Anda di halaman 1dari 68

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PEMENUHAN NUTRISI PADA BALITA


STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LAMTEUBA KABUPATEN ACEH BESAR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


melaksanakan tugas akhir

Oleh:

DEJA PUTRIA BALQIS


1812101010051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2021
PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PEMENUHAN NUTRISI PADA BALITA


STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LAMTEUBA KABUPATEN ACEH BESAR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


melaksanakan tugas akhir

Oleh:

DEJA PUTRIA BALQIS


1812101010051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2021

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian dengan judul :

GAMBARAN PEMENUHAN NUTRISI PADA BALITA STUNTING


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMTEUBA
KABUPATEN ACEH BESAR

Oleh:

DEJA PUTRIA BALQIS


1812101010051

Telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan tim penguji proposal Fakultas


Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh, 14 Desember 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Nevi Hasrati Nizami, S. Kep., M. Kep Ns. Inda Mariana Harahap, S. Kep., MNS

NIP. 19840417 201903 2 010 NIP. 19840908 201903 2 018

Mengetahui,
Koordinator,
Program Studi Ilmu Keperawatan

(Ns. Syarifah Rauzatul Jannah, S. Kep., MNS., Ph. D

Nip. 19770224 200212 2 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal penelitian dengan judul :

GAMBARAN PEMENUHAN NUTRISI PADA BALITA STUNTING


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMTEUBA
KABUPATEN ACEH BESAR

Oleh:

DEJA PUTRIA BALQIS


1812101010051

Telah diseminarkan dihadapan tim penguji proposal


Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh, 20 Desember 2021

Mengesahkan,

Penguji I : Ns. Budi Satria, S. Kep., MNS

NIP. 198111110 201404 1 001 1. .................

Penguji II : Ns. Sri Agustina, S. Kep., M. Kep

NIP. 19890823 202012 2 003 2. .................

Pembimbing I : Ns. Nevi Hasrati Nizami, S. Kep., M. Kep

NIP. 19840417 201903 2 010 3. .................

Pembimbing II : Ns. Inda Mariana Harahap, S. Kep., MNS

NIP. 19840908 201903 2 018 4. .................

Koordinator,
Program Studi Ilmu Keperawatan

(Ns. Syarifah Rauzatul Jannah, S. Kep., MNS., Ph. D

Nip. 19770224 200212 2 001

iii
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kehadirat

Allah Swt. yang telah melimpahkan anugerah dan berkat-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Gambaran Pemenuhan

Nutrisi pada Balita Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba

Kabupaten Aceh Besar”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan proposal penelitian ini, tidak

mudah bagi penulis untuk menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Teuku Tahlil, S.Kp. MS selaku Dekan dan Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Syiah Kuala

2. Ns. Ardia Putra selaku Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan

Universitas Syiah Kuala

3. Ns Sri Intan Rahayu Ningsih, M.Kep., Sp. Kep.An selaku Wakil Dekan

III Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

4. Ns. Nevi Hasrati Nizami, S. Kep., M. Kep dan Ns. Inda Mariana

Harahap, S. Kep., MNS selaku pembimbing yang sudah meluangkan

waktu, pikiran, tenaga serta masukan dalam penyusunan proposal

penelitian ini

5. Teristimewa untuk ayahanda Jauzi Ramadhan dan Ibunda Ajuzah yang

selalu mengirimkan doa serta memberi semangat dan dukungan

sehingga peneliti bisa menyelesaikan proposal ini

iv
6. Saudara kandung tersayang Putri Navisah dan Muhammad Illian Javier,

serta keluarga besar yang telah memberi semangat, doa, dan dukungan

kepada penulis selama proses penyusunan proposal ini

7. Seluruh dosen dan staf administrasi Fakultas Keperawatan Universitas

Syiah Kuala

8. Sahabat-sahabat penulis Ameliya Ananda, Wardatul Fitria, Afiatun

Maghfirah, teman-teman seperjuangan angkatan 2018 di Fakultas

Keperawatan Universitas Syiah Kuala serta teman-teman lainnya yang

tidak mampu penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan

mendoakan, memberi semangat dan dukungan kepada penulis

Penulis berharap Allah SWT membalas segala kebaikan dari semua pihak

yang telah membantu proses penyusunan proposal ini. Penulis juga menyadari

sepenuhnya bahwa proposal ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan proposal menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Semoga dengan adanya proposal ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan

ilmu pengetahuan

Banda Aceh, 20 Desember 2021

Deja Putria Balqis

v
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii


DAFTAR SKEMA ...........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Pemenuhan Nutrisi ....................................................................8
B. Konsep Stunting .....................................................................................21

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN


A. Kerangka Konsep ...................................................................................25
B. Pertanyaan Penelitian .............................................................................26
C. Definisi Operasional ...............................................................................27

BAB VI METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian.....................................................................28
B. Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................................28
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................31
D. Alat Pengumpul Data .............................................................................32
E. Uji Intrumen ...........................................................................................33
F. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................35
G. Etika Penelitian ......................................................................................37
H. Pengolahan Data.....................................................................................40
I. Analisa Data ...........................................................................................41

vi
DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENULIS
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Energi, Protein, Karbohidrat, Lemak, Air ..............11
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Vitamin ................................................................11
Tabel 2.3 Angka Kecukupan Mineral .................................................................12
Tabel 2.4 Jumlah Porsi Makan Usia 1-5 .............................................................12
Tabel 2.5 Pengolahan Makanan..........................................................................20

Tabel 2.6 Kategori dan Ambang Batas ...............................................................23


Tabel 3.1 Definisi Operasional ...........................................................................27
Tabel 4.1 Penentuan Jumlah Sampel ..................................................................31

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) ......................................................17

ix
DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .............................................................25

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Rencana Anggaran Penelitian


Lampiran 3. Surat Pengumpulan Data Awal Dinas Kesehatan
Lampiran 4. Surat Pengumpulan Data Awal Puskesmas
Lampiran 5. Surat Selesai Pengambilan Data Awal
Lampiran 6. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 8. Lembar Kuesioner Penelitian


Lampiran 9. Standar PB/U pada Laki-laki usia 0-24 bulan
Lampiran 10.Standar TB/U pada laki-laki usia 24-60 bulan
Lampiran 11 Standar PB/U pada perempuan usia 0-24 bulan
Lampiran 12. Standar TB/U pada perempuan 24-60 bulan

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan komitmen global

dan nasional sebagai upaya pembangunan berkelanjutan yang bertujuan untuk

mensejahterahkan masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

SDGs mencakup 17 indikator yaitu tanpa kemiskinan; tanpa kelaparan;

kehidupan sehat dan sejahtera; pendidikan berkualitas; kesetaraan gender; air

bersih dan sanitasi layak; energi bersih dan terjangkau; pekerjaan layak dan

pertumbuhan ekonomi; industri, inovasi dan infrastruktur; berkurangnya

kesenjangan; kota dan permukiman berkelanjutan, konsumsi dan produksi

bertanggung jawab; penanganan perubahan iklim; ekosistem lautan;

ekosistem daratan; perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tanggung;

dan kemitraan untuk mencapai tujuan. (Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional, 2020)

Stunting merupakan masalah akibat kekurangan gizi kronis pada

balita, ditandai dengan tinggi badan tidak sesuai dibandingkan dengan

usianya. Stunting disebabkan karena kondisi sosial ekononi, gizi ibu saat

hamil, penyakit pada anak, kurangnya asupan gizi dan pola makan yang tidak

beragam, rendahnya kunjungan ke pelayanan kesehatan, dan karena sanitasi

dan akses air bersih yang tidak memadai (Pusat Data dan Informasi, 2018).

Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs)

1
2

yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu

menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030.

Pada tahun 2017 prevalensi balita stunting di dunia sebanyak 22,2%

atau sekitar 150,8 juta. Berdasarkan data World Health Organization (WHO),

Indonesia menduduki peringkat ketiga pada regional Asia Tenggara dengan

prevalensi stunting rata-rata 36,4% pada tahun 2005-2017. (WHO, UNICEF,

2018). Prevalensi stunting di Indonesia mengalami ketidakstabilan dari tahun

ke tahun berikutnya, dimana pada tahun 2015 sebanyak 29% balita

mengalami stunting, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016

menjadi 27,5%. Namun pada tahun 2017 prevalensi stunting mengalami

peningkatan kembali menjadi 29,6% . (Pusat Data dan Informasi, 2018)

Berdasarkan hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2018 Aceh menduduki peringkat ketiga di Indonesia dengan prevalensi

stunting pada balita sebanyak 37,3% dan peringkat pertama stunting pada

anak bawah dua tahun (baduta) yaitu sebanyak 37,9%. Sedangkan prevalensi

yang hampir sama berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) yaitu sebanyak

35,0% pada tahun 2014, meningkat menjadi 31,5% pada tahun 2015,

kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2016 menjadi 26,4%

dan kembali mengalami peningkatakan pada tahun 2017 menjadi 35,7%.

Sementara di wilayah Aceh Besar, prevalensi stunting pada balita mengalami

peningkatan, dimana pada tahun 2016 sebanyak 1,6% balita mengalami

stunting dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 menjadi 9,1%.

Beberapa wilayah yang berada di Kabupaten Aceh Besar dengan kejadian


3

stunting tinggi yaitu Kecamatan Ie Alang, Lamteuba, Piyeung, Indrapuri,

Seulimeum, dan Kuta baro. (Peraturan Gubernur Aceh, 2019)

Pemenuhan nutrisi pada anak dimulai sejak anak berada di dalam

kandungan yaitu pada saat ibu hamil, kemudian saat anak lahir harus

dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif pada usia

0-6 bulan dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang sesuai pada usia 6-

12 bulan. Pemberian makanan yang tidak sesuai dengan waktu, jumlah, dan

kebutuhan pada balita akan berdampak pada kesehatan yang buruk di masa

mendatang. (Anggryni et al., 2021)

Keanekaragaman pangan dan seimbang dalam pemenuhan nutrisi juga

sangat penting. Nutrisi dikatakan seimbang dan beragam bila terdiri dari

karbohidrat, protein, vitamin, mineral, serta air. Pemberian nutrisi yang

beragam bertujuan untuk menghindari kebosanan pada anak (Kusuma Astuti

& Sumarmi, 2020). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

terdapat hubungan mengonsumsi makanan yang beragam dengan stunting

dengan nilai OR 3,61 yang berarti balita yang mengonsumsi makanan yang

tidak beragam lebih besar memiliki resiko untuk menderita stunting apabila

dibandingkan dengan anak yang mengonsumsi makanan beragam (Wantina et

al., 2017). Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nining pada tahun 2018, dimana sebanyak 85,4% balita mengalami

stunting karena kurangnya asupan makanan yang tidak beragam

(Widyaningsih et al., 2018)


4

Penelitian yang dilakukan di Kota Blitar menunjukkan pemenuhan

nutrisi pada balita stunting masih kurang karena tidak memberikan makanan

dalam jumlah/porsi yang sesuai dengan usianya dan penyimpanan makanan

tidak sesuai dengan suhu ruangan yang dapat menyebabkan makanan menjadi

tidak bersih dan hygienis. (Setijaningsih et al., 2020). Sementara penelitian

yang dilakukan di Aceh Singkil menunjukkan bahwa pemberian makan oleh

ibu dalam kategori tidak baik, dimana ibu tidak memberikan makan dengan

frekuensi 3 kali sehari disertai makanan selingan (55,5%), tidak memberi

susu minimal 1 kali sehari (61%), pemberian makan tidak sesuai usia

(59,3%), tidak memberikan makanan selingan (76,9%), tidak membujuk anak

ketika anak tidak mau menghabiskan makanan (59,9%), anak tidak makan

sayur (67,6%), tidak melarang anak jajan sembarangan (55,5%), dan

membiasakan anak makan makanan kalengan (66,5) (Nurfita, 2019).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Aceh Besar didapatkan jumlah balita di wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba

pada tahun 2020 sebanyak 783 orang, dimana 63 orang (8%) diantaranya

menderita stunting. Sedangkan data yang diperoleh dari ahli gizi di

Puskesmas Lamteuba didapatkan jumlah balita di wilayah Kerja Puskesmas

Lamteuba pada tahun 2021 sebanyak 760 orang, dimana 112 orang (14,8%)

diantaranya mengalami stunting. Dengan demikian, berdasarkan data yang

diperoleh dapat disimpulkan bahwa prevalensi stunting di Wilayah Kerja

Puskesmas Lamteuba mengalami peningkatan dari tahun 2020 sampai tahun

2021.
5

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada ibu yang

memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas Lamteuba didapatkan 5 dari 8 ibu

memberikan makan anak yang mengandung makanan pokok, lauk pauk,

buah-buahan dan sayur. Selanjutnya 1 dari 8 ibu mengolah makanan anak

dengan cara direbus, dan 7 lainnya mengolah makanan anak dengan cara

menggoreng. Kemudian didapatkan hasil seluruh ibu memberikan makan

anak dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan malam.

Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pemenuhan Nutrisi pada

Balita Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh

Besar”

B. Rumusan Masalah

Anak memiliki resiko mengalami masalah kesehatan status gizi

(stunting), sehingga diperlukan upaya pencegahan untuk mengurangi tingkat

kejadian anak dengan permasalahan stunting dengan cara mencegah faktor

resiko penyebab stunting. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan

yaitu dengan menerapkan perilaku pemenuhan nutrisi yang sesuai pada anak

Namun masih banyak orang tua khususnya ibu yang tidak menerapkan

pemenuhan nutrisi yang sesuai sehingga anak rentan untuk mengalami

masalah kesehatan yaitu stunting.


6

Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dikemukakan di

atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

Gambaran Pemenuhan Nutrisi pada Balita stunting di Wilayah Kerja

Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pemenuhan nutrisi pada balita stunting

di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran penyusunan menu dalam pemenuhan

nutrisi pada balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba

Kabupaten Aceh Besar

b. Untuk mengetahui gambaran pengolahan makanan dalam

pemenuhan nutrisi pada balita stunting di Wilayah Kerja

Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar

c. Untuk mengetahui gambaran penyajian makanan dalam

pemenuhan nutrisi pada balita stunting di Wilayah Kerja

Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar

d. Untuk mengetahui gambaran cara pemberian makanan dalam

pemenuhan nutrisi pada balita stunting di Wilayah Kerja

Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar


7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi,

bacaan, serta bahan acuan untuk mengembangkan dan melakukan

penelitian selanjutnya mengenai pemenuhan nutrisi yang sesuai

khususnya pada balita yang mengalami stunting

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan motivasi orang tua khususnya

ibu untuk melakukan pemenuhan nutrisi yang sesuai pada balita

stunting
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pemenuhan Nutrisi

1. Pengertian Nutrisi

Nutrisi merupakan proses bahan kimia dan energi dari makanan yang

diperlukan untuk pembentukan, pemeliharaan, dan penggantian sel di dalam

tubuh. Nutrisi berasal dari kata nutrients yang berarti bahan gizi yang

berfungsi untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, melakukan aktivitas,

memelihara kesehatan dan fungsi tubuh, mencegah tubuh terserang penyakit,

dan membentuk sistem imunitas. Nutrisi atau dikenal juga dengan istilah gizi

sangat penting bagi kelangsungan tumbuh kembang anak. Nutrisi yang baik,

cukup, seimbang dan sesuai dengan kebutuhan balita akan memberikan

manfaat yang baik pula. (Primadi, 2019)

2. Jenis-jenis Nutrisi

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan gula sederhana (monosakarida dan

disakarida) dan gula kompleks (polisakarida) yang terdiri dari unsur karbon

(C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Jenis makanan yang mengandung

karbohidrat banyak terdapat dalam makanan pokok seperti nasi atau beras,

umbi-umbian, gandum, sagu, kentang, dan beberapa makanan sehari-hari

lainnya. (Rahayu & Harnanto, 2016)

8
9

Karbohidrat memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai sumber energi,

sebagai pemberi rasa manis pada makanan, sebagai penghemat protein,

sebagai pengatur metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses

(Mardalena & Suyani, 2016)

Karbohidrat dibagi menjadi 2 jenis yaitu karbohidrat sederhana dan

kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri dari monosakarida dan disakarida.

Monosakarida juga terdiri dari glukosa yang terdapat dalam buah-buahan dan

sayur-sayuran, fruktosa se perti madu, dan galaktosa. Karbohidrat kompleks

terdapat dalam gandum, nasi, dan sereal. (Mardalena & Suyani, 2016)

b. Protein

Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino dan

dihubungkan dengan rantai peptida yang terdiri dari karbon, hidrogen,

oksigen, serta nitrogen yang berfungsi untuk proses pertumbuhan, regulasi

dan fungsi tubuh, pembentukan protein sel dan energi, dan memelihara sistem

pertahanan tubuh. Protein terdiri dari dua jenis yaitu protein yang berasal dari

hewan yang disebut dengan protein hewani, sedangkan protein yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan disebut dengan protein nabati. (Rahayu & Harnanto,

2016). Contoh makanan sehari-hari yang mengandung protein seperti daging,

telur, susu, ikan, dan lainnya yang merupakan protein hewani, sedangkan

makanan yang mengandung protein nabati yaitu seperti kacang-kacangan,

tempe, tahu, kedelai, dan jenis makanan lainnya. (Menteri Kesehatan RI,

2014)
10

c. Lemak

Lemak merupakan salah satu zat organik yang terdiri dari karbon,

hidrogen, serta oksigen. Makanan sehari-hari yang mengandung lemak seperti

minyak kelapa, daging ayam, ikan dan sayuran. Lemak memiliki fungsi

sebagai bahan bakar, penyekat tubuh, melindungi organ vital, sebagai

pelumas jaringan tubuh, memberdayakan vitamin, memasok asam lemak

esensial (Mardalena & Suyani, 2016)

d. Vitamin

Vitamin merupakan senyawa organik yang tersusun dari karbon,

oksigen, hidrogen dan elemen lainnya yang dibutuhkan tubuh untuk proses

metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh agar berjalan normal

.Vitamin terdiri dari beberapa jenis yaitu vitamin A, vitamin B, vitamin C,

vitamin D, vitamin E, vitamin K. Contoh makanan yang mengandung vitamin

yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. (Mardalena & Suyani, 2016)

e. Air dan Mineral

Mineral terdiri dari kalsium, magnesium, sodium, kalium, fosfor, besi,

iodin, zinc dan air yang berfungsi untuk membantu pembentukan jaringan

tubuh dan proses metabolisme tubuh. Air merupakan bagian utama tubuh

yang berfungsi untuk pelarut, katalisator, fasilitator pertumbuhan, mengatur

suhu tubuh dan melindungi benturan organ-organ tubuh. (Rahayu &

Harnanto, 2016)
11

3. Kebutuhan Nutrisi Pada Balita

Kebutuhan nutrisi setiap orang berbeda-beda baik itu pada bayi,

balita, remaja maupun pada orang dewasa. Pada usia 1 sampai 5 tahun sangat

baik untuk mengajarkan anak terkait pola makan, cara makan, dan jenis

makan yang tepat. Hal-hal yang bisa diajarkan pada anak saat memasuki usia

ini yaitu penyediaan makanan dalam berbagai variasi, tidak membiasakan

makanan manis, konsumsi diet yang seimbang, dan penyajian waktu makan

yang teratur. (Rahayu & Harnanto, 2016)

Pemenuhan nutrisi pada balita juga harus disesuaikan dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG). AKG merupakan nilai yang menunjukkan rata-rata

kebutuhan zat gizi tertentu yang harus dipenuhi dalam sehari berdasarkan

karakteristik seperti umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, kondisi

kesehatan. (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2019)

Berdasarkan Permenkes RI No 28 tahun 2019, Angka Kecukupan Gizi

(AKG) pada Balita disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Energi, Protein, Karbohidrat, Lemak, dan Air

Umur Berat Tinggi Kalori Karbohidrat Protein Lemak Air


badan badan (kkal) (gr) (gr) (gr) (ml)
(kg) (cm)
1-3 tahun 13 92 1350 215 20 45 1150
4-6 tahun 19 113 1400 220 25 50 1450

Tabel 2.2 Angka Kecukupan Vitamin

Umur Vit A Vit Vit Vit Vit Vit D Vit E Folat Vit K
(tahun) (RE) B1 B2 B3 C (mcg) (mcg) (mcg) (mcg)
(mg) (mg) (mg) (mg)
1-3 400 0.5 0.5 6 40 15 6 160 15
4-6 450 0.6 0.6 8 45 15 7 200 20
12

Tabel 2.3 Angka Kecukupan Mineral

Umur Ca Fosfor Mg K Na Klor Tembaga Fluor


(tahun) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg)
1-3 650 460 65 2600 800 1200 340 0.7
4-6 1000 500 95 2700 900 1300 440 1.0

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 41 tahun 2014, jumlah porsi makan

sesuai dengan kecukupan energi balita disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.4 Jumlah Porsi Makan Usia 1-5 Tahun

Bahan Makanan Usia 1-3 Tahun Usia 4-5 Tahun


Nasi 3p 4p
Sayuran 1,5p 2p
Buah 3p 3p
Tempe 1p 2p
Daging 1p 2p
ASI Dilanjutkan sampai 2 tahun -
Susu 1p 1p
Minyak 3p 4p
Gula 2p 2p

Keterangan:
p = porsi
sdm = sendok makan
sdt = sendok teh
Nasi 1 porsi = 3/4 gelas = 100gr = 175 kkal
Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 25 kkal
Buah 1 porsi = 50gr = 50 kkal
Daging 1 porsi = 35gr = 50 kkal
Tempe 1 porsi = 50gr = 50 kkal
Minyak 1 porsi = 1sdt = 5gr= 50kkal
Gula = 1sdm = 20gr = 50 kkal
13

4. Prinsip Pemenuhan Nutrisi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017

menyebutkan ada beberapa prinsip dalam memberi makan anak balita yaitu

sebagai berikut:

a. Pemberian makan pada anak harus diberikan secara teratur dan terencana

baik itu makanan utama maupun makanan selingan

b. Waktu pemberian makan yang baik maksimal 30 menit

c. Pemberian makan di hentikan bila anak sudah tidak selera lagi

d. Anak hanya boleh minum air putih di antara waktu makan dan usahakan

jangan terlalu banyak

e. Biasakan anak makan di meja makan tidak sambil bermain atau

menonton televisi

f. Perhatikan lingkungan agar tetap nyaman, dan jangan memaksa anak

atau memberi hukuman apabila anak hanya makan 1-2 suap saja

5. Pedoman Gizi Seimbang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Inonesia Nomor 41 Tahun

2014 menjabarkan pedoman gizi seimbang sebagai berikut:

a. Empat pilar gizi seimbang

1) Konsumsi beranekaragam makanan, dimana tidak hanya

keanekaragaman jenis makanan yang harus diperhatikan namun juga

terkait jumlah yang cukup, porsi yang seimbang, serta dilakukan

secara rutin.
14

2) Membiasakan perilaku hidup bersih, tujuannya untuk menghindari

dari terpaparnya dari sumber infeksi, karena penyakit infeksi seperti

diare dapat mempengaruhi status gizi. Penyakit infeksi akan

menyebabkan nafsu makan berkurang, akibatnya jumlah serta jenis zat

gizi yang diperlukan tubuh berkurang.

3) Melakukan aktivitas fisik, berfungsi untuk memperlancar sistem

metabolisme tubuh serta dapat menyeimbangkan antara pemasukan

dan pengeluaran zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

4) Memantau Berat Badan (BB) secara teratur, bertujuan untuk

memantau pertumbuhan dan perkembangan seseorang, terutama balita

b. Pesan umum gizi seimbang

1) Syukuri dan nikmati keanekaragaman makanan

Cara menerapkan pesan ini yaitu dengan makan lima jenis kelompok

pangan (makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan,

dan minuman) setiap hari dan setiap kali makan, dan berdoa sebelum

makan sebagai bentuk rasa syukur terhadap makanan yang

dikonsumsi

2) Banyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang cukup

Mengonsumsi sayur dan buah yang cukup dapat menjaga tekanan

darah, kadar gula, dam kolesterol darah agar tetap normal, dapat

menurunkan resiko sembelit dan obesitas. Pada balita, dianjurkan

untuk mengonsumsi 300-400 gram sayuran dan buah-buahan

perhari.
15

3) Konsumsi lauk pauk yang berprotein tinggi

Lauk pauk terdiri dari protein nabati dan protein hewani. Contoh

makanan yang mengandung protein nabati yaitu tempe, tahu, dan

kacang-kacangan. Sedangkan contoh makanan yang mengandung

protein hewani yaitu daging, ikan, telur, dan susu.

4) Konsumsi beranekaragam makanan pokok

Makanan pokok merupakan makanan atau bahan makanan yang

mengandung karbohidrat seperti nasi, ubi, singkong, dan sagu. Pola

konsumsi makanan pokok yang beragam dapat dilakukan dengan

mengonsumsi lebih dari satu jenis makanan pokok dalam sehari atau

sekali makan.

5) Batasi mengonsumsi makanan manis, asin, dan berlemak

Berdasarkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 anjuran untuk

mengonsumsi gula perorang perhari yaitu 10% dari total energi (200

kkal) yang setara dengan 4 sendok makan perorang perhari (50

gram). Selanjutnya, anjuran mengonsumsi garam yaitu sebanyak

2000 mg natrium yang setara dengan 1 sendok teh garam perorang

perhari (5 gram). Sedangkan anjuran untuk konsumsi lemak

perorang perhari yaitu 20-25% dari total energi (702 kkal) yang

setara dengan 5 sendok makan (67 gram).

6) Biasakan sarapan pagi

Sarapan merupakan kegiatan makan dan minum yang dilakukan

antara bangun pagi sampa jam 9. Tujuannya untuk memenuhi


16

kebutuhan nutrisi harian sebanyak 15-30% untuk mewujudkan hidup

yang sehat, aktif serta produktif

7) Biasakan minum air putih yang cukup dan aman

Air berfungsi untuk proses biokimia, pengatur suhu, pelarut,

pembentuk/komponen sel dan organ, dan sebagainya. Pemenuhan

kebutuhan air dapat didapatkan melalui konsumsi makanan dan

minuman (sebagian besar tubuh membutuhkan 2 liter atau 8 gelas air

perhari). Air yang diperlukan oleh tubuh harus cukup dan aman dari

kuman dan zat-zat berbahaya lainnya.

8) Membaca label pada kemasan

Bertujuan untuk mengetahui informasi terkait bahan-bahan yang

terkandung dalam makanan.

9) Cuci tangan pakai sabun dan air bersih mengalir

Tindakan bertujuan untuk menjaga kebersihan secara keseluruhan

dan untuk mencegah kuman/bakteri yang menempel ditangan tidak

berpindah ke makanan yang akan dikonsumsi

10) Aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

Aktivitas fisik pada seseorang dikatakan cukup apabila seseorang

melakukan aktivitas fisik/olahraga 30 menit perhari atau 3-5 hari

dalam seminggu

c. Pesan gizi seimbang untuk balita

1) Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, malam) bersama keluarga,

juga dianjurkan makan makanan selingan sehat


17

2) Memperbanyak konsumsi makanan tinggi protein, seperti ikan, telur,

susu, tempe, dan tahu

3) Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan

4) Batasi makan makanan selingan yang tinggi gula, garam, dan lemak

5) Minum air putih sesuai kebutuhan

6) Biasakan bermain bersama keluarga dan aktivitas fisik setiap hari

d. Tumpeng Gizi Seimbang

Tumpeng Gizi Seimbang merupakan gambaran dan penjelasan

panduan jumlah (porsi) makanan dan minum, aktivitas fisik sehari-hari

yang bisa dilakukan, mencuci tangan, serta pemantauan berat badan.

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)


18

Pada TGS terdapat empat tingkatan berurutan dari bawah ke atas,

dimana semakin ke atas maka kebutuhan semakin kecil. Empat tingkatan

berarti 4 pilar gizi seimbang yang telah dijelaskan di atas. Semakin ke

atas makan ukuran tumpeng semakin kecil yang menggambarkan bahwa

kebutuhan gula, garam, dan lemak semakin sedikit dan perlu dibatasi.

Setiap kelompok pangan telah dituliskan berapa jumlah dan porsi yang

diperlukan. Selain itu pada TGS juga terdapat gambar air putih yang

menjelaskan berapa kebutuhan air putih yang diperlukan dan beragam

aktivitas fisik yang dapat dilakukan.

6. Penyusunan Menu Balita

a. Syarat penyusunan menu Balita

1) Menggabungkan rasa asin, manis, dan pedas jika disukai anak

2) Warna hidangan dikombinasikan misalnya warna hijau, merah,

cokelat, dan sebagainya

3) Potongan makanan beragam bentuk potongan seperti bulat,

persegi, bulat, dan sebagainya

4) Hidangan divariasikan dalam bentuk kuah atau kering. Makanan

berkuah misalnya sup, sayur asam, dan makanan kering seperti

ikan goreng, tempe goreng

5) Pengolahan makanan juga divariasikan seperti digoreng,

direbus, dan dikukus

6) Usahakan jangan memberi makanan yang terlalu panas atau

terlalu dingin
19

b. Anjuran makan balita

1) Usia 1-2 tahun

 Pemberian Asi dilanjutkan sampai 2 tahun

 Berikan nasi lunak 3 kali sehari

 Menambahkan lauk-pauk/sayur/buah/minyak/santan pada

nasi lunak

 Makanan selingan diberikan 2 kali sehari antara waktu

makan

 Berikan buah-buahan atau sari makan

 Membantu anak untuk makan secara mandiri

2) Usia 2-5 tahun

 Berikan makanan keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari

makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah

 Makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan.

Contohnya kacang hijau dan biskuit

 Hindari memerikan makanan yang manis dan padat kalori

di antara waktu makan

c. Pengolahan makanan

1) Pencucian bahan makanan, dilakukan karena ada sebagian

makanan yang berasal bawah tanah, kotor karena serangga, dan

karena ada peptisida/zat kimia yang menempel di makanan.

Pencucian makanan baiknya dilakukan sebelum dipotong dan

menggunakan air yang mengalir


20

2) Pemotongan bahan makanan, dilakukan untuk mempermudah

anak mengunyah.

3) Proses pengolahan Makanan, disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.5 Pengolahan Makanan

Cara Pengolahan Prinsip


Merebus Menggunakan air bersih secukupnya
Merendam semua bahan makanan
Air mendidih dengan suhu 100º
Tingkat kematangan makanan disesuaikan
dengan selera
Mengukus Menggunakan air bersih secukupnya
Mengukus sampai kematangan makanan sesuai
dengan keinginan
Memanggang Memanaskan alat panggang sebelum bahan
makanan dimasukkan
Memanggang sampai kematangan yang
diinginkan
Membakar Menyiapkan bahan pembakar sampai berbentuk
bara sebelum bahan makanan dibakar dan lama
pembakaran disesuaikan dengan keinginan
Menggoreng Menggunakan minyak goreng secukupnya
Memanaskan minya sebelum memasukkan
bahan makanan
Menggoreng sampai kematangan yang
diinginkan
Menggunakan minyak goreng yang sama jangan
lebih dari 2 kali
21

B. Konsep Stunting

1. Definisi Stunting

Stunting adalah kegagalan pertumbuhan pada balita karena

kekurangan gizi dalam jangka panjang (kronis) khususnya pada 1000 hari

pertama kehidupan. Akibatnya anak memiliki tubuh pendek yang tidak

sesuai dengan umurnya ditandai dengan nilai z-score indeks tinggi/panjang

badan menurut usia (PB/U atau TB/U) < -2 standar deviasi (SD). Stunting

merupakan bentuk penyesuaian terhadap masalah asupan nutrisi yang

tidak memadai namun masih bisa di tolerir oleh tubuh penderita dalam

jangka waktu lama. (Peraturan Gubernur Aceh, 2019)

2. Penyebab Stunting

Secara umum stunting disebabkan karena kurangnya asupan

nutrisi, kesakitan pada bayi, gizi ibu pada saat hamil, dan karena kondisi

sosial ekonomi. Selain itu, stunting juga disebabkan oleh pola asuh yang

tidak sesuai, ketahanan pangan yang berhubungan dengan akses terhadap

makanan bergizi, praktik pemberian makan yang kurang pada ibu hamil,

kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan karena sarana air bersih

dan sanitasi yang tidak layak (Peraturan Gubernur Aceh, 2019)

3. Ciri-ciri Stunting

a. Pertumbuhan melambat, ditandai tinggi badan menurut usianya di

bawah minus 2 standar deviasi dari median Standar Pertumbuhan

Anak WHO.
22

b. Memasuki usia 8 sampai 10 tahun, anak minim berbicara, dan

minim melakukan kontak mata (eye contact)

c. Wajah tampak lebih muda dari usianya

d. Tanda pubertas terhambat

e. Pertumbuhan gigi terhambat

f. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar

4. Dampak Stunting

Stunting dapat memberikan dampak jangka pendek dan jangka

panjang bagi penderitanya.(Peraturan Gubernur Aceh, 2019)

a. Dampak jangka pendek

Beberapa dampak jangka pendek yang ditimbulkan karena

stunting, yaitu:

1) Kesehatan: anak rentan terkena penyakit, risiko mortalitas meningkat

2) Perkembangan: kemampuan kognitif, bahasa dan motorik menjadi

tidak optimal

3) Ekonomi: pengeluaran meningkat untuk biaya kesehatan karena sering

sakit atau merawat orang sakit

b. Dampak jangka panjang

Dampak jangka panjang yang ditimbulkan karena stunting, yaitu:

1) Kesehatan: pada saat dewasa tinggi badan pada penderita stunting

menjadi tidak ideal, resiko obesitas meningkat sehingga dapat

menimbulkan resiko diabetes, penyakit jantung, dan stroke


23

2) Perkembangan: kemampuan belajar menurun dan berpotensi pada

perkembangan yang tidak optimal

3) Ekonomi: kemampuan bekerja dan produktivitas tidak maksimal

sehingga mempengaruhi penghasilan seseorang.

5. Pencegahan Stunting

Pencegahan dan penanganan stunting dapat dilakukan melalui

beberapa upaya

a. Ibu hamil mengonsumsi makanan yang beragam, Tablet Tambah

Darah, dan secara rutin melakukan kunjungan untuk pemeriksaan

kehamilan minimal 4 kali

b. Anak yang baru lahir segera di Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

c. Anak usia 0-6 bulan diberikan ASI eksklusif dan imunisasi dasar

d. Anak usia 6-24 bulan memperoleh ASI lanjutan disertai Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) yang optimal sesuai dengan usia

e. Anak mendapatkan stimulasi sesuai dengan tahapan perkembangan

f. Setiap keluarga memperoleh pangan yang cukup, akses air bersih dan

sanitasi yang sesuai, dan terhindar dari penyakit dan infeksi cacing.

6. Standar Antropometri Anak Indeks (PB/U atau TB/U)

a. Kategori dan ambang batas

Tabel 2.6 Kategori dan ambang batas

Indeks Kategori Ambang Batas


(Status Gizi) (z-score)
Panjang Badan menurut Umur Sangat pendek <-3 SD
(PB/U) atau Tinggi Badan Pendek -3 SD sd <-2 SD
menurut Umur (TB/U pada anak Normal -2 SD sd +3 SD
usia 0-60 bulan Tinggi > +3 SD
24

b. Standar Antropometri Penilaian Status gizi berdasarkan PB/U, TB/U

1. Standar PB/U pada Laki-laki usia 0-24 bulan (terlampir)

2. Standar TB/U pada laki-laki usia 24-60 bulan (terlampir)

3. Standar PB/U pada perempuan usia 0-24 bulan (terlampir)

4. Standar TB/U pada perempuan 24-60 bulan (terlampir)


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep adalah kerangka/skema yang menggambarkan

hubungan antara konsep-konsep yang akan diukur dan diteliti melalui

penelitian yang akan dilakukan yang digunakan sebagai landasan

penelitiannya. Pada penelitian ini kerangka konsep di rancang untuk

mengetahui gambaran pemenuhan nutrisi pada balita stunting di wilayah

kerja Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar .

Pemenuhan Nutrisi Baik

1. -Penyusunan menu
2. -Pengolahan makanan
3. -Penyajian makanan Kurang baik
4. -Cara pemberian makanan

Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian

25
26

B. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran pemenuhan nutrisi pada balita stunting di wilayah

kerja Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar?

2. Bagaimana gambaran penyusunan menu dalam pemenuhan nutrisi pada

balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh

Besar?

3. Bagaimana gambaran pengolahan makanan dalam pemenuhan nutrisi

pada balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Lamteuba Kabupaten

Aceh Besar?

4. Bagaimana gambaran penyajian makanan dalam pemenuhan nutrisi pada

balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh

Besar?

5. Bagaimana gambaran cara pemberian makanan dalam pemenuhan nutrisi

pada balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Lamteuba Kabupaten

Aceh Besar?
27

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Skala Hasil


Ukur Ukur Ukur
1. Pemenuhan Upaya ibu dalam Kuesioner Angket Ordinal Baik 𝑥 ≥
nutrisi menyediakan makanan terdiri dari 24 13
dengan gizi baik pada pernyataan
balita yang terdiri dari menggunakan Kurang
penyusunan menu, skala guttman baik
pengolahan makanan, yang meliputi: 𝑥 < 13
penyajian makanan dan
cara pemberian makanan Penyusunan
menu terdiri
dari 5
pernyataan

Pengolahan
makanan terdiri
dari 5
pernyataan

Penyajian
makanan
sebanyak 5
pernyataan

Cara pemberian
makanan
sebanyak 9
pernyataan
2. Stunting Kondisi dimana Tinggi Menggunakan Penguk Ordinal Sangat
Badan (TB) atau Panjang mikrotoice uran TB pendek:
Badan (PB) tidak sesuai dan <-3 SD
dengan umur rumus z- Pendek -3
score SD sd <-
2 SD
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif

deskriptif yang merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran suatu fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu.

Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dimana pengumpulan

data antara faktor resiko dengan efeknya dilakukan bersamaan secara serentak

dalam satu waktu (Masturoh & T Anggita, 2018)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan seluruh wilayah yang secara umum

mencakup subjek/objek yang mempunyai kriteria dan kuantitas

tertentu yang sesuai dengan ketetapan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian disimpulkan oleh peneliti. (Masturoh & Tamesvari,

2018). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

ibu yang mempunyai balita stunting di wilayah kerja Puskesmas

Lamteuba Kabupaten Aceh Besar sebanyak 111 orang.

28
29

2. Sampel penelitian

a. Besar Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat digunakan

sebagai subjek sebuah penelitian dan dianggap mewakili seluruh

populasi. Untuk menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan

rumus Slovin:
𝑁
n= 1+(𝑁 𝑥 𝑒2)

Keterangan:

n : besar sampel

N : besar populasi

E : margin of error yang di gunakan 10% (0.1)

Dengan perhitungan sampel sebagai berikut:


𝑁
n= 1+(𝑁 𝑥 𝑒2)

111
n= 1+(111 𝑥 10%)

111
n= = 52,60 dibulatkan menjadi 53
2,11

Untuk menghindari dropout, maka jumlah sampel akan

ditambahkan 10% dari jumlah total sampel, sehingga menjadi:

n= n + (n x 10%)

n=53 + (53 x 0,1)

n= 58
30

Berdasarkan rumus diatas maka didapatkan jumlah sampel

untuk penelitian ini sebanyak 58 orang. Dengan demikian Pada

penelitian jumlah sampel penelitian yang digunakan yaitu seluruh

ibu yang memiliki balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas

Lamteuba Kabupaten Aceh Besar sebanyak 58 orang.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan

yaitu teknik probability sampling dimana setiap populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk terpilh dan tidak terpilih menjadi

sampel. Teknik pengambilan sampel digunakan yaitu propotional

stratified random sampling. Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba

dibagi menjadi 13 desa. Untuk mengetahui sampel tiap desa maka

ditentukan dengan rumus:


𝑥
𝑛= × 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑁

Keterangan:

n = Jumlah sampel tiap strata

N = Jumlah total populasi

x = Jumlah populasi setiap strata


31

Dari rumus didapatkan hasil jumlah sampel :

Tabel 4.1 Penentuan Jumlah Sampel

Nama Desa Jumlah Populasi Jumlah Sampel


Blangtingkeum 23 12
Lampante 5 3
Lambada 4 2
Ateuk 3 2
Pulo 2 1
Meurah 8 4
Lam Apeng 8 4
Lampanah 3 2
Ujong Kupula 13 7
Leungah 20 10
Beurenut 7 3
Lamteuba Droe 15 8
Ujong Mesjid 0 0
Total 111 58

Untuk memilih setiap responden di setiap desa, maka akan

digunakan sistem lotre (undian) dengan memberikan nomor-nomor pada

seluruh anggota populasi, kemudian secara acak dipilih nomor tersebut

sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan. Nomor yang

terpilih akan menjadi responden pada penelitian ini

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Lamteuba, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Januari

tahun 2021.
32

D. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan kuesioner yang akan diinput secara langsung untuk mengukur

pemenuhan nutrisi dan perilaku hidup bersih dan sehat, dan microtoice untuk

mengukur tinggi badan balita. Kuesioner yang digunakan untuk melakukan

penelitian terdiri dari beberapa bagian, yaitu

1. Bagian A merupakan data demografi responden, yaitu identitas ibu yang

mencakup nama, usia, agama, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan

alamat.

2. Bagian B merupakan data anak balita terdiri dari nama, jenis kelamin, usia,

dan berat badan (BB).

3. Bagian C merupakan kuesioner pemenuhan nutrisi yang terdiri dari 24

pernyataan dalam bentuk positif dan negatif menggunakan skala guttman.

Peneliti menggunakan jenis instrumen closed-ended question dengan

pemberian nilai 1 jika menjawab “Ya” dan 0 jika menjawab “Tidak” untuk

pernyataan positif dan sebaliknya. Nilai terendah dari instrumen ini adalah

0 dan tertinggi adalah 24. Kuesioner pemenuhan nutrisi terdiri dari

beberapa item yaitu sebagai berikut:

a. Penyusunan menu terdiri dari pernyataan yang bersifat positif dan

negatif, pernyataan yang bersifat positif terdiri dari nomor 1, 3, 4,

dan 5 dan pernyataan negatif terdiri dari pernyataan nomor 2


33

b. Pengolahan makanan terdiri dari pernyataan yang bersifat positif

dan negatif, pernyataan yang bersifat positif terdiri dari nomor 6,

7, 8, 10 dan pernyataan negatif terdiri dari nomor 9

c. Penyajian makanan terdiri dari pernyataan yang bersifat positif dan

negatif, pernyataan yang bersifat positif terdiri dari nomor 11, 14,

15 dan pernyataan nomor negatif terdiri dari nomor 12 dan 13

d. Cara pemberian makanan terdiri dari pernyataan yang bersifat

positif dan negatif, pernyataan yang bersifat positif terdiri dari

nomor 16, 17, 18, 19, 21, 23, dan 24 dan pernyataan negatif terdiri

dari nomor 20 dan 22

4. Bagian D merupakan tabel hasil pengukuran tinggi badan menggunakan

microtoice berdasarkan umur pada balita stunting untuk menilai kategori

stunting. Kategori stunting dibagi menjadi dua yaitu sangat pendek (<-3

SD) dan pendek (-3 SD sd <-2 SD).

E. Uji Instrumen

1. Content Validity

Content validity (validitas isi) merupakan uji yang dilakukan untuk

mengetahui apakah alat ukur sudah mampu menjelaskan topik penelitian

yang sudah ditentukan atau tidak yang dilakukan oleh expert pada bidang

yang bersangkutan. (Masturoh & T Anggita, 2018). Uji Content validity

akan dilakukan oleh beberapa expert pada bidang Keperawatan Anak

Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Setiap expert akan


34

memberikan nilai terhadap item pernyataan. Uji ini biasanya menggunakan

Content Validity Indeks (CVI). Skor yang dapat diberikan adalah; 1= tidak

relevan, 2=kurang relevan, 3=cukup relevan, dan 4= sangat relevan. Pakar

akan memberikan surat keterangan selesai jika uji content vadility telah

selesai dilakukan.

2. Validitas konstruk

Uji validitas konstruk direncanakan akan dilakukan diwilayah

Kerja Puskesmas Seulimeum yang memiliki karakteristik yang hampir

sama dengan lokasi yang akan dilakukan penelitian. Uji ini akan dilakukan

pada 20 responden. Responden akan diberikan kuesioner yang sudah

disediakan oleh peneliti dan menjawab sesuai dengan petunjuk. Untuk

mengetahui validitas konstruk maka dilakukan dengan cara melakukan

korelasi antar skor masing-masing pernyataan masing-masing dengan skor

totalnya. Suatu pernyataan dikatakan valid apabila skor setiap penyataan

berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Dimana teknik korelasi

yang digunakan yaitu person product moment dengan hasil dikatakan valid

apabila r hitung > r tabel, dan dikatakan tidak valid apabila r hitung < r

tabel.

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi pada

instrumen penelitian, untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut memiliki

sifat konsisten jika dilakukan pengukuran berulang dengan instrumen

tersebut (Masturoh & T Anggita, 2018). Pengukuran reliabilitas dapat


35

dilakukan dengan metode Cronbach Alpha. Nilai konstanta cronbach

alpha adalah 0,6, maka jika instrumen tersebut nilainya > 0,60 dinyatakan

reliable.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah mendapatkan persetujuan dari

dosen pembimbing, selanjutnya mengikuti prosedur administrasi

untuk mendapatkan surat izin pengambilan data dari Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Syiah Kuala.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui beberapa tahap antara

lain sebagai berikut:

1) Mendapatkan izin untuk melakukan penelitian dari Dekan

Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.

2) Peneliti menghubungi Kepala Puskesmas Lamteuba, kemudian

memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan dan meminta izin

untuk melakukan penelitian serta menjelaskan bahwa penelitian

ini tidak berisiko bagi responden, terjamin akan kerahasiaan

datanya serta responden juga diberi hak memilih apakah bersedia

untuk ikut berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini.

3) Setelah izin penelitian disetujui oleh Kepala Puskesmas, peneliti

akan memilih 3 enumerator yang telah dilatih terlebih dahulu agar


36

proses pengambilan data penelitian dapat lebih jelas dan akurat.

Enumerator pada penelitian ini yaitu staff puskesmas untuk

menjelaskan tujuan dan maksud penelitian, waktu pelaksaana

penelitian, cara memeriksa kelengkapan kuesioner, serta

mengukur TB balita agar lebih valid.

4) Kemudian peneliti akan memilih setiap responden di setiap desa

dengan menggunakan sistem lotre. Nama sampel yang terpilih saat

dilakukan lotle maka akan dijadikan sebagai responden pada

penelitian ini.

5) Setelah responden terpilih, selanjutkan peneliti dan enumerator

menjumpai responden dengan door to door, yaitu langsung

mendatangi responden ke rumah-rumah sesuai dengan proporsi

setiap desa dan lotre yang telah ditentukan sebelumnya.

6) Peneliti melakukan penelitian pada responden yang terpilih

meminta responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner yang

terdiri dari beberapa pertanyaan. Namun sebelumnya peneliti dan

enumerator juga memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan

meminta kesediaan responden untuk menjadi responden penelitian

dengan cara menandatangani lembar pesertujuan menjadi

responden yang sudah disediakan. Untuk responden yang tidak

bersedia menjadi responden maka peneliti langsung minta izin

pamit dan kemudia mengganti dengan calon responden lain.


37

7) Responden yang bersedia melakukan pengisian kuesioner, dan

setelah itu dilanjutkan dengan pengukuran TB anak oleh

enumerator dan peneliti. Setelah selesai proses pengisian dan

pengukuran, peneliti dan enumerator akan melakukan pengecekan

terhadap kelengkapan dari pengisian jawaban kuesioner yang telah

diisi oleh responden.

8) Kemudian peneliti memberikan ucapan terima kasih kepada

responden dan pihak yang terlibat yang telah berpartisipasi dalam

penelitian dan pengumpulan data

9) Setelah selesai pengumpulan data peneliti akan melaporkan

kepada pihak puskesmas untuk memperoleh surat keterangan telah

selesai melakukan penelitian.

10) Selanjutnya, data yang telah diperoleh dari responden

dikumpulkan untuk dianalisis untuk kepentingan penelitian.

G. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah sikap peneliti dalam melaksanakan kegiatan

penelitian yang harus menerapkan perilaku ilmiah (scientific attitude)

(Masturoh & T Anggita, 2018) . Uji etik dilakukan komite etik Fakultas

Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Etika dalam penelitian ini merujuk

pada prinsip-prinsip etik yang diterapkan mulai dari penyusunan proposal

penelitian sampai dengan publikasi hasil penelitian. Adapun etik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:


38

1. Autonomy (Kemandirian)

Peneliti memberikan hak kepada responden untuk mengambil

keputusan secara mandiri. Responden mempunyai hak untuk memilih

keputusan untuk bersedia atau tidak bersedia untuk menjadi responden

dalam penelitian tanpa adanya paksaan baik dari peneliti mapun dari pihak

lain.

2. Beneficence (Berbuat Baik)

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dan meminimalkan

resiko serta kerugian kepada responden sebagai subjek penelitian. Pada

penelitian ini responden mendapatkan manfaat tambahan informasi

kesehatan mengenai pemenuhan nutrisi

3. Justice (Keadilan)

Responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini akan

diperlakukan secara adil oleh peneliti. Dalam melakukan penelitian

peneliti tidak membedakan responden baik dari tingkat pendidikan,

agama dan etnis responden yang akan terlibat dalam penelitian.

4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)

Penelitian ini tidak merugikan responden, baik dari segi fisik,

sosial, ekonomi maupun psikologis baik pada saat penelitian maupun

setelah penelitian dilakukan. Responden yang bersedia mengikuti

penelitian tidak dikenakan biaya apapun, selain itu peneliti juga harus

mampu memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi selama


39

penelitian sehingga dapat mencegah resiko yang akan membahayakan

responden.

5. Veracity (Kejujuran)

Peneliti menjelaskan tujuan penelitian, manfaat, waktu penelitian

dan efek dari penelitian kepada responden sebelum peneliti melakukan

penelitian.

6. Fidelity (Menepati Janji)

Perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya tidak boleh dilanggar

oleh peneliti alam melakukan penelitian serta peneliti harus mampu

bertanggung jawab atas data yang sudah diberikan oleh responden

kepada peneliti.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti berupaya menjaga informasi dan data yang sudah

diberikan oleh responden dan data tersebut hanya digunakan untuk

keperluan penelitian saja.

8. Accountability (Akuntabilitas)

Peneliti bertanggung jawab atas semua tindakan yang diberikan

dan bersikap profesional dalam melakukan penelitian.


40

H. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap antara lain sebagai

berikut:

1. Editing

Editing merupakan pemeriksaan data kembali (cross check)

terhadap instrumen penelitian (kuesioner), dimana setelah data

dikumpulkan, maka peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap

kelengkapan identitas responden dan memastikan pernyataan sudah diisi

secara lengkap oleh responden.

2. Coding

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengolahan data dengan cara

memberikan kode dalam bentuk angka untuk mempermudah dalam

melakukan pengolahan data.

3. Transfering

Setelah pengkodean data dan disusun sesuai urutan, selanjutnya

peneliti melakukan pengorganisasian data agar dengan mudah dapat

dijumlahkan, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dilakukan analisa.

4. Tabulating

Melakukan pengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian

dan selanjutnya dimasukkan dalam tabel-tabel yang telah ditentukan

sesuai dengan kuesioner yang telah ditentukan skornya.


41

5. Cleaning

Setelah semua data dimasukkan, maka harus dilakukan pengecekan

lagi untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kesalahan misalnya

kesalahan dalam melakukan pengkodean atau ketidaklengkapan.

I. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini yaitu analisa univariat untuk

mengetahui gambaran dari variabel yang diteliti dengan tujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan distribusi frekuensi dan persentase dari

tiap variabel. Persentase disajikan dalam bentuk tabel untuk menggambarkan

tiap masing-masing variabel.

Untuk mengetahui nilai rata-rata menggunakan rumus :

Keterangan:
𝛴𝑥 x̅ = Nilai rata-rata (mean)
𝑥̅ =
𝑛
Σx = Total nilai

n= jumlah sampel

Selanjutnya menentukan persentase dari hasil data yang diperoleh

dengan menggunakan rumus :


Keterangan:

P = Persentase
𝑓
P= 𝑛 × 100% f = Frekuensi yang diamati

n = jumlah sampel
Lampiran 1

Rencana Jadwal Penelitian

GAMBARAN PEMENUHAN NUTRISI PADA BALITA STUNTING


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMTEUBA KABUPATEN ACEH BESAR
No Kegiatan Jadwal Kegiatan
September Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul Penelitian
2 Studi Kepustakaan
3 Penyusunan Proposal Penelitian
4 Pengambilan Data Awal
5 Seminar Proposal
6 Perbaikan Proposal
7 Uji Etik
8 Pelaksanaan Penelitian
9 Penyusunan Laporan dan Hasil
10 Sidang Skripsi
11 Perbaikan Skripsi
12 Penyerahan Skripsi

Mengetahui, Mengetahui, Banda Aceh, 14 Desember 2021


Pembimbing I Pembimbing II Penulis

Ns. Nevi Hasrati Nizami, S.Kep., M.Kep Ns. Inda Mariana Harahap, S. Kep., MNS Deja Putria Balqis
NIP. 1984 0417 201903 2 010 NIP. 19840908 201903 2 018 1812101010051
Lampiran 2

Rencana Anggaran Penelitian

GAMBARAN PEMENUHAN NUTRISI PADA BALITA STUNTING


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMTEUBA
KABUPATEN ACEH BESAR

No Uraian Jumlah (Rp)


1. Biaya Studi Kepustakaan
- Internet Rp. 100.000,00
2. Biaya Penyusunan Proposal
- Biaya Print Proposal Rp. 100.000,00
- 5 Rim Kertas A4 Rp. 275.000,00
- Biaya Print Seminar Proposal Rp. 150.000,00
3. Biaya Transportasi Rp. 100.000,00
4. Biaya Konsumsi Seminar Proposal Rp. 300.000,00
5. Biaya Pelaksanaan Penelitian
- Print Kuesioner Rp. 200.000,00
- Enumerator Rp. 200.000,00
- Alat tulis untuk responden Rp. 50.000,00
- Sovenir Responden Rp. 350.000,00

6. Biaya Konsumsi Sidang Skripsi Rp. 350.000,00


7. Biaya Penyusunan Skripsi
- Biaya Fotocopy Skripsi Rp. 150.000,00
- Cetak Skripsi Rp. 300.000,00

Total Rp. 2.625.000,00

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Nevi Hasrati Nizami, S. Kep., M. Kep. Ns. Inda Mariana Harahap, S. Kep., MNS

NIP. 19840417 201903 2 010 NIP. 19840908 201903 2 018

Banda Aceh, 14 Desember 2021


Peneliti

Deja Putria Balqis


NIM. 1812101010051
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Banda Aceh, Desember 2021


Kepada Yth,
Saudari calon responden
Di –
Tempat

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Deja Putria Balqis
NIM : 1812101010051
Alamat : Gampong Lampante, Kem. Lamtueba, Kec. Seulimeum
Merupakan mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.
Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian untuk penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana keperawatan dengan judul
“Gambaran Pemenuhan Nutrisi pada Balita Stunting di Wilayah Kerja
Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar”. Saya akan sangat berterima
kasih jika saudara mau terlibat dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan
yang saya berikan.
Peneliti menjamin semua informasi yang saudari berikan akan
dirahasiakan. Saudari bebas menghentikan keterlibatan dalam penelitian ini atau
menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu yang diberikan. Jika ada
informasi yang ingin ditanyakan terkait penelitian ini, silakan menghubungi saya
melalui telepon ke nomor 085261417657 atau dapat melalui email
dejaputriabalqis@gmail.com
Demikian atas bantuan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,

(Deja Putria Balqis)


Lampiran 7

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa bersedia


untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Fakultas
Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang bernama Deja Putria Balqis, NIM
1812101010034 yang berjudul “Gambaran Pemenuhan Nutrisi pada Balita
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar”.

Saya mengetahui informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya
bagi peningkatan dan pengembangan bidang ilmu keperawatan dimasa yang akan
datang. Saya mengerti bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi pada saya.
Apabila ada pertanyaan yang menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman
atau berakibat negatif pada saya, saya berhak menghentikan atau mengundurkan
diri dari penelitian ini tanpa adanya sanksi atau kehilangan hak. Saya juga
mengerti bahwa catatan/data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua
berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian hanya dipergunakan untuk
pengolahan data pada penelitian ini saja.

Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Banda Aceh, Desember 2021

(Nama Responden)
Lampiran 8

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN


GAMBARAN PEMENUHAN NUTRISI PADA BALITA STUNTING DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMTEUBA KABUPATEN ACEH
BESAR

A. Data Demografi Responden


Petunjuk: Isilah data identitas anda di bawah ini dengan sebenar benarnya.
1. Nama ibu : ...................................................................................
2. Usia : ....................................................................................
3. Agama : ....................................................................................
4. Pendidikan
 Tidak Sekolah  SD  SMP
 SMA  D3/Perguruan Tinggi  Lainnya......
5. Pekerjaan
 PNS  IRT
 Petani/Pedagang  Lainnya..................
6. Pendapatan Keluarga
<500.000
 500.000-1000.000
 1000.000-1.500.000
 1.500.000-2.000.000
 >2.000.000
7. Alamat : ....................................................................................

B. Data Anak
Petunjuk: Isilah data identitas anda di bawah ini dengan sebenar benarnya.
1. Nama Anak :
2. Usia Anak :
3. Jenis Kelamin
 Laki-laki
 Perempuan
4. BB :
C. Kuisioner Pemenuhan Nutrisi
Beri tanda checklist () pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat
anda.

NO. PERNYATAAN Ya Tidak

Penyusunan Menu
1. Saya memperhatikan komposisi zat gizi dan variasi
menu dalam menyusun menu untuk anak
2. Saya menyusun menu untuk anak berdasarkan pada
makanan yang saya senangi
3. Saya mengikut sertakan anak dalam menentukan
menu makanan yang hendak dimakannya
4. Saya perlu memberikan makanan yang sesuai
pedoman gizi seimbang misalnya makanan
beranekaragam terdiri dari makanan pokok, lauk-
pauk, sayur, dan buah agar nutrisinya tercukupi
5. Dalam penyusunan menu makanan yang mengandung
makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah harus
saya berikan secara bersamaan dalam sekali waktu
makan
Pengolahan Makanan
6. Bahan makanan yang saya olah untuk anak berasal
dari hasil panen sendiri
7. Saya menggunakan bahan makanan yang masih segar
dan berkualitas baik dalam mengolah makanan untuk
anak
8. Saya mengolah makanan untuk anak dengan cara
pengolahan bervariasi (misal : direbus, diungkep atau
dikukus)
9. Saya menggunakan penyedap rasa seperti royco,
ajinomoto dalam mengolah makanan untuk anak
10. Pada waktu membuat sayur untuk anak, bahan sayur
saya potong-potong terlebih dahulu sebelum dicuci
kemudian saya masukkan bahan sayur yang akan
dimasak tersebut sebelum kuah sayur mendidih.
Penyajian Makanan
11. Dalam menyajikan makanan untuk anak, saya
membentuk makanan dan memberi hiasan yang
menarik
12. Makanan yang saya sajikan untuk anak mempunyai
komposisi warna yang sama
13. Saya memberikan makan untuk anak langsung dalam
porsi banyak
14. Saya menggunakan alat makan yang menarik dalam
menyajikan makanan untuk anak (misal: bentuk badut,
ikan dll.)
15. Saya membuat variasi penyajian makanan untuk anak
meskipun dari bahan yang sama
Cara Pemberian Makanan
16. Pola makan anak yang diterapkan dalam sehari terdiri
dari 3 kali makan utama (pagi, siang dan malam) serta
2 kali makanan selingan
17. Pemberian makanan untuk anak dilakukan secara
teratur sesuai dengan jadwal makan
18. Saya dibantu oleh anggota keluarga yang lain dalam
memberikan makanan kepada anak
19. Saya memberikan makanan yang nilai gizinya baik
meskipun saya tidak menyukainya
20. Saya memberikan susu atau makanan selingan kepada
anak dekat dengan waktu makan utama
21. Saya melarang anak mengambil makanan sendiri
karena sering tumpah dan berceceran
22. Saya memaksa anak untuk menghabiskan porsi
makanan yang saya siapkan
23. Pada waktu memberikan makanan, saya mengajaknya
makan sambil bermain dan jalan-jalan di luar rumah
24. Saya mengawasi dan mendampingi anak ketika makan
D. Tabel Pengukuran Stunting

No. Pengukuran Hasil


1. Tinggi Badan (TB)
2. Kategori stunting
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12

Anda mungkin juga menyukai