Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI PADA PASIEN BERAT

BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG AMANAH PKU


MUHAMMADIYAH GOMBONG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :
Ari Chaeryyah
A32020015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI PADA PASIEN BERAT


BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG AMANAH PKU
MUHAMMADIYAH GOMBONG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


Ari Chaeryyah
A32020015

Pembimbing

(Nurlaila, M. Kep)

i
ii
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................
........................................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian.....................................................................................................1
B. Etiologi.........................................................................................................1
C. Batasan Karakteristik...................................................................................2
D. Fokus Pengkajian.........................................................................................2
E. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan......................................................4
F. Masalah Keperawatan Lain yang muncul....................................................5
G. Intervensi Keperawatan................................................................................5
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian....................................................................................................8
B. Analisis Data..............................................................................................15
C. Intervensi Keperawatan..............................................................................16
D. Implementasi Keperawatan........................................................................17
E. Evaluasi......................................................................................................19
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian..................................................................................................22
B. Diagnosa.....................................................................................................22
C. Intervensi manajemen nutrisi.....................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Defisit nutrisi yaitu ketidakcukupan asupan zat gizi untuk
memenuhi kebutuhan energi harian karena asupan makanan yang tidak
memadai atau karena gangguan pencernaan dan penyerapan makanan
(Proverawati & Ismawati, 2015).
Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Defisit nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolik (NANDA, 2017).
WHO (World Health Organization) mendefinisikan BBLR sebagai
bayi yang lahir dengan berat ≤ 2500 gr. WHO mengelompokkan BBLR
menjadi 3 macam, yaitu BBLR (1500–2499 gram), BBLSR (1000- 1499
gram), BBLER (< 1000 gram) (WHO, 2015).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gr pada waktu lahir (Nurarif, 2015).
Kesimpulan : BBLR adalah bayi dengan berat bayi lahir rendah
kurang dari 2500 gr pada waktu lahir dan beresiko mengalami defisit
nutrisi yaitu asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme dikarena pencernaan dan penyerapan makanan belum
memadai.

B. Etiologi
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) penyebab defisit nutrisi
antara lain :
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbi nutrient
4. Peningkatan kebutuhan metabolism
5. Faktor ekonomi (mis, finansial tidak mencukupi)

1
6. Faktor psikologis (mis, stress, keengganan untuk makan).

C. Batasan Karakteristik
1. Gejala dan tanda mayor
Objektif : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentan ideal
2. Gejala dan tanda minor
a. Subjektif
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
b. Objektif
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

D. Fokus Pengkajian
Menurut (Salsabila & Dian, 2016) pengkajian pada bayi BBLR dengan
defisit nutrisi meliputi:
1. Identitas
Pada pasien BBLR, angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada
bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia <20 tahun dan >35
tahun, selain itu jarak kehamilan yang terlalu pendek (kurang dari 1
tahun) juga mempengaruhi terjadinya BBLR.
2. Riwayat kesehatan :
a. APGAR score
b. Berat badan ≤ 2500 gram.
c. Panjang kurang dari 45 cm

2
d. LD < 30 cm
e. LK < 33 cm
f. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea
3. Riwayat persalinan
a. Prenatal
Komplikasi kehamilan (ibu menderita Toksemia gravidarum,
perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut,
Diabetes Mellitus). Riwayat penggunaan obat selama ibu hamil
seperti pengguna narkotika.
b. Riwayat Natal
Setelah bayi lahir kelainan fisik yang mungkin terlihat, nilai
APGAR pada 1-5 menit, 0-3 menunjukkan kegawatan yang parah,
4-6 kegawatan sedang, dan 7-10 normal.
4. Status gizi
a. Pemberian ASI
Pertama kali disusui : sejak dilahirkan
Cara pemberian : dengan menetek/disusui langsung
Lama pemberian : sampai anak usia 2 tahun
b. Pemberian susu formula
Alasan pemberian susu formula: karna pemberian asi sudah
cukup selama 2 tahun dan setelah itu di lanjutkan dengan susu
formula. Jumlah pemberian : 2 gelas/hari atau kira-kira 400 ml
Cara pemberian: dengan menggunakan gelas
5. Pemeriksaan fisik
a. Antropometri meliputi pemeriksaan berat badan, panjang badan,
lingkar kepala, dan lingkar dada. Panjang badan kurang dari 45
cm, berat badan kurang dari 2500 gram, lingkar dada kurang dari
30 cm, lingkar lengan atas kurang dari 9 cm, lingkar kepala fronto
occipitalis kurang dari 12 cm, lingkar kepala submetobregmatika
kurang dari 9,5 cm (Maryunani, 2013).
b. Gejala cardinal meliputi suhu tubuh, nadi, respiradi, dan tekanan
darah.

3
E. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan
1. Patofisiologi
Bayi berat badan bayi lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi
waktu dilahirkan memiliki berat kurang dari 2,5 kg yang merupakan
hasil dari kelahiran premature (sebelum 37 minggu usia kehamilan).
Bayi dengan berat badan lahir rendah sangat erat kaitannya dengan
mortalitas dan morbiditas, sehinggaakan menghambat pertumbuhan
dan perkembangan kognitif serta penyakitkronis di kemudian hari
(World health Organization, 2014).
Bayi lahir dengan berat badan rendah dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Penyebab utama dan yang paling banyak terjadi
adalah kelahiran premature. Kelahiran premature yaitu persalinan yang
terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi prematur tidak sempat
mengalami pertumbuhan pesat yang terjadi pada trimester akhir
kehamilan. Maka dari itu, bayi tersebut cenderung memiliki berat
badan rendah dan bertubuh kecil. Selain dari umur kehamilan ada juga
beberapa faktor lain yang menyebabkan bayi lahir dengan BBLR,
seperti komplikasi saat kehamilan, ibu mengalami malnutrisi saat
hamil, dan janin mengalami kondisi medis bawaan. Hal ini juga terjadi
karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu berada didalam
kandungan. Hal ini disebabkan oleh penyakit yang dialami ibu seperti
adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan keadaan lain
yang menyebabkan suplai makanan ke bayi menjadi berkurang.
Kelahiran premature menyebabkan pertumbuhan organ belum
sempurna. Bayi dengan BBLR terutama yang kurang bulan umunya
saluran pencernaan belum berfungsi seperti bayi yang cukup bulan.
Hal ini diakibatkan karena tidakadanya koordinasi menghisap dan
menelan sampai usia gestasi 33-34 minggu, kurangnya cadangan
nutrisi dikarenakan kurang dapat menyerap lemak dan mencerna
protein, jumlah ezim dalam pencernaan belum mencukupi, waktu
pengkosongan lambung yang lambat dan penurunan/tidak adanya
motilitas (Sukarni, 2014).

4
2. Pathway
Prematuritas

Faktor ibu: Umur Faktor plasenta: Faktor janin: kelainan


(20th), Paritas, ras, penyakit vaskuler, kromosom,
infertilitas, riwayat kehamilan ganda, malformasi, TORCH,
kehamilan tak baik, malformasi, tumor kehamilan ganda
Rahim abnormal, dll
Dinding otot rahim Bayi lahir premature
bagian bawah lemah (BBLR/BBSLR)
Permukaan tubuh Jaringan lemak Fungsi organ-orgam
relative lebih luas subkutan lebih tipis belum baik
Pemaparan dengan Kekurangan cadangn Pertumbuhan diding
suhu luar energi dada belum sempurna
dan vaskuler paru
imatur
Kehilangan panas Malnutrisi Insuf pernapasan
Dehidrasi Hipoglikemia Pola Nafas Tidak
Efektif
Risiko Hipotermia Reflek menelan Penurunan daya tahan
belum sempurna tubuh
Defisit Nutrisi Resiko Infeksi
(Nurarif, 2015)

F. Masalah Keperawatan Lain yang muncul


1. Defisit Nutrisi
2. Pola Nafas Tidak Efektif
3. Disfungsi Mortilitas Gastrointestinal
4. Risiko Hipotermia

G. Intervensi Keperawatan
1. Defisit Nutrisi d.d ketidakmampuan menelan makanan
Tujuan : Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi seimbang

5
Kriteria Hasil :
Status Nutrisi Bayi (L.03031)
a. Berat badan meningkat
b. Panjang badan meningkat
c. Prematuritas menurun
d. Kesulitan makan menurun
Intervensi :
Manajemen Nutrisi (l.03119)
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
c. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
d. Monitor berat badan
e. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis, Pereda nyeri,
antiemetic) jika perlu
2. Pola nafas tidak efektif d.d kelemahan otot pernapasan
Tujuan : Mengidentifikasi dan mengelolah kepatenan jalan nafas
Kriteria Hasil :
Pola Nafas (L.01004)
a. Dispnea menurun
b. Penggunaan otot bantu nafas menurun
c. Pernapasan cuping hidung menurun
d. Frekuensi nafas membaik
Intervensi :
Manajemen Jalan Nafas (l.01011)
a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
b. Monitor bunyi nafas tambahan (missal, gurgling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
d. Posisikan semi-Fowler
e. Berikan minum hangat
f. Berikan oksigen

6
3. Risiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
Tujuan : Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang
organisme patologis
Kriteria Hasil :
Tingkat infeksi (L.14137)
a. Kemerahan menurun
b. Nyeri menurun
c. Kultur sputum membaik
Intervensi :
Pencegahan Infeksi (l.14539)
a. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
b. Berikan perawatan kulit pada area edema
c. Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
d. Kolaborasi pemberian antibiotik
4. Resiko Hipotermia d.d berat badan lahir rendah
Tujuan : Mengidentifikasi dan mengelolah suhu tubuh
dibawah rentan normal
Kriteria Hasil : Termoregulasi (L.14134)
a. Kulit merah menurun
b. Suhu tubuh membaik
c. Suhu kulit membaik
Intervensi : Manajemen Hipotermia (l.14507)
a. Monitor suhu tubuh
b. Identifikasi penyebab hipotermia (mis, terpapar suhu lingkungan
rendah, pakaian tipis, kerusakan hipotalamus, penurunan laju
metabolism, kekurangan lemak subkutan)
c. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
d. Sediakan lingkungan yang hangat
e. Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis, perawatan metode
kangguru).

7
BAB II
TINJAUAN KASUS

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


PENGKAJIAN NEONATUS

A. IDENTITAS NEONATUS
Nama Bayi : By Ny M
Tanggal Lahir : 10 November 2020 Jam : 00.25
Jenis : Laki – Laki / Perempuan
Umur : 3 hari
Ruang : Amanah
Kelahiran : tunggal/kembar, hidup/mati
Tanggal MRS : 10 November 2020 Jam : 00.25
Tanggal Pengkajian : 12 November 2020 Jam : 08.00
Diagnosa medis : BBLR
B. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu : Ny M Nama Ayah : Tn M
Umur Ibu : 27 tahun Umur Ayah : 31 tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Ayah : Karyawan
Pendidikan Ibu : SLTA Pendidikan Ayah : SLTA
Agama : Islam
Alamat : Kalitengah
Dikirim Oleh : IGD

C. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN :


1. Riwayat Kehamilan
Ibu (G)1P0A0
BB : 1560 gram Umur Kehamilan : 34+5 minggu
TB : 43 cm
Pemeriksaan antenatal 5 kali di bidan
Teratur/tidak teratur, sejak kehamilan 6 minggu

8
Penyakit/komplikasi kehamilan : Tidak ada
Kebiasaan makanan : normal
Merokok : ya/tidak
Jamu : ya/ tidak
Kebiasaan minum obat : ya/tidak
Periksa terakhir :
Hb 11.6 gr%
Golongan Darah :-
Gula Darah : 92 mg%
Lain – Lain :
a. Leukosit : 54.29 rb/ul nilai normal 5-21 rb/ul
b. Spescimen secret mata : kokus gram positif (+) dan batang
gram negative (+)
c. Pemeriksaan rontgen : baik
Pernah mendapat terapi :-
Alergi obat : tidak ada

2. Riwayat Persalinan
Persalinan dilakukan di ruang VK PKU Muhammadiyah Gombong secara
spontan. Usia kehamilan 34+5 minggu, air ketuban jernih.

D. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
a. Keluhan utama
Berat badan bayi 1560 gram
b. Riwayat penyakit Sekarang : (awal sakit hingga saat ini)
Berat badan bayi Ny.M 1560 gr saat lahir dan saat di kaji berat badan
bayi 1.600 gr dan reflek menelan & menghisap lemah. Terdapat secret
di kedua matanya. Kulit kemerahan, akral hangat dan kulit kering.

9
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya :
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
By Ny M lahir dengan spontan. Berat badan bayi rendah yaitu 1560 gr.
Air ketuban jernih. Umur kehamilan 34+5 minggu.
b. Imunisasi : Vit K 1 kali, Hb0 1 kali
3. Riwayat Keluarga
Genogram :

Tn M Ny M

By Ny M

Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Garis keturunan
Garis pernikahan
Pasien

4. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan


Tahap Pertumbuhan
a. Berat badan lahir : 1560 gr
Berat badan sekarang : 1600 gr
b. Lingkar Kepala : 31 cm
Lingkar Dada : 24 cm
Lingkar Abdomen : 28 cm
Lingkar Lengan Atas : 7,5 cm
c. Panjang Badan : 43 cm

10
Tahap Perkembangan
a. Psikososial : By Ny M dirawat di rumah sakit saat ini
b. Psikoseksual : By Ny M berjenis kelamin perempuan
c. Kognitif : By Ny M kognitif cukup

5. Pengkajian fisik
a. Tanda – Tanda Vital
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36°C
Pernafasan : 42 x/menit, tipe : vesikuler
CRT : 2 detik
Tekanan Darah: - mmHg
b. Pemeriksaan Fisik
 Refleks ; (Beri tanda √ pada hasil pemeriksaan)
Sucking (menghisap) : Ada ( ) Tidak (√ )

Palmar Grasping (menggenggam) : Ada (√ ) Tidak ( )

Tonic Neck (leher) : Ada (√) Tidak ( )

Rooting (mencari) : Ada ( √ ) Tidak ( )

Moro (kejut): Ada ( √) Tidak ( )

Babinsky : Ada ( √ ) Tidak ( )

Gallant (punggung) : Ada ( √ ) Tidak ( )

Swallowing (menelan) : Ada ( ) Tidak ( √)

Plantar Grasping (telapak kaki) : Ada ( √) Tidak ( )

11
Tonus / aktivitas
a. Aktif ( ) Tenang ( √ ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis Keras ( ) Lemah ( √ ) Melengking ( )
Kepala / leher
a. Fontanel anterior: Lunak ( √)Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( )
Cekung ( )
b. Sutura sagitalis: Tepat ( √ ) Terpisah ( ) Menjauh ( )Tumpang
tindih ( )
c. Gambaran wajah: Simetris ( √ ) Asimetris ( )
d. Molding ( ) Caput succedaneum ( √) Cephalhematoma ( )
Mata
Bersih () Sekresi ( )
Jarak interkanus : normal __ Sklera : ikterik
THT
a. Telinga : Normal ( √) Abnormal ( )
b. Hidung: Simetris ( √ ) Asimetris ( )
Wajah
a. Bibir sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit / palatum ( )
Abdomen
a. Lunak (  ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )
b. Lingkar perut : 28 cm
c. Liver : teraba (√ ) kurang 2 cm ( ) lebih 2 cm ( )
Toraks
a. Simetris (√) Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( √ ) derajat 1 ( ) derajat 2 ( )
c. Klavikula normal ( √) Abnormal ( )
Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama (√ ) Tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih (√): ronchi ( ) sekresi ( ): wheezing ( )
vesikuler ( √ )

12
c. Respirasi : spontan ( √) Tidak spontan ( )
Alat bantu nafas :( ) Oxihood: ( ) Nasal kanul: ( ) O2 /
incubator
Konsentrasi O2 : _________ liter / menit
Jantung
a. Bunyi Normal (√ ) Sinus Rhytm (NSR) ( )
Frekuensi :
b. Murmur ( ) Lokasi _____________
c. Waktu pengisian kapiler : __________
d. Denyut nadi : 121 x/menit

Nadi Perifer Keras (√) Lemah Tidak ada


Brakial kanan
Brakial kiri
Femoral kanan
Femoral kiri

Ekstremitas
Gerakan bebas (√ ) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
Ekstremita atas Normal ( √ ) Abnormal ( )
Sebutkan : Terpasang IVFD ditali pusat
Ekstremitas bawah Normal (√) Abnormal ( )
Sebutkan : ___________
Panggul Normal (√) Abnormal ( ) Tidak terkaji ( )

Umbilikus
Normal (√ ) Abnormal ( )
Inflamasi ( ) Drainase ( )
Genital
Perempuan normal (√ ) Laki-laki normal ()
Abnormal ( )
Sebutkan : ________________

13
Anus Paten (√) Imperforata ( )
Kulit
Warna Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice ( )
Sianosis pada Kuku ( ) Sirkumoral ( )
Periorbital ( ) Seluruh tubuh ( )
Kemerahan (rash) ()
Tanda lahir : ( ); sebutkan ______________
Turgor kulit : elastis (√ ) tidak elastis ( ) edema ( )
Lanugo ( )
Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu ( )
Inkubator (√ ) Suhu ruang ( √) Boks terbuka ( )
b. Suhu kulit : 36oC

Nilai Apgar
1 Menit 5 Menit
Frekuensi Jantung 2 2
Usaha bernafas 2 2
Tonus Otot 1 2
Refleks hisap 1 1
Warna Kulit 2 2
Jumlah 8 9

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Leukosit 14.01 13-38
Hemoglobin 18.1 13-17.3
Hematocrit 60.4 40-52
Gulah Darah 47 70-105
Sewaktu
Rontgen Pulmo baik Pulmo baik

F. TERAPI:
Terapi Dosisi Indikasi
Dextrose 10% Untuk meningkatkan kadar gula dalam darah

14
Gentamicyne 8 mg Untuk mengatasi infeksi akibat bakteri
Hb 0 0.5 mg Untuk mencegah tertular penyakit
Vitamin K 1 mg Untuk membantu proses pembekuan darah

ANALISA DATA
Data Klien Pathway Masalah Etiologi
Keperawatan
Ds: Berat badan bayi 1560 Bayi lahir Defisit nutrisi Ketidakmampuan
premature (D.0019) menelan
gram
(BBLR/BBSLR) makanan
Do:
 Keadaan umum Jaringan lemak
cukup subkutan tipis
 BBL: 1560 gr
 BBS: 1600 gr Kekurangan
 PB: 43 cm cadangan energi
 LK: 31 cm
 LD: 24 cm Malnutrisi
 Reflek menelan &
Hipoglikemia
hisap lemah
 BBLR & Umur
Reflek menelan
kehamilan 34+5
belum sempurna
minggu
 Terpasang OGT Deficit nutrisi
Ds: - Perubahan suhu Hipotermia Berat Badan
Do: tubuh dan suhu (D.0132) Ekstrem
 Akral dingin mitrauterin yang
 Hipoglikemi GDS 47 stabil
 S: 36oC
 RR: 42x/menit suhu ruangan
 N: 100x/menit
 CRT: 2 detik penghilangan suhu
tubuh
 BBL = 1560 gram
 BB sekarang =1600
perubahan drastis
gram
suhu tubuh

proses adaptasi

hipotermi

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit nutrisi d.d ketidakmampuan menelan makanan
2. Hipotermia b.d berat badan ekstrem

15
INTERVENSI

NO SLKI SIKI RASIONAL


DX
1 Setelah diberikan tindakan Manajemen Nutrisi (l.03119) Manajemen Nutrisi (l.03119)
keperawatan 2x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi 1. Mengidentifikasi status
diharapkan status nutrisi 2. Identifikasi kebutuhan nutrisi pasien dan
membaik dengan kriteria kalori dan jenis nutrient memantau tanda-tanda
hasil: 3. Identifikasi perlunya malnutrisi
Status Nutrisi Bayi penggunaan selang 2. Memantau kebutuhan
(L.03031) nasogastric nutrisi pasien
Indikator A T 4. Monitor berat badan 3. Memasang OGT untuk
Berat badan 2 4 5. Kolaborasi pemberian membantu memenuhi
meningkat medikasi sebelum makan kebutuhan nutrsi pasien
Panjang 2 4
(mis, Pereda nyeri, 4. Mengetahui kenaikan dan
badan
antiemetic) jika perlu penurunan berat badan
meningkat
Prematuritas 2 4 5. Untuk mengurangi nyeri
menurun dan anti mual
Kesulitan 2 4
makan
menurun
Keterangan :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
2 Setelah diberikan asuhan Manajemen hipotermia Manajemen Hiportermia
(l.14507)
keperawatan 2x24 jam (I.14507)
1. Mengetahui suhu tubuh
diharapkan hipotermi 1. Monitor suhu tubuh bayi
2. Mengetahui penyebab
membaik dengan kriteria 2. Identifikasi penyebab
hipotermia
hasil: Termoregulasi hipotermia 3. Mengetahui apa saja tanda
dan gejala hipotermia
neonatus (L.14135) 3. Monitor tanda dan

16
Indikator A T gejala 4. Untuk menghangatkan
Suhu 2 4 badan bayi
4. Sediakan lingkungan
5. Untuk menghangatkan
tubuh yang hangat (misal badan bayi
Kadar 2 4 6. Untuk menghangatkan
atur suhu ruangan,
glukosa badan bayi
inkubator)
darah
Frekuensi 2 4 5. Lakukan
nadi penghangatan pasif
Keterangan (slimut, pakaian tebal)
1. Menurun 6. Lakukan
2. Cukup menurun penghangatan aktif
3. Sedang internal (infus cairan
4. Cukup meningkat hangat, )
5. Meningkat
IMPLEMENTASI

Hari/TG N IMPLEMENTASI EVALUASI TT


L O
D
DX
Kamis, 12 1 1. Mengidentifikasi status S: -
November
nutrisi O:
2020
08.00 2. Mengidentifikasi  By Ny M terpasang OGT
WIB
kebutuhan kalori dan  By Ny M diberikan susu 2,5cc/3 jam
jenis nutrient melalui OGT
3. Memberikan susu  Residu lambung keruh
melalui OGT  Reflek menelan dan menghisap
4. Memonitor berat badan lemah
dan tanda-tanda vital  BBL: 1560 gr, BBS: 1600 gr
5. Berkolaborasi
 Terpasang infuse Dextros 10% 450
pemberian medikasi
ml/6 tpm
sebelum makan
Kamis, 12 2 1. Memonitor suhu tubuh S: -
November 2. Memasukkan bayi ke
O:
2020 inkubator
08.00 3. Melakukan  Suhu tubuh 36,5 derajat celcius
WIB penghangatan pasif
(menggunakan slimut  Bayi terlihat tenang

17
tebal dan dibedong)  Bayi dimasukkan di inkubator
dengan suhu inkubator 36,5 derajjat
celcius

Jumat, 13 1 1. Mengidentifikasi status S: -


November nutrisi
O:
2020 2. Mengidentifikasi
08.00 kebutuhan kalori dan  Keadaan umum cukup
WIB jenis nutrient
3. Memberikan susu  By Ny M terpasang OGT
melalui OGT  By Ny M diberikan susu 2,5cc/3 jam
4. Memonitor berat badan
dan tanda-tanda vital melalui OGT
5. Berkolaborasi  Residu lambung keruh
pemberian medikasi
sebelum makan  Reflek menelan dan menghisap
lemah
 By Ny M muntah (+)
 BBL: 1560 gr, BBS: 1640 gr
 Terpasang infuse dextrose 10%

Jumat, 13 2 1. Memonitor suhu tubuh S: -


November 2. Memasukkan bayi ke
O:
2020 inkubator
11.00 3. Melakukan  Suhu tubuh 36,5 derajat celcius
WIB penghangatan pasif
(menggunakan slimut  Bayi terlihat tenang
tebal dan dibedong)

EVALUASI
NO DX HARI/TANGGAL/JAM EVALUASI
1 Kamis, 12 November 2020 S: -
14.00 WIB O:
 Keadaan umum cukup
 BB: 1600 gr
 TB: 43 cm
 Nutrisi melalui OGT dengan susu 2,5cc/3 jam
 Residu lambung berwarna keruh

18
 Reflek menelan dan menghisap lemah
 Terpasang infuse dextrose 10 %
 kembung (-) dan muntah (-)
A: Masalah defisit nutrisi d.d ketidakmampuan
menelan makanan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
 Manajemen nutrisi
2 Kamis, 12 November 2020 S: -
14.00 WIB O:
 Suhu tubuh 36,5 derajat celcius
 Bayi terlihat tenang
 Bayi dimasukkan di inkubator dengan suhu
inkubator 36,5 derajjat celcius
A: Masalah hipotermi teratasi
P: Hentikan intervensi
1 Jumat, 13 November 2020 S: -
14.00 WIB O:
 Keadaan umum cukup
 BB: 1640 gr
 TB: 43 cm
 Nutrisi melalui OGT dengan susu 2,5cc/3 jam
 Residu lambung berwarna keruh
 Reflek menelan dan menghisap lemah
 Terpasang infuse dextrose 10 %
 kembung (-) dan muntah (+)
A: Masalah defisit nutrisi d.d ketidakmampuan
menelan makanan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nutrisi

19
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pada tinjauan pustaka berat badan bayi biasanya kurang dari 2500
gram, lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada, kepala relative besar
dibanding badan. Kelainan fisik yang mungkin terlihat, nilai APGAR pada
1-5 menit, 0-3 menunjukkan kegawatan yang parah, 4-6 kegawatan sedang,
dan 7-10 normal, sedangkan pada tinjauan kasus yang ditemukan BB: 1.560
gram, lapisan lemak subkutan tipis, bentuk kepala simetris kanan/kiri,
APGAR score 8-9, bayi tampak lemah dan reflek menelan lemah. Pada
pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus berat badan bayi kurang dari
2.500 gram (World health Organization, 2014).
Pada tinjauan pustaka pemeriksaan antopometri yang meliputi : Berat
badan ≤ 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, LD < 30 cm, LK <
33 cm, circumferential suboccipitalis brengmantika 31 cm, cireumferential
fronto occipitalis 34 cm, cireumferential mento occipitalis 35 (Maryunani,
2013). Sedangkan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus panjang badan 43
cm, berat badan 1.560 gram, lingkar lengan atas 7,5 cm, lingkar dada 24
cm, lingkar kepala 31 cm. Pada pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena tinjauan kasus panjang
badan 43 cm atau kurang dari 45 cm.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan tinjauan pustaka
yaitu: Defisit nutrisi d.d ketidakmampuan menelan makanan, pola nafas
tidak efektif d.d kelemahan otot pernapasan, resiko infeksi d.d
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer, risiko hipotermia d.d berat
badan lahir rendah (Nurarif, 2015). Dari empat diagnosa keperawatan pada
tinjauan pustaka tidak semua ada pada tinjauan kasus. Terdapat dua

22
diagnosa yang muncul pada tinjauan kasus yaitu: Defisit nutrisi d.d
ketidakmampuan menelan makanan dan hipotermia.
Diagnosa keperawatan diambil berdasarkan pengkajian yang telah
dilakukan oleh penulis. By Ny M saat dikaji mengalami defisit nutrisi
dilihat dari berat badan lahir 1560 gr dan berat badan saat ini 1640 gr. By
Ny M juga mengalami hipotermia dengan suhu 36 derajat celcius
dikarenakan suhu ruangan yang ada di rumah sakit serta terjadinya
hipoglikemia pada bayi dimana GDS nya 47.
C. Intervensi Keperawaan Manajemen Nutrisi
Bayi yang lahir dalam kondisi prematur memiliki kemampuan yang
kurang dalam koordinasi menghisap dan menelan yang dibutuhkan untuk
menyusu ke ibu atau minum melalui botol. Bayi prematur masih memiliki
sistem gastrointestinal yang belum matur termasuk pengosongan lambung.
Proses pengosongan lambung masih bersifat imatur meskipun pada bayi
yang lahir cukup bulan, sehingga pada bayi prematur pengosongan
lambung akan lebih lambat (Moore, Pickler, 2017). Tanda objektif lain
dari intoleransi minum yaitu meningkatnya residu lambung, emesis dan
distensi abdomen (Wertheimer et al., 2019). Pada kasus residu lambung
hal ini menandakan pasien kekurangan cairan sehingga harus ada terapi
cairan yang tepat. Bayi prematur yang mengalami intoleransi pemberian
minum dapat menimbulkan masalah seperti perkembangan saluran
pencernaan terhambat dan kekurangan kalori yang dapat menyebabkan
masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Pemberian nutrisi secara tepat diperlukan untuk proses maturasi dan
perkembangan saluran pencernaan, penyerapan, dan fungsi motorik
(Padila, Agustien, 2019). Nutrisi dapat diberikan menggunakan orogastric
tube (OGT) atau nasogastric tube (NGT). Perkembangan ketrampilan oral
motor pada bayi prematur usia gestasi kurang dari 34 minggu belum dapat
mengkoordinasikan secara simultan reflek menghisap, menelan dan
bernapas sehingga pemberian nutrisi melalui parenteral maupun enteral
(Song et al, 2019). Nutrisi enteral lebih baik dibandingkan nutrisi
parenteral. Pemberian nutrisi secara enteral mampu merangsang

23
pematangan gastrointestinal dan mencegah atrofi usus. Nutrisi yang
adekuat sangat penting untuk pertumbuhan optimal bayi berat lahir rendah
(Padila et al., 2018). Nutrisi enteral lebih diutamakan dibandingkan nutrisi
parenteral karena dapat menghindari komplikasi yang terkait kateterisasi
vascular, sepsis, dan efek merugikan. Nutrisi parenteral tetap penting
diberikan sebagai tambahan nutrisi enteral. Tujuan pemberian nutrisi pada
BBLR adalah untuk mencapai asupan enteral penuh dalam waktu singkat
namun tetap mempertahankan pertumbuhan dan nutrisi optimal dan
menghindari konsekuensi buruk dari kemajuan makan yang cepat (Kumar
et al., 2017).
Jenis susu yang terbaik untuk bayi adalah air susu ibu (ASI). ayi yang
mendapatkan ASI dapat menyerap lemak lebih banyak dibandingkan
bayi yang mendapatkan susu formula karena kandungan lipase dalam ASI
yang tidak ada dalam susu sapi. Kandungan protein yang tinggi di dalam
susu formula dapat mempengaruhi keterlambatan waktu pengosongan
lambung (Martin et al., 2016; Nangia et al., 2018; Salas et al., 2020).
Selain itu, kandungan laktosa dalam susu matang (setelah 21 hari
postpartum) cukup konstan. Konsentrasi laktosa yang stabil penting dalam
menjaga tekanan osmotik konstan dalam ASI, membantu penyerapan
mineral dan kalsium.

24
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. H., Kamitsuru, S. (2017). Nanda International Inc, Nursing


Diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017, Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Maryunani. (2013). Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta:
Trans Info Media.
Nurarif & Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jakarta: Mediaction Publishing
Pokja Tim SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Cetakan ke 2. Jakarta Selatan: Dewan pengurus Pusat PPNI 2017.
Pokja Tim SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Cetakan ke 2. Jakarta Selatan: Dewan pengurus Pusat PPNI 2018.
Pokja Tim SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Cetakan
ke 2. Jakarta Selatan: Dewan pengurus Pusat PPNI 2019.
Proverawati & Ismawati. (2015). Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Penerbit Nuha medica.
Salsabila, S., Dian, I. (2016). Nutrisi bagi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
untuk Mengoptimalkan Tumbuh Kembang. Jurnal BBLR Nutrisi.
Sukarni, I. (2014). PATOLOGI Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Neonatus
Resiko Tinggi. Yogjakarta: Nuha Medika.
World health Organization (WHO). (2014). The Inciden Of Low Birt Weigh.
World Health Statistic: Geneva.
Kumar, R. K., Singhal, A., Vaidya, U., Banerjee, S., Anwar, F., & Rao, S.
(2017). Optimizing Nutrition In Preterm Low Birth Weight Infants-
Consensus Summary. Frontiers in Nutrition, 4(20), 1–9.
Martin, C. R., Ling, P. R., & Blackburn, G. L. (2016). Review of Infant
Feeding: Key Features of Breast Milk and Infant Formula. In Nutrients,
8(5), 279–289.
Moore, T. A., & Pickler, R. H. (2017). Feeding Intolerance, Inflammation, and
Neurobehaviors in Preterm Infants. J Neonatal Nurse, 23(3), 134–141.
Nangia, S., Bishnoi, A., Goel, A., Mandal, P., Tiwari, S., & Saili, A. (2018).
Early Total Enteral Feeding in Stable Very Low Birth Weight Infants:
A Before and After Study. J Trop Pediatr, 64(1), 24–30.
Padila, P., & Agustien, I. (2019). Suhu Tubuh Bayi Prematur di Inkubator
Dinding Tunggal dengan Inkubator Dinding Tunggal Disertai Sungkup.
Jurnal Keperawatan Silampari, 2(2), 113–122.

25
Padila, P., Amin, M., & Rizki, R. (2018). Pengalaman Ibu dalam Merawat Bayi
Preterm yang Pernah dirawat di Ruang Neonatus Intensive Care Unit
Kota Bengkulu. Jurnal Keperawatan Silampari, 1(2), 1–16.
Salas, A. A., Li, P., Parks, K., Lal, C. V, Martin, C. R., & Carlo, W. A. (2020).
Early Progressive Feeding in Extremely Preterm Infants: A
Randomized Trial. The American Journal of Clinical Nutrition, 107(3),
365–370.
Song, D., Jegatheesan, P., Nafday, S., Ahmad, K. A., Nedrelow, J., Wearden,
M., Nemerofsky, S., Pooley, S., Thompson, D., Vail, D., Cornejo, T.,
Cohen, Z., & Govindaswami, B. (2019). Patterned Frequency
Modulated Oral Stimulation in Preterm Infants: A Multicenter
Randomized Controlled Trial. Plos One, 14(2), 1– 15.
Wertheimer, F., Arcinue, R., & Niklas, V. (2019). Necrotizing Enterocolitis:
Enhancing Awareness for the General Practitioner. Pediatrics in
Review, 40(10), 517–527.
WHO. 2015. Materi Pembelajaran Kesehatan Ibu & Anak. Edukia 2015.

26

Anda mungkin juga menyukai