) Terciptanya budaya keselamatan pasien

2) Meningkatnya akuntabilitas pelayanan kesehatan terhadappasien

dan masyarakat

3) Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit

4) Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi

kejadian tidak diharapkan

d. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Pasient Safety


(Faridah et al., 2019)

1) Karakteristik

2) Lama bekerja

3) Pengetahuan perawat

4) Motivasi perawat

5) Supervise

6) Pengaruh organisasi

e. Insiden Keselamatan Pasien

Insiden keselamatan pasien disebut sebagai kejadian yang tidak

disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi

mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari

kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC),


14

kejadian tidak Cedera (KTC), dan kejadian potensial cedera (KPC).(Sithi &

Widiastuti, 2018) Di indonesia secara nasional seluruh fasilitas kesehatan

diberlakukan Sasaran Keselamatan Pasien Nasinonal (SKPN), yang terdir

dari sebagai berikut (Salawati, 2020):

1) Mengidentifikasi pasien dengan benar

2) Meningkatkan komunikasi yang efektif

3) Meningkatkan keamanan obat-obat yang harus diwaspadai

4) Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang

benar, pembedahan pada pasien yang benar

5) Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan

6) Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

7) Mencegah cedera melalui implementasi system keselamatan

pasien

2. Pengetahuan / Pemahaman

a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan tentang keselamatan

pasien adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan tentang

keselamatan pasien manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan tentang keselamatan pasien mencakup ingatah mengenai


15

hal-hal yang pernah dipelajari dan diingat dalam ingatan. Hal ini

dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang

keselamatan pasien misalnya latar belakang pendidikan, sosial

ekonomi dan pekerjaan.

Pengetahuan dalam bahasa inggrs yaitu knowledge dalam

encyclopedia of philosopy dengan penjelasan definisi pengetahuan

adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belive),

secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang

pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil dari rasa ingin keingintahuan

melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek

tertentu, pengetahuan merupakan domain yang penting dalam

terbentuknya perilaku terbuka atau disebut open behavior.(S.

Notoatmodjo, 2012b)

b. Tingkat Pengetahuan

Ada 6 tingkatan Pengetahuan menurut (Notoatmodjo, 2012)yaitu sebagai

berikut :

1) Mengetahui (know)

Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk kemampuan untuk mengingat Kembali (rrcall) sesuatu

yang spesifik dari informasi kesehatan yang sudah dipelajari

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartiakan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat


16

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi tersebut secara benar.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkanatau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atauobjek.

Menurut (Nursalam, 2011), tingkat pengatahuan dikategorikan

menjadi tiga kategori nilai sebagai berikut :

1) Baik : nilai presentasi 75%-100%

2) Cukup : nilai presentasi 65%-75%

3) Kurang : nilai presentadi <56%


17

c. Cara Memeroleh Pengetahuan menurut ( soekidjo Notoatmodjo, 2014)

Berbagai cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni

1) Cara tradisional atau nonilmiah, cara ini dipakai untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non

ilmiah, cara- cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain

meliputi :

a) Cara Coba Salah (Trial and Error) cara ini menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba kemungkinan

yang lain. Apabilakemungkinan kedua masih salah maka dicoba

lagi dengan kemungkinan yang ketiga dan seterusnya sampai

masalah dapat dipecahkan. Cara ini disebutmetode trial (coba) dan error

(gagal atau salah) atau metode coba salah atau coba-coba.

b) Secara kebetulan atau secara tidak sengaja

c) Cara kekuasaan atau otoritas pengetahuan diperoleh berdasarkan

tradisi pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi pemerintah

otoritas pemimpim agama maupun ahli-ahli pengetahuan. Pada

prinsipnya bahwa orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang memmpunyai otoritas tnpa terlebih

dahulu membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris


18

maupun penalaran sendiri.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman merupakan guru

yang terbaik yang dimaksud bahwa pengalaman ini merupakan

sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara

untuk memperoleh pengetahuan

e) Melalui jalan pikiran sejalan dengan perkembanganmanusia maka

cara berpikir manusia juga ikut berkembang. Manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.

Dengan kata lain dalam memperoleh pengetahuannya

2) Cara Modern atau cara ilmiah, yakni melalui proses penelitian, cara

yang terbaru dalam memperoleh pengathuan pada dewasa ini lebih

sistematis,logis, dan ilmiah

d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut (Budiman, 2013) faktor yang mempengaruhi pengetahuan

yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor sebagaiberikut :

1) Faktor Internal

a) Jasmani

Faktor jasmani di antaranya adalah keadaan inderaseseorang

b) Rohani

Faktor rohani di antaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor serta kondisi efektif dan kognitif individu.

2) Faktor Eksternal

a) Pendidikan
19

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak

dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah pula mereka menerima informasi, pada akhirnya makin banyak

pula pengetahuan yang dimilikinya. sebaliknya, jika seseorang tingkat

pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru

diperkenalkan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi

akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang

dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka

peroleh dari gagasan tersebut.

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

c) Umur

Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek

psikis dan psikologis mental. Pertumbuhan fisik secara garis besar ada

empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, proporsi, hilangnya

ciri- ciri lama dan timbulnya ciri- ciri baru. Hal ini terjadi akibat

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental berfikir

seseorang makin matang dan dewasa.


20

d) Minat atau keinginan yang tinggi

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal

dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

e) Pengalaman

Kecenderungan memiliki pengalaman yang baik secara psikologis

akan menimbulkan kesan yang membekas dalam emosi sehingga

menumbuhkan sikappositif.

f) Paparan informasi

Melalui berbagai media cetak maupun elektronik, berbagai informasi

dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering

terpapar media massa(TV, radio, majalah, pamphlet, dll) akan lebih

mudah menerima informasi, yang berarti paparan media massa

mempunyai efektifitas untukmeningkjatkan pengetahuan seseorang.

3. Pelatihan

Pelatihan merupakan proses sistematik untuk mendapatkan atau

mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan

untuk kinerja yang lebih baik. Pelatihan merupakan bagian Pendidikan

yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan

keterampilan diluar system Pendidikan yang berlaku dalam waktu yang

relative singkat. Keterampilan yang dimaksud dalam hal ini adalah

keterampilan dalam berbagai bentuk antara lain physical skill,

intellectual skill, dan managerial skill. Pelatihan juga merupakan

Teknik yang dipilih untuk meningkatkan kualitas, efisiensi dan kinerja


21

staf, pengetahuan tersebut dapat meningkatkan kemampuan afektif,

motor dan kognitif sehingga akan diperoleh suatu peningkatan

produktifitas atau hasil yang baik.(Apriliana & Nawangsari, 2021)

a. Manfaat Pelatihan

Pelatihan memiliki nilai kemanfaatan yang sangat besar baik

dari aspek staf maupun organisasi. Rivai dan Sagala (2009)

menyatakan bahwa transfer ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh

staf dalam pekerjaannya berhubungan dengan kinerja staf

selanjutnya. Selain itumanfaat dari pelatihan dan pengembangan

terhadap organisasi adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas

output, menurunkan biaya limbah dan perawatan, menurunkan

jumlah dan biaya kecelakaan, dan meningkatkan kepuasan kerja.

Manfaat lain yang dapat diperoleh stafmelalui pelatihan adalah

berupa tanggung jawab dan prestasi yang lebih dapat

diinternalisasi, meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap

serta membantu menghilangkan rasa takut menghadapitugas baru.

Sikap yang lebih positif terhadap orientasi yang akan dicapai oleh

organisasi dan sikap moral yang lebih baik juga dirasakansebagai

manfaat oleh organisasi.(Wicaksono, 2016)

b. Jenis Pelatihan.(Yulia, 2010)

1) On the job training

On the job training merupakan pelatihan dengan instruksi

dimana pekerja ditempatkan dalam situasi rill dibawahbimbingan


22

staf yang berpengalman atau sorang supervisor.

2) Off the job training

Beberapa pendektan off the job training antara lain adalah

ceramah kelas, case study, simulasi, praktek laboratorium, role

playing dan behavior modeling. Berikut penjelasan terkait

a) Ceramah kelas

Pendekatan yang dilakukan dengan mengandalkankomunikasi,

umpan balik dan partisipasi peserta dengan metode ini dapat

meningkat dengan adanya diskusi selama ceramah.

b) Case study

Dalam metode pelatihan ini menggunakan deskripsi tertulis

dari suatu permasalahan yang dihadapi . identifikasi masalah,

memilih solusi dan mengimplemmentasikan solusi tersebut

merupakan proses yang dikelola agar staf dapat mengambil

keputusan melalui pengembangan keahlian dalam pengmabilan

keputusan.

c) Simulasi

Simulasi dilakukan dengan melibatkan simulator yang

mengandalkan aspek- aspek utama dalam situasi kerja.

d) Praktek laboratorium

Pelatihan dengan pendekatan ini dirancang untuk

meningkatkan keterampilan interpersonal . selain itu juga dapat

digunakan untuk membangun perilaku yang diinginkan untuk


23

tanggung jawab staf selanjutnya

e) Role playing

Metode pelatihan ini merupakan perpaduan antara metode

kasus dan pengembangan sikap. Masing - masing peserta

dihadapkan pada suatau situasi dan diminta untuk mamainkan

peranan dan bereaksi terhadap peserta yang lain. Keberhasilan

metode ini tergantung pada kemampuan peserta untuk memankan

perannya sebaik mungkin.

f) Behavior modelling

Metode ini memungkinkan suatu proses psikologis dengan

pembentukan pola baru dan meninggalkan polalama. Proses belajar

terjadi memalui observasi danimajinasi melalui pengalaman orang

lain dalam rangkameningkatkan keahlian interpersonal.


24

4. Tenaga Kesehatan

Definisi Tenaga Kesehatan

Pengertian Tenaga Kesehatan dalam UU Nomor 23 Tahun 1992

tentang Kesehatan yang dimaksud tenaga kesehatan adalah setiap orang

yangmengabdikan diri dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan

dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang

memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan

kesehatan.(Depkes, 1996) Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2

ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari :

1. Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi

2. Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan bidan

3. Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker, analis farmasi dan asisten

apoteker

4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,

entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,

administrator kesehatan dan sanitarian

5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien

6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis

7. Terapis wicara

Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi

gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien,


25

othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis. Menurut PP No. 32

Tahun 1996, maka yang dimaksud petugas dalam kaitannya dengan

tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan

keteknisian medis (Medica, 2012)

Setiap profesi dapat dipastikan memiliki standar kompetensi, begitu

pula dengan profesi sebagai tenaga kesehatan. Penguasaan standar

kompetensi oleh tenaga kesehatan berperan penting bagi pelayanan

kesehatan dan berkaitan langsung dengan kualitas pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, pemahaman dan

penguasaan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan harus

ditingkatkan, baik dari sisi standar kompetensinya sendiri maupun

penguasaannya oleh tenaga kesehatan yang bersangkutan.


26

B. Kerangka Teori
Bagan 2 1Kerangka Teori

Sasaran pelatihan
Pelatihan Pasient Safety Keberhasilan
PasientSafety Meliputi: PenerapanPasient
Safety
1. Dokter
2. Perawat 1. Lingkungan
(rawat Eksternal
inap,gigi,IGD) 2. Kepemimpinan
3. Bidan 3. Budaya
rekammedis organisasi
4. Fisioterapi 4. Praktek
5. laboratorium manajemen
5. System struktur
6. Pengetahuan dan
keterampilan
individu
7. Lingkungan kerja
dan motivasi

Pengetahuan Pasient
Safety

Insiden Pasient
Safety Meliputi: Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) :

1. Kejadian 1. Mengidentifikasi pasiendengan


Tidak benar
Diharapkan 2. Meningkatkan komunikasiyang
(KTD) efektif
2. Kejadian Nyaris 3. Meningkatkan keamanan obat-obat yang
Cedera(KNC) harus diwaspadai
3. Kejadian Tidak 4. Memastikan lokasi pembedahan yang
Cedera(KTC) benar, prosedur yang benar,
4. Kondisi Potensial pembedahan pada pasien yangbenar
Cedera(KPC) 5. Mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan
6. Mengurangi risiko cederapasien
akibat terjatuh
7. Mencegah cedera melalui
implementasi system keselamatan
pasien
27

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang

hubungan ataukaitan konsep-konsep atau variabel-variabel yang

akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan

dilakukan.(Nursalam, 2008)

Bagan 2 2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pelatihan Pasient Safety Pengetahuan dan Sikap Perawat

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh penliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulan.(Nursalam, 2008) Variabel yang digunakan pada

penelitianini adalah variabel independen dan variabel dependen

1. Variabel Independen atau Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

variabel lain atau disebut sebagai variabel stimulus yang

menjadi sebab perubahannyaatau timbulnya variabel terkait.

Pada penelitian ini yang menjadi variabelindependen adalah

Pelatihan Pasient Safety

2. Variabel Dependen atau Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya


28

dipengaruhi oleh variabel lain atau menjadi akibat dari

variabel bebas dan sering disebut sebagai output, kriteria,

konsekuen. Variabel terikat pada penelitian ini adalah

Pengetahuan Perawat.

E. Hipotesa Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap

rumusanmasalah dalam penelitian dimana rumusan penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.26 Hipotesis dalam

penelitian ini yaitu :

Ha : Ada pengaruh pelatiahan pasient safety dengan pengetahuan

perawat tentang pasient safety di Puskesmas Brati Grobogan.

Ho : Tidak ada pengaruh pelatihan pasient safety dengan pengetahuan

pasient safety tentang pasient safety di Puskesmas Brati

Grobogan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yang bertujuan

untuk mendeskripsikan pengaruh pelatihan pasient safety dengan

pengetahuan perawat tentang pasient safety

Desain penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan

pendekatan pretest-posttest one group design untuk mengetahui

pengaruh pelatihan pasient safety terhadap pengetahuan perawat

tentang pasient safety

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian atau pengumpulan data akan dilakukan

pada bulan September 2022- Juli 2023

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di puskesmas Brati Grobogan

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel yang diteliti,

sehingga memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data dan

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena.(Hidayat, 2015) Definisi operasional dalam penelitian ini

29
30

meliputi variable independent yaitu berupa pelatihan pasient safety kepada

perawat sedangkan variable dependent yaitu pemahaman atau pengetahuan

perawat tentang pasient safety

Tabel 3 1definisi operasional

Variable Definisi Alat Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Variable Memberikan pelatihan Term Of - -
independe kepada perawat Reference
nt : mengenai pasient (TOR)
Pelatihan safety berupa
Pasient -konsep dan model
Safety pasient safety
-konsep dasar dan
sasaran pasient safety
-budaya pasient safety
-peran perawat dalam
pasient safety
Dilakukan secara
daring oleh pemateri
selama kurang lebih 45
menit
Variable Kemampuan Koesioner - Baik : nilai Ordinal
dependent menjawab pertanyaan pertanyaa n presentasi
: untuk mengetahui pre dan post 75%- 100%
Pengetahu tingkat pengetahuan test dengan - Cukup :
an dan dan sikap perawat 36 pertanyaa nilai
sikap dalam n mengenai presentasi
perawat mengidentifikasi pasien 65%- 75%
pelaksana pasien secara benar, safety - Kurang :
meningkatkan dengan nilai
komunikasi efektif, kategori presentasi
meningkatkan jawaban <56%
keamanan obat, Benar :
kepastian tepat lokasi skore 1
dan Salah : skore
prosedur,pengurangan 0
risiko infeksi,
pengurangan resiko
pasien jatuh, kejadian
tidak diharapkan
31

D. Populasi, Sample dan Teknik sampling

1. populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang memenuhi kriteria

tertentu.(S. Notoatmodjo, 2012a) Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh tenaga kesehatan dengan jumlah sebanyak 58

orang dengan jumlah perawat 32 orang yang bekerja di

Puskesmas Brati Grobogan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari seluruh karakteristik yang

dimiliki oleh sebuah populasi. Sampel dari penelitian ini yaitu

perawat yang bekerja di Puskesmas Brati Grobogan. Penentuan

jumlah sampel ini sesuai dengan rumus Arikunto (2012: 104) jika

jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka jumlah sampel

diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih dari 100

maka bisa diambil 10-15 % dari jumlah populasi. Berdasarkan

jumlah populasi yang didapatkan 60 orang maka sampel diambil

secara keseluruhan dari populasi tersebut ( P.D. Sugiyono, 2012).

3. Teknik sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga

jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah


32

menggunakan Total Sampling yaitu teknik pengambilan sampel

dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Peneliti

menggunakan teknik Total Sampling karena jumlah populasi

yang kurang dari 100 sehingga seluruh populasi dijadikan sampel.

Adapun penentuan responden berdasarkan kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi antara lain :

a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti.

Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:

1) Perawat yang aktif bekerja di Puskesmas Brati

2) Memiliki latar belakang pendidikan minimal DIII

Keperawatan dan bukan termasuk pegawai negeri

sipil

3) Tidak sedang berada dalam masa tugas belajar atau

mengikuti pendidikan/pelatihan yang meninggalkan

tugasnya di Puakesmas.

4) Responden tidak dalam masa cuti kerja pada saat

keseluruhanproses penelitian dilakukan.

5) Responden sehat (tidak sedang sakit).

6) Bersedia menjadi responden yang dibuktikan dengan

suratkesediaan menjadi responden.


33

b. Kriteris eksklusi adalah meghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang tidak memenuhi kriteria sebagai responden

karena berbagai sebab. Adapun kriteria eksklusi pada

penelitian ini adalah :

1) Tidak hadir dalam proses penelitian

2) Tidak melanjutkan proses penelitian

E. Instrument Penelitian (Alat Penelitian)

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam

penelitian.(Nursalam, 2008) Instrumen penelitian yang digunakan

dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pelatihan Pasient Safety

Instrument pelatihan pasien safety menggunakn lembar TOR

Term Of Reference

2. Pengetahuan Perawat Pelaksana

Instumen pada tingkat pengetahuan perawat tentang pasien safety

yang diadopsi dari penelitian (Siti Nurhaliza ) menggunakan

lembar kuesioner yang berisi 36 pertanyaan mengenai pasien

safety
34

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh langsung dari

responden melalui kuesioner yang di isi oleh perawat tentang

pasient safety diPuskesmas Brati Grobogan.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

Puskesmas BratiGrobogan yaitu jumlah tenaga kesehatan dan

didapatkan hasil dari 60 petugas terbagi dokter 4, perawat

IGD 8, perawat rawat inap 18, perawat gigi 6, bidan 14,

fisioterapi 2, apoteker 2, rekam medis 2, laboratorium 4.

2. Cara Pengumpulan Data

Tahapan yang telah dilakukan dalam pengumpulan data pada

penelitian iniadalah sebagai berikut :

a. Tahap persiapan

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin

penelitian kepada Universitas Karya Husada

Semarang untuk melakukan penelitian di

Puskesmas Brati Grobogan.

2) Peneliti memperoleh surat izin untuk melakukan

penelitian dari Universitas Karya Husada


35

Semarang.

3) Peneliti mengajukan surat permohonan izin

penelitian kepada Dinas Kesehatan Kabupaten

Grobogan

4) Peneliti memperoleh surat izin penelitian dari

Dinas KesehatanKabupaten Grobogan.

5) Peneliti mengajukan surat permohonan izin

penelitian kepada Puskesmas Brati Grobogan.

6) Peneliti melakukan uji Expert pada ahli

7) Peneliti mencari fasilitator

8) Peneliti menyiapkan tempat pelatihan

b. Tahap pelaksanaan

1) Penelitimenetukan responden H-2 sesuai dengan

kriteria inklusi dan kesediaan perawat sebagai

responden

2) Peneliti memberi penjelasan terkait tujuan

penelitian kepada reponden sesuai dengan kriteri

3) Peneliti memberi lembar persetujuan (informe

consent) kepada responden

4) Peneliti membuat Grup WA yang bertujuan untuk

mempermudah pemberian informasi saat sebelum

pelatihan dan sesudah pelatihan dilakukan

5) Mengingatkan responden untuk segera berkumpul


36

ke tempat pelatihan sebelum pelatiha dimulai

6) Peneliti menjelaskan tentang pengisian kuesioner

pretest

7) Fasilitator memberikan lembar kuesioner

penelitian terkait pasien safety kepada responden

untuk kemudian diisi dengan waktu sekitar 15

menit.

8) Peneliti melakukan pengecekan kembali pada

kuesioner yang telah diberikan pada responden.

Jika masih ada pertanyaan yang belum diisi maka

peneliti akan meminta responden untuk

mengisinya kembali

9) Persiapan pemateri masuk

10) Peneliti menjelaskan alur pelatihan kepada

responden

11) Peneliti menjelaskan tentang pengisian kuesioner

posttest

12) Peneliti memberikan lembar kuesioner penelitian

posttest terkait pasien safety kepada responden

untuk kemudian diisi dengan waktu sekitar 15

menit.

13) Peneliti melakukan pengecekan kembali pada

kuesioner yang telah diberikan pada responden.


37

Jika masih ada pertanyaan yang belum diisi maka

peneliti akan meminta responden untuk

mengisinya kembali

c. Tahap penyelesaian

1) Peneliti melakukan pengolahan data

menggunakan program SPSS for windows.

G. Cara Pengolahan Data

Proses pengolahan data yang diperoleh dari penelitian ini

akan dikerjakanmelalui beberapa tahap sebagai berikut (Ardianto,

2019) :

1. Editing (Pengecekan Data)

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

pengisian formulir atau kuesioner. Peneliti akan melakukan

pengecekan ulang kelengkapan data karakteristik sampel,

kuesioner pelatihan pasient safety dan kesehatan mental yang

sudah diperoleh dari sampel.

2. Skoring (Penilaian)

Skoring adalah suatu kegiatan untuk mengubah data

berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.

Scoring dalam pnelitian ini total


38

nilai (score) : jika jawaban Benar akan diberi Skore 1 dan jika

jawaban Salahakan diberi skore 0.

Kategori :

- Baik : nilai presentasi 75%-100%

- Cukup : nilai presentasi 65%-75%

- Kurang : nilai presentadi <56%

3. Codding (Pemberian Code)

Codding adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan untuk masing-

masing variable terhadap data yang diperoleh dari sumber data

yang telah diperiksa kelengkapannya. R1 untuk reaponden 1,R2

untuk resppnden 2, R3 untuk responden 3, dan seterusnya.

4. Tabulating (Penyusunan Data)

Tabulating adalah penyajian data dalam bentuk tabel yang

bertujuan untuk memudahkan pembaca memahami laporan

penelitian.

5. Entry Data

Entry data adalah memasukkan jawaban dari masing-masing

responden dalam bentuk kode (angka) ke program computer

(SPSS) untuk dianalisis.

6. Cleaning (Pembersihan Data)


39

Cleaning adalah pengecekan kembali data hasil penelitian,

setelah dipastikan tidak ada kesalahan maka akan dilakukan

tahap analisis data sesuai jenis data.

H. Analisa Data

Setelah memperoleh data maka selanjutnya melakukan

analisa datamenggunakan pengolahan data kuantitatif.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap

setiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan suatu

distribusi frekuensi dan presentasi dari masing-masing

variabel(Sugiyono, 2010).

X = 𝑓 ×100%

Keterangan :

X = Hasil presentase

f = frekuensi hasil pencapaian

N = Jumlah seluruh observasi

Analisa univariat bertujuan untuk mengetahui persentase

dari variable dependen dan independen pengetahuan tiap

responden menurut hasil pengisian kuesioner. Analisa univariat

dalam penelitian ini adalah pelatihan pasient safety dan


40

pengetahuan perawat

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk menjelaskan pengaruh

antara kedua variable (variable independent dan variable

dependen). Sebelum dilakukan uji bivariat untuk menentukan uji

hipotesis statistic maka dilakukan uji normalitas, uji normalitas

adalah uji statistik yang digunakan untuk mengetahui sebaran

sebuah data

a) Uji normalitas peneliti menggunakan Shapiro-wilk dimana

jumlah populasi sampel ≤ 50 yaitu 20 sampel. Nilai uji

normalitas yaitu ≤ 50 dikatakan normal tetapi apabila nilai ≤

0,05 maka dikatakan tidak normal.

b) Uji paired T test terdistribusi normal jika nilai p-value ≥ 0,05.

Sebaliknya apabila ditemukan distribusi data tidak normal

menggunakan uji non parametik Wilcoxon jika nilai p-value

≤ 0,05. Dasar pengambilan keputusan untuk meremia atau

menolak Ho pada uji Wilcoxon Signed Rank test adalah

sebagai berikut :

1) Jika probabilitas (Asymp.Sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima.

2) Jika probabilitas (Asymp.Sig) ≥ 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak.


41

I. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian ini merupakan hal penting dalam sebuah

pelaksanaan penelitian mengingat penelitian keperawatan

berhubungan langsung dengan manusia dan hak asasi yang dimiliki

maka dari itu etika dalam melakukanpenelitian harus diperhatikan.

Ada beberapa prinsip etika keperawatan dalam pengumpulan data

yaitu (Hidayat, 2015)

1. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Informed consent merupakan persetujuan tndakan yang

diberikan kepada responden setelah mendapatkan penjelasan

yang lengkap, sehingga bersedia menjadi responden untuk

mengisi kuesioner. Penelitian ini semua responden setuju

menjadi responden.

2. Tanpa nama (anonimity)

Anonimity adalah untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak

mencantumkan nama responden tetapi lembar tersebut di

berikan kode berupa angka.

3. Kerahasiaan (confidential)

Confidential adalah berupa kerahasiaan data responden yang

dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan hasil peneliti. Data penelitian yang sudah di


42

masukan ke komputer dijaga kerahasiaannya dengan

menggunakan password sehingga tidak bisa diakses orang lain.

4. Manfaat (beneficience)

Pelaksanaan penelitian ini mendapatkan hasil yang

bermanfaat bagi responden. Peneliti memberikan informasi

yang baik untuk responden . peneliti memberikan informasi

yang baik untuk responden dalam meningkatkan pengetahuan

pasient safety sehingga dapat meningkatkan keterampilan

perawat dan kualitas pelayanan yang baik.


43

DAFTAR PUSTAKA

Adventus, Mahendra, D., & Martajaya, I. M. (2019). Modul Manajemen Pasien


Safety. Modul Manajemen Pasien Safety, 22.
http://repository.uki.ac.id/2730/1/BUKUMODULMANAJEMENPASIENSA
FETY.pdf
Apriliana, S. D., & Nawangsari, E. R. (2021). Pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia (sdm) berbasis kompetensi. Forum Ekonomi, 23(4),
804–812.
Ardianto, Y. (2019). Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Metode Penelitian.
Astriyani, S., Suryoputro, A., & Budiyanti, R. T. (2021). Pelaksanaan
Keselamatan Pasien di Puskesmas X Ditinjau dari Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien. Mkmi, 150–158.
Ayudhita, A. U., Anggreini, S. N., & Putri, D. E. (2018). Pengaruh Pelatihan
Keselamatan Pasien Dengan Metode Ceramah Terhadap Pemahaman
Perawat Mengenai Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien Di Rs Pmc
Pekanbaru. Health Care : Jurnal Kesehatan, 7(2), 1–8.
https://doi.org/10.36763/healthcare.v7i2.23
Budiman, R. (2013). Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. In
kapita selekta kuesioner (pp. 1–12). Salemba Medika.
Depkes. (1996). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
Tentang Tenaga Kesehatan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 1–
22. http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_pp/PP No. 32 Th 1996 ttg
Tenaga Kesehatan.pdf
Depkes RI. (n.d.). Pedoman Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Faridah, I., Ispahani, R., & Badriah, E. L. (2019). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Pada Perawat Di
Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Jurnal Ilmiah Kesehatan, VIII(1),
21–40.
Hidayat, A. (2015). Metode Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. Salemba
Medika.
Kemenkes, & RI. (2015). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Patient Safety.
Kementerian. (2015). Modul Pelatihan untuk Pelatih Keselamatan Pasien. In
modul pelatihan untuk pelatih keselamatan pasien.
Moeloek, N. F. (2019). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN
KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 46
44

TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK


PRATAMA, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER, DAN TEMPAT
PRAKTIK MANDIRI DOKTER. In Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2019. https://doi.org/.1037//0033-2909.I26.1.78
Muhammad, Y. (2017). Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Patient Safety Implementation In
Ward Of Dr. Zainoel Abidin General Hospital. Jurnal Ilmu Keperawatan,
5:1, 1–6.
Ningsih, N. S., & Endang Marlina. (2020). Pengetahuan Penerapan Keselamatan
Pasien (Patient Safety) Pada Petugas Kesehatan. Jurnal Kesehatan, 9(1), 59–
71. https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.120
Notoatmodjo, soekidjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Ilmu Perilaku
Kesehatan.
Notoatmodjo, S. (2012a). Metode Penelitian Kesehatan. In Metode Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012b). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. In Pedoman Skripsi Tesis Dan Instrumen Penelitian. EGC.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. In konsep dan praktek.
Salemba Medika.
Salawati, L. (2020). Penerapan Keselamatan Pasien Rumah Sakit. AVERROUS:
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Malikussaleh, 6(1), 98.
https://doi.org/10.29103/averrous.v6i1.2665
Sithi, D. N., & Widiastuti, A. (2018). Pelatihan Keselamatan Pasien Bagi Para
Perawat. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1).
https://conference.upnvj.ac.id/index.php/pkm/article/view/110
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta.
Toyo, E. M., Leki, K. G. B., Indarsari, F., & Woro, S. (2022). Evaluasi Sistem
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Dengan Metode HMN Di Rumah
Sakit. Majalah Farmasetika, 8(1), 56.
https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v8i1.41357
Tristantia, A. D. (2018). Evaluasi Sistem Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Di Rumah Sakit. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(2), 83.
https://doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.83-94
Ulumiyah, N. H. (2018). Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan
Penerapan Upaya Keselamatan Pasien Di Puskesmas. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 6(2), 149. https://doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.149-
45

155
Wicaksono, Y. S. (2016). Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan SDM Dalam
Rangka Meningkatkan Semangat Kerja Dan Kinerja Karyawan (Studi di
SKM Unit V PT. Gudang Garam,Tbk Kediri). Bisnis Manejemen, 3(1), 31–
39. http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jbm/article/view/71
Yulia, S. (2010). Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien terhadap Pemahaman
Perawat Pelaksana Mengenai Penerapan Keselamatan Pasien Di RS Tugu
Ibu Depok. 1–150.
Yulia, S., Hamid, A. Y. S., & Mustikasari, M. (2012). Peningkatan Pemahaman
Perawat Pelaksana dalam Penerapan Keselamatan Pasien Melalui Pelatihan
Keselamatan Pasien. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(3), 185–192.
https://doi.org/10.7454/jki.v15i3.26
46

LAMPIRAN
47

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Amelia Devin Krisnawati

NIM : 1903009

Mahasiswa program studi S1 Keperawatan Universitas Karya Husada

Semarang, yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ppelatihan

Pasien Safety Dengan Pengetahuan Perawat Tentang Pasien Safety Di

Puskesmas Brati Grobogan” dengan ini memohon kesediaan saudara untuk

menjadi responden dalam penelitian ini.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela untuk ikut serta

menjadi responden atau menolak, tanpa sanksi apapun. Saya menjamin kerahasiaan

identitas saudara. Informasi yang Anda berikan hanya untuk kepentingan penelitian

dan tidak akan dipergunakan untuk maksut lain. Jika saudara bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini, silahkan saudara menandatangani lembar

persetujuan (informed consent) yang saya ajukan.

Atas persetujuan dan kesediaan saudara sebagai responden, saya ucapkan

terimakasih.

Semarang, ................................ 2023

Amelia Devin Krisnawati


48

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat:

Menyatakan bersedia menjadi resonden penelitian yang


dilakukan oleh mahasiswi Program studi S1 Keperawatan Universitas
Karya Husada Semarang :

Nama : Amelia Devin Krisnawati

NIM : 1903009

Prodi : S1 Keperawatan

Judul : Pengaruh Pelatihan Pasien Safety Dengan Pengetahuan Perawat


Tentang Pasien Safety Di Puskesmas Brati Grobogan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran tanpa

paksaan Untuk dapat digunakan sebagai sebagaimana mestinya.

Semarang, ................................... 2023

Responden

(……………………………)
49

Lampiran 3 Surat Permohonan Survey Awal Dinas Kesehatan Kabupaten

Grobogan
50

Lampiran 4 Surat Balasan Survey Awal Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan


51

Lampiran 5 Surat Survey Awal Puskesmas Brati Grobogan


52

Lampiran 6 Lembar Kuesioner

LEMBAR KUESIONAIR

Pengaruh Pelatihan Pasein Safety Dengan Pengetahuan Perawat Tentang


Pasien Safety

Petunjuk Pengisian :
Isilah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan tepat mulai dari bagian:
1. Isilah identitas diri saudara dengan lengkap
2. Bacalah pernyataan ini dengan seksama
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dan benar, pengisian
kuesioner tersebut dengan cara memberikan tanda
centang (√ ) pada jawaban yang dianggap benar.
Jawaban saudara adalah benar dan terjamin kerahasiaannya
sehingga kejujurananda dalam menjawab kuesioner
ini sangat kami hargai

Tanggal Pengisian : / / 2023

Data Responden

Umur :

Pendidikan Terakhir : DIII Keperawatan


DIV Keperawatan
S1 Keperawatan
S1 Ners

Jenis Kelamin : Laki- laki / Perempuan

Masa Kerja : < 1 tahun


1-5 tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
16-20 tahun
≥ 21 tahun
53

Berilah penilaian atas masing- masing pernyataan dibawah ini dengan memberi
tanda ( ) pada kolom pilihan yang sesuai menurut saudara.

No Pernyataan Salah Benar


Mengidentifikasi Pasien Secara Benar
Pemasangan gelang identitas dilakukan pada pasien
1. rawat inap rumah sakit setelah melakukan registrasi di
bagian administrasi
Perawat menjelaskan manfaat gelang identias dan
2.
akibat dari jika menolak, melepas, atau menutupinya
Gelang identitas berwarna merah muda untuk laki-laki,
3.
biru untuk perempuan
Perawat mengkonfirmasi nama, jenis kelamin, dan
4. tanggal lahir pasien sebelum memasangkan gelang
identitas
Perawat melakukan konfirmasi verbal dengan
menanyakan identitas dan visual dengan melihat
5.
identitas yang tertulis di gelang saat pemasangan
gelang identitas
Perawat mengkonfirmasi nama lengkap, tanggal lahir,
6. dan nomor rekam medis ketika akan memberikan
asuhan keperawatan atau prosedur medis lainnya
Gelang identitas dilepas oleh perawat jika pasien telah
7. sembuh, pulang berobat jalan (PBJ), pulang atas
permintaan sendiri (PAPS), atau meninggal dunia
Perawat mengkonfirmasi serah terima berkas-berkas
dan obat-obatan (jika ada) serta kelengkapan
8.
administrasi kepada pasien atau keluarga sebelum
melepas gelang identitas
Meningkatkan komunikasi efektif
SBAR (Situation, Background, Assessment,
9. Recommendation) merupakan sistem komunikasi lisan
saat pelaporan hasil kritis
SBAR digunakan untuk menyampaikan kondisi pasien
10.
saat melakukan serah terima pasien
Riwayat diagnosa medis tidak perlu disampaikan saat
11.
SBAR
Backgroud hasil pengkajian keperawatan yang telah
12. diperoleh sebelumnya dilaporkan kembali saat operan
atau transfer ruangan saat SBAR berlangsung
54

Perawat memberitahukan asesmen yang telah, belum,


13. dan akan diberikan kepada pasien dalam SBAR saat
serah terima pasien dilakukan
Instruksi via telepon digunakan dalam keadaan
14. mendesak serta penerima instruksi menggunakan
TBaK (Tulis, Baca, Konfirmasi)
Instruksi via telepon didokumentasikan dalam catatan
terintegerasi dikonfirmasi ulang oleh pemberi instruksi
15. dengan batas maksimal waktu 1 x 24 jam dengan cara
menandatangani atau memberi stempel pada catatan
terintegerasi oleh pemberi instruksi
Meningkatkan Keamanan Obat Beresiko Tinggi
Obat yang beresiko tinggi perlu disimpan terpisah dan
16.
diberi label khusus
Segera beri label pada setiap obat atau cairan yang
17. sudah disiapkan dalam syringe atau container,
termasuk kontainer steril.
Label dituliskan nama pasien pemilik obat, nama obat,
18. dosis, waktu pemberian dan waktu kadaluarsa bila
kadaluarsa terjadi dalam waktu <24 jam.
Semua obat yang masuk dalam daftar NORUM (Nama
19. Obat, Rupa, dan Ucapan Mirip) tidak ditempatkan di
area yang berdekatan
Sebelum memberikan obat pada pasien perawat
memeriksa kemasan obat dan mencocokkan dengan
20.
resep yang ditulis dokter dengan menggunakan double
check
Memastikan benar pasien dengan dua cara identifikasi
(mengecek nama pasien dan tanggal lahir/nomor RM),
21.
benar obat, benar dosis, benar waktu, dan benar rute
setiap kali akan memberikan obat kepada pasien
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi
Perawat menyiapkan checklist keselamatan bedah
22.
sebelum mendaftarkan untuk operasi
Checklist keselamatan bedah harus dilengkapi dan
23. dilakukan pada pasien yang menerima tindakan bedah
atau prosedur invasif lainnya
Perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya
mengkonfirmasi secara verbal kembali lokasi serta jenis
24. prosedur operasi, lokasi operasi sudah ditandai, dan
nama pasien yang akan dilakukan operasi pada
fase sign in
Tim operasi memperkenalkan diri dan peran masing-
masing serta memastikan seluruh anggota tim saling
25.
kenal sebelum sayatan pertama dilakukan pada fase
time out
55

Tim operasi melakukan pengecekan seluruh instrument


26.
operasi pada fase sign out
Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
5 momen mencuci tangan yang benar adalah sebelum
kontak dengan tubuh pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptic, setelah melakukan kontak dengan
27.
tubuh pasien, setelah kontak dengan cairan dari tubuh
pasien, serta setelah melakukan kontak dengan
lingkungan pasien,
6 Langkah Cuci tangan yang benar yaitu tuang cairan
pembersih pada telapak tangan kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah
28. memutar; kedua punggung tangan; sela-sela jari
tangan; ujung jari secara bergantian; kedua ibu jari
secara bergantian; Letakkan ujung jari ke telapak
tangan kemudian gosok perlahan
Kegiatan dekontaminasi, pre-cleaning, cleaning,
29. disinfeksi, dan sterilisasi merupakan bukan kegiatan
pengurangan resiko infeksi.
Pengurangan resiko pasien jatuh
Pada skala Morse skor 25-50 merupakan resiko rendah
30.
jatuh sedang diatas 51 resiko jatuh tinggi
Penanda resiko jatuh pada pasien dipasang di tempat
31. yang mudah diperhatikan seperti digantungkan di
tempat tidur
Semua hasil monitor dan intervensi resiko jatuh
32. didokumentasikan di asuhan keperawatan dan catatan
terintegerasi
Kejadian Tidak Diharapkan
Kejadian sentinel ialah suatu KTD yang
33.
mengakibatkan kematian atau cedera yang serius.
Tindakan salah memberikan obat pada pasien yang
34. menyebabkan cedera merupakan salah satu bentuk
KTD
KTD merupakan suatu kejadian pada pasien di rumah
35.
sakit yang sudah diantisipasi.
KTD adalah singkatan dari kejadian yang tidak
36.
diharapkan, atau disebut juga adverse event.

Sumber: Siti NurhalizaFarisia (2020)


56

Lembar Observasi Pengetahuan Pree test- post test

LEMBAR OBSERVASI PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIENT SAFETY

Kode sampel Pengetahuan dan Sikap Pasient Safety

Pre test Post test


57

Lampiran 7 Term Of Reference

TERM OF REFERENCE (TOR)


PELATIHAN PASIENT SAFETY
1. Pendahuluan
Pasient Safety telah menjadi isu global dalam lingkup Rumah Sakit atau Puskesmas.
Mengingat program pasient safety sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
pelaksanaan program pasient safety di puskesmas perlu dilakukan. Karena itu perlu
dilakukan kegiatan pelatihan keselamatan pasien untuk perawat atau tenaga
Kesehatan di Puskesmas.

2. Kegiatan yang dilakukan


Kegiatan pelatihan Pasient Safety diberikan pada seluruh perawat yang bekerja di
Puskesmas Brati Grobogan. Teknik pelatihan yang dilakukan dengan cara
pemberian materi dengan metode seminar oleh pemateri

3. Metode
a. Pelatihan / penelitian dilakukan secara seminar
b. Tanya jawab

4. Maksud dan tujuan


a. Maksud kegiatan
- Memberikan pemahaman tentang pasient safety kepada perawat yang
bekerja di Puskesmas Brati Grobogan
- Sebagai pelatihan pasient safety dan pengisian kuesioner dalam
penelitian yang berjudul Pengaruh Pelatihan Pasient Safety dengan
Pemahaman Perawat tentang Pasient safety
b. Tujuan kegiatan
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta diharapkan mampu :
- Memahami konsep dan model pasient safety
- Memahami tentang konsep dasar dan sasaran pasient safety
- Memahami bahaimana membangun budaya pasient safety
58

- Memahami peran perawat dalam pasient safety

5. Topik pelatihan
a. Konsep dan Model Pasient Safety
b. Konsep Dasar dan Sasaran Pasient Safety
c. Membangun Budaya Pasient Safety
d. Peran Perawat Dalam Pasient Safety

6. Materi / Modul pelatihan


- Terlampir
7. Pelaksana
a. Pelaksana kegiatan
Kegiatan pelatihan pasien safety diberikan oleh pemateri Ns. Susi Nurhayati
M.Kep selaku dosen Manajemen Keperawatan Universitas Karya Husada
b. Waktu dan Tempat pelaksanaan
- Waktu 08.00 – 11.00 WIB
- Aula Puskesmas Brati Grobogan

8. Jadwal kegiatan
Kegiatan pelaksanaan penelitian pelatihan Pasien Safety dilaksanakan pada
tanggal bulan Juni 2023

9. Biaya
-

10. Penutup
Demikian TOR ini dibuat semoga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
penilaian kebutuhan penelitian pelatihan Pasien Safety
59
60
61
62
63

Anda mungkin juga menyukai