Oleh:
Ni Nyoman Intan Widya Sari
NIM. 1702561067
Menyetujui,
Denpasar, 06 April 2021
Mengetahui Pembimbing
Koordinator PSSKM FK Unud
dr. I Md. Ady Wirawan, S.Ked., MPH, Ph.D Putu Ayu Indrayathi, SE,MPH
NIP. 197712282005011001 NIP. 197703312005012001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas Rawat Inap Di Kota Denpasar” dengan lancar
dan tepat waktu. Proposal ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
bantuan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini, antara lain:
skripsi ini.
3. Putu Ayu Indrayathi, SE., MPH. selaku pembimbing skripsi yang telah
iii
4. Puskesmas IV Denpasar Selatan dan Puskesmas I Denpasar Timur
5. Ibu Made Purniti, S.E dan Ibu A.A.Pt. Agung Sriwulan yang telah
administrasi.
6. Kedua orangtua saya Bapak Ir. I Made Sadguna, Ibu Ni Luh Darsini
serta kakak saya Ns. Ni Made Ayu Puspita Sari, S.Kep., dan I Gede
proposal ini.
pembuatan skripsi.
Penulis berharap proposal ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi
pembaca. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Sebagai akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR SINGKATAN x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12
Pelayanan Kesehatan...........................................................................................27
2.3 Puskesmas....................................................................................................40
vi
2.5 Kerangka Teori............................................................................................47
4.3.1 Populasi.................................................................................................60
4.3.2 Sampel..................................................................................................60
vii
4.7 Variabel Penelitian.......................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA 76
LAMPIRAN 79
LEMBAR KUESIONER 86
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN.............................................................86
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien merupakan salah satu hak yang dimiliki oleh setiap
pasien dan juga merupakan salah satu komponen yang dinilai penting dalam
Keselamatan Pasien juga dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dari institusi
pelayanan kesehatan dalam membuat asuhan pasien menjadi lebih aman, dan dapat
tindakan medis atau tidak mengambil tindakan medis yang seharusnya diberikan
pada saat pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien (Brahmana, Wahyudi dan
Hilfi, 2018).
pasien masih kurang optimal, baik insiden yang terjadi secara global maupun secara
nasional. Insiden keselamatan pasien adalah kejadian yang tidak disengaja dan pada
cedera pada pasien. Insiden keselamatan pasien terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC)
1
2
sakit dan 1,5% dari Hospitalized Medicare Beneficier yang mengalami kejadian
sampai dengan kematian. Medical error yang terjadi dalam sistem kesehatan lainnya
pasien mengalami Adverse Event selama dirawat di rumah sakit, diantaranya 70%
44.000 hingga 98.000 pasien yang meninggal akibat adanya tindakan medis selama
pada beberapa rumah sakit di dunia yang telah terakreditasi JCI yang telah dilakukan
pasien yang terdiri dari Hongkong sejumlah 31%, Australia sejumlah 25%, India
sejumlah 23%, Amerika sejumlah 12% dan Kanada sejumlah 10%. Sementara di
Brazil kejadian Adverse Event di rumah sakit diperkirakan 7,6%. Diperkirakan ada
421 juta kasus rawat inap di dunia setiap tahunnya dan sekitar 42,7 juta peristiwa
buruk terjadi pada pasien selama rawat inap, Cedera pasien adalah penyebab utama
dari kesakitan dan kematian urutan ke-14 di seluruh dunia (Brahmana, 2016).
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) didapatkan bahwa terdapat 877
3
(43,67%) Kejadian Nyaris Cedera (KNC) pada pasien rawat inap, diantaranya yaitu
salah pemberian obat (29,2%), pasien jatuh (23,4%), batal operasi (14,3%), dan
pasien menemukan adanya pelaporan kasus KTD (14,41%) dan KNC (18,53%) yang
disebabkan karena proses atau prosedur klinik (9,26 %), medikasi (9,26%), dan
pasien jatuh (5,15%) (Rosyada, 2014). Insiden keselamatan pasien di Provinsi Bali
sebesar 1,4% dari 145 insiden yang terjadi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui
pasien pada puskesmas seluruh kabupaten di Provinsi Bali pada tahun 2018 yaitu
Kabupaten Bangli sebanyak 348 insiden, Negara sebanyak 60 insiden dan Gianyar
memiliki kesamaan dengan rumah sakit, akan tetapi untuk puskesmas prosedur
rumah sakit. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada lokasi penelitian,
berdasarkan laporan yang ada tercatat terdapat beberapa insiden keselamatan pasien
tanggal 12 Desember 2018 dengan penyebab buku rekam medik yang tertukar, yang
dengan buku rekam medis ibu pasien, kemudian insiden KNC yang terjadi kembali
pada tanggal 13 Maret 2019 dengan penyebab insiden yaitu rujukan eksternal pasien
BPJS salah nama pasien, dengan kronologis insiden yaitu petugas puskesmas
KNC yang terjadi lainnya terjadi pada tanggal 18 Maret 2019, penyebab insiden
tersebut terjadi adalah kesalahan penulisan nama pasien pada form laboratorium,
dengan kronologis insiden yaitu kesalahan penulisan nama pada pasien dengan
Denpasar Timur tercatat pernah mengalami insiden keselamatan pasien pada tahun
2016-2018. Pada bulan Januari-Maret 2016, tercatat telah terjadi Kejadian Tidak
salah pemberian obat karena nama tertukar dengan pasien lainnya tetapi tidak
berakibat cedera, dan 1 diantaranya mengalami insiden salah pemberian dosis, tetapi
segera ditangani dan tidak mengakibatkan cedera. Insiden keselamatan pasien yang
terjadi pada bulan April-Juni 2016, tercatat terdapat Kejadian Potensial Cedera
obat kadaluarsa, sarana dan prasarana rusak. Pada bulan Juli-September 2021
Puskesmas I Denpasar Timur adalah terdapatnya pasien yang duduk di kursi yang
rusak dan tidak layak untuk digunakan nampun pasien tidak terjatuh dan kondisi
pasien dalam keadaan baik-baik saja, penyebab dari terjadinya KPC di Puskesmas I
2021 telah terjadi Kejadian Potensial Cedera (KPC) yang berjumlah 1 insiden,
penyebabnya adalah sarana dan prasarana yang rusak. Insiden keselamatan pasien
lainnya yang tercatat di Puskesmas I Denpasar Timur diantaranya adalah pada bulan
penyebabnya adalah kesalahan identitas pasien yang kemudian ditinjau ulang oleh
sejak tahun 2001, dan kemudian tertulis dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien. Tidak hanya pelayanan kesehatan di
era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena menganut sistem managed care yang
puskesmas tidak sedinamis yang terdapat di rumah sakit, padahal jumlah rumah sakit
Indonesia. Dilihat dari jumlah rumah sakit di Indonesia pada tahun 2015 berjumlah
2.490 dan pada tahun 2016 berjumlah 2.623. Hal tersebut tidak sebanding dengan
jumlah puskesmas yang ada di Indonesia yang melebihi jumlah rumah sakit yaitu
pada tahun 2015 sebanyak 9.754 dan pada tahun 2016 sebanyak 9.767 (Islami, Arso
and Lestantyo, 2018). Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2018),
jumlah rumah sakit yang ada di Provinsi Bali yaitu sebanyak 65 rumah sakit
termasuk rumah sakit khusus dan rumah sakit bersalin dan jumlah puskesmas
implementasi yang jelas, namun pada beberapa peraturan aspek keselamatan pasien
masuk kedalam salah satu Standar Akreditasi Puskesmas sebagai bagian dari Standar
Mandiri dan Klinik. Selain itu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
Puskesmas. Namun sampai saat ini, belum terdapatnya panduan yang jelas mengenai
Keselamatan pasien yang ada harus diperhatikan mulai dari pasien masuk
atau mendaftar di loket, proses pelayanan hingga pasien keluar dari puskesmas
dengan keadaan sehat. Budaya keselamatan pasien merupakan suatu produk dari
individu atau kelompok yang merupakan nsilai dari sikap persepsi dan perilaku yang
dikembangkan di suatu unit pelayanan kesehatan dimana petugas dapat dengan bebas
berbicara dan melapor mengenai keselamatan pasien tanpa merasa takut disalahkan
atau dihukum.
penularan penyakit tersebut semakin tinggi dan resiko penyebaran kasus yang terjadi
7
beserta sasaran dari keselamatan pasien dalam membuat asuhan pasien menjadi lebih
positif sebanyak 20.552 kasus dengan 1.966 kasus dalam perawatan, 17.975 kasus
sembuh, dan 581 kasus meninggal. Kota Denpasar menjadi wilayah dengan kasus
terkonfirmasi positif tertinggi di Bali yaitu mencapai 5.617 kasus dengan 524 kasus
dalam perawatan, 4973 kasus sembuh, dan 120 kasus meninggal (BPBD Provinsi
Bali, 2021).
pembantu serta 11 unit puskesmas keliling. Dari 11 puskesmas yang ada di Kota
Selatan dengan 10 tempat tidur. Jumah kunjungan rawat jalan selama tahun 2019 di
seluruh puskesmas Kota Denpasar sebanyak 329.942 orang yang terdiri dari 152.284
laki- laki dan 177.640 perempuan. Persentase kunjungan puskesmas ditahun 2019
(34,84% dari jumlah penduduk) sudah lebih tinggi dari target yang ditetapkan (15%
Tahun 2015-2019
dengan Ketua Tim Keselamatan Pasien (KP) dan pada Puskesmas I Denpasar Timur
melakukan wawancara dengan salah satu bidan di unit rawat inap, dapat diketahui
bahwa dari Puskesmas IV Denpasar Selatan telah dibentuk tim keselamatan pasien
10 orang dengan dikoordinir oleh 1 ketua, tugas dari tim kp biasanya setiap bulannya
poli, sedangkan untuk Puskesmas I Denpasar Timur belum dibentuk tim keselamatan
hanya dikumpulkan di unit rawat inap saja. dan berdasarkan hasil wawancara pada
kedua puskesmas tersebut dapat diketahui bahwa dari Dinas Kesehatan Kota
dikarenakan hal tersebut termasuk standar dalam akreditasi, akan tetapi pelatihan
tersebut dilakukan di seluruh puskesmas yang berada di Kota Denpasar Pada Tahun
informasi yang dilakukan tidak merata dan tidak tersampaikan dengan baik.
pasien, salah satunya yaitu faktor manusia yang mencakup pengetahuan manusia itu
dengan akreditasi utama, sehingga nantinya hasil tersebut dapat dibandingkan apakah
pertama yang harus memberikan pelayanan yang optimal dan bermutu. Keselamatan
pegawai puskesmas akan pentingnya keselamatan pasien. Salah satu faktor yang
TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan kesehatan dalam membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko yang mungkin terjadi pada pasien,
hasil pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden yang telah
terjadi dan umpan baliknya, serta implementasi dari alternative solusi untuk
oleh kesalahan akibat dari melakukan tindakan medis atau tidak melakukan tindakan
medis yang seharusnya diambil pada saat pemberian pelayanan kepada pasien
pasien serta merupakan sebuah langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan yang
akreditasi, yang salah satunya adalah sasaran keselamatan pasien karena merupakan
sebuah prioritas dalam layanan kesehatan di seluruh dunia. Selain itu keselamatan
dari hasil tindakan yang buruk atau kecelakaan yang berasal dari proses perawatan
(Ulumiyah, 2018).
kesehatan yang baik. Keselamatan pasien juga merupakan salah satu indikator dalam
12
13
menilai akreditas institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu keselamatan pasien
disengaja dan pada dasarnya dapat dicegah atau dengan kata lain seharusnya dapat di
keselamatan pasien ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
seluruh aspek pelayanan yang telah disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
Cedera yang ditimbulkan oleh kesalahan akibat melaksanakan tindakan medis atau
tersebut pada dasarnya sesuai dengan definisi keselamatan pasien yang tertera di
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011,
kesehatan
14
1. Hak Pasien
Standar hak pasien memiliki definisi sebagai hak pasien dan keluarga
pelayanan
pelayanan medis
15
meliputi :
keluarga
pelayanan kesehatan
meliputi :
data dan informasi hasil dari tindakan evaluasi dan analisis untuk
dalam :
pasien
pasien
a. Terdapat tim yang terdiri dari antar disiplin atau antar kompetensi
19
kesehatan
pasien
implementasinya
masing-masing
pelaporan insiden
kepada pasien
secara tepat waktu dan akurat. Kriteria dari standar komunikasi yang
efektif yaitu:
yang mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari World Health
Organitation (WHO) Patient Safety tahun 2007. Adapun sembilan solusi yang
diberikan adalah :
dan tujuan yaitu kesalahan karena keliru pasien sebenarnya dapat saja
waktu, akurat, lengkap, jelas dan mudah dipahami oleh orang lain dan
maksud dan tujuan salah lokasi, salah prosedur, salah pasien, kesalahan
faktor lain dari kesalahan ini biasanya dikarenakan kurang atau tidak
ini maupun infeksi lain adalah kebiasaan untuk cuci tangan (hand
dengan maksud dan tujuan jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang
Kesehatan
dalam meningkatkan keselamatan pasien adalah motivasi yang berasal dari faktor
internal fasilitas pelayanan kesehatan. Motivasi dapat terbentuk oleh etika profesi,
harapan, norma atau budaya organisasi yang dianut dalam institusi pelayanan
kesehatan. Meskipun faktor internal merupakan faktor yang utama, faktor eksternal
dalam institusi pelayanan kesehatan juga tidak kalah pentingnya. Faktor eksternal
kepemimpinan secara profesional yang kuat dan terlihat, inisiatif yang bersifat
legislatif dan regulasi, dan actions of purchasers and consumers to demand safety
1. Provide Leadership
pelayanan kesehatan
keselamatan pasien
29
keselamatan pasien.
keselamatan pasien
b. Menyiapkan recovery
kondisi yang dapat memberikan dampak terhadap pasien atau berpotensi untuk
mengakibatkan Cedera yang pada dasarnya dapat dicegah pada pasien, insiden
keselamatan pasien terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
penyakit dasar atau kondisi dari pasien. Cedera dapat juga diakibatkan
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) atau Near Miss adalah insiden yang
2016):
1. Informed Culture
2. Reporting Culture
miss yang mungkin akan terjadi. Pada budaya ini organisasi dapat
akan semakin meningkat dan itu berarti organisasi akan lebih banyak
3. Just Culture
dan informasi serta sensitif terhadap pola perilaku yang dapat diterima
4. Learning Culture
Pengetahuan adalah hal yang diketahui oleh orang atau responden terkait
dengan sehat dan sakit atau kesehatan, seperti tentang penyakit (penyebab, cara
pengetahuan merupakan hasil “tahu” dari manusia terhadap sesuatu, atau segala
berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula melalui
objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Delphi Group ditemukan bahwa sebanyak 45% aset
kerja merupakan bagian dari faktor individu yang berhubungan dengan kinerja
untuk belajar. Kemampuan belajar dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, latar
belakang sosial dan budaya, tingkat pendidikan, pengalaman hidup dan gaya belajar
(Zagzebski, 2017).
Pengetahuan untuk mendukung Learning Culture yang ada dalam suatu organisasi
merupakan kesalahan yang terjadi ketika seseorang melakukan aksi atau tindakan.
2016).
1. Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu
2. Memahami (Comprehention)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (Analysis)
dalam suatu struktur organisasi yang masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan ini dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat
sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
1. Pendidikan
2. Umur
Umur adalah informasi tentang tanggal, bulan dan tahun dari waktu
4. Lingkungan
individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
kurang baik maka pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik.
38
5. Pengalaman
dilakukannya penelitian.
39
menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
II.3 Puskesmas
puskesmas wajib memastikan bahwa tenaga kesehatan yang ada bekerja sesuai
dukungan dalam penerapan budaya yang tidak takut akan hukuman saat melakukan
kerja puskesmas, dapat diketahui bahwa terdapat tiga kategori puskesmas, yaitu
menjadi :
41
akreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali. Akreditasi juga merupakan salah
pertama yang bermanfaat dalam bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
42
penerapan dalam manajemen risiko, dan tidak hanya berupa sekedar penilaian untuk
mendapatkan sertifikat
(Widyastuti, 2019):
pelayanan kesehatan
setiap bab tersebut akan diuraikan dalam standar penilaian, yang kemudian dalam
tersebut akan diuraikan elemen penilaian untuk dapat menilai pencapaian dari
elemen tersebut.
43
diantaranya yaitu :
diantaranya yaitu :
kriteria, dan 776 elemen penilaian yang dipergunakan sebagai pedoman untuk
I Penyelenggaraan 3 13 59
Pelayanan Puskesmas
Manajemen
Puskesmas
Puskesmas
IV Upaya Kesehatan 3 10 53
Masyarakat yang
Berorientasi Sasaran
Manajemen Upaya
Kesehatan Masyarakat
45
VI Sasaran Kinerja 1 6 29
Upaya Kesehatan
Masyarakat
yang Berorientasi
Pasien
Penunjang Layanan
Klinis
IX Peningkatan Mutu 4 12 58
Klinis dan
Keselamatan Pasien
diperoleh dari pelaksanaan survei atau penilaian akreditasi yang dilakukan oleh
bukti-bukti yang terdapat di setiap elemen penilaian. Setiap pembuktian pada elemen
1. Nilai 0 : Apabila belum terdapat sama sekali atau baru sebagian kecil
(> 20-79%)
IV, V, VII < 60% , dan Bab III, VI, VIII, IX < 20%
80%.
Hasil dari penilaian akreditasi yang dilakukan oleh tim surveyor akreditasi
pasien jatuh. Kinerja pelayanan dipengaruhi oleh faktor individu, faktor psikologis,
pemahaman dari diri sendiri dalam melakukan sesuatu agar sesuai dengan apa yang
diinginkan karena seorang individu dapat bekerja sesuai dengan apa yang di ketahui,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor
pasien.
48
Tingkat Pengetahuan
yang diukur atau diamati melalui penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2010b).
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini
mengadopsi dari Budiman & Riyanto (2013) yang dapat digambarkan secara
diwaspadai
perawatan kesehatan
54
55
rumusan masalah.
Variabel Tergantung
1. Tingkat Penilaian tingkat pengetahuan Kuesioner Pengisian 1. Pengetahuan kurang
Pengetahuan responden yang ada di kuesioner Terdiri dari empat baik Ordinal
Puskesmas IV Denpasar oleh puluh item (jawaban benar
Selatan dan Puskesmas I responden pernyataan untuk <70%)
Denpasar Timur mengenai mengukur tingkat 2. Pengetahuan baik
program keselamatan pasien pengetahuan tenaga (jawaban benar
atau patient safety terkait kesehatan, dan dua ≥70%)
definisi/pengertian dan sasaran puluh item
keselamatan pasien kemudian pertanyaan untuk
hasil di interpretasikan mengukur tingkat
menjadi pengetahuan baik dan pengetahuan pasien
kurang. yang terdiri dari
benar, salah dan
tidak tahu.
BAB IV
METODE PENELITIAN
untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan cara mengikuti kaidah keilmuan yaitu
metode statistika.
korelasi antara paparan atau faktor risiko (independen) dengan akibat atau efek
(dependen), dengan pengumpulan data yang dilakukan secara bersamaan atau secara
serentak dalam satu waktu, artinya semua variabel baik variabel independen maupun
variabel dependen diobservasi pada waktu yang sama (Kemenkes RI, 2018) .
59
60
IV.3.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk ditarik
dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Puskesmas IV Denpasar Selatan
IV.3.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai
subjek dalam penelitian melalui sampling (Sugiyono, 2018). Pada penelitian ini yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data yang
Sampling. Total sampling atau yang biasa disebut sampling jenuh. Menurut
Sugiyono (2018), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Total Sampling yang digunakan pada penelitian
ini adalah pegawai puskesmas yang bekerja di Puskesmas IV Denpasar Selatan dan
Total 39 Orang
Total 54 Orang
tertutup dengan tiga pilihan jawaban yaitu benar, salah dan tidak tahu.
dengan lokasi penelitian, dimana untuk Puskesmas III Denpasar Utara adalah
No Responden Nilai
1. 90
2. 90
3. 90
4. 90
5. 98
6. 90
7. 90
8. 92
9. 90
10. 87
No Responden Nilai
1. 85
2. 82
3. 80
4. 95
5. 90
6. 80
7. 82
8. 90
9. 80
10. 80
Sumber data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer
adalah data yang peneliti peroleh secara langsung dari responden yang terdiri
dari identitas responden dan hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden
keselamatan pasien
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali dan
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Denpasar
dan pengurusan izin etik pada Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas
data ke dalam komputer. Sehingga ketika terdapat data yang salah atau
yang diperoleh.
untuk menganalisis data atau dengan kata lain data entry adalah
data dari seluruh responden atau sumber data lainnya. Kegiatan analisis data
1. Analisis Univariat
jumlah nilai benar dan nilai salah mengikuti kunci jawaban yang
2. Analisis Bivariat
pengetahuan.
TOTAL SAMPLING
70
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data :
Kuesioner
Hasil Penelitian
dapat dibedakan menjadi dua atribut. Variabel penelitian dengan kata lain dapat
diartikan sebagai sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
terdiri dari variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel
71
menentukan variabel terikat, variabel ini merupakan faktor risiko penyebab, variabel
keselamatan pasien. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian
X1.5 Informasi
X1.6 Pelatihan
Variabel Dependen
responden yang hanya diberi inisial atau kode, dan peneliti akan
terlibat
keuntungan penelitian.
74
75
76
78
79
Bulan
No Jenis Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst
Pembuatan proposal
1
dan pengumpulan
proposal
2 Ujian proposal
Perbaikan dan
3
pengumpulan
proposal
Pengumpulan data,
4
entri data dan
analisis data
5 Ujian skripsi
6 Perbaikan skripsi
80
Kami meminta Bapak/ Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian. Kepesertaan dari
penelitian ini bersifat sukarela. Mohon agar dibaca penjelasan dibawah dan silakan
bertanya bila ada pertanyaan/ bila ada hal hal yang kurang jelas.
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
PENGETAHUAN PEGAWAI PUSKESMAS MENGENAI
KESELAMATAN PASIEN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS RAWAT INAP DI
KOTA DENPASAR
Peneliti Utama Ni Nyoman Intan Widya Sari
NIM.1702561067
Prodi/ Fakultas/ Program Studi Kesehatan Masyarakat/Fakultas
Univ/ Kedokteran/Universitas Udayana
Departmen/
Instansi
Peneliti Lain -
Keselamatan pasien merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dan
sebuah kewajiban bagi seluruh pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan
primer, sekunder maupun tersier sesuai dengan Permenkes RI No. 11 tahun 2017.
Penerapan keselamatan pasien di Indonesia sudah menjadi sebuah wacana sejak
tahun 2001, dan kemudian tertulis dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1691
tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien. Tidak hanya pelayanan kesehatan di rumah
sakit, masyarakat di Indonesia juga memperoleh pelayanan kesehatan primer di
pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Peserta pada penelitian ini adalah pegawai puskesmas dan pasien yang
berobat ke puskesmas. Jumlah peserta pada penelitian ini adalah 185 Orang. Proses
pengambilan data menggunakan kuesioner yang disebarkan di puskesmas secara
langsung dan apabila terjadi hambatan dalam pelaksanaannya akan digunakan
kuesioner online dengan proses pengisian kuesioner kurang lebih 30 menit. Sebelum
memulai pengisian kuesioner secara online, peserta akan dimintai persetujuan
apakah responden setuju untuk mengisi kuesioner atau tidak.
82
Untuk Bapak/Ibu, jika setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini, saya
meminta izin untuk Bapak/Ibu bersedia mengisi kuesioner online pada penelitian ini
terkait karakteristik Bapak/Ibu, dan pengetahuan Bapak/Ibu mengenai keselamatan
pasien. Waktu yang dibutuhkan dalam pengisian kuesioner kurang lebih 30 menit.
Keterlibatan Bapak/Ibu dalam penelitian ini sangat kami hargai. Penelitian ini akan
menggali pengetahuan Bapak/Ibu mengenai keselamatan pasien. Hal ini akan
bermanfaat untuk mengetahui pengetahuan Bapak/Ibu terhadap program
keselamatan pasien. Selain itu, hasil ini akan bermanfaat sebagai bahan evaluasi
untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas.
Tidak ada bahaya potensial dari keterlibatan Bapak/ Ibu dalam penelitian ini. Risiko
kerugian fisik, psikologi, sosial, ekonomi dan hukum yang mungkin dialami oleh
responden sangat kecil. Bapak/Ibu hanya diminta untuk meluangkan sedikit waktu
untuk mengisi kuesioner penelitian, atas hal tersebut mungkin dapat menyebabkan
sedikit ketidaknyamanan.
Tidak ada tindakan pengobatan yang dilakukan pada penelitian ini. Kompensasi,
Biaya Pemeriksaan/ Tindakan dan ketersediaan perawatan medis bila terjadi
akibat yang tidak diinginkan
Tidak ada tindakan pengobatan yang dilakukan dalam penelitian ini yang akan dapat
mengakibatkan perawatan medis.
Kepesertaan Bapak/ Ibu pada penelitian ini bersifat sukarela. Bapak/ Ibu dapat
menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada penelitian atau
menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa ada sanksi. Keputusan
Bapak/ Ibu untuk berhenti sebagai peserta peneltian tidak akan mempengaruhi mutu
dan akses/ kelanjutan pengobatan ke RSUP Sanglah.
Jika setuju untuk menjadi peserta penelitian ini, Bapak/ Ibu diminta untuk
menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Sebagai *Peserta Penelitian/ *Wali’ setelah Bapak/ Ibu benar-benar memahami
84
tentang penelitian ini. Bapak/ Ibu akan diberi salinan persetujuan yang sudah
ditanda tangani ini.
Tanda tangan Bapak/ Ibu dibawah ini menunjukkan bahwa Bapak/ Ibu
telah membaca, telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk bertanya
kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta
penelitian.
1. Isilah terlebih dahulu data pribadi anda pada bagian yang telah tersedia.
2. Bacalah setiap pertanyaan terlebih dahulu dengan baik dan isilah menurut keyakinan dan
kejujuran anda.
3. Semua jawaban yang anda berikan, tidak akan berakibat buruk bagi anda dan kerahasiaan
terjamin.
4. Periksalah terlebih dahulu apakah semua pertanyaan telah terisi sebelum anda
mengembalikan kuesioner ini pada peneliti.
5. Terima kasih atas kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini.
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nomor Responden : (diisi peneliti)
2. Usia :
3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan terakhir :
S2 D4
Profesi D3
S1 D1
SMA Lainnya
(Sebutkan)………………
5. Pengalaman Kerja :
86
2. Informasi
Apakah sebelumnya anda pernah mendengar atau mendapat informasi mengenai
keselamatan pasien?
Lainnya, sebutkan…………………………….
3. Pelatihan
1.………………………………………..
2. ………………………………………..
3. ………………………………………..
87
dihukum
10. Diperlukan adanya koordinasi secara menyeluruh mulai dari saat
pasien masuk, melakukan pemeriksaan,diagnosis,perencanaan
pelayanan, tindakan pengobatan dan sampai pasien keluar dari
puskesmas