Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An.K DENGAN THALASEMIA MAYOR


DI POLIKLINIK THALASEMIA
RSUP DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG

Oleh:

DANITA SUCI LESTARI


220112140092

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK ANGKATAN XXVIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.K DENGAN THALASEMIA
MAYOR DI POLI THALASEMIA
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : An. K
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 13 April 2008
Umur : 6 tahun 8 bulan
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Diagnosa Medis : Thalasemia Mayor
Tanggal Dikaji : 9 Desember 2014
Tanggal Masuk RS : 9 Desember 2014
No Medrec : 0000784158

2. Identitas Orang tua


AYAH IBU
Nama : Tn. P Ny. L
Umur : 40 tahun 30 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Wiraswasta IRT
Suku bangsa : Sunda/Indonesia Sunda/Indonesia
Alamat : Baleendah Bandung Baleendah Bandung

2. Keluhan utama/alasan masuk RS


Klien mengeluh pucat.

3. Riwayat kesehatan sekarang


Pada umur 4 bulan klien didiagnosa menderita penyakit Thalasemia
Mayor karena terlihat pucat dan semakin bertambah pucat. Sejak itu klien
harus ditransfusi setiap 1 bulan sekali dan dibawa berobat ke RS Hasan Sadikin
Bandung dan mendapat transfusi sampai saat ini. Pada saat pengkajian, klien
mengeluh pucat nilai Hb 7,5 gr/dl, klien memeriksakannya ke RSHS Bandung.

4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


a. Prenatal
Selama kehamilan, ibu klien memeriksakan rutin kehamilannya ke
dokter. Tidak ada kesulitan makan saat hamil. Juga tidak ada penyulit atau
penyakit berat selama hami. Riwayat minum obat-obatan/jamu-jamuan
selama hamil tidak ada. Kenaikan berat badan selama hamil sebanyak 10 kg.
Imunisasi semasa hamil lengkap. Ibu jarang meminum vitamin dan Fe saat
kehamilannya. Pada trimester pertama ibu mengeluhkan mual-mual, mutah
dan pusing.
b. Natal
Klien dilahirkan di bidan. Lahir spontan dengan berat badan lahir 2800
gram, panjang badan lahir 48 cm. Lahir langsung menangis.
c. Post Natal
Klien tidak mengalami kesulitan bernafas setelah lahir.

5. Riwayat masa lalu


Sejak lahir klien sehat-sehat saja, hanya klien sering mengalami batuk
pilek biasa. Klien tidak ada riwayat alergi. Riwayat imunisasi dasar lengkap.
Setelah usia 4 bulan klien mengalami pucat dan lemas.lalu klien dibawa ke
rumah sakit Rajawali dan dinyatakan sakit demam berdarah, namun setelah
sembuh dari demam berdarah, klien terlihat pucat terus menerus dan lemas.
Akhirnya klien dibawa lagi ke rumah sakit ujung berung dan didiagnosa
thalasemia mayor. Sampai sekarang klien berobat untuk dilakukan transfusi
setiap bulan.
6. Riwayat keluarga
Ibu klien mengatakan anggota keluarga yang lain tidak ada yang
menderita sakit seperti klien. Dari keluarga ayah maupun ibu tidak ada riwayat
Thalasemia.

7. Riwayat sosial
Klien merupakan anak pertama di keluarganya. Ibu klien mengatakan
klien telah mengikuti PAUD, tetapi belum mau untuk melanjutkan ke SD.
Klien kurang mau untuk bermain bersama teman-teman di lingkungan
rumahnya dikarenakan klien merasa malu dengan kondisinya. Klien lebih suka
bermain didalam rumah bersama saudaranya yang sering main kerumah. Klien
kurang kooperatif saat dilakukan tindakan.
Keluarga klien sudah menerima keadaan dan menerima tindakan apa saja
yang dilakukan petugas kesehatan untuk kesembuhan klien, dan punya
motivasi besar agar anaknya bisa bertahan hidup sebagai seorang penderita
thalasemia.

8. Kebutuhan dasar (makan, minum, eliminasi, tidur, aktivitas bermain)


1. Nutrisi
 Makan
 Frekuensi 2-3 x sehari
 Porsi 1 porsi
 Jenis Nasi, ikan/daging, sayur
 Pantangan Daging merah dan sayur hijau
 Minum
 Air putih ± 5 gelas sehari
 Susu ± 1 gelas sehari
2. Eliminasi
 BAB Di toilet
1. Frekuensi 1 kali sehari
2. Warna Kuning
3. Konsistensi Padat, bau khas feses
 BAK
 Frekuensi 3-4 kali sehari
 Warna Kuning pekat
3. Istirahat & Tidur
 Tidur malam ± 10 jam (20.00 – 06.00)
 Tidur siang ± 1-2 jam (14.00-16.00)
4. Aktivitas bermain Permainan sesuai usia

9. Pemeriksaan fisik:
a. Keadaan umum : baik, tingkat kesadaran: compos mentis,
GCS (E4M6V5) = 15
b. TTV : RR 32 x/m, HR 110 x/m, Suhu : 37 °C
c. Pemeriksaan antropometri:
BB : 14 kg TB: 103 cm
d. Pemeriksaan fisik head to toe
 Kepala : bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata, hitam, lurus,
bersih. Tidak ada luka. Wajah tampak facial coolay, warna kulit wajah
kehitaman.
 Mata : mata sejajar pinna. conjunctiva anemis, sklera tidak ikterik.
Pupil bulat, isokor. Rangsang cahaya (+). Pergerakan bola mata ke
segala arah. Fungsi penglihatan normal.
 Telinga: daun telinga bersih. Tidak ada serumen. Fungsi pendengaran
baik
 Hidung : bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping
hidung
 Mulut dan gigi: mukosa bibir merah muda, lembab. Kebersihan gigi
cukup. Tidak ada lesi.
 Leher : tidak ada peninggian JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada kaku kuduk
 Dada : bentuk simetris. Pergerakan dada simetris. Tidak ada retraksi
intercosta. Bunyi nafas vesikuler. Rasio inspirasi ekspirasi 1 : 2. Bunyi
jantung: S1S2 lup dup. Tidak terdengar S3 dan S4. Tidak ada murmur
atau gallop. Irama jantung reguler.
 Abdomen: bentuk datar, lembut. Bising usus (+) 10 x/menit. Tidak ada
kembung, tidak ada distensi. Hepar teraba 3 cm batas arkus costae.
Limfa teraba. Tidak ada nyeri tekan atau nyeri lepas.
 Punggung: Tidak ada benjolan. Tidak ada nyeri tekan.
 Ekstremitas: atas dan bawah simetris, tidak ada kelemahan atau spastik.
Tidak tampak kelainan tulang. Kekuatan otot 5/5/5/5. Reflek lengan
(+). Reflek tungkai (+). Bruzinski (-), Reflek babinski (-). Tangan kiri
terpasang infus untuk transfusi.
 Genetalia: tidak ada kelainan

10. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Lab. darah 9 Desember 2014
Pemeriksaan Hasil ukur Nilai rujukan
Hb 7,5 11,5 - 13,5 g/dl
Ht 23 34 - 40 %

11. Penatalaksanaan
- PRC 210 cc
- Vit C 1 x 2 tab
- Deferon 3 x 1 tab
- Asam folat 1 x 5

B. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS : -
DO : Thalasemia ß: defisiensi Perubahan perfusi
- Klien tampak pucat, sintesa rantai ß jaringan
conjunctiva anemis
- Hb 7,5 gr/dl Kerusakan pembentukan
hemoglobin

Hemolisis

Anemia

Transpor oksigen ke jaringan


perifer ↓

Perubahan perfusi jaringan


DS :
- Klien mengatakan Haemoglobin menurun Intoleransi aktivitas
mudah capek saat
melakukan kegiatan Transport oksigen ke
jaringan↓
DO :
- Hb : 7,5 g/dl Demand & supply tidak
- Klien tampak pucat, seimbang
conjunctiva anemis,
membran mukosa bibir Metabolisme↓
anemis
Intoleransi aktivitas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen ke sel.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen dan kebutuhan.
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Perencanaan


Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Perubahan perfusi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda 1. Adanya perubahan perfusi jaringan otak
jaringan berhubungan intervensi keperawatan vital menyebabkan perubahan tanda-tanda
dengan penurunan selama 4 jam, peubahan vital: TD↓, RR↑
2. Meningkatnya ekspansi paru dan
komponen seluler perfusi jaringan bisa diatasi
2. Tinggikan posisi memaksimalkan oksigenasi paru untuk
yang diperlukan dengan kriteria: kebutuhan seluler.
kepala di tempat tidur sesuai
untuk pengiriman - Kadar haemoglobin 3. Dispnea menunjukkan GJK karena
toleransi
oksigen ke sel. meningkat (9 – 10 gr/dl) regangan jantung lama/peningkatan
- Warna kulit tidak kompensasi curah jantung.
anemis, membran 3. Awasi upaya
mukosa tidak anemis pernafasan, auskultasi bunyi nafas
: perhatikan bunyi nafas tambahan 4. Kenyaman pasien/kebutuhan rasa hangat
- Suhu tubuh dalam batas harus seimbang dengan kebutuhan untuk
normal : 36,5 – 37,5°C menghindari panas berlebihan pencetus
- Integritas kulit terjaga vasodilatasi.
4. Catat keluhan rasa
dingin, pertahankan suhu 5. Meningkatkan jumlah sel pembawa
lingkungan dan tubuh hangat oksigen:memperbaiki defisiensi untuk
sesuai dengan indikasi. menurunkan resiko perdarahan.
5. Berikan PRC 210 CC.
6. Membantu pengeluaran zat besi
berlebihan akibat tranfusi yang sering
6. Kolaborasi untuk
pemberian terapi Feriprox Syr 3 x
1 cth

2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Mempengaruhi


berhubungan dengan intervensi keperawatan kemampuan pasien untuk pilihan intervensi / bantuan.
No. Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
ketidakseimbangan selama 5 jam, intoleransi melakukan aktivitas 2. Manifestasi
antara suplai oksigen aktivitas bisa diatasi 2. Monitor TTV kardiopulmonal dari upaya jantung dan
dan kebutuhan. dengan kriteria: paru untuk membawa jumlah O2 adekuat
3. Ubah posisi ke jaringan.
- Menunjukkan
klien dengan perlahan dan pantau 3. Hipotensi postural /
peningkatan toleransi
terhadap pusing hipoksio serebral dapat menyebabkan
aktivitas
pusing, berdenyut dan peningkatan
resiko cidera.
E. CATATAN KEPERAWATAN
No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Diagnos
a
1 9 Desember 1. Melakukan pemeriksaan - HR: 88 x/menit, RR:
2014 tanda-tanda vital 32 x/m, S: 37,0°C
Jam 09.00 –
2. Mengatur posisi kepala - Klien berbaring di
14.00
di tempat tidur sesuai toleransi tempat tidur dengan
satu bantal

3. Melakukan auskultasi
bunyi nafas
- Bunyi nafas bising
vesikuler, tidak ada
Danita
bunyi nafas
tambahan Suci
Lestari
4. Melakukan kolaborasi
pemberian transfusi.
Melakukan pemasangan infus - . Tangan kiri klien
Nacl dilanjutkan dengan terpasang transfusi
memasang transfusi PRC 210 PRC 210 cc. Tidak
cc. Mengawasi ketat ada tanda-tanda
komplikasi transfusi. infeksi pda lokasi
penusukan.
5. Mengadakan kolaborasi Transfusi PRC habis
pemberi an Feriprox 3x1 cth jam 14.10

- Klien minum obat


Feriprox 1 cth

2 9 Desember 1. Mengkaji kemampuan pasien - Klien mampu


2014 untuk melakukan aktivitas melakukan aktivitas
Jam 09.00 – sehari-hari: makan,
minum, mandi dan
14.00
membaca buku
2. Menganjurkan klien untuk Danita
- Klien sekali- kali
mengubah posisi dengan
mengubah posisi Suci
perlahan dan memantau
dari tidur menjadi Lestari
terhadap pusing
duduk dan
mengatakan tidak
merasa pusing

Anda mungkin juga menyukai