PROPOSAL
OLEH
SEPTI SHOLEHAWATI
NIM. 2120322016
SEPTI SHOLEHAWATI
NIM: 2120322016
Proposal ini telah dilakukan revisi sesuai catatan matriks (terlampir) dan disetujui
oleh pembimbing dan penguji Program Pascasarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Telah disetuji oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dewan Penguji
Penguji I
Penguji III
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal tesis ini dengan
Tahun 2023”.
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan
2. Ibu Dr. dr. Yuniar Lestari, M.Kes., FISPH., FISCM., selaku Ketua
Andalas.
3. Ibu Prof. Dr. dr. Delmi Sulastri, MS., Sp.GK (K) selaku Dosen
ii
4. Bapak Prof. dr. Hardisman, M.HID., Dr.PH., FRSPH selaku Dosen
5. Bapak Prof. Dr. dr. Masrul, M.Sc., Sp.GK selaku Dosen Penguji I yang
ini.
6. Ibu Prof. Dr. dr. Yusrawati, Sp.OG (K) selaku Dosen Penguji II yang telah
7. Ibu Dr. dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, MKM selaku Dosen Penguji III
tesis ini.
8. Ibu dr. Firdawati, M. Kes, PhD selaku pembimbing akademik yang telah
9. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat
10. Teristimewa kepada Suami, Ibunda dan semua keluarga serta rekan-rekan
yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun
Peneliti menyadari bahwa proposal tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun
Amin.
iii
Septi Sholehawati
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................8
1.5 Ruang Lingkup..............................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................9
2.1 Tinjauan Umum tentang HIV AIDS.............................................................9
2.2 Tinjauan Umum Tentang Prevention of Mother To Child Transmission
(PMTCT)/ Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA).............14
2.3 Tinjuan umum tentang Layanan Antenatal.................................................24
2.4 Tinjauan Umum tentang Variabel Penelitian..............................................29
2.5 Telaah Sistematis........................................................................................47
2.6 Kriteria Penelitian.......................................................................................50
2.7 Alur Penelitian............................................................................................51
2.8 Kerangka Teori............................................................................................52
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
DEFINISI ISTILAH...........................................................................53
3.1 Kerangka Konsep........................................................................................53
3.2 Definisi Operasional....................................................................................54
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.........................................................59
4.1 Jenis Penelitian............................................................................................59
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................59
4.3 Populasi dan Sampel...................................................................................59
4.4 Etika Penelitian...........................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................70
LAMPIRAN......................................................................................................78
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alur Kegiatan PPIA Komprehensif dan Berkesinambungan.............19
Gambar 2.3 Alur Penelitian...................................................................................51
Gambar 2.4 Kerangka Teori Penelitian.................................................................52
Gambar 2.5 Kerangka Konsep...............................................................................53
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR SINGKATAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
menurunnya sistem kekebalan tubuh atau imunitas tubuh. Penyakit ini ditularkan
melalui seksual, jarum suntik, transfusi dan dari ibu ke bayinya. HIV dapat
menular dari ibu HIV positif kepada bayinya saat berada di dalam kandungan dan
Penularan Ibu ke Anak (PPIA) merupakan salah satu program prioritas kesehatan
masyarakat melalui kerjasama dengan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
perempuan HIV AIDS, pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayi yang di
kepada ibu yang terinfeksi HIV dan bayi serta keluarganya. Dimana pilar ketiga
merupakan inti dari kegiatan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak melalui
program ANC terintegrasi PMTCT yang mencakup kegiatan konseling dan tes
WHO mencatat pada tahun 2021, jumlah Orang dengan HIV/AIDS atau yang
dikenal dengan sebutan ODHA yaitu orang yang sedang mengidap penyakit
HIV/AIDS berjumlah sekitar 38,4 juta. 157.000 diantarnya adalah infeksi HIV
pada anak yang diperoleh dari ibunya. Di perkiraan infeksi pada anak yang
disebabkan oleh perempuan HIV positif yang tidak menerima terapi antiretroviral
Sekitar 75.000, infeksi HIV yang terjadi ketika ibu tidak dapat melanjutkan
pengobatan selama kehamilan atau menyusui sekitar 34.000, infeksi HIV yang
35.000 dan infeksi vertikal yang terjadi karena sang ibu menerima pengobatan
HIV pada ibu hamil mengalami peningkatan. Pada tahun 2021, dari 2.485.430 ibu
hamil yang di periksa HIV di dapatkan 4.466 (0,18%) ibu hamil yang positif HIV
sedangkan pada tahun 2022 (hingga September) dari 1.920.712 ibu hamil yang di
periksa HIV di dapatkan 4.256 (0,22%) ibu hamil positif HIV (Kemenkes RI,
2022).
September tahun 2022 jumlah penderita HIV AIDS adalah 4.734 orang (Dinas
hingga 20 dari seluruh provinsi di Indonesia. Selama tahun 2021 sebanyak 45.272
ibu hamil yang di periksa, ditemukan ibu hamil yang positif HIV Provinsi
27 kasus tahun 2021 menjadi 56 kasus pada tahun 2022. Jumlah penemuan kasus
Sumatera Barat. Dari 325 ODHA, 21 (6%) diantaranya adalah ibu hamil. Pada
tahun 2022 dari 1.116 ibu hamil yang diperiksa, ditemukan 3 orang (0,26%) ibu
Penularan HIV/AIDS pada anak, 90% terjadi akibat infeksi maternal dari ibu
ke anak pada masa kehamilan dan masa menyusui (Mandal et al., 2008). Tingkat
penularan HIV dari ibu ke anak berkisar antara 18 hingga 23% dan meningkatkan
Dampak jika anak terkena HIV adalah anak akan mengalami beberapa faktor
risiko yang akan dialami bayi yang terinfeksi HIV adalah kelahiran prematur,
pneumonia, diare yang lebih parah dari anak pada umumnya, mudah terkena
kematian (Ardhiyanti et al., 2015). Dalam penelitian (Yani et al., 2006) dari 85
anak yang didiagnosa HIV dilihat dari pola perjalanan penyakitnya diperoleh hasil
corinii pneumonia (PCP) selanjutnya 15,2% meninggal dunia. Selain itu bayi yang
dirawat oleh ibu yang mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun mental
HIV menjadi kurang mandiri serta tidak mendapat kesempatan untuk berinteraksi
dengan anak-anak lain dan orang dewasa di lingkungan mereka (Bernays et al.,
tumbuh pada anak HIV karena kekurangan nutrisi. Selain itu anak dengan HIV
Penularan HIV dari ibu ke anak memang terlihat sebagai hal yang pasti
namun secara keilmuan hal ini dapat dicegah dengan cara menurunkan jumlah
virus aktif yang dalam istilah biomedik disebut dengan viral load dan sekaligus
meningkatkan Helper T-Cells (CD4). Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan ibu antiretroviral (ARV) pada saat kehamilan dan menyusui (WHO,
2018). Setiap ibu hamil yang ditemukan positif HIV harus mendapatkan
pengobatan ARV untuk menekan jumlah virus yang ada di dalam tubuhnya. Di
negara maju, risiko seorang anak tertular HIV dari ibunya telah berhasil
diturunkan hingga lebih dari 90%. Ini dikarenakan tersedianya layanan PMTCT
minimnya akses intervensi, maka risiko penularan yang terjadi lebih tinggi yaitu
tahun namun cakupan layanan PMTCT masih rendah. Pada tahun 2021 cakupan
layanan PMTCT nasional adalah 50,9% dan Ibu hamil yang terinfeksi HIV
mendapatkan pengobatan ARV dari tahun 2017 – 2022 kurang dari 40%. Artinya
masih banyak ibu hamil yang tidak melakukan tes HIV akibatnya sebanyak 45%
bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV lahir dengan HIV positif dan sepanjang
2022 jumlah bayi yang lahir dengan HIV mencapai 892 bayi. Saat ini kasus HIV
pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus (Kemenkes RI, 2022).
sudah dilaksanakan di Kota Bukittinggi sejak tahun 2014. Dari laporan Dinas
5
beresiko terinfeksi HIV adalah 5.676 orang dengan target penemuan pada ibu
Care (ANC) adalah 95% namun cakupan skrining HIV hanya 45%, hal ini
menunjukan terjadinya missed opportunity, artinya masih banyak ibu hamil tidak
kerjasama dengan Bidan Praktek Swasta (BPS) dan Klinik Swasta dalam
RS. Namun tidak semua ibu yang dianjurkan untuk melakukan tes HIV mau
melakukannya karena merasa tidak mungkin terinfeksi HIV dan khawatir jika
nanti hasilnya positif, ibu akan dijauhi oleh keluarga dan masyarakat.
manfaat maupun hambatan masih cukup banyak yang salah mengenai HIV
sehingga ibu tidak melakukan tes HIV. Selanjutnya hasil penelitian Demartoto
menularkan HIV nya ke anak pertama karena tidak mengetahui status HIVnya
namun berhasil melahirkan anak kedua tanpa tertular HIV karena sudah
Mengingat dampak jika anak terinfeksi HIV sangat berbahaya dan masih
banyak Ibu hamil yang tidak melakukan tes HIV serta sepengatahuan peneliti
ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan dan persepsi ibu hamil serta
program PMTCT pada layanan antenatal di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota
PMTCT.
PMTCT.
Universitas Andalas.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
dan Isyarat bertindak/ cues to action) ibu hamil terhadap program PMTCT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
acid (RNA) yang menyerang sistem kekebalan tubuh dengan menghancurkan sel
CD4 sehingga dalam waktu 1-10 tahun akan menyebabkan tubuh menjadi rentan
penyakit yang timbul yang diperantarai sel akibat kerentanan terhadap infeksi
oportunistik seperti lidah mudah memar, sariawan dengan lapisan keputihan dan
tebal, infeksi jamur vagina yang berulang, penyakit radang panggul kronis, turun
berat badan drastis, diare, demam dan berkeringat pada malam hari,
paling banyak ditularkan melalui hubungan seksual. Pada penderita HIV, semen
(air mani ), cairan vagina/serviks serta darah merupakan cairan tubuh yang paling
banyak mengandung HIV yang menjadi perantara paling tinggi dalam menularkan
penyakit HIV karena penis dan vagina memiliki struktur lapisan epitel
skuamukosa tipis yang mudah ditembus oleh virus HIV. Penularan HIV yang
melibatkan cairan tubuh tersebut ada tiga (3) cara, yaitu sebagai berikut (Mandal
et al., 2008) :
10
(homoseksual/heteroseksual).
b. Parenteral yaitu penularan HIV melalui darah atau produk darah seperti
c. Vertikal yaitu penularan HIV dari ibu ke anak. janin dalam kandungan ibu
hamil dengan HIV Positif akan tertular melalui plasenta dan infeksi
II.1.1 Patogenesis
Saat virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah,
semen dan sekret vagina, virus akan mengelilingi inti protein kemudian terjadi
perlekatan pada CD4, setelah berada didalam sel CD4 maka RNA virus diubah
menjadi dioxyribo nucleic acid (DNA) oleh enzim reverse transcriptase (RT)
yang dibawa oleh HIV, DNA pro-virus tersebut kemudian transpor ke dalam
oleh protease virus menjadi enzim dan protein strukturan yang kemudian
sel-sel yang belum terinfeksi. Masa penularan terjadi segera setelah infeksi HIV
dan berlangsung hingga seumur hidup dengan jumlah viral load yang semakin
bertambah sebaliknya sel CD4 mengalami defisiensi, Karena sel CD4 penting
dalam respon imun, maka berapapun penurunan jumlah CD4 akan menyebabkan
yang memburuk, selain itu jaringan limfatik berperan sebagai reservoir utama
infeksi sehingga virus dapat menginfeksi sistem syaraf secara langsung (Mandal
(ARV) untuk menekan jumlah virus HIV di dalam tubuh. Virus yang tertekan
(tersupresi) tidak berpotensi menularkan kepada orang lain dan orang dengan
HIV akan memiliki kualitas hidup yang baik. Penemuan kasus pada stadium
Infeksi HIV pada anak yang didapat oleh bayi dari ibunya merupakan
otak, jantung, dan paru-paru, yang sekali terbentuk tidak selalu dapat
dipulihkan dengan ART. Oleh karena itu ada beban berat kecacatan terkait
et al., 2015)
terutama karena mereka terpajan obat ketika sistem fisiologis mereka belum
sebagainya. seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara
and Testing (VCT) untuk mengetahui secara dini status HIV dalam tubuh
merupakan populasi paling rentan karena perilaku berisiko tinggi, seperti Pekerja
Seks Perempuan (PSP), Laki-laki Seks dengan Laki-laki (LSL), waria dan
mencapai 30% atau hampir 100 kali lipat lebih tinggi dari pada populasi orang
4) Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah skrining HIV pada semua ibu hamil saat kontak pertama
kali dengan tenaga kesehatan. Dengan skrining ibu hamil sedini mungkin
diharapkan dapat terjaring kasus lebih awal, sehingga dapat dilakukan tata
pencegahan penularan HIV dan AIDS pada ibu dan anak. PMTCT merupakan
bagian dari upaya pengendalian HIV AIDS dan Infeksi Menular Seksual di
daerah di Indonesia. Target yang harus dicapai adalah 100% ibu yang
cara berhubungan seks yang aman, pencegahan dan penanganan Infeksi Menular
Seksual (IMS), program PMTCT, konseling pasca tes dan pelayanan lanjutan
Upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dilaksanakan melalui empat
Langkah ini efektif untuk mencegah terjadinya penularan HIV pada anak
karena mencegah penularan HIV sejak dini yaitu pada usia reproduksi 15-
dari ibu ke anak secara dini, yaitu baik sebelum terjadinya perilaku
hubungan seksual berisiko atau bila terjadi perilaku seksual berisiko maka
15
penularan masih bisa dicegah, termasuk mencegah ibu dan ibu hamil agar
artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum
Positif).
kontrasepsi yang aman dan efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak
Jika Ibu sudah menjalani terapi ARV, maka jumlah virus HIV dalam
penularan HIV dari Ibu ke anak menjadi kecil. Hal ini berarti Ibu dengan
HIV positif mempunyai peluang besar untuk memiliki anak HIV negatif.
16
c. Prong 3 (pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu hamil dengan HIV
1) ANC Terintegrasi
Strategi pencegahan penularan HIV pada ibu hamil yang telah terinfeksi
HIV ini merupakan inti dari kegiatan Pencegahan Penularan HIV dari
Pelayanan tes HIV ini merupakan upaya membuka akses bagi ibu
informasi pra tes, konseling dan tes HIV bagi pasangan serta
b) Diagnosis HIV
17
2) Terapi ARV
Dengan anti retroviral (ARV) jumlah virus didalam tubuh dapat ditekan
sebagaimana orang yang sehat meskipun belum ada obat yang dapat
Pemberian ARV pada ibu hamil dengan HIV dapat dilakukan mengikuti
c) Untuk ibu hamil yang status HIV nya diketahui sebelum 14 minggu
d) Untuk ibu hamil yang status HIV-nya diketahui pada usia kehamilan
stadium klinisnya.
e) Untuk ibu hamil yang status HIV-nya diketahui pada sesaat sebelum
atau jika jika tersedia fasilitas pemeriksaan viral load dan diketahui
didasarkan atas indikasi obstetrik atau jika pemberian ARV bru dimulai
jumlah viral load ≥ 1000 kopi/µl maka resiko penularan dari ibu ke
Upaya pencegahan HIV AIDS dari ibu ke anak tidak berhenti setelah ibu
oleh Ibu dengan HIV adalah Pengobatan ARV jangka panjang, pengobatan
terap ARV (CD4 dan viral load rutin), konseling dan dukungan
HIV dan pencegahannya, layanan klinik dan rumah sakit yang bersahabat,
Gambar 2.1
Alur Kegiatan PPIA Komprehensif dan Berkesinambungan
20
Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke
a. Faktor Ibu
1) Kadar HIV dalam darah ibu (viral load): merupakan faktor yang paling
2) Kadar CD4: ibu dengan kadar CD4 yang rendah, khususnya bila jumlah
sel CD4 di bawah 350 sel/mm3, menunjukkan daya tahan tubuh yang
rendah karena banyak sel limfosit yang pecah/rusak. Kadar CD4 tidak
selalu berbanding terbalik dengan viral load. Pada fase awal keduanya
bisa tinggi, sedangkan pada fase lanjut keduanya bisa rendah kalau
pada darah ibu, sehingga risiko penularan HIV kepada bayi semakin
besar.
5) Masalah pada payudara: misalnya puting lecet, mastitis dan abses pada
ASI.
21
b. Faktor Bayi
1) Usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir: bayi prematur atau
bayi dengan berat lahir rendah lebih rentan tertular HIV karena sistem
3) Adanya luka di mulut bayi: risiko penularan lebih besar ketika bayi
diberi ASI.
Risiko terbesar penularan HIV dari ibu ke anak terjadi pada saat
menyebabkan terjadinya hubungan antara darah ibu dan darah bayi. Selain
itu, bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir. Faktor-faktor yang
dari ibu ke anak juga semakin tinggi, karena kontak antara bayi dengan
Konseling dan tes HIV sukarela (KTS) atas Inisiasi klien masih terus
seperti konseling dan tes HIV yang di inisiasi petugas kesehatan ketika seorang
berbagai macam keluhan kesehatannya, yang selanjutnya akan disebut PITC atau
PITC juga bertujuan untuk mengidentifikasi infeksi HIV pada stadium awal
yang tidak menunjukkan gejala penyakit yang jelas karena penurunan kekebalan.
Oleh karenannya kadang-kadang konseling dan tes HIV juga ditawarkan kepada
pasien dengan gejala yang mungkin tidak terkait dengan HIV sekalipun. Pasien
tersebut dapat mendapatkan manfaat dari pengetahuan tentang status HIV reaktif
guna mendapatkan layanan pencegahan dan terapi yang diperlukan secara lebih
dini. Dalam hal ini konseling dan tes HIV ditawarkan kepada semua pasien yang
Konseling dan Tes HIV dilakukan dalam rangka penegakan diagnosis HIV
peningkatan kejadian infeksi HIV dan pengobatan lebih dini (Kemenkes RI,
2) Pasien TBC, yaitu pasien yang terbukti terinfeksi TBC dan sedang
5) Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), yaitu lelaki yang
atau biseksual).
ekspresi gender yang berbeda dengan jenis kelamin atau seksnya yang
pelayanan IMS, pelayanan TB, pelayanan Hepatitis, serta pelayanan NAPZA dan
yang kemungkinan akan hamil atau dalam kondisi hamil harus meliputi:
a. Rencana yang jelas guna mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke
profilaksis ARV yang akan diberikan pada bayi, ASI dan makanan bayi.
c. Rencana yang jelas untuk bayi baik pemeriksaan dini, pemberian ARV
Kehamilan adalah proses tertanamnya zigot atau disebut dengan nidasi yang
diawali dengan bersatunya sel spermatozoa dan ovum. Bila dihitung dari saat
bahwa kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau
diluar rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir
dan terdiri dari Ovulasi, migrasi, spermatozoa, dan ovum. Konsepsi dan
Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari konsepsi
(bertemunya sel telur dan sel sperma) sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
25
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
Ibu hamil dapat terinfeksi HIV AIDS melalui aktivitas hubungan seksual
yang tidak sehat sebelum terjadinya kehamilan. Awalnya mungkin saja ibu hamil
tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Hubungan seks dengan pasangan
yang terinfeksi baik secara vaginal, anal atau oral dapat menjadi penyebab HIV
pada ibu hamil, karena masuknya darah, air mani atau cairan vagina sudah
terinfeksi HIV. Penyebab lain seorang ibu hamil terinfeksi HIV adalah
penggunaan jarum suntik secara bergantian atau penggunaan alat tato yang
Lamanya hamil normal dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Prawirohardjo, 2007). Menurut
komprehensif dan berkualitas dan diberikan kepada seluruh ibu hamil (Kemenkes
RI, 2020b).
kali dengan distribusi waktu: 1 kali pada trimester pertama (0-12 minggu),
1 kali pada trimester kedua (>12minggu -24 minggu), dan 2 kali pada
antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan (jika ada keluhan,
minggu), dan 3 kali pada trimester ketiga (>24 minggu sampai dengan
kelahiran), dimana minimal 2 kali ibu hamil harus kontak dengan dokter
lebih dari 6 (enam) kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit
(USG). Apabila saat K1 ibu hamil datang ke bidan, maka bidan tetap
darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) dan malaria
kesehatan wajib melakukan tes HIV, Sifilis dan hepatitis B kepada semua
HIV, Sifilis & Hepatitis B yaitu menggunakan rapid tes (tes cepat).
g. Setiap ibu hamil yang positif HIV, atau Sifilis atau Hepatitis B wajib
II.4.1 Pengetahuan
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
AIDS. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat
dan AIDS.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
3) Aplikasi (Application)
berhubungan seks.
4) Analisis (Analysis)
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
5) Sintesis (Synthesis)
yang telah ada, misalnya pramusaji dapat membuat atau meringkas dengan
kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau
6) Evaluasi (Evaluation)
(Notoatmodjo, 2010).
VCT pada Ibu Hamil. Begitu juga dengan penelitian penelitian Isni et
Dengan kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit akan
32
Risiko pribadi atau kerentanan adalah salah satu persepsi yang lebih kuat
dalam mendorong orang untuk mengadopsi perilaku sehat. Semakin besar risiko
yang dirasakan maka akan semakin besar pula seseorang kemungkinan terlibat
penelitian Legiati et al., (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi
disebbakan oleh adanya informasi medis atau pengetahuan, dapat juga berasal dari
keyakinan seseorang bahwa ia akan mendapat kesulitan akibat penyakit dan akan
dengan flu. Oleh karena itu, tindakan pencegahan HIV/AIDS akan lebih banyak
(Notoatmodjo, 2010).
33
berpengaruh secara signifikan terhadap niat ibu hamil untuk tes HIV salah satunya
adalah persepsi keparahan penyakit HIV. Sejalan dengan penelitian Putri et al.,
Lampung.
Hal ini mengacu pada sejauh mana seorang berpikir bahwa penyakit atau
kesakitan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Oleh karena itu, perilaku
(Maulana, 2009).
sebagian besar persepsi bahaya yang dirasakan dalam kategori positif sebanyak 71
(52.2%), responden yang menganggap bahwa dirinya tidak tertular oleh HIV
memiliki minat yang rendah untuk melakukan pemeriksaan HIV (PMTCT) (Putri
signifikan antara persepsi ancaman dengan minat ibu hamil melakukan PMTCT.
Perceived benefits adalah keyakinan yang dirasakan pada diri individu akan
manfaat jika melakukan perilaku sehat (Janz & Becker, 1984). Persepsi manfaat
yang dirasakan adalah pendapat seseorang tentang kegunaan suatu perilaku baru
(Priyoto, 2014).
bahwa sebagian besar ibu hamil yang melakukan PMTCT mempunyai persepsi
manfaat tinggi.
Perceived barriers adalah aspek negatif pada diri individu yang menghalangi
individu untuk melakukan perilaku sehat. Karena perubahan bukanlah hal yang
mudah terjadi, konstruk dari HBM menangani masalah ini adalah hambatan yang
dirasakan oleh seseorang untuk berubah. Hal tersebut dimiliki individu sendiri
baru dari semua konstruksi, hambatan yang dirasakan adalah hal yang paling
dengan proses evaluasi individu sendiri atas hambatan yang dihadapi untuk
unsur yang signifikan dalam menentukan terjadi nya perubahan perilaku atau
tidak. Berkaitan perilaku baru yang akan diadopsi, seseorang harus mempercayai
bahwa menfaat dari perilaku baru lebih besar dari pada konsekuensi melanjutkan
perilaku lama. Hal ini memungkinkan hambatan untuk diatasi dan selanjutnya
35
perilaku baru akan diadopsi. (Priyoto, 2014) Dalam penelitian Valuvi et al.,
media masa, nasihat dari orang-orang sekitar, pengalaman pribadi atau keluarga,
artikel dan lain sebagainya adalah asal munculnya isyarat untuk bertindak ini
media massa, nasihat atau anjuran kawan- kawan atau anggota keluarga lain dan
menstimulasi individu untuk mau berperilaku sehat (Janz & Becker, 1984). Cues
to action dilatarbelakangi oleh faktor internal atau faktor eksternal yang dapat
didapat ibu berkaitan dengan penularan HIV ke bayi (PMTCT) mendorong ibu
peningkatan cakupan tes HIV dengan menawarkan tes HIV kepada ibu hamil,
karena apabila ditemukan sejak dini bisa melakukan langkah penanganan yang
tepat dan tidak jatuh ke stadium lanjut. Pemberian dukungan dapat berupa empat
macam, yaitu: dukungan emosional, berupa empati dan kasih sayang, dukungan
Dukungan tenaga kesehatan yang perlu dilakukan supaya ibu hamil bersedia
melakukan konseling dan tes HIV yaitu: pertama, pada saat sosialisasi atau
member informasi tidak menggunakan gambar atau foto yang dapat membuat
takut, stigma negatif dan diskriminasi. Kedua, ketika melakukan sosialisasi perlu
ditekankan tentang pentingnya tes HIV serta pemberian ARV pada HIV (+).
disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan dari masyarakat. (Kemenkes RI, 2017)
sehingga pemahaman terhadap kondisi fsik maupun psikis lebih baik, dengan
kehadiran petugas bagi dirinya, serta edukasi dan konseling yang diberikan
petugas sangat besar artinya terhadap ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan
ANC. Tugas tenaga kesehatan terutama bidan yang merupakan ujung tombak
dalam pelayanan ANC khususnya pada ibu hamil yang mempunyai faktor resiko
tertular HIV-AIDS yang diharapkan dapat merubah perilaku ibu hamil tentang
yang mendapatkan dukungan yang cukup dari petugas kesehatan memiliki upaya
untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz & Becker, 1984)
disebabkan oleh adanya persepsi kerentanan terkena suatu penyakit dan keparahan
penyakit bila seseorang percaya pada keparahan atau kegawatan penyakit tersebut,
manfaat yang di dapat akan lebih baik dan biaya pengobatan akan lebih sedikit
kepercayaan tersebut sesuai atau tidak sesuai dengan realitas. Dalam hal ini
penting sekali untuk bisa membedakan penilaian kesehatan secara objektif dan
subjektif. Penilaian secara objektif artinya kesehatan dinilai dari sudut pandang
tenaga kesehatan, sedangkan penilaian subjektif artinya dinilai dari sudut pandang
perilaku.
dan kepercayaannya.Teori ini dituangkana dalam lima segi pemikiran dalam diri
Lima segi pemikiran dalam diri individu tersebut adalah sebagai berikut :
HIV/AIDS yang dapat dideritanya. Jika ia tidak melakukan tes HIV maka
Frekuensi klinis dan medis (sebagai contoh, kematian, cacat, dan sakit)
dan konsekuensi sosial yang mungkin terjadi (seperti efek pada pekerjaan,
didasarkan pada informasi medis atau pengetahuan, juga dapat berasal dari
dan akan membuat atau berefek pada hidupnya. Banyak ahli yang
(perceived threat).
kesusahan yang akan dia derita jika ia sampai terkena penyakit menular
apakah terjadi perubahan perilaku atau tidak. Berkaitan perilaku baru yang
akan diadopsi, seseorang harus percaya bahwa manfaat dari perilaku baru
lebih besar daripada konsekuensi melanjutkan perilaku yang lama. Hal ini
memungkinkan hambatan yang harus diatasi dan perilaku baru yang akan
diadopsi (Priyoto,2014).
(Priyoto,2014).
perilaku mereka.
Isyarat untuk bertindak ini dapat berasal dari informasi dari media masa,
Persepsi kerentanan
(perceived
Persepsi Ancaman
susceptibility) dan Perilaku PMTCT
(Perceived thread)
persepsi keparahan
(perceived saverity)
Gambar 2.2
The Health Belief Model (Priyoto,2014:139)
causes).
adalah:
1) Pengetahuan
2) Sikap
sedih, benci dan lain- lain). Sikap merupakan reaksi atau respon yang
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang
3) Nilai-nilai
Suatu masyarakat apa pun selalu berkaitan atau berlaku dengan nilai-
4) Kepercayaan
5) Persepsi
(Notoatmodjo, 2007).
2) Lingkungan
terwujud dalam sikap dan perilaku kesehatan atau petugas lain yang
Faktor Predisposisi
(Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan, Nilai-
nilai, Persepsi)
Faktor Reinforcing
(Dukungan Keluarga, Tenaga Kesehatan )
Gambar 2.3
Teori Perilaku menurut Lawrence Green
47
Adapun telaah sistematis penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Telaah Sistematik penelitian
No Penulis Tahun Judul Desain Variabel Kesimpulan
1. Irmawati 2020 Determinant of Utilization analitik a. pengetahuan Terdapat hubungan pada
Christine Vita of Voluntary Counselling kuantitatif b. Sikap variabel pengetahuan,
Zulmeliza Rasyid and Testing (VCT) Service dengan c. Stigma dan stigma dan diskriminasi,
in Pregnant Women in desain diskriminasi dukungan keluarga dan
Work Area of Langsat cross d. Dukungan keluarga dukungan tenaga
Health Center Pekanbaru sectional Dukungan tenaga kesehatan terhadap
City in 2020 kesehatan pemanfaatan pelayanan
VCT pada ibu hamil.
2. Shilvia Adita Putri 2020 Faktor- Faktor Yang Kuantitatif a. Kerentanan yang Ada hubungan antara
Wayan Aryawati Berhubungan Dengan Tes Cross dirasakan kerentanan, bahaya,
Nurhalina Sari HIV Pada Ibu Hamil Di Sectional b. Bahaya yang manfaat, hambatan yang
Wilayah Kerja Puskesmas Study dirasakan dirasakan dan isyarat
Panjang Kota Bandar c. Manfaat yang untuk bertindak dengan
Lampung Tahun 2020 dirasakan pemeriksaan PMTCT pada
d. hambatan yang ibu hamil di wilayah kerja
dirasakan Puskesmas Panjang Kota
e. Isyarat untuk Bandar Lampung..
bertindak
3. Khoiriyah Isni 2017 Pengetahuan Ibu HIV Kuantitatif a. Usia bayi faktor yang berhubungan
Zahroh Shaluhiyah Mempengaruhi Perilaku Cross b. Waktu diketahui dengan perilaku ibu HIV
Kusyogo Cahyo Pencegahan Penularan Sectional status HIV dalam pencegahan
48
Kriteria yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang lain adalah :
Bukittinggi.
kualitatif.
kesehatan
di Kota Bukittinggi .
51
Menentukan populasi
target
Pengisian Kuesioner
(Menggunakan tehnik
Wawancara dengan probing
dalam batas tertentu)
Interpretasi
Gambar 2.4
Alur Penelitian
52
Dari beberapa teori perilaku, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
modifikasi antara teori Health Belief Model (HBM) dan teori Lawrence Green.
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kepercayaan
Persepsi manfaat 4. Nilai-nilai
(perceived benefits) 5. Keyakinan
dan persepsi
hambatan
(perceived barier)
Persepsi 1. Sarana dan
kerentanan Prasarana
(perceived Persepsi 2. Lingkungan
susceptibility) Ancaman Perilaku
dan persepsi (Perceived PMTCT
keparahan thread) 1. Dukungan
(perceived Keluarga
saverity) 2. Dukungan
Petugas
Isyarat untuk bertindak Kesehatan
Kampanye media massa
Saran dari orang lain
Pesan Tenaga Kesehatan
Penyakit keluarga/teman
Gambar 2.5
Teori Health Belief Model (HBM) dan Lawrence Green
53
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
DEFINISI ISTILAH
Pengetahuan
Persepsi Kerentanan
Persepsi Keparahan
Persepsi Manfaat
Perilaku PMTCT
pada Ibu hamil
Persepsi Hambatan
Persepsi Ancaman
Dukungan Tenaga
Kesehatan
Gambar 2.6
Kerangka Konsep Penelitian Analisis Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Ibu
Hamil terhadap Program PMTCT pada layanan antenatal di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi tahun 2023
54
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Independen
1 Pemeriksaan Respon atau reaksi responden terhadap Kuesioner Wawancara Tidak Tes HIV Ordinal
PMTCT pemeriksaan HIV (PMTCT) dan dan Telaah Tes HIV
Dokumen
(melihat di
buku KIA)
2 Pengetahuan Pemahaman ibu hamil tentang Kuesioner Wawancara ˗ Kurang baik = Ordinal
HIV/AIDS dan PMTCT jika total skor
<60% (0-14)
˗ Baik=
jika total skor ≥ 60%
(15-25)
(Riduwan, 2018)
3 Persepsi Persepsi responden mengenai Kuesioner Wawancara ˗ Negatif= Ordinal
Kerentanan kemungkinan dirinya berisiko terkena jika total skor <60%
penyakit HIV/AIDS (0-14)
˗ Positif=
jika total skor ≥ 60%
(15-25)
(Riduwan, 2018)
55
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
PMTCT
PMTCT.
PMTCT.
PMTCT.
PMTCT.
PMTCT.
pelaksanaan PMTCT.
pelaksanaan PMTCT.
PMTCT
PMTCT.
58
PMTCT.
PMTCT.
PMTCT.
PMTCT.
59
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian menggali mengenai tingkat pengetahuan dan persepsi ibu hamil yang
2023. Penelitian ini dimulai dari September tahun 2022 sampai dengan Juli 2023.
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data cakupan program HIV dan
IV.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan ANC
diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi dengan jumlah 2.039 Ibu
hamil.
IV.3.2 Sampel
a. Jumlah Sampel
n= Z²1-α/₂ P(1-P ) N
d²(N-1)+ Z²1-α/₂ P(1-P)
Keterangan :
tahun 2023)
Tabel 4. 1
Perhitungan Besar Sampel
Jumlah ibu
No Puskesmas Jumlah sampel yang diambil
hamil
381
1 Guguk Panjang 381 x 101=18,8=19
2039
312
2 Rasimah Ahmad 312 x 101=15,45=15
2039
502
3 Tigo Baleh 502 x 101=24,8=25
2039
235
4 Mandiangin 235 x 101=11,6=12
2039
227
5 Nilam Sari 227 x 101=11,2=11
2039
99
6 Gulai Bancah 99 x 101=4,9=5
2039
283
7 Plus Mandiangin 283 x 101=14,0=14
2039
Jumlah 2039 101
1) Kriteria inklusi
62
a) Responden adalah ibu hamil yang berada dan menetap minimal satu
2) Kriteria eksklusi
a. Data Primer
bertindak).
b. Data Sekunder
63
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data yang telah
berkaitan dengan penelitian yang harus dijawab oleh responden dan digunakan
untuk melihat dan menilai faktor yang mempengaruhi perilaku PMTCT pada Ibu
yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Yuliza, 2018) dan penelitian Fitri (2016).
Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sepuluh
bagian, diantaranya:
guttman:
64
1) Pernyataan positif
2) Pernyataan Negatif
untuk kedua pernyataan persepsi adalah sangat setuju, setuju, kurang setuju,
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kuesioner ini digunakan untuk melihat
˗ Setuju (S) : 4
65
˗ Ragu-ragu (R) : 3
˗ Setuju (S) : 2
˗ Ragu-ragu (R) : 3
yang dituliskan yaitu Ya dan tidak. Kuesioner ini digunakan untuk melihat
a. Uji Validitas
Sinambela, 2021):
1) Jika r hitung positif atau r hitung ≥ r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
2) Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak
valid.
Dalam penelitian ini digunakan kuesioner tertutup, oleh karena itu uji
validitas yang dilakukan yaitu uji terpakai. Dimana peneliti melakukan uji
coba terhadap 25 sampel atau responden, uji coba dilakukan kepada 25 Ibu
membandingkan nilai r tabel dengan r hitung, bila r hasil > r tabel maka pertanyaan
tersebut valid, bila terdapat nilai yang tidak valid maka pertanyaan tersebut
akan dikeluarkan.
Dari hasil SPSS didapat bahwa untuk setiap variabel yang diuji, apabila
b. Uji Reliabilitas
atau pengamatan bila fakta atau kenyataan tadi diukur berkali-kali dengan
dengan r tabel seperti tabel r hitung berikut (Sinambela & Sinambela, 2021):
Tabel 4.2
Nilai r tabel dan Tingkat Reliabilitas Instrumen
Interval r tabel Tingkat Reliabilitas
0,00-0,20 Kurang reliabel
0,21-0,40 Agak reliabel
0,41-0,60 Cukup reliabel
0,61-0,80 Reliabel
0,81-1,00 Sangat reliabel
Pada tahap editing, dilakukan kegiatan untuk perbaikan data yang salah
pertanyaan lainnya.
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
dependen (perilaku PMTCT) dan bila nilai p >0,05 berarti tidak terdapat
69
(α=0,05). Apabila p- value yang diperoleh kecil dari 0,05 maka terdapat
c. Analisis Multivariat
boleh atau tidaknya, baik atau buruknya suatu aspek-aspek tertentu dalam proses
kegiatan penelitian. Hal ini sangat penting untuk mencari kebenaran dari sebuah
masalah yang muncul. Sehingga menghasilkan kebenaran empiris dan logis. Etika
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiyanti, Y., Lusiana, N., & Megasari, K. (2015). Bahan Ajar AIDS pada
Asuhan Kebidanan. Deepublish.
Bernays, S., Jarrett, P., Kranzer, K., & Ferrand, R. A. (2014). Children growing
up with HIV infection: The responsibility of success. The Lancet, 383(9925),
1355–1357. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)62328-4
Chamarelza, S. (2019). Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1. Jurnal
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1, 29–30.
Chin, J. (2006). Manual Pemberantasan Penyakit Menular (17th ed.). CV.
INFOMEDIKA.
Demartoto, A. (2017). The Representation of Prevention-of-Mother-to-Child
Transmission Service System in Surakarta Indonesia. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 13(2), 191–200. https://doi.org/10.15294/kemas.v13i2.9567
Dinas Kesehatan sumatera barat. (2021). 2.704 Warga Sumbar Terinfeksi
HIV/Aids. https://www.merdeka.com/peristiwa/2704-warga-sumbar-
terinfeksi-hivaids.html
Dinkes Bukittinggi. (2022). PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2021.
Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. (2010). Laporan
Bulanan Tes HIV Dan Konseling Atas Inisiasi Petugas Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1–28.
Ernawati, E., Suryoputro, A., & Mustofa, S. B. (2016). Niat Ibu Hamil untuk Tes
HIV di UPT (Unit Pelayanan Terpadu) Puskesmas Alun-Alun Kabupaten
Gresik. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 11(1), 38.
https://doi.org/10.14710/jpki.11.1.38-50
Ertiana, D., & Masrurin. (2020). Dukungan Petugas Terhadap Perilaku Konseling
Dan Tes HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) Ibu Hamil. 9(2), 120–129.
Govindasamy, D., Ferrand, R. A., Wilmore, S. M. S., Ford, N., Ahmed, S., Afnan-
Holmes, H., & Kranzer, K. (2015). Uptake and yield of HIV testing and
counselling among children and adolescents in sub-Saharan Africa: A
systematic review. Journal of the International AIDS Society, 18(1), 1–9.
https://doi.org/10.7448/IAS.18.1.20182
Hardisman. (2020). Analisis Data Penelitian Kualitatif (Revisi Cet). RajaGrafindo
Persada.
Hardisman. (2021). Tanya Jawab METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN
(Cetakan Pe). Gosyen Publishing.
Hastono, S. P. (2018). Analisis Data pada Bidang Kesehatan (13th ed.). Rajawali
71
Pers.
Hennyati, S., . R., & Trianita, N. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pemeriksaan VCT Pada Ibu Hamil di Puskesmas Puter. Jurnal Sehat
Masada, 13(1), 74–85. https://doi.org/10.38037/jsm.v13i1.81
Irmawati, G.P, C. V., & Rasyid, Z. (2020). Determinant of Utilization of
Voluntary Counselling and Testing (VCT) Service in Pregnant Women in
Work Area of Langsat Health Center Pekanbaru City in 2020.
Jurnal.Htp.Ac.Id, 6(3), 335–341. http://jurnal.htp.ac.id
Ishikawa, N., Dalal, S., Johnson, C., Hogan, D. R., Shimbo, T., Shaffer, N.,
Pendse, R. N., Lo, Y.-R., Ghidinelli, M. N., & Baggaley, R. (2016). Should
HIV testing for all pregnant women continue? Cost- effectiveness of
universal antenatal testing compared to focused approaches across high to
very low HIV prevalence settings. Journal of the International AIDS Society,
19 (1) (no(21212). https://doi.org/doi:10.7448/IAS.19.1.21212
Isni, K. (2016). Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, Dan Perilaku
Ibu Hiv Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Ke Bayi. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 11(2), 195. https://doi.org/10.15294/kemas.v11i2.4014
Isni, K., Shaluhiyah, Z., & Cahyo, K. (2017). Pengetahuan Ibu HIV
Mempengaruhi Perilaku Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Bayi
di Provinsi Jawa Tengah.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1404915&val=1285&title=Pengetahuan Ibu HIV Mempengaruhi
Perilaku Pencegahan Penularan HIVAIDS dari Ibu ke Bayi di Provinsi Jawa
Tengah
Kemenkes RI. (2013). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013. 1–31.
Kemenkes RI. (2014). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN
PELAKSANAAN KONSELING DAN TES HIV. 139.
Kemenkes RI. (2015). Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan
HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak. https://www.ptonline.com/articles/how-to-
get-better-mfi-results
Kemenkes RI. (2017). Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama.
Kemenkes RI. (2020a). Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir di Era Adaptasi Baru.
Kemenkes RI. (2020b). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Ketiga.
Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia.
Kemenkes RI. (2022). Distribusi ODHIV yang di tes per Provinsi dapat dilihat
pada grafik berikut ini.
https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/Laporan_TW_1_2022.pdf
72
Kementrian Kesehatan RI. (2022). Gizi Seimbang Ibu Hamil. Dirjen Yankes.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/405/gizi-seimbang-ibu-
hamil#:~:text=Ibu hamil adalah seorang wanita,pertama haid terakhir
(HPHT).
Kumalasari, M. L. F., & Oktavianus. (2014). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang HIV/AIDS Dengn Motivasi Mengikuti PMTCT (Prevention-
Mother-To-Child-Transmission) Di RSUD Dr: Moewardi Surakarta. Jurnal
KesMaDaSka, 23–26. https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK
Ewjk_a23qsbJAhUDGY4KHRTxDnQQFggaMAA&url=http://
jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/download/
80/123&usg=AFQjCNFTKkolz-FyS52LsM_GO56zbsgaJg
Legiati, T., Shaluhiyah, Z., & Suryoputro, A. (2012). Perilaku Ibu Hamil Untuk
Tes HIV di Kelurahan Bandarharjo dan. Perilaku Ibu Hamil Untuk Tes HIV
Di Kelurahan Bandarharjo Dan Tanjung Mas Kota Semarang, 7(1), 11.
Mandal, B. K., Wilkins, E. G. L., & Dunbar, E. M. (2008). Lecture Notes:
Penyakit Infeksi (A. Safitri (ed.); Edisi keen). Penerbit Erlangga.
Manuaba, I. A. C. (2013). Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan, dan KB : untuk
pendidikan bidan (2nd ed.).
Nurjanah, N. A. L., & Wahyono, T. Y. M. (2019). Tantangan Pelaksanaan
Program Prevention Of Mother To Child Transmission (PMTCT):
Systematic Review. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(1), 55.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.41998
Priyoto. (2014). Teori sikap dan perilaku dalam kesehatan : dilengkapi contoh
kuesioner. Nuha Medika.
Purwohedi, U. (2022). Metode Penelitian Prinsip dan Praktik (Tim RAS (ed.); II).
Raih Asa Sukses.
Putri, S. A., Aryawati, W., & Sari, N. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Tes Hiv Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang Kota
Bandar Lampung Tahun …. Indonesian Journal of Health and …, 1(4), 570–
583. http://rcipublisher.org/ijohm/index.php/ijohm/article/view/93
Riduwan. (2018). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian (Cetakan ke).
ALFABETA.
Sallis, J.F, Owen, N, & Fisher, E. . (2008). Ecological Models Of Health
Behaviour. In: Glanz K, Rimer BK, Viswanath K, eds. Health Behaviour And
Health Education: Thoery, Research, And Practice, 4th edn.
Sinambela, L. P., & Sinambela, S. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif
teoretik dan Praktik (Monalisa (ed.); Ed. 1). Rajagrafindo Persada.
Siregar, K. N., Shaluhiyah, Z., Suryoputro, A., & Satyabakti, P. (2016). Buku Ajar
HIV DAN AIDS.
Sofian, A., & Wajdi, F. (2012). Perlindungan Anak di Indonesia Dilema dan
73
78
Lampiran 1
Peneliti
Septi Sholehawati
79
Lampiran 2
80
Lapiran 3
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL
PADA LAYANAN ANTENATAL DIWILAYAH KERJA
KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2023
Petunjuk:
1. Kuesioner terdiri dari karakteristik responden, pengetahuan responden,
persepsi responden terhadap program PMTCT.
2. Semua jawaban responden akan dijaga kerahasiaannya.
3. Semua pernyataan atau pertanyaan diisi secara jujur dan lengkap.
4. Berilah tanggapan anda dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai
5. Bila ada pernyataan dan pertanyaan yang kurang dimengerti, mintalah bantuan
penjelasan dari peneliti atau pendamping peneliti.
6. Atas partisipasi responden kami mengucapkan terima kasih.
Tanggal :
Nomor Responden :
Nama (Inisial) :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Pemeriksaan HIV : Sudah Melakukan Belum Melakukan
I. PENGETAHUAN
No Pertanyaan
1
Apa yang dimaksud dengan HIV?
(Probing: Apakah HIV merupakan jenis virus? Apakah HIV
menyebabkan suatu penyakit?)
2
Apa yang dimaksud dengan AIDS?
(Probing: Apakah penyakit AIDS menunjukkan gejalan?Apa gejala
yang muncul jika seseorang menderita AIDS?)
3
Bagaimanakah cara yang paling tepat untuk mengetahui seseorang
telah tertular HIV?
(Probing: Apakah melalui pemeriksaan labor? Apakah dengan melihat
gejala yang muncul?)
4 Bagaimana penanganan HIV AIDS?
(Apakah HIV AIDS dapat disembuhkan? Apa tujuan pemberian
pengobatan pada orang dengan HIV AIDS?)
5 Bagaimana jika ibu hamil mengidap HIV AIDS?
(Probing: Apakah ibu akan menularkan HIV nya kepada anaknya?)
6 Bagaimana penularan HIV dari ibu ke anaknya?
81
No Pertanyaan
(Probing: Apakah melalui ASI, Air ketuban, darah, air ludah atau
keringat?
7 Bagaimana cara yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya
penularan HIV dari ibu ke bayi?
(Probing: Apakah dengan minum obat?Apakah dengan tidak menyusui
bayi?)
8 Bagaimana dampak pada bayi jika terinfeksi HIV?
(Probing: Penyakit apa yang aka diderita oleh bayi yang terinfeksi
HIV?)
9 Bagaimana menurut ibu tentang tes HIV pada ibu hamil?
(Probing: Apakah itu perlu dilakukan?)
10 Kapan sebaiknya tes HIV pada ibu hamil dilakukan?
(Probing: Pada trimester berapa?)
82
Lampiran 4
II. PERSEPSI
Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( √ ) pada kolom yang
sesuai dengan jawaban responden
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu
TS : Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
83
NO Pernyataan SS S R TS STS
saya.
2 Saya merasa tidak perlu mengetahui
informasi HIV AIDS karena saya tidak
beresiko terinfeksi HIV.
3 Memeriksakan test HIV mempunyai
manfaat bagi kesehatan ibu.
4 Melakukan test HIV mempunyai manfaat
bagi kesehatan anak.
5 Dapat dipastikan tanpa test HIV ibu tidak
akan mengetahui terinfeksi HIV atau tidak.
D. Persepsi Ancaman
NO Pernyataan SS S R TS STS
1 Saya akan tertular HIV jika melakukan
seks bebas
2 Saya yakin tidak akan tertular jika
melakukan seks bebas
3 Saya akan tertular HIV jika menggunakan
jarum suntik bergantian
4 Saya tidak akan tertular HIV jika
menggunakan jarum suntik bergantian
5 Saya yakin tidak tertular HIV jika
melakukan tes kesehatan secara rutin
E. Persepsi Hambatan
NO Pertanyaan SS S R TS STS
1 Untuk melakukan pemeriksaan HIV saya
harus meminta izin kepada suami
2 Untuk melakukan pemeriksaan HIV saya
harus menunggu antrian yang lama
3 Untuk melakukan pemeriksaan HIV saya
merasa malu saat ditanya hal-hal yang
bersifat pribadi didepan banyak orang
4 Proses pengobatan HIV membutuhkan
jangka waktu yang lama
5 Kesulitan transportasi membuat saya malas
melakukan pemeriksaan HIV di pelayanan
Kesehatan
84
F. Isyarat Untuk Bertindak
Dari mana anda mendapatkan informasi mengenai tes HIV pada ibu hamil
(PMTCT)?
a. Platform Sosial Media (Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp)
b. Internet (Google, Yahoo, dll)
c. Tv
d. Radio
e. Surat Kabar / Koran
f. Brosur Tentang Kesehatan
g. Tetangga
h. Puskesmas/ Tenaga Kesehatan
i. Kader
NO Pertanyaan SS S R TS STS
1 Sumber informasi mengenai HIV/AIDS
yang saya pilih sangat berguna dalam
mendapatkan informasi
2 Orang terdekat saya ada yang terinfeksi
HIV, sehingga saya terdorong untuk
melakukan pencegahan melakukan
pemeriksaan HIV
3 Keluarga saya mendorong saya untuk
mengikuti pemeriksaan HIV/ AIDS
4 Ibu Bidan mendorong saya untuk
mengikuti pemeriksaan HIV/ AIDS
5 Petugas puskesmas mendorong saya untuk
mengikuti pemeriksaan HIV/ AIDS
85
III. KUESIONER DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah petugas kesehatan pernah memberikan
informasi tentang HIV kepada Ibu saat
melakukan pemeriksaan kehamilan?
2 Apakah petugas kesehatan pernah memberikan
informasi tentang cara penularan HIV?
86
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
PERSEPSI IBU HAMIL DAN PETUGAS KESEHATAN MENGENAI
PELAKSANAAN TES HIV (PMTCT) PADA LAYANAN
ANTENATAL
No Pertanyaan Penelitian Indikator Informan
1 Pengetahuan
Bagaimana pendapat ibu Tempat, cara Ibu Hamil
tentang kegiatan sosialisasi HIV penyampaian
yang pernah ibu dapatkan? petugas, kejelasan
informasi
Persepsi Kerentanan
1 Bagaimana persepsi ibu Pendapat, Ibu Hamil
mengenai kerentanan seorang Pengalaman
ibu hamil terhadap infeksi HIV
2 Bagaimana persepsi ibu Pendapat, Ibu Hamil
mengenai keparahan seorang Pengalaman
ibu hamil jika terinfeksi HIV
3 Bagaimana persepsi ibu Pendapat, Ibu Hamil
mengenai manfaat jika seorang Pengalaman
ibu hamil melakukan tes HIV
4 Bagaimana persepsi ibu Pendapat, Ibu Hamil
mengenai hambatan seorang ibu Pengalaman
hamil untuk melakukan tes HIV
5 Bagaimana persepsi ibu Pendapat, Ibu Hamil
mengenai perilaku yang Pengalaman
mengancam ibu terinfeksi HIV
6 Bagaimana persepsi mengenai Pendapat, Ibu Hamil
isyarat untuk bertindak Pengalaman
melakukan tes HIV
7 Bagaimana Dukungan tenaga Pendapat, Ibu Hamil
kesehatan Pengalaman
87
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
A. Pengetahuan
1. Bagaimana menurut ibu tentang kegiatan sosialisasi HIV yang pernah
ibu dapatkan?
(Probing: Apakah tempatnya nyaman? Apakah petugas menyampaikan
materi dengan jelas dan dapat ibu fahami?berapa kali ibu mendapatkan
informasi tentang HIV selama hamil?)
2. Bagaimana menurut ibu tentang media yang digunakan dalam kegiatan
sosialisasi HIV?
(Probing: Media apa saja yang digunakan? Apakah ibu pernah
mendapatkan media cetak yang berisi informasi tentang pentingnya tes
HIV pada ibu hamil? Apakah ibu merasa tertarik untuk mendengarkan
materi tentang HIV?Apakah ibu mengikuti acara hingga selesai?)
3. Bagaimana sikap petugas saat memberikan penyuluhan tentang
HIV/AIDS?
(Probing: Apakah sikap petugas ramah dan menjaga privasi? Apakah
ibu diberikan kesempatan untuk bertanya?)
B. Persepsi Kerentanan
1. Bagaimana menurut tanggapan ibu tentang kerentanan seorang ibu
hamil terhadap infeksi HIV?
(Mengapa ibu hamil rentan?siapa yang berpotensi menularkan HIV)
2. Bagaimana menurut pendapat ibu tentang kerentanan bayi terhadap
infeksi HIV?
(Mengapa bayi rentan tertular HIV? Siapa yang berpotensi menularkan
HIV kepada bayi?)
C. Persepsi Keparahan
1. Bagaimana menurut tanggapan ibu jika seorang ibu hamil terinfeksi
HIV?
(Apakah ibu dan keluarga dapat menerima? Apakah ibu mau menerima
pengobatan?)
2. Bagaimana menurut tanggapan ibu dampak yang dirasakan oleh ibu jika
terinfeksi HIV?(Apakah ibu merasakan gejala penyakit? Apakah ibu
88
dapat menularkan HIV kepada bayi yang dikandung?)
3. Apa yang ibu khawatirkan jika hasil tes menyatakan ibu positif HIV)
(Apakah ibu takut dikucilkan? Apakah ibu takut mendapatkan
deskriminasi dari masyarakat? Apakah ibu takut ditinggalkan
pasangan?)
D. Persepsi Manfaat
1. Bagaimana menurut pendapat ibu, keuntungan bagi ibu jika ibu
melakukan HIV?
2. Bagaimana menurut ibu, keuntungan bagi bayi jika ibu melakukan tes
HIV?
E. Persepsi Hambatan
1. Bagaimana cara ibu mendapatkan pelayanan tes HIV?(Apakah ibu
mengalami kesulitan untuk mendatangi tempat pemeriksaan HIV?)
2. Bagaimana sikap keluarga ibu terhadap kegiatan pemeriksaan HIV?
( Apakah ibu harus meminta izin suami?Apakah keluarga
mendukung/tidak?mengapa?)
3. Apakah ibu mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan kunjungan
ke puskesmas agar dapat tes HIV?
4. Bagaimana sikap petugas saat menyarankan ibu untuk tes HIV?
(Probing: apakah petugas menyarankan secara langsung untuk
melakukan tes HIV?apakah ibu merasa dipaksa?bagaimana tanggapan
ibu?)
5. Bagaiman sikap petugas saat menanyakan kepada ibu tentang kendala
yang ibu hadapi? (Probing: apa saja kendala yang ibu hadapi?apakah
petugas membantu menemukan jalan keluar atas kendala yang ibu
hadapi?apakah ibu merasa harus minta izin suami terlebih dahulu?)
F. Persepsi Ancaman
1. Bagimana pendapat ibu tentang perilaku yang berisiko terancam positif
HIV?(Apakah hanya orang dengan perilaku menyimpang saja yang
terancam positif HIV?)
89
G. Persepsi Isyarat Bertindak
1. Apakah ada hal mendorong ibu untuk melakukan tes HIV?
HIV/AIDS?
kegiatan lain?)
ibu?)
DUMMY TABEL
90
ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL
TERHADAP PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD
TRANSMISSION (PMTCT) PADA LAYANAN ANTENATAL DI
WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2023
A. Analisis Univariat
1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang PMTCT pada pelayanan
antenatal di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi tahun 2023
Tingkat Pengetahuan f %
Rendah
Tinggi
Persepsi Keparahan f %
Negative
Positive
Persepsi Manfaat f %
Negative
Positive
Persepsi Hambatan f %
Negative
Positive
Persepsi Ancaman f %
Negative
Positive
Isyarat untuk f %
bertindak
Negative
Positive
91
Perilaku PMTCT f %
Tes HIV
Tidak Tes HIV
B. Analisis Bivariat
1. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku PMTCT pada ibu hamil.
Tingkat Perilaku PMTCT
Total PR P-
Pengetahua Kurang Baik Baik
95% CI Value
n f % f % f %
Rendah
Tinggi
Total
Perilaku PMTCT
Persepsi Total PR P-
Kurang Baik Baik
Keparahan 95% CI Value
f % f % f %
Negatif
Positif
Total
Perilaku PMTCT
Persepsi Total PR P-
Kurang Baik Baik
Manfaat 95% CI Value
f % f % f %
Negatif
Positif
Total
Perilaku PMTCT
Persepsi Total PR P-
Kurang Baik Baik
Hambatan 95% CI Value
f % f % f %
Negatif
Positif
Total
92
Kurang Baik Baik
Ancaman 95% CI Value
f % f % f %
Negatif
Positif
Total
C. Analisis Multivariat
Mengetahui variable yang paling berhubungan dalam perilaku PMTCT pada ibu
hamil.
Faktor yang berhubungan Perilaku Ibu p 95% CI
Hamil dalam program PMTCT value Lower Upper
Pengetahuan
Persepsi Kerentanan
Persepsi Keparahan
Persepsi Manfaat
Persepsi Hambatan
Persepsi Ancaman
Isyarat untuk bertindak
Dukungan tenaga kesehatan
93
94