Anda di halaman 1dari 66

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN SUPPORT SYSTEM UTAMA


IBU HAMIL TERKAIT MANAJEMEN LAKTASI
DI KOTA BANDA ACEH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


melakukan tugas akhir

Oleh :

NURUL KHADIJAH KAMAL


1912101010069

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal penelitian dengan judul:

GAMBARAN PENGETAHUAN SUPPORT SYSTEM UTAMA IBU HAMIL


TERKAIT MANAJEMEN LAKTASI DI KOTA BANDA ACEH

Oleh:

NURUL KHADIJAH KAMAL


1912101010069

Telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan timpenguji proposal


Fakultas KeperawatanUniversitas Syiah Kuala

Banda Aceh, ...... Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Nova Fajri, M.Kep., Sp.Kep.An Ns. Nevi Hasrati Nizami, S. Kep., M.Kep
NIP. 198711242019032020 NIP. 198404172019032010

Mengetahui,
Koordinator,
Pogram Studi Ilmu Keperawatan

Ns. Nurhasanah, M. Kep


NIP. 198307172015042003

i
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal penelitian dengan judul:

GAMBARAN PENGETAHUAN SUPPORT SYSTEM UTAMA IBU HAMIL


TERKAIT MANAJEMEN LAKTASI DI KOTA BANDA ACEH

Oleh:

NURUL KHADIJAH KAMAL


1912101010069

Telah diseminarkan dihadapan tim penguji proposal


Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh, .... Agustus 2022


Mengesahkan,

Penguji I : 1..…………..
NIP.
Penguji II : 2…………….
NIP.
Pembimbing I : Ns. Nova Fajri, M.Kep., Sp.Kep.An 3…………….
NIP. 198711242019032020
Pembimbing II : Ns. Nevi Hasrati Nizami, S. Kep., M.Kep 4…………….
NIP. 198404172019032010

Mengetahui,
Koordinator,
Pogram Studi Ilmu Keperawatan

Ns. Nurhasanah, M. Kep


NIP. 198307172015042 0

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan berkah dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan proposal

penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Support System Utama Ibu

Hamil Terkait Manajemen Laktasi Di Kota Banda Aceh”. Penulis menyadari

bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, semenjak masa

perkuliahan hingga pada tahap penyusunan proposal ini, penulis merasa sangat

sulit untuk dapat menyelesaikan proposal ini.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Teuku Tahlil, S. Kp., MS, Ph.D selaku Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Syiah Kuala

2. Dr. Ns. Darmawati, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan I

Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

3. Dr. Ns. Marlina, S.Kep., M.Kep., Sp.MB selaku Wakil Dekan II

Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

4. Dr. Ns. Hilman Syari, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Wakil Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

5. Ns. Nova Fajri, M.Kep., Sp.Kep.An sebagai dosen pembimbing 1 dan

Ns. Nevi Hasrati Nizami, S. Kep., M.Kep sebagai dosen pembimbing 2

yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran serta tenaga untuk

membantu membimbing dalam penyusunan proposal ini

6. Teristimewa untuk Ayahanda Kamaruddin dan Ibunda Laila

Kusumawati yang tidak pernah berhenti mendoakan dan melimpahkan

iii
kasih sayang serta selalu memberikan semangat maupun motivasi

kepada penulis dengan keikhlasan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan proposal ini dengan baik

7. Saudara kandung tercinta yaitu Shafa Safira Kamal dan Nauratul

Maulida Kamal yang selalu memberikan doa serta semangat kepada

penulis

8. Seluruh dosen dan staf administrasi Program Studi Ilmu Keperawatan

9. Teman-teman angkatan 2019 di Fakultas Keperawatan Universitas

Syiah Kuala yang telah membantu serta mendoakan penulis dan

terkhusus kepada sahabat seperjuangan Tutia Rahmi dalam satu

pembimbing. Dan tidak lupa sahabat tercinta Cut Rina Rahmayanti,

Cut Tarinda Ardellya, dan Yusrini serta teman-teman lainnya yang

tidak mampu penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap Allah swt. berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik keperawatan

kedepannya.

Banda Aceh, 31 Mei 2022

Nurul Khadijah Kamal

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN...........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................5
C. Tujuan Penelitian........................................................................5
D. Manfaat Penelitian......................................................................5
1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan...........................................5
2. Pencegahan Masalah Praktik Keperawatan.............................6
3. Pengembangan Metodologi Keperawatan...............................6
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................7
A. Konsep Pengetahuan...................................................................7
1. Pengertian................................................................................7
2. Sumber Pengetahuan................................................................7
3. Tingkatan Pengetahuan............................................................8
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan...................10
B. Konsep Support System............................................................12
1. Pengertian..............................................................................12
2. Sumber Support system.........................................................13
3. Manfaat Support System........................................................13
4. Bentuk Dukungan..................................................................14
C. Konsep Manajemen Laktasi.....................................................20
1. Pengertian Manajemen Laktasi..............................................20
2. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi...............................20
3. Asi Eksklusif..........................................................................22
4. Teknik Menyusui...................................................................32
5. Teknik-teknik Pengeluaran ASI.............................................34
7. Manajemen ASI Perah...........................................................38

v
BAB III...................................................................................................................41
KERANGKA KONSEP PENELITIAN..................................................................41
A. Kerangka Kerja Penelitian........................................................41
B. Hipotesis/Pertanyaan Penelitian...............................................41
C. Definisi Operasional.................................................................42
BAB IV..................................................................................................................43
METODOLOGI PENELITIAN..............................................................................43
A. Jenis dan Desain Penelitian......................................................43
B. Populasi dan Sampel Penelitian................................................43
C. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................45
D. Alat Pengumpulan Data............................................................45
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................47
F. Etika Penelitian.........................................................................50
G. Pengolahan Data.......................................................................51
H. Analisa Data..............................................................................52
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................49

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan merupakan segala macam hal yang diketahui oleh

manusia terkait suatu objek (Yusuf, 2015). Pengetahuan dapat diperoleh

melalui berbagai cara dan melalui media yang beragam. Pengetahuan

berperan penting dalam setiap sistem kehidupan. Dengan adanya

pengetahuan maka manusia mampu melaksanakan atau mengerjakan suatu

hal dengan tepat dan benar. Sama halnya dengan ibu hamil yang memiliki

kewajiban untuk mempunyai pengetahuan terkait kehamilan, melahirkan

dan menyusui. Pengetahuan terkait kehamilan harus dimiliki oleh ibu

sebelum ibu tersebut hamil, sedangkan pengetahuan terkait menyusui

penting untuk diketahui sejak sebelum kehamilan atau pada masa

kehamilan.

Menyusui atau pemberian ASI eksklusif penting bagi bayi karena

pada masa ini bayi berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan

yang merupakan masa paling penting dalam awal kehidupan manusia.

Menurut Hizriyani & Aji (2021), ASI mengandung gizi lengkap dan

seimbang yang mudah dicerna oleh perut bayi. Dengan memberikan ASI

eksklusif selama enam bulan pertama sudah memenuhi nutrisi yang sangat

dibutuhkan oleh bayi, maka akan sangat disayangkan apabila bayi tidak

mendapatkan ASI eksklusif. Sehingga pengetahuan terkait pemberian ASI

1
2

eksklusif penting untuk diketahui agar bayi tidak melewatkan konsumsi

ASI eksklusif.

Terdapat beberapa faktor yang memberikan pengaruh tinggi

terhadap tingkat keberhasilan pemberian ASI eksklusif, yaitu: 1)

Pengetahuan menyusui, 2) Sikap, 3) Norma subjektif, dan 4) Kontrol

Praktik (Zhang et al., 2018). Terdapat faktor penguat yang juga

berpengaruh pada keberhasilan pemberian ASI ialah support system.

Support system yang paling berpengaruh dalam memperkuat praktik

menyusui ialah dukungan suami (Handayani & Sari, 2019). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Suciati et al. (2016),

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan suami terhadap dukungan pemberian ASI. Dapat disimpulkan

bahwa suami yang memiliki tingkat pengetahun baik maka memiliki

peluang sebesar 9,4 kali lebih tinggi untuk memberikan dukungan kepada

ibu dalam memberikan ASI Eksklusif.

Berdasarkan faktor diatas, dapat kita lihat bahwa pengetahuan

merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

menyusui. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lindawati (2019), hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa proporsi

pemberian ASI eksklusif lebih tinggi terdapat pada ibu yang memiliki

pengetahuan baik dibandingkan pada ibu yang pengetahuannya kurang

baik. Dan proporsi pemberian ASI eksklusif lebih banyak terdapat pada

ibu yang memiliki dukungan keluarga dibandingkan pada ibu yang tidak
3

memiliki dukungan keluarga. Maka dari itu, sangat dibutuhkan promosi

kesehatan terkait manajemen laktasi baik pada ibu hamil maupun support

system-nya agar pengetahuan mereka terkait menyusui dapat semakin

meningkat, sehingga semakin menunjang keberhasilan pemberian ASI

eksklusif.

Manajemen laktasi merupakan usaha yang diberikan agar ibu

mampu menyusui bayinya secara efektif (Herry & Evi Nurafiah, 2020).

Manajemen laktasi memiliki beberapa ruang lingkup, diantaranya

pemberian ASI ekskusif, teknik pemberian ASI, manajemen ASI perah

dan lain sebagainya. Manajemen laktasi tidak hanya harus diketahui oleh

ibu hamil saja namun juga harus diketahui oleh support system ibu yang

akan selalu mendukung ibu selama proses menyusui nanti agar ibu mampu

menyelesaikan pemberian ASI eksklusif terhadap bayinya.

Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya demi

meningkatkan status gizi bayi di seluruh dunia. Dengan tujuan tersebut,

WHO atau World Health Organization merekomendasikan pemberian ASI

eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan

dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Namun

data menunjukkan masih rendahnya tingkat menyusui eksklusif di

Indonesia.

Di Indonesia hanya 1 dari 2 bayi berusia di bawah 6 bulan yang

mendapatkan ASI eksklusif. Selain itu hanya lebih dari 5 persen  anak

yang masih mendapatkan ASI pada usia 23 bulan. Hal ini menggambarkan
4

bahwa hampir setengah dari seluruh anak Indonesia tidak memperoleh gizi

yang mereka butuhkan selama dua tahun pertama kehidupannya. Lebih

dari 40 persen bayi di Indonesia diperkenalkan terlalu dini pada makanan

pendamping ASI, yaitu sebelum usia mereka mencapai 6 bulan, dan

makanan yang diberikan sering kali tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi

(WHO, 2020).

Pada tahun 2020, terdapat 3.196.303 bayi yang berusia kurang dari

6 bulan. Dari jumlah bayi yang tercatat hanya 2.113.564 bayi usia kurang

dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif atau sebesar 66,1%

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021). Menurut Badan Pusat

Statistik (2022), persentase bayi berusia kurang dari 6 bulan yang

mendapatkan ASI eksklusif di Provinsi Aceh yaitu sebesar 66,66%.

Data support sistem yang mengikuti konseling manajemen laktasi.

Dari hasil enulis mengenai support system namun masih belum

ada penelitian yang membahas mengenai gambaran pengetahuan support

system utama ibu hamil terkait manajemen laktasi. Padahal ibu hamil

sangat membutuhkan dukungan dari support system-nya, dan apabila

support system yang seharusnya mendukung ibu tidak memiliki

pengetahuan yang memadai ini akan berdampak terhadap rendahnya

dukungan yang didapatkan ibu sehingga berdampak juga pada rendahnya

angka keberhasilan menyusui.


5

Berdasarkan uraian diatas, Maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Gambaran pengetahuan support system utama ibu

hamil terkait manajemen laktasi di Kota Banda Aceh”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun rumusan masalah

pada penelitian ini, yaitu “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Support

System Utama Ibu Hamil Terkait Manajemen Laktasi Di Kota Banda

Aceh?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran

pengetahuan support system utama ibu hamil terkait manajemen laktasi di

Kota Banda Aceh 2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

informasi tambahan dan bahan kajian oleh praktisi keperawatan

mendatang dalam meningkatkan pengetahuan dan teori keperawatan

khususnya di bidang keperawatan anak terkait manajemen laktasi ibu

menyusui terutama masalah support system.


6

2. Pencegahan Masalah Praktik Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan,

tinjauan dan referensi bagi mahasiswa dan instansi guna memecahkan

masalah praktik keperawatan di lapangan terkait manajemen laktasi

khususnya masalah support system.

3. Pengembangan Metodologi Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

referensi dalam pengembangan riset-riset keperawatan khususnya

terkait manajemen laktasi

pada ibu menyusui. Dengan demikian, diharapkan hasil

penelitian ini memberikan dampak dalam peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan khususnya area pelayanan keperawatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian

Secara etimologi, ilmu pengetahuan berasal dari dua kata, yaitu

ilmu dan pengetahuan. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm

(‘alimaya’lamu-‘ilm), yang berarti pengetahuan (al-ma’rifah). Kata

ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari adopsi kata “ilm dalam

bahasa Arab (Indrioko, 2020).

Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang bersifat

kompleks atau menyeluruh serta memiliki metode yang logis dan

terjabarkan secara sistematis (Masturoh & Anggita, 2018).

2. Sumber Pengetahuan

a. Empirisme

Sumber pengetahuan empiris ialah memperoleh

pengetahuan melalui pengalaman hidup. Sebuah pengalaman

yang menunjukkan hasil yang positif maka pengalaman tersebut

dapat dijadikan pedoman pada masa yang akan datang.

Sedangkan pengalaman yang menunjukkan hasil yang negatif

akan dijadikan sebagai bahan pembelajaran agar lebih berhati-hati

dimasa yang akan datang.

pelaksanaannya, dan evaluasinya.

b. Rasionalisme (akal)

7
8

Rasionalisme adalah aliran yang mempercayai bahwa akal

merupakan faktor terpenting untuk memperoleh pengetahuan.

Menurut aliran ini, pengetahuan didapat melalui cara berpikir

(akal) dan menentang pendapat terkait pengalaman indera

(empiris) sebagai sumber pengetahuan.

c. Intuisionisme (intuisi)

Intuisionisme merupakan sumber pengetahuan yang berasal

dari intuisi. Paham intuisionisme dilahirkan didasarkan atas

keterbatasan indera dan akal manusia dalam memahami sesuatu.

Kemampuan intuisi dapat digunakan untuk memahami kebenaran

suatu obyek secara utuh dan menyeluruh.

d. Wahyu

Wahyu merupakan sumber murni seluruh pengetahuan

yang berasal dari Tuhan. Wahyu dapat diartikan sebagai

kebenaran mutlak dari Tuhan, dimana manusia harus menafsirkan

dan menggali pesan yang tersurat maupun tersirat sebagai sumber

rujukan ilmu pengetahuan (Indrioko, 2020).

3. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Nurmala et al. (2018), pengetahuan memiliki enam

tingkatan didalam domain kognitif:

a. Tahu (know)

Tahu merupakan level terendah di domain kognitif, Pada

tahap ini pengetahuan yang didapat hanya sebatas mengingat


9

kembali (recall) pengetahuan yang telah dipelajari. Kemampuan

yang diiliki pada level ini terdiri atas menjabarkan,

menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami ialah kemampuan yang dimiliki untuk

menjelaskan suatu materi secara tepat. Memahami merupakan

level yang lebih tinggi dari pada sekedar tahu. Pada level ini

pengetahuan dipahami dan dijelaskan secara benar oleh individu

tersebut. Seseorang yang telah faham tentang pelajaran atau

materi yang telah diberikan maka orang tersebut mampu

menjelaskan, menyimpulkan, dan menginterpretasikan materi

yang telah dipelajarinya tersebut.

c. Aplikasi (application)

Pada level ini individu mampu menggunakan dan

menginterpretasikan pengetahuan yang telah dipahami ke dalam

situasi nyata di kehidupannya. Pengaplikasian pengetahuan yang

diperoleh mampu dilakukan secara tepat dan sesuai dengan

ilmu pengetahuan yang sebenarnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis merupakan level di mana seorang individu

mampu untuk menjelaskan keterkaitan antara materi dengan

beberapa komponen yang lebih kompleks dalam suatu unit

tertentu. Kemampuan analisis diantaranya mampu mebuat


10

bagan, memisahkan dan mengelompokkan, serta membedakan

atau membandingkan.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan level di mana seorang individu

mampu menyusun formulasi baru yang dikaitkan dengan unsur-

unsur pengetahuan dari formulasi yang sudah ada. Kemampuan

sintesis dapat berupa merencanakan, mengkatagorikan,

menyusun, mendesain, dan menciptakan.

f. Evaluasi (evalution)

Evaluasi merupakan level di mana individu mampu untuk

melakukan penilaian terhadap materi yang diperoleh. Pada tahap

ini individu mampu mempelajari, mencari, bertanya, atau

didasari pengalaman yang dimilikinya untuk menilai suatu

objek.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman & Riyanto A. (2013), Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan antara lain:

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan tindakan pengembangan

kemampuan dan kepribadian yang dilakukan baik secara formal

maupun nonformal yang berlangsung sepanjang kehidupan.

Pendidikan merupakan proses untuk mengubah sikap dan perilaku

melalui pengajaran dan pelatihan.


11

Pengetahuan sangat berkaitan erat dengan pendidikan

dimana seseorang yang pendidikan tinggi maka pengetahuan

orang tersebut semakin luas. Namun, perlu ditekankan bahwa

seorang yang berpendidikan rendah tidak mutlak memiliki

pengetahuan yang rendah pula.

b. Informasi/Media Massa

Informasi dapat berupa lisan maupun tulisan dan dapat

diperoleh melalui media formal maupun informal. Informasi yang

didapat mampu memberikan pengaruh jangka pendek terhadap

peningkatan pengetahuan seseorang. Berbagai bentuk media

massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

merupakan beberapa contoh sarana penyampaian informasi.

c. Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Kebiasaan ataupun tradisi suatu daerah akan tetap

diterapkan tanpa di seleksi baik buruknya sehingga praktik

pengetahuan berdasarkan budaya akan tetap dijalankan. Status

ekonomi seseorang juga akan mempengarui kesedian fasilitas

untuk menunjang pengetahuan seseorang sehingga secara

keseluruhan juga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan.

d. Lingkungan

Lingkungan merupakan segala hal diluar diri individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

sangat berpengaruh terhadap tahap masuknya pengetahuan dalam


12

diri individu. Hal ini terjadi disebabkan adanya interaksi timbal

balik antara individu dan lingkungan yang akan direspons sebagai

bentuk pengetahuan oleh tiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman merupakan salah satu cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu dengan mengulang kembali pengetahuan yang

dimiliki dalam memecahkan permasalahan dimasa lalu. Sehingga

pengalaman yang dimmiliki akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan dari individu tersebut.

f. Usia

Usia sangat memengaruhi daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia seseorang maka akan

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya

sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik.

B. Konsep Support System

1. Pengertian

Support System didefinisikan dalam beberapa sumber:

Support system atau sistem dukungan merupakan suatu bentuk

bantuan sebagai wujud niat baik dari sekelompok orang yang dapat

meningkatkan motivasi dalam mengerjakan segala sesuatu secara

maksimal (Friedman et al., 2010).

Dukungan keluarga merupakan faktor eksternal yang

memengaruhi perilaku ibu terkait menyusui, ditandai dengan adanya


13

dukungan emosional yang mencakup empati, kepedulian dan

perhatian kepada ibu selama masa menyusui (Afrinis et al., 2020).

Dukungan sosial keluarga merupakan proses yang terjadi

selama masa kehidupan, dengan variasi terhadap sifat dan tipe

dukungan pada masing-masing siklus kehidupan keluarga (Friedman

et al., 2010).

Support system terkait menyusui merupakan dorongan yang

diberikan terhadap ibu untuk melakukan dan mempertahankan laktasi,

dorongan ini dapat berasal dari suami, orang tua, maupun keluarga

lainnya (Afrinis et al., 2020).

2. Sumber Support system

Menurut Caplan (1974) dalam Friedman et al. (2010), terdapat

tiga sumber utama support system, yaitu:

a. Jaringan informal spontan, merupakan jaringan sosial keluarga.

b. Dukungan yang terorganisasi yang tidak diarahkan oleh petugas

kesehatan profesional.

c. Upaya terorganisasi oleh profesional kesehatan

3. Manfaat Support System

Menurut Johnson dan Johnson (1991) dalam Annisa &

Swastiningsih (2015), manfaat dari support system ialah:

a. Jika berkaitan dengan pekerjaan bermanfaat dalam meningkatkan

produktivitas.

b. Meningkatkan kesejahteraan psikologi.


14

c. Penyesuain diri dengan memberikan rasa memiliki.

d. Memperjelas identitas diri.

e. Meningkatkan harga diri.

f. Mengurangi stres.

4. Bentuk Dukungan

Menurut Friedman et al. (2010), terdapat beberapa bentuk

dukungan antara lain:

a. Dukungan Sosial dari Keluarga Besar

Dukungan sosial keluarga Merujuk pada dukungan yang

dapat dirasakan oleh anggota keluarga lainnya. Dukungan dapat

berasal dari dukungan pasangan atau dukungan sibling.

1) Tiga Dimensi Interaksi Dukungan Keluarga

a) Bersifat timbal balik (sifat dan frekuensi dari interaksi

timbal balik).

b) Umpan balik (kuantitas/kualitas komunikasi).

c) Keterlibatan emosional (keakraban dan rasa saling

percaya).

2) Bentuk Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga dapat diberikan dalam beberapa

bentuk, antara lain:

a) Support informasional, berbagi informasi antar anggota

keluarga.
15

b) Support penghargaan, keluarga memberikan reward

(penghargaan) bagi anggota keluarga yang lain.

Penghargaan diberikan guna memotivasi anggota

keluarga dalam mengerjakan sesuatu.

c) Support instrumental, disini sesama anggota keluarga

saling mendukung dengan menyediakan kebutuhan

setiap anggota keluarga.

d) Support emosional, antar anggota keluarga saling

mencintai dan menyayangi serta terikat dalam hubungan

emosional.

3) Fungsi Pendukung dalam Lingkungan Keluarga

a) Dukungan sosial (keluarga berfungsi sebagai

kolektor/pencari dan deseminator/penyebar jaringan

dunia).

b) Dukungan penilaian (keluarga bertindak sebagai sebuah

penilaian umpan balik, membimbing dan membantu

pemecahan masalah serta sebagai sumber validator

identitas anggota keluarganya).

c) Dukungan tambahan (keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan konkrit).

d) Dukungan emosional (keluarga sebagai tempat yang

aman dan nyaman untuk istirahat dan pemulihan serta

membantu penguasaan terhadap emosi).


16

4) Tujuan Dukungan Keluarga

a) Untuk mendukung emosional anggota keluarga, dengan

mengkomunikasikan mengenai kesulitan yang dihadapi.

b) Sebagi bantuan yang berorientasi pada tugas berupa

bantuan secara langsung dalam bentuk finansial,

merawat.

b. Dukungan Sosial dari Teman

1) Mencari sokongan dan dukungan dari teman

2) Berbagi kekhawatiran dengan teman dekat

3) Mencari informasi dan saran dari seseorang dalam keluarga

lain yang pernah mengalami stressor yang serupa

c. Dukungan Sosial dari Tetangga

1) Meminta pertolongan atau bantuan dari tetangga

2) Berbagi permasalahan yang dihadapi dengan tetangga

d. Dukungan Sosial dari Kelompok Swa-Bantu

1) Berbagi dan mencari bantuan dari orang lain yang memiliki

kekhawatiran yang sama.

2) Berbagi pengalaman dan strategi koping melalui kelompok

swa-bantu

e. Dukungan Spiritual

Spiritualitas diartikan sebagai suatu konsep yang luas

dihubungkan dengan berbagai dimensi dan perspektif yang

diwujudkan melalui perasaan keterikatan (koneksitas) kepada


17

sesuatu yang lebih besar dari diri kita, disertai dengan usaha

pencarian makna kehidupan (Ardian, 2016).

Dukungan spiritualitas memberikan sumber dukungan

emosional. Dukungan spiritual juga berpengaruh positif terhadap

kesehatan, dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup

manusia.

Empat karakteristik spiritualitas yang dianggap penting,

yaitu:

1) Spiritualitas memerlukan sistem kepercayaan (kemauan

untuk percaya) dan apa yang diyakini sebagai kebenaran.

2) Spiritualitas melibatkan kondisi individu dalam pencarian

makna dan tujuan keterikatan transenden atau merasakan

terpanggil karena takdir atau nasib dan bergeser dari nilai-

nilai material kepada nilai-nilai idealis.

3) Spiritualitas meliputi kesadaran keterikatan dengan orang lain

yang didapatkan melalui instropeksi diri.

4) Spiritualitas adalah kepercayaan bahwa seseorang dapat

melampaui batas dirinya dalam dimensi yang lebih tinggi,

adanya keinginan serta keyakinan bahwa seseorang dapat

menyelesaikan kesulitan, kerugian dan rasa sakit dengan

kepercayaan tersebut.

Manfaat yang dirasakan melalui keterikatan spiritual,

yaitu:
18

1) Meningkatkan perasaan akan kedamaian diri dan kekuatan

batin, meningkatkan kesadaran pribadi, penerimaan yang

baik tentang kehidupan dunia, kemampuan untuk mengatasi

ketidakpastian hidup dan ambiguisitas, kemampuan

menerima kondisi seperti kemerosotan fisik karena usia,

kondisi sakit terminal dan keadaan stres.

2) Kemampuan beradaptasi dengan baik (successful adaptation)

dan pemulihan kesehatan (Ardian, 2016).

5. Dukungan dalam Manajemen Laktasi

a. Sumber Dukungan Laktasi

1) Tenaga Kesehatan

Dukungan dari tenaga kesehatan diberikan dalam

bentuk konseling yang bertujuan untuk meningkatkan praktik

menyusui. Konseling akan diberikan dalam tiga tahap yaitu

pada masa kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan

(Young et al., 2020).

2) Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif

dapat diberikan oleh suami dan ibu mertua (Young et al.,

2020). Dukungan keluarga dan teman merupakan konstruk

norma subjektif karena mampu memperkuat perilaku

individu, pada implikasi praktis menyusui kehadiran anggota


19

keluarga seperti nenek dapat memberikan dukungan bagi ibu

menyusui (Ichsan et al., 2020).

3) Dukungan Tempat Kerja

Dukungan dari tempat kerja terhadap ibu menyusui

dapat diberikan dengan menyediakan waktu yang fleksibel

untuk menyusui dan istirahat bagi ibu menyusui. Selain itu

juga disediakan pusat penitipan anak di dekat tempat kerja

dan pusat laktasi dengan fasilitas untuk pengeluaran dan

penyimpanan ASI (Kimani-Murage et al., 2021).

4) Dukungan Teman Sebaya

Dukungan teman sebaya dapat memberikan dukungan

emosional pada ibu menyusui. Dukungan menyusui yang

berasal dari teman sebaya dapat dilakukan dengan melibatkan

komunitas setempat (Rujumba et al., 2020).

5) Dukungan Pemerintah

Dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi

menginstruksikan kantor, perusahaan dan supermarket untuk

menyediakan ruang menyusui, waktu dan fasilitas untuk

memompa dan menyimpan ASI. Dukungan pemerintah

lainnya adalah dengan adanya promosi kesehatan melalui

media masa, sehingga informasi Kesehatan dapat diakses

melalui handphone (Ichsan et al., 2020).


20

C. Konsep Manajemen Laktasi

1. Pengertian Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi merupakan segala usaha yang dilakukan

untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya

(Herry & Evi Nurafiah, 2020).

Manajemen laktasi dimulai dari masa kehamilan (antenatal),

sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal),

dan masa menyusui hingga anak berumur 2 tahun (postnatal),

dukungan yang diberikan bertujuan membantu ibu mencapai

keberhasilan dalam menyusui bayinya (Maryunani, 2012).

Manajemen laktasi dapat diartikan sebagai bantuan yang

diberikan dalam bentuk dukungan baik oleh suami, keluarga, dan

teman agar ibu mampu menyusui bayinya. Manajemen laktasi

dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap antenatal, perinatal, dan

postnatal.

2. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi

Dalam bukunya Suryaman & Girsang (2020) menjelaskan

anatomi payudara dan fisiologi laktasi, sebagai berikut:

a) Anatomi Payudara

Payudara (mammae, susu) merupakan kelenjar yang terletak

dibawah kulit, diatas otot dada yang memiliki fungsi untuk

memperoduksi susu sebagai nutrisi bagi bayi. Manusia memiliki


21

sepasang kelenjar payudara, dengan berat kira-kira 200 gram, yang

kiri umumnya lebih besar daripada yang kanan.

Bagian utama payudara terdiri atas:

1) Korpus (badan), merupakan bagian yang membesar

2) Areola, merupakan bagian yang kehitaman di tengah

3) Papilla, atau puting, merupakan bagian yang menonjol di

puncak payudara.

Dalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu katung

kecil yang memperoduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel

aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh

darah. Beberapa alveolus mengelompok membentuk lobules,

kemudian beberapa lobules berkumpul menjadi 15-20 lobus pada

tiap payudara. Dari alveolus ASI disalurkan kedalam saluran kecil

(duktulus), kemudian beberapa saluran kecil bergabung

membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).

Di bawah areola terdapat saluran yang besar dan melebar,

disebut sinus laktiferus. Di dalam dinding alveolus maupun

saluran-saluran , terdapat otot polos yang apabila otot tersebut

berkontraksi ASI akan terpompa keluar.

b) Fisiologi Laktasi

Laktasi disebut juga menyusui. Laktasi dapat diartikan

memproduksi dan mengeluarkan ASI. Hormon yang berperan

dalam maturasi alveoli ialah hormon estrogen dan progesteron.


22

Sedangkan hormon yang berperan dalam pembentukan ASI ialah

hormon prolaktin, disamping itu hormon insulin, tiroksin juga

mempengaruhi pembentukan ASI.

Dua refleks penting yang mempengaruhi proses menyusui

menurut Suryaman & Girsang (2020), yaitu:

1) Refleks Prolaktin

Hormon prolaktin yang merupakan hormon yang

berperan dalam produksi ASI dikeluarkan melalui mekanisme

ransangan yang terjadi pada ujung saraf sensorik yang terdapat

diarea puting susu. Apabila saraf sensorik ini diransang maka

timbul impuls yang bergerak ke hipotalamus selanjutnya ke

kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini

mengeluarkan hormon prolaktin.

2) Refleks aliran ( Let Down Reflex)

Ransangan pada puting susu selain diteruskan ke kelenjar

hipofisis depan juga di teruskan ke kelenjar hipofisis bagian

belakang. Kelenjar hipofisis bagian belakang berperan dalam

pengeluaran hormon oksitosin. Hormon ini berperan dalam

pembentukan kontraksi otot polos yang terletak di diding

alveolus dan diding saluran ASI, sehingga ASI terpompa

keluar.

3. Asi Eksklusif

a. Pengertian
23

ASI merupakan makanan utama yang sangat dibutuhkan

oleh bayi untuk memenuhi nutrisi dan kalori khususnya bayi baru

lahir yang tidak mengkonsumsi makanan lain untuk menunjang

pertumbuhan dan perkembangan serta pertahanan tubuh terhadap

berbagai penyakit (Septianingtyas et al., 2018).

ASI eksklusif ialah ASI yang diberikan sejak bayi

dilahirkan hingga berusia 6 bulan tanpa tambahan cairan lain

seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa

tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,

biskuit, bubur nasi dan tim (Mufdillah et al., 2017).

b. Peraturan Menyusui

Menurut Falikhah (2014), berikut ini peraturan seputar

pemberian ASI yang diatur dalam Undang-Undang.

1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia

2) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

3) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4) Keputusan Menkes RI No. 450/MENKES/SK/IV/2004

tentang Pemberian ASI secara Eksklusif pada Bayi di

Indonesia

5) Keputusan Menkes RI No. 237/MENKES/SK/IV/1997

tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu


24

6) Peraturan Bersama MenagPP, Menakertrans dan Menkes

tentang Peningkatan Pemberian ASI selama Waktu Kerja di

Tempat Kerja

7) Keputusan Kadinkes Provinsi DKI Jakarta tentang Pemberian

ASI Secara Dini (Inisiasi Menyusu Dini) bagi Ibu Melahirkan

di Provinsi DKI Jakarta tahun 2008

8) Kode Etik Internasional Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu

9) Rangkuman Peraturan Perundangan di Indonesia

Menyangkut ASI

10) Alasan Medis yang Dapat Diterima Sebagai dasar

Penggunaan Pengganti ASI

11) Rekomendasi Tentang Pemberian Makan Bayi pada Situasi

Darurat

12) Pedoman Peningkatan Penerapan 10 Langkah Menuju

Keberhasilan Menyusui yang Responsif Gender bagi Pusat

dan Daerah

c. Program Menyusui

WHO merancang program 7 kontak plus menyusui.

Program ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan dengan

sasaran sebanyak 7 kali pertemuan yang bertujuan agar sasaran

mendapatkan informasi yang relevan mengenai ASI, menyusui,

dan permasalahannya. 7 kontak yang dimaksud diawali dengan

kontak pertama dan kedua saat trimester 3, kontak ketiga saat


25

persalinan, kontak keempat hari-hari awal pasca melahirkan,

kontak kelima pada hari ke 7 pasca persalinan, kontak keenam

pada hari ke 14 pasca persalinan dan kontak ke tujuh pada hari ke

40 pasca persalinan (Hapitria et al., 2018).

Ruang lingkup informasi yang akan dibahas selama

program menyusui meliputi:

1) Pemberian ASI eksklusif

2) Teknik menyusui

3) Teknik memeras ASI

4) Teknik pemberian ASI peras

5) Menyimpan ASI perah

6) Pemenuhan gizi selama periode menyusui

(Maryunani, 2012)

d. Manfaat

Manfaat ASI dan manfaat menyusui sebagaimana yang

diungkapkan oleh Mufdillah et al. (2017), sebagai berikut:

1) Manfaat ASI bagi Bayi

a) Sebagai nutrisi lengkap.

b) Meningkatkan daya tahan tubuh.

c) Meningkatkan kecerdasan mental dan emosional yang

stabil serta spiritual yang matang diikuti perkembangan

sosial yang baik.

d) Mudah dicerna dan diserap.


26

e) Gigi, langit-langit dan rahang tumbuh secara sempurna.

f) Memiliki komposisi lemak, karbohidrat, kalori, protein

dan vitamin.

g) Perlindungan penyakit infeksi melipiti otitis media akut,

daire dan saluran pernafasan.

h) Perlindungan alergi karena dalam ASI mengandung

antibodi.

i) Memberikan rangsang intelegensi dan saraf.

j) Meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal

2) Manfaat Menyusui Bagi Ibu

a) Terjalin kasih sayang.

b) Membantu menunda kehamilan (KB alami ).

c) Mempercepat pemulihan kesehatan.

d) Mengurangi risiko perdarahan dan kanker payudara.

e) Lebih ekonomis dan hemat.

f) Mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.

g) Secara sikologi memberikan kepercayaan diri.

h) Memiliki efek perilaku ibu sebagai ikatan ibu dan bayi.

i) Memberikan kepuasan ibu karena kebutuhan bayi dapat

dipenuhi

e. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai

faktor diantaranya ialah:


27

1) tingkat pengetahuan orang tua

2) peran tenaga kesehatan

3) ibu pekerja

Pada ibu pekerja satu-satunya alternatif yang dapat

dilakukan untuk pemenuhan nutrisi bagi bayi yang ditinggalkan di

rumah ialah dengan pemberian susu formula.

Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap rendahnya

efektifitas pemberian motivasi terhadap perilaku dan sikap ibu

dalam menyusui diakibatkan oleh melekatnya kepercayaan budaya

lokal terhadap pemenuhan nutrisi pada bayi (Handayani & Sari,

2019).

f. Komposisi ASI

1) Karbohidrat

Bentuk disakarida dari karbohidrat ialah laktosa.

Laktosa yang terkandung didalam ASI berfungsi sebagai

sumber utama perkembangan otak. Kadar laktosa dalam ASI

hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan kadar laktosa

dalam susu formula.

2) Protein

Kandungan protein dalam ASI terdiri atas protein whey

dan casein. Kadar protein whey dalam ASI lebih tinggi

sehingga ASI akan lebih mudah untuk diserap dan dicerna.


28

3) Lemak

Kadar lemak dalam ASI mulanya rendah dan

meningkat jumlahnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini

terjadi secara otomatis. Jenis lemak yang terdapat dalam ASI

merupakan lemak yang mudah dicerna yaitu lemak rantai

panjang yang sangat dibutuhkan oleh jaringan otak.

4) Mineral

Kandungan mineral dalam ASI sangat lengkap

walaupun kadarnya cenderung rendah namun masih cukup

untuk kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan. Zat besi dan

kalsium merupakan mineral stabil yang dikandung dalam ASI.

5) Vitamin

Jenis vitamin yang dikandung dalam ASI antara lain:

vitamin K, vitamin D, vitamin E, vitamin A dan vitamin yang

larut dalam air (Falikhah, 2014).

Sedangkan menurut Mufdillah et al. (2017), komposisi ASI

terdiri atas:

1) Kolostrum

Kolostrum merupakan ASI yang keluar pada hari ke-1

sampai hari ke-3 kelahiran bayi. Memiliki karakteristik

bewarna kekuningan dan kental. Kandungan dari kolostrum

berupa protein 8,5%, lemak 2,5%, sedikit karbohidrat 3,5%,


29

garam dan mineral 0,4%, air 85,1 %. Antibodi dan zat gizi

yang dikandung oleh kolostrum lebih tinggi daripada ASI

matur.

2) ASI masa transisi

ASI masa transisi merupakan ASI yang keluar pada hari

ke-4 sampai hari ke-10 kelahiran bayi. Kandungan dari ASI

masa transisi terdiri atas kadar protein semakin rendah

sedangkan kadar lemak dan karbohidrat yang semakin tinggi.

Volume ASI pada masa transisi semakin meningkat.

3) ASI Matur

ASI matur merupakan ASI yang keluar pada hari ke-10

sampai seterusnya. Kandungan karbohidrat dalam ASI matur

relatif stabil. Komponen laktosa (karbohidrat) merupakan

komponen utama dalam ASI yang berfungsi sebagai sumber

energi untuk otak.

4) ASI Awal dan Akhir

ASI Akhir mengandung lemak 4x lebih banyak dari ASI

Awal, jadi ibu harus menyusui bayinya hingga payudara terasa

kosong.

ASI Awal dan Akhir


ASI Awal (Foremilk) ASI Akhir (Hindmilk)
Bening dan cair Lebih keruh
Kegunaan : Kegunaan :
Mengatasi rasa haus bayi Sumber makanan, untuk
pertumbuhan, memberikan
rasa kenyang
Sumber: Mufdillah et al. (2017)
30

g. Volume ASI Selama menyusui

Ketika Lahir Sampai 5 ml ASI Penyusuan


Pertama
Dalam 24 jam 7-123 ml/hari ASI 3-8 penyusuan
Antara 2-6 hari 395-868 ml/hari ASI 5-10 penyusuan
Satu bulan 395-868 ml/hari ASI 6-18 penyusuan
Enam bulan 710-803 ml/hari ASI 6-18 penyusuan
Sumber: Suryaman & Girsang (2020)

h. Jenis Makanan yang Meningkatkan Volume ASI

Menurut Buntuchai et al. (2017), galactagogues dan protein

berpengaruh terhadap peningkatan volume ASI. Galactogogues

adalah kandungan zat yang membantu meningkatkan produksi

susu. Sedangkan istilah galactopoietic digunakan untuk

menggambarkan persiapan hormon yang berperan dalam

meningkatkan produksi susu pada hewan yang sudah dalam masa

laktasi (Mohanty et al., 2014).

Grup Utama Subgrup Jenis Makanan

Galactagogues Pisang Bunga pisang


Kemangi Kemangi suci,
kemangi lemon, Thai
kemangi
Chives daun bawang cina
Ketumbar Daun dill, ketumbar
Jahe Jahe, teh jahe
Kundur Labu ivy, luffa
miring,
labu botol, labu, labu
bayi, labu siam
Nangka Bayi nangka, biji
nangka
Kelor Moringa
Pepaya Pepaya matang,
31

pepaya mentah
Protein produk telur Telur, tahu telur, bola
telur
Ikan dan lainnya Ikan nila
makanan laut ikan gabus, tenggiri,
ikan kering, bakso
ikan, udang
Daging dan Ayam, sapi, bebek
jeroan
Susu dan Susu, yoghurt
produknya
Biji-bijian dan Biji wijen, biji bunga
produknya matahari, biji labu,
kacang polong,
kacang tanah, kacang
panjang, kacang
hijau
Kedelai dan Susu kedelai, tahu
produknya
Sumber: Buntuchai et al., (2017)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Buntuchai et

al. (2017), dtemukan bahwa konsumsi bunga pisang memiliki

korelasi paling kuat dengan volume ASI. Hal ini disebabkan oleh

kandungan flavonoid dan saponin yang merupakan fitokimia utama

dalam bunga pisang, dan mereka bertindak sebagai antagonis

dopamin yang menghasilkan produksi susu lebih meningkat.

Selaras dengan penelitian yang dilakukan Mohanty et al. (2014),

penelitian ini mengungkapkan bahwa fitokimia termasuk alkaloid,

isoflavon, polifenol, tanin, dan saponin mempengaruhi produksi

susu. Zat tersebut ditemukan merangsang pengeluaran susu,

meningkatkan kadar protein susu, dan meningkatkan laktasi dengan

meningkatkan kadar prolaktin.


32

i. Tanda Bayi Cukup ASI

1) Buang air kecil 1-2 kali perhari dalam 12-24 jam pertama

kehidupan.

2) Pada beberapa hari pertama ditemukan urin yang pekat.

3) Pada hari kelima BAK 6-8 kali.

4) Pengeluaran mekonium menjadi lebih cepat.

5) Warna feses berubah, meconium akan menipis menjadi hijau

kecoklatan/hijau kekuningan dalam 3-6 hari. Pada hari ke 6

feses sudah berbentuk cair, bau asam dan bergas (Eveline,

2017).

j. Tanda Bayi Kekurangan ASI

1) Setelah hari ke-5 warna urin bayi berwarna merah bata.

2) Setelah hari ke-5 BAK <6 kali dalam 24 jam.

3) Pada hari ke-5 masih keluar meconium.

4) Berat badan belum kembali ke berat lahir pada hari ke 7-10

(Eveline, 2017).
k.

4. Teknik Menyusui

a. Posisi menyusui

Menurut Maryunani (2015), posisi ibu dan bayi selama

menyusui ialah sebagai berikut:

1) Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, bukan hanya leher

dan bahu bayi saja yang tersangga.


33

2) Kepala dan tubuh bayi lurus.

3) Badan bayi menghadap ke dada ibu.

4) Badan bayi dekat atau melekat pada badan ibunya.

b. Teknik memegang bayi

1) Cradle Hold (Pegangan Pelukan)

Cradle hold merupakan teknik memegang bayi

selama meyusui dengan posisi ibu memeluk kepala bayi

menggunakan lengan dan letak kepala bayi tepat pada lipatan

lengan ibu.

2) Cross Cradle (Pelukan Bersilang)

Cross cradle merupakan teknik memegang bayi

selama meyusui yang sekilas hampir sama dengan teknik

cradle hold hanya saja dilakukan bersilangan dengan bagian

payudara yang disusui. Apabila bayi menyusui pada payudara

kanan maka ibu menggunakan lengan kiri untuk memeluk

bayinya.

3) Football Hold (Pegangan Bola atau Mencengkram)

Football hold merupakan teknik memegang bayi

selama meyusui dengan posisi bayi bertolak belakang dari

posisi tubuh ibu, dibawah lengan ibu. Pada posisi ini ibu

menopang tubuh bayi menggunakan tangan yang paling dekat

dengan payudara yang diisap bayi, gerakan tangan ibu

memeluk bagian leher bayi.


34

4) Lying Down (Berbaring)

Lying down merupakan teknik menyusui dengan

posisi berbaring menyamping. Teknik ini bermafaat untuk

memudahkan ibu beristirahat (Maryunani, 2015).

c. Teknik perlekatan mulut bayi

1) Dagu menyentuh payudara.

2) Mulut terbuka lebar.

3) Bibir bawah terlipat ke arah luar.

4) Bagian areola yang terlihat diatas mulut bayi lebih luas

dibandingkan bagian areola yang terlihat dibawah mulut bayi

(Maryunani, 2015).

5. Teknik-teknik Pengeluaran ASI

a. Pijat Oksitosin

Pijat Oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang

belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam yang

bertujuan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah

melahirkan.

b. Pijat Endorphin

Pijat Endorphin merupakan suatu metode sentuhan ringan

yang dikembangkan pertama kali oleh Costance Palinsky. Pijat

endorphin bertujuan meningkatkan kadar endorphin.

c. Sugestif
35

Sugestif/afirmasi positif dilakukan untuk mempersiapkan

agar ASI bisa mengalir dengan lancar dan memenuhi kebutuhan

bayi sejak hari pertamanya hadir di dunia.

d. Metode SPEOS

Metode ini dilakukan dengan mengkombinasikan antara

pijat endorphin, pijat oksitosin, dan sugestif/afirmasi positif.

Tujuan dari metode “SPEOS” adalah untuk membantu ibu nifas

(menyusui) memperlancar pengeluaran ASI.

e. Kompres hangat

Kompres hangat pada payudara akan memberikan sinyal ke

hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika resptor

yang peka terhadap panas dihipotalamus di rangsang, sistem

efektor mengeluarkan sinyal dengan vasodilatasi perifer.

f. Teknik massage rolling (Punggung)

Teknik massae rolling adalah tindakan yang memberikan

sensasi relaks pada ibu dan melancarkan aliran saraf serta saluran

ASI kedua payudara.

g. Teknik Marmet

Teknik ini merupakan kombinasi antara cara memerah ASI

dan memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI dapat

optimal (Suryaman & Girsang, 2020).

6. Breast Care (Perawatan Payudara)


36

Perawatan payudara merupakan upaya perawatan khusus

melalui pemberian rangsangan terhadap otot payudara ibu dengan cara

pengurutan atau massage (Suryaman & Girsang, 2020).

Menurut Kristiyanasari (2011), Teknik perawatan payudara

dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Melepaskan pakaian dan meletakkan handuk pada bagian perut

bawah.

b. Mengompres kedua puting menggunakan kapas yang telah

dilumuri minyak keelapa atau baby oil selama 2-3 menit.

c. Mengangkat kapas sambil membersihkan puting dengan

melakukan gerakan memutar dari dalam keluar.

d. Membersihkan bagian tengah puting menggunakan kapas baru,

apabila didapati punting invered (tidak menonjol) maka lakukan

penarikan.

e. Membaluri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil

dan melakukan pengurutan selama 20-30 kali.

f. Mengurut payudara dengan gerakan ke atas, kesamping, ke

bawah, dan kedepan sambil menghentakkan payudara.

g. Dilanjutkan dengan melakukan pengerutan menggunakan sisi

kelingking yang dilakukan sebanyak 20-30 kali

h. Langkah selanjutnya, melakukan pengerutan dari area pangkal

kearah puting menggunakan sendi-sendi jari dan posisi tangan

mengepal.
37

i. Meletakkan waskom tepat dibawah payudara

j. Mengguyur payudara sebanyak 5 kali kemudian dilanjutkan

dengan membersihkannya dengan waslap.

k. Mengeringkan payudara dengan menggunakan handuk.

l. Menggunakan BH yang dapat menopang payudara.

Manfaat perawatan payudara menurut Suryaman & Girsang,

(2020), yaitu:

a. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI

menjadi lebih banyak dan lancar

b. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini

c. Mempersiapkan mental ibu untuk menyusui.

Tujuan perawatan payudara menurut Suryaman & Girsang,

(2020), antara lain:

a. Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari

infeksi

b. Untuk mengenyalkan putting susu supaya tidak lecet

c. Untuk menonjolkan putting susu

d. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus

e. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan

f. Untuk memperbanyak produksi ASI


38

7. Manajemen ASI Perah

ASI perah (ASIP) umumnya diberikan ketika berada berjauhan

dalam waktu lama dari bayi, misalnya saat pergi bekerja di kantor.

Manajemen ASIP merupakan suatu usaha yang dilakukan ibu untuk

tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya walau masa cuti telah

berakhir dan ibu harus pergi ke kantornya (Asri et al., 2018).

a. Prosedur Memerah ASI

Menurut Asri et al. (2018), memeras ASI dengan tangan

dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Mencuci tangan hingga bersih.

2. Memijat daerah areola guna mendapatkan ASI untuk

membasahi areola, karena ASI mengandung antibakteri.

3. Menempatkan botol atau wadah yang telah disterilkan di

bagian bawah payudara untuk menampung ASI yang keluar.

4. Memijat payudara secara perlahan-lahan.

5. Memposisikan jari-jari membentuk huruf C di sekitar areola

atau bagian gelap di sekitar puting. Tekan secara perlahan-

lahan, namun hindari untuk menekan puting. Selain

menimbulkan nyeri, tekanan pada puting justru dapat

menghalangi keluarnya ASI.

6. Melepaskan tekanan, kemudian mengulangi kembali.

7. Jika aliran ASI sudah mulai berhenti, lanjut memijat bagian

lain hingga seluruh permukaan payudara telah terpijat.


39

8. Begitu seterusnya hingga ASI benar-benar berhenti mengalir

dan payudara sudah tidak terasa penuh.

b. Cara Menyimpan ASIP

ASI perah sebaiknya disimpan dalam botol kaca atau

plastik yang bebas Bisphenol-A (BPA). Botol tersebut dikenal

dengan BPA free. Sebelim digunakan, botol harus disterilkan

terlebih dahulu atau minimal harus dicuci menggunakan air bersih

hangat. Botol yang sudah terisi ASIP diberi label yang bertuliskan

jam dan tanggal ASI diperah. Bagi ibu yang bekerja, ASIP dapat

dibawa ke tempat tujuan dengan menempatkannya dalam tas

isolasi atau cooler bag (Asri et al., 2018).

c. Daya Tahan ASI Perah

Daya tahan ASIP tergantung pada cara penyimpanan ASI

perah.

1) ASI yang baru saja diperah dapat bertahan dalam suhu ruang

hingga empat jam.

2) Apabila disimpan dalam wadah tertutup dengan kantong es,

ASIP dapat bertahan hingga 24 jam.

3) ASIP yang disimpan dalam lemari pendingin dapat bertahan

hingga tiga hari.

4) Sementara jika disimpan dalam freezer, ASIP dapat bertahan

hingga enam bulan (Asri et al., 2018).

Penyimpanan ASI Segar ASI Beku ASI Yang Sisa Minum


40

Yang Sudah Sudah


Dicairkan Dihangatkan

Suhu Ruangan 3-4 jam 4 jam Segera 1 jam, jika


(16-29 derajat (optimal) 6-8 diminumkan sisa dibuang
Celcius) jam (kondisi
sangat bersih)
Cooler bag + 24 jam Tidak Tidak Buang
ice batu/ ice disarankan disarankan
pack (4-
derajat
Celcius)
Lemari es (0-4 3 hari 24 jam. Lebih 4 jam Buang
derajat (optimal) 8 dari itu tidak
Celcius) hari (kondisi diketahui
sangat bersih) keamanannya
.
Freezer 2 minggu
Lemari es 1
pintu (-15
derajat
Celcius)
Freezer lemari 3 bulan
Tidak boleh Tidak boleh
es 2 pintu (-18 (optimal) 6 Buang
dibekukan dibekukan
derajat bulan (dapat
Celcius) diterima)
Freezer 6 bulan
tunggal (optimal) 12
bulan (dapat
diterima)
Sumber: Asri et al. (2018)

d. Cara Menghangatkan ASI Perah

Persiapan pemberian ASIP dilakukan dengan

mengeluarkan botol yang berisi ASIP dari freezer ke lemari es

yang bersuhu lebih tinggi. Selanjutnya botol ASIP yang disimpan

dalam lemari pendingin dapat ditempatkan dalam mangkok bersih

berisi air hangat sebelum diberikan pada bayi. Hal-hal yang perlu

dihindari selama menghangatkan ASIP ialah memanaskan ASIP


41

menggunakan microwave atua direbus karena dapat merusak

vitamin yang terkandung didalam ASIP, selain itu sangat

dianjurkan untuk tidak memasukkan kembali ASIP ke lemari

pendingin setelah dihangatkan sekali (Asri et al., 2018).


BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka konsep merupakan hubungan antara variabel dalam

konsep penelitian yang akan dilakukan, variabel ini belum dapat diukur

dan diamati secara langsung sehingga perlu di gambarkan dalam bentuk

kerangka (Masturoh & T, 2018). Peneliti membuat kerangka konsep

dengan tujuan untuk memudahkan dalam mengidentifikasi konsep-konsep

penelitian. Kerangka konsep dalam penelitian ini dirancang berdasarkan

konsep pengetahuan manajemen laktasi, serta konsep support system

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Friedman et al. (2010).

Baik

Pengetahuan support
system utama ibu
hamil terkait
manajemen laktasi Kurang

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis/Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran pengetahuan support system utama ibu hamil

terkait manajemen laktasi di Kota Banda Aceh?

41
42

C. Definisi Operasional

Definisi operasional ialah memberikan batasan terhadap variabel-

variabel dalam suatu penelitian agar memudahkan peneliti untuk

mengamati dan mengukur hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya (Hikmawati, 2017). Untuk lebih jelas mengenai pembagian

variabel, maka dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Alat Cara Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur Ukur

Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Angket Ordinal Jika data


support diketahui oleh berdistribusi
system pendukung utama ibu normal:
utama ibu hamil dalam Baik: x ≥
hamil terkait manajemen laktasi
manajemen meliputi:
laktasi a. Pengertian ASI
Eksklsif
b. Manfaat ASI
c. Makanan yang
Meningkatkan
Produksi ASI
d. Cara Menyimpan
ASI Perah
e. Cara Memerah
ASI
f. Perawatan
Payudara
g. Dukungan
support system
dalam
manajemen
laktasi
43

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah

kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.

Menurut Arikunto (2014), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dilakukan untuk melihat gambaran suatu fenomena yang terjadi pada saat

ini dan memaparkannya dalam bentuk laporan penelitian. Sedangkan

menurut Sugiyono (2016), penelitian kuantitatif merupakan metode

penelitian yang bertujuan untuk menganalisis data yang bersifat statistik

atau berbentuk angka dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan

metode pengukuran atau konveksi. Desain penelitian ini menggambarkan

tingkat pengetahuan support system utama ibu hamil terkait manajemen

laktasi di Kota Banda Aceh.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh

peneliti sebagai subjek atau objek penelitian, subjek atau objek

tersebut memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh

peneliti (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan pada Puskesmas


44

Baiturrahman dan Puskesmas Kuta Alam di Kota Banda Aceh.

Berdasarkan survey pengambilan data awal yang telah dilakukan oleh

penulis didapatkan jumlah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas

Baiturrahman dan Puskesmas Kuta Alam yaitu sebanyak 1.399 orang.

2. Sampel Penelitian

a. Besar Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non random probability sampling yaitu

teknik pengambilan sampel yang dilakukan tidak secara acak

melainkan dengan menentukan kriteria pada sampel. Teknik

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah tenik

purposive sampling, yaitu dengan melibatkan sampel secara

langsung dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Sampel

dalam penelitian ini ialah seluruh ibu hamil yang sudah memasuki

trimester II & III yang melakukan kunjungan pada Puskesmas

Baiturrahman dan Puskesmas Kuta Alam, Kota Banda Aceh.

Adapun kriteria inklusi dari penelitian ini adalah:

1) Seluruh Ibu hamil yang usia kehamilannya memasuki

trimester II & III dan melakukan kunjungan pada dua

Puskesmas di Kota Banda Aceh, yaitu Puskesmas

Baiturrahman dan Puskesmas Kuta Alam.

2) Bersedia menjadi responden dan menyetujui informed

consent.
45

3) Mampu membaca dan menulis serta kooperatif dalam

penelitian.

4) Memiliki support sistem yang mendukung ibu untuk

keberhasilan menyusui bayinya.

Berdasarkan pengambilan data awal yang telah dilakukan

oleh penulis didapati jumlah ibu hamil trimester ke-II & III di

Puskesmas Baiturrahman dan Puskesmas Kuta Alam sebanyak

109 orang yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan diwilayah kerja dua Puskesmas di Kota

Banda Aceh, yaitu:

a. Puskesmas Baiturrahman

b. Puskesmas Kuta Alam

Semua Puskesmas di Kota Banda Aceh bertanggung jawab

penuh dalam memberikan pelayanan terbaik guna kesejahteraan

masyarakat di wilayah kerja puskesmas tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan September 2022

(Lampiran 1).

D. Alat Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data


46

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner

untuk mengukur tingkat pengetahuan terkait manajemen laktasi yang

diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2019). Kuesioner

ini terdiri dari 34 pertanyaan dengan pembagian sebagai berikut:

a. Pengertian ASI eksklusif sebanyak 5 pertanyaan

b. Manfaat ASI eksklusif sebanyak 4 pertanyaan

c. Makanan yang meningkatkan produksi ASI sebanyak 4

pertanyaan

d. Cara menyimpan ASI sebanyak 7 pertanyaan

e. Cara memerah ASI sebanyak 4 pertanyaan

f. Perawatan payudara sebanyak 4 pertanyaan

g. Bantuan dukungan sebanyak 6 pertanyaan

2. Uji Validitas

Validitas adalah keadaan ketika instrumen yang digunakan

dalam suatu penelitian mampu mengukur apa yang ingin diukur dalam

penelitian tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu instrumen sudah

valid maka dilakukan pengujian yaitu uji validitas. Terdapat dua hal

penting yang harus dipenuhi dalam melakukan uji validitas, yaitu: (1)

isi instrumen harus relevan, (2) sasaran subjek dan cara pengukuran

harus relevan (Nursalam, 2015).

Skor setiap pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan

dengan skor total seluruh pertanyaan. Untuk mengetahui apakah nilai

korelasi tiap-tiap pertanyaan tersebut signifikan, maka perlu dilihat r


47

tabel dan r hitung. Dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r

tabel dan dikatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil dari r tabee

(0,444) dengan tingkat kemaknaan 5% (Budiman & Riyanto A, 2013).

3. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah apabila suatu hasil pengukuran atau fakta

yang telah diukur dan diamati berulang kali dalam waktu yang

berlainan tetap menunjukkan kesamaan dari hasil pengukuran tersebut

(Nursalam, 2015).

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

membagikan kuesioner kepada responden. Adapun langkah-langkah

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data

Persiapan pengumpulan data dilakukan melalui prosedur

administrasi, mendapatkan izin dari dosen pembimbing dan

dinyatakan lulus etik oleh tim etik Fakultas Keperawatan Universitas

Syiah Kuala.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui prosedur

sebagai berikut:

a. Mengurus surat perizinan pengambilan data awal di bagian

Akademik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.

Kemudian menyerahkan ke Bakespangpol Kota Banda Aceh.


48

b. Bakesbangpol Kota Banda Aceh membuatkan surat rekomendasi

pengambilan data awal dan akan ditembuskan ke Dinas

Kesehatan Kota Banda Aceh.

c. Mengirimkan surat pengantar kepada Dinas kesehatan Kota

Banda Aceh untuk mendapatkan data jumlah ibu hamil di semua

Puskesmas Kota Banda Aceh tahun 2022 yang nantinya data

tersebut dijadikan sebagai acuan untuk mendapatkan data terkait

support system utama ibu hamil yang berperan sebagai responden

dalam penelitian ini.

d. Setelah mendapatkan data dari Dinas Kesehatan, ibu hamil

memilih dua puskesmas dengan jumlah ibu hamil trimester ke-II

& III terbanyak dari seluruh puskesmas, yaitu Puskesmas

Baiturrahman dan Puskesmas Kuta Alam. Peneliti melakukan

pengambilan data terkait jumlah suami atau pendukung ibu hamil

yang mengikuti konseling laktasi si dua puskesmas tersebut.

e. Peneliti meminta bantuan enumenator sebanyak satu orang yang

bertujuan untuk mempermudah pengambilan data. Enumenator

telah diberikan penjelasan dan persamaan persepsi terkait

penelitian yang akan dilakukan.

f. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian ke pihak

akademik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala,

kemudian surat tersebut disampaikan ke Bakesbangpol Kota

Banda Aceh, setelah itu surat rekomendasi dari Bakesbangpol


49

Kota Banda Aceh di teruskan ke Dinas Kesehatan Kota Banda

Aceh, lalu surat perizinan penelitian di sampaikan ke dua

Puskesmas yang telah dipilih oleh peneliti berdasarkan jumlah ibu

hamil trimester ke II dan III terbanyak.

g. Setelah mendapatkan izin, peneliti dan enumenator

memperkenalkan diri serta menjelaskan tujuan dari penelitian.

Memberitahukan kepada responden bahwa segala data yang

didapatkan akan dijaga kerahasiannya, penelitian ini tidak

menimbulkan risiko dan meminta kesediaan responden untuk

menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

h. Setelah responden menandatangani surat tersebut, peneliti dan

enumenator akan mempersilahkan responden untuk mengisi

kuesioner.

i. Kuesioner yang telah diisi akan diperiksa kembali oleh peneliti

dan enumenator guna memeriksa kelengkapan data responden.

j. Setelah pengisisan kuesioner oleh responden, peneliti akan

mengucapkan terimakasih kepada responden karena telah ikut

berpartisipasi dalam penelitian ini.

k. Setelah mengumpulkan data, peneliti akan melaporkan kepada

kepala Puskesmas (nama dua puskesmas) guna mendapatkan surat

keterangan telah selesai melakukan penelitian.


50

F. Etika Penelitian

Uji etik penelitian akan dilakukan oleh tim komite etik Fakultas

Kepearwatan Universitas Syiah Kuala. Prinsip etik yang diterapkan oleh

peneliti dalam penelitian ini, yaitu:

1. Autonomy (Kemandirian)

Penelitian ini dilakukan tanpa adanya paksaan dari pihak

manapun yang mewajibkan responden untuk berpartisipasi. Peneliti

akan memberikan hak penuh kepada responden untuk memutuskan

keinginan responden, apakah bersedia atau tidak bersedia untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

2. Nonmalaficence (Tidak merugikan)

Peneliti akan memperkirakan berbagai risiko, mengurangi

kerugian dan mencegah risiko yang dapat membahayakan responden

selama penelitian berlangsung.

3. Justice (Keadilan)

Penelitian ini akan dilakukan dengan seadil-adilnya tanpa

membeda-bedakan antar responden baik dalam hal pendidikan,

agama, suku maupun ras responden. Setiap responden akan

mendapatkan segala informasi yang sama dari peneliti.

4. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti akan menjamin kerahasiaan segala data yang

diserahkan oleh responden.

5. Veracity (Jujur)
51

Peneliti akan menyampaikan dengan sejujur-jujurnya terkait

penelitian yang akan dijalankan kepada responden.

6. Accountability (Akuntabilitas)

Penelitian akan diuji oleh tim etik Fakultas Keperawatan

Universitas Syiah Kuala. Sikap profesional dan tanggung jawab

merupakan sikap yang harus dimiliki oleh peneliti dalam penelitian

ini.

G. Pengolahan Data

`Adapun pengolahan data akan dilakukan dengan tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Editing

Setelah semua data telah dikumpulkan, peneliti akan

melakukan crosscheck pada setiap lembar kuesioner yang telah diisi

oleh responden yang bertujuan unmktuk memastikan kelengkapan

data dan informasi.

2. Coding

Peneliti akan memberikan kode dalam bentuk angka terhadap

variabel yang berguna sebagai kode bagi peneliti. Microsoft excel

merupakan software yang akan digunakan untuk menyederhanakan

jawaban dalam mengolah data.

3. Data Entry atau Processing

Data yang telah diberi kode disususn secara berurutan dan

akan dipindahkan dalam tabel distribusi frekuensi.


52

4. Tabulating

Melakukan pengelompokkan jawaban responden sesuai

dengan kategori yang telah ditetapkan. Dalam memudahkan analisa

data, maka setiap sub variabel akan dimasukkan ke dalam tabel

distribusi frekuensi.

H. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Analisa Univariat

Analisa yang digunakan dengan tujuan untuk mencari

distribusi frekuensi dari setiap variabel dalam penelitian. Analisa

univariat digunakan untuk melihat dan mendeskripsikan gambaran

pengetahuan support system utama ibu hamil terkait manajemen

laktasi, nilai mean, minimum, maksimum dan standar deviasi.


DAFTAR PUSTAKA

Afrinis, N., Indrawati, I., & Haspriyanti, N. (2020). Hubungan Pengetahuan Ibu

Tentang Manajemen Laktasi Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian

Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan. PREPOTIF : Jurnal Kesehatan

Masyarakat, 4(2), 157–168. https://doi.org/10.31004/prepotif.v4i2.973

Annisa, L., & Swastiningsih, N. (2015). Dukungan Sosial Dan Dampak Yang

Dirasakan Oleh Ibu Menyusui Dari Suami. Empathy : Jurnal Fakultas

Psikologi, 3(1), 16–22.

Ardian, I. (2016). Konsep Spiritualitas dan Religiusitas dalam konteks

keperawatan Pasien DM Tipe 2. NURSCOPE Jurnal Keperawatan Dan

Pemikiran Ilmiah, 2(5), 1–9.

https://www.readcube.com/articles/10.30659/nurscope.2.2.40-48

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT RINEKA

CIPTA.

Asri, P., A, A. Z., R, B. M., & Maharani, A. (2018). Manajemen Asi Perah Untuk

Kesehatan Balita. Jurnal Cakrawala Maritim, 1(1), 29–35.

https://doi.org/10.35991/cakrawalamaritim.v1i1.430

Badan Pusat Statistik. (2022). Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Yang

Mendapatkan Asi Eksklusif Menurut Provinsi (Persen), 2019-2021. BPS-

Statistic Indonesia. https://www.bps.go.id/indicator/30/1340/1/persentase-

bayi-usia-kurang-dari-6-bulan-yang-mendapatkan-asi-eksklusif-menurut-

provinsi.html

Budiman & Riyanto A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.

Buntuchai, G., Pavadhgul, P., Kittipichai, W., & Satheannoppakao, W. (2017).

Traditional Galactagogue Foods and Their Connection to Human Milk

Volume in Thai Breastfeeding Mothers. Journal of Human Lactation, 33(3),

552–559. https://doi.org/10.1177/0890334417709432

Eveline. (2017). ASI Saya Kurang. IDAI.

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/asi-saya-kurang

Falikhah, N. (2014). ASI dan Menyusui ( Tinjauan Demografi Kependudukan ).

Jurnal Ilmu Dakwah, 13(26), 31–46.

https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/alhadharah/article/download/

1707/1235#:~:text=Organisasi kesehatan sedunia WHO menilai,200 ribu

bayi setiap tahun.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan

keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. EGC.

Handayani, T. Y., & Sari, D. P. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keberhasilan Ibu Menyusui dalam Pemberian ASI Eksklusif. ILMIAH

UMUM DAN KESEHATAN AISYIYAH, 4(1), 20–26.

Hapitria, P., Jubaedah, H. E., Nurasih, & Suratmi. (2018). Upaya Peningkatan

Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil Trimester III Di

Wilayah Uptd Puskesmas Sitopeng Kota …. Politeknik Kesehatan Kemenkes

Tasikmalaya, April, 42–45.

http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/PPM/article/view/125

Herry, & Evi Nurafiah. (2020). Pengetahuan Ibu Tentang Manajemen Laktasi
Dengan Perilaku Pemberian ASI Ekslusif. Jurnal Kesehatan, 9(1), 22–32.

https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.118

Hikmawati, F. (2017). Metodologi Penelitian. PT RajaGrafindo Persada.

Hizriyani, R., & Aji, T. S. (2021). Pemberian Asi Eksklusif Sebagai Pencegah

Stunting. Jurnal Jendela Bunda, 8(2), 56–62.

Ichsan, B., Probandari, A. N., Pamungkasari, E. P., & Salimo, H. (2020). Barriers

and support to exclusive breastfeeding in Sukoharjo district, Central Java

province, Indonesia: a qualitative study. Journal of Health Research, 35(6),

482–492. https://doi.org/10.1108/JHR-12-2019-0274

Indrioko, E. (2020). Sumber-sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Manajemen

Pendidikan Islam. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Keislaman, 9, 20–36.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Laporan Kinerja Kementrian

Kesehatan Tahun 2020. In Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kimani-Murage, E. W., Wilunda, C., Macharia, T. N., Kamande, E. W., Gatheru,

P. M., Zerfu, T., Donfouet, H. P. P., Kiige, L., Jabando, S., Dinga, L. A.,

Samburu, B., Lilford, R., Griffiths, P., Jackson, D., Begin, F., & Moloney, G.

(2021). Effect of a baby-friendly workplace support intervention on

exclusive breastfeeding in Kenya. Maternal and Child Nutrition, 17(4), 1–

10. https://doi.org/10.1111/mcn.13191

Kristiyanasari, W. (2011). Asi, Menyusui & Laktasi. Nuha Medika.

Lestari, T. A. R. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Suami tentang ASI

EKsklusif pada Suami yang Memiliki Istri Sedang Menyusui di Desa

Balapulang Wetan Kabupaten Tegal Tahun 2019 [Politeknik Harapan


Bersama Tegal]. https://doi.org/.1037//0033-2909.I26.1.78

Lindawati, R. (2019). Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Dukungan

Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif. Faletehan Health Journal, 6(1),

30–36. https://doi.org/10.33746/fhj.v6i1.25

Maryunani, A. (2012). ASI Eksklusif, IMD dan Manajmen Laktasi (p. 229). CV.

Trans Info Media.

Maryunani, A. (2015). Asuhan Ibu Nifas dan Asuhan Ibu Menyusui. In Media.

Masturoh, I., & T, N. A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Badan

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Mohanty, I., Senapati, M. R., Jena, D., & Behera, P. C. (2014). Ethnoveterinary

importance of herbal galactogogues - a review. Veterinary World, 7(5), 325–

330. https://doi.org/10.14202/vetworld.2014.325-330

Mufdillah, Subijanto, Sutisna, E. &, & Akhyar, M. (2017). Pedoman

Pemberdayaan Ibu Menyusui pada Program ASI Ekslusif. In Peduli ASI

Ekslusif.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (Revisi). PT RINEKA

CIPTA.

Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., Anhar, Y., & Vina.

(2018). Promosi Kesehatan. Airlangga University Press.

Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan

Praktis. Salemba Medika.

Rujumba, J., Ndeezi, G., Nankabirwa, V., Kwagala, M., Mukochi, M., Diallo, A.

H., Meda, N., Engebretsen, I. M. S., Tylleskär, T., & Tumwine, J. (2020). “If
I have money, I cannot allow my baby to breastfeed only …” barriers and

facilitators to scale-up of peer counselling for exclusive breastfeeding in

Uganda. International Breastfeeding Journal, 15(1), 43.

https://doi.org/10.1186/s13006-020-00287-8

Septianingtyas, M. C. A., Anggorowati, & Nurrahima, A. (2018). Modul Paket

Sukses Menyusui “Manajemen Laktasi dan Positive Self Talk .” In Magister

Keperawatan Universitas Diponegoro.

Suciati, N. A., Qudriani, M., & Umi Baroroh. (2016). Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan Suami Mengenai ASI Eksklusif dengan Penerapan

Breastfeeding Father di Kelurahan Pesurungan Lor Kecamatan Margadana

Tahun 2015. PoliTekniK TEGAL (Politeknik Harapan Bersama Tegal), 91–

93. http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/download/

306/300

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

ALVABETA, CV.

Suryaman, R., & Girsang, E. (2020). Proses Laktasi Dan Menyusui. STIkes

Wijaya Husada Bogor.

WHO. (2020). Pekan Menyusui Dunia: UNICEF dan WHO menyerukan

Pemerintah dan Pemangku Kepentingan agar mendukung semua ibu

menyusui di Indonesia selama COVID-19. World Health Organization.

https://www.who.int/indonesia/news/detail/03-08-2020-pekan-menyusui-

dunia-unicef-dan-who-menyerukan-pemerintah-dan-pemangku-kepentingan-

agar-mendukung-semua-ibu-menyusui-di-indonesia-selama-covid-19
Young, M. F., Nguyen, P., Kachwaha, S., Tran Mai, L., Ghosh, S., Agrawal, R.,

Escobar-Alegria, J., Menon, P., & Avula, R. (2020). It takes a village: An

empirical analysis of how husbands, mothers-in-law, health workers, and

mothers influence breastfeeding practices in Uttar Pradesh, India. Maternal

and Child Nutrition, 16(2), 1–13. https://doi.org/10.1111/mcn.12892

Yusuf, A. M. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan. PRENADAMEDIA GROUP.

Zhang, Z., Zhu, Y., Zhang, L., & Wan, H. (2018). What factors influence

exclusive breastfeeding based on the theory of planned behaviour. Midwifery,

62, 177–182. https://doi.org/10.1016/j.midw.2018.04.006

Anda mungkin juga menyukai