A. Definisi
http://eprints.uny.ac.id/51321/2/BAB%20II%20KAJIAN%20TEORI.pdf
a. Diagnosis normal
1). Tumor Jinak : Meskipun tumor ini pada umumnya tidak agresif terhadap jaringan
sekitarnya, tetapi terkadang tumor ini dapat terus tumbuh, menekan pada organ-
organ dan menyebabkan sakit atau masalah lain. Dalam situasi ini, perlu dilakukan
pengangkatan tumor agar komplikasinya mereda.
2). Tumor Ganas : Tumor ganas/kanker sangat agresif karena menyerang dan
merusak jaringan sekitar. Selanjutnya biopsi perlu dilakukan untuk menentukan
tingkat keparahan atau agresivitas tumor
Setelah tahap TNM dan status sel kanker ditentukan, hasil ini digabungkan menjadi
sebuah proses yang disebut “stage grouping” atau tahap pengelompokkan.
Pengelompokkan biasa dimulai dari stadium 0-IV. Semakin tinggi angka stadiumnya,
semakin berat dan parah kanker payudara yang dialami.
STADIUM 0 :
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Non invasive Cancer. Yaitu kanker tidak
menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules)
susu pada payudara.
STADIUM I
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh
getah bening
STADIUM IIa :
Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-
titik pada saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes )
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar ke
titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak ( axillary limph nodes ).
Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di
pembuluh getah bening ketiak.
STADIUM IIB :
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.Telah menyebar pada
titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
STADIUM III A :
Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
getah bening ketiak.
Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada
pembuluh getah bening ketiak.
.STADIUM III B :
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer.
Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening
di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
STADIUM IIIC :
Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening dalam group N3 ( Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah
bening dibawah tulang selangka ).
STADIUM IV :
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu :
Tulang, paru-paru,liver atau tulang rusuk.
B. Etiologi
Faktor Risiko
Faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara
antara lain jenis kelamin wanita, usia > 50 tahun, riwayat keluarga dan genetic,
riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS pada payudara yang sama, LCIS,
densitas tinggi pada mamografi), riwayat menstruasi dini (< 12 tahun) atau
menarche lambat (>55 tahun), riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak
menyusui), hormonal, obesitas, konsumsi alkohol, riwayat radiasi dinding dada,
faktor lingkungan.
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh
terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
C. Epidemiologi
D. Gejala klinis
Menurut Mangan (2010, p.11), gejala klinis kanker payudara pada stadium dini tidak
menimbulkan keluhan dan rasa sakit. Salah satu tanda yang dapat di amati pada
stadium dini adalah adanya benjolan kecil di payudara, tidak nyeri. Umumnya
berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara, mula-mula kecil, semakin lama
akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit
payudara atau pada puting susu.
3) Ada luka dan eksim di payudara dan puting susu yang tidak dapat sembuh
4) Keluar darah atau cairan encer dari puting susu (Nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak
normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil,
menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari
puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat,
keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya
pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.
7) Pada stadium lanjut bisa timbul borok/ ulkus, semakin lama akan semakin besar
dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah, Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul
apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase
ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak,
bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo,
1990).
E. Strategi pencegahan
Pencegahan Primer
Pencegahan (primer) adalah usaha agar tidak terkena kanker payudara, berupa
mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya
dengan peningkatan insiden kanker payudara. Salah satu bentuknya:
1. Promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan
pola hidup sehat.
2. Pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara
rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
Pencegahan Sekunder
Skrining untuk kanker payudara adalah mendapatkan orang atau kelompok orang
yang terdeteksi mempunyai kelainan/abnormalitas yang mungkin kanker payudara
dan selanjutnya memerlukan diagnosa konfirmasi. Skrining ditujukan untuk
mendapatkan kanker payudara dini sehingga hasil pengobatan menjadi efektif;
dengan demikian akan menurunkan kemungkinan kekambuhan , menurunkan
mortalitas dan memperbaiki kualitas hidup.
3. Mammografi skrining
a. Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pencegahan tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak
terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan
tindakan radiasi.
F. Diagnosis
1. Obesitas : ukuran payudara wanita obesitas lebih besar, sehingga lebih rumit
untuk mendeteksi adanya tumor. 20 persen lebih berisiko salah diagnosis
Terapi adjuvan, bertujuan menghancurkan sel kanker yang masih tersisa pada
pengobatan primer, sehingga mengurangi kemungkinan sel kanker tumbuh kembali.
Pengobatan ini terdiri dari kemoterapi, radiasi, dan terapi hormon.
2. Terapi Radiasi
Pengobatan ini menggunakan dosis radiasi tingkat tinggi untuk membunuh sel
kanker, mencegah kanker tumbuh kembali, dan menghambat pertumbuhan sel
kanker. Hal yang perlu diketahui adalah, terapi radiasi berpotensi merusak sel sehat
yang berada dekat pada sel kanker sehingga bicara pada dokter terlebih dahulu
sebelum memutuskan untuk terapi radiasi.
5. Terapi Target
Pengobatan kanker yang menargetkan sel kanker menggunakan obat atau zat
lainnya. Terapi ini berfungsi menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker
tanpa merusak sel sehat yang berada di sekitarnya. Tindakan ini juga berpotensi
menimbulkan efek samping, berupa diare, gangguan organ hati, hipertensi,
kelelahan, kulit kering, serta perubahan warna kuku dan rambut.
6. Terapi Hormon
Terapi hormon banyak dilakukan pada kasus kanker prostat dan payudara. Terapi
hormon bekerja dengan cara mengecilkan sel tumor sebelum tindakan operasi atau
radiasi, mengurangi risiko sel kanker muncul kembali, dan menghancurkan sel
kanker. Efek samping yang dapat timbul adalah penurunan gairah seksual, diare,
mual, kelelahan, dan tulang rapuh.
Farmakoterapi
TERAPI GIZI
a. Terapi Diet
1. Tujuan Diet
Menurut Almatsier (2010) tujuan diet penyakit kanker adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal dengan cara:
2. Prinsip Diet
3. Syarat Diet
a. Kebutuhan energi pada pasien kanker dapat dilakukan dengan rumus Harris
Benedict yang ditambahkan dengan faktor stress dan aktivitas, tergantung dari
kondisi dan terapi yang diperoleh pasien saat itu.
mengalami anoreksia. Bahan makanan sumber BCAA yaitu putih telur, ikan, ayam,
daging sapi, kacang kedelai, tahu, tempe, dan polong-polong.
c. Kebutuhan lemak sebesar 25-30% dari total energi yang dibutuhkan dengan
peningkatan kebutuhan terutama terhadap asam lemak omega-3. Asam lemak
omega-3 mampu mempertahankan berat badan dan memperlambat kecepatan
penurunan berat badan, meskipun tidak menambah berat badan pasien. Bahan
makanan sumber Omega-3 fatty acids yaitu minyak dari ikan salmon, tuna,
kembung, makarel, ikan teri, ikan lele dan suplemen yang mengandung Omega-3.
d. Bila mulut kering : Makan/ minum diberikan dengan suhu dingin, Bentuk
makanan cair, Kunyah permen karet atau hard candy
Beri makanan kering, Hindari makanan yang berbau merangsang, berlemak tinggi
terlalu manis, makan dan minum perlahan-lahan
6. Batasi cairan pada sa
Komplikasi Kanker Payudara (https://www.halodoc.com/artikel/3-komplikasi-
kanker-payudara-yang-perlu-diketahui)
Komplikasi yang umum terjadi adalah menyebarkan sel-sel abnormal ini ke anggota
tubuh lain. Kondisi ini biasanya terjadi ketika pengidapnya memasuki stadium yang
lebih parah, bila organ lain juga terserang, artinya kanker ini telah bermetastasis
atau menyebar dengan sangat cepat dan ganas. Kondisi ini pada akhirnya akan
memengaruhi kesehatan organ yang normal dan mengakibatkan penyakit baru.
1. Tulang
Ketika sel kanker menyebar ke tulang, maka tak menutup kemungkinan bisa
menyebabkan beberapa bagian struktur tulang pecah tanpa membentuk tulang baru.
Dampaknya, tulang cenderung lemah dan rentan terhadap patah tulang.
Penyebaran sel kanker ke bagian tulang ini bisa membuat pengidapnya merasakan
nyeri tulang, tulang menjadi lemah dan mudah patah, hingga kelumpuhan. Tak cuma
itu, ada pula gejala lain yang mungkin timbul seperti hiperkalsemia. Kondisi ini
merupakan tingginya kadar kalsium di dalam plasma darah yang ditandai dengan
munculnya rasa mual, mudah mengantuk, hilangnya nafsu makan, rasa haus, dan
sembelit.
2. Paru-Paru
Komplikasi kanker payudara juga bisa menyebar ke paru-paru. Kalau sudah begini,
maka pengidapnya akan lebih lemah dan rentan sakit. Alasannya jelas, tubuh akan
kesulitan untuk melawan bakteri dan infeksi, sehingga ia rentan mengidap
pneumonia (infeksi paru-paru). Bagaimana dengan gejalanya? Umumnya sesak
napas, efusi pleura (penumpukan cairan di lapisan paru-paru), batuk
berkepanjangan, dan nyeri dada.
Umumnya, kelenjar getah bening merupakan area pertama yang biasanya terkena
penyebaran kanker payudara. Tepatnya, kelenjar getah bening yang berada di
bawah lengan, di dalam payudara, dan di dekat tulang selangka. Penyebaran ini
bisa terjadi sejak kanker payudara berada di stadium IB. Pada stadium ini, beberapa
sel kanker, mungkin dalam jumlah kecil sudah masuk ke dalam kelenjar getah
bening. Gejala yang ditimbulkan, antara lain adanya benjolan pada ketiak atau area
tulang selangka.
PROGNOSA
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umm.ac.id/63642/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.uny.ac.id/51321/2/BAB%20II%20KAJIAN%20TEORI.pdf
http://perpustakaan.poltekkesmalang.ac.id/assets/file/kti/1603000018/10.BAB_II_.pdf
https://id.scribd.com/doc/146830864/Pathway-CA-mammae