Anda di halaman 1dari 111

SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KESIAPAN


DALAM PENERAPAN EVIDENCE BASED PRACTICE PADA
MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS DI ITEKES BALI
TAHUN 2019

LUH SRI KUSUMAWATI

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2020

i
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KESIAPAN
DALAM PENERAPAN EVIDENCE BASED PRACTICE PADA
MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS DI ITEKES BALI
TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep.)


Pada Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

Diajukan Oleh :
LUH SRI KUSUMAWATI
NIM.16C11785

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2020

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan dalam


Penerapan Evidence Based Practice pada Mahasiswa Program Profesi Ners di
ITEKES Bali Tahun 2019”, telah mendapatkan persetujuan pembimbing dan
disetujui untuk diajukan ke hadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 25 Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep.,MNS Komang Ayu Purnama Dewi, S.Si.T.,M.Kes
NIDN. 0821076701 NIDN. 0801128201

iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

Pada Tanggal 25 Juni 2020

Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK Rektor ITEKES Bali

Nomor : DL.02.02.1252.TU.VI.2020

Ketua : Ni Made Nurtini, S.Si.T.,M.Kes

NIDN. 0808018201

Anggota :

1. Ns. A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep.,MNS


NIDN. 0821076701

2. Komang Ayu Purnama Dewi, S.Si.T., M.Kes


NIDN. 0801128201

iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan dalam


Penerapan Evidence Based Practice pada Mahasiswa Program Profesi Ners di
ITEKES Bali Tahun 2019”, telah disajikan di depan dewan penguji pada tanggal
25 Juni 2020 telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi dan Rektor
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 25 Juni 2020

Disahkan oleh:

Dewan Penguji Skripsi

1. Ni Made Nurtini, S.Si.T.,M.Kes


NIDN. 0808018201

2. Ns. A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep.,MNS


NIDN. 0821076701

3. Komang Ayu Purnama Dewi, S.Si.T.,M.Kes


NIDN. 0801128201

Mengetahui
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali Program Studi Sarjana Keperawatan
Ketua

PERNYATAAN
I Gede Putu Darma Suyasa, KEASLIANNs.
S,Kp.,M.Ng.,Ph,D TULISAN
A.A.A. Yuliati Darmini, S.Kep.,MNS
NIDN. 0829097901 NIDN. 0821076701

v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Luh Sri Kusumawati


NIM : 16C11785

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul


“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan dalam Penerapan Evidence Based
Practice pada Mahasiswa Program Profesi Ners di ITEKES Bali Tahun 2019”,
yang saya tulis ini adalah benar-benar hasil karya saya sendiri. Semua sumber
baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan dengan benar.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi adalah hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika dikemudian hari pernyatan ini tidak benar.

Dibuat di : Denpasar
Pada tanggal : 25 Juni 2020
Yang menyatakan

(Luh Sri Kusumawati)

vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali, saya
yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Luh Sri Kusumawati


NIM : 16C11785
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui memberikan kepada


ITEKES Bali Hak Bebas Royalty Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right)
atas karya saya yang berjudul : Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan
dalam Penerapan Evidence Based Practice pada Mahasiswa Program Profesi Ners
di ITEKES Bali Tahun 2019
Dengan Hak Bebas Royalty Nonekslusif ini ITEKES Bali berhak
menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Denpasar
Pada tanggal : 25 Juni 2020

Yang menyatakan

(Luh Sri Kusumawati)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan dalam Penerapan Evidence Based
Practice pada Mahasiswa Program Profesi Ners di ITEKES Bali Tahun 2019”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan,


pengarahan dan bantuan dari semua pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan
tepat pada waktunya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan izin dan kesempatam
kepada penulis menyelesaikan skripsi ini dan yang telah memberikan izin
untuk melaksanakan pengumpulan data di ITEKES Bali.

2. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS. selaku wakil Rektor (Warek)
II yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi
ini.

3. Bapak Ns. Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
yang memberikan dukungan kepada penulis.

4. Ibu Ns. A.A.A. Yulianti Darmini, S.Kep., MNS. selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan dukungan moral dan perhatian kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini..

5. Ibu Komang Ayu Purnama Dewi, S.Si.T.,M.Kes selaku pembimbing II yang


telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Ni Made Nurtini, S.Si.T.,M.Kes. selaku dosen penguji tamu yang telah
banyak memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii
7. Bapak Ns. Gst Kade Adi Widyas Pranata, S.Kep.,M.S, Ibu Wayan Sukma
Antari, S.Si., M.Si, dan Ibu Ns. Made Dian Shanti Kusuma, S.Kep selaku
wali kelas yang memberikan motivasi dan dukungan moral kepada penulis.

8. Seluruh keluarga terutama Ibu dan adik-adik yang banyak memberikan


dukungan serta dorongan moral dan materiil hingga selesainya skripsi ini.

9. Seluruh teman dan salah satu sahabat saya Kadek Diah Mahayani yang sudah
memberikan dukungan dan bantuan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi
ini.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna,


untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang
sifatnya konstruktif untuk kesempurnaan skripsi ini.

Denpasar, 25 Juni 2020

Penulis

ix
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KESIAPAN DALAM
PENERAPAN EVIDENCE BASED PRACTICE PADA MAHASISWA
PROGRAM PROFESI NERS DI
ITEKES BALI TAHUN 2019

Luh Sri Kusumawati


Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali
Email: srikusuma15@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Akhir pembelajaran Program Profesi Ners diharapkan


mahasiswa mampu menerapkan evidence based practice dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien di tatanan nyata. Selama menempuh program akademik
sudah diberikan pembelajaran berupa telaah jurnal namun sampai saat ini belum
pernah dilakukan evaluasi atau penelitian tekait pemahaman dalam penerapan
evidence based practice.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan kesiapan dalam
penerapan evidence based practice pada mahasiswa Program Profesi Ners di
ITEKES Bali Tahun 2019.
Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan cross-sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
139 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan sampel menggunakan
non probability sampling dengan teknik total sampling. Alat pengumpulan data
menggunakan kuesioner S-EBPQ.
Hasil: Tingkat pengetahuan mahasiswa Profesi Ners ITEKES Bali terhadap
penerapan Evidence Base Practice tergolong menengah sebanyak 104 responden
(74.8%) memiliki tingkat pengetahuan cukup, sedangkan gambaran sikap
mahasiswa sebanyak 80 responden (57.6 %) memiliki sikap positif. Untuk
variabel kesiapan praktik terhadap EBP mahasiswa menunjukkan sebanyak 108
responden (77.7%) respoden memiliki kategori cukup siap.
Kesimpulan: Kesiapan mahasiswa dalam penerapan evidence based practice
perlu ditingkatkan melalui pemahaman tentang EBP dengan sikap yang positif
diharapkan mahasiswa terus aktif mengikuti perkembangan dari hasil-hasil
penelitian yang terbaru

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kesiapan, Evidence-Based Practice

x
THE KNOWLEDGE, ATTITUDES, AND READINESS IN THE
APPLICATION OF EVIDENCE-BASED PRACTICE ON NURSE
PROFESSION PROGRAM FOR STUDENTS AT ITEKES BALI IN 2019

Luh Sri Kusumawati


Faculty of Health
Bachelor of Nursing Program
Institute of Health Sciences Bali
Email: srikusuma15@gmail.com

ABSTRACT

Background. The end of the Nurse Profession Program learning is expected that
students will be able to apply evidence-based practice in providing nursing care to
patients in a real setting. During the academic program, learning has been given in
the form of journal studies, however, until nowadays there has never been an
evaluation or research related to the understanding in the application of evidence-
based practice. The purpose of this study was to identify the knowledge, attitudes,
and readiness in the application of evidence-based practice on the nurse profession
program for students at ITEKES Bali in 2019.
Method. This study employed a descriptive with a cross-sectional study approach.
To conduct this study, 139 respondents who met the inclusion criteria were
recruited as the sample through non-probability sampling with a total sampling
technique. The data were collected using the S-EBPQ questionnaire.
Results. Findings indicated that the knowledge level of Nurse Profession program
students of ITEKES Bali on the application of Evidence Base Practice was
classified as a medium with 104 respondents (74.8%), meanwhile, the description
of students’ attitude classified had a positive attitude with 80 respondents
(57.6%). For the readiness variable of practice towards EBP, students showed that
108 respondents (77.7%) had a quite ready category.
Conclusion. Students' readiness in applying evidence-based practice needs to be
improved through an understanding of EBP with a positive attitude. It is hoped
that students will continue to actively follow developments in the latest research
results.

Keywords: Knowledge, Attitude, Readiness, Evidence-Based Practice

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN.........................................................................i
HALAMAN SAMPUL DALAM SPESIFIKASI..............................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI....................................iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN....................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .........................................................vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS TULISAN .......................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
ABSTRAK............................................................................................................x
ABSTRACT.........................................................................................................xi
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................7
A. Konsep Evidence Based Practice..............................................................7
B. Konsep Pengetahuan.................................................................................16
C. Konsep Sikap.............................................................................................18
D. Konsep Kesiapan.......................................................................................20
E. Penelitian Terkait.......................................................................................22

xii
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL.......................................25
A. Kerangka Konsep......................................................................................25
B. Variabel Penelitian....................................................................................26
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................29
A. Desain Penelitian.......................................................................................29
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................29
C. Populasi-Sampel-Sampling.......................................................................30
D. Pengumpulan Data.....................................................................................31
E. Rencana Analisa Data................................................................................33
F. Etika Penelitian..........................................................................................36
BAB V HASIL PENELITIAN............................................................................37
A. Gambaran Lokasi Penelitian........................................................................37
B. Karakteristik Responden..............................................................................38
C. Hasil Penelitian ...........................................................................................39
BAB VI PEMBAHASAN....................................................................................45
A. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali
dalam Penerapan Evidence Based Practice .................................................45
B. Sikap Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali dalam Penerapan
Evidence Based Practice..............................................................................46
C. Kesiapan Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali dalam Penerapan
Evidence Based Practice..............................................................................48
D. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................49
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................50
A. Simpulan ...................................................................................................50
B. Saran..........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep..............................................................................25

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................................27
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden......................................39
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pernyataan Tingkat Pengetahuan.........................40
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan............................................41
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pernyataan Sikap Mahasiswa...............................42
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Mahasiswa.................................................43
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pernyataan Kesiapan Mahasiswa.........................44
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kesiapan Mahasiswa............................................44

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Instrumen Penelitian

Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Lembar Persetujuam Menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Pernyataan Face Validity

Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Lembar Pernyataan Analisa Data

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dari Komisi Etik

Lampiran 9. Hasil analisa data

Lampiran 10. Surat keterangan translate

Lampiran 11. Lembar bimbingan skripsi

xvi
DAFTAR SINGKATAN

EBP : Evidence Based Practice


BPPSDMK : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
ITEKES Bali : Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Nakes : Tenaga Kesehatan
Infodatin : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
RCT : Randomized Controlled Trial
SD : Standar Deviasi
WHO : World Healt Organization
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
PBL : Problem Based Learning
PICOT : Patient, Intervention, Comparison, Outcome, Time
ASI : Air Susu Ibu
LOS : Length of Stay
S-EBPQ : Student Evidence Based Practice
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences
SPK : Sekolah Perawat Kesehatan
AKPER : Akademi Perawat
PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia
STIKES Bali : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi pemberi pelayanan
kesehatan yang memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan
kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan keperawatan merupakan
pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan (Nursalam, 2008 dalam
Achmadi et al., 2015).

Menurut data rekapitulasi yang diperoleh dari BPPSDMK per


Desember 2016, total sumber daya manusia kesehatan yang
didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan mencapai 1.000.780 orang
dari 15.263 unit pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Sebanyak
601.228 diantaranya berasal dari enam tenaga kesehatan yaitu tenaga
medis (dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi), paramedis (bidan
dan perawat), dan tenaga farmasi. Dari enam tenaga kesehatan (nakes)
tersebut tenaga perawat memiliki jumlah terbesar yaitu mencapai 49%
(296.876 orang) dari total keseluruhan jumlah tenaga kesehatan, kemudian
disusul oleh bidan sebesar 27% (163.451 orang) dan dokter spesialis
sebesar 8% (48.367 orang) (Infodatin Perawat, 2017).

Tenaga perawat merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai


kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Hal ini dikarenakan pelayanan yang diberikan oleh tenaga
perawat berdasarkan pada pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual (Depkes
RI, 2005 dalam Achmadi et al., 2015). Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yaitu dengan penerapan
Evidence Based Practice dalam pemberian asuhan keperawatan.

Evidence Based Practice (EBP) merupakan sebuah proses yang akan


membantu tenaga kesehatan agar mampu memperoleh informasi terbaru

1
2

yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif
dan efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien
(Macnee, 2011). Menurut Bostwick (2013) evidence based practice adalah
strategi untuk memperolah pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan
tingkah laku yang positif sehingga bisa menerapkan EBP di dalam praktik.
Evidence based practice adalah suatu kerangka kerja yang menguji,
mengevaluasi dan menerapkan temuan-temuan penelitian dengan tujuan
untuk memperbaiki pelayanan keperawatan kepada pasien (Carlson, 2010).

Evidenced Based Practice (EBP) berperan secara integral dalam


pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan telah diakui secara
internasional sebagai pendekatan problem solving yang ideal serta
menekankan pada penerapan penelitian terbaik, membantu profesional
kesehatan mengetahui informasi terkini dan membuat keputusan
perawatan kesehatan yang lebih baik (Stokke, et all, 2014; Chang &
Crowe, 2011). EBP merupakan landasan praktik keperawatan sebagai
sarana untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien (American
Academy of Nursing, 2016).

WHO (2018) juga menekankan bahwa layanan kesehatan dan


sosial harus didasarkan pada bukti penelitian terbaik. Praktik pelaksanaan
EBP telah dilakukan oleh sebagian besar rumah sakit di negara-negara
Eropa, Australia, Amerika dan Asia khususnya Taiwan (Pereira et all,
2017; Stokke et al., 2014; Weng et al., 2013; Cruz et al., 2016). Di negara-
negara tersebut EBP sudah masuk ke dalam kurikulum yang diterapkan
dari sejak jenjang pendidikan perguruan tinggi (Finotto et all, 2013; Cruz
et al., 2016; Stichler et all, 2011).

Menurut Gerrish et all, (2008), komponen yang terdapat pada


penerapan evidence based practice dalam pemberian asuhan keperawatan
yaitu adanya bukti eksternal, adanya bukti internal, dan adanya manfaat
terbaik untuk kondisi pasien dan keinginan pasien serta meminimalkan
pembiayaan. Bukti eksternal meliputi hasil penelitian, teori-teori yang
3

lahir dari penelitian, pendapat dari ahli, serta hasil dari diskusi panel para
ahli. Bukti internal meliputi penilaian klinis, hasil dari proyek peningkatan
kualitas pelayanan klinis, hasil dari pengkajian dan evaluasi pasien, alasan
klinis, serta evaluasi dan penggunaan sumber daya tenaga kesehatan yang
diperlukan untuk melakukan penatalaksanaan yang dipilih.

Penerapan evidence based practice sangat bermanfaat untuk


meningkatkan mutu pelayanan sehingga kebutuhan akan tenaga perawat
yang mampu memberikan kualitas pelayanan profesional dan mampu
menerapkan Evidence base practice sangat diperlukan. Menurut Dorothy
E. Reilly (1995) dalam Harun (2019) menyatakan bahwa kebutuhan
perawat profesional dapat dicapai melalui program pendidikan
keperawatan yang mana terjadi proses pembelajaran klinik untuk
menciptakan perawat profesional yang kompeten. Dalam konsep
pendidikan keperawatan di Indonesia, sejak menempuh jenjang pendidikan
keperawatan, perawat sudah dituntut untuk ikut berperan serta dalam
kegiatan penelitian di bidang keperawatan dan menggunakan hasil
penelitian tersebut serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk dapat meningkatkan mutu dan pelayanan asuhan keperawatan yang
diberikan (Simamora, 2009).

Pada saat memasuki program profesi ners, pengaplikasian evidence


based practice merupakan salah satu metode pembelajaran yang
digunakan. Hal ini juga dilakukan oleh ITEKES Bali kepada setiap
mahasiswa yang memasuki program profesi ners. Penerapan EBP dalam
penyelesaian tugas akhir program profesi ners di ITEKES Bali yaitu
dengan mengevaluasi dan mengamati kegiatan di masing-masing tempat
praktik meliputi diagnosa medis terbanyak, diagnosa keperawatan yang
sering muncul, dan tindakan keperawatan yang sering dilakukan dengan
evidanse base minimal tiga evidance base.

Penerapan evidance base practice dilapangan menunjukkan fakta


yang berbeda yang mana pengetahuan, sikap, kemampuan serta kemauan
4

dan kesiapan mahasiswa keperawatan dalam mengaplikasikan evidence


based practice masih dalam level menengah (Ashktorab et al., 2015). Hal
ini sangat bertolak belakang dengan konsep pendidikan keperawatan yang
bertujuan untuk mempersiapkan lulusan yang mempunyai kompetensi
dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang berkualitas. Meskipun
mahasiswa keperawatan atau perawat menunjukkan sikap yang positif
dalam mengaplikasikan evidence based namun kemampuan dalam mencari
literatur ilmiah masih sangat kurang. Beberapa literatur menunjukkan
bahwa evidence based practice masih merupakan hal baru bagi perawat.
Oleh karena itu pengintegrasian evidence based kedalam kurikulum
sarjana keperawatan dan pembelajaran mengenai bagaimana
mengintegrasikan evidence based kedalam praktek sangatlah penting
(Ashktorab et al., 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Mehrdad, et al (2012) menunjukkan


bahwa pengetahuan mahasiswa keperawatan mengenai EBP sebesar 47,1
% sedangkan pada mahasiswa undergraduate pemahaman mahasiswa
mengenai EBP terutama dalam hal interpretasi, penilaian dan aplikasi
penelitian masih rendah yaitu 39% (Leach, 2016). Penelitian yang
dilakukan oleh Ligita pada tahun 2012 terhadap 66 perawat rumah sakit
umum di pontianak juga menunjukan hasil bahwa perawat tidak memiliki
cukup persiapan dalam hal pengetahuan dan kebiasaan untuk melakukan
penelitian serta membaca hasil-hasil penelitian yang sangat penting untuk
mendukung pelaksanaan implementasi keperawatan. Oleh karena itu,
penerapan EBP yang dimulai sejak perguruan tinggi sangat perlu
dilakukan untuk dapat menciptakan lulusan tenaga keperawatan yang
profesional dan berkualitas.

Pada mahasiswa program profesi ners ITEKES Bali sudah terlatih


untuk menelaah kasus dengan menggunakan metode EBP, namun belum
terdapat evaluasi atau penelitian terkait mengenai pemahaman mahasiswa
terhadap metode tersebut. Hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik
5

untuk melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan


kesiapan dalam penerapan evidence based practice pada mahasiswa
program profesi ners di ITEKES Bali tahun 2019.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, peneliti merumuskan
permasalahan “Bagaimanakah gambaran pengetahuan, sikap, dan kesiapan
dalam penerapan evidence based practice pada mahasiswa Program
Profesi Ners di ITEKES Bali Tahun 2019?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran pengetahuan, sikap, dan kesiapan dalam penerapan
evidence based practice pada mahasiswa Program Profesi Ners di
ITEKES Bali Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :
a. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan tentang evidence
based practice pada mahasiswa Program Profesi Ners di ITEKES
Bali Tahun 2019.
b. Mengidentifikasi gambaran sikap tentang evidence based practice
pada mahasiswa Program Profesi Ners di ITEKES Bali Tahun
2019
c. Mengidenfitikasi kesiapan dalam penerapan evidence based
practice pada mahasiswa Program Profesi Ners di ITEKES Bali
Tahun 2019.
6

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk
mengembangkan ilmu keperawatan khususnya tenaga pendidik untuk
mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan kesiapan mahasiswa
ners menyelesaikan tugas akhir program profesi di ITEKES Bali
dengan menerapan evidence based practice. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan data untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai literatur dalam
menambah wawasan ilmiah mengenai gambaran pengetahuan,
sikap, dan kesiapan dalam penerapan evidence based practice pada
mahasiswa Program Profesi Ners di ITEKES Bali.
b. Manfaat bagi Institusi Pelayanan
Meningkatkan mutu pelayanan dengan berlandaskan pengetahuan
yang evidance dalam profesi keperawatan sehingga memberikan
dampak yang positif terhadap pemberian pelayanan kesehatan yang
lebih optimal.
c. Manfaat bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan kesiapan mahasiswa untuk
lebih memahami pentingnya penerapan evidence based practice
dalam menunjang kemampuan untuk menerapkan teori yang
berdasar sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal.
d. Manfaat bagi Peneliti
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang evidence based
practice pada mahasiswa Program Profesi Ners di ITEKES Bali
sehingga dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Evidence Base Practice


1. Pengertian evidence base practice
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan
membantu tenaga kesehatan agar mampu memperoleh informasi terbaru
yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif
dan efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien
(Macnee, 2011). Sedangkan menurut (Bostwick, 2013) evidence based
practice adalah starategi untuk memperolah pengetahuan dan skill untuk
bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa menerapakan
EBP didalam praktik.

Pendapat lain dari Dharma (2011) mendefinisikan evidence base


practise sebagai suatu integrase dari bukti hasil penelitian terbaik yang
telah melalui tahapan telaah dan sintesis yang digunakan sebagai dasar
dalam praktik keperawatan dan memberikan manfaat bagi penerima
layanan keperawatan.

2. Tujuan evidence base practice


Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di
dalam praktek keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan
dan memberikan hasil yang terbaik dari asuhan keperawatan yang
diberikan. Selain itu juga, dengan dimaksimalkannya kualitas perawatan
tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan lama perawatan bisa lebih
pendek serta biaya perawatan bisa ditekan (Madarshahian et al., 2012).

Dalam rutinititas sehari-hari para tenaga kesehatan profesional tidak


hanya perawat namun juga ahli farmasi, dokter, dan tenaga kesehatan
profesional lainnya sering kali mencari jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang muncul ketika memilih atau membandingkan treatment

7
8

terbaik yang akan diberikan kepada klien, misalnya saja pada pasien post
operasi bedah akan muncul pertanyaan apakah teknik pernapasan relaksasi
itu lebih baik untuk menurunkan kecemasan dibandingkan dengan
cognitive behaviour theraphy, apakah teknik relaksasi lebih efektif jika
dibandingkan dengan teknik distraksi untuk mengurangi nyeri pasien ibu
partum kala satu (Mooney, 2012).

3. Komponen kunci evidence base practice


Evidence atau bukti adalah kumpulan fakta yang diyakini
kebenarannya. Evidence atau bukti dibagi menjadi 2 yaitu eksternal
evidence dan internal evidence. Bukti eksternal didapatkan dari penelitian
yang sangat ketat dan dengan proses atau metode penelitian ilmiah.
Pertanyaan yang sangat penting dalam mengimplementasikan bukti
eksternal yang didapatkan dari penelitian adalah apakah temuan atau hasil
yang didapatkan didalam penelitian tersebut dapat diimplementasikan
kedalam dunia nyata atau dunia praktek dan apakah seorang dokter atau
klinisi akan mampu mencapai hasil yang sama dengan yang dihasilkan
dalam penelitian tersebut. Berbeda dengan bukti eksternal bukti internal
merupakan hasil dari insiatif praktek seperti manajemen hasil dan proyek
perbaikan kualitas (Melnyk & Fineout, 2011).

Dalam (Grove et al., 2012) EBP dijelaskan bahwa clinical expertise


yang merupakan komponen dari bukti internal adalah merupakan
pengetahuan dan skill tenaga kesehatan yang profesional dan ahli dalam
memberikan pelayanan. Kriteria yang paling menunjukkan seorang
perawat ahli klinis adalah pengalaman kerja yang sudah cukup lama,
tingkat pendidikan, literatur klinis yang dimiliki serta pemahamannnya
terhadap research, sedangkan patient preference adalah pilihan pasien,
kebutuhan pasien, harapan, nilai, hubungan atau ikatan, dan tingkat
keyakinannya terhadap budaya.
9

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi evidence base practice


Dalam (Ashktorab et all., 2015) menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang akan mendukung penerapan evidence based practice oleh
mahasiswa keperawatan, diantaranya adalah niat, pengetahuan, sikap, dan
perilaku mahasiswa keperawatan. Dari ketiga faktor tersebut sikap
mahasiswa dalam menerapkan EBP merupakan faktor yang sangat
menunjang penerapan EBP.

Untuk mewujudkan hal tersebut pendidikan tentang EBP merupakan


upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa
ataupun sikap mahasiswa yang akan menjadi penunjang dalam
penerapannya pada praktik klinis. Sedangkan didalam (Ryan, 2016)
dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan EBP dalam
mahasiswa keperawatan berkaitan dengan faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik.

Faktor intrinsik terkait erat dengan intention atau sikap serta


pengetahuan mahasiswa sedangkan faktor ekstrinsik erat kaitannya dengan
organizational atau institutional support seperti kemampuan fasilitator
atau mentorship dalam memberikan arahan guna mentransformasi
evidence kedalam praktek, ketersedian fasilitias yang mendukung serta
dukungan lingkungan.

5. Langkah-langkah dalam proses evidence base practice


Berdasarkan (Melnyk et al., 2014) ada beberapa tahapan atau langkah
dalam proses EBP. Tujuh langkah dalam evidence based practice dimulai
dengan semangat untuk melakukan penyelidikan atau pencarian personal.
Budaya EBP dan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting untuk
tetap mempertahankan timbulnya pertanyaan-pertanyaan klinis yang kritis
dalam praktek keseharian. Langkah-langkah dalam proses evidance based
practice adalah sebagai berikut:
10

a. Menumbuhkan semangat penyelidikan (inquiry)


Inquiry adalah semangat untuk melakukan penyelidikan yaitu
sikap kritis untuk selalu bertanya terhadap fenomena-fenomena serta
kejadian-kejadian yang terjadi saat praktek dilakukan oleh seorang
klinisi atau petugas kesehatan dalam melakukan perawatan kepada
pasien. Namun demikian, tanpa adanya budaya yang mendukung,
semangat untuk menyelidiki atau meneliti baik dalam lingkup individu
ataupun institusi tidak akan bisa berhasil dan dipertahankan.
Elemen kunci dalam membangun budaya EBP adalah semangat
untuk melakukan penyelidikan dimana semua profesional kesehatan
didorong untuk memepertanyakan kualitas praktek yang mereka
jalankan pada saat ini, sebuah pilosofi, misi dan sistem promosi klinis
dengan mengintegrasikan evidence based practice, mentor yang
memiliki pemahaman mengenai evidence based practice, mampu
membimbing orang lain, dan mampu mengatasi tantangan atau
hambatan yang mungkin terjadi, ketersediaan infrastruktur yang
mendukung untuk mencari informasi atau literatur seperti komputer
dan laptop, dukungan dari administrasi dan kepemimpinan, serta
motivasi dan konsistensi individu itu sendiri dalam menerapkan
evidence based practice (Tilson et all, 2011).
b. Mengajukan pertanyaan PICO(T) question
Menurut (Newhouse et al., 2007) dalam mencari jawaban untuk
pertanyaan klinis yang muncul, maka diperlukan strategi yang efektif
yaitu dengan membuat format PICO.
1) P adalah pasien, populasi atau masalah baik itu umur, gender, ras
atapun penyakit seperti hepatitis dll.
2) I adalah intervensi baik itu meliputi treatment di klinis ataupun
pendidikan dan administratif. Selain itu juga intervensi juga dapat
berupa perjalanan penyakit ataupun perilaku beresiko seperti
merokok.
11

3) C atau comparison merupakan intervensi pembanding bisa dalam


bentuk terapi, faktor resiko, placebo ataupun non-intervensi.
4) O atau outcome adalah hasil yang ingin dicari dapat berupa
kualitas hidup, patient safety, menurunkan biaya ataupun
meningkatkan kepuasan pasien.

(Bostwick et al., 2013) menyatakan bahwa pada langkah selanjutnya


membuat pertanyaan klinis dengan menggunakan format PICOT yaitu

1) P (patient atau populasi),


2) I (intervention atau tindakan atau pokok persoalan yang menarik),
3) C (comparison intervention atau intervensi yang dibandingkan),
4) O (outcome atau hasil)
5) T (time frame atau kerangka waktu).

Contohnya adalah dalam membentuk pertanyaan sesuai PICOT


adalah pada Mahasiswa keperawatan (population) bagaimana proses
pembelajaran PBL tutotial (intervention atau tindakan) dibandingkan
dengan small group discussion (comparison atau intervensi
pembanding) berdampak pada peningkatan critical thinking (outcome)
setelah pelaksanaan dalam kurun waktu 1 semester (time frame).
Ataupun dalam penggunaan PICOT non intervensi seperti bagaimana
seorang ibu baru (population) yang payudaranya terkena komplikasi
(Issue of interest) terhadap kemampuannya dalam memberikan ASI
(outcome) pada 3 bulan pertama pada saat bayi baru lahir.

Hasil atau sumber data atau literatur yang dihasilkan akan sangat
berbeda jika kita menggunakan pertanyaan yang tidak tepat makan kita
akan mendapatkan berbagai abstrak yang tidak relevan dengan apa
yang kita butuhkan (Melnyk & Fineout, 2011).

Sedangkan dalam Lobiondo & Haber, (2006) dicontohkan cara


memformulasikan pertanyaan EBP yaitu pada lansia dengan fraktur
hip (patient/problem), apakah patient-analgesic control (intervension)
12

lebih efektif dibandingkan dengan standard of care nurse administratif


analgesic (comparison) dalam menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan LOS (outcome).
c. Mencari bukti-bukti terbaik
Kata kunci yang sudah disusun dengan menggunakan picot
digunakan untuk memulai pencarian bukti terbaik. Bukti terbaik adalah
dilihat dari tipe dan tingkatan penelitian. Tingkatan penelitian yang
bisa dijadikan evidence atau bukti terbaik adalah meta-analysis dan
systematic review.
Systematic riview adalah ringkasan hasil dari banyak penelitian
yang memakai metode kuantitatif. Sedangkan meta-analysis adalah
ringkasan dari banyak penelitian yang menampilkan dampak dari
intervensi dari berbagai studi. Namun jika meta-analysis dan
systematic review tidak tersedia maka evidence pada tingkatan
selanjutnya bisa digunakan seperti RCT. Evidence tersebut dapat
ditemukan pada beberapa database seperti CINAHL, MEDLINE,
PUBMED, NEJM dan COHRANE LIBRARY (Melnyk & Fineout,
2011).
Ada 5 tingkatan yang bisa dijadikan bukti atau evidence
(Guyatt&Rennie, 2002) yaitu:
1) Bukti yang berasal dari meta-analysis ataukah systematic review.
2) Bukti yang berasal dari disain RCT.
3) Bukti yang berasal dari kontrol trial tanpa randomisasi.
4) Bukti yang berasal dari kasus kontrol dan studi kohort.
5) Bukti dari systematic review yang berasal dari penelitian kualitatif
dan diskriptif.
6) Bukti yang berasal dari single-deskriptif atau kualitatif study
7) Bukti yang berasal dari opini dan komite ahli.
Dalam mencari best evidence, hal yang sering menjadi hambatan
dalam proses pencarian adalah keterbatasan lokasi atau sumber
database yang free accsess terhadap jurnal-jurnal penelitian.
13

Namun demikian seiring dengan perkembangan teknologi,


berikut contoh databased yang free accsess dan paling banyak
dikunjungi oleh tenaga kesehatan yaitu MIDIRS, CINAHL, Pubmed,
cohrane library dan PsycINFO serta Medline. Berikut adalah contoh
pertanyaan EBP beserta databased yang disarankan, diantaranya
adalah (Schneider & Whitehead, 2013).
d. Melakukan penilaian (appraisal) terhadap bukti-bukti yang ditemukan
Setelah menemukan evidence atau bukti yang terbaik, sebelum
di implementasikan ke institusi atau praktek klinis, hal yang perlu kita
lakukan adalah melakukan appraisal atau penilaian terhadap evidence
tersebut. Untuk melakukan penilaian ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya adalah (Polit & Beck, 2013):
1) Evidence quality adalah bagaimana kualitas bukti jurnal tersebut?
(apakah tepat atau rigorous dan reliable atau handal)
2) What is magnitude of effect? (seberapa penting dampaknya?)
3) How pricise the estimate of effect? Seberapa tepat perkiraan
efeknya?
4) Apakah evidence memiliki efek samping ataukah keuntungan?
5) Seberapa banyak biaya yang perlu disiapkan untuk
mengaplikasikan bukti?
6) Apakah bukti tersebut sesuai untuk situasi atau fakta yang ada di
klinis?
Sedangkan kriteria penilaian evidence menurut (Bernadette & Ellen,
2011) yaitu:
1) Validity.
Evidence atau penelitian tersebut dikatakan valid adalah jika
penelitian tersebut menggunakan metode penelitian yang tepat.
Contohnya adalah apakah variabel pengganggu dan bias dikontrol
dengan baik, bagaimana proses random pada kelompok kontrol dan
intervensi, sama atau tidak.
14

2) Reliability
Reliabel maksudnya adalah konsistensi hasil yang mungkin
didapatkan dalam membuat keputusan klinis dengan
mengimplementasikan evidence tersebut, apakah intervensi
tersebut dapat dikerjakan serta seberapa besar dampak dari
intervensi yang mungkin didapatkan.
3) Applicability
Applicable maksudnya adalah kemungkinan hasilnya bisa di
implementasikan dan bisa membantu kondisi pasien. Hal tersebut
bisa dilakukan dengan mempertimbangkan apakah subjek
penelitiannya sama, keuntungan dan resiko dari intervensi tersebut
dan keinginan pasien (patient preference) dengan intervensi
tersebut.
Namun demikian dalam (Hande et al., 2017) dijelaskan bahwa
critical appraisal merupakan proses yang sangat kompleks. Tingkat
critical appraisal sangat dipengaruhi oleh kedalaman dan pemahaman
individu dalam menilai evidence. Tingkat critical appraisal pada
mahasiswa sarjana adalah identifikasi tahapan yang ada dalam proses
penelitian kuantitatif.
Namun pada beberapa program sarjana, ada juga yang
mengidentifikasi tidak hanya kuantitatif namun juga proses penelitian
kualitatif. Sedangkan pada master student, tingkatan critical apraisal
tidak lagi pada tahap identifikasi, namun harus bisa menunjukkan dan
menyimpulkan kekuatan dan kelemahan, tingkat kepercayaan evidence
serta pelajaran yang dapat diambil dari pengetahuan dan praktek.
e. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien
untuk membuat keputusan klinis terbaik
Sesuai dengan definisi dari EBP, untuk mengimplementasikan
EBP ke dalam praktik klinis kita harus bisa mengintegrasikan bukti
penelitian dengan informasi lainnya. Informasi itu dapat berasal dari
15

keahlian dan pengetahuan yang kita miliki, ataukah dari pilihan dan
nilai yang dimiliki oleh pasien.
Selain itu juga, menambahkan penelitian kualitatif mengenai
pengalaman atau perspektif klien bisa menjadi dasar untuk mengurangi
resiko kegagalan dalam melakukan intervensi terbaru (Polit & Beck,
2013). Setelah mempertimbangkan beberapa hal tersebut maka
langkah selanjutnya adalah menggunakan berbagai informasi tersebut
untuk membuat keputusan klinis yang tepat dan efektif untuk pasien.
Tingkat keberhasilan pelaksanaan EBP proses sangat dipengaruhi oleh
evidence yang digunakan serta tingkat kecakapan dalam melalui setiap
proses dalam EBP (Polit & Beck, 2008).
f. Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP
Evaluasi terhadap pelaksanaan evidence based sangat perlu dilakukan
untuk mengetahui seberapa efektif evidence yang telah diterapkan,
apakah perubahan yang terjadi sudah sesuai dengan hasil yang
diharapkan dan apakah evidence tersebut berdampak pada peningkatan
kualitas kesehatan pasien (Melnyk & Fineout, 2011).
g. Menyebarluaskan hasil (disseminate outcome)
Langkah terakhir dalam evidence based practice adalah
menyebarluaskan hasil. Jika evidence yang didapatkan terbukti mampu
menimbulkan perubahan dan memberikan hasil yang positif maka hal
tersebut tentu sangat perlu dan penting untuk dibagi (Polit & Beck,
2013)
Namun selain langkah-langkah yang disebutkan diatas,
menurut (Levin & Feldman, 2012) terdapat 5 langkah utama evidence
based practice dalam setting akademik yaitu framing the question
(menyusun pertanyaan klinis), searching for evidence, appraising the
evidence, interpreting the evidence atau membandingkan antara
literatur yang diperoleh dengan nilai yang dianut pasien dan
merencanakan pelaksanaan evidence kedalam praktek, serta evaluating
16

your application of the evidence atau mengevaluasi sejauh mana


evidence tersebut dapat menyelesaikan masalah klinis.

B. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya
perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan atau
knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap suatu objek melalui panca indra yang dimilikinya. Panca indra
manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan
untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebagian
besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
(Notoatmodjo, 2014).

2. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) pengetahuan
seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang
berbeda. Secara garis besar dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan, yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu
merupakan tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan
untuk mengukur orang yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu
dapat menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan
sebagainya.
17

b. Memahami (comprehention)
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek
tersebut, dan juga tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut
dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang
diketahuinya. Orang yang telah memahami objek dan materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menarik kesimpulan,
meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan ataupun mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip,
rencana program dalam situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang dalam menjabarkan atau
memisahkan, lalu kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen dalam suatu objek atau masalah yang diketahui. Indikasi
bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkatan ini adalah
jika orang tersebut dapat membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, membuat bagan atau diagram terhadap pengetahuan
objek tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen
pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dengan kata lain suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah
ada sebelumnya.
f. Evaluasi (evaluation)
18

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap


suatu objek tertentu. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2012) :
a. Tingkat pendidikan, kemampuan belajar yang dimiliki manusia
merupakan bekal yang sangat pokok. Tingkat pendidikan dapat
menghasilkan suatu perubahan dalam pengetahuan;
b. Informasi, dengan kurangnya informasi tentang cara mencapai hidup
sehat, cara pemelihara kesehatan, cara menghindari penyakit akan
menurunkan tingkat pengetahuan seseorang tentang hal tersebut;
c. Budaya, budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang, karena informasi baru akan disaring kira-kira sesuai tidak
dengan budaya yang ada dan agama yang dianut;
d. Pengalaman, pengalaman disini berkaitan dengan umur dan tingkat
pendidikan seseorang, maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman
akan lebih luas sedangkan umur semakin bertambah.

4. Pengkategorian Pengetahuan
Untuk pengkategorian tingkat pengetahuan responden menggunakan hasil
pengukuran mean dan standar deviasi terhadap skor jawaban responden.
Dimana dibuat tiga (3) kategori yaitu baik, cukup, dan kurang.
Pengkategorian tingkat pengetahuan responden menggunakan parameter
a. Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD
b. Cukup, bila nilai responden mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD

C. Konsep Sikap
1. Pengertian sikap
19

Seorang individu sangat erat hubunganya dengan sikapnya masing-masing


sebagai ciri pribadinya. Sikap pada umumnya sering diartikan sebagai
suatu tindakan yang dilakukan individu untuk memberikan tanggapan pada
suatu hal. Pengertian sikap dijelaskan oleh Saifudin Azwar (2016) sikap
diartikan sebagai suatu reaksi atau respon yang muncul dari sseorang
individu terhadap objek yang kemudian memunculkan perilaku individu
terhadap objek tersebut dengan cara-cara tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut
Kristina (2007) antara lain:
a. Pengalaman pribadi
Apa yang dialami seseorang akan mempengaruhi penghayatan dalam
stimulus sosial, tanggapan akan menjadi salah satu dasar dalam
pembentukan sikap, untuk dapat memiliki tanggapan dan penghayatan
seseorang harus memiliki pengamatan yang berkaitan dengan objek
psikologis. Sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan
pengaruh langsung terhadap prilaku berikutnya. Pengaruh langsung
tersebut dapat berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan
hanya apabila kondisi dan situasi memungkinkan.
b. Orang lain
Seseorang cenderung akan memiliki sikap yang disesuaikan atau
sejalan dengan sikap yang dimiliki orang yang dianggap berpengaruh
antara lain adalah orang tua, teman dekat, teman sebaya.
c. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup akan mempengaruhi pembentukan
sikap seseorang.
d. Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi,
radio, surat kabar mempunyai pengaruh dalam membawa pesan-pesan
yang berisi sugesti yang dapat mengarah pada opini yang kemudian
20

dapat mengakibatkan adanya landasan kognisi sehingga mampu


membentuk sikap.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama suatu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap, dikarenakan keduanya
meletakkan dasar, pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman akan baik dan buruk antara sesuatu yang boleh dan tidak
boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta
ajaranya.
f. Faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap
yang sementara dan segera berlalu, begitu frustasi telah hilang, akan
tetapi dapat pula merupakan sikap lebih persisten dan bertahan lama.
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk
terwujudnya agar sikap menjadi suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain harus didukung dengan fasilitas, sikap yang positif.
3. Pengkategorian Sikap
Pengkategorian sikap responden menggunakan Skor T (Skor Baku).
Penggunaan skor T biasa digunakan untuk mengkategorikan sikap
(Riwidikdo, 2010). Pengkategorian sikap didasarkan atas mean T. Dasar
pengkategorian adalah bila skor T responden > mean T berarti memiliki
sikap positif (mendukung) dan bila skor T responden < Mean T berarti
memiliki sikap negatif (tidak mendukung). Adapun rumus mencari skor T
adalah 50 + 10 (skor Z).

D. Konsep Kesiapan
1. Pengertian kesiapan
21

Menurut slameto (2010) menjelaskan bahwa kesiapan adalah


keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan
respon atau jawaban dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.
Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau
kecenderungan untuk memberi respon.

Menurut Jamies Drever (dalam Slameto 2010) Readiness is


preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk
memberi repon atau bereaksi. Sementara Thorndike (dalam Slameto,
2010) menjelaskan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar ke tahap
berikutnya.

2. Macam-macam kesiapan

Berikut macam-macam kesiapan (dalam Kuswahyuni, 2009) yaitu :

a. Kesiapan mental
Kesiapan mental adalah kondisi kepribadian seseorang secara
keseluruhan dan bukan hanya kondisi jiwanya. Kondisi kesiapan
mental merupakan hasil tumbuh kembang sepanjang hidup seseorang
dan diperkuat oleh pengalaman sehari-hari orang yang bersangkutan.
b. Kesiapan diri
Kesiapan diri adalah terbangunnya kekuatan yang dipadu dengan
keberanian fisik dalam diri.
c. Kesiapan belajar
Perubahan perilaku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan
misalnya membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru.
d. Kesiapan kecerdasan
Kesigapan bertindak dan kecakapan memehami bisa tumbuh dari
berbagai kualitas.
3. Faktor-faktor kesiapan
Beberapa faktor dari kesiapan yaitu sebagai berikut (Slameto, 2010):
a. Kondisi fisik, mental dan emosional
22

b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan


c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah
dipelajari.
4. Pengaktegorian Kesiapan

Untuk pengkategorian kesiapan responden menggunakan hasil pengukuran


mean dan standar deviasi terhadap skor jawaban responden. Dimana
dibuat tiga (3) kategori yaitu baik, cukup, dan kurang. Pengkategorian
tingkat pengetahuan responden menggunakan parameter
a. Siap, bila nilai responden (x) > mean +1 SD
b. Cukup Siap, bila nilai responden mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
c. Kurang siap, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD

E. Penelitian Terkait
Pada penelitian ini akan menjelaskan secara detail 4 penelitian terkait yang
digunakan oleh peneliti, antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Harun, H., Herliani, Y. K., &
Setyawati, A. (2019) yang berjudul “Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan
Mahasiswa Program Profesi Ners dalam Penerapan Evidence Based
Practice”. penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana
pengetahuan, sikap dan kesiapan mahasiswa dalam penerapan
evidence based practice pada pasien kelolaan di stase keperawatan
medikal bedah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel
pada penelitian ini adalah mahasiswa program profesi ners yang
sedang menjalankan praktik klinik dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel total sampling, yaitu sebanyak 120 responden.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner evidence based practice
questionnaire dengan menggunakan analisis deskriptif berupa
distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan
mahasiswa pada konsep evidence based practice adalah baik sebanyak
68%, sebagian besar responden memiliki sikap yang positif sebesar
85% dan lebih dari setengah responden mempunyai kesiapan yang
23

cukup sebanyak 59%. Temuan hasil penelitian ini adalah penting untuk
rekomendasi masukan terkait mengembangkan bahan ajar pada
lingkup pendidikan keperawatan terkait praktik keperawatan dalam
memberikan pelayanan terbaik untuk pasien.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Legita, T. (2012) yang berjudul
”Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan Perawat Klinisi dalam
Implementasi Evidence-Base Practice”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan persiapan
perawat klinis dalam konsep aplikasi berbasis bukti. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan kuesioner
kepada 66 perawat klinis di rumah sakit umum di Pontianak. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan perawat pada konsep
praktik berbasis bukti adalah sangat rendah. Selain itu, mereka pada
dasarnya tidak memiliki cukup persiapan dalam hal pengetahuan dan
kebiasaan dalam melakukan penelitian dan membaca penelitian yang
sangat penting dalam mendukung pelaksanaan implementasi. Lebih
dari setengah dari perawat memiliki sikap positif terhadap praktek
berbasis bukti. Temuan dalam studi ini adalah penting untuk
pendidikan keperawatan dan praktek keperawatan dalam memberikan
pelayanan terbaik untuk pasien.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Harun, H., Herliani, Y. K., &
Setyawati, A. (2018) yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Terhadap
Kompetensi Mahasiwa Profesi Ners dalam Penerapan Evidence Based
Practice”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
hubungan pengetahuan dengan kompetensi siswa dalam pelaksanaan
praktik berbasis bukti (EBP) untuk pasien yang dikelola dalam tahap
keperawatan bedah medis. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini adalah 120 siswa keperawatan yang
berada di program keperawatan profesional dengan menggunakan
teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
Evidence Based Practice Questionnaire (EBPQ). Hasil penelitian
24

menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki


pengetahuan tinggi (68%), dan kompetensi tinggi (49%). Penelitian ini
menunjukkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan
kompetensi siswa dalam menerapkan EBP (r = 0,6070, p <0,01).
Temuan penelitian ini penting untuk rekomendasi yang berkaitan
dengan pengembangan bahan ajar dalam pendidikan keperawatan
terkait untuk memberikan layanan terbaik bagi pasien.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Elysabeth, D., Libranty, G., & Natalia,
S. (2015) yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat
dengan Kompetensi Aplikasi Evidence Based Practice” Tujuan
penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pendidikan
perawat dengan kompetensi dalam melakukan EBP. Metode yang
digunakan pada penelitian ini yaitu kuantitatif korelasional dengan
pendekatan cross sectional pada Desember 2012 dilakukan di Rumah
Sakit Siloam Kebun Jeruk. Sampel pada penelitian ini adalah perawat
yang bekerja di Rumah Sakit Siloam sejumlah 105 yang terjaring
melalui proporsional stratified random sampling. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner Evidence Based Practice Questionnaire
(EBPQ) Upton yang terdiri dari 24 pertanyaan mencakup aspek
pengetahuan, sikap perawat, perilaku perawat dalam melakukan EBP
yang di beri skala 1-7. Analisis data menggunakan frekuensi,
persentase dan uji chi square. Hasil penelitian ini terdapat 20
perawat(19, 1%) memiliki kompetensi kurang baik, 56 perawat
(53,3%) memiliki kompetensi cukup baik dan 29 perawat (27,6%)
memiliki kompetensi baik. Ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan dengan kompetensi perawat dalam melakukan EBP di
Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk yang dibuktikan dengan p Value =
0,006 (< α = 0,05). Temuan dalam penelitian ini diharapkan agar setiap
perawat dapat meningkatkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi, karena terbukti bahwa pendidikan dapat menuntun seseorang
terampil dalam mencari sumber penelitian, berorganisasi dan bersikap
25

profesional dalam bekerja, meningkatkan akses-akses untuk


meningkatkan dan menerapkan praktik berdasarkan bukti Evidence
Based Practice.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang
ingin diamati atau diukur melalui penelitian (Setiadi, 2013). Adapun kerangka
konsep dari penelitian ini dapat diterangkan dengan skema pada gambar di bawah
ini :

Gambar 3.1 Kerangka konsep :

Faktor-faktor Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang


yang mempengaruhi mempengaruhi
mempengaruhi sikap : kesiapan :
cvcv
pengetahuan :
1. Pengalaman pribadi 1. Kondisi fisik, mental
1. Tingkat 2. Orang lain dan emosional
pendidikan 3. Kebudayaan 2. Kebutuhan-
2. Informasi 4. Lembaga kebutuhan, motif dan
3. Budaya pendidikan dan tujuan
4. Pengalaman lembaga agama 3. Keterampilan,
5. Faktor emosional pengetahuan

Pengetahuan Sikap Kesiapan

Penerapan Evidence Based


Practice (EBP)

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

26
27

: Alur pikir

B. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2010), Variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang memiliki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Variabel dalam
penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan kesiapan dalam penerapan
evidence based practice.

2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, karakteristik yang diamati
(diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam,
2016).
28

Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Gambaran Pengetahuan,

Sikap, dan Kesiapan Dalam Penerapan Evidence Based Practice Pada

Mahasiswa Program Profesi Ners Di ITEKES Bali Tahun 2019

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur

1 Pengetahuan Suatu kemampuan S-EBPQ 1 = buruk Ordinal


mahasiswa program
profesi ners dalam 7 = terbaik
memahami penerapan
Pernyataan tentang
evidence based pengetahuan terdiri
practice (EBP) atas 12 item yang
diukur dengan
menggunakan skala
likert pada kuesioner
S-EBPQ. Hasil
pengukuran
pengetahuan
dikelompokan
kedalam 3 kategori
yaitu:
1. Baik, bila nilai
responden (x) >
mean +1 SD
2. Cukup, bila nilai
responden mean – 1
SD < x < mean + 1
SD
3. Kurang, bila nilai
responden (x) <
mean – 1 SD

2 Sikap Suatu reaksi atau S-EBPQ 1-3 = sikap positif Ordinal


respon yang muncul
dari mahasiswa 4 = netral
program profesi ners 5-7 = sikap kurang
dalam memahami mendukung
penerapan evidence
based practice (EBP) Pernyataan tentang
29

sikap terdiri atas 3


item.
Pengkategorian
sikap didasarkan
atas mean T. Dasar
pengkategorian
adalah bila skor T
responden > 50
berarti memiliki
sikap positif dan bila
skor T responden <
50 berarti memiliki
sikap kurang
mendukung. Adapun
rumus mencari skor
T adalah 50 + 10
(skor Z).

3 Kesiapan Kondisi mahasiswa Kuesioner S- 1 = tidak pernah Ordinal


Praktik EBP program profesi ners EBPQ yang
yang membuatnya siap telah 7 = sering
dalam memahami dimodifikasi Pernyataan tentang
penerapan evidence oleh peneliti kesiapan terdiri atas
based practice (EBP) 6 item.
Pengkategorian
kesiapan responden
menggunakan hasil
pengukuran mean
dan standar deviasi
terhadap skor
jawaban responden.
Dimana dibuat tiga
(3) kategori yaitu
baik, cukup, dan
kurang.
Pengkategorian
tingkat pengetahuan
responden
menggunakan
parameter
1. Siap, bila nilai
responden (x) >
mean +1 SD
30

2. Cukup Siap, bila


nilai responden
mean – 1 SD < x <
mean + 1 SD
3. Kurang siap, bila
nilai responden (x) <
mean – 1 SD
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan
untuk melihat gambaran atau memaparkan variabel-variabel yang diteliti tanpa
menganalisa hubungan antar variabel. Pada penelitian ini menggunakan
pendekatan cross-sectional study, yang mana pengumpulan data dilakukan
pada satu titik waktu (at one point time) (Swarjana, 2015). Pada penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan dalam
Penerapan Evidence Based Practice pada Mahasiswa Program Profesi Ners di
ITEKES Bali Tahun 2019.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ITEKES Bali yang terletak di Jalan
Tukad Balian No.180 Renon, Telp (0361) 895-6208 Kota Denpasar.
Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena di ITEKES Bali belum
pernah dilakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan, Sikap dan
Kesiapan dalam penerapan Evidence Based Practice pada Mahasiswa
Program Profesi Ners meskipun mahasiswa telah terbiasa melakukan
telaah kasus sebagai syarat kelulusan Program Profesi Ners.
2. Waktu penelitian
Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 hingga
Januari 2019. Dilanjutkan dengan pengumpulan data pada bulan Juni
2020.

C. Populasi-Sampel-Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien)
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi

31
32

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Profesi Ners


angkatan 2019 yang berjumlah 175 orang.
2. Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling. (Nursalam, 2013). Pada
penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa
Program Profesi Ners angkatan 2019 yang memenuhi kriteria inkulsi dan
eksklusi.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2016).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain: mahasiswa sarjana
keperawatan yang telah lulus Program Studi S1 Keperawatan dan sedang
melanjutkan Program Profesi Ners.
1) Mahasiswa sarjana keperawatan yang telah lulus Program Studi S1
Keperawatan dan sedang melanjutkan Program Profesi Ners.
2) Mahasiswa yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
(Nursalam, 2016). Kriteria eksklusi dalam penelitian antara lain:
1) Mahasiswa yang menolak untuk terlibat dalam penelitian
2) Mahasiswa yang sedang sakit dan tidak mampu mengisi kuesioner
3) Mahasiswa keperawatan yang tidak memiliki gadget atau
handphone

3. Sampling
Sampling merupakan proses menyeleksi populasi yang akan diteliti
sehingga dapat digunakan untuk membuat kesimpulan atau inferensi
mengenai populasi tersebut. Pada penelitian ini, teknik sampling yang
digunakan adalah non probability sampling dengan teknik total sampling.
33

Total sampling, yaitu suatu teknik penetapan jumlah sample sama dengan
jumlah populasi (Sudigdo, 2014). Pada penelitian ini jumlah sampel yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 139 orang
mahasiswa program profesi angkatan 2019 di ITEKES Bali.
D. Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer
adalah data yang diambil dari hasil wawancara mahasiswa Program
Profesi Ners angkatan 2019 melalui kuesioner S-EBPQ yang telah
dimodifikasi oleh peneliti (berbasis online).
Kuesioner S-EBPQ sendiri merupakan kuesioner baku yang
memang digunakan untuk menilai kemampuan tenaga kesehatan dalam
memperoleh informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat
keputusan klinis yang efektif.
2. Alat pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner S-EBPQ untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap
dan kesiapan mahasiswa Program Profesi Ners terhadap penerapan
Evidence Based Pratice (EBP) yang telah dimodifikasi oleh peneliti.
Kuesioner Student Evidence Based Pratice Quesionnaire (S-EBPQ)
merupakan kuesioner yang disusun oleh Upton (2006). Kuesioner yang
sama telah digunakan di indonesia oleh (Harun, H., Herliani, Y. K., &
Setyawati, A, 2019; Legita, T, 2012). Pada kuesioner terdapat 21
pertanyaan, dengan tingkat pengetahuan sebanyak 12 pertanyaan, sikap 3
pertanyaan dan kesiapan 6 pertanyaan.
3. Teknik pengumpulan data
Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
1) Peneliti mengajukan proposal dan dikonsulkan kepada
pembimbing.
34

2) Surat izin penelitian untuk memohon izin dilakukannya penelitian.


Peneliti mengajukan izin berupa surat yang ditandatangani oleh
Rektor ITEKES Bali.
3) Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent).
4) Peneliti mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam
proses pengumpulan data yaitu kuesioner online.
5) Menyerahkan surat izin penelitian guna memohon izin untuk
dilakukan penelitian tersebut.
b. Tahap pelaksanaan
1) Peneliti melakukan koordinasi dengan koordinator mahasiswa
program profesi ners lewat online
2) Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran link kuesioner
via grup chating online.
3) Dalam link kuesioner yang disebar sudah tertera inform concent
yang mana jika mahasiswa bersedia menjadi responden maka
mahasiswa akan melanjutkan menjawab kuesioner dan jika tidak
mahasiswa dapat kembali menutup link tersebut dan juga terdapat
petunjuk yang sudah tertera mengenai pengisisan kuesioner.
4) Setelah mahasiswa melengkapi identitas dan menjawab
pertanyaan maka mahasiswa dapat menekan tanda kirim, maka
jawaban telah dikirim ke peneliti.
5) Setelah jawaban sudah lengkap dikirim oleh responden maka
peneliti melanjutkan pengolahan data.

E. Analisa Data
Merupakan suatu tahapan penting dalam penelitian yang harus dilakukan
dan dilalui oleh peneliti. Keakuratan data tidak menjamin kekuratan hasil
penelitian, maka dari itu perlu dilakukan analisa data (Swarjana, 2015).
1. Pengolahan data
35

Metode pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai


berikut:
a. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk mengecek dan memperbaiki isian
formulir atau kuesioner dari hasil pengisian kesioner dan pengamatan
dari lapangan, disini peneliti memeriksa kuesioner tentang
pengetahuan sikap dan kesiapan dalam penerapan EBP pada
mahasiswa program profesi ners di ITEKES Bali tahun 2019 untuk
memastikan setiap pernyataan dalam kuesioner yang telah terisi secara
lengkap, jelas dan relevan serta konsisten.
b. Coding
Coding merupakan proses pengubahan data yang berbentuk kalimat
dan huruf menjadi data angka atau bilangan, setelah sebelumnya
kuesioner disunting dan diedit. Data kemudian dimasukkan kedalam
lembar tabel kerja untuk mempermudah pembacaan.
c. Entry
Entry data merupakan tahap dimana jawaban dar pertanyaan yang
dibuat oleh peneliti dalam bentuk kode (angka) dimasukkan kedalam
program software computer. Peneliti memasukkan data – data yang
telah lengkap kedalam suatu tabel dalam master tabel atau database
computer, sehingga data dapat dianalisis dengan bantuan program
SPSS version 20 for windows
d. Cleaning
Setelah data dimasukkan kedalam computer kemudian dilakukan
Cleaning atau pembersihan data, yang merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan apakah ada
kesalahan atau tidak sebelum melakukan pegolahan data, peneliti
sudah memeriksa kembali data yang sudah di entry, apakah ada data
yang tidak tepat masuk kedalam program computer, dalam penelitian
ini peneliti memeriksa kembali apakah sudah benar kode yang
dimasukkan, melihat apakah ada missing data lalu dilanjutkan dengan
36

analisa data. Setelah dilakukan Cleaning di dapatkan tidak ada


missing data.
2. Analisa data
Analisis Univariat adalah analisis yang menjelaskan karakteristik
tiap variabel yang diteliti (Sudigdo, 2014). Pada penelitian ini
pengetahuan, sikap dan kesiapan disajikan dalam bentuk frekuensi dan
persentase yang mencangkup mean, median, nilai maksimum, nilai
minimun, dan standar devisiasi.
a. Analisis Data Pengetahuan
Pernyataan tentang pengetahuan terdiri atas 12 item yang diukur
dengan menggunakan skala likert pada kuesioner S-EBPQ. Hasil
pengukuran pengetahuan dikelompokan kedalam 3 kategori yaitu:
1) Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD
2) Cukup, bila nilai responden mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
3) Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
b. Analisis Data Sikap
Pernyataan tentang sikap terdiri atas 3 item yang diukur dengan
menggunakan skala likert pada kuesioner S-EBPQ. Hasil pengukuran
pengetahuan dikelompokan kedalam 2 kategori yaitu:
1) Bila skor T responden > 50 berarti memiliki sikap positif
(mendukung)
2) Bila skor T responden < 50 berarti memiliki sikap tidak
mendukung
c. Analisis Data Kesiapan
Pernyataan tentang kesiapan terdiri atas 6 item yang diukur dengan
menggunakan skala likert pada kuesioner S-EBPQ. Hasil pengukuran
pengetahuan dikelompokan kedalam 3 kategori yaitu:
1) Siap, bila nilai responden (x) > mean +1 SD
2) Cukup Siap, bila nilai responden mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
3) Kurang siap, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
37

F. Etika Penelitian
Menurut Swarjana (2015), terdapat banyak hal yang harus
dipertimbangkan terkait dengan etika penelitian. Beberapa prinsip dalam etika
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Principle of Beneficence
Beneficence merupakan etika penelitian keperawatan yang dapat memberi
manfaat atau keuntungan serta tidak memberi kerugian bagi
respondenyang terlibat. Dalam penelitian ini, peneliti memberi informasi
mengenai manfaat serta keuntungan bagi respoden dalam penelitian ini.
2. The Principle of Respect for Human Dignity
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kebebasan kepada responden
untuk berpartisipasi atau tidak dengan memberikan informed consent.
Peneliti juga menjelaskan secara penuh mengenai penelitian terutama
tujuan serta manfaat dalam penelitian.
3. The Principle of Justice
Mengkondisikan dalam memenuhi prinsip keadilan dengan memberikan
perlakuan yang sama sebelum, selama dan setelah menjadi responden.
Peneliti akan menjaga kerahasiaan data oleh responden, termasuk
menjaga privacy responden.
4. Informed Consent
Peneliti meminta persetujuan untuk menjadi responden dengan
memberikan lembar persetujuan yang nantinya akan ditanda-tangani oleh
calon responden. Pemberian lembar persetujuan atau inform consent ini
dilakukan sebelum penelitian dilakukan yang bertujuan untuk memberi
gambaran kepada calon responden terkait dengan penelitian yang akan
dilakukan.
5. Vulnerable Subjects
Mempertimbangkan mengenai subjek penelitian yang rentan dalam
mengikuti penelitian. Yang mana, pada penelitian ini, semua responden
dalam keadaan sehat dan dapat melakukan aktivitas dengan baik sehingga
nantinya tidak ada responden yang mengalami perburukan kondisi.
38

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Insitut Teknologi dan Kesehatan Bali merupakan salah satu perguruan
tinggi di Bali, yang sebelumnya berdiri sebagai Sekolah Perawat Kesehatan
(SPK) PPNI diselenggarakan berdasarkan ijin dari Departermen Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 89/Kep/Dikat/Kes/83 tertanggal 24 Mei 1983.
Sesuai dengan himbauan pemerintah untuk meningkatkan jenjang pendidikan
dari SPK ke jenjang Akademi, maka pada tahun 1995 SPK PPNI ditingkatkan
menjadi Akademi Keperawatan (AKPER) PPNI dengan surat Keputusan dari
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HL.00.06.1.1.8900 tertanggal
28 Maret 1995. Kemudian pada tahun 2003 dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.2.4.1.4458 tertanggal 28
Oktober 2003, Akademi Keperawatan (AKPER) PPNI berubah nama menjadi
Akademi Keperawatatan (AKPER) Bali. yang menyelenggarakan program
Diploma III Keperawatan
Dalam hal upaya untuk mengantisipasi tuntutan masyarakat akan
pendididkana sarjana di bidang keperawatan dan pendidikan tenaga kesehatan
lainnya, maka didirikanya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali dengan ijin
menteri pendidikan nasional nomor 58/D/0/2005 tanggal 10 Mei 2005 dengan
menyelenggarakan dua program studi yaitu program studi Ilmu Keperawatan
Ners dan program studi Diploma III Keperawatan.
Pada tanggal 22 Desember 2005 keluar ijin dan Departemen
Pendidikan Nasional bagi STIKES Bali untuk menyelenggarakan program
studi Diploma III Kebidanan Pada Tahun 2016 STIKES Bali telah menerima
SK dari kemeristek Dikti dengan nomor 448/KPT/2016 yang berisikan ijin
program studi Diploma IV Anastesiologi. Pada saat ini STIKES Bali memiliki
6 program studi diantaranya program studi Ilmu Keperawatan S1, program
39

studi Ners, program studi Diploma III Keperawatan, program studi Diploma
Kebidanan, program studi Anastesiologi dan S2 Keperawatan.
Pada tahun 2019 STIKES Bali Kembali menerima Surat Keputusan
Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor
l97/KPT/I/2019 tertanggal 14 Maret 2019, STIKES Bali ditingkatkan
statusnya menjadi Institut Teknologi dan Kesehatan Bali (ITEKES BaIi). Dan
kini ITEKES Bali memiliki sepuluh program studi diantaranya, Keperawatan
Program Magister, Pendidikan Profesi Ners Program Profesi, Keperawatan
Program Sarjana, Keperawatan Anestesiologi Program Sarjana Terapan,
Kebidanan Program Diploma Tiga, Keperawatan Program Diploma Tiga,
Farmasi Klinik dan Komunitas Program Sarjana, Teknologi Pangan Program
Sarjana, Kebidanan Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi. yang Berlokasi Kampus I di Jalan Tukad Pakerisan No.90 Panjer-
Denpasar dan Kampus II terletak di Jalan Tukad Balian No.180 Renon-
Denpasar.

B. Karakteristik Responden
Penelitian dilakukan di Kampus ll ITEKES Bali dengan menggunakan
kuesioner online kepada Mahasiswa Program Profesi Ners di ITEKES Bali
Tahun 2019. Dalam kurikulum program profesi ners di Itekes Bali sudah
mulai menerapkan EBP dalam penyelesaian tugas akhir program ners yaitu
pada bagian analisa kegiatan dengan cara mengevaluasi dan mengamati
kegiatan di masing-masing tempat praktik. Jumlah respoden yang bersedia
mengisi kuesioner online adalah sebanyak 139 orang (79.4%), sedangkan
yang tidak mengisi kuesioner sebanya 36 orang (20.6%) dari total Mahasiswa
Program Profesi Ners sebanyak 175 orang. Keseluruh reponden merupakan
mahasiswa program profesi ners pada tingkat I semester 2. Adapun
karakteristik responden dibedakan berdasarkan umur dan jenis kelamin
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
40

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis


kelamin dan umur di Institut Teknologi dan Kesehatan Bali (n = 139)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase(%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 13 9.4
Perempuan 126 90.6

Umur (tahun)
20 Tahun 1 0.7
21 Tahun 3 2.2
22 Tahun 38 27.3
23 Tahun 93 66.9
24 Tahun 4 2.9

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari dari 139 responden, karakteristik


responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu
sebanyak 126 responden (90.6 %) dan untuk laki – laki yaitu 13 responden
(9.4%). Berdasarkan umur yang terbanyak adalah pada umur 23 tahun yaitu
sebanyak 93 responden (66.9%), pada umur 22 tahun (23.3 %) dan paling
sedikit pada umur 20 tahun yakni sebanyak 1 orang responden (0.7%).

C. Hasil Penelitian
1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali
dalam Penerapan Evidence Based Practice
Item Pertanyaan pada tingkat pengetahuan Mahasiswa Program Profesi
Ners ITEKES Bali dalam Penerapan Evidence Based Practice terdiri atas
12 pernyataan dengan skala 1-7, dimana 7 sebagai yang terbaik. Adapun
distribusi pertanyaan berdasarkan skala yang dipilih disajikan dalam tabel
5.2 berikut ini:
41

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Skala Per Item Pernyataan Pengetahuan


Kuesioner S-EBPQ pada Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali
dalam Penerapan Evidence Based Practice (n = 139)

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7

1 Mengambil / 0 2 3 24 36 54 20
meninjau bukti (1.4% (2.2%) (17.3%) (25.9%) (38.8%) (14.4%)
ilmiah )

2 Mengubah 0 2 11 23 55 44 4
kebutuhan informasi (1.4% (7.9%) (16.5%) (39.6%) (31.7%) (2.9%)
Anda menjadi )
pertanyaan
penelitian

3 Kesadaran untuk 0 0 2 7 37 42 51
memperoleh (1.4%) (5%) (26.6%) (30.2%) (36.7%)
informasi utama

4 Pengetahuan tentang 0 0 7 16 24 66 26
cara mencari/ (5%) (11.5%) (17.3%) (47.5%) (18.7%)
memperoleh/
mengambil bukti-
bukti ilmiah

5 Kemampuan untuk 0 0 7 16 55 48 13
menganalisis bukti (5%) (11.5%) (39.6%) (34.5%) (9.4%)
secara kritis

6 Kemampuan untuk 0 0 4 24 51 50 10
menentukan (2.9%) (17.3%) (36.7%) (36%) (7.2%)
seberapa valid
(mendekati
kebenaran) bukti-
bukti tersebut

7 Kemampuan untuk 0 0 3 22 45 57 12
menentukan (2.2%) (15.8%) (32.4%) (41%) (8.6%)
seberapa bermanfaat
(dapat diaplikasikan
42

secara klinis) bukti-


bukti tersebut

8 Berbagi dan 0 1 4 10 42 65 17
menerapkan Praktik (0.7% (2.9%) (7.2%) (30.2%) (46.8%) (12.2%)
Berbasis Bukti )
(EBP)

9 Kemampuan untuk 0 2 3 19 47 52 16
menerapkan bukti- (1.4% (2.2%) (13.7%) (33.8%) (37.4%) (11.5%)
bukti ilmiah pada )
setiap kasus

10 Berbagi ide dan 0 2 1 13 48 49 26


informasi tentang (1.4% (0.7%) (9.4%) (34.5%) (35.5%) (18.7%)
bukti-bukti ilmiah )
kepada rekan kerja

11 Penyebarluasan ide- 1 0 3 13 48 52 22
ide baru (0.7% (2.2%) (9.4%) (34.5%) (37.4%) (15.8%)
)

12 Kemampuan untuk 0 0 2 14 37 58 28
mengevaluasi (1.4%) (10.1%) (26.6%) (41.7%) (20.1%)
praktek diri sendiri

Pada tabel 5.2 menunjukkan distirbusi skala 1-7 pada item pernyataan
pengetahuan dalam menerapkan evidence base practice. Skala yang paling
sering dipilih oleh responden berada pada skala 5-7.
Untuk pengkategorian tingkat pengetahuan dalam menerapkan
evidance base pactice akan dibagi menjaid 3 kategori yang disajikan dalam
tabel berikut ini:

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program


Profesi Ners ITEKES Bali dalam Penerapan Evidence Based Practice
(n=139)
43

Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik (> 73.87) 17 12.2
Cukup (57.57 – 73.87) 104 74.8
Kuranng (<57.57) 18 12.9

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 139 responden, responden yang memiliki
tingkat pengetahuan dalam menerapkan Evidence Base Practice dengan
kategori baik sebanyak 17 responden (12,2%), responden yang memiliki
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 104 responden (74.8%) dan responden
yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 18 responden (12.9%).
Hasil tersebut secara keseluruhan menunjukkan tingkat pengetahuan
Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali dalam Penerapan Evidence
Based Practice dapat disimpulkan memiliki tingkat pengetahuan cukup.

2. Sikap Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali dalam


Penerapan Evidence Based Practice
Item Pertanyaan pada sikap Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES
Bali dalam Penerapan Evidence Based Practice terdiri atas 3 pernyataan
dengan skala 1-7 dalam memposisikan diri. Adapun distribusi pertanyaan
berdasarkan skala yang dipilih disajikan dalam tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Skala Per Item Pernyataan Sikap Kuesioner S-
EBPQ pada Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali dalam
Penerapan Evidence Based Practice (n=139)

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1 Saya benci mempraktikkan/ 0 1 4 12 28 57 37
mengimplementasikan praktik (0.7%) (2.9%) (8.6%) (20.1%) (41%) (26.6%)
berbasis bukti/ EBP
><
Saya menyambut baik EBP
pada praktik saya
44

2 Mengimplementasikan praktik 1 0 5 5 28 49 51
berbasis bukti hanya (0.7%) (3.6%) (3.6%) (20.1%) (35.3%) (36.7%
membuang-buang waktu
><
Praktik berbasis bukti adalah
dasar/ pondasi dalam praktik
professional
3 Saya tetap berpegang pada 10 0 13 33 42 30 11
metode yang telah dicoba/ (7.2%) (9.4%) (23.7%) (30.2%) (21.6% (7.9%)
dipraktekan dan dipercaya
sejak lama daripada beralih
pada sesuatu yang baru
><
Praktik saya telah berubah
karena bukti-bukti ilmiah/
sahih yang saya temukan

Pada tabel 5.4 menunjukkan distribusi dengan skala 1-7 pada item
pernyataan sikap dalam menerapkan evidence base practice. Skala yang
paling sering dipilih oleh responden berada pada skala 5-7. Untuk
pengkategorian sikap dalam menerapkan evidence base pactice akan dibagi
menjadi 2 kategori yang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Mahasiswa Program Profesi Ners


ITEKES Bali dalam Penerapan Evidence Based Practice (n = 139)

Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)


Positif 80 57.6
Negatif 59 42.4
Total 139 100

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 139 responden, sebanyak 80


responden (57.6 %) memiliki sikap positif dalam menerapkan Evidence
Base Practice sedangkan 59 responden lainnya memiliki sikap kurang
mendukung dalam menerapkan Evidence Base Practice. Hasil tersebut
secara keseluruhan menunjukkan sikap Mahasiswa Program Profesi Ners
ITEKES Bali dalam Penerapan Evidence Based Practice dapat
disimpulkan memiliki sikap positif.
45

3. Kesiapan Praktik Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali


dalam Penerapan Evidence Based Practice
Item pertanyaan pada kesiapan praktik Mahasiswa Program Profesi Ners
ITEKES Bali dalam Penerapan Evidence Based Practice terdiri atas 6
pernyataan dengan skala 1-7 dengan 7 artinya sering. Adapun distribusi
pernyataan berdasarkan skala yang dipilih disajikan dalam tabel 5.6
berikut ini:

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Skala Per Item Pernyataan Kesiapan Praktik
Kuesioner S-EBPQ pada Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali
dalam Penerapan Evidence Based Practice (n=139)

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1 Frekuensi praktik 1 0 4 16 22 39 57
(0.7%) (2.9%) (11.5%) (15.8%) (28.1%) (41%)
2 Melacak/ melakukan 2 1 2 18 46 41 29
pencarian bukti-bukti yang (1.4%) (0.7%) (1.4%) (12.9%) (33.1%) (29.5%) (20.9%)
relevan
3 Menilai secara kritis terhadap 0 2 3 12 42 51 29
kriteria/ prosedur yang (1.4%) (2.2%) (8.6%) (30.2%) (36.7%) (20.9%)
ditetapkan, serta berbagai
informasi/ literature yang anda
temukan
4 Mengintegrasikan bukti-bukti 0 2 2 18 34 54 29
yang anda temukan ke dalam (1.4%) (1.4%) (12.9%) (24.5%) (38.8%) (20.9%)
praktik
5 Mengevaluasi hasil praktik 0 0 4 10 23 48 54
anda (2.9%) (7.2%) (16.5%) (34.5%) (38.8%)
6 Membagikan atau 2 1 5 13 33 52 33
menyebarluaskan informasi (1.4%) (0.7%) (3.6%) (9.4%) (23.7%) (37.4%) (23.7%)
46

dengan rekan kerja

Pada tabel 5.6 menunjukkan distribusi dengan skala 1-7 pada item pernyataan
kesiapan praktik dalam menerapkan evidence base practice. Skala yang
paling sering dipilih oleh responden berada pada skala 5 dan 6. Untuk
pengkategorian kesiapan praktik dalam menerapkan evidance base pactice
akan dibagi menjadi 3 kategori yang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kesiapan Praktik Mahasiswa Program Profesi


Ners ITEKES Bali dalam Penerapan Evidence Based Practice (n=139)

Kategori Frekuensi Presentase (%)


Siap (> 38.6) 16 11.5
Cukup Siap (29.8-38.6) 108 77.7
Kurang Siap (< 29.8) 15 10.8

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 139 responden, sebanyak 16


responden (11.5 %) memiliki kesiapan praktik yang tinggi dalam
menerapkan Evidence Base Practice, sedangkan 108 responden (77.7%)
memiliki kategori cukup siap dalam menerapkan Evidence Base Practice,
dan 15 responden lainnya (10.8%) memiliki katgeori kurang siap dalam
menerapkan Evidence Base Practice. Hasil tersebut secara keseluruhan
menunjukkan kesiapan praktik Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES
Bali dalam Penerapan Evidence Based Practice dapat disimpulkan
termasuk kategori cukup siap.
BAB VI

PEMBAHASAN

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dijabarkan pada Bab I, maka pada bab
ini secara berturut-turut akan membahas mengenai gambaran tingkat pengetahuan,
sikap dan kesiapan mahasiswa keperawatan ITEKES Bali dalam menerapkan
Evidence Base Practice serta akan dibahas pula mengenai keterbatasan penelitian
dalam penelitian ini.

A. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali


dalam Penerapan Evidence Based Practice
Hasil yang diperoleh dalam penelitian bahwa dari 139 responden,
responden yang memiliki tingkat pengetahuan dalam menerapkan evidence
base practice dengan kategori baik sebanyak 17 responden (12,2%),
responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 104 responden
(74.8%) dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak
18 responden (12.9%). Hasil tersebut secara keseluruhan menunjukkan tingkat
pengetahuan mahasiswa program profesi ners ITEKES Bali dalam penerapan
evidence based practice dapat disimpulkan memiliki tingkat pengetahuan
cukup.
Pengetahuan merupakan hal vital di dalam mengimplementasikan
evidence based practice. Pengetahuan yang dimiliki tidak semata-mata terdiri
dari konsep saja, akan tetapi diperlukan pengetahuan mengenai cara
melaksanakan evidence based practice. Hal ini diperkuat oleh argumentasi
(Munroe, Duffy, & Fisher, 2008) bahwa pengetahuan perawat klinis akan cara
menerapkan evidence based practice pun adalah hal yang berpengaruh kuat
pada keberhasilan implementasi evidence based.
Tingkat pengetahuan mahasiswa program profesi ners di ITEKES Bali
tergolong cukup dalam menerapkan evidance base practice dikarenakan
penerapan EBP sendiri adalah implementasi kurikulum yang baru memberikan
kesempatan kepada mahasiswa di ITEKES Bali untuk menggunakan evidance
base practice ini pada praktek profesi. Pada jenjang profesi tidak memilki

47
48

tugas karya ilmiah, hanya berupa laporan asuhan keperawatan (askep)


sehingga perlu adanya laporan lain yang arahnya akan meneliti tindakan apa
yang akan dilakukan sesuai dengan jurnal. Karena merupakan suatu
implementasi yang baru diterapkan sehingga cenderung memerlukan waktu
untuk penyesuaian, terutama untuk dipahami oleh mahasiswa program profesi
ners itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan mahasiswa program profesi ners
belum terlalu berpengalaman dalam menggunakan EBP. Akan tetapi walau
pengalamannya dalam EBP masih kurang mahasiswa program profesi ners di
ITEKES Bali telah mulai memahami dalam penerapan EBP. Hasil ini
didukung oleh data banyaknya responden yang memilih penyataan dengan
skala 5-7. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa program profesi ners
ITEKES Bali sudah mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan evidance base practice.
Menurut Patelarou et al., 2017 pengetahuan EBP berkorelasi positif
dengan kebutuhan informasi dan budaya tempat kerja, menunjukkan bahwa
perawat dapat mengadopsi pengetahuan EBP melalui pengembangan
keterampilan yang memadai di tempat kerja yang mencakup EBP. Temuan ini
didukung oleh peneliti, yang menunjukkan bahwa pengetahuan EBP sangat
terkait dengan tingkat keterampilan dan budaya organisasi lokal (Melnyk BM,
Fineout - overholt E, Stillwell SB, 2009).
Namun dari sebagian besar responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik, masih terdapat juga beberapa responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 18 respoden (12.9 %). Hal ini bisa disebabkan
karena mahasisa profesi ners ada yang kurang paham tentang konsep evidence
based practice. Meskipun demikian, para mahasiswa harus tetap
mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuan
profesinya dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan
evidence based practice (Simamora, 2009).

B. Sikap Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali Dalam Penerapan


Evidence Based Practice
49

Gambaran sikap mahasiswa program profesi ners ITEKES Bali dalam


penerapan evidence based practice bahwa dari 139 responden, sebanyak 80
responden (57.6 %) memiliki sikap positif dalam menerapkan evidence base
practice sedangkan 59 responden lainnya memiliki sikap kurang mendukung
dalam menerapkan evidence base practice. Hasil tersebut secara keseluruhan
menunjukkan sikap mahasiswa program profesi ners ITEKES Bali dalam
penerapan evidence based practice dapat disimpulkan memiliki sikap positif.
Penerapan evidence based practice akan terlaksana dengan baik bila
mahasiswa memiki sikap yang positif terhadap evidence based practice.
Pengetahuan dan pengalaman yang memadai juga harus didukung sikap yang
positif (Holleman, Eliens, Van Vliet, & Van Achterber, 2006, dalam Ligita,
2014). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sikap positif perawat
terhadap evidence based practice relevan dengan penerapan evidence based
practice.
Sikap mahasiswa program profesi ners di ITEKES Bali yang
menunjukan sikap positif, menandakan bahwa mahasiswa program profesi
ners di ITEKES Bali memiliki semangat yang tinggi dan mendukung dalam
penerapan EBP sendiri. Kemampuan dalam menerapkan EBP akan menjadi
point plus tersendiri dalam meningkatkan kemampuan praktik mahasiswa dan
relevan untuk menjadi acuan dalam problem solving di tempat praktik.
Penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas mengenai sikap
perawat tentang evidence based practice menunjukkan hasil yang berbeda-
beda. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat menyikapi
evidence based practice secara positif dan setuju bahwa penelitian dan
evidence based practice relevan dengan praktek harian mereka (Nagy et al.
2001, Sanzero-Eller et al. 2003, Wallin et al. 2003, Milner et al. 2006, dalam
Eizenberg, 2011). Sementara beberapa hasil penelitian lainnya menunjukkan
bahwa perawat menyikapi penelitian secara negatif dan merupakan yang
terendah dibanding tenaga kesehatan lainnya (Nagy et al. 2001, Sanzero-Eller
et al. 2003, dalam Eizenberg, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pravikoff et al. (2005, dalam Williams, 2013) menunjukkan bahwa meski
50

perawat menyadari pentingnya evidence based practice, mereka lebih memilih


berdiskusi dengan rekan sejawat dibandingkan membaca hasil penelitian.
Sikap EBP berkorelasi positif baik dengan kebutuhan informasi dan
budaya tempat kerja, menunjukkan bahwa keterampilan yang memadai dalam
mencari informasi dan bekerja dalam pengaturan dengan hasil budaya EBP
positif dalam sikap positif terhadap EBP (Patelarou et al., 2017). Perawat yang
memandang EBP secara positif cenderung bersikap yang positif terhadap
EBP, namun berbanding dengan pengetahuan / keterampilan dan penggunaan
EBP mereka (Ammouri et al., 2014).

C. Kesiapan Praktik Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali dalam


Penerapan Evidence Based Practice
Gambaran kesiapan praktik mahasiswa program profesi ners ITEKES
Bali dalam penerapan evidence based practice menunjukkan bahwa dari 139
responden, sebanyak 16 responden (11.5 %) memiliki kesiapan praktik yang
tinggi dalam menerapkan evidence base practice, sedangkan 108 responden
(77.7%) memiliki kategori cukup siap dalam menerapkan evidence base
practice, dan 15 responden lainnya (10.8%) memiliki katgeori kurang siap
dalam menerapkan evidence base practice. Hasil tersebut secara keseluruhan
menunjukkan kesiapan praktik mahasiswa program profesi ners ITEKES Bali
dalam penerapan evidence based practice dapat disimpulkan termasuk
kategori cukup siap.
Mahasiswa program profesi ners di ITEKES Bali merasa cukup siap
untuk mulai menerapkan EBP di tempat praktik maupun di keseharian karena
tingginya waktu latihan dalam menerapkan EBP di kampus. Kesiapan ini
diperlukan guna meningkatkan kompetensi keperawatan ditengah canggihnya
teknologi, penyakit baru, dan temuan medis yang terbaru.
Kesiapan praktik yang dimaksud adalah mencari hasil-hasil penelitian,
mengevaluasi hasil penelitian dan mengaplikasikannya (Hart et al., 2008).
Hasil penelitian dapat diidentifikasi baik secara online maupun melalui
majalah-majalah ilmiah (jurnal) yang tersedia. Untuk itu kebiasaan dalam
51

menggunakan fasilitas komputer sangat diperlukan terutama bila mencari


artikel pada jurnal secara online. Apabila perawat tidak siap dalam mencari
informasi secara online, mereka cenderung enggan untuk menggunakan
website (Thompson, McCaughan, Cullum, Sheldon, & Raynor, 2003).
Selanjutnya adalah kesiapan dalam mengevaluasi hasil penelitian sehingga
perawat dapat menentukan pilihan asuhan yang terbaik untuk pasiennya dari
temuan-temuan tersebut.

D. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan atau kesulitan yang dialami oleh peneliti dalam


melakukan penelitian dari sejak penyusunan sampai terbentuknya skripsi ini
yaitu:

1. Saat pengumpulan data hanya 139 orang yang mengisi kuesioner dari total
sampling yang digunakan yaitu sebanyak 175 orang.
2. Pengumpulan data dengan google form atau kuesioner online
memungkinkan responden menjawab pertanyaan-pernyataan dengan tidak
jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan-pernyataan yang dimaksud
sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif
3. Peneliti tidak dapat mengawasi responden dalam pengisisan kuesioner
karena pengumpulan data dilakukan berbasis online.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini peneliti akan menyimpulkan semua hasil penelitian dan
pembahasan tentang temuan-temuan penelitian yang telah diuraikan secara
lengkap dalam bab sebelumnya. Peneliti juga akan menulis saran-saran sebagai
masukan untuk tindak lanjut penelitian ini.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari gambaran tingkat


pengetahuan, sikap dan kesiapan mahasiswa profesi ners ITEKES Bali dalam
menerapkan evidence base practice dapat disimpulkan hasil sebagai berikut:
1. Gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa profesi ners ITEKES Bali
dalam menerapkan evidence base practice dari 139 responden, sebanyak
17 responden (12,2%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 104 responden
(74.8%) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 18 responden (12.9%)
memiliki tingkat pengetahuan kurang dalam penerapan evidence based
practice. Sehingga dapat disimpulkan bawah mahasiswa program profesi
ners ITEKES Bali memiliki tingkat pengetahuan cukup dalam penerapan
EBP.
2. Gambaran sikap mahasiswa program profesi ners ITEKES Bali dalam
penerapan evidence based practice bahwa dari 139 responden, sebanyak
80 responden (57.6 %) memiliki sikap positif dalam menerapkan evidence
base practice, sedangkan 59 responden lainnya memiliki sikap kurang
mendukung dalam menerapkan evidence base practice.
3. Gambaran kesiapan praktik Mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES
Bali dalam penerapan evidence based practice menunjukkan bahwa dari
139 responden, sebanyak 16 responden (11.5 %) memiliki kesiapan
praktik yang tinggi, 108 responden (77.7%) memiliki kategori cukup siap,
dan 15 responden lainnya (10.8%) memiliki katgeori kurang siap dalam
menerapkan evidence base practice. Sehingga secara keseluruhan

50
menunjukkan kesiapan praktik mahasiswa program profesi ners ITEKES
Bali dalam penerapan evidence based practice dapat disimpulkan
termasuk kategori cukup siap.

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Kesehatan


Diharapkan agar dapat menindaklanjuti penelitian ini, dengan melakukan
implementasi dan evaluasi dalam penerapan evidane base practice pada
mahasiswa.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa agar tetap mempelajari mengikuti
perkembangan dalam menggunakan evidance base practice.
3. Bagi Tempat Penelitian
Bagi ITEKES Bali diharapkan dapat memberikan seminar tentang
pentingnya evidance base practice kepada para mahasiswa
4. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bahwa penelitian ini dapat menjadi
suatu referensi yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan kesiapan
dalam penerapan evidane base practice. Selain itu, diharapkan pula bahwa
peneliti selanjutnya dapat meneliti di tempat yang berbeda agar hasil dari
penelitian tersebut dapat digeneralisasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, L. D., Pondaag, L., & Babakal, A. (2015). Gambaran Tingkat


Pengetahuan Perawat Dalam Penerapan Standar Asuahan Keperawatan
Diruangan Rawat Inap Interna Rsud Datoe Bhinangkang. Jurnal
Keperawatan, 3(3).

American Academy of Nursing. (2016). Transforming health policy and practice


through nursing knowledge: Strategic goals 2014–2017. Retrieved
November 12, 2019, from http://www.aannet.org
Ashktorab, T., Pashaeypoor, S., Rassouli, M., et al. (2015). Nursing Students
Competencies in Evidence-Based Practice and its Related Factors. Nurs
Midwifery Stud: 1-5.
Azwar, S. 2016. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka
Belajar
Bostwick, L. (2013.). Evidence-Based Practice Clinical Evaluation Criteria for
Bachelor of Science in Nursing Curricula A Dissertation submitted (PhD
Thesis). College of Saint Mary.
Carlson, E. A. (2010). Evidence-Based Practice for Nurses: Appraisal and
Application of Research. Orthopaedic Nursing, 29(4), 283-284.
Chang, A. M., & Crowe, L. (2011). Validation of scales measuring self-efficacy
and outcome expectancy in evidence-based practice. Worldviews on
Evidence-Based Nursing, 8, 106–115. https://doi.org/10.1111/j.1741-
6787.2011.00215.x/abstract
Cruz, J. P., Colet, P. C., Alquwez, N., Alqubeilat, H., Bashtawi, M. A., Ahmed, E.
A., & Cruz, C. P. (2016). Evidence-based practice beliefs and
implementation among the nursing bridge program students of a Saudi
university. International Journal of Health Sciences, 10(3), 405–14.
Donsu, J, D, T. 2017. Psikologi Keperawatan . Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Cetakan I
Elysabeth, D., Libranty, G., & Natalia, S. (2015). Hubungan tingkat pendidikan
perawat dengan kompetensi aplikasi evidence-based practice correlation
between nurse's education level with the competency to do evidence-based
practice. Jurnal Skolastik Keperawatan, 1(01).
Eizenberg, M. M. (2011). Implementation of evidence-based nursing practice:
nurses’ personal and professional factors? Journal of Advanced Nursing,
67(1), 33-42.
Finotto, S., Carpanoni, M., Turroni, E. C., Camellini, R., & Mecugni, D. (2013).
Teaching evidence-based practice: Developing a curriculum model to foster
evidence-based practice in undergraduate student nurses. Nurse Education
in Practice, 13(5), 459–465. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2013.03.021
Gerrish k, Ashworth p, Lacey a. & Bailey j . (2008) developing evidence- based
practice: experiences of senior and junior clinical nurses. Journal of
advanced nursing 62(1), 62–73 doi: 10.1111/j.1365-2648.2007.04579.x
Grove, S. K., Burns, N., & Gray, J. (2012). The practice of nursing research:
Appraisal, synthesis, and generation of evidence. Elsevier Health Sciences
Harun, H., Herliani, Y. K., & Setyawati, A. (2018). Hubungan pengetahuan
terhadap kompetensi mahasiwa profesi ners dalam penerapan evidence
based practice. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 14(1).
Harun, H., Herliani, Y. K., & Setyawati, A. (2019). Pengetahuan, sikap dan
kesiapan mahasiswa program profesi ners dalam penerapan evidence based
practice. Jurnal Perawat Indonesia, 3(2), 117-122.
Hart, P., Eaton, L. A., Buckner, M., Morrow, B. N., Barrett, D. T.Fraser, D. D., et
al. (2008). Effectiveness of a Computer Based Educational Program on
Nurses' Knowledge, Attitude, and Skill Level Related to Evidence- Based
Practice. Worldviews on Evidence-Based Nursing, 5(2), 75-84.
Hande, K., Williams, C. T., Robbins, H. M., Kennedy, B. B., & Christenbery, T.
(2017). Leveling Evidence-based Practice Across the Nursing Curriculum.
The Journal for Nurse Practitioners, 13(1), e17–e22.
Infodatin, 2017. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
Kristina, S. A., Yayi, S.p., & Riswaka, S. 2007.Teori Sikap dan Perilaku dalam
Kesehatan. Jakarta :Berita Kedokteran Masyarakat
Kuswahyuni, Sri. 2009. Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Kesiapan
Menghadapi Ujian Akhir Pada Siswa Kelas VI A3 SDN Sendang Mulyo 03
Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi Semarang :IKIP PGRI
Semarang
Leach, M. J., Hofmeyer, A., & Bobridge, A. (2016). The impact of research
education on student nurse attitude, skill and uptake of evidence-based
practice: a descriptive longitudinal survey. Journal of Clinical Nursing,
25(1–2), 194– 203. https://doi.org/10.1111/jocn.13103
Legita, T. (2012). Pengetahuan, sikap dan kesiapan perawat klinisi dalam
implementasi evidence-base practice. NERS Jurnal Keperawatan, 8(1), 84-
97.
Levin, R. F., & Feldman, H. R. (2012). Teaching evidence-based practice in
nursing. Springer Publishing Company
LoBiondo-Wood, G., & Haber, J. (2006). Nursing research: Methods and critical
appraisal for evidence-based practice
Macnee CL, McCabe S. (2011) Understanding nursing research: Using research in
evidence-based practice. Philadelphia: Williams & Wilkins
Madarshahian, F., Hassanabadi, M., & Khazayi, S. (2012). Effect of evidence-
based method clinical educationon patients care quality and their
satisfaction. Education Strategies in Medical Sciences, 4(4), 189-193.
Mehrdad, N., Joolaee, S., Joulaee, A., & Bahrani, N. (2012). Nursing faculties’
knowledge and attitude on evidence-based practice. Iranian Journal of
Nursing and Midwifery Research, 17(7), 506–511.
Melnyk, B. M., & Fineout- Overholt, E. (2011). Evidence-based practice in
nursing & healthcare: a guide to best practice (2nded). Philadelphia: Wolters
Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins
Melnyk, B. M., Gallagher‐Ford, L., Long, L. E., & Fineout‐Overholt, E. (2014).
The establishment of evidence‐based practice competencies for practicing
registered nurses and advanced practice nurses in real‐world clinical
settings: proficiencies to improve healthcare quality, reliability, patient
outcomes, and costs. Worldviews on Evidence‐Based Nursing, 11(1), 5-15.
Mooney, S. (2012). The effect of education on evidence-based practice and
nurses' Beliefs/Attitudes toward and intent to use evidence-based practice
(Order No. 3541492). Available from ProQuest Dissertations & Theses
Global: The Humanities and Social Sciences Collection. (1114854195).
Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1114854195?
accountid=25704
Munroe, D., Duffy, P., & Fisher, C. (2008). Nurse knowledge, skills, and attitudes
related to evidencebased practice: Before and after organizational supports.
Medical Surgical Nursing, 17(1), 55-60.
Newhouse, R. P., Sigma Theta Tau International, Johns Hopkins Hospital, &
Johns Hopkins University (Eds.). (2007). Johns Hopkins nursing evidence-
based practice model and guidelines. Indianapolis: Sigma Theta Tau
International Honor Society of Nursing.
Notoatmodjo, S, 2012, Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2016. Metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pendekatan Praktis.
Ed. 4. Jakarta : Salemba Medika
Pereira, F., Salvi, M., & Verloo, H. (2017). Beliefs, knowledge, implementation,
and integration of evidence-based practice among primary health care
providers: Protocol for a Scoping Review. JMIR Research Protocols, 6(8),
e148. https://doi.org/10.2196/resprot.7727
Perez-Campos, M. A., Sanchez-Garcia, I., & Pancorbo-Hidalgo, P. L. (2014).
Knowledge, attitude and use of evidence-based practice among nurses
active on the internet. Investigacion Y Educacion En Enfermeria, 32(3),
451–460. https://doi.org/10.1590/S0120-53072014000300010
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2013). Essentials of nursing research: Appraising
evidence for nursing practice. Lippincott Williams & Wilkins
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Ryan, E. J. (2016). Undergraduate nursing students’ attitudes and use of research
and evidence-based practice - an integrative literature review. Journal of
Clinical Nursing, 25(11–12), 1548–1556. https://doi.org/10.1111/jocn.13229
Sandofa, T. A., Rudini, D., & Fitri, A. D. (2016). Gambaran persepsi perawat
pelaksana ruang intensive care unit (icu) mengenai evidence based practice.
Jurnal Keperawatan Unja, 1(1), 2016. Retrieved from
http://keperawatan.unja.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/1
Sastroasmoro, Sudigdo (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Sagung Seto.
Saunders, H., Vehviläinen-Julkunen, K., & Stevens, K. R. (2016). Effectiveness of
an education intervention to strengthen nurses’ readiness for evidence-
based practice: A single-blind randomized controlled study. Applied
Nursing Research, 31, 175–185. https://doi.org/10.1016/j.apnr.2016.03.004
Schneider, Z., & Whitehead, D. (2013). Nursing and midwifery research: methods
and appraisal for evidence-based practice. Elsevier Australia.
Setiadi 2013. Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (ed. 2).
Yogyakarta : Graha Ilmu
Simamora, R. H. (2009). Buku ajar pendidikan dalam keperawatan. Jakarta:
EGC.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Stichler, J. F., Fields, W., Kim, S. C., & Brown, C. E. (2011). Faculty knowledge,
attitudes, and perceived barriers to teaching evidence-based nursing.
Journal of Professional Nursing, 27(2), 92–100.
https://doi.org/10.1016/j.profnurs.2010.09.012
Stokke, K., Olsen, N. R., Espehaug, B., & Nortvedt, M. W. (2014). Evidence
based practice beliefs and implementation among nurses: a cross-sectional
study. BMC Nursing, 13(1), 1–10. https://doi.org/10.1186/1472-6955-13-8
Sunaryo. 2013. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Swarjana, I. K. (2015) Metode Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta:
Andi & Stikes Bali
Thompson, C., McCaughan, D., Cullum, N., Sheldon, T., & Raynor, P. (2003).
Barriers to evidence-based practice in primary care nursingwhy viewing
decision-making as context is helpful. Journal of Advanced Nursing, 52(4),
432- 444.
Tilson Julie K et al, 2011, Sicily Statement On Classification And Development
Of Evidence Based Practice Learning Assessment Tools, BMC Medical
Education 11:78.
Wawan dan Dewi, 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika
Weng, Y. H., Kuo, K. N., Yang, C. Y., Lo, H. L., Chen, C., & Chiu, Y. W.
(2013). Implementation of evidence-based practice across medical, nursing,
pharmacological and allied healthcare professionals: a questionnaire
survey in nationwide hospital settings. Implementation Science, 8(1), 1–10.
https://doi.org/10.1186/1748-5908-8-112
Williams, C. T., Robbins, H. M., Kennedy, B. B., & Christenbery, T. (2013).
Leveling Evidence-based Practice Across the Nursing Curriculum. The
Journal for Nurse Practitioners, 13(1), e17-e22.
WHO. (2018). Evidence informed policy making - Health Evidence Network
(HEN). Retrieved March 21, 2018, from http://www.euro.who.int/en/data-
and-evidence/evidence-informed-policy-making/health-evidence-network-
hen
Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN
WAKTU

No Kegiatan Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Penyusunan proposal

2 ACC proposal

3 Penyebaran proposal

4 Ujian proposal

5 Ujian Ulang Proposal

6 Pengumpulan data

7 Penyusunan hasil penelitian

8 Penyebaran Skripsi

9 Ujian Skripsi

10 Ujian ulang skripsi

11 Perbaikan dan pengumpulan


Lampiran 2

KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KESIAPAN DALAM


PENERAPAN EVIDENCE BASED PRACTICE PADA MAHASISWA
PROGRAM PROFESI NERS DI ITEKES BALI TAHUN 2019

Kode responden (diisi oleh


peneliti)

A. Petunjuk pengisian:
1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap bagian pernyataan dalam kuesioner
ini.
2. Isilah keseluruhan pertanyaan dengan jawaban yang benar dan lengkap
3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan
kondisi yang anda alami kemudian lingkari satu angka untuk setiap
pertanyaan pada kotak jawaban yang telah disediakan.
4. Bila ingin memperbaiki jawaban cukup berikan tanda (=) pada jawaban
yang ingin diganti dan dilanjutkan lingkari satu angka untuk setiap
pertanyaan pada kotak jawaban yang yang tersedia sesuai dengan keadaan
anda

B. Karakteristik Responden
1. Nama (Initial) : ………………………….
2. Usia : ……….tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Kuesioner Praktik Berbasis Bukti bagi
Mahasiswa (S-EBPQ).

Kuesioner ini adalah ukuran psikometrik yang kuat tentang penggunaan praktik
berbasis bukti di kalangan mahasiswa kesehatan. Tidak ada jawaban benar atau
salah karena kami tertarik pada pendapat Anda dan penggunaan bukti Anda
sendiri dalam praktik Anda.

1. Praktik Sub-skala (silakan beri tanda √ atau X):

Frekuensi praktik
Tidak        Sering
pernah

Melacak/ melakukan pencarian bukti-bukti yang relevan


Tidak        Sering
pernah

Menilai secara kritis terhadap kriteria/ prosedur yang ditetapkan, serta berbagai
informasi/ literature yang anda temukan
Tidak        Sering
pernah

Mengintegrasikan bukti-bukti yang anda temukan ke dalam praktik


Tidak        Sering
pernah

Mengevaluasi hasil praktik anda


Tidak        Sering
pernah
Membagikan atau menyebarluaskan informasi dengan rekan kerja
Tidak        Sering
pernah

2. Sub-skala sikap, harap tandai (dengan √ atau X) pada skala berikut, di


mana Anda akan menempatkan diri Anda untuk masing-masing pasangan
pernyataan berikut:

Saya benci mempraktikkan/        Saya menyambut baik EBP


mengimplementasikan pada praktik saya
praktik berbasis bukti/ EBP

Mengimplementasikan        Praktik berbasis bukti adalah


praktik berbasis bukti hanya dasar/ pondasi dalam praktik
membuang-buang waktu professional

Saya tetap berpegang pada        Praktik saya telah berubah


metode yang telah dicoba/ karena bukti-bukti ilmiah/
dipraktekan dan dipercaya sahih yang saya temukan
sejak lama daripada beralih
pada sesuatu yang baru
3. Sub-skala Pengetahuan Pada skala 1 hingga 7 (dengan 7 sebagai yang
terbaik) dan dibagi menjadi dua kelompok (bagaimana Anda menilai
pengetahuan Anda):

Harap lingkari satu angka untuk setiap pernyataan


Buruk Terbaik
Mengambil dan mengkaji bukti-bukti
Mengambil / meninjau bukti ilmiah 1 2 3 4 5 6 7
Mengubah kebutuhan informasi Anda menjadi 1 2 3 4 5 6 7
pertanyaan penelitian
Kesadaran untuk memperoleh informasi utama 1 2 3 4 5 6 7
Pengetahuan tentang cara mencari/ memperoleh/ 1 2 3 4 5 6 7
mengambil bukti-bukti ilmiah
Kemampuan untuk menganalisis bukti secara kritis 1 2 3 4 5 6 7
Kemampuan untuk menentukan seberapa valid 1 2 3 4 5 6 7
(mendekati kebenaran) bukti-bukti tersebut
Kemampuan untuk menentukan seberapa 1 2 3 4 5 6 7
bermanfaat (dapat diaplikasikan secara klinis) bukti-
bukti tersebut
Berbagi dan menerapkan Praktik Berbasis Bukti
(EBP)
Berbagi dan menerapkan Praktik Berbasis Bukti 1 2 3 4 5 6 7
(EBP)
Kemampuan untuk menerapkan bukti-bukti ilmiah 1 2 3 4 5 6 7
pada setiap kasus
Berbagi ide dan informasi tentang bukti-bukti ilmiah 1 2 3 4 5 6 7
kepada rekan kerja
Penyebarluasan ide-ide baru 1 2 3 4 5 6 7
Kemampuan untuk mengevaluasi praktek diri sendiri 1 2 3 4 5 6 7

4. Selanjutnya, beberapa informasi tentang Anda:


Profesi Anda:

Posisi / tingkat Anda:

Harap lingkari jawaban yang paling tepat yang menyangkut Anda:

Jenis kelamin: Pria Wanita

Rentang usia Anda:

Silakan gunakan ruang ini untuk menulis komentar apapun yang Anda
inginkan.

Harap kembalikan kuesioner Anda dalam amplop pos gratis yang


disediakan.
Semua informasi akan diperlakukan sebagai yang bersifat rahasia dan tidak akan
dapat terlacak ke individu.

Lampiran 3
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada:
Yth.
di
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Luh Sri Kusumawati


NIM : 16C11785
Pekerjaan : Mahasiswa Semester VII Program Studi Sarjana
Keperawatan, ITEKES Bali
Alamat : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali

Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Saudara untuk bersedia


menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Gambaran Pengetahuan,
Sikap dan Kesiapan dalam Penerapan Evidence Based Practice pada Mahasiswa
Program Profesi Ners di ITEKES Bali Tahun 2019” yang pengumpulan datanya
akan dilaksanakan pada Bulan Februari s.d Maret 2020. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan
kesiapan dalam penerapan evidence based practice pada Mahasiswa Program
Profesi Ners di ITEKES Bali Tahun 2019. Saya akan tetap menjaga segala
kerahasiaan data maupun informasi yang diberikan.

Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian, kerjasama dari


kesediaannya saya mengucapkan terimakasih.
Denpasar, …………… 2020
Peneliti n

Luh Sri Kususmawati


NIM 16C11785nnn

Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : .................................................................................
Jenis Kelamin : .................................................................................
Pekerjaan : .................................................................................
Alamat : .................................................................................

Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan oleh


Saudara Luh Sri Kusumawati, Mahasiswa semester VII Program Studi Sarjana
Keperawatan-ITEKES Bali, yang penelitiannya berjudul “Gambaran
Pengetahuan, Sikap dan Kesiapan dalam Penerapan Evidence Based Practice pada
Mahasiswa Program Profesi Ners di ITEKES Bali Tahun 2019” maka dengan ini
saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian tersebut, secara
sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.

Demikian persetujuan ini saya berikan agar dapat digunakan sebagaimana


mestinya.

…………, …………………………
Responden

……………………………………..
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Frekuensi Tingkat Pengetahuan per Item Pernyataan

PM1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.4 1.4 1.4

3 3 2.2 2.2 3.6

4 24 17.3 17.3 20.9

5 36 25.9 25.9 46.8

6 54 38.8 38.8 85.6

7 20 14.4 14.4 100.0

Total 139 100.0 100.0

PM2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.4 1.4 1.4

3 11 7.9 7.9 9.4

4 23 16.5 16.5 25.9

5 55 39.6 39.6 65.5

6 44 31.7 31.7 97.1

7 4 2.9 2.9 100.0

Total 139 100.0 100.0


PM3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 2 1.4 1.4 1.4

4 7 5.0 5.0 6.5

5 37 26.6 26.6 33.1

6 42 30.2 30.2 63.3

7 51 36.7 36.7 100.0

Total 139 100.0 100.0

PM4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 7 5.0 5.0 5.0

4 16 11.5 11.5 16.5

5 24 17.3 17.3 33.8

6 66 47.5 47.5 81.3

7 26 18.7 18.7 100.0

Total 139 100.0 100.0


PM5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 7 5.0 5.0 5.0

4 16 11.5 11.5 16.5

5 55 39.6 39.6 56.1

6 48 34.5 34.5 90.6

7 13 9.4 9.4 100.0

Total 139 100.0 100.0

PM6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 4 2.9 2.9 2.9

4 24 17.3 17.3 20.1

5 51 36.7 36.7 56.8

6 50 36.0 36.0 92.8

7 10 7.2 7.2 100.0

Total 139 100.0 100.0

PM7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 3 2.2 2.2 2.2

4 22 15.8 15.8 18.0

5 45 32.4 32.4 50.4

6 57 41.0 41.0 91.4

7 12 8.6 8.6 100.0

Total 139 100.0 100.0


PM4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 7 5.0 5.0 5.0

4 16 11.5 11.5 16.5

5 24 17.3 17.3 33.8

6 66 47.5 47.5 81.3

7 26 18.7 18.7 100.0

Total 139 100.0 100.0

PM5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 7 5.0 5.0 5.0

4 16 11.5 11.5 16.5

5 55 39.6 39.6 56.1

6 48 34.5 34.5 90.6

7 13 9.4 9.4 100.0

Total 139 100.0 100.0


PM6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 4 2.9 2.9 2.9

4 24 17.3 17.3 20.1

5 51 36.7 36.7 56.8

6 50 36.0 36.0 92.8

7 10 7.2 7.2 100.0

Total 139 100.0 100.0

PM7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 3 2.2 2.2 2.2

4 22 15.8 15.8 18.0

5 45 32.4 32.4 50.4

6 57 41.0 41.0 91.4

7 12 8.6 8.6 100.0

Total 139 100.0 100.0


PM8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .7 .7 .7

3 4 2.9 2.9 3.6

4 10 7.2 7.2 10.8

5 42 30.2 30.2 41.0

6 65 46.8 46.8 87.8

7 17 12.2 12.2 100.0

Total 139 100.0 100.0

PM9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.4 1.4 1.4

3 3 2.2 2.2 3.6

4 19 13.7 13.7 17.3

5 47 33.8 33.8 51.1

6 52 37.4 37.4 88.5

7 16 11.5 11.5 100.0

Total 139 100.0 100.0


PM10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.4 1.4 1.4

3 1 .7 .7 2.2

4 13 9.4 9.4 11.5

5 48 34.5 34.5 46.0

6 49 35.3 35.3 81.3

7 26 18.7 18.7 100.0

Total 139 100.0 100.0

PM11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 .7 .7 .7

3 3 2.2 2.2 2.9

4 13 9.4 9.4 12.2

5 48 34.5 34.5 46.8

6 52 37.4 37.4 84.2

7 22 15.8 15.8 100.0

Total 139 100.0 100.0


PM12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 2 1.4 1.4 1.4

4 14 10.1 10.1 11.5

5 37 26.6 26.6 38.1

6 58 41.7 41.7 79.9

7 28 20.1 20.1 100.0

Total 139 100.0 100.0

Mean dan SD Total Skor Tingkat Pengetahuan

Statistics

Pengetahuan

N Valid 139

Missing 0

Mean 65.7194

Median 67.0000

Mode 67.00

Std. Deviation 8.14811

Range 55.00

Minimum 29.00

Maximum 84.00

Kategori Tingkat Pengetahuan EBPQ


Tingkat_Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 17 12.2 12.2 12.2

cukup 104 74.8 74.8 87.1

kurang 18 12.9 12.9 100.0

Total 139 100.0 100.0


Frekuensi Sikap Per Item Pernyataan

S1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .7 .7 .7

3 4 2.9 2.9 3.6

4 12 8.6 8.6 12.2

5 28 20.1 20.1 32.4

6 57 41.0 41.0 73.4

7 37 26.6 26.6 100.0

Total 139 100.0 100.0

S2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 .7 .7 .7

3 5 3.6 3.6 4.3

4 5 3.6 3.6 7.9

5 28 20.1 20.1 28.1

6 49 35.3 35.3 63.3

7 51 36.7 36.7 100.0

Total 139 100.0 100.0


S3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 10 7.2 7.2 7.2

3 13 9.4 9.4 16.5

4 33 23.7 23.7 40.3

5 42 30.2 30.2 70.5

6 30 21.6 21.6 92.1

7 11 7.9 7.9 100.0

Total 139 100.0 100.0

Mean dan SD total skor Sikap

Statistics

Sikap

N Valid 139

Missing 0

Mean 16.3885

Median 17.0000

Mode 17.00

Std. Deviation 2.78065

Range 15.00

Minimum 6.00

Maximum 21.00
Nilai T-zcore

T_score3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid -32.1428571428571 1 .7 .7 .7

-21.4285714285714 4 2.9 2.9 3.6

-14.2857142857143 3 2.2 2.2 5.8

-10.7142857142857 4 2.9 2.9 8.6

-7.14285714285714 9 6.5 6.5 15.1

-3.57142857142857 6 4.3 4.3 19.4

5.32907051820075e-015 16 11.5 11.5 30.9

3.57142857142858 18 12.9 12.9 43.9

7.14285714285715 29 20.9 20.9 64.7

10.7142857142857 19 13.7 13.7 78.4

14.2857142857143 14 10.1 10.1 88.5

17.8571428571429 11 7.9 7.9 96.4

21.4285714285714 5 3.6 3.6 100.0

Total 139 100.0 100.0

Kategori Sikap

Kategori_Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid positif 80 57.6 57.6 57.6

negatif 59 42.4 42.4 100.0

Total 139 100.0 100.0


Frekuensi Kesiapan Praktik per Item Penyataan

P1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 .7 .7 .7

3 4 2.9 2.9 3.6

4 16 11.5 11.5 15.1

5 22 15.8 15.8 30.9

6 39 28.1 28.1 59.0

7 57 41.0 41.0 100.0

Total 139 100.0 100.0

P2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 2 1.4 1.4 1.4

2 1 .7 .7 2.2

3 2 1.4 1.4 3.6

4 18 12.9 12.9 16.5

5 46 33.1 33.1 49.6

6 41 29.5 29.5 79.1

7 29 20.9 20.9 100.0

Total 139 100.0 100.0


P3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.4 1.4 1.4

3 3 2.2 2.2 3.6

4 12 8.6 8.6 12.2

5 42 30.2 30.2 42.4

6 51 36.7 36.7 79.1

7 29 20.9 20.9 100.0

Total 139 100.0 100.0

P4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.4 1.4 1.4

3 2 1.4 1.4 2.9

4 18 12.9 12.9 15.8

5 34 24.5 24.5 40.3

6 54 38.8 38.8 79.1

7 29 20.9 20.9 100.0

Total 139 100.0 100.0


P5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 4 2.9 2.9 2.9

4 10 7.2 7.2 10.1

5 23 16.5 16.5 26.6

6 48 34.5 34.5 61.2

7 54 38.8 38.8 100.0

Total 139 100.0 100.0

P6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 2 1.4 1.4 1.4

2 1 .7 .7 2.2

3 5 3.6 3.6 5.8

4 13 9.4 9.4 15.1

5 33 23.7 23.7 38.8

6 52 37.4 37.4 76.3

7 33 23.7 23.7 100.0

Total 139 100.0 100.0

Mean dan SD total Skor Kesiapan Praktik


Statistics

Kesiapan_praktik

N Valid 139

Missing 0

Mean 34.1871

Median 35.0000

Mode 35.00

Std. Deviation 4.35818

Range 26.00

Minimum 16.00

Maximum 42.00

Kategori Kesiapan Praktik

Kategori_Siap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid siap 16 11.5 11.5 11.5

cukup 108 77.7 77.7 89.2

kurang 15 10.8 10.8 100.0

Total 139 100.0 100.0


LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ITEKES
BALI TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020

Nama Mahasiswa : Luh Sri Kusumawati


NIM : 16C11785
Pembimbing 1 : Ns. A.A.A Yuliati Darmini, S.Kep.,MNS

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Bimbingan Komentar/ Saran Paraf Pembimbing


Jam Perbaikan

1 JUMAT/ 4 Bimbingan Hasil input Lanjut ke dosen


JUNI 2020/ data analisa data
09.00 WITA

2 SENIN/7 Bimbingan BAB 1 Lebih


JUNI 2020/ memeperjelas
09.00 WITA GAP

3 JUMAT/8 Bimbingan BAB 4 Memperjelas


JUNI 2020/ analisa data pada
10.00 WITA bagian analisa
data
4 SENIN/11 Bimbingan BAB 5 Perbaikan spasi
JUNI 2020/ pada tabel dan
10.00 WITA cantumkan
(n=139)
5 KAMIS/ 14 Bimbingan BAB 5 Cantumkan
JUNI 2020/ pertanyaan agar
10.00 WITA lebih jelas si
setiap variabel
dan lanjutkan ke
bab VI
6 JUMAT/ 15 Bimbingan BAB 6 Di lengkapi
JUNI 2020/ bnyak jurnal
11.00 WITA untuk di
pembahasan dan
lengkapi hasil
jurnal yang ada
7 SELASA/ 19 Bimbingan BAB 6 Jelakan
JUNI 2020/ dipembahasan
10.00 WITA lebih dalam
8 RABU/ 21 Bimbingan BAB 6 Lanjut ke tahap
JUNI 2020/ selanjutnya
10.00 WITA
9 SELASA/ 22 Bimbingan BAB 7 Lanjut dan
JUNI 2020/ Rapikan dan di
09.00 WITA lengkapi lagi
untuk persiapan
ujian.
10 KAMIS/ 24 Bimbingan Terakhir Di ACC lanjut
JUNI 2020/ BAB 5,6 dan 7 persiapan ujian.
16.00 WITA
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ITEKES
BALI TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020

Nama Mahasiswa : Luh Sri Kusumawati


NIM : 16C11785
Pembimbing 2 : Komang Ayu Purnama Dewi, S.Si.T., M.Kes

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Komentar/ Saran Paraf


Bimbingan Pembimbing
Jam Perbaikan

1 JUMAT/ 5 Bimbingan BAB Perhatikan masih


JUNI 2020/ 1, 2, 3 dan 4 menggunakan bahasa
09.00 WITA proposal

2 SENIN/6 JUNI Bimbingan BAB Perhatikan tahapan penelitian


2020/ 09.00 1, 2, 3 dan 4 yang dilaksanakan
WITA

3 JUMAT/8 Bimbingan BAB 5 Uraikan hasil yang dominan


JUNI 2020/
10.00 WITA

4 SENIN/11 Bimbingan BAB 5 Jelaskan dukungan dari data


JUNI 2020/ atau jawaban responden lebih
10.00 WITA rinci
5 KAMIS/ 14 Bimbingan BAB 5 Buatkan tabel berdasarkan
JUNI 2020/ jawbana hasil responden pada
10.00 WITA kuesioner untuk masing-
masing variabel
6 JUMAT/ 15 Bimbingan BAB 5 Cantumkan dari penelitian
JUNI 2020/ atau sumber terkait
11.00 WITA
7 SELASA/ 19 Bimbingan BAB 6 Di lengkapi banyak jurnal
JUNI 2020/ untuk di pembahasan
10.00 WITA
8 RABU/ 20 Bimbingan BAB 6 Lanjut ke tahap selanjutnya
JUNI 2020/
10.00 WITA
9 SELASA/ 22 Bimbingan BAB 7 Lanjut dan rapikan dan di
JUNI 2020/ lengkapi lagi untuk persiapan
09.00 WITA ujian.
10 KAMIS/ 24 Bimbingan Di ACC lanjut persiapan
JUNI 2020/ Terakhir ujian.
17.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai