Anda di halaman 1dari 6

SYOK

Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem


kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke
seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai; syok biasanya berhubungan dengan
tekanan darah rendah dan kematian sel maupun jaringan.
Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya
aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal
jantung), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau
perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
Syok digolongkan ke dalam beberapa kelompok:
1. Syok kardiogenik (berhubungan dengan kelainan jantung)
2. Syok hipovolemik ( akibat penurunan volume darah)
3. Syok anafilaktik (akibat reaksi alergi)
4. Syok septik (berhubungan dengan infeksi)
5. Syok neurogenik (akibat kerusakan pada sistem saraf).

Pencegahan
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk
memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan
mempertahankan suhu tubuh.
a. Pencegahan Primer
1. Menerapkan gaya hidup sehat. Beberapa contoh gaya hidup sehat seperti
berolahraga teratur, mengusahakan berat badan ideal, mengurangi
makanan berlemak dan tinggi koles terol, serta tidak merokok. Kegiatan
fisik dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular, dan setiap orang
yang beresiko disarankan untuk melakukan kegiatan fisik setidaknya 150
menit olahraga intensitas sedang atau 75 menit olahraga intensitas tinggi
setiap minggunya. Mempertahankan berat badan ideal, mengkonsumsi
alkohol pada kadar aman, dan berhenti merokok akan mengurangi resiko
penyakit kardiovaskular. Mengunakan lemak tak jenuh seperti minyak
zaitun atau minyak bijian daripada lemak jenuh juga mampu mengurangi
resiko serangan jantung.
2. Kehilangan plasma merupakan akibat yang umum dari luka bakar, cedera
berat atau inflamasi peritoneal.
3. Kehilangan cairan/dehidrasi dapat disebabkan oleh hilangnya cairan secara
berlebihan melalui jalur gastrointestinal, urinarius atau kehilangan lainnya
tanpa adanya penggantian yang adekuat.
b. Pencegahan sekunder
1. Pemberian oksigen (tergantung kondisi pasien)
 Oksigen nasal 2 lt/menit
 Oksigen masker 5 lt/menit
 Oksigen head box 6-10 tl/menit
2. Pemberian cairan resusitasi
c. Pencegahan tersier
1. Airway dan Breathing
Tujuan utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2) dengan
mempertahankan saturasi oksigen (SaO2) 98 – 100 % dengan cara :
a. Jaga dan pertahankan jalan nafas tetap bebas
b. Oksigenasi adekuat, pertahankan pada > 65 = 7 mmHg
c. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan bila ada sekresi.
d. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan
nafas (Gudel/oropharingeal airway).
e. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan
pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.
2. Pertahankan Sirkulasi
Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau
nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena, dan produksi urin. Pemberian
Cairan :
a. Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-
mual, muntah, kejang, akan dioperasi/dibius dan yang akan mendapat
trauma pada perut serta kepala (otak) karena bahaya terjadinya
aspirasi cairan ke dalam paru.
b. Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan
pertama dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan
volume intravaskuler, volume interstitial, dan intra sel. Cairan plasma
atau pengganti plasma berguna untuk meningkatkan tekanan onkotik
intravaskuler.
c. Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang
dengan jumlah cairan yang hilang. Sedapat mungkin diberikan jenis
cairan yang sama dengan cairan yang hilang, darah pada perdarahan,
plasma pada luka bakar. Kehilangan air harus diganti dengan larutan
hipotonik. Kehilangan cairan berupa air dan elektrolit harus diganti
dengan larutan isotonik.
d. Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian
cairan yang berlebihan.
e. Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian
cairan berlebihan yang akan membebani jantung.
f. Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan ketat,
mengingat pada syok septik biasanya terdapat gangguan organ
majemuk (Multiple Organ Disfunction). Diperlukan pemantauan alat
canggih berupa pemasangan CVP, "Swan Ganz" kateter, dan
pemeriksaan analisa gas darah Obat-obatan inetropik untuk
mengobati disretmia, perbaikan kontraklitas jantung tanpa menambah
konsumsi oksigen miocard.
1) Dopevin (10 Kg/Kg/mut) meningkatkan vasokmstrokuta.
2) Epinoprin : Meningkat tekanan perfusi myocard.
3) Novepheriphin : mengkatkan tekanan perfusi miocard.
4) Dobtanine : meningkatkan cardiak output.
5) Amiodarone : meningkatkan kontraklitas miocard, luas jantung,
menurunkan tekanan pembuluh darah sitemik.
3. Letakkan pasien dalan “posisi syok” yaitu mengangkat kedua tungkai
lebih tinggi dari jantung
4. Bila pasien syok karena perdarahan, lakukan penghentian sumber
perdarahan yang tampak dari luar dengan melakukan penekanan, di atas
sumber perdarahan
Sumber :
 https://id.scribd.com/document/373002496/Pencegahan-Syok di akses
pada 04 Maret 2020 jam 17.38 WIB
 https://www.academia.edu/16346258/kegawatdaruratan_Syok di akses
pada 04 Maret 2020 jam 17.55 WIB
 https://www.academia.edu/4939829/Syok di akses pada 04 Maret 2020
jam 20.12 WIB
 http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/167/162 di
akses pada 04 Maret 2020 jam 22.07 WIB
 http://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Unida-Putri-syok-
kardiogenik-dan-penaganannya.pdf di akses pada 04 Maret 2020 jam
22.35 WIB

TRAUMA DADA
Trauma dada adalah trauma tajam atau tumpul thorax yang dapat
menyebabkan tamponade jantung, pneumothorax, hematothorax, dan sebagainya.
Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik
trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul.
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh
benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru,
diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang
dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan .
Dari ketiga pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Trauma
Dada / Thorax adalah suatu kondisi dimana terjadinya benturan baik tumpul
maupun tajam pada dada atau dinding thorax, yang menyebabkan abnormalitas
(bentuk) pada rangka thorax. Perubahan bentuk pada thorax akibat trauma dapat
menyebabkan gangguan fungsi atau cedera pada organ bagian dalam rongga
thorax seperti jantung dan paru-paru, sehingga dapat terjadi beberapa kondisi
patologis traumatik seperti Haematothorax, Pneumothorax,  Tamponade Jantung,
dan sebagainya

Pencegahan
Pencegahan trauma dada/thorax yang efektif adalah dengan cara
menghindari faktor penyebabnya, seperti menghindari terjadinya trauma yang
biasanya banyak dialami pada kasus kecelakaan dan trauma yang terjadi berupa
trauma tumpul serta menghindari kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari
cavum thorax yang biasanya disebabkan oleh benda tajam ataupun benda tumpul
yang menyebabkan keadaan gawat thorax akut.
a. Pencegahan primer
Upaya yang dilakukan perawat untuk pencegahan primer meliputi
penyuluhan kepada masyarakat luas melalui lembaga swadaya masyarakat
dan lembaga sosial lainnya. Program penyuluhan diarahkan ke penggunaan
Helm saat mengemudi kendaraan bermotor, Anak – anak yang masih Balita
selalu diawasi oleh orang tua, jangan Mengemudikan kendaraan dengan
kecepatan yang tinggi, pada pemanjat tebing saat memanjat harus
menggunakan pengaman pada kepala dan badan, Pada pekerja bangunan agar
menggunakan helm saat menaiki bangunan yang tinggi.
b. Pecegahan sekunder
1. Tindakan untuk mengeluarkan cairan yang masif lewat Chest tube
2. Bebaskan jalan napas dengan mengatur posisi mandibula yang tepat
c. Pencegahan tersier
Pemberian terapi
 Antibiotika
 Analgetika
 Expectorant
 Pemberian oksigen
 Torakotomi
 Pungsi
 WSD (hematotoraks)
 Chest tube/drainase udara (pneumothorax)

Sumber :
 https://www.scribd.com/doc/170772513/kegawat-daruratan-Trauma-
Thorak-New di akses pada 05 Maret 2020 jam 11.57 WIB
 https://www.academia.edu/8836065/MAKALAH_TRAUMA_DADA di
akses pada 05 Maret 2020 jam 14.21 WIB
 https://www.academia.edu/9402455/ASUHAN_KEPERAWATAN_DEN
GAN_KASUS_TRAUMA_DADA di akses pada 05 Maret 2020 jam
14.45 WIB

Anda mungkin juga menyukai