Anda di halaman 1dari 24

Laporan Pendahuluan Askep Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah

BAB I
KONSEP MEDIS

A. Perkembangan anak usia prasekolah


1. Definisi tumbuh kembang pada anak
a. Pertumbuhan (Growth)
Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr)
atau ukuran panjang (meter/centimeter) (Soetjiningsih : 1998).
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau
ukura\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat
seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004).
b. Perkembangan (Development)
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan
yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang
paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini,
Yupi: 2004).
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang
lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari
proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998).
2. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
a. Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah.
Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati
90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata
95/58mmHg. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-
rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir.
Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang
lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun
kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih
kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun
ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki
sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak.
Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun
adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi.
b. Perkembangan
1 Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar
dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
2 Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,
minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3 Mulai memahami waktu.
4 Penggunaan tangan primer terbentuk.
a) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )
Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase
falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang
sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui
adanya perbedaan jenis kelamin.
Negatif : Memegang genetalia
Positif : Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan keinginan
b) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa
bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui
kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan
diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman
sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut
untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu
prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.
c) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.
Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.
Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman
lainnya.
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bermasyarakat.
Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan
menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul kata-kata,
mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
2) Intuitive thuoght ( 4-6 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik.
Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa memberi
alasan pada tindakan yang dilakukan.

d) Perkembangan Moral ( Kahlberg )


Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase
prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya
sebagai dasar peletakan nilai moral.
Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1) Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan
2) Orientasi hukuman dan ketaatan
3) Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan
1 Tugas perkembangan anak usia prasekolah
a) Personal / sosial
1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
4) Keluarga merupakan kelompok utama
5) Kelompok meningkat kepentingannya
6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
7) Agresif

b) Motorik
1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda
3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya
c) Bahasa dan kognitif
1) Egosentrik
2) Ketrampilan bahasa makin baik
3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?
4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk memahami,
mengatasi masalah.
d) Ketakutan
1) Pengrusakan diri
2) Dikebiri
3) Gelap,Ketidaktahuan
4) Objek bayangan, tak dikenal.
2 Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
a) Membantu anak untuk bersosialisasi
b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain
(tua) juga harus dipenuhi.
c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
3 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan
yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi
banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang, yaitu:
a) Genetika
1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
2) Keluarga,
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
3) Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
4) Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.

5) Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
b) Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur
empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.
Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
c) Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
d) Faktor prenatal
1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama
trimester akhir kehamilan
2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan conginetal, misalnya club foot
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin

5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks


6) Kelainan imunologi,
7) Psikologis ibu
e) Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
f) Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap
TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan
fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, dan obat-obatan
4 Masalah-masalah pada anak usia prasekolah
a) Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar
air, difteri, dan campak.
b) Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota
keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga
anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
c) Bahaya fisik
1) Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan tertentu.
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai
kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya
sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa
berkembang menjadi masa malu.
2) Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
d) Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah,
mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya
mengompol dan menghisap jempol.
e) Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-
benar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci.
Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-
satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak.
Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan
masalah psikis.
Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang
kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama
sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum
bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak
setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat
mengingat kembali apa yang telah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak
bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur
sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi
dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari
beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis
karena anak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada
anak yang berumur 3-8 tahun.

Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
2) Berikan cerita yang pendek.
3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
4) Gunakan lampu redup.
f) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3
tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada
umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri;
melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva
maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih
mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training)
adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot
khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).
4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.
5 Bimbingan anak selama fase prasekolah
a) Usia 3 tahun
1) Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan
yang lebih luas.
2) Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.
3) Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
4) Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
ragu/bimbang.
5) Perubahan pada anak usia 3.5 tahun : anak akan menjadi kurang koordinasi,
gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.
6) Orang tua harus memberikan perhatian yang ekstra sebagai refleksi dari
kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang tua.

7) Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 tahun
akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 tahun.
8) antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.
9) Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah
cedera.
b) Usia 4 tahun
1) Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas
motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
2) Eksplorasi perasaan orang tua berkenaan dengan tingkah laku anak.
3) Masukkan anak ke TK
4) Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks
5) Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
6) Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia
sebelumnya
c) Usia 5 tahun
1) Masa tenang pada anak
2) Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
3) Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah

d) Usia 6 tahun
Pada usia ini anak sudah memasuki masa sekolah.
6 Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak
a) Definisi bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual,
emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena
bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri
dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan
mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000)
b) Fungsi permainan pada anak
Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain:
1) Perkembangan sensori-motorik
2) Perkembangan intelektual
3) Perkembangan social
4) Perkembangan kreativitas
5) Perkembangan kesadaran diri
6) Perkembangan moral
7) Bermain sebagai terapi

c) Tujuan bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1) Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit anak
mengalami gangguan dalam tumbuh kembang
2) Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.
3) Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk
menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan
permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya,
semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya
dengan baik.
4) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
Rumh Sakit. Stress yang dialami anak di Rumah Sakit tidak dapat dihindarkan
sebagai mana juga yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah
bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor
yang dialaminya di Rumah Sakit secara efektif.

d) Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (3-6 th)
Sejalan dengan tumbuh kembangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan
motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler.
Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan
berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.
Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik play
dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya
dengan komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah
mampu memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti ayah,
ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan
motorik (skill play) banyak dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis alat
permainan yang diberikan pada anak, misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah
raga, berenang dan permainan balok-balok besar, dll.
7 Kebutuhan nutrisi pada anak usia prasekolah
Sama halnya dengan anak usia toddler, anak prasekolah mengalami pertumbuhan
sedikit lambat. Kebutuhannya kalorinya adalah 85 kkal per kg BB.
Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
perlu diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai berikut:
a) Nafsu makan berkurang
b) Anak lebih tertarik pada aktifitas bermain dengan teman atau lingkungannya
daripada makan.
c) Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.
d) Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan
bersosialisasi dengan keluarga.
Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut:
a) Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak
mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas
bermain yang lain.
b) Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan berikan dengan
frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan
padat, seperti nasi, 3 kali dalam sehari, berikan makanan ringan atau kudapan
diantara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari.
c) Izinkan anak untuk membantu orang tua menyiapkan makanan dan jangan
terlalu banyak berharap anak dapat melakukannya dengan tertib dan rapi.

d) Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus
yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang.
e) Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta perasaannya saat
makan bersama dan fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan anda
atau anggota keluarga yang lain.
A. Prioritas Masalah
1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi
perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.
2. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.
3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada
An. D b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan
pada anak prasekolah

B. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

No Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi


. keperawatan
1. 08-03- Kecemasan orang Tujuan umum: 1. Anjurkan keluarga1. Dengan
2011 tua berhubungan Setelah dilakukan untuk pengungkapan
dengan pengkajian mengungkapkan apa yang
ketidakmampuan kecemasan kecemasannya dirasakan kepada
keluarga keluarga dapat perawat, dapat
memberikan berkurang mengurangi
perawatan pada Tujuan khusus: beban yang
perubahan yanga. Keluarga mampu dirasakan.
akan terjadi pada mengenali masalah
status kesehatanb. Keluarga mampu 2. Mekanisme
anaknya. memutuskan 2. Anjurkan keluarga koping keluarga
tindakan yang untuk tetap yang adekuat
tepat untuk mempertahankan dapat mencegah
mengatasi mekanisme koping trauma yang
kecemasan. keluarga dalam berlebih
menghadapi
masalah

3. Anjurkan keluarga3. Dengan cara


untuk mengurangi mencegah dan
stresor yang tidak selalu
menyebabkan memikirkan
kecemasan masalah

4. Anjurkan keluarga
untuk meminta4. Pelayanan
bantuan dari tenaga kesehatan
kesehatan dalam merupakan salah
upaya mengurangi satubentuk
masalah kesehatan sumber daya yang
ada di
1. Anjurkan orang masyarakat.
tua atau keluarga
untuk selalu
mengawasi
Keluarga dapat kegiatan anak
mengetahui khususnya bermain
berbagai resiko yang dapat
Resiko cedera yang berhubungan membahayakan
fisik pada anak dengan anak fisik.
b/d prasekolah 2. Anjurkan
ketidakmampuan keluarga untuk
keluarga memberikan tempat
memodifikasi tersendiri untuk
lingkungan yang bermain anak.
aman untuk anak 3. Anjurkan
prasekolah keluarga
menjauhkan atau
menyimpan
peralatan yang
dapat
membahayakan
anak
4. Anjurkan
keluarga membuat
pembatas atau
pagar depan rumah
agar anak lebih
leluasa dalam
bermain.
1. Anjurkan keluarga
menyediakan
makanan yang
menarik namun
memiliki
kandungan gizi
yang baik pada
anak.
Kebutuhan nutrisi2. Berikan1. Makanan tidak
anak terpenuhi lingkungan yang merupakan focus
dengan kriteria nyaman dan anak melainkan
Resiko terjadinya khususnya terjadi menarik pada saat bermain.
gangguan nutrisi peningkatan berat anak makan.
dan kebutuhan badan
tubuh pada An. D
b/d 3. Anjurkan untuk2. Agar anak lebih
08-03- ketidakmampuan perhatikan waktu meningkat nafsu
2. 11 keluarga makan anak makannya dan
mengenali tidak terfokus
masalah nutrisi 4. Anjurkan keluarga pada bermain.
yang dibutuhkan agar anak mencoba
anak makanan yang baru3. Biasanya anak
dan masih lebih asyik
memenuhi gizi bermain hingga
seimbang lupa makan.
4. Anak cenderung
bosan dengan
makanan yang
biasa ia makan.
08-03-
11

3.

C. Pelaksanaan / Implementasi
Tgl Diagnosa Pelaksanaan /
Implementasi
08-03-2011 I
1. Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan
kecemasan.

2. Menganjurkan keluarga untuk tetap


mempertahankan mekanisme koping keluarga
dalam menghadapi masalah.

3. Menganjurkan keluarga untuk mengurangi


stressor yang menyebabkan kecemasan.

4. Menganjurkan keluarga untuk meminta bantuan


dari tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi
masalah kesehatan.

08-03-2011 II 1. Menganjurkan orang tua atau keluarga untuk


selalu mengawasi kegiatan anak khususnya
bermain yang dapat membahayakan fisik.

2. Menganjurkan keluarga untuk memberikan


tempat tersendiri untuk bermain anak.

3. Menganjurkan keluarga menjauhkan atau


menyimpan peralatan yang dapat membahayakan
anak
4. Menganjurkan keluarga membuat pembatas atau
pagar depan rumah agar anak lebih leluasa dalam
bermain.

08-03-2011 III 1. Menganjurkan keluarga menyediakan makanan


yang menarik namun memiliki kandungan gizi
yang baik pada anak.

2. memberikan lingkungan yang nyaman dan


menarik pada saat anak makan.

3. Menganjurkan untuk perhatikan waktu makan


anak

4. Menganjurkan keluarga agar anak mencoba


makanan yang baru dan masih memenuhi gizi
seimbang
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga.
( Friedman 1998 )
2. Fungsi keluarga menurut Fridmman (1986)
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi reproduksi
d) Fungsi ekonomi
e) Fungsi perawatan kesehatan
3. Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
a) Pola dan proses komunikasi
b) Struktur peran
c) Struktur kekuatan
d) Nilai nilai keluarga

4. Peran perawat keluarga


a) Perawat sebagai pendidik
b) Perawat sebagai coordinator
c) Perawat sebagai pelaksana
d) Perawat sebagai pengawas kesehatan
e) Perawat sebagai konsultan
f) Perawat sebagai kolaborasi
g) Perawat sebagai fasilitator
h) Perawat sebagai penemu kasus
i) Perawat sebagai modifikasi lingkungan
5. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
a) Pertumbuhan
Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5
tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah
bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir pada
usia 4 tahun.
b) Perkembangan
1) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar
dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
2) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,
minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3) Mulai memahami waktu.
4) Penggunaan tangan primer terbentuk.
c) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )
Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase
falik.
d) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa
bersalah.
e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.
f) Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase
prekonvensional.
6. Tugas perkembangan anak usia prasekolah
a) Personal / sosial
1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak.
4) Keluarga merupakan kelompok utama
5) Kelompok meningkat kepentingannya
6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
7) Agresif

b) Motorik
1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda
3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya
c) Bahasa dan kognitif
1) Egosentrik
2) Ketrampilan bahasa makin baik
3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?
4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk memahami,
mengatasi masalah.
d) Ketakutan
1) Pengrusakan diri
2) Dikebiri
3) Gelap,Ketidaktahuan
4) Objek bayangan, tak dikenal.
7. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
a) Membantu anak untuk bersosialisasi
b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain
(tua) juga harus dipenuhi.
c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)

d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak


e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.

B. SARAN
1. Bagi mahasiswa makalah ini dapat dijadikan acuan untuk mendapatkan
informasi tentang asuhan keperawatan pada anak prasekolah.
2. Bagi pelayanan kesehatan asuhan keperawatan pada anak prasekolah dapat
dijadikan petunjuk dalam pelayanan asuhan keperawatan yang sesuai dengan
teori yang ada.
3. Bagi keluarga yang memiliki anak prasekolah dapat mengerti proses
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mengetahui perubahan yang terjadi.
4. Bagi keluarga lingkungan sekitar juga harus diperhatikan, karena lingkungan
dapat mempengaruhi proses perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Internet, http://www.admin.blogspot.com, asuhan-keperawatan-keluarga, tanggal 01 maret


2011 jam 20.00 WIT

Internet, http:// www. Dcolzs.blogspot.com, tanggal 01 maret 2011 jam 20.10 WIT, asuhan
keperawatan dengan anak prasekolah
Internet, http:// www. Umitrastikes.blogspot.com, tanggal 01 maret 2011 jam 20.10 WIT,
asuhan keperawatan keluarga denagn anak balita dan prasekolah
Supartini yupi. 2004. Konsep dasar keperawatan anak : buku kedokteran, EGC, jakarta

Anda mungkin juga menyukai