Disusun oleh:
Mohammad Afandi (P17211193079)
A. Masalah Kesehatan
Ca Mammae Dextra
B. Pengertian
Kanker merupakan suatu kondisi di mana sel telah mengalami kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Kanker menjadi salah satu penyebab utama kematian global, berdasarkan data
yang dirilis International Agency for Research on Cancer salah satu lembaga di bawah
payudara adalah keganasan sel-sel pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen
kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan
Ca mammae merupakan kondisi dimana sel telah mengalami pertumbuhan yang abnormal
sehingga pertumbuhan dan perkembangbiakan sel kanker ini akan membentuk massa dari
jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasive) dan bisa menyebar atau
C. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker payudara belum diketahui, namun kanker payudara adalah
kejadiannya.
payudara akan meningkat. Sebagian besar kanker payudara yang didiagnosis adalah
2. Genetik dan riwayat keluarga merupakan faktor risiko utama kejadian kanker payudara.
Hal ini berkaitan dengan perubahan genetik yaitu mutasi gen proto-onkogen (HER2)
dan gen supresor tumor (BRAC1 dan BRAC2) pada epitel payudara. Mutasi ini
menyebabkan sel dapat berkembang biak secara terus menerus tanpa terkendali,
sehingga timbullah kanker. Riwayat reproduksi dan hormonal juga merupakan faktor
risiko penting karena berkaitan dengan paparan hormon estrogen yang memiliki
3. Adapun riwayat reproduksi dan hormonal yang berisiko meliputi: usia menarche di
bawah 12 tahun, usia menopause di atas 55 tahun, kehamilan pertama pada usia diatas
35 tahun, tidak menyusui, serta penggunaan kontrasepsi hormonal lebih dari 5 tahun.
Gaya hidup merupakan faktor yang tidak dapat dilepaskan dari berbagai penyakit.
4. Sedentary life style atau gaya hidup menetap berkaitan dengan kanker payudara
produksi skunder dari hormone estrogen. Selain sedentary life style, konsumsi
alkohol dan merokok juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Alkohol dapat
2. Karsinoma insitu merupakan kanker dini yang belum menyebar ,kanker ini masih
berada ditempatnya.
5. Kanker invasif merupakan kanker yang menyebar dan merusak jaringan lainya. 80%
Benjolan di payudara atau ketiak yang muncul setelah menstruasi seringkali menjadi
Kadang-kadang benjolan kecil dan keras muncul di ketiak dan bisa menjadi tanda bahwa
kanker payudara telah menyebar hingga kelenjar getah bening. Benjolan ini terasa lunak,
Jika puting susu ditekan secara umum tubuh bereaksi dengan mengeluarkan cairan.
Namun apabila cairan keluar tanpa menekan puting susu, terjadi hanya pada salah satu
payudara disertai darah atau nanah berwarna kuning sampai kehijauan mungkin itu
Puting susu terasa seperti terbakar, gatal dan muncul luka yang sulit atau lama sembuh.
Selain itu puting terlihat tertarik masuk ke dalam (retraksi), berubah bentuk atau posisi
memerah atau berkerak. Kerak, bisul atau sisik pada puting susu mungkin merupakan
Muncul kerutan-kerutan seperti jeruk purut pada kulit payudara, selain itu kulit payudara
7. Tanda-Tanda Kanker
Telah Menyebar Pada stadium lanjut bisa timbul tanda-tanda dan gejala yang
menunjukkan bahwa kanker telah tumbuh membesar atau menyebar ke bagian lain dari
tubuh lainnya. Tanda-tanda yang muncul seperti nyeri tulang, pembengkakan lengan atau
luka pada kulit, penumpukan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura), mual, kehilangan
nafsu makan, penurunan berat badan, penyakit kuning, sesak napas dan penglihatan
ganda
F. Stadium
tersebut tumbuh. Kanker payudara pada stadium ini disebut juga dengan carsinoma in
situ. Ada tiga jenis carsinoma in situ yaitu ductal carsinoma in situ (DCIS), lobuler
2. Stadium IA: tumor berukuran 2cm atau lebih kecil dan belum menyebar keluar payudara
3. Stadium IIB: tumor berukuran sekitar 2 cm dan tidak berada pada payudara melainkan
4. Stadium IIA : kanker berukuran sekitar 2-5 cm dan ditemukan pada 3 lajur kelenjar
getah bening
5. Stadium II A : kanker berukuran lebih dari 5cm dan ditemukan pada lajur 4-9 lajur getah
6. Stadium III A: tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar
kekelenjar getahbening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke
struktur lainnya atau tumor dengan garis tengah lebih dari dari 5 cm dan sudah menyebar
7. Stadium IIIB : ukuran kanker sangat beragam dan umumnya telah menyebar ke dinding
dada hingga mencapai kulit sehingga menimbulkan infeksi pada kulit payudara
8. Stadium IIIC: ukuran kanker sangat beragam dan umumnya telah menyebar ke dinding
dada dan atau kulit payudara sehingga mengakibatkan pembengkakan atau luka. Kanker
juga mungkin sudah menyebar ke 10 lajur kelenjar getah bening atau kelenjar getah
aliran darah dan mencapai organ lain dari tubuh seperti otak, paru-paru, hati dan tulang
G. Pohon Masalah
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi (USG)
Payudara USG digunakan untuk membedakan masa kistik dengan solid dan sebagai
guide untuk biopsy. Diutamakan pada pasien usia muda (kurang dari 30 tahun).
2. Mamografi
Sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum ada gejala atau tanda.
Lesi dengan ukuran 2 mm sudah dapat dideteksi dengan mamografi. Akurasi mamografi
MRI digunakan untuk mendeteksi local recurrence pasca BCT atau augmentasi payudara
dengan implant, deteksi multi focal cancer dan sebagai tambahan terhadap mamografi
pada kasus tertentu. MRI sangat berguna dalam skrining klien usia muda dengan
intensitas payudara yang padat yang memiliki resiko ca. mammae yang tinggi.
4. Biopsi
Biopsi pada payudara memberikan informasi sitologi atau histopatologi. FNAB (Fine
needle Aspiration Biopsy) merupakan salah satu prosedur diagnosis awal, untuk evaluasi
lesi kistik. Masa persisten atau rekurren setelah aspirasi berulang adalah indikasi untuk
Tumor yang simtomatis stadium III, insiden posistif bone scan mencapai 25% oleh
7. Pemeriksaan darah rutin, alkaline phospatase, SGOT, SGPT dan tumor marker
I. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan ca. mammae bertujuan untuk mendapatkan kesembuhan yang tinggi dengan
kualitas hidup yang baik. Terapi yang diberikan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Terapi
kuratif ditandai oleh adanya periode bebas penyakit (disases free interval) dan peningkatan
harapan hidup (overall survival), dilakukan pada ca. mammae stadium I, II, dan III. Terapi
paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup tanpa adanya periode bebas penyakit,
umumnya dilakukan pada stadium IV. Kesembuhan yang tinggi dengan kualitas hidup yang
baik akan tercapai bila carsinoma diterapi pada stadium dini (Swasri, 2021). Modalitas terapi
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitotastika) untuk menghancurkan sel
kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat atau mengganggu sintesa DNA
dalam siklus sel. Pengobatan kemoterapi bersifat sistemik. Obat sitostatika dibawa
melalui aliran darah atau diberikan langsung ke dalam tumor. Terdapat 3 jenis setting
Terapi Hormonal terapi mulai dikembangkan sejak satu abad yang lalu, masih paling
efektif dan paling jelas targetnya dari terapi sistemik untuk ca. mammae. Adjuvant
hormonal terapi diindikasikan hanya pada payudara yang menunjukkan ekspresi positif
estrogen reseptor dan atau progesterone reseptor tanpa memandang usia, status
3. Operasi (mastektomi)
jenis operasi pada ca. mammae adalah Classic Radical Mastectomy (CRM), Modified
payudara beserta tumor, nipple aerola kompleks, kulit diatas tumor dan fascia pektoral
serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini
dan lokal lanjut. MRM merupakan jenis operasi yang banyak dilakukan. Operasi
mastektomi dilakukan pada ca. mammae stadium 0 (insitu), keganasan jaringan lunak
pada payudara, dan tumor jinak payudara yang mengenai seluruh jaringan payudara
(misal: phylloydes tumor). Operasi mastektomi menjadi kontra indikasi pada tumor yang
melekat dinding dada, edema lengan, nodul satelit yang luas, dan mastitis inflamatoar.
Komplikasi operasi mastektomi dibedakan menjadi fase dini dan fase lambat. Fase dini
meliputi pendarahan, lesi nodul thoracalis longus wing scapula, dan lesi nodul thoracalis
dorsalis. Fase lambat meliputi infeksi, nekrosis flap, seroma, edema lengan, kekakuan
J. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan
data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien (Rizal, 2019). Ada 2 tipe data yang diperoleh perawat selama pengkajian,
yaitu Data subjektif yang diperoleh berdasarkan persepsi klien tentang masalah kesehatan
mereka. Pada klien anak atau bayi, data subjektif didapat dari orangtua atau sumber lainnya.
Selanjutnya ada data objektif yang diperoleh melalui pengamatan, observasi, dan pengukuran
atau pemeriksaan fisik dengan beberapa metode (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).
Sumber data didapatkan dari klien (sumber utama), orang terdekat, rekan kerja, rekam medis,
dan catatan lainnya (Bawaulu, 2007). Pengkajian pada pasien post operasi ca mammae dalam
(Mooduto, 2018).
a) Identitas
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor
register, tanggal masuk, rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, tindakan
medis.
Keluhan pada Ca Mammae setelah melakukan operasi biasanya yang timbul adalah
nyeri, nyeri yang dirasakan bertambah apabila klien bergerak dan berkurang
juga
biasanya hanya dirasakan paada bagian pembedahan saja. Dan untuk skala nyeri
keturunan, kecenderungan alergi dalam satu keluarga, penyakit yang menular akibat
kontak langsung maupun tak langsung antar anggota keluarga. Biasanya terlihat dari
genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita
Ca mammae.
Pada aspek ini dikaji mengenai kebiasaan makan klien sebelum dan sesudah
masuk rumah sakit. Dikaji mengenai riwayat diet klien. Bagaimana kebiasaan
makan, apakah dijumpai perubahan pada makan jenis penyedap seperti MSG,
2) Pola eliminasi
Dikaji mengenai kebutuhan istirahat dan tidur, apakah ada gangguan sebelum
dan pada saat tidur, lama tidur dan kebutuhan istirahat tidur. Pada klien
Dikaji mengenai kebiasaan mandi, gosok gigi, mencuci rambut, dan dikaji apakah
memerlukan bantuan orang lain atau dapat secara mandiri. Biasanya kesulitan
f) Riwayat psikososial
mandiri atau tergantung terhadap orang lain. Tergantung seberapa besar intensitas
g) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
penyakit yang dialami, tanda-tanda vital biasanya normal kecuali bila ada
2) Tanda vital
Kaji jalan nafas pasien, observasi apakah ada lesi, lebam, kemerahan.
4) Pemeriksaan integumen
Kaji warna kulit, keadaan rambut, tekstur rambut, kulit kepala bersih atau tidak.
Kaji kelembaban kulit dan turgor kulit. Biasanya ditemukan adanya luka operasi
pada mamae, mungkin turgor kulit menurun akibat kurangnya volume cairan,
Dikaji apakah terdapat benjolan di mamae atau tidak, apakah ada perubahan
kesimetrisan pada mamae, ada atau tidaknya perubahan warna kulit pada
7) Abdomen
Daerah abdomen inspeksi bentuk abdomen, ada massa atau tidak, auskultasi
bunyi bising usus, palpasi ada nyeri atau tidak, ada benjolan atau tidak, kaji turgor
8) Genetalia
berhubungan dengan intake cairan oleh karena itu, perawat perlu memonitor
adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok. Klien
diinformasikan agar terbiasa dengan urine yang berwarna jingga pekat dan
9) Ekstermitas
Kaji pergerakan ROM dari pergerakan sendi mulai dari kepala sampai anggota
gerak bawah, kaji nyeri pada waktu klien bergerak. Biasanya ditemukan
h) Pemeriksaan neurologis
Pada umunya sistem persyarafan tidak terdapat kelainan, keadaan umum baik dan
Pemeriksaan laboratorium:
j) Terapi/pengobatan
Data ini digunakan untuk mengetahui jenis obat apa saja yang digunakan pada kasus
Terapi : biasanya klien post radikal mastektomi mendapat terapi analgetik untuk
Terdapat beberapa diagnosa keperawatan, yang dapat muncul, diantaranya (SDKI., 2016):
No SLKI SIKI
1 Setelah dilakukan intervensi keperawatan maka tingkat Intervensi (SIKI, 2018):
nyeri menurun (L.08066) dengan kriteria hasil (SLKI, Manajemen nyeri (I.08238)
2018): 1. Mengidendentifikasi lokasi, karakteristik,skala, durasi,
1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Tampak meringis menurun 2. Mengidendentifikasi faktor yang memperberat nyeri
3. Rasa gelisah menurun 3. Memberikan teknik non farmakologik untuk mengurangi
4. Mampu menggunakan teknik nonfarmakologis rasa nyeri (misal: terapi pijat, aromaterapi, kompres
hangat/dingin, teknik relaksasi)
4. Mengajarkan teknik nonfarmakologik untuk mengurangi
rasa nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgesik
6. Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
2 Setelah di berikan intervensi keperawatan maka tingkat Intervensi:
nausea (L.08065) menurun dengan kriteria hasil : Manajemen mual (I.03117)
1. Keluhan mual menurun 1. Mengidentifikasi faktor penyebab mual (misalnya
2. Perasaan ingin muntah menurun pengobatan dan prosedur)
3. Pucat membaik 2. Memonitor mual (misalnya frekuensi,. Durasi dan tingkat
keparahan)
3. Kolaborasi pemberian antiemetik
3 Setelah dilakukan intervensi keperawatan maka tingkat Intervensi:
infeksi menurun (L.14137) dengan kriteria hasil: Pencegahan infeksi (I.14539)
1. Tidak terdapat bau pada cairan luka pasien 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi
2. Bengkak berkurang 2. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic
3. Nyeri berkurang 3. Memberikan perawatan kulit pada area luka
4. Kerusakan lapisan kulit menurun 4. Membatasi jumlah pengunjung
5. Kerusakan jaringan menurun 5. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
6. Perdarahan menurun pasien
DAFTAR PUSTAKA
Bawaulu, T. (2007). Data-data dan teknik yang digunakan pada pengkajian dalam proses
keperawatan. Dokumentasi Proses Keperawatan, 2.
Damayanti. S.S, H. R. . (2022). Asuhan Keperawatan Pasien Ca Mamae Pada Ny.P Dengan
Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut Di Ruang Wijayakusuma Rsud Prof.Dr.Margono
Soekarjo. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(5), 6103–6108.
Ketut, S. (2022). Kanker payudara: Diagnostik, Faktor Risiko dan Stadium. Ganesha Medicine
Journal, 2(1), 2–7.
Mooduto, S. R. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Post Op Radikal
Mastectomy Sinistra Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di Ruang Marjan Bawah
Rsu Dr Slamet Garut. Stikes Bhakti Kencana Bandung.
PPNI, T. P. S. D. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) (Edisi 1). Persatuan
Perawat Indonesia.
PPNI, T. P. S. D. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) (Edisi 1). Persatuan
Perawat Indonesia.
Rizal, L. K. (2019). Tujuan Dan Tahapan Pengkajian Dalam Proses Keperawatan. Ilmu
Keperawatan, 4. https://osf.io/59jbz/download/?format=pdf
Savitri, A. (2017). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim dan Rahim. Pustaka baru press.
Sihite, E. D. O., Nurchayati, S., & Hasneli, yesi. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tentang Kanker Payudara dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Jurnal Ners
Indonesia, 10(1).
Sinuraya, E. (2017). Kualitas Hidup Penderita Kanker Payudara ( Ca Mamae ) Di Poli Onkologi
Rsu Dr. Pirngadi Medan. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 1(1), 51.
https://doi.org/10.34008/jurhesti.v1i1.8
Swasri, A. A. K. (2021). Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Ny. Y Dengan Carsinoma
Mammae Post Operasi Modified Radical Mastectomy Di Ruang Angsoka 2 Rsup Sanglah
Denpasar. Poltekkes Kemenkes Denpasar.