Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“PADA Ny.K DENGAN KANKER PAYUDARA POST MASTEKTOMI


GRADE/STADIUM :1 ( T1 NO MO )”

Disusun Oleh :

Yosi Eka Damayanti


( 01.2.17.00631 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER PAYUDARA(CA MAMAE)

1.1 Tinjauan Tindakan


1.1.1 Pengertian
Kanker payudara atau yang biasa disebut carcinoma mamae adalah
penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara dengan manifestasi
yang dapat mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan
maturase sel (Wijaya, Dkk. 2013).
Carcinoma mamae adalah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan
partumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit bukan penyakit
tunggal. Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita, penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel -
sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan - pertumbuhan sel tidak
dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker). Apabila
tumor ini tidak diangkat, dikwatirkan akan masuk dan menyebar dalam jaringan
yang sehat. Ada kemungkinan sel - sel tersebut melepaskan diri dan menyebar
ke seluruh tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang kelompok wanita
umur 40- 70 tahun tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan cepat sesuai
dengan pertumbuhan usia (Wijaya,dkk 2013)

1.1.2 Etiologi
Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan kanker
payudara yaitu :
a. Usia
Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok usia 40 – 70
tahun,tetapiresiko terus meningkat dengan tajam dan cepat ssesuai
dengan pertumbuhan usia (Wijaya, dkk, 2013)hal ini disebabkan oleh
kemampuan pengendalian sel dan fungsi organ tubuh yang sudah
menurun sehingga menyebabkan sel tumbuh tidak terkendali menurut
Ralph dkk, (2011), faktor risiko sedang terjadi pada wanita yang telah
mengalami menopause >50 tahun. 6 .
b. Genetik
Jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker
payudara, maka kemungkinan besar akan berisiko bagi keturunanya
(Nurharyanto, 2010) ada riwayat ca mamae pada ibu/saudari perempuan
(Adra dkk, 2013) tubuh manusia normal memiliki gen yang
mengendalikan pertumbuhan tumor yang disebut GEN BRCA1 dan
BRCA2. apabila gen ini bermutasi maka pertumbuhansel tidak dapat
dikendalikan dan akhirnya timbul sel kanker.
c. Riwayat Menstruasi
Early Menarche (sebelum 12 tahun) dan menopause (setelah 55 tahun)
menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan yang mengalami
menopause setelah usia 55 tahun memiliki faktor resiko tinggi terkena
kanker payu dara karena jangka panjang terhadap estrogen dan
progesteron meningkatkan resiko pengembangan kanker payudara.
d. Riwayat Kesehatan
Pernah mengalami atau menderita otipikal hyperplasia atau Benigna
proliveratif yang pada biopsy payudara, ca endometrial.
e. Riwayat Reproduksi
Melahirkan anak pertama di atas usia 30 tahun.Wanita yang hamil di
atas usia 30 tahuan memiliki resiko 40 persen menderita kanker
payudara dibanding wanita yang hamil dan melahirkan di usia 20 tahun
hingga 25 tahun hal ini disebabkan karena mutasi genetik menjadi
menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan setiap mutasi
genetik menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan setiap
mutasi dipayudara akan berlipatganda dan tumbuh saat hamil.
f. Menggunakan Obat Kotrasepsi Yang Lama
Peningkatan risiko kanker payudara sebagai efek pil KB terjadi karena
akibat tingginya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
jaringan kelenjar payudara bertumbuh secara cepat pertumbuhan
jaringan ini dapat berwujud sebagai sel abnormal atau tumor sehingga
akan berkembang sebagai kanker.
g. Penggunaan Terapi Estrogen
Kanker payudara paling sering terjadi pada wanita paska menopause
jaringan payudara mengandung sel-sel lemak yang memproduksi 7
enzim yang disebut dengan aromatase yang memproduksi estrogen.
Semakin tua seorang wanita,sel-sel lemak dipayudara cenderung akan
menghasilkan enzim aromatase dalam jumlah yang besar yang pada
akhirnya akan menimgkatkan kadar estrogen local. Estrogen yang
diproduksi secara local. Inilah yang berperan dalam memicu kanker
payudara pada wanita.
A. 1.1.3 Klasifikasi Stadium
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
a. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan
tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
b. Stadium Iia
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang
5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
c. Stadium Iib
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5
cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
d. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) tanpa penyebaran jauh.
e. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke
supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula
atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke
kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis
sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum
menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi
tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
f. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat
metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar
limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
g. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver
atau tulang rusuk. Tidak diketahui telah berapa ukuran pasti sel kanker
pada fase ini. Karena sel kanker telah menyebar ke jaringan lainnya
yang sulit untuk diketahui. Sel kanker yang menyebar telah mulai
menyebar ke berbagai lokasi, seperti tulang, paru-paru, hati dan juga
tulang rusuk.

1.1.4 Manifestasi Klinis Gejala


Manifestasi klinis pada klien dengan Ca mamae adalah
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris/mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
c. Adanya perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar putting
susu, mengkerut seperti jeruk perut dan adanya ulkus pada payudara
d. Adanya perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan, panas
e. Ada cairan yang keluar dari puting susu
f. Ada rasa sakit
g. Ada pembengkakan di daerah lengan
h. Adanya rasa nyeri atau sakit di daerah payudara
i. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam
j. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

1.1.5 Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain
obesitas, radiasi, hyperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-
zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara. Karsinoma mamae berasal dari jaringan epitel
dan paling sering terjadi di sistem duktal, mula-mula terjadi hyperplasia sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
carcinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7
tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira
seperempat dari carcinoma mamae telah bermetastasis. Carsinoma mamae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan aliran darah (Indonesian Cancer Foundation, 2012)
Ca Mamae tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang dekat
maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilaris
dan terjadi benjola, dari sel epidermis penting mnejadi invasi timbul krusta pada
organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal (Mansjoer, 2010).
1.1.6 Pathway
Faktor resiko : kelamin ( perempuan ), usia ( 45tahun ), tidak menyusui

Hyperplasia sel

Pertumbuhan sel – sel atipik

Kanker payudara

Operasi mastektomi

kehilangan sebagian
Perlukaan anggota tubuh

Ketidaknyamanan terputusnya kebutuhan Perubahan bentuk&fungsi tubuh


jaringan

Keterbatasan Rentang
Gerak Gangguan Critra
Nyeri Akut Diri
penurunan
pertahanan tubuh
Gangguan Mobilitas
Fisik

Resiko Infeksi

1.1.7 Pemeriksaan Diasnostik


a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker
(CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
- Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
- Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi
biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,
pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.
1.1.8 Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura,
tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler
( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen
dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. Kematian

1.1.9 Penatalaksanaan Medis


1) Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis
minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot
dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut
diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara
normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy. Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan
lapisan otot pectoralis mayor.
2) Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorokan.
3) Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.
4) Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga
digabung dengan therapi endokrin lainnya.

1.2 Konsep Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala       : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut     : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
c. Mata          : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga      : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung      : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut        : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher         : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada         : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
i. Hepar        : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
6. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah
dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
j. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
5. sinar X dada
1.2.2 Diagnosa Keperawatan SDKI
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (D.0077)
2. Resiko Infeksi b/d efek prosedur invasis (D.0142)
Nyeri Akut ( D.0077)
Devinisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan akutual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bukan
Penyebab :
1. Agens pencedera fisiologis ( mis: inflanmasi, iskemia, neoplasma )
2. Agens pencedera kimiawi ( mis : terbakar, bahan kimia iritan )
3. Agens Pencedera fisik ( mis : abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan )
Gejala dan tanda mayor Obyektif :
Subyektif : 1. Tampak meringis
Mengeluh nyeri 2. Bersikap protektif ( mis :
waspada, menghindari )
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan tanda minor Obyektif :
Subyektif : 1. Tekanan darah meningkat
(tidak tersedia) 2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Prose berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. diaforesis
kondisi klinis terkait :
1. kondisi pembedahan
2. cedera traumatis
3. infeksi
4. sinrom coroner akut
5. glaucoma
Resiko Infeksi (D.0142)
Devinisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
FAKTOR RISIKO
1. Penyakit Kronis
2. Efek prosedur Infasif
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungn
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh perifer :
1) Gangguan peristltik
2) Kerusakan integritas kulit
3) Perubahan sekresi PH
4) Penurunan kerja siliaris
5) Ketuban pecah lama
6) Ketuban pecah sebelum waktunya
7) Merokok
8) Statis cairan tubuh
6. Ketidakadekuatan pertahan tubuh sekunder
1) Penuruna Hemoglobin
2) Imunosupresi
3) Leukopenia
4) Supresi Respon Inflamasi
5) Faksinasi tidak adekuat
kondisi klinis terkait :
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit obstruksi kronis
4. Diabetes Melitus
5. Tunakan Infasif
6. Kondisi penggunaan terapi steroid
7. Penyalahgunaan obat
8. Ketuban pecah sebelumnya (KPWS)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguan fungsi hati
1.2.3 Intervensi Keperawatan SLKI
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
D.0077 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Pengertian : Kriteria Hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
Pengalaman sensorik Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
atau emosional yang k Membur Membai 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
berkaitan dengan uk k 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
kerusakan jaringan 1 Frekuensi nadi 6. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
aktual atau 1 2 3 4 5 7. Monitor efek samping penggunaan analgetik
fungsional, dengan 2 Pola nafas Terapeutik:
onset mendadak atau 1 2 3 4 5  Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
lambat dan Meningka Cukup Sedan Cukup Menurun  Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
berintensitas ringan t Meningk g Menuru  Fasilitasi istirahat dan tidur
hingga berat yang at n  Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
berlangsung kurang 3 Keluhan nyeri nyeri
dari 3 bulan. 1 2 3 4 5 Edukasi
4 Meringis  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
1 2 3 4 5  Jelaskan strategi meredakan nyeri
5 Gelisah  Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1 2 3 4 5
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
6 Kesulitan tidur
1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan infeksi
D.0142 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
glukosa derajat infeksi menurun.
 Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
Pengertian : Kriteria Hasil:
Berisiko mengalami Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Terapeutik
peningkatan terserang Meningkat Menurun
oganisme patogenik 1 Demam  Batasi jumlah pengunjung
1 2 3 4 5  Berikan perawatan kulit pada daerah edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
2 Kemerahan
pasien
1 2 3 4 5  Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
3 Nyeri
1 2 3 4 5 Edukasi

4 Bengkak  Jelaskan tanda dan gejala infeksi


1 2 3 4 5  Ajarkan cara memeriksa luka
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik  Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Memburuk Membaik
Kolaborasi
5 Kadar sel darah putih
1 2 3 4 5  Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika perlu
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN STRATA I
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

NAMA MAHASISWA : Yosi Eka Damayanti


NIM : 01.2.17.00631
RUANG : Ruang Melati
TANGGAL : 3 Desember 2020

1. BIODATA :
Nama : Ny. K No.Reg
071776
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Banyumanik
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 3 Desember 2020
Tanggal Pengkajian : 3 desember 2020
Golongan Darah :-
Diagnosa Medis : kanker payudara post mastektomi, Grade/ stadium : satu (
T1 NO MO )

2. KELUHAN UTAMA
pasien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi, Paliatif : nyeri timbul di
payudara setelah operasi . Qualitas: seperti ditusuk-tusuk, Regio: luka di
payudara disebelah kiri, Skala: skala 5, Time: saat beraktivitas, waktunya kurang
lebih 10 menit
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada tanggal 25 Mei 2010 pasien dibawa ke UGD Roemani dan di UGD
dilakukan pemasangan infuse RL 20 tpm kemudian pasien di rawat inap di ruang
khotijah dilakukan pemeriksaan laborat dan diberi injeksi ketorolak 30 mg lewat
intra vena. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan datang ke Rumah Sakit
dengan keluhan kurang lebih 2 bulan yang lalu ada benjolan di payudara kiri, bila
digerakkan atau sehabis nyuci pakaian terasa nyeri, dan Benjolan itu berwarna
merah. benjolan di payudara kiri sebesar kelereng, pasien sudah memeriksakan
ke dokter umum sebanyak 2 kali kemudian pasien dianjurkan oleh dokter untuk
datang ke Rumah Sakit Roemani Semarang untuk melakukan tindakan operasi
mastektomi.

4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RSUD Pandanarang Boyolali
dengan keluhan urat nadi putus karena terkena sabit saat memanen sayur dan
dilakukan operasi.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang di derita
pasien sekarang.

Pola sosio kultural ekonomi Pasien hidup bersama suami dan empat orang
anaknya. Anak pertama berurnur 22 tahun dan anak kedua berumur 18
tahun,anak ketiga 5 dan anak terakhir 3 tahun. Hubungan pasien dengan keluarga
harmonis. Hubungan pasien dengan pasien lain baik, hubungan pasien dengan
tenaga kesehatan dan lingkungan sekitar baik. tingkat ekonomi cukup dan
mampu untuk membayar semua biaya pengobatan.
Genogram :

Ketrerangan :
c
laki-laki sudah meninggal

Perempuan sudah
45
meninggal
6. RIWAYAT PSIKO SOSIAL DAN SPIRITUAL
Laki-laki
Pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga sehat
baik, dan
pasien Pola nilai kepercayan atau keyakinan pasien beragama Islam sebelumsehat
Perempuan
Menikah
sakit klien jarang shalat 5 waktu dan selama sakit pasien tidak pernah
Beranak
menjalankan shalat 5 waktu Sedang sakit

7. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI ( Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas,


kebersihan dan seksual ).
No Activity Daily Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Living (ADL)
1. Pemenuhan Makan/Minum Makan/Minum
kebutuhan Jumlah :3x/hari Jumlah : 3x/ hsri
Nutrisi dan Jenis : Jenis :
Cairan 1) Nasi : ........3x1 porsi 1) Nasi :.........3x1 porsi
2) Lauk : ada/tidak, 2) Lauk : ada/tidak,
No Activity Daily Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Living (ADL)
nabati/hewani nabati/hewani
3) Sayur : ada/tidak 3) Sayur : ada/tidak
4) Minum :...200.cc/hari 4) Minum :.......200.cc/hari
Pantangan : Pantangan :
Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Kesulitan Makan/Minum : Kesulitan Makan/Minum :
Tidak ada Tidak ada
Usaha mengatasi kesulitan : Usaha mengatasi kesulitan :
Tidak ada Tidak ada
2. BAK :......5-6 ...................x/hari BAK :......5-6...............x/hari
Jumlah :.......500-600.............cc Jumlah :......500.-600.............cc
BAB :1x/hari BAB :1x/hari
Konsistensi : warna kuning , Konsistensi : warna kuning ,
lembek, bauk khas lembek, bauk khas
Masalah dan cara mengatasi: Masalah dan cara mengatasi:
Tidak ada Tidak ada
3. Pola istirahat Siang : ........-...............jam Siang : .......-...................jam
Tidur Sore :..........-.................jam Sore : ...........-....................jam
Malam : ....8.................jam Malam : ......5......................jam
Gangguan Tidur : Gangguan Tidur :
Tidak ada Seteiah operasi pasien
Penggunaan Obat Tidur : mengatakan tidak bisa tidur
Tidak ada terutama pada malam hari, sering
terbangun
Penggunaan Obat Tidur :
Tidak ada
4. Personal 1. Frekuensi Mandi :...2...x/hari 1. Frekuensi Mandi :..1..x/hari
Hygiene 2. Frekuensi mencuci 2. Frekuensi mencuci rambut :
(Kebersihan rambut :2x/minggu Belum pernah
Diri) 3. Frekuensi gosok gigi Setiap 3. Frekuensi gosok gigi : belum
mandi gosok gigi ( gigi kotor)
4. Keadaan Kuku : tampak bersih 4. Keadaan Kuku :Tampak bersih
5. Ganti Baju : Setiap mandi 5. Ganti Baju :Setiap mandi
5. Aktivitas Lain Aktivitas rutin : Aktivitas rutin :
sebelum sakit pasien bisa Saat dilakukan pengkajian pasien
melakukan aktivitasnya dengan mengatakan dalam aktivitas
mandiri pasien terganggu sehingga klien
hanya tiduran diatas tempat tidur,
No Activity Daily Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Living (ADL)
dalam pemenuhan kebutuhan
pasien dibantu oleh keluarga
seperti mandi

8. KEADAAN/PENAMPILAN/KESAN UMUM PASIEN


wajah tampak meringis, Kesadaran composmenthis, Tangan kanan terpasang
infuse RL 20 tpm
BB : 67 Kg, tinggi badan : 150 cm.
9. TANDA-TANDA VITAL
Suhu Tubuh : ………36,7……………………ºC
Denyut Nadi : ………84……………………x/menit
Tekanan Darah : …………120/80 …………………mmHg
Pernafasan :…………20…………………x/menit

10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1) Kepala : bentuk mesocephal, kulit kepala bersih, rambut mudah
dicabut dan rontok
2) Mata : Letak kedua mata simetris, tidak mengalami gangguan
penglihatan, konjungtiva palpebra tidak anemi
3) Hidung : Bentuk simetris, hidung bersih tidak ada sekret.
4) Telinga : Tidak ada ketulian, tidak ada serumen
5) Leher : Simetris, tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
B. Pemeriksaan Integumen Kulit dan Kuku :
1) Kulit
Inspeksi warna sawo matang , kelembaban dan tangan baik,
Palpasi: turgor kulit cukup
2) Kuku
Inspeksi : bersih , kuku pendek
Palpasi : capillary refil baik kurang dari 3 detik

C. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak ( Bila diperlukan ):


pada daerah payudara kiri : ada luka operasi,basah, ada jahitan sebanyak 25, ,
pasien post operasi mastektomi, Grade/ stadium : satu ( T1 NO MO )
D. Pemeriksaan Dada /Thorak
1) Inspeksi : tidak ada retraksi dada intercota ,pasien tidak mempunyai
keluhan, pasien bernapas spontan, bentuk dada simetris, ada masa dan
lesi pada payu dara, irama napas teratur, tidak ada pengunaan otot
bantu napas, saat bernapas tidak ada otot bantu napas, RR 20x/menit
2) Palpasi : vocal fremitus antara kanan dan kiri sama berkembangnya,
terdapat nyeri tekan pada dada. pada daerah payudara kiri .
3) Perkusi Paru : terdengar bunyi sonor diseluruh lapang paru
4) Auskultasi : suara auskultasi pada torak vesikuler dan tidak ada suara
tambahan seperti rales, ronkhi, maupun wheezing.
E. Pemeriksaan Jantung :
1) Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat, tidak tampak pembekakan yang
tampak dari luar yang menandakan adanya ketidak nornalan pada
bentuk jantung,
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan pembesaran, jantung tidak teraba
pulserasi pada ICS V, nadi apical teraba, vena jugularis teraba akral
teraba hangat.
3) Perkusi : terdengar bunyi redup .batas jantung pada ICS II area aorta
pada sebelah kanan dan pulmonal pada sebelah kiri), ICS V mid
sternalis kiri (pada area katup trikuspid atau ventrikel kanan) ICS V
mid clavikula kiri ( pada area katup mitral). Batas jantung atas pada
ICS II mid sternalis, kiri : ICS V midclavikula kiri, Bawah : ICS V dan
batas kanan pada ICS IV midsternalis kanan
4) Auskultasi : S1 dan S2 reguler

F. Pemeriksaan Abdomen :
1) Inspeksi : pada abdomen tidak tampak bentuk datar
2) Auskultasi : suara abdomen hiperaktif dan suara peristaltik usus 30x /
menit,
3) Perkusi : suara perkusi timpani
4) Palpasi : saat dilakukan palpasi tidak ada nyeri tekan

G. Pemeriksaan Kelamin dan daerah sekitarnya ( bila diperlukan ):


Genetalis : bersih, tidak ada luka
Anus : bersih, tidak ada luka
H. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
5 3
5 5
0=paralisis total
1=tidak ada gerakan, terba / terlihat kontraksi otot
2=gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan bantuan/sokongan
3=gerakan nornal untuk melawan gravitasi
4=gerakan normal melawan gravitasi dengan sedikit tahanan
5= gerakan normal penuh melawan gravitasi dengan tahanan penuh

H. Pemeriksaan Neurologi :
Nilai kesadaran pasien compsomentis yaitu kesdaran normal sadar penuh dan
dapat menjawab semua pertanyaan tentang sekelilingnya, tidak tampak
gelisah
dengan gcs 15
Eyes = 4 dapat membuka mata secara spontan
Erbal 5= dapat berorientasi dengan baik
Motorik 6=dapat mengikuti perintah secara baik
Pemeriksaan refkel patela baik, pupil isokor.

J. Pemeriksaan Status Mental :


pasien mengatakan percaya adanya allah SWT, sumber kekuatan pasien
adalah keluarga, ibadah yang mampu dilakukan secara mandiri adalah solat,
berdoa pasien mengatakan dia yakin kalau dia akan segeara sembuh dan
menganggap bahwa sakit adalah sebuah ujian.
Harga diri pada pasien merasa kurang percaya diri dengan keadaannya
sekarang karena hanya mempunyai satu payudara sebelah kiri dan pasien
merasa saat ini menjadi wanita yang tidak sempurna tapi pasien yakin biar
bagaimanapun keadaannya saat ini merupakan jalan yang terbaik bagi dirinya.
Identitas pada pasien mengatakan sebelum operasi dilakukan
pemeriksaan pertama dirinya, klien merasa cemas bila nanti setelah di operasi,
suaminya akan berkurang kasih sayangnya, tidak diterima dalam lingkungan,
tetapi setelah di beritahu keadaanya kepada suami dan keluarga justru pasien
mendapat dukungan dari keluarga terutama suami dan anak-anaknya.

11. Pemeriksaan Penunjang Medis


Tanggal : Hasil laboratorium tanggal 26- 05 - 2010
Hb: 10,00 gr % (12,03 - 15,00)
Ht : 29,1 % (15,0 - 47,0)
eritrosit : 7,65 jt/mmk (3,90 - 5,60)
MCH : 79,80 FL (76,00 - 96,00)
McHc : 34,40 g/dl (29,00 - 36,00)
lekosit : 13,50 rb/mmk (4,00 - 11,00)
trombosit : 316,0 rb/mmk (150,0 - 400,0)

12. Pelaksanaan / Therapi :


a) Inj zib ac 2.1 gr,inj tra mad ol 2.3 0 mg.
b) diit lunak .
c) terpa san g infus RL 20t pm.
d) ketorolak 1.3 0 mg
e) Laporan operasi pad a Ny. K den gan Kan ker Payudara di Rumah Sakit
Roemani Semarang Pasien dilakukan operasi mastektomi operasi di
lakukan pada tanggal 26 Mei 201 0 Pukul 13. 00 wib . an dilakukan
anestesi radikal mengangkat seluruh payudara.
12. Harapan Klien / Keluarga sehubungan dengan penyakitnya :
Pasien berharap agar segera sembuh dan dapat beraktifitas seperti semula serta
dapat melakukan perannya dengan baik

Kediri , ……………………….
Tanda Tangan
Mahasiswa,

( Yosi Eka
Damayanti )
ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Ny.K


UMUR : 45 Tahun
NO. REGISTER : 071776

DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH


DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (P)
DS : pasien mengatakan nyeri Kanker payudara Nyeri akut b/d agen
pada daerah luka operasi Paliatif : pencedera fisiologis
nyeri timbul di payudara setelah (D.0077)
operasi . Qualitas: seperti Operasi mastektomi
ditusuk-tusuk, Regio: luka di
payudara disebelah kiri, Skala:
skala 5, Time: saat beraktivitas, Perlukaan
waktunya kurang lebih 10 menit
DO : TTV
S= 36,7°C terputusnya kebutuhan
P= 20 x/menit. jaringan
N= 84 x/menit,
TD = 140/90 mmHg
Major :Mengeluh Nyeri Nyeri akut
 Pasien terlihat meringis
menahan sakit.
 Pasien susah tidur
Minor
 Tekanan darah meningkat
 Nafsu makan berubah =
makan ½ porsi
DS : pasien mengatakan nyeri Kanker payudara Resiko Infeksi b/d
pada daerah luka operasi, operasi efek prosedur invasis
mastektomi operasi di lakukan (D.0142)
pada tanggal 26 Mei 2010 Pukul Operasi mastektomi
13. 00 WIB. dilakukan anestesi
radikal mengangkat seluruh
payudara kiri Perlukaan
DO :
- TTV
S= 36,7°C terputusnya kebutuhan
P= 20 x/menit. jaringan
N= 84 x/menit,
TD = 140/90 mmHg
- adanya luka operasi. penurunan pertahanan
- balutan basah, jahitan tubuh
sebanyak 25
- lekosit meningkat : 13,50
rb/mmk (4,00 - 11,00) Resiko Infeksi
mayor : -
mimor : -
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny.K


UMUR : 45 Tahun
NO. REGISTER : 071776

N TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


O MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1 3 desember Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis 3 desember Yosi
2020 (D.0077). yang ditandai dengan pasien 2020
mengatakan nyeri pada daerah luka operasi
nyeri timbul di payudara setelah operasi .,
nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk,luka di
payudara disebelah kiri dengan Skala nhyeri :
skala 5, dirasakan pada saat beraktivitas,
waktunya kurang lebih 10 menit, dengan
hasil observasi TTV S= 36,7°C, P= 20
x/menit., N= 84 x/menit,TD = 140/90 mmHg
dengan tanda gejala mayor :Mengeluh Nyeri,
Pasien terlihat meringis menahan sakit,
pasien susah tidur, dengan tanda dan gejala
minor; Tekanan darah meningkat, Nafsu
makan berubah = makan ½ porsi.
2 3 desember Resiko Infeksi b/d efek prosedur invasis 3 desember Yosi
2020 (D.0124) masalah dibuktikan dengan pasien 2020
mengatakan nyeri pada daerah luka operasi
operasi mastektomi operasi di lakukan pada
tanggal 26 Mei 201 0 Pukul 13. 00 WIB.
dilakukan anestesi radikal mengangkat
seluruh payudara kiri , dengan observasi
TTV : S= 36,7°C, P= 20 x/menit.,N= 84
x/menit, TD = 140/90 mmHg,dengan hasil
pemeriksaan fisik adanya luka operasi.,
balutan basah, jahitan sebanyak 25, lekosit
meningkat : 13,50 rb/mmk (4,00 - 11,00)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny.K


UMUR : 45 Tahun
NO. REGISTER : 071776
N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
O
1. Nyeri akut b/d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I. 08238) Mhs.
fisiologis (D.0077). yang ditandai keperawatan 2 x24 jam diharapkan Observasi: Yosi
dengan pasien mengatakan nyeri pada tingkat nyeri menurun SLKI 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. Untuk mengetahui kualitas
daerah luka operasi nyeri timbul di ( L.08066) Kriteria sebagai frekuensi, kualitas, intensitas nyeri nyeri yang dirasakan pasien
payudara setelah operasi ., nyeri berikut : 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui skala nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk,luka di 1. Keluhan nyeri menurun Terapeutik: pasien rendah , sedang, atau
payudara disebelah kiri dengan Skala 2. Ekspresi meringis menurun 3. Fasilitasi istirahat dan tidur berat.
nhyeri : skala 5, dirasakan pada saat 3. Kesulitan tidur menurun Edukasi 3. Untuk membrikan lingkungan
beraktivitas, waktunya kurang lebih 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk yang tenang
10 menit, dengan hasil observasi TTV mengurangi rasa nyeri 4. Dengan terapi relaksasi nafas
S= 36,7°C, P= 20 x/menit., N= 84 Kolaborasi dalam bisa membuat pasien
x/menit,TD = 140/90 mmHg dengan 5. Kolaborasi pemberian analgetik
tanda gejala mayor :Mengeluh Nyeri, ketorolak .30 mg, inj tra madol 2.30 lebih rileks
Pasien terlihat meringis menahan mg. ( Merupakan obat Nyeri) 5. Untuk bisa memberikan obat
sakit, pasien susah tidur, dengan tanda sesuai dengan resep dokter
dan gejala minor; Tekanan darah
meningkat, Nafsu makan berubah =
makan ½ porsi.

2. Resiko Infeksi b/d efek prosedur Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi (I.14539) Mhs.
invasis (D.0124) masalah dibuktikan keperawatan 2x24 jam Tingkat Observasi: Yosi
dengan pasien mengatakan nyeri pada Infeksi menurun (L.14137) 1. Monitor tanda gejala infeksi lokal 1. Untuk mengetahui apakah
daerah luka operasi operasi Meningkatkan Kriteria sebagai dan sistemik pasien mengalami infeksi pada
mastektomi operasi di lakukan pada berikut : Terapeutik luka atau tidak
tanggal 26 Mei 201 0 Pukul 13. 00 1. Nyeri menurun 2. Untuk mencegah penularan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
WIB. dilakukan anestesi radikal 2. Kadar sel darah putih membaik bakteri yang ada ditangan
kontak dengan pasien dan
mengangkat seluruh payudara kiri , 3. Untuk menjaga luka agar tidak
lingkungan pasien
dengan observasi TTV : S= 36,7°C, terinfeksi
3. Pertahankan teknik aseptik pada
P= 20 x/menit.,N= 84 x/menit, TD =
pasien berisiko tinggi
140/90 mmHg,dengan hasil
pemeriksaan fisik adanya luka
operasi., balutan basah, jahitan
sebanyak 25, lekosit meningkat :
Edukasi
13,50 rb/mmk (4,00 - 11,00) 4. Memberi wawasan kepada
klien
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Untuk melatih
5. Ajarkan cara memeriksa luka
kemandirian klien
6. Anjurkan meningkatkan asupan
6. Supaya tidak dehidrasi
cairan
karena luka ynag dialami
Kolaborasi 7. Untuk memberi obat anti
7. Kolaborasi pemberian obat Zibac infeksi sesuai resep dokter
(Zibac merupakan obat yang.
mengandung antibiotik ceftazidime
golongan sefalosporin yang
digunakan untuk mengobati infeksi
bakteri. )
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny.K


UMUR : 45 Tahun
NO. REGISTER : 071776
NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
Nyeri akut 3 Desember
1 b/d agen 2020
pencedera 08.30 1. Melakukan pengkajian Nyeri
fisiologis Paliatif : nyeri timbul di payudara setelah Yosi
(D.0077). operasi .
Qualitas: seperti ditusuk-tusuk. Regio: luka di
payudara disebelah kiri.
Skala: skala 5.
Time: saat beraktivitas, waktunya kurang lebih
10 menit.
08.10 2. memfasilitasi istirahat dan tidur diruang rawat
inap. Dan pasien meengatakan merasa nyaman
3. mengajarkan nonfarmakologis Relaksasi Nafas
09.00 Dalam untuk mengurangi rasa nyeri
4. berkolaborasi dengan dokter dengan melaporkan
kondisi klien :pada daerah payudara kiri : ada
10.00 luka operasi,basah, ada jahitan sebanyak 25, ,
pasien post operasi mastektomi, Grade/
stadium : satu ( T1 NO MO ), dengan keluhan
nyeri skala 5, TTV S= 36,7°C, P= 20 x/menit,
N= 84 x/menit,TD = 140/90 mmHg,
berkolaborasi dalam pemberian obat analgetik
ketorolak .30 mg, inj tra madol 2.30 mg. (
Merupakan obat Nyeri)
2 Resiko 3 Desember Yosi
Infeksi b/d 2020
efek 08.30 1. Memonitor dengan observasi luka melihat
prosedur ada/tidaknya tanda gejala infeksi lokal dan
invasis sistemik : ada luka operasi., balutan basah, jahitan
(D.0124) sebanyak 25.hasil laboratorium: Lekosit
meningkat : 13,50 rb/mmk (4,00 - 11,00) dengan
memperhatikan :
08.31 2. mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
08.32 3. mempertahankan teknik aseptik pada pasien
berisiko tinggi
09.20 4. memberi penjelasan Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
09.30 5. melakukan perawatan luka dan mengajarkan cara
perawatan luka
08.20 6. memberikan cairan infus infuse RL 20 tpm
10.00 7. berkolaborasi dengan Dokter dalam pemberian
injeksi obat antinyeri

1 Nyeri akut 4 desember


b/d agen 2020
pencedera 08.20 1. Melakukan pengkajian Nyeri dengan menanyakan
fisiologis Skala nyeri :
(D.0077). skala : nyeri berkurang menjadi 2
10.00 2. berkolaborasi dengan dokter dengan melaporkan
perkembangan kondisi klien dan mengukur TTV
S= 36°C, P= 20 x/menit, N= 80 x/menit,TD =
120/80 mmHg
11.00 3. memberikan obat anti nyeri : analgetik
ketorolak .30 mg, inj tra madol 2.30 mg. (
Merupakan obat Nyeri)
2 Resiko 4 Desember
Infeksi b/d 2020
1. melakukan perawatan lukadengan mengganti
efek 08.30
perban
prosedur
2. memberikan edukasi pasien untuk minum air yg
invasis 09.00
banyak
(D.0124)
3. berkolaborasi dengan Dokter dengan melaporkan
10.00
kondisi pasien
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA PASIEN : Ny.K
UMUR : 45 Tahun
NO. REGISTER : 071776

NO NO.DX JAM EVALUASI TTD


1 Nyeri akut 3 Desember Yosi
b/d agen 2020 S = Pasien mengatakan Masih teras nyeri , skala
pencedera 13.00 tidak berkurang
fisiologis
(D.0077). O = Kesadaran Composmetis
- TTV S= 36,7°C, P= 20 x/menit., N= 84
x/menit,, TD = 140/90 mmHg
- Terpasang infus infuse RL 20 tpm
- Ekspresi Wajah meringis
- Ada luka post op mastektomi payudara kiri
A= Nyeri Akut Belum Teratasi

P= Lanjukan Intervensi, beri obat sesuai resep


dokter obat anti nyeri : inj tramadol 2.3 0 mg.
2 Resiko 3 Desember S = Pasien mengatakan Nyeri Pada Luka operasi Yosi
Infeksi b/d 2020 O= Kesadaran Composmetis
efek 13.00 - post op mastektomiPayudara Kiri
prosedur - Luka balutan basah, jahitan sebanyak 25.
invasis - TTV S= 36,7°C, P= 20 x/menit., N= 84
(D.0124) x/menit,, TD = 140/90 mmHg
- Terpasang infus infuse RL 20 tpm
A= Resiko Infeksi Teratasi Sebagian
P= Lanjutkan Intervensi, Perawatan Luka, beri
Obat sesuai resep Dokter OBAT Inj zibac.2.1 gr
(Zibac merupakan obat yang. mengandung
antibiotik ceftazidime golongan sefalosporin yang
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
1 Nyeri akut 4 Desember S= pasien mengatakan Nyeri sudah berkurang Yosi
b/d agen 2020 menjadi skala 2
pencedera 13.00
fisiologis O= Kesadaran composmetis
(D.0077). - TTV S= 36°C, P= 20 x/menit., N= 80
x/menit,, TD = 120/80 mmHg
- Terpasang infus infuse RL 20 tpm
- Ekspresi Wajah tidak menringis
- Ada luka post op mastektomi payudara
kiri.
A= Nyeri Akut sudah teratasi
P= Intervensi dilanjutkan , beri obat sesuai resep
dokter obat anti nyeri ; inj tra madol 2.30 mg.
2. Resiko 4 Desember S = Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan Yosi
Infeksi b/d 2020 berkurang
efek 13.00 O= Kesadaran Composmetis
prosedur - post op mastektomi Payudara Kiri
invasis - Luka balutan basah, jahitan sebanyak 25.
(D.0124) - TTV S= 36°C, P= 20 x/menit., N=
80x/menit,, TD = 120/80 mmHg
- Terpasang infus infuse RL 20 tpm
A= Resiko Infeksi Teratasi sebagian
P= Lanjutkan Intervensi, Perawatan Luka, beri
Obat sesuai resep Dokter. Inj zibac.2.1 gr (Zibac
merupakan obat yang. mengandung antibiotik
ceftazidime golongan sefalosporin yang
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/109/jtptunimus-gdl-zesinovita-5422-3-
babiii.pdf

http://repository.poltekeskupang.ac.id/1928/1/KTI-MELI-dikonversi.pdf
http://repo.stikesperintis.ac.id/844/1/24%20SERLY%20SAFMA.pdf
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI

Jurnal Kasus :
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai