Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

DENGAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

OLEH

KELOMPOK VI

INDRI SAPUTRI : 1502179

LAILI SARAH : 1502179

MUNAWARAH :1602052

ANDRE REYNALDI I : 1502193

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah yang maha kuasa karena berkat Karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Gangguan Citra Tubuh yang di
berikan kepada  dosen kami Ns.Helena Patricia,M.Kep selaku pengajar mata kuliah
keperawatan Jiwa 2.
Kami menyadari walaupun bagaimana kami berusaha menyajikan makalah ini dengan
maksimal akan tetapi pasti ada kekurangan. Jadi kami harapkan kritik dan saran dari Ibu,
teman-teman, dan siapapun yang membaca makalah ini, sehingga dengan saran dan kritiknya
kami dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya dan dalam kehidupan
kami agar tetap terus barusaha untuk lebih baik.
Sekian kata pengantar dari kami apabila ada kata yang salah kami mohon maaf. Sekali
lagi kami mengatakan kami sangat berharap saran dan kritik agar kami dapat menjadi lebih
baik lagi.

Padang, April 2018

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan
yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti pada
masalah kesehatan fisik, memperlihatkan gejala yang berbeda, dan muncul oleh berbagai  
penyebab. Kejadian masalalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul
gejala yang berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapa tmenceritakan
masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan
mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi (Depkes RI. 1993).
Gangguan citratubuh adalah kekacauan pada cara seseorang merasakan citratubuhnya.
Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif, yang dapat diekspresikan secara
langsung atau tidak langsung.
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan
mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra
tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan
fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota
penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya .
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam
melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran
perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan
masalah sesuai kemampuan yang dimiliki. Klien mungkin menghindar atau menolak
berperan serta dan perawat mungkin cenderung membiarkan, khususnya pada klien yang
tidak menimbul kan keributan dan yang tidak membahayakan (Depkes RI. 1993).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian gangguan citra tubuh?
2. Apa itu etiologi citra tubuh?
3. Apa itu Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Tubuh?
4. Apa itu Citra Tubuh Negatif dan Positif ?
5. Apa itu Tanda dan Gejala ?
6. Apa itu Faktor Predisposisi dan Faktor  Presipitasi?
7. Apa itu Pohon masalah gangguan citra tubuh ?

3
8. Apa itu Tindakan keperawatan untuk klien dengan gangguan citra tubuh ?
9. Apa itu Implementasi keperawatan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan citra tubuh?
2. Untuk mengetahui etiologi citra tubuh?
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Tubuh?
4. Untuk mengetahui Citra Tubuh Negatif dan Positif ?
5. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala gangguan citra tubuh ?
6. Untuk mengetahui Faktor Predisposisi dan Faktor  Presipitasi?
7. Untuk mengetahui Pohon masalah gangguan citra tubuh ?
8. Untuk mengetahui Tindakan keperawatan untuk klien dengan gangguan citra tubuh ?
9. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi gangguan citra tubuh


Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ,ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan yang diinginkan (stuart, 2009).
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang struktur,
bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan. Citra
Tubuh merupakan salah satu komponen dari konsep diri yang membentuk persepsi seseorang
tentang tubuhnya baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan
sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang
karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter &
Perry, 2005).
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan
mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra
tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan
fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota
penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya (Kozier, 2004).

B. Etiologi gangguan citra tubuh


1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
Enterostomi, Mastaktomi, Histerektomi, Pembedahan kardiovaskuler, Pembedahan
leher radikal, Laringektomi
2. Amputasi pembedahan atau traumati
3.   Luka bakar
4.  Trauma wajah
5.  Gangguan makan
6.  Obesitas
7. Gangguan muskuluskeletal
8.  Gangguan integumen

5
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Tubuh
Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.
Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep
diri. Selain itu, sikap dan nilai cultural dan social juga mempengaruhi citra tubuh. Pandangan
pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dan pandangan orang
lain. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek
psikologinya. Pandangan yang realistic terhadap dirinya, menerima dan mengukur bagian
tubuhnya akan membuatnya lebih merasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan
meningkatkan harga diri.

D. Citra Tubuh Negatif dan Positif


Citra tubuh yang negatif merupakan suatu persepsi yang salah mengenai bentuk
individu, perasaan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya. Individu
merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh individu
adalah sebuah tanda kegagalan pribadi. Individu merasakan malu, self-conscious, dan
khawatir akan  badannya.
Citra Tubuh yang positif merupakan suatu persepsi yang benar tentang bentuk
individu, individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Individu
menghargai badan/tubuhnya yang alami dan individu memahami bahwa penampilan fisik
seseorang hanya berperan kecil dalam menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang.
Individu merasakan bangga dan menerimanya bentuk badannya yang unik dan tidak
membuang waktu untuk mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori.

E. Tanda dan Gejala


1. Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan
dapat terjadi pada saat pertama tindakan. Syok psikologis digunakan sebagai reaksi
terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh
membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari,
menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.

6
2. Menarik diri.
Menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena tidak
mungkin maka lari atau menghindar secara emosional, menjadi pasif, tergantung ,
tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.

3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.


Setelah sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul.
Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang
baru.

4. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.


5. Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi.
6. Menolak penjelasan perubahan tubuh.
7. Persepsi negatif terhadap tubuh.

F. Faktor Predisposisi dan Faktor  Presipitasi


1. Faktor Predisposisi
 Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan
teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku
berhubungan dengan harga  diri yang rendah, keracuan identitas, dan
deporsonalisasi.
 Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran
kerja,  dan harapan peran kultural.
 Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang
tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.

2. Faktor  Presipitasi
 Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian mengancam kehidupan
 Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi.

7
G. Pohon masalah

Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

Kehilangan anggota tubuh

H. Tindakan keperawatan untuk klien dengan gangguan citra tubuh:


Tujuan klien mampu:
1. Mengenal bagian tubuh yang terganggu
2. Mengidentifikasi bagian tubuh yang berfungsi dan yang terganggu
3. Mengafirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat
4. Melatih bagian tubuh yang terganggu

Tindakan keperawatan genaralis:


1. Mendiskusikan persepsi klien tentang citra tubuh nya dahulu dan saat ini, perasaan,
dan harapan citra tubuhnya saat ini
2. Memotifasi klien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara bertahap, bantu klien
menyentuh bagian tubuh tersebut
3. Meobserfasi respon klien terhadap perubahan bagian tubuh
4. Mendiskusikan kemampuan klien mengatasi masalah bagian tubuh
5. Mendiskusikan bagian tubuh yang berfungsi dan yang terganggu
6. Membantu klien untuk meningkatkan fungsi tubuh yang sehat
7. Mengajarkan klien melakukan alfirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat
Perawat mencontohkan alfirmasi:
 Tarik nafas dalam (3x) untuk relaksasi
 Ucapkan kalimat alfirmasi (sebut nama )bangga / bersyukur (sebutkan bagian
tubuh) sehat
 Atau alhamdulillah/ puji tuhan (sebutkan bagian tubuh) (sebutkan nama) sehat
Contoh: “sesa bersyukur tangan sehat”

8
8. Memberi kesempatan klien mendemostrasikan alfirmasi positif (3)
9. Memberi pujian yang realistis atas kemampuan klien
10. Mengajarkan klien untuk meningkatkan citra tubuh dan melatih bagian tubuh yang
terganggu dengan :
Menggunakan protese, cosmetik/ alat lain sesegera mungkin dan menggunakan
pakaian baru
11. Memotifasi klien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada pembentukan tubuh
yang ideal
12. Menyusul jadwal kegiatan sehari-hari
13. Memotifasi klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat aktifitas keluarga
sosial

- Tindakan keperawatan pada keluarga


Tujuan keluarga mampu:
1. Mengenal masalah gangguan citra tubuh
2. Mengetahui cara mengatsi masalah gangguan citra tubuh
3. Merawat klien dengan gangguan citra tubuh
4. Menyusun rencana tindakan untuk klien dengan gangguan citra tubuh

- Tindakan keperawatan generalis


1. Menjelaskan pasa keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada klien
2. Menjelaskan pada keluarga tentang cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh
3. Melatih keluarga membimbing klien melakukan alfirmasi dan melatih bagian tubuh
yang sehat
4. Mengarkan pada keluarga tentang cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh
5. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan klien dirumah
6. Menfasiltasi interaksi dirumah
7. Melaksanakan kegiatan dirumah dan kegiatan sosial
8. Memberi pujian atas kegiatan yang telah dilakukan klien
9. Bersama keluarga susun tindakan akan dilakukan keluarga untuk gangguan citra
tubuh
10. Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga

9
- Terapi aktifitas kelompok (TAK)
Terapi kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan gangguan citra tubuh:
1. TAK simulasi persepsi untuk HDR
 Sesi 1 : identifikasi kemampuan / hal positif pada diri
 Sesi 2: melatih kemampuan/ hal positif pada diri
2. Pendidikan kesehatan pada kelompok keluarga klien gangguan citra tubuh

I. Implementasi keperawatan
 Mengkaji tanda dan gejala gangguan citra tubuh
 Mendiskusikan dengan persepsi tentang citra tubuh
 Mendikusikan dengan klien potensi bagian tubuh yang lain
 Membantu klien untuk meningkatkan fungsi tubuh yang terganggu
 Membantu klien untuk mengoptimalkan bagian tubuh yang masih normal

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ,ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan yang diinginkan (stuart, 2009).
Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara
sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh
berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah kumpulan sikap individu, baik
yang disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap dirinya.

B. Saran
Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga jika ada 
ketidakpuasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu merubah dirinya kearah
yang negatif. Maka ketika individu berhasil untuk menerima dirinya sendiri dan bisa
mencapai sesuatu hal tersebut. Dan pada akhirnya pandangan manusia dalam
mendeskripsikan pandangan terhadap citra tubuhnya bukan memburuk tetapi berharap lebih
baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Muhith, Abdul. 2016. Pendidikan Keperawatan Jiwa.yogyakarta: CV Andi Offset.


2. Depkes RI. 1993, PedomanPenggolonganDiagnostikGangguanJiwa di Indonesia. III
Depkes RI.
3. Keliat,.B.A. 2009.  Model PraktikKeperawatanProfesionalJiwa.Jakarta : EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai