Anda di halaman 1dari 98

SKRIPSI

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK


PROGESTIN DENGAN KEJADIAN DEPRESI DI
PUSKESMAS KAPASA KOTA MAKASSAR

Oleh:
IIN SYANE TUHUMURY
NIM: P1813010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA EDUKASI
MAKASSAR
2022
SKRIPSI

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK


PROGESTIN DENGAN KEJADIAN DEPRESI DI
PUSKESMAS KAPASA
KOTA MAKASSAR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan (S1)

Oleh:

IIN SYANE TUHUMURY


NIM: P1813010

HALAMAN SAMPUL JUDUL

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA EDUKASI
MAKASSAR
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN


DENGAN KEJADIAN DEPRESI DI PUSKESMAS KAPASA
KOTA MAKASSAR

Telah Berhasil Dipertahankan Di Hadapan Dewan Penguji

Pada Hari :

Tanggal :

Dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk


memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Kesehatan

Dewan Penguji :

1. Sri Resky Mustafa, S.Kep., Ners., M.Kep ( )


(Pembimbing)

2. Abdul Thalib, S.Kep. Ners., M.Kes ( )


(Penguji I)

3. Emmi Wahyuni, S.Kep., Ners .,M.Kes ( )


(Penguji II)

Mengetahui,

Wakil Ketua Bidang Akademik Ketua Program Studi


STIKES GRAHA EDUKASI STIKES GRAHA EDUKASI

Yudiarsi Eppang, S.ST,M.Kes Emmi Wahyuni,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN.0914089005 NIDN.0919089303

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : IIN SYANE TUHUMURY

NIM : P1813010

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : Hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik

progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas

Kapasa Kota Makassar

Telah Disetujui Oleh pembimbing Untuk Dipertahankan Pada

Seminar Skripsi Di Hadapan Dewan Penguji

Ditetapkan di : Makassar,

Tanggal : 2022

Pembimbing:

Sri Resky Mustafa, S.Kep., Ners., M.Kep


NIDN. 0902069302

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah Ini :

Nama : Iin Syane Tuhumury

NIM : P1813010

Program Studi : S1 Keperawatan

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi

dengan judul “Hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik progestin

dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota Makassar”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Apabila ditemukan bukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

STIKES GRAHA EDUKASI.

Makassar, Desember 2022

Iin Syane Tuhumury

iv
DATA PENULIS

I. Identitas

Nama : Iin Syane Tuhumury

NIM : P1813010

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tgl. Lahir : Nari, 01 Juli 1999

Suku / Bangsa : Maluku/Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar

II. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 2006-2011: SD Negeri Nari, Maluku Tengah

b. Tahun 2011-2014: SMP Negeri 2 Telon Nila Serua, Maluku Tengah

c. Tahun 2014-2017: SMA Theologia Kristen Telon Nila Serua,

Maluku Tengah

d. Tahun 2018-2022: S1 Keperawatan STIKES Graha Edukasi

Makassar

v
vi
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Hubungan lama penggunaan

Kontrasepsi suntik progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas

Kapasa Kota Makassar” tepat pada waktunya. Penyusunan ini disusun

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Keperawatan (S1) pada Program Studi S1 Keperawatan STIKes Graha

Edukasi. Penyusunan ini terselesaikan atas bantuan banyak pihak.

Penyusun sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu proses pengerjaan ini dari masa perkuliahan sampai pada

penyusunan ini, adapun pihak-pihak tersebut antara lain :

1. Dwiprinata Ake, selaku Ketua Yayasan STIKes Graha Edukasi.

2. Dr. Nurhikmah, SKM., S.ST., M.Kes, selaku Ketua STIKes Graha

Edukasi

3. Yudiarsi Eppang, S.ST., M.Kes, selaku Wakil Ketua STIKes Graha

Edukasi

4. Emmi Wahyuni, S.Kep., Ners .,M.Kep, selaku Ketua Prodi

Keperawatan STIKes Graha Edukasi sekaligus penguji II Skripsi yang

telah memberikan saran dan masukan untuk memperbaiki Skripsi ini

5. Sri Resky Mustafa, S.Kep., Ners., M.Kep selaku pembimbing atas

bimbingan, saran, masukan, kesabaran, ketekunan, dan kesediaan

meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam penyusunan Skripsi ini

vii
6. Dr. Abdul Thalib, S.Kep. Ners., M.Kes selaku Penguji I yang bersedia

memberikan memberikan saran dan masukan dalam

menyempurnakan Skripsi ini.

7. Para dosen dan staf yang banyak memberikan bantuan dan motivasi

selama penyusun mengikuti pendidikan di STIKes Graha Edukasi.

8. Kedua Orangtua yang telah memberikan dukungan moral maupun

material serta do’a sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini

9. Suamiku Yance Djilarpoin, S.Kep. Ners dan anakku tersayang Victor

Djilarpoin yang telah memberikan semangat sehingga peneliti dapat

menyelesaikan Skripsi ini

Akhir kata, penyusun berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan

membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penyusun

menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran yang

konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan

selanjutnya.

Semoga ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama

profesi keperawatan.

Makassar, Desember 2022

Penulis,

Iin Syane Tuhumury

DAFTAR ISI

viii
HALAMAN SAMPUL JUDUL.........................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................viii
DAFTAR BAGAN.........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................3
1. Tujuan Umum.......................................................................3
2. Tujuan Khusus......................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................4
1. Manfaat Teoritis....................................................................4
2. Manfaat Praktis.....................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
A. Konsep Kontrasepsi......................................................................6
1. Pengertian Kontrasepsi........................................................6
2. Jenis Kontrasepsi.................................................................7
3. Tujuan KB...........................................................................16
B. Kontrasepsi Suntik progestin......................................................18
1. Pengertian..........................................................................18
2. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik progestin...........................19
3. Indikasi Kontrasepsi Suntik progestin................................19
4. Kontra Indikasi....................................................................20
5. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik progestin...............21
6. Informasi Yang Perlu Disampaikan Kepada Akseptor
Kontrasepsi Suntik progestin..............................................21
7. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntik progestin......23
8. Efek Samping.....................................................................23

ix
E. Konsep Depresi...........................................................................25
1. Pengertian Depresi.............................................................25
2. Etiologi................................................................................26
3. Tanda dan Gejala Depresi.................................................28
4. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Depresi...............29
5. Pengukuran Depresi...........................................................30
C. Penelitian Terkait........................................................................33
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS PENELITIAN, DAN
DEFINISI OPERASIONAL..........................................................35
A. Kerangka Konseptual..................................................................35
B. Hipotesis Penelitian.....................................................................35
C. Definisi Operasional....................................................................36
BAB IV METODE PENELITIAN.................................................................37
A. Desain penelitian.........................................................................37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................37
1. Lokasi Penelitian................................................................37
2. Waktu Penelitian.................................................................38
C. Populasi.......................................................................................38
D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel..................................38
1. Sampel................................................................................38
2. Teknik Pengambilan Sampel..............................................39
E. Instrumen Penelitian...................................................................40
F. Cara Pengumpulan dan Pengolahan Data.................................41
B. Analisis Data...............................................................................44
1. Analisis Univariat................................................................44
2. Analisis Bivariat..................................................................45
C. Etika Penelitian...........................................................................46
1. Informed consent (lembar persetujuan).............................46
2. Anonimity (tanpa nama).....................................................46
3. Confidentiality (kerahasiaan)..............................................46
D. Alur Penelitian.............................................................................47

x
BAB V HASIL PENELITIAN.......................................................................40
A. Hasil Penelitian...........................................................................40
1. Data Umum.........................................................................40
2. Data Khusus.......................................................................41
BAB VI PEMBAHASAN..............................................................................40
A. Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin......................40
B. Kejadian Depresi.........................................................................41
C. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin
Dengan Kejadian Depresi...........................................................43
BAB VII PENUTUP...................................................................................46
A. Kesimpulan..................................................................................46
B. Saran...........................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................48
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) Versi Indonesia..31

Tabel 2. 2 Penelitian Terkait................................................................33

Tabel 3. 1 Definisi Operasional Hubungan Lama Penggunaan


Kontrasepsi suntik Progestin Dengan Kejadian Depresi
di Puskesmas Kapasa Kota Makassar...............................36

Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Karakteristik di Puskesmas Kapasa Kota Makassar..........40

Tabel 5. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Di Puskesmas


Kapasa Kota Makassar.......................................................41

Tabel 5. 3 Tabulasi Silang Hubungan Lama Penggunaan


Kontrasepsi suntik Progestin Dengan Kejadian Depresi
Di Puskesmas Kapasa Kota Makassar..............................41

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 3. 1 Kerangka Konseptual Penelitian.............................................36


Bagan 4. 1 Alur Penelitian..........................................................................48

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Informed Consent
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Tabulasi Data Hasil Penelitian
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

xiv
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Kuesioner
Lampiran 4 Tabulasi Data Hasil Penelitian

xv
ABSTRAK

Program Studi Ilmu Keperawatan


STIKES GRAHA EDUKASI
Skripsi, Desember 2022
Iin Syane Tuhumury (P1813010)

“Hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik progestin dengan


kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota Makassar”. Dibimbing
oleh Sri Resky Mustafa
(xv + 61 halaman + 6 tabel + 10 lampiran)

Kontrasepsi hormonal yang paling banyak diminati adalah


kontrasepsi suntik progestin, akan tetapi memiliki beberapa efek samping
seperti gangguan pola menstruasi, peningkatan berat badan dan dalam
penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan emosi, salah
satunya adalah depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik progestin dengan
kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota Makassar.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain analitik korelasi
dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi adalah seluruh
akseptor kontrasepsi suntik progestin di Puskesmas Kapasa Kota
Makassar sebanyak 588 orang, dengan menggunakan teknik purposive
sampling didapatkan sampel sebanyak 86 orang.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan sebagian besar
responden telah menggunakan KB progestin selama 1-3 tahun yaitu 48
orang (55,8%), dan sebagian besar responden mengalami depresi ringan
yaitu 48 orang (55,8%).
Dari hasil analisa data dengan menggunakan Hasil uji Spearman
Rho menunjukkan pvalue = 0,000 sehingga nilai pvalue kurang dari α =
0,05 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,624 yang berarti bahwa H 0
ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan lama penggunaan
Kontrasepsi suntik progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas
Kapasa Kota Makassar dimana semakin lama menggunakan KB
progestin, maka semakin parah kejadian depresi. Disarankan kepada
tenaga kesehatan untuk memberikan memberikan psikoedukasi melalui
konseling kepada pasien sebelum memutuskan untuk memilih KB agar
PUS mengetahui efek samping.

Kata Kunci : (lama penggunaan, kontrasepsi progestin, depresi)


Pustaka : 31 (2012 – 2022)

xvi
ABSTRACT

Nursing Science Study Program


GRAHA EDUKASI HEALTH SCIENCE INSTITUTE
Thesis, December 2022
Iin Syane Tuhumury (P1813010)

"Correlation between prolonged use of progestin injectable


contraception and the incidence of depression at the Kapasa Public
Health Center, Makassar City". Supervised by Sri Resky Mustafa
(xv + 61 pages + 6 tables + 10 attachments)

The hormonal contraceptive that is most in demand is progestin


injection contraception, but it has several side effects such as menstrual
pattern disturbances, weight gain and long-term use can cause emotional
disturbances, one of which is depression. The purpose of this study was to
determine the correlation between prolonged use of injecting progestin
contraception and the incidence of depression at the Kapasa Public Health
Center, Makassar City.
The research design used was a correlation analytic design using a
cross sectional method. The population was all acceptors of progestin
injection contraception at the Kapasa Public Health Center, Makassar City,
totaling 588 people. Using a purposive sampling technique, a sample of 86
people was obtained.
The research results obtained showed that most of the respondents
had used progestin birth control for 1-3 years, namely 48 people (55.8%),
and most of the respondents experienced mild depression, namely 48
people (55.8%).
From the results of data analysis using the results of the
Spearman Rho test, it shows a p-value = 0.000 so that the p-value is less
than α = 0.05 and the correlation coefficient is 0.624 which means that H0
is rejected and H1 is accepted, meaning that there is a long-standing
correlation between the use of progestin injection contraception and the
incidence of depression at the Kapasa Health Center, Makassar City,
where the longer you use progestin birth control, the more severe the
incidence of depression. It is recommended for health workers to provide
psychoeducation through counseling to patients before deciding to choose
family planning so that PUS knows the side effects.

Keywords: (long use, progestin contraception, depression)


Literature : 31 (2012 – 2022)

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu permasalahan yang dialami oleh negara

berkembang seperti Indonesia adalah adanya ledakan penduduk.

Ledakan penduduk akan mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk

yang sangat pesat. Perlu diadakan program keluarga berencana untuk

menjarangkan kehamilan atau jumlah anak dengan penggunaan

kontrasepsi (Manuaba, 2018).

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat

sementara ataupun menetap. Saat ini banyak tersedia metode atau

alat kontrasepsi baik itu kontrasepsi hormonal maupun non hormonal

(Hariati et al., 2020). Kontrasepsi hormonal yang paling banyak

diminati adalah kontrasepsi suntik progestin, akan tetapi memiliki

beberapa efek samping seperti gangguan pola menstruasi,

peningkatan berat badan dan dalam penggunaan jangka panjang

dapat menyebabkan gangguan emosi, salah satunya adalah depresi

(Citra Dewi, 2018).

Data Profil Statistik Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi

pengguna kontrasepsi hormonal di Indonesia pada tahun 2020 untuk

kontrasepsi suntik sebesar 55,15%, sedangkan di Provinsi Sulawesi

Selatan pengguna kontrasepsi suntik sebesar 54,08% (BPS, 2021).

Berdasarkan Data Profil Kesehatan Provinsi Sulawasi Selatan, jumlah

1
2

Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 2020 sebanyak 259.535,

dengan pengguna kontrasepsi suntik sebesar 45,64% (Dinkes Provinsi

Sulawesi Selatan, 2021).

Semakin lama lama penggunaan KB suntik DMPA maka tingkat

kecenderungan depresi semakin tinggi. Depresi yang dialami oleh

akseptor kontrasepsi suntik progestin disebabkan karena Progestin

yang digunakan secara berkala atau dalam jangka panjang dapat

mengganggu pembentukan vitamin B6 (pyridoxin) di dalam tubuh.

Vitamin B6 penting untuk otak karena diperlukan untuk mengkonversi

triptofan menjadi serotonin. Jika digunakan dalam jangka panjang akan

menurunkan serotonin yang mencetuskan kecenderungan depresi

(Affandi, 2016).

Dewi et al (2018) menjelaskan bahwa antara hubungan lama

penggunaan Kontrasepsi suntik DMPA terhadap kecenderungan

depresi. Sedangkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.587. Artinya

terdapat pengaruh yang signifikan antara lama penggunaan

Kontrasepsi suntik DMPA terhadap kecenderungan depresi dimana

semakin lama menggunakan Kontrasepsi suntik maka tingkat

kecenderungan depresi semakin tinggi. Penelitian ini juga didukung

oleh Sani et al (2018) yang menunjukkan bahwa terdapat adanya

pengaruh lamanya penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan

timbulnya tingkat depresi. Semakin lama penggunaan alat kontrasepsi,

semakin berat depresi yang ditimbulkan.


3

Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Kapasa Makassar pada

tanggal 22 Juli 2022 bahwa selama 1 bulan terakhir yakni bulan Juni

menunjukkan bahwa jumlah akseptor KB hormonal paling banyak

digunakan oleh PUS di wilayah kerja Puskesmas Kapasa yang terdiri

dari Kontrasepsi suntik sebanyak 896 orang (29,7%) yang terdiri dari

588 orang akseptor Kontrasepsi suntik progestin, dan 308 orang

akseptor Kontrasepsi suntik 1 bulan. Menurut Bidan Koordinator

Puskesmas Kapasa disebutkan bahwa efek samping yang paling

banyak dikeluhkan pada akseptor Kontrasepsi suntik adalah haid tidak

lancar, sering pusing, BB meningkat, hal ini menimbulkan perasaan

tidak nyaman pada ibu, merasa khawatir hamil karena tidak mengalami

menstruasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik

untuk meneliti tentang hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik

progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota

Makassar.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan dari latar belakang di

atas adalah “Adakah hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik

progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota

Makassar?”.
4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik

progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota

Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui lama penggunaan kontrasepsi suntik progestin di

Puskesmas Kapasa Kota Makassar

b. Mengetahui kejadian depresi pada akseptor kontrasepsi suntik

progestin di Puskesmas Kapasa Kota Makassar

c. Menganalisis hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik

progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota

Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian menjadi referensi atau wawasan dan pengetahuan

tentang hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik progestin

dengan kejadian depresi sehingga mutu dalam bidang kesehatan

meningkat

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan keilmuan dan menambah pengetahuan peneliti


5

tentang hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik

progestin dengan kejadian depresi.

b. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini dapat mengetahui efek samping penggunaan

kontrasepsi hormonal pada ibu usia 20-35 tahun sehingga dapat

dijadikan sebagai dasar tindak lanjut pemberian KIE tentang

kontrasepsi secara komprehensif sebagai upaya dalam

meningkatkan pelayanan kontrasepsi.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sebagai bahan informasi atau

sumber data bagi penelitian berikutnya dan bahan pertimbangan

bagi yang berkepentingan untuk melakukan penelitian yang

sejenis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

Menurut WHO (World Health Organization) expert commite

1970, kontrasepsi: adalah tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara

kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

dengan usia suami istri dan menentukan jumlah anak dalam

keluarga (Hartanto, 2014).

Kontrasepsi adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai

kontrasepsi (Mochtar, 2015). Sedangkan menurut Matahari et al.,

(2018) kontrasepsi merupakan salah satu usaha untuk mencapai

kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,

pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran. Kontrasepsi

merupakan tindakan membantu individu atau pasangan suami istri

untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara

kelahiran.

6
7

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bawah

kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat pula

bersifat permanen.

2. Jenis Kontrasepsi

Menurut Hartanto (2014), jenis-jenis kontrasepsi adalah sebagai

berikut:

a. Metode Sederhana

1) Metode Kalender (Oegino-Knasus)

Metode kalender menggunakan prinsip pantang berkala

yaitu tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri.

Untuk menentukan masa subur istri digunakan tiga patokan,

1.Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yanga akan datang, 2.

Sperma dapat hidup dan membuahi selam 48 jam setelah

ejakulasi, dan 3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah Ovualasi.

Jadi apabila konsepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari

sekurang-kurangnya selama (72 jam) yaitu 48 jam sebelum

ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi

2) Metode Suhu Badan Basal (Termal)

Penggunaan suhu basal dianjurkan untuk tidak

melakukan hubungan seksual sampai terlihat suhu tetap tinggi

tiga hari (pada waktu pagi) berturut-turut. Panjang siklus haid

yang teratur ialah 28-30 hari. Dengan mengenal tanda-tanda


8

premenstruasi, maka saat ovulasi dapat diperkirakan. Efek

samping Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan

frustasi.

3) Metode Lendir Serviks (Billings)

Lendir serviks yang diatur oleh hormon esterogen dan

progresteron ikut berperan dalam reproduksi. Abstinens

dimulai pada hari pertama diketahui adanya lendir setelah

haid dan berlanjut sampai dengan hari ke empat setelah

gejala-puncak (peak symptom).

a) Penyulit-penyulit metode lendir serviks

1) Keadaan fisiologi : sekresi vagina karena rangsangan

seksual

2) Keadaan patologis : infeksi vagina, serviks, penyakit-

penyakit penggunaanobat-obatan

3) Keadaan psikologis : stress (fisik dan emosional)

b) Efektivitas metode lendir serviks

Angka kegagalan : 0,4 -39,7 kehamilan pada 100 wanita

pertahun

4) Metode Simpto-Termal.

Dasar : kombinasi antara bermacam metode KB alamiah

untuk menentukan masa subur/ovulasi.

Efektivitas : angka kegagalan : 4.9-34.4 kehamilan pada

wanita pertahun.
9

Kontra indikasi simptotermal :

a) Siklus haid yang tidak teratur.

b) Riwayat siklus haid yang an –ovulator.

c) Kurve suhu badan yang akan teratur.

Keuntungan :

a) Aman.

b) Murah/tanpa biaya

c) Dapat diterima oleh banyak golongan agama.

d) Sangat berguna baik untuk merencanakan meupun

menghindari terjadinya kehamilan.

e) Mengajar wanita, kadang –kadang suaminya, perihal siklus

haid.

f) Tanggung jawab berdua sehingga menambah komunikasi

dan kerja sama

5) Coitus Interuptus.

Adalah suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri

sebelum terjadi ejakulasi intra vaginam. Ejakulasi terjadi jauh

dari genetalia eksterna wanita

Keuntungan :

a) Tidak memerlukan alat/murah

b) Tidak menggunakan zat-zat kimiawi

c) Selalu tersedia setiap saat

d) Tidak mempunyai efek samping


10

Kerugian :

a) Angka kegagalan cukup tinggi 16-23 kehamilan per 100

wanita per tahun

b) Kenikmatan seksual berkurang bagi suami istri, sehingga

dapat mempengaruhi kehidupan perkawianan

Kontraindikasi :

Ejakulasi prematur pada pria

Hal-hal penting yang harus diketahui oleh akseptor :

1) Sebelum senggama, cairan pra ejakulasi pada ujung penis

harus dibersihkan terlebih dahulu

2) Bila pria merasa akan berejakulasi ia harus segera

mengeluarkan penisnya dari dalam vagian dan selanjutnya

ejakulasi dilakukan jauh dari orificium vagina

3) Coitus interuptus bukan merupakan metode kontrasepsi

yang baik bila pasangan suami istri menginginkan

senggama yang berulang kali, karena semen yang masih

dapat tertinggal di dalam cairan bening pada ujung penis.

4) Coitus interuptus bukan metode kontrasepsi yang baik bila

suami mempunyai kesulitan untuk mengetahui kapan ia

akan berejakulasi.

6) Kondom Pria

Dasar : menghalagi masuknya spermatozoa ke dalam traktus

genetalia interna wanita


11

Keuntungan kondom :

a) Mencegah kehamilan

b) Memberi perlindungan terhadap penyakit–penyakit akibat

hubungan seks

c) Dapat diandalkan

d) Relatif murah

e) Sederhana ringan

f) Tidak memerlukan pemeriksan medis. Supervisi atau

follow-up

g) Reversibel

h) Pria ikut secara aktif dalam program KB

Kerugian kondom :

a) Angka kegagalan relatif tinggi

b) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas

hubungan seks guna memasang kondom

c) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus

setiap bersenggama

Indikasi kondom :

a) Penyakit genetalia

b) Sensitivitas penis terhadap sekret vagina

c) Ejakulasi prematur

Kontra indikasi kondom :

a) Absolut
12

(1) Pria dengan ereksi yang tidak baik

(2) Riwayat syok septik

(3) Tidak bertanggung jawab secara seksual

(4) Interupsi sexual foreply menghalangi minat seksual

(5) Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner

seksual

b) Relatif

Interupsi sexual foreply yang mengganggu ekspresi seksual

Efek samping dan komplikasi :

a) Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya

sensitivitas glans penis

b) Alergi terhadap karet

7) Barier Intra – Vaginal

Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus

genitalia interna wanit adan immobilisasi/mematikan

spermatozoa oleh spermatosidnya.

Keuntungan :

a) Mencegah kehamilan

b) Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks

Kerugian :

a) Angka kegagalan relatif tinggi

b) Aktivitas dan spontanitas hubungan seks harus dihentikan

sementara untuk memasanag alatnya


13

c) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus

pada setiap senggama

b. Kontrasepsi Hormonal

1) Per-Oral

a) Pil Oral Kombinasi (POK)

b) Mini Pil

2) Injeksi/Suntikan (DMPA, Net-En, Microspheres,

Microcapsules).

3) Sub Kutis : Implant (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit = AKBK)

a) Implan Non-Biodegradable (Norplan, Norplan-2, St -1435,

Implanon )

b) Implant Biodegradable (Capronor, Pellets)

c. Intra Uterine Devices (Iud, Akdr)

AKDR adalah polietilen kecil dan tembaga yng memiliki

berbagai bentuk dan ukuran dan dimasukkan kedalam uterus.

Cara kerja tidak diketahui secara pasti tetapi diduga bahwa

mekanisme utama tembaga adalah mencegah fertilisasi, dengan

mengubah komposisi cairan tuba dan uteri.

Waktu Pemasangan AKDR

1) setelah aborsi trimester pertama

2) setelah aborsi triemester ke dua : tunggu 2-4 minggu, untuk

memungkinkan involusi uteri, hindari resiko pengeluaran /

ekspulsi
14

3) setelah kelahiran pervagianam : tunggu minimal 6 minggu,

untuk memungkinkan involusi uteri secara lengkap.

4) Setelah seksio sesarea : tunggu minimal 8 minggu untuk

kemungkinan pemulihan otot uteri

Keuntungan :

1) Memberikan kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif

dan reversibel

2) Efektif dengan segera

3) Tidak berkaitan dengan hubungan seksual

4) Tidak perlu mengingat tablet yang harus diminum

5) Moedibitas sangat rendah

6) Setelah dilepaskan, fertilitas kembali normal

Kerugian :

1) Periode munkin sudah lama, lebih berat dan lebih nyeri,

terutama pada beberapa hari pertama

2) Wanita dapa mengalami perdarahan atau bercak antar

menstruasi terutama dalam 3 bulan pertama

3) Infeksi

Pelepasan

AKDR biasanya dilepaskan selama periode menstruasi.

Jika dilepaskan setelah siklus menstruasi, informasikan wanita

untuk menggunakan metode kontrasepsi tambahan selam 7 hari

sebelum pelepasan untuk menghindari kemungkinan kehamilan.


15

Masalah denganAKDR

1) Infeksi

2) Perdarahan

3) Kehamilan ektopik

d. Kontrasepsi Mantap

1) Pada Wanita (MOW) : Penyinaran, Operatif, Penyumbatan

Tuba Fallopi.

Sterilisasi wanita dalah satu-satunya bentuk kontrasepsi

wanita yang permanen, prosedur perawatan sehari secara

normal dilakukan dengan anestesi regional atau umum ,

Melabatkan insisi dan diseksi atau menyumbat tuba falopii

sehingga mencegh fertilisasi. Dilakukan dengan laparoskopi,

laparotomi sederhana atau dilakukan pervagianam

2) Pada Pria (MOP) : Operatif Medis Vasektomi Tanpa Pisau

(VTP), Penyumbatan Vas deferens

Vasektomi adalah prosedur bedah minor, ynag melibatkan

insisi, mencari lokasi dan mengeksisi vas deferens, mencegah

sperma dari testis mencapai vesikel seminalis. Sperma

kemudian tidak dapat diejakulasikan dan pria mnjadi tidak

subur, stelah vas deferens bersih dari sperma yang

memerlukan waktu sekitar 6 bulan (Hartanto, 2014).


16

3. Tujuan KB

a. Tujuan Umum

Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan

keluarga berencana yaitu dihayatinya nama keluarga kecil

bahagia dan sejahtera (Hartanto, 2014).

b. Tujuan Pokok

Penurunan angka kelahiran yang bermakna guna mencapai

tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan dengan

mengkategorikan 3 fase untuk mencapai sasaran. Menurut

(Hartanto, 2014), yaitu :

1) Fase menunda atau mencegah kehamilan

Fase menunda kehamilan dianjurkan bagi Pasangan Usia

Subur (PUS) dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan

alasan :

a) Usia di bawah 20 tahun adalah usia yang sebiaknya tidak

mempunyai anka terlebih dahulu untuk berbagai alasan.

b) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena

pasangan muda masih mempunyai frekuensi senggama

yang tinggi sehingga angka kegagalan tinggi.

c) Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil Oral, karena

akseptor masih muda.


17

d) Pemasangan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak

pada masa ini dapat dianjurkan terutama bagi calon

peserta dengan kontraindikasi terhadap pil oral.

Kontrasepsi yang cocok untuk menunda atau mencegah

kehamilan adalah, pil, IUD, cara sederhana.

2) Fase menjarangkan atau mengatur kehamilan

Periode usia istri antara 20 – 30 tahun merupakan periode

usia paling baik untuk melahirkan.

a) Alasan menjarangkan kehamilan :

(1) Usia antara 20 – 30 tahun merupakan usia terbaik

untuk mengandung dan melahirkan.

(2) Kegagalan yang menyebakan kehamilan cukup

tinggi, namun disini tidak begitu berbahaya karena

yang bersangkutan berada pada usia melahirkan

yang baik.

(3) Segera setelah melahirkan anak pertama dianjurkan

untuk memakai IUD sebagai pilihan utama.

b) Kontrasepsi yang cocok, meliputi :

(1) Suntik

(2) IUD

(3) Implant

(4) Mini pil

(5) Cara sederhana


18

3) Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan

Pada periode ini usia istri di atas 30 tahun sebaiknya

mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua anak.

a) Alasan mengakhiri kesuburan

(1) Ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk

tidak hamil karena alasan medis.

(2) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua

dan kemungkinan timbul akibat samping.

(3) Pilhan utama adalah kontrasepsi mantap.

b) Kontrasepsi yang cocok meliputi :

(1) Kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi)

(2) IUD

(3) Implant

(4) Cara sederhana

(5) Suntik

(6) Pil

B. Kontrasepsi Suntik progestin

1. Pengertian

Suntik tribulan merupakan metode kontrasepsi yang

diberikan secara intramuscular setiap tiga bulan. kontrasepsi suntik

merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam

penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan

penggunaanrelatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih


19

rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana

(BKKBN, 2018a).

2. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik progestin

Cara kerja suntikan progestin adalah dengan cara

mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput

lendir rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet

oleh tuba (Affandi, 2016).

3. Indikasi Kontrasepsi Suntik progestin

Menurut Affandi (2016), Indikasi Kontrasepsi Suntik progestin

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak

c. Gemuk atau kurus

d. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

f. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI

eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan

tidak cocok bagi Ibu tersebut

g. Pasca keguguran

h. Anemia karena haid berlebihan

i. Nyeri haid hebat.

j. Siklus haid tidak teratur

k. Kelainan payudara jinak


20

l. Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah,

mata, dan saraf.

m. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau

tumor ovarium jinak.

n. Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan

rifampisin)

o. Varises vena

4. Kontra Indikasi

Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik progestin menurut Affandi (2016)

adalah:

a. Hamil atau dicurigai hamil

b. Menyusui eksklusif

c. Perdarahan pervaginaan yang belum diketahui penyebabnya

d. Penyakit hati akut (hepatitis)

e. Perokok dengan usia >35 tahun

f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110

mmHg

g. Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis

> 20 tahun

h. Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara

i. Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)

j. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari

(Affandi, 2016)
21

5. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik progestin

Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin

a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan

cara disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila

suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi

suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.

Suntikan diberikan setiap 90 hari.

b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang

dibasahi oleh etil/isopropil alkohol 60 – 90 %. Biarkan kulit

kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.

c. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung –

gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan.

Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul usahakan

menghilangkannya dengan menghangatkannya.

6. Informasi Yang Perlu Disampaikan Kepada Akseptor

Kontrasepsi Suntik progestin

Informasi lain yang perlu disampaikan:

a. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan

haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat

sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.

b. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan,

sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek samping ini jarang, tidak

berbahaya, dan cepat hilang.


22

c. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu

diberikan pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan,

atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam

waktu dekat.

d. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid

baru datng kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama

tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3 –

6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau

tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid

tersebut.

e. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah

ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal.

Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang

ditetapkan, asal tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan

melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau

menggunakan kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila perlu

dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.

f. Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu

kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan

dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan

dilakukan. Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang

akan diberikan tersebut di injeksi sesuai dengan jadwal suntikan

dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.


23

g. Bila klien lupa jadual suntikan, suntikan dapat segera diberikan,

asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.

7. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntik progestin

Peringatan bagi pengguna Kontrasepsi Suntik progestin adalah

sebagai perikut:

a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan

kehamilan.

b. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala

kehamilan ektopik terganggu.

c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.

d. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau

kaburnya penglihatan.

e. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau

2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.

f. Bila terjadi hal tersebut di atas, hubungi segera tenaga

kesehatan atau klinik.

8. Efek Samping

Efek samping yang sering ditemukan menurut (Baziad, 2014):

a. Mengalami gangguan haid seperti amenore, spooting,

menorarghia, metrorarghia.

b. Tidak mengalami haid (amenore). Amenore dibedakan menjadi

dua yaitu amenore primer merupakan masa remaja kurang dari

16 tahun belum pernah mengalami mens atau belum


24

menampakkan tanda-tanda fisik seksual sekunder, sedangkan

amenore sekunder bila wanita sudah mengalami menstruasi

namun kemudian tidak mengalami menstruasi dalam waktu 3-6

bulan.

c. Perdarahan berupa tetesan atau bercak-bercak (spotting).

Perdarahan bercak merupakan keluhan atau gejala yang akan

menurun dengan makin lamanya pemakaian.

d. Perdarahan diluar siklus haid (metrorarghia). Bila menstruasi

terjadi dengan interval tidak teratur atau jika terdapat insiden

bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi, istilah

metroragi digunakan untuk menggambarkan keadaan tersebut.

e. Perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak

daripada biasanya (menorarghia) Persepsi yang umum

mengenai perdarahan berlebihan adalah apabila tiga sampai

empat pembalut sudah penuh selama empat jam. Jumlah

kehilangan darah yang dipertimbangkan normal selama mens

adalah 30 cc sejak penelitian yang dilakukan pada tahun 1960-

an dan setiap perdarahan yang lebih dari 80 cc dinyatakan

perdarahan abnormal, seperti yang dikatakan oleh Engstrom,

bahwa batas 8 cc merupakan ukuran standar untuk menetapkan

menoragi (Varney, 2016).


25

f. Sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut kembung

atau tidak nyaman, perubahan suasana perasaan, dan

penurunan hasrat seksual (Matahari et al., 2018).

E. Konsep Depresi

1. Pengertian Depresi

Depresi adalah penyakit yang membuat seseorang merasa

murung, patah hati selama beberapa waktu, merasakan kesedihan

dan kekosongan di dalam diri, juga merasa tidak berdaya (Wharton,

2013).

Rathus dalam (Lubis, 2016) menyatakan orang yang

mengalami depresi umumnya mengalami gangguan yang meliputi

keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan gerakan tingkah laku

serta kognisi.

Menurut Atkinson (dalam Lubis, 2016), depresi sebagai

suatu gangguan mood yang dicirikan tak ada harapan dan patah

hati, ketidakberdayaan yang berlebihan yang berlebihan, tak

mampu mengambil keputusan memulai suatu kegiatan, tak mampu

konsentrasi, tak punya semangat hidup, selalu tegang, dan

mencoba bunuh diri.

Depresi adalah keadaan menyedihkan dari pikiran untuk

sedikit memiliki hal diinginkan dan banyak hal ditakuti (McKey &

Dinkmeyer, 2013).
26

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa depresi merupakan gangguan afektif yang ditandai dengan

perasaan sedih, murung, putus asa, marah yang dalam, dan tidak

ada gairah hidup.

2. Etiologi

a. Faktor biologis

Banyak penelitian menjelaskan adanya abnormalitas

biologis pada pasien-pasien dengan gangguan mood. Pada

penelitian akhir-akhir ini, monoamine neurotransmitter seperti

norephinefrin, dopamin, serotonin, dan histamin merupakan

teori utama yang menyebabkan gangguan mood (Sadock &

Saddock, 2015).

b. Biogenic amines

1) Norephinefrin

Hubungan norephinefrin dengan gangguan depresi

berdasarkan penelitian dikatakan bahwa penurunan regulasi

atau penurunan sensitivitas dari reseptor α2 adrenergik dan

penurunan respon terhadap antidepressan berperan dalam

terjadinya gangguan depresi (Sadock & Saddock, 2015).

2) Serotonin

Penurunan jumlah dari serotonin dapat mencetuskan

terjadinya gangguan depres, dan beberapa pasien dengan

percobaan bunuh diri atau megakhiri hidupnya mempunyai


27

kadar cairan cerebrospinal yang mengandung kadar

serotonin yang rendah dan konsentrasi rendah dari uptake

serotonin pada platelet (Sadock & Saddock, 2015).

Penggunaan obat-obatan yang bersifat serotonergik

menunjukkan bahwa adanya suatu teori yang berkaitan

antara gangguan depresi dengan kadar serotonin

(Rottenberg, 2017).

c. Gangguan neurotransmitter lainnya

Ach ditemukan pada neuron-neuron yang terdistribusi

secara menyebar pada korteks cerebrum. Pada neuron-neuron

yang bersifat kolinergik terdapat hubungan yang interaktif

terhadap semua sistem yang mengatur monoamine

neurotransmitter. Kadar choline yang abnormal yang dimana

merupakan prekursor untuk pembentukan Ach ditemukan

abnormal pada pasien-pasien yang menderita gangguan depresi

(Sadock & Saddock, 2015).

d. Faktor neuroendokrin

Hormon telah lama diperkirakan mempunyai peranan

penting dalam gangguan mood, terutama gangguan depresi.

Sistem neuroendokrin meregulasi hormon-hormon penting yang

berperan dalam gangguan mood, yang akan mempengaruhi

fungsi dasar, seperti : gangguan tidur, makan, seksual, dan

ketidakmampuan dalam mengungkapkan perasaan senang. 3


28

komponen penting dalam sistem neuroendokrin yaitu :

hipotalamus, kelenjar pituitari, dan korteks adrenal yang bekerja

sama dalam feedback biologis yang secara penuh berkoneksi

dengan sistem limbik dan korteks serebral (Sadock & Saddock,

2015).

e. Abnormalitas otak

Studi neuroimaging, menggunakan computerized

tomography (CT) scan, positron-emission tomography (PET),

dan magnetic resonance imaging (MRI) telah menemukan

abnormalitas pada 4 area otak pada individu dengan gangguan

mood. Area-area tersebut adalah korteks prefrontal,

hippocampus, korteks cingulate anterior, dan amygdala. Adanya

reduksi dari aktivitas metabolik dan reduksi volume dari gray

matter pada korteks prefrontal, secara partikular pada bagian kiri,

ditemukan pada individu dengan depresi berat atau gangguan

bipolar (Sadock & Saddock, 2015).

3. Tanda dan Gejala Depresi

PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan

Jiwa III) dalam (Muslim, 2013) yang menyebutkan depresi gejala

menjadi utama dan lainnya seperti dibawah ini :

a. Gejala utama meliputi :

1) Perasaan depresif atau perasaan tertekan

2) Kehilangan minat dan semangat


29

3) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan

mudah lelah.

b. Gejala lain meliputi :

1) Konsentrasi dan perhatian berkurang

2) Perasaan bersalah dan tidak berguna

3) Tidur terganggu

4) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

5) Perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri

6) Pesimistik

7) Nafsu makan berkurang

4. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Depresi

a. Jenis Kelamin

Secara umum dikatakan bahwa gangguan depresi lebih

sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Pendapat-

pendapat yang berkembang mengatakan bahwa perbedaan dari

kadar hormonal wanita dan pria, perbedaan faktor psikososial

berperan penting dalam gangguan depresi mayor ini (Sadock &

Saddock, 2015).

b. Usia

Depresi dapat terjadi dari berbagai kalangan usia.

Serkitar 7,8% dari setiap populasi mengalami gangguan mood

dalam hidup mereka dan 3,7% mengalami gangguan mood

sebelumnya. Depresi mayor umumnya berkembang pada masa


30

dewasa muda, dengan usia rata-rata onsetnya adalah

pertengahan 20 tahun. Namun gangguan tersebut dapat dialami

bahkan oleh anak kecil, meski hingga usia 14 tahun resikonya

sangat rendah.

c. Faktor Sosial-Ekonomi dan Budaya

Tidak ada suatu hubungan antara faktor sosial-ekonomi

dan gangguan depresi mayor, tetapi insiden dari gangguan

Bipolar I lebih tinggi ditemukan pada kelompok sosial-ekonomi

yang rendah (Sadock & Saddock, 2015). Dari faktor budaya

tidak ada seorang pun mengetahui mengapa depresi telah

mengalami peningkatan di banyak budaya, namun spekulasinya

berfokus pada perubahan sosial dan lingkungan, seperti

meningkatnya disintegrasi keluarga karena relokasi, pemaparan

terhadap perang, dan konflik internal, serta meningkatnya angka

kriminal yang disertai kekerasan, seiring dengan kemungkinan

pemaparan terhadap racun atau virus di lingkungan yang dapat

mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik (Nevid et al,

2010).

5. Pengukuran Depresi

Pengukuran depresi dilakukan dengan Patient Health

Questionnaire-9 (PHQ-9) yang dibuat oleh Kroenke K, Spitzer RL,

Williams JB (2001). Instrumen ini juga mencakup penilaian

kesehatan fungsional. Ini menanyakan pasien bagaimana kesulitan


31

atau masalah emosional memengaruhi pekerjaan, kehidupan di

rumah, atau hubungan dengan orang lain. Respon pasien 'sangat

sulit' atau 'sangat sulit' menunjukkan bahwa fungsi pasien

terganggu. Setelah perawatan dimulai, status fungsional dan skor

angka dapat diukur untuk menilai peningkatan pasien. Catatan:

Depresi tidak boleh didiagnosis atau dikecualikan hanya

berdasarkan skor PHQ-9. Skor PHQ-9 10 memiliki sensitivitas 88%

dan spesifisitas 88% untuk depresi berat.1 Karena kuesioner

bergantung pada laporan diri pasien, praktisi harus memverifikasi

semua tanggapan. Diagnosis definitif dibuat dengan

mempertimbangkan seberapa baik pasien memahami kuesioner,

serta informasi relevan lainnya dari pasien

Tabel 2. 1 Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) Versi


Indonesia
Selama 2 minggu terakhir, seberapa sering Anda Tidak Beberapa hari Lebih dari Hampir
terganggu oleh masalah-masalah berikut? pernah separuh sertiap
(Gunakan “✔” untuk menandai jawaban Anda) waktu yang hari
dimaksud
1) Kurang tertarik atau bergairah dalam melakukan 0 1 2 3
apapun
2) Merasa murung, muram, atau putus asa 0 1 2 3
3) Sulit tidur atau mudah terbangun, atau terlalu 0 1 2 3
banyak tidur
4) Merasa lelah atau kurang bertenaga 0 1 2 3
5) Kurang nafsu makan atau terlalu banyak makan 0 1 2 3
6) Kurang percaya diri — atau merasa bahwa Anda 0 1 2 3
adalah orang yang gagal atau telah
mengecewakan diri sendiri atau keluarga
7) Sulit berkonsentrasi pada sesuatu, misalnya 0 1 2 3
membaca koran atau menonton televise
8) Bergerak atau berbicara sangat lambat sehingga 0 1 2 3
orang lain memperhatikannya. Atau sebaliknya
— merasa resah atau gelisah sehingga Anda
lebih sering bergerak dari biasanya
9) Merasa lebih baik mati atau ingin melukai diri 0 1 2 3
sendiri dengan cara apapun
Kroenke at al (2001)
32

Kemudian seluruh skor jawaban dijumlahkan dan diinterpretasikan

menjadi:

a. 0 - 4 : Tidak ada-minimal

Pasien mungkin tidak memerlukan pengobatan depresi.

b. 5 - 9 : Ringan

Gunakan penilaian klinis tentang pengobatan, berdasarkan

durasi gejala pasien dan gangguan fungsional.

c. 10 - 14 : Sedang

Gunakan penilaian klinis tentang pengobatan, berdasarkan

durasi gejala pasien dan gangguan fungsional.

d. 15 - 19 : Sedang parah

Obati dengan antidepresan, psikoterapi atau kombinasi

pengobatan.

e. 20 - 27 : Parah

Obati dengan antidepresan dengan atau tanpa psikoterapi


F. Penelitian Terkait

Tabel 2. 2 Penelitian Terkait


No Judul, Peneliti, Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
1 Pengaruh usia, Jenis penelitian ini adalah analitik Berdasarkan analisis bivariat antara lama
pendidikan dan lama obversional dengan pendekatan penggunaan Kontrasepsi suntik DMPA terhadap
penggunaan kontrasepsi cross sectional. Sampel sejumlah 30 kecenderungan depresi menunjukkan bahwa
suntik DMPA terhadap akseptor yang memenuhi kriteria signifikansi (p) < 0.00 (p < 0.05). Sedangkan nilai
kecenderungan depresi inklusi yang telah menggunakan koefisien korelasi sebesar 0.587. Artinya terdapat
pada akseptor KB Kontrasepsi suntik DMPA minimal pengaruh yang signifikan antara lama penggunaan
(Oktavia Kusuma Dewi, delapan kali (> 2 tahun). Analisa Kontrasepsi suntik DMPA terhadap kecenderungan
Alif Mardijana, Ida data mengguanakn Uji Spearman depresi dimana semakin lama menggunakan
Srisurani W.A, 2018) Rho Kontrasepsi suntik maka tingkat kecenderungan
depresi semakin tinggi
2 Hubungan Lama Penelitian ini menggunakan desain Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan
PenggunaanKontrasepsi deskripktif korelasi dengan lama penggunaan kontrasepsi DMPA dengan
Depo Medroksi pedekatan cross sectional, depresi dengan nilai signifikan p=value=0,996
Progesteron Asetat menggunakan teknik total sampling (<0,05)
(DMPA) Dengan Efek dengan jumlah 26 sampel ibu usia
Samping (DMPA) subur. Dari hasil olah data dari
Pada Ibu Usia Subur di semua efek DMPA dengan
Puskesmas Kombos menggunakan uji kolomogorov-
(Gahansa, 2018) smirnov
3 Pengaruh Lamanya Jenis penelitian ini adalah penelitian Hasil uji Chi Square diperoleh nilai
Pengunaan Alat kasus dan penelitian lapangan (case significancy sebesar 0,038 (p<0,05) yang berarti
Kontrasepsi study and field research). Populasi terdapat pengaruh lamanya penggunaan alat
Hormonal terhadap penelitian ini adalah 30 wanita kontrasepsi hormonal dengan timbulnya tingkat
Timbulnya tingkat akseptor KB hormonal yang sudah depresi. Semakin lama penggunaan alat

33
34

No Judul, Peneliti, Metode Penelitian Hasil Penelitian


Tahun
Depresi pada Wanita memakai alat kontrasepsi lebih kontrasepsi, semakin berat depresi yang
Akseptor KB di dari 2 tahun di puskesmas ditimbulkan
Puskesmas Sumbersari Sumbersari Kabupaten Jember.
Kabupaten Jember Metode pengambilan sampel dengan
(Nuriayu Primita Sani, metode purposive sampling. Besar
Alif Mardijana, sampel sebanyak 30 individu.
Kristianingrum Dian Instrument penelitiannya
Sofiana, 2018) menggunakan informed consent dan
kuisioner HDRS. Analisis data
menggunakan metode uji statistic chi
square
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN, DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konseptual

Variabel Variabel dependent:


independent: Kejadian Depresi
Lama Penggunaan
Kontrasepsi suntik
progestin

Keterangan:
: diteliti

: berhubungan

Bagan 3. 1 Kerangka Konseptual Penelitian

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua

variable, variable bebas dan variable terikat. Hipotesis berfungsi untuk

menentukan ke arah pembuktian, artinya hipotesis merupakan

pernyataan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo, 2016). Hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : tidak ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik

progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota

Makassar

35
36

H1 : ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik progestin

dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota Makassar

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel bersangkutan

(Hidayat, 2021). Adapun perumusan definisi operasional dalam penelitian

ini diuraikan dalam tabel ini:

Tabel 3. 1 Definisi Operasional Hubungan Lama Penggunaan


Kontrasepsi suntik Progestin Dengan Kejadian Depresi di
Puskesmas Kapasa Kota Makassar
Variabel Definisi Parameter Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
Lama Waktu terhitung Waktu dalam Kartu KB 1. < 1 tahun Interval
penggunaa sejak tahun 2. 1-3 tahun
n penyuntikan 3. > 3 tahun
kontrasepsi pertama
suntik kontrasepsi
progestin suntik progestin
hingga saat
dilakukan
penelitian
Kejadian Kondisi dimana 1. Kurang PHQ-9 1. Minimal : Interval
depresi seseorang gairah 0-4
mengalami 2. Putus asa 2. Ringan :
gangguan yang 3. Ganggua 5-9
meliputi n tidur 3. Sedang:
keadaan 4. Perasaan 10-14
emosi, lelah 4. Sedang-
motivasi, 5. Ganggua parah :
fungsional, dan n makan 15-19
gerakan 6. Kurang 5. Parah:
tingkah laku percaya 20-27
serta kognisi diri
7. Sulit
berkonsen
trasi
8. Respon
gerak
atau
bicara
9. Keinginan
melukai
diri
37

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban

terhadap pernyataan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis

atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian,

serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan

tersebut (Setiadi, 2013).

Dalam penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi.

Analitik korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan

untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih yang

bersifat kuantitatif (Nursalam, 2016). Penelitian ini menggunakan

pendekatan cross sectional yaitu variabel sebab akibat yang terjadi

pada obyek penelitian diukur dan dikumpulkan pada waktu tertentu

yang bersamaan. Penelitian ini menghubungkan antara lama

penggunaan kontrasepsi suntik progestin dengan kejadian depresi di

Puskesmas Kapasa Kota Makassar.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Kapasa Kota

Makassar.
38

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data akan dilakukan mulai tanggal 15-28 November

2022.

C. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini populasi yang

digunakan peneliti adalah seluruh akseptor kontrasepsi suntik

progestin di Puskesmas Kapasa Kota Makassar sebanyak 588 orang.

D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan

“sampling” tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi

dalam penelitian, pada umumnya tidak menggunakan seluruh objek

penelitian (Hidayat, 2012).

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin.

Rumus Slovin ini biasa digunakan dalam penelitian survey dimana

biasanya jumlah sampel besar sekali, sehingga diperlukan sebuah

formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi dapat

mewakili keseluruhan populasi. Rumus Slovin dapat dilihat

berdasarkan notasi sebagai berikut (Nalendra et al., 2021):

N
n=
1+ ( N × e )
2
39

588
n=
1+(588 × ( 0,1 ) )
2

588
n=
1+5,88

n = 85,5 responden

Keterangan :

n = Banyak Sampel

N = Banyak Populasi

E = Persentase kesalahan yang ditolerir dan yang diinginkan

Jadi jumlah sampel yang diteliti sebanyak 86 orang.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian, sehingga sampel tersebut dapat

mewakili populasi yang ada. Sampling pada penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan

sampel berdasarkan pertimbangan peneliti (Nursalam, 2016).

Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Akseptor kontrasepsi suntik progestin yang bersedia menjadi

responden

2) Akseptor Kontrasepsi suntik progestin yang tercatat

namanya di wilayah kerja puskesmas Kapasa


40

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Telah terdiagnosa mengalami gangguan kejiwaaan

sebelumnya oleh dokter spesialis kesehatan jiwa

2) Akseptor kontrasepsi suntik yang tidak rutin menggunakan

kontrasepsi suntik progestin (ganti cara secara berkala)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan:

1. Variabel independent lama penggunaan kontrasepsi suntik

progestin diukur menggunakan instrumen kartu KB yang kemudian

dicatat dalam lembar observasi berdasarkan waktu penggunaan

kontrasepsi suntik progestin dalam tahun.

2. Variabel dependen kejadian depresi diukur dengan Patient Health

Questionnaire-9 (PHQ-9) yang dibuat oleh Kroenke K, Spitzer RL,

Williams JB (2001) yang terrdiri dari 9 pertanyaan, dengan

indikator kurang gairah, putus asa, gangguan tidur, perasaan

lelah, gangguan makan, kurang percaya diri, sulit berkonsentrasi,

respon gerak atau bicara, dan keinginan melukai diri sehingga

tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena merupakan

kuesioner baku yang dibuat oleh ahli. PHQ-9 versi Bahasa

Indonesia telah diuji validitasnya oleh Dian (2020) dalam Tesisnya

dengan hasil Cronbach’s alpha korelasi koefisien adalah 0,91


41

(reliabel jika nilai Cronbach’s alpha > 0,7), dan skor masing-

masing dari sembilan item memiliki korelasi sedang hingga sedang

tinggi 0,52-0,85 (valid jika r hitung > 0,444)

F. Cara Pengumpulan dan Pengolahan Data

Prosedur pengambilan dan pengumpulan data dalam penelitian ini

dilakukan dalam langkah-langkah:

1. Penelitian dimulai dari peneliti mengajukan fenomena ke

pembimbing dan mendapat persetujuan untuk melanjutkan

penelitian.

2. Setelah mendapat persetujuan oleh pembimbing, peneliti meminta

surat studi pendahuluan dan penelitian pada Program Studi S1

Keperawatan STIKes Graha Edukasi Makassar sesuai prosedur.

3. Setelah mendapat ijin dari Puskesmas Kapasa.

4. Peneliti meminta data akseptor Kontrasepsi suntik progestin yang

terdaftar di Puskesmas Kapasa.

5. Peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian pada

responden, memberikan informed consent untuk ditandatangani,

lalu memberikan lembar persetujuan dan lembar kuesioner tentang

identitas responden, dan kuesioner terkait lama menggunakan

kontrasepsi suntik progestin dan PHQ-9 untuk mengukur kejadian

depresi.

6. Setelah diisi lalu dikumpulkan kembali, selanjutnya dilakukan

pengelolahan data yaitu coding, scoring, dan tabulating serta


42

analisa data sesuai data penelitian dan disajikan dalam bentuk

tabel serta dilanjutkan kesimpulan hasil penelitian.

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data

dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan

pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul

(Hidayat, 2021). Peneliti melakukan editing segera setelah mengisi

lembar obervasi untuk memastikan telah terisi dengan benar.

2. Coding

Coding adalah bagaimana mengkode pertanyaan-

pertanyaan responden dan segala hal yang dianggap perlu

(Setiadi, 2013). Peneliti melakukan coding meliputi kode responden

dan data umum.

1) Usia tidak diberi kode

2) Pendidikan

1: Dasar (SD, SMP)

2: Menengah (SMA)

3: Tinggi (Perguruan Tinggi)

3) Pekerjaan

1: Tidak bekerja

2: Swasta
43

3: Wiraswasta

4: ASN

5: Lain-lain

Data Khusus

1) Lama menggunakan kontrasepsi suntik progestin

1 : < 1 tahun

2 : 1-3 tahun

3 : > 3 tahun

2) Kejadian Depresi

1 : Minimal

2 : Ringan

3 : Sedang

4 : Sedang-parah

5 : Parah

3. Scoring

Scoring adalah kegiatan pengolahan data untuk selanjutnya

dilakukan penarikan kesimpulan atau dengan kata lain scoring

adalah menjumlahkan seluruh hasil jawaban responden untuk

kemudian dilakukan tabulasi data (Setiadi, 2013). Peneliti tidak

memberikan skor pada jawaban lama menggunakan kontrasepsi

suntik progestin, karena merupakan jawaban langsung, akan tetapi

penelitin memberikan skor sesuai scoring PHQ-9 berdasarkan

gejala depresi yang dirasakan dalam 2 minggu terakhir, yaitu:


44

a. Skor 0 : tidak pernah merasakan gejala

b. Skor 1: beberapa hari merasakan gejala

c. Skor 2: lebih dari separuh waktu yang dimaksud

d. Skor 3: hampir setiap hari

Kemudian seluruh skor jawaban dijumlahkan dan diinterpretasikan

menjadi:

a. 0 - 4 : Tidak ada-minimal

b. 5 - 9 : Ringan

c. 10 - 14 : Sedang

d. 15 - 19 : Sedang parah

e. 20 - 27 : Parah

4. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo,

2012). Tabulasi dilakukan dengan membuat master table untuk

memasukkan data hasil penelitian.

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan mengggunakan

analisis univariat. Analisis univariat dilakukan tiap variable dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase tiap variabel. Hasil penelitian

disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.


45

Menurut (Arikunto, 2016) dalam membaca kesimpulan

menggunakan skala sebagai berikut:

100% : seluruhnya

76-99% : hampir seluruhnya

51-75% : sebagian besar

50% : setengah

26-49% : hampir setengah

1-25% : sebagian kecil

0% : tidak satupun

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antara 2 variabel yaitu variable independent

dan variable dependen, dalam penelitian ini meneliti tentang

hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik progestin dengan

kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota Makassar. Uji statistic

yang digunakan adalah Uji Spearman Rho yang dipilih berdasarkan

pertimbangan tujuan Analisa adalah korelasi, jumlah variable ada 2,

dan skala data interval. Apabila didapatkan pvalue ≤ 0,05, maka H 0

ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan lama

penggunaan kontrasepsi suntik progestin dengan kejadian depresi

di Puskesmas Kapasa Kota Makassar, sebaliknya jika pvalue >

0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan


46

lama penggunaan kontrasepsi suntik progestin dengan kejadian

depresi di Puskesmas Kapasa Kota Makassar

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari

STIKes Graha Edukasi Makassar yang ditujukan kepada kepala

Puskesmas Kapasa. Dilanjut dengan melakukan observasi kepada

responden yang akan diteliti dengan menggunakan etika, antara lain :

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Responden mendapatkan informasi lengkap mengenai

penelitian dan mempunyai hak bebas berpartisipasi atau menolak

menjadi responden. Dalam hal ini, responden yang bersedia untuk

berpartisipasi bersedia menandatangani lembar persetujuan

menjadi peserta responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data

(ceklist), cukup memberi nomer kode pada masing-masing lembar

tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti

karena hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau

dilaporkan sebagai hasil penelitian.


47

I. Alur Penelitian

Masalah:
Penggunaan progestin dalam jangka panjang akan mempengaruhi
metabolism piridoksin yang dapat menyebabkan depresi

Penyusunan proposal peneliian

Desain penelitian:
Analiik korelasi dengan pendekatan cross sectional

Populasi :
Seluruh akseptor kontrasepsi suntik progestin di Puskesmas Kapasa Kota
Makassar sebanyak 588 orang.

Sampling :
Menggunakan purposive sampling

Sample :
Sebagian akseptor kontrasepsi suntik progestin di Puskesmas Kapassa Kota
Makassar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Pengumpulan Data:
Menggunakan kuesioner lama penggunaan kontrasepsi suntik progestin dan
PHQ-9

Analisa Data :
Setelah data terkumpulkan dilakukan Editing, Coding, Skoring, dan
Tabulating. Analisa menggunakan Uji Spearman Rho

Penyajian Data :
Distribusi frekuensi dan persentase, serta table silang

Desiminasi Hasil :
Hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik progestin dengan kejadian
depresi di Puskesmas Kapasa Kota Makassar

Bagan 4. 1 Alur Penelitian


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik


Responden

Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Karakteristik Responden di Puskesmas Kapasa
Kota Makassar
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
Usia
20-25 tahun 11 12,8
26-30 tahun 24 27,9
31-35 tahun 51 59,3
Pendidikan
Dasar (SD, SMP) 19 22,1
Menengah (SMA) 61 70,9
Tinggi (Perguruan Tinggi) 6 7,0
Pekerjaan
Tidak Bekerja 34 39,5
Swasta 29 33,7
Wiraswasta 20 23,3
ASN 3 3,5
Petani 0 0
Sumber: Data primer penelitian tahun 2022

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berusia 31-35 tahun yaitu 51 orang

(59,3%), sebagian besar responden berpendidikan menengah

(SMA), yaitu 61 orang (70,9%), hampir setengah responden

tidak bekerja, yaitu 34 orang (39,5%).

48
49

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Penelitian


Tabel 5. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel
Lama Penggunaan KB dan Kejadian di
Puskesmas Kapasa Kota Makassar
Variabel Penelitian Frekuensi Persentase (%)
Lama Penggunaan KB Progestin
< 1 tahun 28 32,6
1-3 tahun 48 55,8
> 3 tahun 10 11,6
Kejadian depresi
Minimal 38 44,2
Ringan 48 55,8
Sedang 0 0
Sedang-parah 0 0
Parah 0 0
Jumlah 32 100
Sumber: Data primer penelitian tahun 2022

Berdasarkan Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa

sebagian besar responden telah menggunakan KB progestin

selama 1-3 tahun yaitu 48 orang (55,8%), dan sebagian besar

responden mengalami depresi ringan yaitu 48 orang (55,8%).

2. Analisis Bivariat

a. Uji Normalitas

Tabel 5. 3 Hasil Uji Normalitas Data


Kolmogorov-Smirnova
Variabel
P normalitas

Depresi .000 Tidak normal

Lama_pakai .000 Tidak normal

Hasil penelitian dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov

pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa nilai pvalue untuk variable

lama penggunaan kontrasepsi suntik progestin dan variable


50

kejadian depresi < 0,05 sehingga distribusi data tidak normal,

oleh sebab itu uji statistic yang digunakan untuk menguji

hubungan antar variable adalah Uji Spearman’s Rho.

b. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin


dengan Kejadian Depresi

Tabel 5. 4 Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi


Suntik Progestin dengan Kejadian Depresi di
Puskesmas Kapasa Kota Makassar
Lama Kejadian Depresi Koefisien
Total P
Penggunaan Minimal Ringan Korelasi
Suntik
F % F % f %
Progestin
< 1 tahun 26 92,9 2 7,1 28 100 <0,001
1-3 tahun 10 20,8 28 79,2 48 100 0,624
> 3 tahun 2 20,0 8 80,8 10 100
Jumlah 38 44,2 48 55,8 86 100
Sumber: Data primer penelitian tahun 2022

Berdasarkan Tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa hampir

seluruh responden menggunakan KB progestin < 1 tahun

mengalami depresi minimal yaitu 26 dari 28 orang (92,9%), hampir

seluruh responden yang menggunakan KB progestin 1-3 tahun

mengalami depresi ringan yaitu 38 dari 48 orang (79,2%), dan

hampir seluruh responden yang menggunakan KB progestin > 3

tahun mengalami depresi ringan yaitu 8 dari 10 orang (80%).

Hasil uji Spearman Rho menunjukkan pvalue = 0,000

sehingga nilai pvalue kurang dari α = 0,05 dan nilai koefisien

korelasi sebesar 0,624 yang berarti bahwa H 0 ditolak dan H1

diterima, artinya ada hubungan kuat lama penggunaan Kontrasepsi

suntik progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa


51

Kota Makassar dimana semakin lama menggunakan KB progestin,

maka semakin parah kejadian depresi.


BAB VI

PEMBAHASAN

A. Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin

Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian

besar responden telah menggunakan KB progestin selama 1-3 tahun

yaitu 48 orang (55,8%), yang menggunakan < 1 tahun sebanyak 28

orang (32,6%), dan yang menggunakan > 3 tahun sebanyak 10 orang

(11,6%).

Menurut (BKKBN, 2018), lama pemakaian suntikan progestin

disesuaikan oleh kehendak akseptor, jadi tidak ada batasan untuk

akseptor menghentikan penggunaan kontrasepsi suntik progestin.

Pendapat diatas berbeda dengan yang disampaikan oleh Everett

(2017), yaitu penggunaan kontrasepsi suntik progestin sebaiknya

digunakan selama maksimal lima tahun karena apabila wanita yang

memakai kontrasepsi suntik progestin jangka panjang atau lebih dari

lima tahun dapat mengalami defisiensi estrogen sebagian, hal ini dapat

menimbulkan efek merugikan pada densitas tulang dan dapat

meningkatkan risiko osteoporosis.

Menurut peneliti, akseptor kontrasepsi suntik progestin berusia

20-35 tahun. Pada rentang usia ini akseptor berada dalam fase

menjarangkan kehamilan, sehingga diperlukan alat kontrasepsi yang

efektif digunakan untuk mencegah kehamilan namun kesuburannya

52
53

dapat kembali dalam jangka waktu singkat. Selain itu, didapatkan

bahwa akseptor suntikan paling banyak menggunakan kontrasepsi

selama 1-3 bulan, dimana waktu selama satu hingga dua tahun

merupakan waktu yang baik untuk memberi jarak sesuai dengan anak

yang direncanakan. Seorang wanita setelah bersalin membutuhkan

waktu 2 sampai 3 tahun untuk memulihkan tubuhnya dan

mempersiapkan diri untuk kehamilan dan persalinan berikutnya.

B. Kejadian Depresi pada Akseptor Kontrasepsi Suntik Progestin

Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian

besar responden mengalami depresi ringan yaitu 48 orang (55,8%),

dan yang mengalami depresi minimal sebanyak 38 orang (44,2%).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya

depresi, yaitu faktor biologi, regulasi hormone, neuroanatomi. Tanda

dan gejala lain dari gangguan mood adalah perubahan tingkat

aktivitas, kemampuan kognitif, pembicaraan dan fungsi vegetatif

seperti tidur, nafsu makan, aktivitas seksual, dan irama biologis

lainnya. Perubahan tersebut hampir selalu menyebabkan gangguan

fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaan (Sadock & Saddock, 2015).

Menurut peneliti, depresi yang dialami oleh akseptor kontrasepsi

suntik progestin disebabkan karena regulasi hormonal yaitu

progesterone yang menyebabkan gangguan mood sehingga

merasakan gejala depresi berupa kurang tertarik atau bergairah dalam

melakukan apapun, sulit tidur atau mudah terbangun, atau terlalu


54

banyak tidur, sulit berkonsentrasi pada sesuatu, misalnya membaca koran

atau menonton televisi, dan bergerak atau berbicara sangat lambat

sehingga orang lain memperhatikannya atau sebaliknya merasa resah

atau gelisah sehingga lebih sering bergerak dari biasanya

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berusia 31-35 tahun yaitu 51 orang (59,3%). Depresi dapat terjadi dari

berbagai kalangan usia. Depresi mayor umumnya berkembang pada

masa dewasa muda, dengan usia rata-rata onsetnya adalah

pertengahan 20 tahun (Sadock & Saddock, 2015). Sesuai dengan teori

tersebut karena sebagian besar responden berusia > 30 tahun sehinga

sudah melewati usia pertengahan 20 tahun yang menyebabkan

pemikiran yang lebih matang dan memiliki koping yang lebih baik

sehingga depresi yang dialami hanya dalam tingkat ringan.

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan menengah (SMA), yaitu 61 orang (70,9%). Pendidikan

dapat membentuk kecerdasan emosional. Seseorang yang memiliki

kecerdasan emosional tinggi akan mampu menguasai diri, mengelola

emosi, memotivasi diri dan mengarahkan dirinya untuk lebih produktif

dalam berbagai hal yang dikerjakan. Apabila kecerdasan

emosionalnya rendah maka orang akan menjadi cemas, menyendiri,

sering takut, merasa tidak dicintai, merasa gugup, sedih dan

cenderung mudah terkena depresi (Aprilina & Franciska, 2020).

Menurut peneliti, Pendidikan menengah membuat responden lebih


55

memiliki pemiikiran yang terbuka tentang kesehatan dibandingkan

yang berpendidikan rendah sehingga koping dalam menghadapi

stressor cenderung lebih baik meskipun tidak mutlak mempengaruhi

tingkat depresi, karena penyebab depresi adalah multifactor sehingga

dapat juga disebabkan karena faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir setengah responden

tidak bekerja, yaitu 34 orang (39,5%). Kontrasepsi non hormonal lebih

banyak dipilih pada responden yang berpenghasilan rendah dan tidak

bekerja. Hal ini berkaitan secara langsung dengan tingkat penghasilan

responden dalam menentukan kontrasepsi yang mampu untuk dibeli

sehingga tidak memberatkan si pengguna atau dalam hal ini akseptor

(Aprilina & Franciska, 2020). Pekerjaan behubungan dengan social

ekonomi keluarga, akan tetapi kontrasepsi suntik merupakan

kontrasepsi yang murah sehingga sangat terjangkau. Hal ini bukan

merupakan salah satu faktor yang dapatt menyebabkan depresi

C. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin

Dengan Kejadian Depresi

Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa

menunjukkan bahwa hampir seluruh responden menggunakan KB

progestin < 1 tahun mengalami depresi minimal yaitu 26 dari 28 orang

(92,9%), hampir seluruh responden yang menggunakan KB progestin

1-3 tahun mengalami depresi ringan yaitu 38 dari 48 orang (79,2%),


56

dan hampir seluruh responden yang menggunakan KB progestin > 3

tahun mengalami depresi ringan yaitu 8 dari 10 orang (80%). Hasil uji

Spearman Rho menunjukkan pvalue = 0,000 sehingga nilai pvalue

kurang dari α = 0,05 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,624 yang

berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan lama

penggunaan Kontrasepsi suntik progestin dengan kejadian depresi di

Puskesmas Kapasa Kota Makassar dimana semakin lama

menggunakan KB progestin, maka semakin parah kejadian depresi.

. Depresi yang dialami oleh akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan

disebabkan karena Progestin yang di gunakan secara berkala atau

dalam jangka panjang dapat mengganggu pembentukan vitamin B6

(pyridoxin) di dalam tubuh. Vitamin B6 penting untuk otak karena

diperlukan untuk mengkonversi triptofan menjadi serotonin. Jika

digunakan dalam jangka panjang akan menurunkan serotonin yang

mencetuskan kecenderungan depresi (Affandi, 2016).

Sesuai dengan teori tersebut bahwa penggunaan progestin

dalam jangka panjang dapat menyebabkan depresi meskipun depresi

hanya dalam tingkat ringan, karena banyak faktor lain yang

menyebabkan depresi. Hormon progestin yang merupakan bentuk

sintetis dari progesteron yang terdapat dalam pil kombinasi yang dapat

menurunkan tingkat serotonin dalam otak. Serotonin berperan untuk

mempengaruhi mood/perasaan seseorang sehingga akseptor

terkadang merasakan perasaan yang tidak nyaman seperti kurang


57

tertarik atau bergairah dalam melakukan apapun, merasa murung,

muram, atau putus asa, sulit tidur atau mudah terbangun, atau terlalu

banyak tidur, merasa lelah atau kurang bertenaga, kurang nafsu

makan atau terlalu banyak makan, kurang percaya diri atau merasa

bahwa diri sendiri adalah orang yang gagal atau telah mengecewakan

diri sendiri atau keluarga, sulit berkonsentrasi pada sesuatu, misalnya

membaca koran atau menonton televisi, bergerak atau berbicara sangat

lambat sehingga orang lain memperhatikannya atau sebaliknya

merasa resah atau gelisah sehingga lebih sering bergerak dari

biasanya, akan tetapi tidak ada yang menunjukkan gejala ingin

menyakiti diri sendiri atau bunuh diri sehingga depresi hanya minimal

atau dalam tingkat ringan.

Responden yang menggunakan kontrasepsi suntik < 1 tahun

ada yang mengalami depresi ringan, hal ini dapat disebabkan karena

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, artinya bahwa

responden mendapatkan stressor dari luar selain mekanisme homonal.

Responden yang menggunakan kontrasepsi suntik > 3 tahun tetapi

mengalami depresi minimal karena memiliki koping yang baik dalam

mengelola stressor sehingga tidak merasakan gejala depresi atau

hanya dalam tingkat minimal.


BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan lama penggunaan

Kontrasepsi suntik progestin dengan kejadian depresi yang telah

dilakukan pada tanggal 15-28 November 2022 di Puskesmas Kapasa

Kota Makassar, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kontrasepsi suntik progestin sebagian besar digunakan oleh

responden dengan lama penggunaan 1-3 tahun yaitu sebanyak 48

orang (55,8%) di Puskesmas Kapasa Kota Makassar

2. Kejadian depresi sebagian besar dialami oleh responden dengan

kategori depresi ringan yaitu sebanyak 48 orang (55,8%) di

Puskesmas Kapasa Kota Makassar.

3. Ada hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik progestin

dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota Makassar

dibuktikan dengan hasil uji Speraman Rho dimana pvalue=0,000

atau < α (0,05) sehingga H1 diterima.

B. Saran

1. Bagi Responden

Ibu yang mengalami depresi dapat menggunakan KB yang

lebih efektif apabila dirasa mengganggu seperti metode kontrasepsi

jangka panjang.

2. Bagi Tempat Penelitian


58
59

Diharapkan untuk memberikan psikoedukasi melalui

konseling kepada pasien sebelum memutuskan untuk memilih KB

agar PUS mengetahui efek samping.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk melakukan pengembangan penelitian

tentang faktor lain yang mempengaruhi kejadian depresi atau

kejadian depresi pada akseptor kontrasepsi progestin yang lain

seperti implant atau pil mini.


DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B. (2016). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
https://doi.org/10.1016/S2222-1808(14)60533-8

Aprilina, & Franciska, Y. (2020). Hubungan antara karakteristik dan lama


penggunaan dengan kualitas hidup pada akseptor kontrasepsi depot
mendroxyasetat (DMPA) di Bidan Praktik Mandiri Palembang. Media
Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, XV(2), 252–261.

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Rineka Cipta.

Baziad, A. (2014). Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

BKKBN. (2018a). Alat Bantu Pengambil Keputusan Ber-KB dan Pedoman


Bagi Klien dan Penyedia Layanan. 194 halaman.

BKKBN. (2018b). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional, Badan Pusat Statistik, & Kementerian Kesehatan
Indonesia.

BPS. (2021). Profil Statistik Kesehatan 2021. In Badan Pusat Statistik.

Citra Dewi, A. D. (2018). Gambaran Efek Samping Kb Suntik Depo


Medroksi Progesteron Asetat Pada Akseptor Di Bidan Praktik Mandiri
(Bpm) Wilayah Kerja Kelurahan Sako Palembang Tahun 2017. Jurnal
’Aisyiyah Medika, 2(1), 38–46. https://doi.org/10.36729/jam.v2i1.705

Dewi, O. K., Mardijana, A., & W.A., I. S. (2018). Pengaruh Usia ,


Pendidikan dan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik DMPA
terhadap Kecenderungan Depresi pada Akseptor KB di Puskesmas
Sumbersari Jember ( The Effect of Age , Education and the Long
Term Use of DMPA Injectable Contraceptive toward the Depress.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.

Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan. (2021). Profil Kesehatan Provinsi


Sulawesi Selatan tahun 2021. Makassar: Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan.

Hariati, A., Ekawati, N., & Nugrawati, N. (2020). Gambaran efek samping
pemberian kontrasepsi suntikan hormonal. Journal of Midwifery and
Nursing Studies, 2(1), 18–25.
60
61

Hartanto, H. (2014). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar


Harapan.

Hidayat, A. A. (2021). Metode Penelitian Keperawatan dan Tenik Analisis


Data (1st ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Lubis, L. (2016). Depresi: Tinjauan Psikologis. Kencana.

Manuaba, I. (2018). lmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk


Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Matahari, R., Utami, F. P., & Sugiharti, S. (2018). Buku Ajar Keluarga
Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Ilmu.
http://eprints.uad.ac.id/24374/1/buku ajar Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi.pdf

McKey, G., & Dinkmeyer, D. (2013). How You Feel was Up To You.
Grasindo.

Mochtar, R. (2015). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Muslim, R. (2013). Gangguan depresi mayor. dalam : buku saku :


diagnosis Gangguan jiwa,rujukan ringkas dari PPDGJ III dan DSM 5.
In Arlington.
https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596.744053

Nalendra, A. R. A., Rosalinah, Y., Priadi, A., Subroto, I., Rahayuningsih,


R., Lestari, R., Kusamandari, S., Yuliasari, R., Astuti, D., Latumahina,
J., & Martinus Wahyu Purnomo, V. A. Z. (2021). Statistika Seri Dasar
Dengan SPPS. Bandung: Media Sains Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Nursalam. (2016a). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2016b). No Title. In Metodelogi Penelitihan Keperawatan


Pendekatan Praktis. Salembah medika.

Rottenberg, J. (2017). Emotions in Depression: What Do We Really


Know? Annual Review of Clinical Psychology.
https://doi.org/10.1146/annurev-clinpsy-032816-045252

Sadock, B. J., & Saddock, V. A. (2015). Kaplan and Sadock’s


Comprehensive Textbook of Psychiatry. Jakarta: EGC.
62

Setiadi. (2013). Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (Edisi


2). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Alfabeta.

Varney, H. (2016). Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Edisi 7. Jakarta: EGC.

Wharton, S. (2013). How to Beat The Blues. Kanisius.


63

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


64

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden


Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Program

Studi S1 Keperawatan STIKES Graha Edukasi Makassar:

Nama : IIN SYANE TUHUMURY

NIM : P 1813010

Dengan ini saya selaku mahasiswa yang mengadakan penelitian

dengan judul “Hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik

progestin dengan kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota

Makassar”.

Untuk kepentingan di atas, maka saya mohon kesediaan saudara

untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon

saudara untuk memberikan jawaban secara jujur. Jawaban yang saudara

berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak perlu mencantumkan nama

pada lembar kuesioner.

Demikian permohonan saya, atas kesediaan dan kerjasamanya,

saya sampaikan terima kasih

Makassar, desember 2022

Hormat saya

Peneliti
65

Lampiran 3 Informed Consent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini

Kode responden :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang

diselenggarakan oleh mahasiswa STIKES Graha Edukasi Makassar,

maka saya

( Bersedia / Tidak Bersedia* )

Untuk berperan serta sebagai responden.

Apabila sesuatu hal yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka

saya bertanggung jawab atas pilihan saya sendiri dan tidak menuntut di

kemudian hari.

*) Coret yang tidak dipilih

Makassar, 2022

Yang bersangkutan
66

Lampiran 4 Kuesioner

DATA UMUM RESPONDEN

Hubungan lama penggunaan Kontrasepsi suntik progestin dengan


kejadian depresi di Puskesmas Kapasa Kota Makassar

Kode Responden :
1. Usia : .................... tahun
2. Pendidikan :
 SD
 SMP
 SMA
 Sarjana, Magister, Doktor
3. Pekerjaan:
 IRT
 Swasta
 Wiraswasta
 ASN
 Lain-lain
4. Lama Menggunakan Kontrasepsi:
 ≤1 tahun
 1-3 tahun
 > 3 tahun
67

KUESIONER KEJADIAN DEPRESI (PHQ-9)

Selama 2 minggu terakhir, seberapa sering Anda Tidak Beberapa Lebih dari Hampir
terganggu oleh masalah-masalah berikut? pernah hari separuh sertiap
(Gunakan “✔” untuk menandai jawaban Anda) waktu yang hari
dimaksud
1) Kurang tertarik atau bergairah dalam 0 1 2 3
melakukan apapun
2) Merasa murung, muram, atau putus asa 0 1 2 3
3) Sulit tidur atau mudah terbangun, atau 0 1 2 3
terlalu banyak tidur
4) Merasa lelah atau kurang bertenaga 0 1 2 3
5) Kurang nafsu makan atau terlalu banyak 0 1 2 3
makan
6) Kurang percaya diri — atau merasa bahwa 0 1 2 3
Anda adalah orang yang gagal atau telah
mengecewakan diri sendiri atau keluarga
7) Sulit berkonsentrasi pada sesuatu, misalnya 0 1 2 3
membaca koran atau menonton televisi
8) Bergerak atau berbicara sangat lambat 0 1 2 3
sehingga orang lain memperhatikannya.
Atau sebaliknya — merasa resah atau
gelisah sehingga Anda lebih sering bergerak
dari biasanya
9) Merasa lebih baik mati atau ingin melukai 0 1 2 3
diri sendiri dengan cara apapun
68

Lampiran 5 Tabulasi Data Hasil Penelitian


TABULASI DATA HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN
DENGAN KEJADIAN DEPRESI DI PUSKESMAS KAPASA
KOTA MAKASSAR
Kode
Usia Pendidikan Pekerjaan Lama Pakai Depresi
Resp
1 33 3 SMA 2 IRT 1 18 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
2 23 1 SMP 1 Swasta 2 9 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
3 35 3 PT 3 IRT 1 24 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
4 32 3 PT 3 Swasta 2 39 > 3 tahun 3 5 Ringan 2
5 34 3 SMA 2 IRT 1 21 1-3 tahun 2 6 Ringan 2
6 33 3 SMA 2 IRT 1 18 1-3 tahun 2 5 Ringan 2
7 35 3 SMA 2 IRT 1 60 > 3 tahun 3 4 Minimal 1
8 30 2 SMA 2 IRT 1 27 1-3 tahun 2 7 Ringan 2
9 32 3 SMA 2 Swasta 2 30 1-3 tahun 2 4 Minimal 1
Wiraswast
10 34 3 SMA 2 3 39 > 3 tahun 3 6 Ringan 2
a
11 29 2 SMP 1 IRT 1 27 1-3 tahun 2 4 Minimal 1
Wiraswast
12 34 3 SMA 2 3 30 1-3 tahun 2 3 Minimal 1
a
13 34 3 PT 3 ASN 4 21 1-3 tahun 2 4 Minimal 1
14 25 2 PT 3 Swasta 2 6 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
Wiraswast
15 26 2 PT 3 3 6 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
a
16 29 2 SMA 2 IRT 1 15 1-3 tahun 2 4 Minimal 1
17 31 3 SMP 1 IRT 1 36 1-3 tahun 2 5 Ringan 2
Wiraswast
18 32 3 SMA 2 3 42 > 3 tahun 3 5 Ringan 2
a
19 23 1 PT 3 Swasta 2 9 < 1 tahun 1 1 Minimal 1
20 32 3 SMA 2 IRT 1 30 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
21 34 3 SMA 2 IRT 1 54 > 3 tahun 3 8 Ringan 2
22 23 1 SMA 2 IRT 1 18 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
Wiraswast
23 33 3 SMA 2 3 21 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
a
24 34 3 SMA 2 IRT 1 57 > 3 tahun 3 8 Ringan 2
25 25 2 SMP 1 Swasta 2 9 < 1 tahun 1 3 Minimal 1
26 26 2 SMA 2 Swasta 2 9 < 1 tahun 1 5 Ringan 2
27 32 3 SMP 1 Swasta 2 24 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
28 34 3 SMA 2 Swasta 2 42 > 3 tahun 3 8 Ringan 2
29 27 2 SMP 1 Swasta 2 24 1-3 tahun 2 4 Minimal 1
30 32 3 SMA 2 Swasta 2 30 1-3 tahun 2 3 Minimal 1
Wiraswast
31 34 3 SMA 2 3 57 > 3 tahun 3 4 Minimal 1
a
Wiraswast
32 26 2 SMA 2 3 21 1-3 tahun 2 3 Minimal 1
a
33 35 3 SMA 2 Swasta 2 18 1-3 tahun 2 3 Minimal 1
69

Kode
Usia Pendidikan Pekerjaan Lama Pakai Depresi
Resp
34 34 3 SMA 2 Swasta 2 18 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
Wiraswast
35 25 2 SMA 2 3 9 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
a
36 26 2 SMP 1 IRT 1 9 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
Wiraswast
37 29 2 SMA 2 3 24 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
a
38 32 3 SMP 1 Swasta 2 6 < 1 tahun 1 6 Ringan 2
39 34 3 SMP 1 IRT 1 27 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
40 36 3 SMP 1 IRT 1 24 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
41 32 3 SMA 2 Swasta 2 24 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
Wiraswast
42 34 3 SMP 1 3 21 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
a
Wiraswast
43 26 2 SMA 2 3 18 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
a
44 31 3 SMA 2 Swasta 2 18 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
45 34 3 SMA 2 Swasta 2 15 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
Wiraswast
46 25 2 SMA 2 3 6 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
a
47 24 1 SMA 2 IRT 1 6 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
48 26 2 SMA 2 IRT 1 9 < 1 tahun 1 2 Minimal 1
49 32 3 SMA 2 Swasta 2 18 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
50 34 3 SMP 1 IRT 1 21 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
51 33 3 SMA 2 Swasta 2 24 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
52 31 3 SMP 1 IRT 1 24 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
53 34 3 SMA 2 Swasta 2 6 < 1 tahun 1 3 Minimal 1
54 25 2 SMP 1 IRT 1 6 < 1 tahun 1 3 Minimal 1
55 28 2 SMA 2 IRT 1 27 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
Wiraswast
56 29 2 SMA 2 3 30 1-3 tahun 2 5 Ringan 2
a
57 30 2 SMA 2 IRT 1 33 1-3 tahun 2 5 Ringan 2
58 32 3 SMA 2 Swasta 2 30 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
59 23 1 SMA 2 Swasta 2 9 < 1 tahun 1 3 Minimal 1
60 32 3 SMA 2 IRT 1 30 1-3 tahun 2 5 Ringan 2
61 34 3 SMP 1 IRT 1 6 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
62 29 2 SMA 2 IRT 1 3 < 1 tahun 1 3 Minimal 1
63 31 3 SMA 2 ASN 4 27 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
Wiraswast
64 34 3 SMA 2 3 24 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
a
65 25 2 SMA 2 IRT 1 6 < 1 tahun 1 2 Minimal 1
66 22 1 SMA 2 Swasta 2 9 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
67 20 1 SMP 1 IRT 1 6 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
Wiraswast
68 31 3 SMA 2 3 24 1-3 tahun 2 5 Ringan 2
a
69 35 3 SMA 2 IRT 1 30 1-3 tahun 2 6 Ringan 2
70 34 3 SMA 2 Swasta 2 27 1-3 tahun 2 5 Ringan 2
71 30 2 SMA 2 IRT 1 24 1-3 tahun 2 4 Minimal 1
70

Kode
Usia Pendidikan Pekerjaan Lama Pakai Depresi
Resp
72 35 3 SMA 2 Swasta 2 21 1-3 tahun 2 5 Ringan 2
73 23 1 SMA 2 Swasta 2 6 < 1 tahun 1 3 Minimal 1
Wiraswast
74 32 3 SMA 2 3 21 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
a
Wiraswast
75 34 3 SMP 1 3 9 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
a
76 30 2 SMA 2 IRT 1 18 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
77 32 3 SMA 2 Swasta 2 15 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
78 23 1 SMA 2 Swasta 2 9 < 1 tahun 1 2 Minimal 1
Wiraswast
79 32 3 SMA 2 3 54 > 3 tahun 3 8 Ringan 2
a
80 34 3 SMP 1 IRT 1 9 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
Wiraswast
81 33 3 SMA 2 3 9 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
a
82 35 3 SMA 2 ASN 4 27 1-3 tahun 2 8 Ringan 2
Wiraswast
83 34 3 SMA 2 3 72 > 3 tahun 3 8 Ringan 2
a
84 25 2 SMA 2 IRT 1 6 < 1 tahun 1 3 Minimal 1
85 22 1 SMA 2 Swasta 2 9 < 1 tahun 1 3 Minimal 1
86 20 1 SMP 1 IRT 1 9 < 1 tahun 1 4 Minimal 1
71

TABULASI KEJADIAN DEPRESI


Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Kriteria Kode
Resp
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 Minimal 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5 Ringan 2
5 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6 Ringan 2
6 1 1 0 0 1 0 1 1 0 5 Ringan 2
7 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 Minimal 1
8 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7 Ringan 2
9 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 Minimal 1
10 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6 Ringan 2
11 1 1 0 1 0 0 1 0 0 4 Minimal 1
12 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 Minimal 1
13 0 1 1 0 1 0 1 0 0 4 Minimal 1
14 1 0 0 1 0 1 0 1 0 4 Minimal 1
15 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 Minimal 1
16 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 Minimal 1
17 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 Ringan 2
18 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 Ringan 2
19 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Minimal 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
21 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
25 1 0 1 0 0 0 0 1 0 3 Minimal 1
26 0 0 1 1 1 1 0 1 0 5 Ringan 2
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
29 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 Minimal 1
30 0 0 0 1 1 0 0 1 0 3 Minimal 1
31 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4 Minimal 1
32 1 1 0 0 0 0 0 1 0 3 Minimal 1
33 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 Minimal 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
35 0 1 1 0 0 1 0 1 0 4 Minimal 1
36 1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 Minimal 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
38 0 1 0 1 1 1 1 1 0 6 Ringan 2
39 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
72

Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Kriteria Kode
Resp
40 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
41 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
42 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
43 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
44 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
45 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
46 0 1 0 1 1 0 1 0 0 4 Minimal 1
47 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 Minimal 1
48 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 Minimal 1
49 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
50 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
51 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
52 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
53 0 1 0 1 1 0 0 0 0 3 Minimal 1
54 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3 Minimal 1
55 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
56 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 Ringan 2
57 1 0 0 1 0 1 1 1 0 5 Ringan 2
58 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
59 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3 Minimal 1
60 1 1 1 0 1 1 0 0 0 5 Ringan 2
61 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 Minimal 1
62 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3 Minimal 1
63 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
64 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
65 1 0 0 0 0 1 0 0 0 2 Minimal 1
66 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 Minimal 1
67 1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 Minimal 1
68 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5 Ringan 2
69 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6 Ringan 2
70 1 1 0 0 1 0 1 1 0 5 Ringan 2
71 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 Minimal 1
72 0 0 1 0 1 1 1 1 0 5 Ringan 2
73 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 Minimal 1
74 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
75 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4 Minimal 1
76 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
77 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
78 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 Minimal 1
79 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
80 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 Minimal 1
73

Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Kriteria Kode
Resp
81 1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 Minimal 1
82 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
83 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Ringan 2
84 0 0 1 0 1 0 1 0 0 3 Minimal 1
85 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3 Minimal 1
86 1 1 0 1 0 0 0 1 0 4 Minimal 1
Mean 0,78 0,64 0,71 0,62 0,64 0,59 0,72 0,80 0,0
74

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-25 tahun 11 12.8 12.8 12.8
26-30 tahun 24 27.9 27.9 40.7
31-35 tahun 51 59.3 59.3 100.0
Total 86 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dasar (SD, SMP) 19 22.1 22.1 22.1
Menengah (SMA) 61 70.9 70.9 93.0
Tinggi (Perguruan Tinggi) 6 7.0 7.0 100.0
Total 86 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 34 39.5 39.5 39.5
Swasta 29 33.7 33.7 73.3
Wiraswasta 20 23.3 23.3 96.5
ASN 3 3.5 3.5 100.0
Total 86 100.0 100.0

Lama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 1 tahun 28 32.6 32.6 32.6
1-3 tahun 48 55.8 55.8 88.4
> 3 tahun 10 11.6 11.6 100.0
Total 86 100.0 100.0

Depresi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Minimal 38 44.2 44.2 44.2
Ringan 48 55.8 55.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
75

TABEL SILANG

Usia * Depresi Crosstabulation


Depresi
Minimal Ringan Total
Usia 20-25 tahun Count 10 1 11
% within Usia 90.9% 9.1% 100.0%
26-30 tahun Count 16 8 24
% within Usia 66.7% 33.3% 100.0%
31-35 tahun Count 12 39 51
% within Usia 23.5% 76.5% 100.0%
Total Count 38 48 86
% within Usia 44.2% 55.8% 100.0%

Pendidikan * Depresi Crosstabulation


Depresi
Minimal Ringan Total
Pendidikan Dasar (SD, SMP) Count 11 8 19
% within Pendidikan 57.9% 42.1% 100.0%
Menengah (SMA) Count 23 38 61
% within Pendidikan 37.7% 62.3% 100.0%
Tinggi (Perguruan Tinggi) Count 4 2 6
% within Pendidikan 66.7% 33.3% 100.0%
Total Count 38 48 86
% within Pendidikan 44.2% 55.8% 100.0%

Pekerjaan * Depresi Crosstabulation


Depresi
Minimal Ringan Total
Pekerjaan IRT Count 15 19 34
% within Pekerjaan 44.1% 55.9% 100.0%
Swasta Count 14 15 29
% within Pekerjaan 48.3% 51.7% 100.0%
Wiraswasta Count 8 12 20
% within Pekerjaan 40.0% 60.0% 100.0%
ASN Count 1 2 3
% within Pekerjaan 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 38 48 86
% within Pekerjaan 44.2% 55.8% 100.0%
76

TABEL SILANG LAMA PENGGUNAANKONTRASEPSI PROGESTIN DENGAN


KEJADIAN DEPRESI

Lama * Depresi Crosstabulation


Depresi
Minimal Ringan Total
Lama < 1 tahun Count 26 2 28
% within Lama 92.9% 7.1% 100.0%
1-3 tahun Count 10 38 48
% within Lama 20.8% 79.2% 100.0%
> 3 tahun Count 2 8 10
% within Lama 20.0% 80.0% 100.0%
Total Count 38 48 86
% within Lama 44.2% 55.8% 100.0%

HASIL UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Depresi .251 86 .000 .839 86 .000


Lama_pakai .139 86 .000 .883 86 .000

a. Lilliefors Significance Correction

HASIL UJI STATISTIK SPEARMAN’S RHO

Correlations
Lama Depresi
Spearman's rho Lama Correlation Coefficient 1.000 .624**
Sig. (2-tailed) . .000
N 86 86
Depresi Correlation Coefficient .624** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 86 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
77

Lampiran 6 Dokumentasi Hasil Penelitian


78
79
80

Anda mungkin juga menyukai