Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

TRIMESTER II PADA NY.R G1P0A0 DI POLI KIA


PUKESMAS GAMPING 1 SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh :
Lisca Indriani (1910206115)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


TRIMESTER II PADA NY.R G1P0A0 DI POLI KIA
PUKESMAS GAMPING 1 SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Lisca Indriani (1910206115)

Telah Memenuhi Syarat Dan Disetujui Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Melengkapi Tugas Profesi Ners
pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehhatan
di Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Pada Tanggal

7 Maret 2020

Clinical Instruction Pembimbing Akademik Stase Maternitas

Asri Rimbawani, A.Md.Kep Sarwinanti, M.Kep.,Sp.Kep.Mat

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia-Nya dan memberi kemudahan, kekuatan serta kelancaran dalam menyusun laporan
dengan judul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Trimester II Pada Ny.R
G1p0a0 Di Poli Kia Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta”. Laporan ini disusun guna
untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Maternitas.

Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 6 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
C. Manfaat.................................................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................15
ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................................15
A. Identitas Klien.....................................................................................................................15
B. Data Penanggung Jawab.....................................................................................................15
C. Riwayat Kehamilan Saat Ini...............................................................................................15
D. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu.................................................................16
E. Riwayat Ginekologi............................................................................................................16
F. Data Umum Kesehatan Saat Ini..........................................................................................16
G. Analisa Data....................................................................................................................21
H. Rencana Asuhan Keperawatan........................................................................................22
I. Implementasi Dan Evaluasi................................................................................................25
BAB IV..........................................................................................................................................28
KESIMPULAN..............................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHUALUAN

A. Latar belakang
Anemia pada ibu hamil menjadi masalah di dunia, karena anemia pada ibu hamil
sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi termasuk resiko
keguguran, lahir mati, rematuritas, berat bayi lahir rendah. World Health Organization
(WHO, 2014). Berdasarkan data WHO angka kejadian anemia pada ibu hamil secara
global sebanyak 28-36 juta orang, sedangkan jumlah anemia tertinggi berada di Asia,
yaitu sebanyak 12-22 juta orang, dan yang terendah berada di Oceania atau kawasan di
Samudera Pasifik sekitar 100-200 orang (WHO, 2015).
Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di negara
berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam
kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut, bahkan jarak keduanya
saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama
di negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata
kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%.Tingginya
pravalensinya anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi
pemerintah Indonesia (Adawiyani, 2013).
Sedangkan menurut Data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada
tahun 2010 menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per
100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar 2 118 per 100.000 kelahiran hidup dan
target Milenium Develpomen Goals (MDG’s) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
tahun 2015 (Kemenkes RI, 2011). Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar
37,1 % (Riskesdas, 2013). Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85
%, prevalensi ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 83,3%
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita anemia
kehamilan terbanyak. Program pemberian tablet Fe pada setiap ibu hamil yang
berkunjung ke pelayanan kesehatan nyatanya masih belum mampu menurunkan jumlah

3
penderita anemia kehamilan secara signifikan. Ketidakberhasilan program ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya cara mengkonsumsi tablet Fe yang sesuai,
baik dari segi waktu maupun cara mengkonsumsinya (Admin, 2012).
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di Negara maju
maupun Negara yang sedang berkembang. Padahal besi merupakan suatu unsur
terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupakan penyebab
anemia yang tersering. Hal ini disebabkan tubuh manusia mempunyai kemampuan
terbatas untuk menyerap besi dan sering kali tubuh mengalami kehilangan besi yang
berlebihan yang diakibatkan pendarahan (Hoffbrand, 2015).
Departemen Kesehatan RI memberikan standar pelayanan pemeriksaan ANC
selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal yaitu satu kali untuk trimester I, satu kali
untuk trimester II, dan dua kali untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi khususnya
anemia kurang gizi, hipertensi. Bidan juga memberikan nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya. Dalam setiap kunjungan ANC bidan menonjolkan
kepada ibu hamil apakah persediaannya cukup (Mufdlilah, 2009). Ikatan Bidan Indonesia
(2000) untuk mendeteksi anemia pada kehamilan dilakukan pemeriksaan kadar Hb ibu
hamil.
Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum minggu ke 12 dalam kehamilan dan
minggu ke 28. Bila kadar Hb kurang dari 11gr% pada kehamilan dinyatakan anemia dan
harus diberi suplemen tablet zat besi (Fe) secara teratur 1 tablet/hari selama 90 hari.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Mahasiswa dapat mengelola diagnosa Pada Ny. R Dengan Anemia pada kehamilan
Di Poli KIA Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta
Tujuan khusus :
a. Mengenai Penyakit
1) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian anemia
2) Mahasiswa dapat mengetahui etiologi anemia
3) Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis anemia
4) Mahasiwa dapat mengetahui klasifikasi anemia
5) Mahasiwa dapat mengetahui pencegahan anemia
6) Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan anemia
7) Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi anemia
b. Mengenai Diagnosa Keperawatan
1) Mahasiswa dapat melakukan pengkajian secara komperhensif
2) Mahasiswa dapat melakukan intervensi
3) Mahasiswa dapat mendiagnosa keperawatan
4) Mahasiswa dapat membuat rencana asuhan keperawatan
5) Mahasiswa dapat melakukan implementasi
6) Mahasiswa dapat melakukan evaluasi
7) Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan
C. Manfaat
1. Ilmu Pengetahuan
Hasil laporan ini diharapkan mampu memberikan informasi dan menambah
pengetahuan di bidang kesehatan terutama ilmu keperawatan maternitas terkait
pemberian asuhan keperawatan anemia pada ibu hamil.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Pasien
Diharapkan dapat menjadi media informasi untuk menambah pengetahuan dan
memotivasi pasien dalam melakukan tindakan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif terkait dengan kasus anemia pada ibu hamil.
b. Bagi Profesi Ners
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dalam meningkatkan perkembangan
dan kualitas kesehatan pasien serta sebagai bahan masukan terkait kasus anemia
pada ibu hamil.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
Kehamilan merupakan peristiwa yang terjadi pada seorang wanita, dimulai dari
proses fertilisasi (konsepsi) sampai kelahiran bayi. Masa kehamilan dimulai dari periode
akhir menstruasi sampai kelahiran bayi, sekitar 266-280 hari atau 37-40 minggu, yang
terdiri dari tiga trimester. Periode perkembangan kehamilan terdiri dari tiga tahap. Tahap
pertama, perkembangan zigot, yaitu pembentukan sel, pembelahan sel menjadi blastosit,
dan implantasi. Tahap kedua, perkembangan embrio, yaitu dari diferensiasi sampai
organogenesis. Tahap ketiga, perkembangan fetus (janin) atau pertumbuhan bakal bayi
(Hardinsyah dan Supariasa, 2016).
Proses kehamilan dapat menjadikan perubahan-perubahan seperti perubahan tubuh
ibu dibandingkan sebelum hamil, jumlah pertambahan berat badan selama kehamilan
beragam antar ibu hamil. Pertambahan berat badan normal ibu hamil di Indonesia
berkisar antara 10-12 kg. Tahapan pertambahan berat badan adalah trimester I yaitu 1,1
kg, trimester II yaitu 2,2 kg, dan trimester III yaitu 5,0 kg. Selain itu, terjadi perubahan
pada mekanisme pengaturan dan fungsi organ-organ tubuh, yaitu peningkatan aktivitas
fisiologis, metabolik dan anatomis. Perubahan fisiologis meliputi perubahan hormon.
Perubahan anatomis mencakup peningkatan volume darah ibu, peningkatan ukuran uterus
ibu, pertambahan plasenta dan janin (Hardinsyah dan Supariasa, 2016). Perencanaan gizi
bagi ibu hamil sebaiknya mengacu pada RDA karena kebutuhan gizinya berbeda dengan
ibu yang tidak hamil.
Kebutuhan protein ibu hamil akan meningkat sampai 68%, asam folat 100%,
kalsium 50%, dan zat besi 200-300%. Tujuannya untuk menyiapkan cukup kalori,
protein, vitamin, mineral, dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin.
Bahan makanan yang digunakan sebaiknya meliputi makanan yang mengandung protein
(hewani dan nabati), kalsium (susu dan olahannya), karbohidrat (roti dan biji-bijian),
buah dan sayur yang kaya akan vitamin C, sayuran berwarna hijau tua serta tambahan
suplementasi zat besi dan asam folat (Arisman, 2009).
Sebagian besar masalah gizi yang terjadi di dunia adalah gizi kurang, yang
utamanya disebabkan karena kurang makan. Penyebab utama pada anak dan ibu adalah
kemiskinan, tidak ada makanan, sakit yang terulang, kebiasaan praktik pemberian
makanan yang kurang tepat dan kurang perawatan dan kebersihan. Permasalahan gizi
yang sering dijumpai pada ibu hamil adalah obesitas atau kelebihan berat badan, diabetes
mellitus, hipertensi dan anemia (Hardinsyah dan Supariasa, 2016).
B. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga fungsi sebagai pembawa oksigen
keseluruh jaringan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III
atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II (Depkes RI, 2009). Anemia pada ibu
hamil adalah kondisi dimana menurunnya kadar hemoglobin, sehingga kapasitas daya
angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang
(Suhartiningsih, 2017).
Anemia dalam kehamilan dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr % pada
trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan
perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama
pada trimester 2 (Cunningham. F, 2015). Anemia yang paling sering dijumpai dalam
kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi
dalam makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena
terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita
8 hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak
hamil. Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan.
Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi
ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk
diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus
menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti, 2016) Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau
kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil, terjadi karena hemodulasi, terutama pada trimester 2 (Cunningham.
F, 2015)
C. Klasifikasi Anemia
Secara umum menurut Proverawati (2009) anemia dalam kehamilan
diklasifikasikan menjadi:
1. Anemia fisiologis
Anemia pada kehamilan dapat merupakan suatu proses fisiologis. Perubahan
volume plasma pada awal kehamilan belum signifikan . Terjadi peningkatan volume
plasma sebesar 40-60% pada trimester II dan sel darah merah sebesar 20-25% dan
mencapai puncaknya pada trimester III dan meningkat pada akhir kehamilan
sebanyak 1000 ml. Pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan
pertambahan volume plasma mengakibatkan darah menjadi encer.
Pengenceran darah memberi dampak rendahnya viskositas darah yang fungsinya
untuk memudahkan peredaran oksigen ke seluruh jaringan termasuk plasenta dan
menyebabkan anemia (Nursaputri, 2015). Perubahan hematologi saat kehamilan
bertujuan untuk menunjang proses pembentukan plasenta (Department of Health
South Australia, 2016).
2. Anemia Defisiensi Zat Besi
Zat besi adalah zat yang berfungsi untuk mengikat oksigen lalu disebarkan ke
seluruh tubuh. Penyebab anemia pada kehamilan yang paling sering yaitu defisiensi
zat besi. Ini disebabkan karena adanya penurunan jumlah hemoglobin dalam sel
darah merah (hipokromik) dan ukuran sel darah merah yang mengecil secara
abnormal (mikrositik) sehingga terjadi penurunan kapasitas darah dalam
mengedarkan oksigen ke seluruh sel dan jaringan tubuh (Prakash, 2015). Kebutuhan
zat besi selama kehamilan tiga kali lebih besar yakni mencapai 600 mg dibanding
orang normal yang dan untuk janin dibutuhkan sekitar 300 mg (Department of Health
South Australia, 2016)
3. Anemia Hipoplastik dan Aplastik
Anemia Hipoplastik dan Aplastik adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan
zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan
zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan. Untuk
menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese.
Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan metode sahli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Anemia Megaloblastik
sebanyak 29%. Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic
acid) dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang. Menurut
Hudono (2007) tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30 mg, apabila disebabkan
oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100- 1000 mikrogram sehari, baik per os
maupun parenteral.
4. Anemia hemolitik
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih
cepat daripada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling
banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan viamin B12.
Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah
memberikan makanan yang banyak mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat,
dan vitamin B12.
5. Anemia megaloblastik
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic acid) dan
defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.
D. Manifestasi Klinis
Gejala anemia pada kehamilan berupa ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing,
palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih
hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular,
lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limfe.
Gejala anemia defisiensi zat besi dapat digolongkan menjadi 3 yaitu: gejala umum
anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, dan gejala penyakit dasar. Gejala umum
anemia berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang- kunang, serta telinga
berdenging, simptomatik apabila hemoglobin <7g/dl dengan pemeriksaan fisik dijumpai
pucat terutama pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku. Gejala khas defisiensi zat
besi, yaitu gejala yang dijumpai pada anemia defisiensi zat besi dan tidak dijumpai pada
anemia jenis lain yaitu koilonychia, atropi papil lidah, stomatitis angularis, disfagia, atrofi
mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia, pica (Wulandari, 2015).
Gejala penyakit dasar seperti pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai
gejalagejala penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Contohnya
pada anemia akibat cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit
telapak tangan berwarna kuning seperti jerami (Noviawati, 2012).
E. Etiologi
1. Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2017), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu 9 hamil yang berumur
20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20
tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena
akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya,
beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.
2. Paritas
Menurt Herlina (2016), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko 1.454
kali lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan paritas rendah. Adanya
kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia.
3. Kurang Energi Kronis (KEK) 41%
2 juta ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi pada ibu
hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio
sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
konsums pangan, umur, paritas, dan sebagainya. Pengukuran lingkar lengan atas
(LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK)
Wanita UsiaSubur (WUS).
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan tatus gizi
dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk
tujuan penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu
hamil yang mempunyai ukuran LILA. sehari hari yang biasanya diiringi juga dengan
kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil yang
menderita KEK berpeluang untuk menderita anemia (Darlina, 2013).
4. Infeksi dan Penyakit
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh agar
tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar Hb <10 g/dl
memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah pula. Seseorang
dapat terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat kondidi fisiologis
(hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah atau menstruasi), adanya
penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang, malaria, TBC) (Anonim, 2014).
Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular.
Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat
menimbulkan dampak berbahaya bagi janin. Diantaranya, dapat mengakibatkan
abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat
bawaan. Penyakit infeksi yang di derita ibu hamil biasanya tidak diketahui saat
kehamilan. Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan. Pada kondisi
terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh serta zat gizi
lainnya (Bahar, 2016).
Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin dan bayi yang
akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa penyakit menular dapat mempengaruhi
kesehatan janin apabila plasenta rusak oleh bakteri atau virus penyebab penyakit.
Sekalipun janin tidak langsung menderita. penyakit, namun Demam yang menyertai
penyakit infeksi sudah cukup untuk menyebabkan keguguran. Penyakit menular yang
disebabkan virus dapat menimbulkan cacat pada janin sedangkan penyakit tidak
menular dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan kematian janin
30% (Bahar, 2016).
5. Jarak kehamilan
Menurut Ammirudin (2017) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan
prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang
dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan
yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan
kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan
jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena cadangan
zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang
dikandungnya.
6. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang di
derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai di daerah
pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan
jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat social ekonomi
rendah (Manuaba, 2010). Menurut penelitian Amirrudin dkk (2017), faktor yang
mempengaruhi status anemia adalah tingkat pendidikan rendah.
F. Batasan Anemia
1. Hb 11 gr% : Tidak anemia
2. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4. Hb < 7 gr% : Anemia berat

3. Pencegahan
Pencegahan anemia pada ibu hamil menurut Manuaba (2010) antara lain :
1. Mengonsumsi makanan lebih banyak dan beragam, contoh : sayuran warna hijau,
kacang-kacangan, protein hewani (terutama hati).
2. Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin C seperti jeruk, tomat,
mangga, dan lain-lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
3. Mengonsumsi suplemen zat besi
Tablet Fe adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan,
bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Tubuh bayi tidak dapat membuat
cadangan besi sendiri, sehingga harus menyerap cadangan besi ibu. Sehingga ibu
hamil harus terus menjaga jumlah cadangan zat besi agar tidak terjadi anemia
(Sunrinah, 2009). Tablet Fe berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sementara
sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat-zat makanan keseluruh tubuh
serta membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi.
Apabila asupan zat besi didalam tubuh berkurang maka sel darah merah juga akan
berkurang. Tubuh akan kekurangan oksigen sehingga timbul gejala-gejala anemia
(Samuel, 2010). Wanita memerlukan zat besi lebih banyak daripada laki-laki karena
wanita mengalami menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50-80 cc setiap bulan dan
kehilangan zat besi sebesar 30-40 mg.
juga hamil dan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel
darah merah dalam tubuhnya dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin
banyak zat besi yang hilang (Sunriah, 2009).
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil dapat berupa pencegahan dan pengobatan, antara
lain:
1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan atau konsumsi vitamin C sehingga
membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh dan menghindari zat-inhibitor
penghambat penyerapan zat besi.
2. Konsumsi suplemen zat besi pada ibu hamil sebagai pencegahan anemia.
3. Penambahan jenis zat gizi dalam bahan pangan agar meningkatkan kualitas pangan
(fortifikasi Fe).
5. Diagnosa keperawatan
1. Ansietas
2. Konstipasi
3. Kesiapan meningkatkan proses kehamilan melahirkan
4. Ketidakseimbangan nutrisi
5. Risiko kekurangan volume cairan
6. Gangguan citra tubuh
7. Gangguan eliminasi urin
8. Risiko jatuh
9. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Identitas Klien
Nama : Ny.R
Usia : 25 Tahun
Tanggal lahir : 25 April 1994
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta
No.RM : 020XXXXX
Alasan kunjungan : Periksa rutin
Tanggal kunjungan : 3 Maret 2020 Jam 10.15 WIB
Keluhan utama : Mudah capek dan sering kesemutan
Keluhan masuk RS : Flek sedikit 1 kali pada tanggal 2 Maret 2020

B. Data Penanggung Jawab


Nama : Tn.A
Usia : 26 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta
Hubungan dengan pasien : Suami

C. Riwayat Kehamilan Saat Ini


HPHT : 7 Agustus 2019
BB/TB sebelum hamil : 60/153
Status Obstetrik : G1 P0 A0
Taksiran partus : 14 Mei 2020
TD sebelum hamil : 110 mmHg
Tanggal TFU Usia Presentasi DJJ TD/BB Keluhan
Gestasi
3 Maret Belum 13 Belum Belum Belum Mudah
2020 teraba minggu teraba ada ada capek dan
lebih 4 kesemutan
hari
Periksa sebelumnya berapa kali (Trimester I: 1 kali, Trimester II:-,Trimester III:-)
Imunisasi TT I tanggal: 4 juli 2019
Imunisasi TT II tanggal: 6 Agustus 2019
Obat-obatan: tablet Fe

D. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu


Pasien belum bernah hamil
E. Riwayat Ginekologi
1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Lamanya haid : 6 hari
c. Siklus : 28 hari
d. Banyaknya : 1 hari ganti pembalut 2
e. Sifat darah : warna merah tua segar, berbau anyir, bentuk cair dan nyeri hari
pertama
2. Riwayat KB
a. Pasien mengatakan belum pernah menjalani kbkarena ini anak pertama
3. Penyakit Ginekologi
a. Pasien mengatakan tidak ada penyakit yang berhubungan dengan reproduksi,
anggota keluarga juga tidak ada.

F. Data Umum Kesehatan Saat Ini


1. Keadaan umum: Baik
2. Kesadaran: GCS: E4 V5 M6
3. TTV:
a. TD: 115/75 mmhg
b. N: 82 x/menit
c. S: 36,6O C
d. RR: 21 x/menit
4. Kadar HB 9,9
5. Kepala:
a. Inspeksi: Simetris, tidak ada luka,
b. Palpasi: tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
6. Leher:
a. Inspeksi: tidak ada jejas maupun benjolan
b. Palpasi: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Mata: Mata kanan kiri simetris, tidak terdapat luka pada mata, konjungtiva
anemis, sklera mata jernih, refleks mata normal
8. Hidung:
a. Inspeksi: Hidung simetris, tidak terdapat luka, tidak ada mucus atau cairan
lain yang keluar dari hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung
b. Palpasi: tidak ada benjolan dan nyeri tekan
9. Mulut: tidak terdapat lesi pada area mulut, tidak ada pembengkakan pada gusi
10. Telinga: Telinga kanan kiri simetris, tidak terdapat luka pada telinga dan tidak
ada cairan yang keluar
11. Masalah khusus: tidak ada
12. Dada:
a. Inspeksi: tidak ada jejas, simetris
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
13. Jantung/dada/paru:
a. I : simetris dan tidak ada jejas

b. P : tidak ada nyeri tekan

c. P : suara paru pekak dan suara jantung sonor

d. A : suara paru vesikuler, jantung terdengar suara 1 lup, suara 2 dup dan
tidak ada suara tambahan
14. Payudara
a. Inspeksi: bentuk simetris tidak ada jejas
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dan tidak ada
pembekakan
15. Areola: simetris, warna coklat, tidak ada jejas
16. Putting susu: simetris, warna coklat, puting keluar, tidak ada cairan abnormal
yang keluar, tidak ada jejas
17. Pengeluaran ASI: belum ada pengeluaran ASI
18. Masalah khusus: tidak ada
19. Abdomen
a. I : bentuk simetris dan tidak ada lesi
b. A : peristaltik usus normal 14x/menit
c. P : turgor baik, tidak ada nyeri tekan dan benjolan
d. P : suara thympani
20. Pigmentasi:
a. Inspeksi: tidak ada lesi/jejas, warna sawo matang
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan, turgor baik dan tidak ada benjolan
21. Leopod I: terbaba tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat
22. Leopod II: bagian kanan perut ibu teraba keras
23. Leopod III: belum teraba
24. Leopod IV: belum teraba
25. Masalah khusus: tidak ada
26. Perineum dan genitalia: bersih, tidak ada jejas, tidak ada cairan abnormal yang
keluar
27. Vagina: tidak ada cairan abnormal yang keluar
28. Kebersihan: baik
29. Keputihan: 3 hari sebelum menstruasi, warna putih bening, tidak bau amis
30. Hemoroid: tidak ada
31. Ekstermitas: simetris, tidak ada jejas mapun benjolan, tidak ada varises
maupun udem
32. Ekstermitas atas: simetris, tidak ada jejas mapun benjolan
33. Edema: tidak ada
34. Varises: tidak ada
35. Ekstermitas bawah: tidak ada udem
36. Reflek patella: baik
37. Pola kebiasaan sehari-hari:
a. Eliminasi
1) BAK: 1 hari 3-4 kali, jernih kuning, tidak nyeri
2) BAB : 1 hari 2 kali, lembek, tidak ada darah dan tidak nyeri
b. Istirahat dan kenyamanan
1) Pola tidur: 7-8 jam, nyenyak, mulai tidur jam 21.00-04.00
2) Pola tidur saat ini: masih biasa karena belum besar perutnya
3) Keluhan ketidanyamanan: tidak ada
38. Mobilisasi dan latihan
a. Kemampuan mobilisasi: mandiri
b. Keterbatasan mobilisasi: tidak ada
c. Latihan/senam: 1 minggu 1 kali senam di sekolahan
39. Nutrisi dan cairan
a. Kebiasaan makan: tidak ada pantangan, makan lauk sayur nasi, habis
selalu, 1 hari makan 3 kali. Akhir-akhir ini makan sedikit tapi berusaha
sering
b. Asupan cairan: minum 1 hari 6 gelas
40. Keadaan sosio spiritual
a. Adaptasi psikologis: baik karena kehamivan yang diinginkan
b. Kehamilan yang direncanakan/tidak?: iya
c. Penerimaan terhadap kehamilan: baik
d. Respon keluarga terhadap kehamilan ibu: baik
e. Adakah dukungan keluarga: ada
41. Tinggal bersama siapa?: suami
42. Punya hewan peliharaan?: tidak
43. Cara mengolah daging (dimasak >30 menit)?: iya
44. Pola hidup yang meningkatkan risiko kehamilan: tidak ada
45. Persiapan persalinan
a. Senam hamil: belum
b. Rencana tempat melahirkan: dokter
c. Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu: belum
d. Kesiapan mental ibu dan keluarga: baik
e. Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses
persalinan: sudah tau, nyeri dengan tarikan napas
46. Perawatan payudara: belum
47. Obat-obatan yang dikonsusmsi saat ini jika ada: tidak
48. Hasil pemeriksaan penunjang:
a. Pemeriksaan laboratorium: urin
b. Darah: -
c. HB: 9,9
d. Urin (apabila ada indikasi): positif hamil
e. Albumin: -
f. Reduksi: -
G. Analisa Data
TANGGAL DATA ETIOLOGI PROBLEM

Selasa, 3 Ds: Anemia Keletihan


Maret 2020 - Pasien mengatakan merasa
lemas dan cepat lelah saat
beraktifitas
- Pasien mengatakan
Pandangan kabur
- Pasien mengatakan tidak
nafsu makan
Do:
- TTV
TD : 115/75
N : 87x/menit
S : 36,5
- HB : 9,9
- Klien tampak pucat
- Akral teraba dingin dan
berkeringat
Selasa, 3 Ds: Perubahan Ansietas
Maret 2020 - Pasien mengatakan takut besar (status
terjadi hal yang tidak kesehatan)
diinginkan karena kemarin
sempat flek 1 kali sedikit
Do:

- Wajah tampak tegang


- Terlihat gelisah
H. Rencana Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
KEPERAWATAN
1 Selasa, 3 Maret Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi 1. Mengetahui secara
2020 keperawatan selama 1 x 7 lengkap penyebab dari
1. Kaji status pasien yang
Keletihan jam diharapkan masalah kelelahan yang
menyebabkan kelelahan
berhubungan keletihan pasien berkurang dialami pasien
sesuai dengan konteks usia
dengan Anemia dengan kriteria hasil: 2. Untuk meningkatkan
dan perkembangan
1. Mampu beraktivitas kadar Hb
2. Perbaiki defisit status
skala 3 ke 4 3. Untuk menjaga pasien
fisiologis sebagai prioritas
2. Tidak mudah lelah agar tidak mudah
utama
dari skala 3 ke 4 lelah
3. Konsumsi makanan 3. Tentutkan jenis dan banyak 4. Untuk membantu
sehat skala 2 ke 3 aktivitas yang dibutuhkan meningkatkan asupan
untuk menjaga ketahanan nutrisi sehingga kadar

4. Monitor intake nutrisi untuk Hb diharapkan

mengetahui sumber energi meningkat

yang adekuat 5. Untuk meningkatkan


Hb
5. Edukasi pasien
6. Untuk meningkatkan
untukmengkonsumsi tablet
Hb
Fe secara rutin
7. Mengurangi keletihan

22
6. Edukasi pasien untuk banyak dan menjaga stamina
mengkonsumsi buah dan dalam tubuh pasien
sayur

7. Edukasi untuk istirahat yang


cukup

2 Selasa, 3 Maret Setelah dilakukan asuhan Pengurangan kecemasan 1. Lebih dini mengetahui
2020 keperawatan selama 1 x 7 1. Observasi adanya tanda tanda-tanda distress
jam diharapkan masalah distress berat akan lebih baik dan
Ansietas b.d ansietas terkontrol dengan 2. Gunakan pendekatan segera ditangani
perubahan besar kriteria hasil: yang tenang dan 2. Pada pasien dengan
(status kesehatan) Tingkat kecemasan meyakinkan kecemasan
ditandai dengan 1. Perasaan gelisah 3. Puji/kuatkan perilaku membutuhkan
pasien mengatakan (dari skala 2 ke 4) yang tepat sesorang pendengar
takut terjadi hal 2. Wajah tegang 4. Dukung penggunaan yang tenang dan
yang tidak (dari skala 2 ke 4) meknisame koping yang menyakinkan
diinginkan karena 3. Rasa takut yang tepat 3. Agar kecemasan tidak
kemarin sempat diucapkan secara 5. Dorong keluarga untuk berlanjut ke stress dan
flek 1 kali sedikit, lisan mendampingi klien janin aman
wajah tampak (dari skala 2 ke 4) 4. Keluarga terutama
tegang, Terlihat suami yang
gelisah mendampingi istri
agar istri merasa
nyaman
I. Implementasi Dan Evaluasi
TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Selasa, 3 Keletihan berhubungan Pukul 08.10 WIB S:
Maret 2020 dengan anemia 1. Mengobservasi tanda- - Pasien mengatakan kegiatan sehari
tanda keletihan dan hari kerja
anemia O:
2. Mengidentifikasi - Telah diberikan edukasi terkait
strategi yang telah pengurangan keletihan
berhasil dilakukan - Telah diberikan edukasi gizi seimbang
dalam upaya pada ibu hamil terkait nafsu makan
mengurangi keletihan pasien yang menurun
3. Mendorong pasien - Telah diberikan edukasi makan sedikit
untuk belajar strategi tapi sering
mengatasi keletihan A:
sendiri - Keletihan teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi
Pukul 09.05 WIB
- Kaji tingkat keletihan pasien
1. Menginformasikan - Pantau kadar hemoglobin padapasien
kepada profesional
perawatan kesehatan
profesional lainnya
dan anggota keluarga Yogyakarta, 3 Maret 2020
dari setiap strategi
yang digunakan
pasien. Lisca Indriani

Selasa, 3 Ansietas b.d perubahan Pukul 08.30 WIB S:


Maret 2020 besar (status kesehatan) - Pasien mengatakan kalau cemas
1. Mengobservasi
ditandai dengan pasien biasannya dibawa tiduan sejenak
adanya tanda distress
mengatakan takut terjadi - Pasien mengatakan akan istirahat agar
berat
hal yang tidak diinginkan banyak agar tidak flek lagi
2. Menggunakan
karena kemarin sempat - Suami mengatakan akan mendampingi
pendekatan yang
flek 1 kali sedikit, wajah istri terus agar proses kehamilannya
tenang dan
tampak tegang, terlihat lancar
meyakinkan
gelisah O:
3. Memuji/kuatkan
- Pasien nampak tegang dan gelisah
perilaku yang tepat
A:
- Ansietas teratasi sebagian
Pukul 09.30 WIB P:
4. Mendukung - Lanjutkan intervensi
penggunaan - Dorong pasien untuk banyak istirahat
meknisame koping dan mengrangi aktivitas yang berat
yang tepat
5. Mendorong keluarga Yogyakarta, 3 Maret 2020
untuk mendampingi
klien
Lisca Indriani
BAB IV
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil data pengkajian bahwasannya Ny.R mengalami Anemia pada
kehamilannya. Kadar HB pada pasien 9,9. Masa kehamilan merupakan masa dimana
tubuh sangat membutuhkan asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun
rohani (selalu rileks dan tidak stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan
terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal.
Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas,
wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan
indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung
berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini
meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular.
Jadi , pada ibu hamil harus dijaga kesehatanya karena akan berpengaruh terhadap
kesehataan calon anaknya . Bila terjadi masalah pada saat mengandung , anak akan
mengalami kecacatan saat dilahirkan . maka harus diberikan pengetahuan dasar bagi
calon orang tua baru agar siap untuk hamil dengan kondisi yang sehat dan bayi yang
lahir sempurna.

28
DAFTAR PUSTAKA

Aisyirah, S. (2012). Faktor Yang Berhubungan dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa. Volume 4 No.43.
Astriana, W. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia. Jurnal
Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan.
Azhari, D., Yusrawati, & Rofinda, Z. D. (2015). Fetal Outcome pada Kehamilan Aterm Anemia
dan Tidak Anemia di RS Achmad Mochtar Bukittinggi jurnal Kesehatan Andalas.
Fatimah. (2015). Pelaksanaan Antenatal Care Berhubungan Dengan Anemia Pada Kehamilan
Trimester III Di Puskesmas Sedayu I Yogyakarta. JNKI, Vol. 3, No.3 Tahun 2015, 134-
139.
Herdman, T. H., & Kamitsuru. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. Jakarta: EGC. Hutami
Karunia, N. (2016). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. D dengan Kehamilan Trimester III pada
Ny. I di dusun Pasar Selasa RT. 02 RW. 01 Desa Cikoneng Wilayah Kerja UPTD
Kesehatan Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 2016. Ciamis: Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah.
Khairi, S., Setyowati, & Afiyanti, Y. (2013). Kegagalan Memutuskam Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi Selama Kehamilan: Studi Grounded Theory pada Ibu Hamil Anemia. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.2, Juli 2013, hal 85-92 pISSN 1410-4490, eISSN
2354-9203.
Kondia, M. F., & dkk. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Padediwatu Kabupaten Sumba Barat. Anemia, Pregnant Woman.
Mariana, D., Wulandari, D., & Padila. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan Silampari (JKS)
Volume 1, No 2, Januari-Juni 2018.
Mariana, D., Wulandari, D., & Padila. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan Silampari (JKS)
Volume 1, No 2, Januari-Juni 2018 e-ISSN : 2581-1975 p-ISSN : 2597-7482.
Mois, V. N. (2012). Pathway Anemia . Dipetik 08 27, 2018, dari Pathway Anemia Ibu Hamil:
https://www.scribd.com/document/340398992/PathwayAnemia-Ibu-Hamil
Nanda, D., & Rodiani. (2017). Hubungan Kunjungan Antenatal Care Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Trimester III. Majority, Volume 7 Nomor 1 November 2017.
Praditama, A. D. (2013). Pola Makan Pada Ibu Hamil Dan Pasca Melahirkan Di Desa Tiripan
Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk. Antropologi FISIPUniversitas Airlangga,
Surabaya. Pramitami, E. (2016). Evidencce-Based Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC.
Proverawati, A. (2011). Anemia Dan Anemia Kehamilan . Jakarta: Nuha Medika. Purbadewi, L.,
& Ulvie, Y. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang Volume 2
Nomor 1.
Putri, P. H., Sulistyono, A., & Mahmudah. (2015). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Anemia
pada Kehamilan Usia Remaja. Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 23 No. 1 Januari -
April 2015 : 33-36.
Sukarni, I., & Wahyu. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyaningsih, Y., & Yuliyanti, T. (2017). Penatalaksanaan Pendidikan Kesehatan Diit Anemia
Ibu Hamil Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017.
Sutarjo, U. S., & dkk. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Sutarjo, U., & dkk. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
wilkinson, J. M. (2018). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai