Oleh:
Liwa Unnasari
183110259
III.C
Dosen Pembimbing:
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi anti bodi yangdiinduksi oleh obat
seperti yang ditemukan pada quidinin dan emas. Atauoleh autoantibodi(anti bodi yang
bekerja melawan jaringannya sendiri).Antibodi-antibodi ini ditemukan pada penyakit seperti
lupus eritematosus,leukimia limfositik kronis, limfoma tertentu, dan purpura
trombositopenik idiopatik (ITP). ITP terutama ditemukan pada perempuan muda,
bermanifestasisebagai trombositopenia yang mengancam jiwa dengan jumlah trombosityang
sering kurang dari 10.000/mm3. antibodi Ig G yang ditemukan padamembran trombosit dan
meningkatnya pembuangan dan penghancurantrombosit oleh sistem makrofag. (Sylvia &
Wilson, 2006).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam laporan
pendahuluan ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien ITP di RSUP. Dr.
M.Djamil?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien ITP.
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu mengkaji pasien ITP
b) Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan pasien ITP
c) Mahasiswa mampu menentukan perencanaan keperawatan pasien ITP
d) Mahasiswa mampu melakukan implementasi pasien ITP
e) Mahasiswa mampu mengevaluasi pasien ITP
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie/ekimosis di kulit maupun selaput
lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak
diketahui.Purpura Trombositopenia Idiopatika adalah suatu kelainan yang didapat, yang
ditandai oleh trombositopenia, purpura, dan etiologi yang tidak jelas. ITP adalah singkatan
dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya.
Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit).
Purpura berarti seseorang memiliki lukamemar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini juga
merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura.(Family Doctor, 2006).
B. Etiologi
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi melalui
pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga sel trombosit mati.(Imran,
2008). ITP penyebab pasti belum diketahui (idiopatik) tetapi kemungkinan akibat dari:
1. Hipersplenisme,
2. Infeksi virus,
3. Intoksikasi makanan/obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil butazon,
diamokkina, sedormid).
4. Bahan kimia,
5. Pengaruh fisi (radiasi, panas),
6. Kekurangan factor pematangan (malnutrisi),
7. Koagulasi intra vascular diseminata CKID,
8. Autoimnue.
C. Klasifikasi
1. Akut
a) Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
b) Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi
spontan).
c) Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
2. Kronik
a) Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis.
b) Awitan tersembunyi dan berbahaya.
c) Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.
d) Bentuk ini terutama pada orang dewasa.
3. Kambuhan
a) Mula-mula terjadi trombositopenia.
b) Relaps berulang.
c) Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.
D. Epidemiologi
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita.Tipe pertama umumnya menyerang
kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang dewasa.Anak-anak berusia 2
hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini.Sedangkan ITP untuk orang dewasa,
sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja.ITP bukanlah
penyakit keturunan.(Family Doctor, 2006).
ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik ITP.Batasan yang
dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut ITP dan diatas 6 bulan disebut kronik
ITP.Akut ITP sering terjadi pada anak-anak sedangkan kronik ITP sering terjadi pada
dewasa. (Imran, 2008)
Pada umumnya baik.Pada anak kadang terjadi remisi lengkap tanpa pengobatan. 90%
penderita ITP mengalami remisi setelah mendapat pengobatan selama 3 minggu-3 bulan dan
tidak timbul lagi gejala. 10% jadi ITP menahun dan < 1% meninggal. Pada dewasa sering
relaps dalam waktu 4-15 tahun. Prognosa lebih buruk pada wanita hamil dan bila ada
komplikasi, terutama perdarahan otak yang dapat menyebabkan kematian.
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengkajian
d. Pengkajian umum
Meliputi identitas pasien dan penanggung jawab pasien.
e. Riwayat Kesehatan
1) Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000.
2) Tanda-tanda perdarahan.
a) Petekie terjadi spontan.
b) Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.
c) Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan.
d) Menoragie.
e) Hematuria.
f) Perdarahan gastrointestinal.
3) Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.
4) Aktivitas / istirahat.
a) Gejala :Keletihan, kelemahan, malaise umum. Toleransi terhadap latihan
rendah.
b) Tanda : Takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas /istirahat. Kelemahan
otot dan penurunan kekuatan.
5) Sirkulasi.
a) Gejala :Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat. Palpitasi (takikardia kompensasi).
b) Tanda : TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
6) Integritas ego.
a) Gejala :Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan:
penolakan transfuse darah.
b) Tanda : Depresi.
7) Eliminasi.
a) Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi.
b) Tanda :Distensi abdomen.
8) Makanan / cairan.
a) Gejala :Penurunan masukan diet. Mual dan muntah.
b) Tanda :Turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.
9) Neurosensori.
a) Gejala :Sakit kepala, pusing. Kelemahan, penurunan penglihatan.
b) Tanda :Epistaksis.
c) Mental: Tak mampu berespons (lambat dan dangkal).
10) Nyeri / kenyamanan.
a) Gejala :Nyeri abdomen, sakit kepala.
b) Tanda :Takipnea, dispnea.
11) Pernafasan.
a) Gejala :Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.
b) Tanda :Takipnea, dispnea.
12) Keamanan
a) Gejala :Penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah sebelumnya.
b) Tanda :Petekie, ekimosis.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipovolemia b.d perdarahan
b. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan kosentrasi Hb dan darah;suplai oksigen
berkurang.
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
3. Perencanaan Keperawatan
Staf Pengajar FKUI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. FKUI: Media Aesculapius.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPN