Disusun Oleh :
1.1.2 Etiologi
Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan kanker
payudara yaitu :
a. Usia
Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok usia 40 – 70
tahun,tetapiresiko terus meningkat dengan tajam dan cepat ssesuai
dengan pertumbuhan usia (Wijaya, dkk, 2013)hal ini disebabkan oleh
kemampuan pengendalian sel dan fungsi organ tubuh yang sudah
menurun sehingga menyebabkan sel tumbuh tidak terkendali menurut
Ralph dkk, (2011), faktor risiko sedang terjadi pada wanita yang telah
mengalami menopause >50 tahun. 6 .
b. Genetik
Jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker
payudara, maka kemungkinan besar akan berisiko bagi keturunanya
(Nurharyanto, 2010) ada riwayat ca mamae pada ibu/saudari perempuan
(Adra dkk, 2013) tubuh manusia normal memiliki gen yang
mengendalikan pertumbuhan tumor yang disebut GEN BRCA1 dan
BRCA2. apabila gen ini bermutasi maka pertumbuhansel tidak dapat
dikendalikan dan akhirnya timbul sel kanker.
c. Riwayat Menstruasi
Early Menarche (sebelum 12 tahun) dan menopause (setelah 55 tahun)
menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan yang mengalami
menopause setelah usia 55 tahun memiliki faktor resiko tinggi terkena
kanker payu dara karena jangka panjang terhadap estrogen dan
progesteron meningkatkan resiko pengembangan kanker payudara.
d. Riwayat Kesehatan
Pernah mengalami atau menderita otipikal hyperplasia atau Benigna
proliveratif yang pada biopsy payudara, ca endometrial.
e. Riwayat Reproduksi
Melahirkan anak pertama di atas usia 30 tahun.Wanita yang hamil di
atas usia 30 tahuan memiliki resiko 40 persen menderita kanker
payudara dibanding wanita yang hamil dan melahirkan di usia 20 tahun
hingga 25 tahun hal ini disebabkan karena mutasi genetik menjadi
menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan setiap mutasi
genetik menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan setiap
mutasi dipayudara akan berlipatganda dan tumbuh saat hamil.
f. Menggunakan Obat Kotrasepsi Yang Lama
Peningkatan risiko kanker payudara sebagai efek pil KB terjadi karena
akibat tingginya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
jaringan kelenjar payudara bertumbuh secara cepat pertumbuhan
jaringan ini dapat berwujud sebagai sel abnormal atau tumor sehingga
akan berkembang sebagai kanker.
g. Penggunaan Terapi Estrogen
Kanker payudara paling sering terjadi pada wanita paska menopause
jaringan payudara mengandung sel-sel lemak yang memproduksi 7
enzim yang disebut dengan aromatase yang memproduksi estrogen.
Semakin tua seorang wanita,sel-sel lemak dipayudara cenderung akan
menghasilkan enzim aromatase dalam jumlah yang besar yang pada
akhirnya akan menimgkatkan kadar estrogen local. Estrogen yang
diproduksi secara local. Inilah yang berperan dalam memicu kanker
payudara pada wanita.
A. 1.1.3 Klasifikasi Stadium
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
a. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan
tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
b. Stadium Iia
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang
5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
c. Stadium Iib
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5
cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
d. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) tanpa penyebaran jauh.
e. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke
supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula
atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke
kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis
sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum
menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi
tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
f. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat
metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar
limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
g. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver
atau tulang rusuk. Tidak diketahui telah berapa ukuran pasti sel kanker
pada fase ini. Karena sel kanker telah menyebar ke jaringan lainnya
yang sulit untuk diketahui. Sel kanker yang menyebar telah mulai
menyebar ke berbagai lokasi, seperti tulang, paru-paru, hati dan juga
tulang rusuk.
1.1.5 Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain
obesitas, radiasi, hyperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-
zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara. Karsinoma mamae berasal dari jaringan epitel
dan paling sering terjadi di sistem duktal, mula-mula terjadi hyperplasia sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
carcinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7
tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira
seperempat dari carcinoma mamae telah bermetastasis. Carsinoma mamae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan aliran darah (Indonesian Cancer Foundation, 2012)
Ca Mamae tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang dekat
maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilaris
dan terjadi benjola, dari sel epidermis penting mnejadi invasi timbul krusta pada
organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal (Mansjoer, 2010).
1.1.6 Pathway
Faktor resiko : kelamin ( perempuan ), usia ( 45tahun ), tidak menyusui
Hyperplasia sel
Kanker payudara
Operasi mastektomi
kehilangan sebagian
Perlukaan anggota tubuh
Keterbatasan Rentang
Gerak Gangguan Critra
Nyeri Akut Diri
penurunan
pertahanan tubuh
Gangguan Mobilitas
Fisik
Resiko Infeksi
1. BIODATA :
Nama : Ny. K No.Reg
071776
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Banyumanik
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 3 Desember 2020
Tanggal Pengkajian : 3 desember 2020
Golongan Darah :-
Diagnosa Medis : kanker payudara post mastektomi, Grade/ stadium : satu (
T1 NO MO )
2. KELUHAN UTAMA
pasien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi, Paliatif : nyeri timbul di
payudara setelah operasi . Qualitas: seperti ditusuk-tusuk, Regio: luka di
payudara disebelah kiri, Skala: skala 5, Time: saat beraktivitas, waktunya kurang
lebih 10 menit
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada tanggal 25 Mei 2010 pasien dibawa ke UGD Roemani dan di UGD
dilakukan pemasangan infuse RL 20 tpm kemudian pasien di rawat inap di ruang
khotijah dilakukan pemeriksaan laborat dan diberi injeksi ketorolak 30 mg lewat
intra vena. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan datang ke Rumah Sakit
dengan keluhan kurang lebih 2 bulan yang lalu ada benjolan di payudara kiri, bila
digerakkan atau sehabis nyuci pakaian terasa nyeri, dan Benjolan itu berwarna
merah. benjolan di payudara kiri sebesar kelereng, pasien sudah memeriksakan
ke dokter umum sebanyak 2 kali kemudian pasien dianjurkan oleh dokter untuk
datang ke Rumah Sakit Roemani Semarang untuk melakukan tindakan operasi
mastektomi.
Pola sosio kultural ekonomi Pasien hidup bersama suami dan empat orang
anaknya. Anak pertama berurnur 22 tahun dan anak kedua berumur 18
tahun,anak ketiga 5 dan anak terakhir 3 tahun. Hubungan pasien dengan keluarga
harmonis. Hubungan pasien dengan pasien lain baik, hubungan pasien dengan
tenaga kesehatan dan lingkungan sekitar baik. tingkat ekonomi cukup dan
mampu untuk membayar semua biaya pengobatan.
Genogram :
Ketrerangan :
c
laki-laki sudah meninggal
Perempuan sudah
45
meninggal
6. RIWAYAT PSIKO SOSIAL DAN SPIRITUAL
Laki-laki
Pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga sehat
baik, dan
pasien Pola nilai kepercayan atau keyakinan pasien beragama Islam sebelumsehat
Perempuan
Menikah
sakit klien jarang shalat 5 waktu dan selama sakit pasien tidak pernah
Beranak
menjalankan shalat 5 waktu Sedang sakit
10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1) Kepala : bentuk mesocephal, kulit kepala bersih, rambut mudah
dicabut dan rontok
2) Mata : Letak kedua mata simetris, tidak mengalami gangguan
penglihatan, konjungtiva palpebra tidak anemi
3) Hidung : Bentuk simetris, hidung bersih tidak ada sekret.
4) Telinga : Tidak ada ketulian, tidak ada serumen
5) Leher : Simetris, tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
B. Pemeriksaan Integumen Kulit dan Kuku :
1) Kulit
Inspeksi warna sawo matang , kelembaban dan tangan baik,
Palpasi: turgor kulit cukup
2) Kuku
Inspeksi : bersih , kuku pendek
Palpasi : capillary refil baik kurang dari 3 detik
F. Pemeriksaan Abdomen :
1) Inspeksi : pada abdomen tidak tampak bentuk datar
2) Auskultasi : suara abdomen hiperaktif dan suara peristaltik usus 30x /
menit,
3) Perkusi : suara perkusi timpani
4) Palpasi : saat dilakukan palpasi tidak ada nyeri tekan
H. Pemeriksaan Neurologi :
Nilai kesadaran pasien compsomentis yaitu kesdaran normal sadar penuh dan
dapat menjawab semua pertanyaan tentang sekelilingnya, tidak tampak
gelisah
dengan gcs 15
Eyes = 4 dapat membuka mata secara spontan
Erbal 5= dapat berorientasi dengan baik
Motorik 6=dapat mengikuti perintah secara baik
Pemeriksaan refkel patela baik, pupil isokor.
Kediri , ……………………….
Tanda Tangan
Mahasiswa,
( Yosi Eka
Damayanti )
ANALISA DATA
2. Resiko Infeksi b/d efek prosedur Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi (I.14539) Mhs.
invasis (D.0124) masalah dibuktikan keperawatan 2x24 jam Tingkat Observasi: Yosi
dengan pasien mengatakan nyeri pada Infeksi menurun (L.14137) 1. Monitor tanda gejala infeksi lokal 1. Untuk mengetahui apakah
daerah luka operasi operasi Meningkatkan Kriteria sebagai dan sistemik pasien mengalami infeksi pada
mastektomi operasi di lakukan pada berikut : Terapeutik luka atau tidak
tanggal 26 Mei 201 0 Pukul 13. 00 1. Nyeri menurun 2. Untuk mencegah penularan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
WIB. dilakukan anestesi radikal 2. Kadar sel darah putih membaik bakteri yang ada ditangan
kontak dengan pasien dan
mengangkat seluruh payudara kiri , 3. Untuk menjaga luka agar tidak
lingkungan pasien
dengan observasi TTV : S= 36,7°C, terinfeksi
3. Pertahankan teknik aseptik pada
P= 20 x/menit.,N= 84 x/menit, TD =
pasien berisiko tinggi
140/90 mmHg,dengan hasil
pemeriksaan fisik adanya luka
operasi., balutan basah, jahitan
sebanyak 25, lekosit meningkat :
Edukasi
13,50 rb/mmk (4,00 - 11,00) 4. Memberi wawasan kepada
klien
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Untuk melatih
5. Ajarkan cara memeriksa luka
kemandirian klien
6. Anjurkan meningkatkan asupan
6. Supaya tidak dehidrasi
cairan
karena luka ynag dialami
Kolaborasi 7. Untuk memberi obat anti
7. Kolaborasi pemberian obat Zibac infeksi sesuai resep dokter
(Zibac merupakan obat yang.
mengandung antibiotik ceftazidime
golongan sefalosporin yang
digunakan untuk mengobati infeksi
bakteri. )
TINDAKAN KEPERAWATAN
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1928/1/KTI-MELI-dikonversi.pdf
http://repo.stikesperintis.ac.id/844/1/24%20SERLY%20SAFMA.pdf
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Jurnal Kasus :
LAMPIRAN