TELOGOREJO SEMARANG
Oleh :
Sofiani Rismawati
116080
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. Konsep Dasar
A. Definisi
Kanker adalah kelompok penyakit, dimana sel tubuh berkembang, berubah, dan
menduplikasi diri diluar kendali. Biasanya nama kanker diberikan berdasarkan bagian
tubuh dimana kanker pertama kali tumbuh. Jadi kanker payudara merujuk pada
pertumbuhan serta perkembangbiakan sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara.
Istilah kanker payudara merujuk pada tumor ganas yang telah berkembang dari sel-sel
yang ada didalam payudara.
C. Klasifikasi
1. Kanker payudara berdasar sifat serangannya, terbagi menjadi dua, yaitu kanker
payudara invasif dan kanker payudara non-invasif.
a. Kanker payudara invasif (menyerang)
Sel kanker merusak saluran dan dinding kelenjar susu serta menyerang lemak dan
jaringan konektif payudara sekitar. Kanker dapat bersifat invasif tanpa selalu
menyebar ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.
b. Kanker payudara non invasif (tidak menyerang)
Sel kanker terkunci dalam saluran susu dan tidak menyerang lemak dan jaringan
konektif payudara di sekitarnya. Ductal carcinomal in situ (DCIS), merupakan
bentuk kanker payudara non- invasif yang paling umum terjadi (90%). Lobular
carcinoma in situ (LCIS) meski lebih jarang, justru perlu lebih diwaspadai karena
merupakan tanda peningkatan risiko kanker payudara.
2. Berdasarkan tingkat kejadianya, kanker payudara dibagi menjadi dua, yaitu umum
terjadi dan jarang terjadi.
a. Jenis Kanker Payudara yang Umum Terjadi
1) Lobus carcinoma in situ (LCIS, lobular neoplasia)
Kata “in situ” merujuk pada kanker yang tidak menyebar dari area dimana
kanker mulai muncul. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat,
berada didalam kelenjar susu (lobules). Infiltrating lobular carcinoma (ILC)
Juga dikenal sebagai invasif lobular carcinoma. ILC mulai terjadi di dalam
kelenjar susu payudara, tetap sering meyebar ke bagian tubuh yang lain. ILC
terjadi 10% sampai 15% dari sleuruh kejadian kanker payudara.
2) Infiltrating ductal carcinoma (IDC)
Juga dikenal sebagai invasif ductal carcinoma. IDC terjadi di dalam saluran
susu payudara dan menjebol dinding saluran, menyerang jaringan lemak
payudara dan kemungkinan juga terjadi dibagian tubuh yang lain. IDC
merupakan tipe kanker payudara yang paling umum terjadi, sekitar 80% dari
seluruh diagnosis kanker payudara.
D. Anatomi Fisiologi
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram
dan saat menyusui 800 gram.
Gambar 1. Anatomi payudara
Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke
dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).
F. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas, radiasi,
hyperplasia, optic, riwayat keluarga dan mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga
merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara.
Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada system
duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel
ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup
besar untuk dapat diraba ( kirakira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira
seperempat dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan
jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi
adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika
penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi.
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kirakira 1-2% wanita
dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit
menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan
limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang.
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan sekitarnya, dan
juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress karena
terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering
menyertai upaya tersebut pengalaman operatif dibagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif,
intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu
respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas melindungi
tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan
banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock
akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock.
Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolism untuk
memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di
pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi
kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi
yang optimal.
Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun
yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi
benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo
mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal
.
G. Manifestasi Klinik
1. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara
2. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin membesar
3. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan
4. Mulai timbul luka pada payudara dan putting susu seperti koreng atau esksim
5. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk
6. Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-hitaman dari putting susu
Tumor mempunyai tahap I-IV tergantung pada ukuran, nodus limfe yang terkena, dan
metastasis. (Tahapan lainnya diekspresikan dalam symbol TNM : T = tumor primer, N =
nodus limfe yang terlibat, M = metastasis)
1) Tahap I : tumor kecil kurang dari 2 cm, nodus limfe negative, tidak terdeteksi
metastasis
2) Tahap II : tumor lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, nodus limfe
takterfiksasi negative atau positif, tidak terdeteksi metastasis
3) Tahap III : tumor lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan ukuran berapa saja
dengan invasi kulit atau dinding dada atau nodus limfe terfiksasi positif dalam area
klavikular tanpa bukti metastasis
4) Tahap IV : tumor dalam ukuran berapa saja dengan nodus limfe positif atau
negative dengan metastasis jauh
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan payudara
a. Mamografi payudara
Mamografi merupakan salah satu cara pemeriksaan payudara dengan
menggunakan sinar-X. jaringan payudara dipadatkan pada dua posisi dan gambar
sinar-X diambil pada setiap posisi.
b. Breast ultrasound
Breast ultrasound atau ultrasound pada payudara meliputi penglihatan payudara
dengan pemeriksaan ultrasound yang dipegang dengan tangan setelah digunakan
gel pada kulit.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI menggunakan medan magnet yang sangat kuat dan sinyal-sinyal gelombang
radio yang dipantulkan atau yang digemakan dari payudara. Sinyal-sinyal
tersebut diukur dengan menggunakan peminadai MRI dan dihubungkan kedalam
computer guna membuat gambar-gambar payudara.
d. Methoxy Isobutyl Isonitral atau Sesta MIBI
MIBI atai Sesta MIBI Scan adalah pemindaian bagi pengobatan nuklir (juga
disebut scintimamografi) dimana penjejak radioaktif disuntikkan kedalam vena,
dan pemindai gamma camera menghasilkan sebuah gambar dimanan
radioaktivitas diambil. Alat tersebut sangat berguna dalam mendeteksi kanker
payudara yang telah menyebar menjadibintil-bintil aksila
2. Diagnose jaringan
a. Fine Needle Aspirate (FNA)
b. Biopsi Inti
c. Biopsy yang dilengkapi dengan vacuum
d. Biopsi bedah
(Lincoln, Jackie dan Wilensky. 2008)
I. Komplikasi
Komplikasi dari Ca Mamae saat terjadi metastase melalui pembuluh darah yang meliputi:
1. Yang mengenai tulang mengakibatkan pengrusakan tulang
2. Yang mengenai hati mengakibatkan sepsis
3. Yang mengeani paru mengakibatkan gangguan perfusi jaringan
4. Yang mengenai peningkatan hormol adrenal yang dapat mengakibatkan gangguan
metabolisme karbohidrat.
J. Penatalaksanaan Medis & Keperawatan
A. Penatalaksanaan Medis
b) Pengendalian lokal-radioterapi
c) Kemoterapi
B. Penatalaksanaan keperawatan
a. Kesadaran akan payudara itu sendiri
Pemriksaan lengkap payudara sendiri dibagi atas beberapa tahap :
1) Melihat
Apakah bentuk dan ukuran kanan dan kiri simetris, membesar atau
mengeras, putting tertarik kedalam, kulit kemerahan, kulit tampak
menebal dan pori-pori melebar?
2) Memijat
Dengan kedua belah tangan secara lembut pijat payudara dari tepi hingga
ke putting, untuk mengetahui ada tidaknya cairan yang keluar dari putting
susu (seharusnya tidak ada, kecuali sedang menyusui)
3) Meraba
Untuk memerikasa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis dibawah
bahu kiri, sedangkan lengan kiri di rentangkan ke atas di samping kepala
atau diletakkan di bawah kepala. Gunakan keempat jari tangan kanan yang
saling dirapatkan untuk meraba payudara. Rabaan dilakukan dengan
gerakan memutar, mulai dari tepi payudara hingga keputing susu. Sesudah
itu geser posisi jari sedikit keseblahnya dan lakukan lagi gerakan
memutar dari tepi payudara sampai putting susu, atau secara vertical
keatas dan kebawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi paling
kanan. Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus
dilakukan dengan kekuatan tekanan yang berbeda, setidaknya dengan tiga
macam tekanan.
4) Meraba ketiak
Raba ketiak dan area disekitar payudara untuk menegetahui adanya
benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker. Bila dalam pemriksaan
payudara sendiri ditemukan suatu kelainan segera periksakan ke dokter.
(Naura Putri. 2009).
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis : Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri dan tampak
KH:
Diagnosis : Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sulit tidur
(D0055)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x30menit pola tidur membaik
luaran : pola tidur
KH :
- Keluhan sulit tidur sedang (3) menjadi menurun (1)
- Keluhan sering terjaga sedang (3) menjadi menurun (1)
I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama : Ny. B
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Demak
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. M
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Demak
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Hubungan dengan Pasien : Adik Kandung
BB : 57 kg
TB : 150 cm
4. Kepala : Rambut beruban, tidak ada luka, tidak ada benjolan, kepala sedikit kotor.
5. Mata : Konjungtiva merah muda, simetris kanan dan kiri, sklera berwarna putih,
10. Leher : Nadi karotis teraba, tidak ada luka, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
11. Dada
a. Paru-paru
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
b. Jantung
Perkusi : Pekak
c. Abdomen
Perkusi : Tympani
d. Genetalia : Tidak terpasang alat bantu Dower Chateter (DC), pasien tampak
memakai pempers.
e. Ektremitas Atas : Lengkap, tidak ada luka, tangan kiri terpasang infus Asering
5555 5555
A. Persepsi kesehatan
klinik/dokter
payudara kiri
Di rumah : Pasien mengatakan makan nasi 2x sehari kadang habis kadang tidak,
minum air tapi tidak banyak, nafsu makan menurun, serta ada beberapa makanan
yang tidak boleh di konsumsi seperti makanan yang pedas, asam dan terlalu manis.
4. D: makanan lunak
C. Pola eliminasi
Di rumah : pasien mengatakan kadang BAB 1x sehari kadang 2 hari 1x tekstur agak
HP
AKTIVITAS SKORING
Makan 0
Mandi 2
Toileting 2
Mobilitaas di tempat tidur 0
Berpakaian 2
Keterangan:
Level 0: mandiri
Level 4: ketergantungan
P : terdapat benjolan
R: di payudara kiri
S: 6
T: hilang timbul
dan bermain HP
Di rumah : Pasien merupakan ibu rumah tangga, pasien mengatakan sangat bangga
normal
keperawatan
J. Pola seksualitas
V. DATA PENUNJANG
A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
pada tanggal 24-09-2020 14:59
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Paket darah lengkap / FBC
Hemoglobin LL 4.0 g/dL 11.7-15.5
Leukosit 8.64 10^3/ul 3.6-11.0
DIFF COUNT
Eosinofils L 0.60 % 1-3
Basofil 0.10 % 0-1
Neutrofhils H 78.90 % 50-70
Limfosit L 12.20 % 25-40
Monosit H 8.20 % 2-8
NLR 6.47
MCV H 125 fL 80-100
MCH H 30 pg 26-34
MCHC L 30 g/dL 32-36
Hematocrit LL 13. 20 % 36-46
Trombosit H 442 10^3/ul 150-400
Eritrosit L 1.1 10^6/ul 3.80-5.20
RDW H 24.4 % 11.5-14.5
PDW 8.4 fL 10.18
MPV 9.0 fL 6.8-10
LED
LED 1 jam H 165 mm/jam 0-20
LED 2 jam 175 mm/2jam
Golongan darah + Rhesus
Golongan darah O
Rhesus Positif
KIMIA
Gula darah sewaktu H 125 mq/dL 75-110
Ureum 29.0 mq/dL 15-40
Creatinine
Creatinine 0.84 mq/dL 0.6-1.1
eGFR (CKD – EPI) L 85 mL/min/m62>90
SGOT H 49 U/L 13-35
SPGT H 37 U/L 7-35
Gamma GT H 213 U/L 7-32
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 29-09-2020 14:01
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Protein total 7.3 g/dL 6.0-8.0
Albumin 4.43 g/dL 3.4-4.8
Globulin 2.87 g/dL 2.5-3.0
Natrium 137.4 mmol/L 135-147
Kalium 3.81 mmol/L 3.5-5.1
Calcium 10.3 mg/dL 8.8-10.0
HbsAg Stik Negatif Negatif
B. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan dilakukan pada 25-04-2020
Pemeriksaan USG abdomen : klinis : anemia
Hepar : ukuran membesar, perenkin inhomogen, tampak nodul multiple
hepar -/+ 15,1 – 33,6 mm, tak tampak dilatasi duktus bilaris, v
porta dan v hepatica
GB : bentuk dan ukuran normal, tak tampak batu maupun sludge
Pancreas : ukuran normal, parenkin homogen, tak tampak dilatasi duktus
pankreatikus
Lien : ukuran membesar -/+ 14,3 cm, tak tampak dilatasi v lienalis
Kedua ginjal : bentuk dan ukuran normal, parenkim homogen, tak menipis, batas
kartikomeduler baik, tak tampak dilatasi PCS maupun batu
Vesika urinaria : dinding regular tak menebal, tak tampak batu
Uterus : ukuran membesar -/+ 7,5x6x9cm dengan lesi hipoekoik corpus
dan fundus uteri -/+ 4,4x4x4, 3cm dan 3,5x3,5x4,3cm
Adneksa : tak tampak massa di kedua adneksa, tak tampak cairan bebas intra
abdomen
KESAN :
- Hepatomegaly dengan nodul multiple hepar, cenderung gambaran metastase
- Splenomegaly dengan struktur parenkin homogen
- Pembesaran uterus dengan massa uterus
- Tak tampak gambaran nihil pada aorta saat ini
C. TERAPI
JENIS DOSIS CARA INDIKASI
PEMBERIAN
NacL 0,92% 500 ml/20 TPM IV Untuk dehidrasi isotonik
methylpredisolon 2x125 mg Oral Untuk penyakit paru, radang
sendi, lambung
Dexamethasone 10 mg Prenid transfusi Untuk mengatasi peradangan
atau alergi
Dipenlidramia 10 mg Prenid transfusi Untuk bersin – bersin
Scandium 2x25 mg Oral Untuk mual muntah
VI. ANALISA DATA
dengan pengkajian
P : terdapat benjolan
R : payudara kiri
S:6
T : hilang timbul
N : 120x/mnt, RR : 20 x/mnt
2 Kamis/24- DS : pasien mengatakan sudah 1 Ancaman Anxietas
09-2020 minggu merasa lemas dan konsep diri
pusing
DO : pasien tamoak pucat,
gelisah
N : 120x/mnt, RR : 20 x/mnt
No DIAGNOSA MEDIS
1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri dan tampak meringis, gelisah
(D.0077)
2 Anxietas b.d ancaman konsep diri d.d mengeluh pusing, tampak gelisah (D0080)
3 Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sulit tidur (D0055)
Diagnosis : Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri dan tampak
KH:
Diagnosis : Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sulit tidur
(D0055)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x30menit pola tidur membaik
luaran : pola tidur
KH :
- Keluhan sulit tidur sedang (3) menjadi menurun (1)
- Keluhan sering terjaga sedang (3) menjadi menurun (1)
IX. IMPLEMENTASI
Tgl DX Jam Implementasi Respon Ttd
24-09- 1,2,3 14.00 Memantau TTV DS: pasien mengatakan sulit tidur
2020
DO: pasien tampak lemas dan mata merah
N: 93x/menit
RR : 20 x/menit
S : 37oC.
1 14.10 Identifikasi nyeri DS: pasien mengatakan payudara kiri sakit
dan nyeri
P : terdapat benjolan
R : payudara kiri
S:6
T : hilang timbul
25-09- 1,2,3 14.00 Memantau TTV Ds : pasien mengatakan nyeri sudah sedikit
2020 menurun
Do :
S : 36,8 C
Td : 110/70mmHg
N :80x/mnt
RR :20x/mnt
1 14.20 Mengkaji DS: pasien mangatakan bahwa nyeri sudah
karakteristik nyeri cukup berkurang
P : terdapat benjolan
R : payudara kiri
S:4
T : hilang timbul
mandiri
P : terdapat benjolan
S:3
T : hilang timbul
X. EVALUASI
Tgl / Dx Catatan Perkembangan Evaluasi Ttd
jam
24-09- 1 SOAP PULANG :
2020 S: pasien mengatakan nyerinya berkurang nyeri terasa nyeri pada
14.00-
payudara kiri, nyeri terasa seperti tertusuk tusuk dan nyeri dirasakan
21.00
hilang timbul , skala nyeri 6 (sedang).
P: lanjutkan Intervensi
N: 92 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5OC.
SOAP DATANG
1
S: pasien mengatakan nyerinya berkurang nyeri terasa nyeri pada
payudara kiri, nyeri terasa seperti tertusuk tusuk dan nyeri dirasakan
hilang timbul , skala nyeri 4 (sedang).
P: lanjutkan intervensi
skla 4 ke skala 3
P: lanjutkan intervensi
2
S : pasien mengatakan karena sudah di edukasi perawat dan dokter
lebih tenang
O : pasien tampak tenang nyaman
S : 36,6 C
Td : 130/90mmHg
N :113x/mnt
RR :20x/mnt
A : masalah anxirtas teratasi
P : hentikan intervensi
3
S : pasien mengatakan tidur tercukupi, jika pasien sulit tidur pasien
melakukan teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri juga untuk
lebih rileks
O : pasien tampak tenang nyaaman dan mata sudah tidak memarah
A : masalah gangguan pola tidur teratasi
P : hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Menurut (Lyndon, 2013), pengkajian keperawatan pada masalah nyeri secara umum
mencakup lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri,
dan waktu serangan. Cara mudah untuk mengingatnya adalah dengan PQRST yaitu :
P = Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang menimbulkan nyeri dan memengaruhi
gawat atau ringannya nyeri, Q = Quality atau kualitas nyeri, misalnya rasa tajam atau
atau keparahan, yaitu intensitas nyeri, T = Time atau waktu, yaitu jangka waktu
pada Ny.B diantaranya pasien mengatakan nyeri payudara kiri, nyeri terasa seperti
tertusuk tusuk, pasien tampak meringis, skala nyeri 6, dan nyeri dirasakan bila pasien
melakukan aktifitas, sehingga tidak ada kesenjangan pada pengkajian antara teori dan
kasus nyata. Pada diagnosa ke 2 dapat dikaji melalu tanda-tanda vital, karena melihat
pasien anxietas biasanya nadi meningkat. Kemudian pada diagnose 3 melihat pola
tidur pasien, karena pasien sering terjaga mata pasien tampak merah.
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut (Mardela, Ester dkk, 2013) diagnosa keperawatan yang biasa muncul pada
klien dengan gangguan kenyamanan yaitu: Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis,
infiltrasi tumor, kerusakan sistem saraf. Hipertermia b.d proses penyakit, aktivitas
berlebih, dehidrasi.
Pada kasus Ny.B tidak semua diagnosa keperawatan pada teori ditemukan pada kasus
Ny.B. Pada kasus Ny.B dengan gangguan kenyamanan : nyeri, hanya ditemukan
cedera otot, gangguan iskemik tidak diangkat karena pada kasus Ny.B tidak
ditemukan tanda dan gejala untuk mendukung diagnosa keperawatan. Hal ini juga
dapat terjadi karena pasien telah dirawat satu hari sebelumnya dan sudah diberikan
gelisah, dan diagnosis lain yaitu gangguan tidur b.d lingkungan d.d sulit tidur
Diagnosa keperawatan ini diangkat karena pasien memilki tanda dan gejala yang
keperawatan ini. Berdasarkan teori dan kasus nyata, menurut penulis tidak ada
3. Intervensi Keperawatan
nyeri
b. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
teknik non farmakologi seperti terapi hipnosis dan relaksasi, berikan individu penurun
nyeri yang optimal dengan peresepan analgetik, menganjurkan pasien untuk banyak
terapi relaksasi dalam menurunkan intensitas nyeri pasien ca mammae. Pada diagnosa
keperawatan Anxietas b.d ancaman konsep diri d.d mengeluh pusing, tampak gelisah
relaksasi yang dapat mebuat tubuh relax dan mengurangi rasa cemas selain itu juga
4. Implementasi
Untuk diagnosa keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis tidak terdapat perbedaan antara teori dan kasus nyata karena semua
relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri, mengukur tanda-tanda vital, melayani
injeksi Ranitidine 1 ampul/IV, dukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk
Sedangkan pada diagnosa kedua yaitu anxietas berhubungan dengan konsep diri
mengajarkan terapi non farmakologi agar anxietas turun, sedangkan diagnosis ketiga
yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan yaitu dengan cara
nyaman.
5. Evaluasi
Ny.B sesuai dengan hasil implementasi yang telah dibuat pada kriteria objektif yang
berhubungan dengan agen pencedera fisik yaitu pasien mengatakan nyeri payudara
kiri bawah berkurang, TTV TD: 110/80 mmHg, S: 370C, N: 108x/menit, RR:
20x/menit, skala nyeri 4 (nyeri sedang), pasien dapat melakukan kembali teknik
napas dalam yang diajarkan. Evaluasi yang didapatkan pada diagnosa keperawatan
anxietas berhubungan dengan konsep diri di dapatkan hasil bahwa pasien sudah tidak
anxietas karena dukungan perawat, dokter dan keluarga. Diagnosis ke tiga yaitu
gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan teratasi dengan terapi non
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dalam melakukan pengkajian, menegakan diagnosis dan menyusun intervensi
keperawatan Ny.B dengan nyeri ca mammae, penulis menggunakan metode asuhan
keperawatan ilmiah, sistematis, dinamis, serta berkesinambungan dalam pemecahan
masalah kesehatan klien dimulai dari pengkajian sampai penentuan rencana tindakan
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan didapatkan data dengan keluhan
utama merasakan nyeri. Hasil pengkajian nyeri didapatkan skala nyeri 6, nyeri di sekitar
payudara kiri, nyeri bersifat terus-menerus semakin lama semakin kuat tidak tertahankan,
nyeri bertambah ketika pasien beraktifitas.
B. SARAN
1. Akademik
Makalah ini diharapkan mampu memberikan wacana dan dapat digunakan referensi
bagi mahasiswa dalam pemberian asuhan keperawatan dengan kebutuhan aman
nyaman nyeri pada pada pasien ca mammae .
2. Klien
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan derajat pengetahuan dan kesehatan pada
klien dan keluarga melalui asuhan keperawatan yang diberikan, dijadikan bahan
pertimbangan bagi klien dan keluarga dalam upaya berperilaku hidup sehat.
3. Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi seluruh praktisi kesehatan
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan dengan kebutuhan aman nyaman
nyeri pada pada pasien ca mammae.
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M, dkk. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) edisi ke enam.
Indonesia: Elsevier Inc.
FKUI. 2010. Buku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Moorhead, Sue, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi ke lima. Indonesia:
Elsevier Inc.
Luwia, Melissa S. 2012. Problematik dan Perawatan Payudara. Jakarta : Kawan Pustaka.
Putri, Naura. 2009. Deteksi Dini Kanker Payudara. Jogjakarta: Aura Jogja
Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker pada Wanita. Jakarta: CV Sagung
Seto
Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2017. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Yuriko, A. (2013). Hubungan pola makan dengan kejadian depresi pada penderita
dispepsia fungsional. Diakses pada 31 Agustus 2020
Zakiyah, Ana.2015. Nyeri Konsep & Penatalaksanaan Dalam Praktik Keperawatan Berbasis
Bukti. Jakarta : Salemba Medika