Pokok Bahasan
: Intoksikasi Obat
Sasaran
: Keluarga Ny.R
Tempat
: Rumah Ny.R
Hari/ Tanggal
Waktu
: 30 Menit
Penyuluh
A.
: Dwi MiraYuniarto
Latar Belakang
Saat ini manusia sering terkena zat-zat toksik baik dari makanan, air
dan lingkungan. Di rumah pun bukan berarti tidak berbahaya karena masih
ada kemungkinan keracunan insektisida maupun herbisida. Tergantung dari
sifat yang dimiliki oleh zat toksik tersebut, sehingga bisa terserap melalui
lambung, usus, paru-paru dan atau kulit.Untungnya, hati (liver) memiliki
kemampuan
mendetoksifikasi
zat-zat
toksik
tersebut
sehingga
dapat
memudahkan
masyarakat
mendapatkan
secara
bebas
tanpa
mengetahui dosis dan efek samping yang tepat tidak heran banyak kasus
menunjukan banyaknya angka keracunan khususnya penggunaan obat yang
tidak tepat.
Tujuan instruksional
B.
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada keluarga, keluarga diharapkan
memahami
dan
mengaplikasikan
materi
yang
diberikan
dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang intoksikasi obat, keluarga
dapat:
1. Menjelaskan pengertian intoksikasi obat.
2. Menjelaskan gejala intoksikasi obat.
3. Menjelaska penanganan intoksikasi obat
C. Materi penyuluhan
1.
2.
3.
4.
Pengertian Intoksikasi
Klasifikasi intoksikasi
Tanda dan gejala intoksikasi
Penanganan intoksikasi obat
D. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah keluarga Ny.R
E. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan Tanya jawab.
F. Media
Media yang digunakan adalah lembar balik dan leaflet
G. Kegiatan penyuluhan.
Tahap
Waktu
Pertumbu
han
menit
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan
dengan -
peserta
Mendengar
Membuka
salam.
Memperkenalkan
kan
Memperhati
diri
Menjelaskan
kan
Menjawab
penyuluhan.
Kontrak waktu
Menggali
pertanyaan
Metode
Medi
Cerama
a
-
pengetahuan
peserta
sebelum
dilakukan
Penyajian
15
penyuluhan.
Menjelaskan tentang
menit
Mendengar
Cerama Leaf
h,
et.
kan
Memberi
Tanya
Lemb
jawab
arbal
1. Pengertian
Intoksikasi
2. Klasifikasi
intoksikasi
3. Tanda
tanggapan
dan
dan
ik
pertanyaan
gejala
mengenai
intoksikasi
4. Penanganan
hal
yang
kurang
intoksikasi obat
dimengerti.
Memberi kesempatan
untuk
bertanya
diskusi
Penutup
10
tentang
materi penyuluhan.
- Menggali
menit
Menjawab
Cerama Leaf
pertanyaan
Memberi
h,
et,
Tanya
LCD
pengetahuan
peserta
setelah
tanggapan
dilakukan
-
penyuluhan.
Menyimpulkan
hasil
jawab
balik
kegiatan
penyuluhan.
Menutup
dengan
salam.
5. Evaluasi
1. Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan 2 peserta.
b. Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balik.
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit.
d. Persiapan
penyuluhan
dilakukan
beberapa
hari
sebelum
kegiatan penyuluhan.
e. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik.
f. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan.
2. Hasil :
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan
mengerti
dan
memahami
tentang
perilaku
Intoksikasi
penyuluhan
kesehatan,
yaitu
obat
dan
diharapkan
ada
:keluarga
mampu
menimbulkan
gangguan
kesehatan.
Beberapa
gangguan
cereus,
Compilobacter
jejuni,
Clostridium
botulinum,
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala dari intoksikasi organofosfat terbagi menjadi 3
bagian: (1) efek muskarinik, (2) efek nikotinik, dan (3) efek Sistem Saraf
Pusat
1. Efek muskarinik
Tanda dan gejala yang timbul 12-24 jam pertama setelah terpapar
termasuk:
diare,
urinasi,
bronkospasma/bradikardi,
miosis
mual
(tidak
muntah,
pada
10%
peningkatan
kasus),
lakrimasi,
Darah lengkap
Serum elektrolit
sedimen urin
2) EKG
3) Pemeriksaan radiologi
E. KOMPLIKASI
Gagal nafas
Kejang
Pneumonia aspirasi
Neuropati
Kematian
F. PENATALAKSANAAN
1. Stabilisasi
Pemeriksaan saluran nafas, pernafasan, dan sirkulasi merupakan
evaluasi primer yang harus dilakukan serta diikuti evaluasi terhadap
tanda dan symptom toksisitas kolinergik yang dialami pasien.
Dukungan terhadap saluran pernafasan dan intubasi endotrakeal
harus dipertimbangkan bagi pasien yang mengalami perubahan status
mental
dan
memberikan
kelemahan
efek.
Pasien
neuromuskular
harus
sejak
menerima
antidotum
pengobatan
tidak
secara
harus
segera
dilakukan
pada
pasien
yang
ini harus dilakukan pada ruangan yang mempunyai ventilasi yang baik
untuk menghindari kontaminasi skunder dari udara.
Pelepasan pakaian dan dekontaminasi dermal mampu mengurangi
toksikan yang terpapar secara inhalasi atau dermal, namun tidak bisa
digunakan untuk dekontaminasi toksikan yang masuk dalam saluran
pencernaan. Dekontaminasi pada saluran cerna harus dilakukan
setelah kondisi pasien stabil. Dekontaminasi saluran cerna dapat
melalui pengosongan orogastrik atau nasogastrik, jika toksikan
diharapkan masih berada di lambung. Pengosongan lambung kurang
efektif jika organofosfat dalam bentuk cairan karena absorbsinya yang
cepat dan bagi pasien yang mengalami muntah.
Arang aktif 1g/kg BB harus diberikan secara rutin untuk menyerap
toksikan yang masih tersisa di saluran cerna. Arang aktif harus
diberikan setelah pasien mengalami pengosongan lambung. Muntah
yang dialami pasien perlu dikontrol untuk menghindari aspirasi arang
aktif karena dapat berhubungan dengan pneumonitis dan gangguan
paru kronik.
3. Pemberian Antidotum
a. Agen Antimuskarinik
Agen antimuskarinik seperti atropine, ipratopium, glikopirolat,
dan skopolamin biasa digunakan mengobati efek muskarinik karena
keracunan organofosfat. Salah satu yang sering digunakan adalah
Atropin karena memiliki riwayat penggunaan paling luas. Atropin
melawan tiga efek yang ditimbulkan karena keracunan organofosfat
pada reseptor muskarinik, yaitu bradikardi, bronkospasme, dan
bronkorea.
Pada orang dewasa, dosis awalnya 1-2 mg iv yang digandakan
setiap 2-3 menit sampai teratropinisasi. Untuk anak-anak dosis
awalnya 0,05mg/kg BB yang digandakan setiap 2-3 menit sampai
teratropinisasi. Tidak ada kontraindikasi penanganan keracunan
organofosfat dengan Atropin.
b. Oxime
yang
ditimbulkan
oleh
organofosfat.
Oxime
dapat
meliputi
drowsiness,
nausea,
dizziness,
takikardi,
karena
pandangan
peningkatan
pemakaian
kabur,
pusing,
tekanan
darah,
Lampiran 2
DAFTAR PUSTAKA
Arief, dkk. 2000.Kapita Selekta Kedokteran ed. 3, jilid 2. Jakarta : Medika
Aesculapius.
Brunner and Suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah.vol.3.Jakarta:EGC
Departemen Kesehatan RI, 2001, Kumpulan Modul Kursus Penyehatan
Makanan Bagi Pengusaha Makanan da Minuman, Yayasan Pesan, Jakarta.
Halim Mubin A. : Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam : Diagnosa dabn
Terapi, EGC, Jakarta 2001 : 98-115.
Marylin. D. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.